1. Membaca
Ayat-ayat Allah
Di Alam & Diri Kita
Kajian Duha MyQuran 12/3/2016 : Atmonadi
Marqaz MyQ Margonda Raya 1 Depok, rev.01.b
2. Fenomena Alam merupakan tanda bahwa ayat-
ayat Allah sebenarnya tetap eksis (abadi).
Wacana-Nya sebagai pedoman hidup bagi semua
makhluk (manusia & jin)
dibakukan menjadi kitab Al Qur’an
melalui Utusan-Nya
3. Ayat-ayat yang Allah firmankan dalam kitab-kitab-Nya
misalnya Al-Qur’an adalah ayat qauliyah.
Ayat kauniyah, yaitu ayat-ayat dalam bentuk segala
ciptaan Allah berupa alam semesta dan semua yang ada
didalamnya, termasuk dinamika fenomena yang
ditimbulkannya.
Ayat-ayat ini meliputi segala macam ciptaan Allah, baik
itu yang kecil (mikrokosmos) ataupun yang besar
(makrokosmos).
4. Semesta Ciptaan (Makrokosmos & Mikrokosmos)
Di Planet Bumi
Yang Teramati , Terasakan & Dialami
langsung oleh manusia
5. Dimana ayat-ayat kauniyah ditemukan ?
Ayat-ayat Allah ada di Alam & Di
Diri Manusia
"“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami di segala
penjuru bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Quran
adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala
sesuatu?” QS Fushshilat ayat 53
“Dan di bumi terdapat ayat-ayat (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga)
pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” QS Adz-Dzariyat ayat 20-21
Bagaimana Membaca & Menyikapinya ?
6. Selama alam ada dan manusia masih eksis sebagai
“animal rationale” maka ayat-ayat Allah bertebaran
dimana-mana.
Hanya ayat-ayat tersebut membutuhkan suatu kondisi
untuk merenungkannya dan memahaminya kemudian
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.
Fenomena Gunung Meletus : teramati, dialami,
terasakan, dapat diperkirakan
7. GMT
atau fenomena alam lainnya yang terjadi
merupakan ayat-ayat Allah yang berbicara
langsung kepada Manusia di Bumi sebagai suatu
tanda Kemahakuasaan dan Kemahabesaran Nya.
(teramati, dialami, terasakan, dapat
diperkirakan)
Indonesia 9/3/2016
22. Rezeki : Dipastikan semua rezeki dari Allah, lahir maupun
batin.
Rezeki lahir , perolehannya masih dalam koridor nasib
dengan hukum sebab akibat, sangat dinamis,bersifat relatif,
belum menjadi takdir yang pasti.
Rezeki batin, adalah karunia Allah, namun penerimaannya
tergantung kondisi spiritual masing-masing (kemampuan
mengelola nafsu). Sering terabaikan karena dominasi rezeki
lahir yang sifatnya biologis. Padahal rezeki batin justru
mempengaruhi rezeki lahir.
23. Jodoh
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-
pasangan supaya kamu mengingat kebesaran
Allah.”
(QS. Adz Dzariyat: 59)
24. Mati : Takdir yang pasti terjadi.
Kapan, dimana, dan lagi ngapain saat
kematian tiba hanya Allah SWT yang tahu.
Maka dari itu selama hidup harus eling &
waspada karena yang satu ini. Kematian!
26. PERSEPSI KITA
Keberhasilan & kegagalan
mengenali alam & lingkungan hidup
dengan dampak baik & buruk
terjadi bersamaan.
Keberhasilan nampak menjadi suatu keajaiban,
mukjizat, dll.
Kegagalan nampak menjadi suatu adzab yang disegerakan
28. Sains/Sisi Eksterior (Lahir)
Hanya memperhatikan gejala eksterior,
fenomena alam sebagai siklus atau kejadian/peristiwa
yang mematuhi suatu aturan atau rules.
Dunia gelap tanpa pengetahuan.
Pengetahuan adalah cahaya atau nur bagi pikiran
manusia atau makhluk yang berpikir – animal rationale
29.
30. Sisi Interior/Esoteris (Batin)
Gejala Alam menunjukkan
Kemahakuasaan & Kemahabesaran
Pencipta Alam (dengan segala dampaknya)
Bagi Umat Islam, fenomena alam yang luar biasa bahkan
bisa jadi menakutkan, merupakan cara Allah untuk
mengungkapan Diri-Nya untuk lebih dikenal.
Kita merespon sesuai dengan kondisi spiritual masing-
masing, atau menunaikan ibadah sebagai persembahan
kepada-Nya (salat minta hujan, salat gerhana).
31. Siapa Dibalik Semua Itu ?
Fenomena Alam maupun kehidupan
seharusnya
mendorong kita untuk kembali sadar, tafakur & bertanya
kembali
Siapa Saya? Siapa Dia?
Diakah Tujuan awal & akhir kita?
(QS 57:3)
33. Bagi Umat Islam, gejala/fenomena alam
maupun kehidupan sehari-hari yang nampak
biasa maupun luar biasa mestinya bisa menjadi
tangga makrifat untuk lebih mengenal Allah
secara intim & sampai kepada-Nya.
34. Dari setiap fenomena, baik alam maupun
kehidupan kita, dapat muncul harapan
karena hikmah & pengetahuan yang muncul
dapat dimanfaatkan untuk mengelola
kehidupan yang lebih baik & lebih terpuji.
35. Tanpa Pemaknaan Mendalam Atas Kenyataan Hidup
Manusia Dapat Terjebak Waham Ateisme.
Waham merupakan suatu keyakinan atau pikiran yang salah karena
bertentangan dengan kenyataan (dunia realitas), serta dibangun atas
unsur-unsur yang tak berdasarkan logika, namun individu tidak mau
melepaskan wahamnya atau mempertahankannya terus-menerus
walaupun ada bukti tentang ketidakbenaran atas keyakinan itu.
37. Fenomena, gambaran peristiwa yang nampak dari alam maupun suatu peristiwa yang belum
terpahami dengan utuh.
Noise adalah kebisingan atau gangguan yang tidak atau belum teridentifikasikan dari suatu
fenomena yang kacau atau kaotis.
Data merupakan suatu objek, kejadian,atau fakta yang dapat ditangkap/ terdokumentasikan
dan memiliki kodifikasi terstruktur untuk suatu atau beberapa entitas.
Informasi sesuatu yang dihasilkan dari pengolahan data menjadi lebih mudah dimengerti
dan bermakna yang menggambarkan suatu kejadian dan fakta yang ada. Dari informasi ini
dapat dilakukan suatu tindakan pengambilan keputusan.
Pengetahuan (knowledge) adalah sesuatu yang hadir dan terwujud dalam jiwa dan pikiran
seseorang dikarenakan adanya reaksi, persentuhan, dan hubungan dengan lingkungan dan
alam sekitarnya. Pengetahuan ini meliputi emosi, tradisi, keterampilan, informasi, akidah,
dan pikiran-pikiran.
Meta-pengetahuan adalah kaidah-kaidah dasar atau metodologi yang berhubungan dengan
pengungkapan pengetahuan menjadi suatu kebenaran.
Kebijakan (Wisdom) adalah hikmah dari penggunaan pengetahuan yang benar dan bermanfaat
secara universal dan rahmatan lil aalamin.
38. Internalisasi
Jangan berhenti memandang
fenomena alam maupun
kehidupan kita
hanya sebatas indah untuk
dilihat , disentuh saja, dimiliki,
ditangisi, tapi perlu ditafakuri
supaya dapat diambil juga
hikmahnya. Tujuan akhir tafakur
meningkatkan Islam dan Iman
menjadi Ihsan yang menetap di
hati.