5. Kontrak Perkuliahan
Fisika Terapan
13:24:45
Konversi Nilai :
Huruf Mutu Angka Mutu Rentang / Batasan
A 4 A ≥ 85
A- 3.75 80 ≤ A- < 85
B+ 3.5 75 ≤ B+ < 80
B 3 70 ≤ B < 75
B- 2.75 65 ≤ B- < 70
C+ 2.5 60 ≤ C+ < 65
C 2 55 ≤ C < 60
C- 1.75 50 ≤ C- < 55
D 1 40 ≤ D < 50
E 0 E < 40
6. Kontrak Perkuliahan
Fisika Terapan
13:24:45
Buku Referensi :
1. Halliday & Resnick, Physics, John Wiley & Son Inc, New York, 1978
2. GIANCOLI, Douglas C. Physics: principles with applications. Upper Saddle
River, NJ: Pearson/Prentice Hall, 2005.
3. Sutrisno, Fisika Dasar : Mekanika dan Fluida. Penerbit ITB, 1997
4. Endarko,M.Si. ,Gatut Yudoyono, M.T. Modul Fisika, Depdiknas, Biro
Perencanaan Dan Kerjasama Luar Negeri, Jakarta, 2007
5. Sear and Zemansky, Fisika Untuk Universitas, Bina Cipta, Jakarta, 1962
7.
8. PENGUKURAN
Fisika Terapan
13:24:45
Mengukur hakekatnya membandingkan dengan acuan (standar).
• Pengukuran langsung
tak langsung
Pengukuran langsung : ada hubungan langsung antara
alat ukur dengan besaran fisis.
Misal mengukur massa, panjang, waktu, dsb.
Pengukuran tak langsung : dihitung melalui suatu perumusan
Misal massa jenis, luas, volume, dsb.
10. PENGUKURAN
Fisika Terapan
13:24:45
Sistem Satuan Internasional (SI)
Ada 3 Besaran Pokok:
No. Besaran Satuan Dimensi
1 Massa Kilogram (kg) [M]
2 Panjang Meter (m) [L]
3 Waktu Sekon (s) [T[
Sistem Satuan:
1. SI Units ( The International System Units)
2. U.S. Customary (FPS)
Sistem foot-pound-second atau sistem FPS.
foot untuk panjang, pound untuk massa atau gaya,
dan second untuk waktu.
11. PENGUKURAN
Fisika Terapan
13:24:45
Nama Panjang Waktu Massa Gaya
SI meter (m) detik (s) kilogram (kg) newton (N)
𝑘𝑔 . 𝑚
𝑠2
U.S.
Customary
(FPS)
foot (ft) detik (s) slug
𝑙𝑏 . 𝑠2
𝑓𝑡
pound
(lb)
14. PENGUKURAN
Fisika Terapan
13:24:45
Aturan penulisan besaran dan satuan SI
1. Besaran ditulis dengan angka yang diikuti spasi dan simbol satuan,
Contoh : 2.21 kg, 7.3×102 m2, 22 K.
2. Simbol satuan turunan yang diproduksi dengan perkalian dihubungkan
dengan titik tengah (·) atau spasi non-penggal (non-break space),
Contoh: N.m atau N m
3. Simbol satuan turunan yang diproduksi dengan pembagian dihubungkan
dengan pangkat negatif, atau garis miring (/).
Contoh: m/s, atau m s−1, kg.m−1·s−2
15. PENGUKURAN
Fisika Terapan
13:24:45
4. Simbol selalu ditulis dalam huruf kecil, kecuali simbol untuk prefiks giga dan
mega, dan simbol nama individu seperti N (newton), Pa (pascal), W (watt), dll
5. Ketika melakukan perhitungan, nyatakan angka-angka tersebut dalam satuan
dasar atau turunan dengan mengkonversi semua prefiks ke dalam pangkat 10.
Setelah perhitungan, sebaiknya nilai angka berkisar antara 0.1 sampai 1000
atau pilih prefiks yang sesuai.
Contoh: (50 kN)(60 nm) = [50 (10 3) N][60 (10−9)m]
= 3000 (10−6) N . m
= 3(10−3)N . m
= 3 mN . m
6. Sebaiknya jangan menggunakan prefiks sebagai angka pembagi dari satuan
kecuali kg.
Contoh : N/mm sebaiknya kN/m
m/mg sebaiknya Mm/kg
7. Sudut diukur dalam satuan radian ( 180 = π rad )
17. PENGUKURAN
Fisika Terapan
13:24:45
Hasil pengukuran :
= 1,1 cm + (14 x 0,05) mm
= 1,1 cm + (0,7) mm
= 1,1 cm + 0,07 cm = 1,17 cm
Jangka sorong :
mempunyai batas ketelitian 0,01 cm.
Ketelitian SN 0,02 mm
Hasil pengukuran :
= 2 cm + (25 x 0,02) mm
= 2 cm + (0,5) mm
= 2 cm + 0,05 cm = 2,05 cm
Ketelitian SN 0,05 mm
21. Pengukuran
Fisika Terapan
13:24:45
1. Semua angka yang bukan nol merupakan angka penting. Contoh : 6,89
ml memiliki 3 angka penting.
2. Semua angka nol yang terletak diantara bukan nol merupakan angka
penting.
Contoh : 2,0067 memiliki 5 angka penting.
3. Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang
terakhir, tetapi terletak di depan tanda desimal adalah angka penting.
Contoh : 70000 ( 5 angka penting).
4. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah
angka tidak penting. Contoh : 0,0000352 (3 angka penting).
Angka Penting
22. Pengukuran
Fisika Terapan
13:24:45
4. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir
dan di belakang tanda desimal adalah angka penting. Contoh: 23,50000
(7 angka penting).
5. Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir
dan tidak dengan tanda desimal adalah angka tidak penting. Contoh :
3500000 (2 angka penting).
6. Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama
adalah angka tidak penting. Contoh : 0,0000352 (3 angka penting).
23. Pengukuran
Fisika Terapan
13:24:45
1. Angka yang lebih dari 5 dibulatkan ke atas dan angka yang
kurang dari 5 dibulatkan ke bawah.
Contoh: 356,47 dibulatkan menjadi 356,5.
2. Apabila angkanya tepat 5, maka dilihat terlebih dahulu angka
sebelumnya. Jika angka sebelumnya ganjil, maka dibulatkan
ke atas. Namun, jika angka sebelumnya genap, maka
dibulatkan ke bawah. Contoh: 76,75 dibulatkan menjadi 76,8.
Aturan Pembulatan
24. Pengukuran
Fisika Terapan
13:24:45
1. Apabila anda melakukan operasi penjumlahan atau
pengurangan, maka hasilnya hanya boleh mengandung satu
angka taksiran (catatan : angka tafsiran adalah angka terakhir dari
suatu angka penting).
Contoh :
Jumlahkan 273,219 g; 15,5 g; dan 8,43 g (jumlahkan seperti
biasa, selanjutnya bulatkan hasilnya hingga hanya terdapat satu
angka taksiran). Angka 4 dan 9 ditiadakan. Hasilnya = 297,1
25. Pengukuran
Fisika Terapan
13:24:45
2. Pada operasi perkalian atau pembagian, hasil yang diperoleh hanya boleh
memiliki jumlah angka penting sebanyak bilangan yang angka pentingnya paling
sedikit.
• Contoh :
Hitunglah operasi perkalian berikut ini : 0,6283 cm x 2,2 cm
Hasilnya dibulatkan menjadi 1,4 cm2 (dua angka penting)
28. VEKTOR
Fisika Terapan
13:24:45
SKALAR
• Skalar : Besaran yang hanya memiliki besar (nilai).
• Contoh: massa, panjang, volume
• Cara penulisan : A
VEKTOR
• Vektor :besaran yang memiliki besar (nilai) dan arah.
• Contoh: posisi, gaya, momen
• Cara penulisan: A
29. VEKTOR
Fisika Terapan
13:24:45
Sebuah vektor dinyatakan secara grafik oleh sebuah panah yang
mendefenisikan :
- Besar : panjang panah
- Arah : sudut antara sumbu x dengan garis panah
- Indra/sense : kepala panah
Besar : 4 unit
Arah : 20° diukur searah jarum jam/ke sumbu horizontal
Sense : arah atas sebelah kanan
1
200
Ekor
Kepala
Garis aksi
30. VEKTOR
Fisika Terapan
13:24:45
Penjumlahan dan pengurangan vektor secara grafik
Pengerjaan secara grafik dapat ditempuh dengan dua cara :
1. Jajaran genjang
A
B
A + B
2. Poligon
A
B
A
B
A + B
Operasi penjumlahan dengan menyatakan negatif dari suatu vektor.
B - A = B + ( - A) A
-A
B-A
B
-A
32. VEKTOR
Fisika Terapan
13:24:45
NOTASI ANALITIS VEKTOR
Ay : besar komponen vektor A dalam arah sumbu y
Ax : besar komponen vektor A dalam arah sumbu x
Vektor arah/vektor satuan adalah vektor yang
besarnya 1 dan arahnya sesuai dengan yang
didefinisikan.
Misal dalam koordinat kartesian : i, j, k
yang masing-masing menyatakan vektor dengan
dengan arah sejajar sumbu x, sumbu y, dan
sumbu z
X
Y
FR
Fy
Fx
FR = FRx + FRy
FRx = F1x + F2x + F3x
FR𝑦 = F1y + F2y + F3y
NOTASI
SKALAR
NOTASI VEKTOR
KARTESIAN
PR = (PRx)𝐢 + (PR𝑦)𝐣 + (PR𝑧)𝐤
33. VEKTOR
Fisika Terapan
13:24:45
• Representasi Vektor
A = Ax i +Ay j + Az k
i,j,k => vektor satuan pada arah sb x,y,z
Ax, Ay, Az => besar pada sumbu x, y dan z
A = (2-0)i + (2-0)j
B = (3-1)i + (5-3)j
• Kesamaan vektor
A = B = 2i + 2j
kedua vektor beda titik pangkal
X
Y
A
B
1 2 3 4
1
2
3
4
5
0
34. VEKTOR
Fisika Terapan
13:24:45
Penjumlahan dan pengurangan vektor secara komponen
A + B = (Ax+Bx)i + (Ay+By)j + (Az+Bz)k
A - B = (Ax-Bx)i + (Ay-By)j + (Az-Bz)k
Contoh :
A = 5i – j + 7k dan B = i + 7j + 9k
A + B = (5+1)i + (-1+7)j + (7+9)k
= 6i – 6j + 16k
A - B = (5-1)i + (-1-7)j + (7-9)k
= 4i – 8j - 2k
35. VEKTOR
Fisika Terapan
13:24:45
Perkalian vektor
1. Perkalian dengan suatu skalar
B = m A
B = (mAx)i + (mAy)j + (mAz)k
Contoh :
A = 2i + 3j ; m = 2 ; n = -0,5
B = m A = 4i + 6j
C = n A = -i - 1,5j
X
Y
A
B
1 2 3 4
1
2
3
4
5
0
6
-1
-1
C
36. VEKTOR
Fisika Terapan
13:24:45
2. Perkalian dot (.)
C = A . B = (Axi + Ayj + Azk) . (Bxi + Byj + Bzk)
C = A . B = (Ax Bx) + (Ay By) + (Az Bz)
C = A . B = A B cos 𝛼
karena => i.i = j.j = k.k = 1 ; i.j = i.k = j.k = 0
Contoh:
A = 4i + j ; B = 2i + 2j
C = (4i)(2i) + (4i)(2j) +(j)(2i) +(j)(2j)
= 8
atau
X
Y
D
E
1 2 3 4
1
2
3
0
E
37o
5
D = 5i ; E = 4i + 3j ; 37o
D = 5 ; E = (42 +32)0,5 = 5
F = (D)(E ) = (5)( 5) cos 37o = 20
37. VEKTOR
Fisika Terapan
13:24:45
3. Perkalian cross (x)
C = A x B = (Axi + Ayj + Azk) x (Bxi + Byj +
Bzk)
C = i(AyBz - AzBy) + j(AzBx - AxBz) + k(AxBy –
AyBx)
C = A x B = A B sin 𝛼
karena => i xi = jxj = kxk = 0 ; ixj = k ; kxj = -i
Contoh :
D = 5i ; E = 4i + 3j
C = i(0.0 – 0.3) + j(0.4- 5.0) + k(5.3 – 0.4)
= 15 k
atau X
Y
D
E
1 2 3 4
1
2
3
0
E
37o
5
F
Z
D = 5i ; E = 4i + 3j ; a = 37o
D = 5 ; E = (42 +32)0,5 = 5
F = (D)(E a) = (5)( 5) sin 37o = 15
38. VEKTOR
Fisika Terapan
13:24:45
Langkah:
•Uraikan masing-masing gaya ke dalam komponen x
dan y
•Masing-masing komponen dijumlahkan
menggunakan skalar aljabar
•Resultan gaya kemudian dibentuk dengan
penambahan resultan-resultan dari komponen x dan
y
Resultan Gaya (Vektor)
40. VEKTOR
Fisika Terapan
13:24:45
F x
FR x
F y
FR y
2
2
R y
R x F
F R F
FR x
FR y
tan 1
• Persamaan yang berlaku :
• Besar Resultan :
• Arah :
42. MEKANIKA
KINEMATIKA
DINAMIKA
Gerak 1 D
Gerak 2 & 3 D
GLB
GLBB
Gerak Melingkar
Gerak Parabola
GAYA Energi & Momentum
Tumbukan
Gerak Harmonis
Gerak Relatif
Sistem Partikel Benda Tegar
43. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
KINEMATIKA PARTIKEL
Ilmu yang mempelajari tentang gerak tanpa memperhatikan
apa/siapa yang menggerakkan benda tersebut
DINAMIKA PARTIKEL
Ilmu yang mempelajari tentang gerak yang memperhatikan
apa/siapa yang membuat benda bergerak
Partikel diambil sebagai model dari benda yang diamati
(gerak translasi murni)
46. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
Posisi, Perpindahan, dan jarak
Posisi dari suatu partikel di dalam suatu koordinat dapat dinyatakan dengan
vektor posisi
Vektor posisi : r = x i + y j
r = posisi
Perpindahan : ∆r = r2 - r1
Perpindahan merupakan suatu vektor yang menyatakan suatu perpindahan
y
x
r1
∆ r
r2
y
x
(x,y)
r = x i + y j
^
^
A
B
3D
47. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
0 1 2 3 4 5
-1
-2
-3
-4
-5
satuan
6
6
2
4
Berapakah jarak yang ditempuh benda ?
Berapakah perpindahan yang ditempuh benda ?
Jarak yang ditempuh benda tersebut sebesar
Perpindahan yang ditempuh benda tersebut sebesar
x2-x1 = -4 – 2 = -6 satuan
48. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
Kecepatan
Partikel bergerak dengan suatu lintasan tertentu. Pada saat t partikel berada pada posisi r.
• Kecepatan adalah perpindahan partikel per satuan waktu.
• Kecepatan Rata-rata adalah perpindahan partikel (∆𝑟) dalam selang waktu (∆𝑡) tertentu
• Kecepatan Sesaat adalah Kecepatan partikel 𝑣 pada saat tertentu.
Satuan kecepatan dalam SI adalah ms-1
49. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
Percepatan
• Selama perpindahan tersebut kecepatan partikel dapat mengalami perubahan. Perubahan
kecepatan persatuan waktu disebut percepatan
• Percepatan Rata-rata terjadi Ketika kecepatan partikel berubah dari 𝑣1 𝑘𝑒 𝑣2 dalam selang waktu
tertentu (∆𝑡)
• Percepatan sesaat adalah perubahan kecepatan dalam interval waktu yang sangat
singkat
Satuan untuk percepatan dalam SI adalah ms-2
50. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
Gerak benda pada lintasan lurus dengan
kecepatan tetap atau
tanpa percepatan (a=0)
Persamaan pada GLB:
t
v
s
s o
t
s
v
v = kecepatan benda
so= jarak awal benda
s = jarak akhir benda
GLB
54. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
Waktu (s) 0 1 2 3 4 5
Posisi (m) 2 5 8 11 14 17
Kurva x vs t untuk GLB
Amati gerak dari t=1 sampai t=4
Kemiringan kurva:
Untuk GLB kemiringan kurva
posisi vs waktu adalah tetap
55. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
Waktu (s) 0 1 2 3 4 5
Kecepatan (m/s) 3 3 3 3 3 3
Kurva v vs t untuk GLB
Amati gerak dari t=1 sampai t=4
Perpindahan dari waktu t=1s
sampai t=4s adalah “luas” bagian di
bawah kurva v vs t :
Δx = x(4) – x(1) = 9 m
56. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
Waktu (s) 0 1 2 3 4 5 6
Posisi (m) 2 5 8 10 12 16 20
Rangkaian Beberapa GLB
Tinjau Gerak Dari T=0 Sampai T=6
Kecepatan rata-rata dalam selang
waktu t = 0 s/d t = 5 s:
s
m
t
x
v /
3
58. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
GLBB
• Gerak benda pada lintasan lurus dengan percepatan
tetap
• Persamaan yang berlaku:
t
v
v
t
v
a o
t
t
a
v
v o
t
2
2
1
t
a
t
v
so
s o
s
a
v
v o
t 2
2
2
penjelasan
59. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
a
v
v
t o
t
2
2
1
t
a
t
v
s o
2
2
1
a
v
v
a
a
v
v
v
s o
t
o
t
o
2
2
2
2
2
2
1
a
v
v
v
v
a
a
v
v
v
s o
o
t
t
o
o
t
a
v
v
v
v
a
v
v
v
s
o
o
t
t
o
o
t
2
2
2
2
1
2
1
a
v
v
s
o
t
2
2
2
1
2
1
2
2
2
1
2
1
o
t v
v
as
2
2
2 o
t v
v
as
as
v
v o
t 2
2
2
62. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
Waktu (s) 0 1 2 3 4 5
Kecepatan (m/s) 2 5 8 11 14 17
Kurva v vs t untuk GLBB
v (m/s)
Amati gerak dari t=1 sampai t=4
Kemiringan kurva:
Untuk GLBB kemiringan
kurva kecepatan vs waktu
adalah tetap
66. Waktu (s)
Kecepatan (m/s2) GLB
S1= v x t = 15 x 15 = 225 m
GLBB
Vo = 15 m/s; Vt = 0 ; t = 5
a = (Vt-Vo)/t = 15/5 = -3
S2 = Vo.t + ½ at2
= 15.5 + ½ -3.52 = 37,5 m
S = S1 + S2
= 225 + 37,5 = 262,5 m
Berapa jarak yang ditempuh
Atau menghitung
luasannya A1 = 15 x 15 = 225
A2 = (15x5)/2 = 37,5
A = 262,5
Kecepatan
(
ms-
1
)
Waktu ( s )
Berapa jarak yang ditempuh
O A GLBB
Vo = 0 m/s; Vt = 20 ; t = 5
a = (Vt-Vo)/t = 20/5 = 4
SOA = Vo.t + ½ at2 = 0 + ½ 4.52 = 50 m
A
B
A B GLBB
Vo = 20 m/s; Vt = 60 ; t = 5
a = (Vt-Vo)/t = (60-20)/5 = 8
SAB = Vo.t + ½ at2 = 20.5 + ½ 8.52
= 100 + 100 = 200 m
SOB = SOA + SAB = 50 + 200 = 250 m
A1 = ( 20 x 5 )/2 = 50
A2 = {(20+60)/2}x5 = 200
A = 250
Atau menghitung luasannya
67. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
GERAK TRANSLASI 1 DIMENSI
2
2
0
0
0
0
0
:
sesaat
Percepatan
:
rata
-
rata
Percepatan
:
sesaat
Kecepatan
ditempuh
yang
waktu
selang
ditempuh
yg
lintasan
panjang
:
rata
-
rata
Laju
:
rata
-
rata
Kecepatan
-
atau
:
arah
:
n
Perpindaha
dt
x
d
dt
dv
a
t
v
t
t
v
v
a
dt
dx
v
t
l
v
t
x
t
t
x
x
v
x
x
x
68. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
GERAK LURUS BERATURAN (GLB)
Gerak benda pada lintasan lurus dengan kecepatan tetap
X = x0 + vt
0
x0
x
t
V = Konstan
0
V = konstan
v
t
Posisi Kecepatan
Catatan : Percepatan (a) = 0
69. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
Percepatan
0
a = konstan
a
t
a = Konstan
v
t
v = v0 + at
Kecepatan
GERAK LURUS BERUBAH BERATURAN (GLBB)
Gerak lurus yang percepatannya tidak berubah (tetap) terhadap
waktu dipercepat beraturan
x
t
x = x0 + v0t + ½ at2
Posisi
70. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
GERAK DENGAN PERCEPATAN TETAP (1 D)
t
v
v
x
x
x
a
v
v
at
t
v
x
x
t
t
a
v
v
t
t
t
t
t
)
4
)
(
2
)
3
)
2
)
(
)
1
0
2
1
0
2
0
2
2
2
1
0
0
0
0
Persamaan Kinematika GLB
71. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
GERAK JATUH BEBAS
t
v
v
y
y
y
a
v
v
t
a
t
v
y
y
t
a
v
v
y
y
y
y
y
y
y
y
y
).
4
)
(
2
).
3
).
2
).
1
0
2
1
0
2
0
2
2
2
1
0
0
0
j
a g
y
72. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
GERAK PELURU (2 D)
)
,
0
(
0
0
0
tetap
v
a
t
v
x
x
v
v
x
x
x
x
x
)
(
2
2
0
2
2
2
1
0
0
0
tetap
g
a
gy
v
v
gt
t
v
y
y
gt
v
v
y
y
y
y
y
y
Persamaan Gerak Dalam
Arah Horisontal
Persamaan Gerak Dalam
Arah Vertikal
73. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
• Komponen kecepatan awal
vxo = vo cos vyo = vo sin
• Percepatan yang berlaku setelah peluru melayang diudara
adalah percepatan gravitasi yang arahnya ke bawah
ay = - g, ax = 0
x
vy
vx
v
0
y
vo
vyo
vxo
vy
vx
v
Komponen gerak pada arah sumbu x
vx = vo cos 1
x - xo = (vo cos ) t (2)
Komponen gerak pada arah sumbu y
vy = vo sin - gt (3)
y = 1/2 (vo sin + vy ) t (4)
y - yo = vo sin t - 1/2 g t2 (5)
vy
2 = (vo sin )2 - 2g(y - yo ) (6)
Dengan mengeliminasi t dari
persamaan (2) dan persamaan (5)
akan diperoleh
y = (tan ) x - [g/(2 vo
2 cos2 )] x2
y = A x - B x2
Contoh Gerak Dua Dimensi
Gerak Peluru
Posisi awal peluru pada pusat koordinat
74. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
GERAK VERTIKAL KE ATAS
DASAR TEORI
Agar benda dapat bergerak ke
atas maka benda harus
mempunyai …, pada saat
benda berada di titik puncak
kecepatan benda ….
Rumus penting:
a) Vt = vo-gt
b) ht = vot-½ gt2
c) vt
2 = vo
2-2gh
V
75. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
VERTIKAL KEBAWAH
DASAR TEORI
Gerak vertikal ke bawah terjadi jika
sebuah benda dari ketinggian
tertentu dilepas dengan
kecepatan awal
Rumus penting:
a) Vt=vo+gt
b) ht=vo t+½ gt2
c) vt
2= vo
2+2gh
g
v
76. KINEMATIKA
Fisika Terapan
13:24:45
JATUH BEBAS
DASAR TEORI
Gerak jatuh bebas dapat
terjadi jika benda dijatuhkan
dari ketinggian tertentu
tanpa kecepatan awal
Rumus penting:
a) vt= gt
b) ht=½ gt2
c) vt
2= 2gh