SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
B A B I
P E N D A H U L U A N
1.1 Latar Belakang Masalah
Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang diperuntukkan
bagi kesejahteraan bangsa Indonesia. Tanah selain mempunyai dimensi fisik
dan lintas sektoral, juga mempunyai dimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial,
budaya, hukum, pertanahan dan keamanan. Setiap dimensi tersebut potensial
memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia.
Pengelolaan pertanahan haruslah sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia
sebagaimana yang tertuang dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945. UUD
1945 memberikan dasar bagi lahirnya kewenangan Negara yang disebut
dengan hak menguasai Negara. Hak menguasai Negara dimaksud diatur dalam
Pasal 2 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria atau lebih sering disebut dengan UUPA Kewenangan tersebut
merupakan landasan untuk mewujudkan cita- cita mencapai sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat, dalam arti kebahagiaan, kesejahteraan dan kemerdekaan
dalam masyarakat dan Negara hukum Republik Indonesia.
Berdasarkan hak menguasai Negara inilah bersumber wewenang Negara
untuk mengelola bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Namun
kenyataannya pengelolaan tanah telah menimbulkan berbagai masalah. Tujuan
“untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” masih jauh dari yang
diharapkan.
Kebijakan pembangunan yang menitikberatkan pertumbuhan ekonomi
yang mengakibatkan ketimpangan pemilikan penguasaan tanah. Tanah
dalam Republik ini sebagian besar dikuasai oleh pengusaha-pengusaha besar.
FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 1
Demikian juga telah terjadi secara besar-besaran peralihan fungsi tanah
pertanian dan non pertanian.
Meskipun konsepsi tentang pengelolaan pertanahan yang mempunyai
fungsi sosial telah tertuang dalam UUPA, namun demikian mengenai fungsi
sosial hak atas tanah masih belum dapat dijabarkan secara jelas dalam
kebijakan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan, serta pelayanan
dalam bidang pertanahan. Oleh sebab itu diperlukan suatu kajian yang
menyeluruh tentang pengembangan kebijakan terhadap fungsi sosial hak atas
tanah.
Melalui makalah ini akan diharapkan dapat menghasilkan sebuah
rekomendasi yang nantinya akan dituangkan dalam bentuk kebijakan di
bidang pertanahan khususnya mengenai fungsi social hak milik atas tanah agar
mampu memberikan kontribusi yang nyata untuk mensejahterakan
masyarakat adat khususnya dan masyarakat pada umumnya terutama
terhadap kesempatan mereka untuk memanfaatkan tanah secara optimal.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dibuat
beberapa rumusan masalah, yakni sebagai berikut:
1. Apa pengertian fungsi sosial hak atas tanah?
2. Bagaimana pola kebijakan fungsi sosial hak atas tanah untuk
kepentingan masyarakat menurut UUPA?
3. Bagaimanakah fungsi sosial hak atas tanah terhadap kesejahteraan
masyarakat?
FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 2
1.3 Tujuan
Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui bahwa tujuan penulisan
makalah ini adalah :
1. Mengetahui pengertian fungsi sosial hak atas tanah.
2. Mengetahui pola kebijakan fungsi sosial hak atas tanah untuk
kepentingan masyarakat menurut UUPA
3. Mengetahui fungsi sosial hak atas tanah terhadap kesejahteraan
masyarakat.
B A B I I
P E m B A H A s A N
2.1 PENGERTIAN FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH
Tanah dalam wilayah Negara kita adalah tanah Bangsa Indonesia (artinya,
tanah kepunyaan bersama para warganegara Indonesia), yang dikaruniakan
oleh Tuhan Yang Maha Esa kepadanya dengan suatu Amanat, yaitu “supaya
digunakan untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat...” (pasal 33 ayat
3 UUD jo pasal 2 ayat 3 UUPA). Dalam ketentuan pasal 27,34, dan 40, tanah
tidak boleh “ditelantarkan”. Menurut konsepsi Hukum Tanah Nasional hak-hak
atas tanah bukan hanya berisikan wewenang, sekaligus juga kewajiban untuk
memakai, mengusahakan dan memanfaatkan. Juga menurut konsepsi ini hak-
hak perorangan bersumber pada hak bersama (yaitu Hak Bangsa), dan
mengandung unsur kemasyarakatan.
Untuk itu perlu adanya perencanaan peruntukan dan penggunaan tanah
yang dimaksudkan dalam pasal 14. dengan menggunakan tanah sesuai dengan
rencana yang telah ditetapkan oleh Pemerintah tersebut, terpenuhilah fungsi
sosialnya. Kepentingan umum harus diutamakan daripada kepentingan pribadi,
FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 3
sesui dengan asas hukum yang berlaku bagi terselenggaranya berkehidupan-
bersama dalam masyarakat.
Dalam konsepsi hukum barat, pengertian fungsi sosial pada hakikatnya
berupa pengurangan atau pembatasan kebebasan individu bagi kepentingan
bersama. Sebaliknya konsep fungsi sosial dalam Hukum Adat dan Hukum
Tanah Nasional merupakan bagiandari alam pikiran asli orang Indonesia. Yaitu
bahwa manusia Indonesia adalah manusia pribadi yang sekaligus mahluk
sosial, yang mengusahakan terwujudnya keseimbangan, keserasian dan
keselarasan antara kepentingan pribadi dan kepentingan bersama, kepentingan
masyaraktnya. (Bandingkan TAP MPR nomor IV/MPR/1998 jo nomor
II/MPR/1993 tentang Asas Pembangunan Nasional, yang harus ditetapkan dan
dipegang teguh dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional,
yaitu bahwa: harus ada keseimbangan antara berbagai kepentingan,
keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara kepentingan individu,
masyarakat dan negara).
2.2 POLA KEBIJAKAN FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH
MENURUT UUPA
Konsep hak-hak atas tanah yang terdapat dalam hukum agraria nasional
membagi hak-hak atas tanah dalam dua bentuk yaitu
1. hak-hak atas tanah yang bersifat primer yaitu hak-hak atas tanah yang
dapat dimiliki atau dikuasai secara langsung oleh seorang atau badan
hukum yang mempunyai waktu lama dan dapat dipindahtangankan kepada
orang lain atau ahli warisnya seperti Hak Milik (HM), Hak Guna Usaha
(HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Pakai (HP).
2. hak-hak atas tanah yang bersifat sekunder yaitu hak-hak atas tanah yang
bersifat sementara seperti hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak
menumpang, dan hak menyewa atas tanah pertanian.
FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 4
Dari berbagai macam hak atas tanah tersebut, hak milik merupakan satu-
satunya hak primer yang mempunyai kedudukan paling kuat dibandingkan
dengan hak-hak yang lainnya. Hal ini dipertegas dalam ketentuan Pasal 20
ayat (1) UUPA yang berbunyi: “Hak milik adalah hak turun temurun, terkuat,
terpenuh, yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan
dalam Pasal 6.”
Pernyataan di atas mengandung pengertian betapa penting dan
berharganya menguasai hak atas tanah dengan title “Hak Milik” yang secara
hukum memiliki kedudukan terkuat dan terpenuh sehingga pemilik hak dapat
mempertahankan haknya terhadap siapapun.
Namun demikian bukan berarti bahwa sifat terkuat dan terpenuh yang
melekat pada hak milik menjadikan hak ini sebagai hak yang mutlak, tidak
terbatas, dan tidak dapat diganggu gugat, karena dalam situasi dan kondisi
tertentu hak milik ini dapat pula dibatasi. Pembatasan yang paling nyata diatur
dalam ketentuan UUPA antara lain terdapat dalam pasal-pasal sebagai berikut:
• Pasal 6 : Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial. Seseorang tidak
dibenarkan mempergunakan atau tidak mempergunakan hak miliknya
(atas tanah) semata hanya untuk kepentingan pribadinya, apalagi jika hal
itu dapat merugikan kepentingan masyarakat karena sesuai dengan asas
fungsi social ini hak milik dapat hapus jika kepentingan umum
menghendakinya.
• Pasal 7: Untuk tidak merugikan kepentingan umum maka pemilikan dan
penguasaan tanah yang melampaui batas tidak diperkenankan.
• Pasal 17 : Dengan mengingat ketentuan dalam pasal 7 maka untuk
mencapai tujuan yang dimaksud dalam pasal 2 ayat (3) diatur luas
maksimum dan/atau minimum tanah yang boleh dipunyai dengan sesuatu
hak tersebut dalam pasal 16 oleh satu keluarga atau badan hukum.
• Pasal 18 : Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan
Negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat
dicabut, dengan memberi ganti kerugian yang layak dan menurut cara
yang diatur dengan undang-undang.
FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 5
• Pasal 21 ayat (1) : Hanya Warga Negara Indonesia dapat mempunyai hak
milik.
Didalam pasal pasal tersebut terdapat asas fungsi sosial atas tanah yaitu
asas yang menyatakan bahwa penggunaan tanah tidak boleh bertentangan
dengan hak hak orang lain dan kepentingan umum,serta keagamaan.Sehingga
tidak diperbolehkan jika tanah digunakan sebagai kepentingan pribadi yang
menimbulkan kerugian bagi masyarakat.
Fungsi sosial hak atas tanah sebagaimana dimaksud Pasal 6 UUPA
mengandung beberapa prinsip keutamaan antara lain :
 Merupakan suatu pernyataan penting mengenai hak-hak atas tanah yang
merumuskan secara singkat sifat kebersamaan atau kemasyarakatan hak-
hak atas tanah menurut prinsip Hukum Tanah Nasional. Dalam Konsep
Hukum Tanah Nasional memiliki sifat komunalistik religius, yang
mengatakan bahwa seluruh bumi, air, dan ruang angkasa, termasuk
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik
Indonesia, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, adalah bumi, air dan
ruang angkasa, bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional.
 Tanah yang dihaki seseorang tidak hanya mempunyai fungsi bagi yang
mempunyai hak itu saja tetapi juga bagi bangsa Indonesia seluruhnya.
Sebagai konsekuensinya, dalam mempergunakan tanah yang bersangkutan
tidak hanya kepentingan individu saja yang dijadikan pedoman, tetapi juga
harus diingat dan diperhatikan kepentingan masyarakat. Harus diusahakan
adanya keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan
masyarakat.
 Fungsi sosial hak-hak atas tanah mewajibkan pada yang mempunyai hak
untuk mempergunakan tanah yang bersangkutan sesuai dengan
FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 6
keadaannya, artinya keadaan tanah, sifatnya dan tujuan pemberian haknya.
Hal tersebut dimaksudkan agar tanah harus dapat dipelihara dengan baik
dan dijaga kualitas kesuburan serta kondisi tanah sehingga kemanfaatan
tanahnya dinikmati tidak hanya oleh pemilik hak atas tanah saja tetapi juga
masyarakat lainya. Oleh karena itu kewajiban memelihara tanah itu tidak
saja dibebankan kepada pemiliknya atau pemegang haknya yang
bersangkutan, melainkan juga menjadi beban bagi setiap orang, badan
hukum atau instansi yang mempunyai suatu hubungan hukum dengan
tanah.
UUPA menjamin hak milik pribadi atas tanah tersebut tetapi
penggunaannya yang bersifat untuk kepentingan pribadi maupun kelompok
tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.Sehingga timbul
keseimbangan, kemakmuran, keadilan, kesejahteraan bagi masyarakat maupun
pribadi yang memiliki tanah.Jadi pemilik tanah tidak akan kehilangan haknya
dalam memiliki tanah akan tetapi dalam pelaksanaan untuk kepentingan
umum maka haknya akan berpindah untuk kepentingan umum.
2.3 FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH TERHADAP
KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
Tanah merupakan salah satu bentuk karunia yang diberikan Tuhan pada
Negara kita. Untuk itulah supaya tidak timbul masalah, pemerintah berusaha
mengaturnya dengan baik. Keadaan Negara kita sebagai Negara berkembang
menuntut kita melakukan banyak perbaikan dan pembangunan. Banyaknya
manusia yang memerlukan tanah, tetapi tidak bertambahnya jumlah tanah
yang ada menjadi salah satu inti permasalahannya. Mau tidak mau untuk
menjalankan pembangunan, diadakan proses pengadaan tanah yang asalnya
dari tanah yang sudah dihaki oleh rakyat. Proses tersebut cukup memakan
waktu yang lama, oleh karena salah satu pihak merasa adanya ketidak-adilan.
Proses yang cukup lama ini, otomatis membuat jalannya pembangunan
FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 7
menjadi tersendat. Maka itu dengan memperkenalkan pada masyarakat akan
pentingnya fungsi sosial yang dipunyai oleh seluruh hak-hak atas tanah
kiranya dapat membantu mengubah cara berpikir individual masyarakat.
Dengan prinsip ini kepentingan pribadi atas tanah tidak dibiarkan merugikan
kepentingan banyak orang (umum). Apalagi ditambah dengan peraturan baru
yaitu PERPRES Nomor 36 Tahun 2005 dan PERPRES Nomor 65 Tahun
2006 tentang Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk
kepentingan umum. Begitu juga dengan pihak pemerintah, harus
memperhatikan jumlah kerugian yang wajar, layak dan adil untuk pemegang
tanah.
Dengan begitu tujuan UUPA untuk mencari keseimbangan antara dua
kepentingan rakyat (pembangunan) dan kepentingan individu dapat segera
terwujud dengan baik.
Salah satu contoh bentuk implementasi dari asas fungsi sosial hak atas
tanah adalah Sebidang tanah milik salah satu warga yang mana didepan
halaman rumahnya terkena pelebaran jalan, jadi pemilik tanah harus
merelakan sebagian tanahnya untuk diberikan guna pelebaran jalan untuk
kepentingan umum. Namun dari tanah yang direlakan untuk digunakan
pelebaran jalan tersebut pemilik tanah mendapatkan uang ganti rugi dari
pemerintah. Dari contoh tersebut seharusnya pemilik tanah memiliki
kesadaran menerapkan asas fungsi sosial atas tanah bagi kepentingan umum.
TEORI NEGARA KESEJAHTERAAN (WELFARE STATE)
Pilihan berfikir yuridis dari salah satu teori tentang tujuan negara adalah
Negara Kesejahteraan (Welfare State). Konsep negara hukum yang semula
merupakan liberal berubah ke negara hukum yang menyelenggarakan
kesejahteraan rakyat.1 Menurut konsep Negara Kesejahteraan, tujuan negara
adalah untuk kesejahteraan umum. Negara dipandang hanya merupakan alat
untuk mencapai tujuan bersama kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat negara tersebut. Selain konsep negara berdasar atas hukum (biasa
disebut negara hukum), juga dikenal konsep negara kesejahteraan (welfare
FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 8
state), yakni suatu konsep yang menempatkan peran negara dalam setiap
aspek kehidupan rakyatnya demi terwujudnya kesejahteraan sosial bagi
seluruh rakyat. Sehubungan dengan konsep negara kesejahteraan tersebut,
maka negara yang menganut konsep negara kesejahteraan dapat mengemban 4
(empat) fungsi4 yaitu:
1. The State as provider (negara sebagai pelayan)
2. The State as regulator (negara sebagai pengatur)
3. The State as enterpreneur (negara sebagai wirausaha), and
4. The State as umpire (negara sebagai wasit).
Merujuk pada fungsi negara yang menganut konsep negara kesejahteraan
sebagaimana telah dikemukakan di atas, menyebabkan negara memegang
peranan penting. Guna memenuhi fungsinya sebagai pelayan dan sebagai
regulator, maka negara terlibat dan diberi kewenangan untuk membuat
peraturan dalam kaitannya dengan fungsi sosial tanah, sehingga terwujud
kesejahteraan rakyat sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD
1945 dan Pasal 33 ayat (3). Oleh sebab itu,peranan pemerintah dalam
mendorong masyarakat agar lebih berdaya dalam ikut mengelola dan
memanfaatkan tanah menjadi suatu hal yang sangat penting. Negara
mempunyai peran penting dalam mengatur penguasaan, penggunaan,
pemilikan dan pemanfaatan tanah dalam mewujudkan kesejahteraan
masyarakat. Instrumen penting yang dapat digunakan oleh negara dalam
menyelenggarakan fungsi reguleren termasuk dalam bidang agrarian
khususnya terhadap tanah adalah undang-undang, dan ini merupakan aplikasi
dari asas legalitas dalam konsep negara berdasar atas hukum.
Teori Negara Kesejahteraan sangat mendukung suatu pola kebijakan
fungsi sosial atas tanah, sehingga akan mendukung terwujudnya kesejahteraan
umum dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.
Konsep Negara Kesejahteraan dalam UUD 1945 pertama kali diadop oleh
Muhamad Hatta, yang dapat dikemukakan berdasarkan ketentuan Pasal 33
yang berbunyi:
1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan.
FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 9
2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai
hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi
dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga
keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pasal ini diatur dalam
Undang-Undang.
Berdasarkan ketentuan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945
dapat disimpulkan bahwa negara menguasai kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya, namun penguasaan ini dibatasi yaitu harus dipergunakan untuk
sebesarnya-besarnya kemakmuran rakyat.
TEORI KEADILAN
Menurut ajaran utilitis dengan tujuan kemanfaatannya, yang dikemukakan
oleh Jeremy Bentham. Menurut pandangan ini, tujuan hukum semata-mata adalah
memberikan kemanfaatan atau kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi
sebanyak-banyaknya warga masyarakat. Penangannya didasarkan pada filsafah
sosial bahwa setiap warga masyarakat mencari kebahagiaan, dan hukum
merupakan salah satu alatnya. Doktrin utilitis ini mennjurkan ‘the greathes
happiness principle’ (prinsip kebahagiaan yang semaksimal mungkin). Tegasnya,
menurut teori ini masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang mencoba
memperbesar kebahagiaan dan memperkecil ketidakbahagiaan atau masyarakat
yang mencoba memberi kebahagiaan yang sebesar mungkin kepada rakyat pada
umumnya dan agar ketidakbahagiaan diusahakan sedikit mungkin dirasakan oleh
rakyat pada umumnya.
Prinsip keadilan yang kedua yang akan disetujui oleh semua orang yang fair
adalah bahwa ketidaksamaan sosial dan ekonomi harus menolong seluruh
masyarakat dan para pejabat tinggi harus terbuka bagi semuanya. Tegasnya,
FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 10
ketidaksamaan sosial dan ekonomi dianggap tidak adil kecuali jika ketidaksamaan
ini menolong seluruh masyarakat.
Teori keadilan ini sangat relevan untuk menjawab bagaimana seharusnya
kebijakan fungsi sosial tanah dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara
adil. Karena esensi hak masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya agrarian
khususnya terhadap tanah adalah adanya perlakuan yang adil untuk
memanfaatkan dan mengelola tanah secara arif bijaksana dan berkesinambungan
untuk kepentingan masyarakat banyak dan kepentingan generasi yang akan
datang.
TEORI HUKUM PEMBANGUNAN
Pendapat serupa juga dikemukakan dalam teori hukum pembangunan dari
Muchtar Kusumaatmadja. Berdasarkan kenyataan kemasyarakatan dan situasi
kultural di Indonesia serta kebutuhan riil masyarakat Indonesia, Muchtar
Kusumaatmadja merumuskan landasan atau kerangka teoritis bagi pembangunan
hukum nasional dengan mengakomodasikan pandangan tentang hukum dari
Eugen Ehrlich dan teori hukum Roscou Pound, dan mengolahnya menjadi suatu
konsep hukum yang memandang hukum sebagai sarana pembaharuan, disamping
sarana untuk menjamin ketertiban dan kepastian hukum.
Dalam tataran pelaksanaan kebijakan pola fungsi sosial hak atas tanah harus
dapat dijabarkan lebih detail dan lebih lanjut dalam berbagai peraturan
perundang-perundangan.
Dalam kaitannya dengan pengurusan sumber daya agrarian khususnya yang
berkaitan dengan fungsi sosial tanah perlu adanya good lands governance.
Adapun syarat good lands governance antara lain:
1. Adanya transparansi hukum, kebijakan dan pelaksanaan;
2. Tersedianya mekanisme yang “legitimate” dalam proses akuntabilitas publik;
3. Adanya mekanisme perencanaan, pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi
yang partisipatif;
4. Adanya mekanisme demokratis dalam memperkuat daerah;
FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 11
5. Memperbaiki birokrasi pusat yang tidak efektif dan efisien untuk perbaikan
kinerja melalui pengembangan institusi yang mengarah kepada peningkatan
pelayanan publik.
B A B I I I
P E N U T U P
3.1 Kesimpulan
Tanah adalah permukaan bumi, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 4 ayat
(1) UUPA. Hukum Tanah adalah bidang hukum yang mengatur hak-hak
penguasaan atas tanah: hak bangsa, hak menguasai dari Negara, hak ulayat, hak
pengelolaan, wakaf dan hak-hak atas tanah lainnya.
Fungsi tanah adalah sebagai salah satu sumber daya alam utama, yang selain
mempunyai nilai batiniah yang mendalam bagi rakyat Indonesia, juga berfungsi
sangat strategis dalam memenuhi kebutuhan Negara nasional maupun dalam
hubungannya dengan dunia Internasional.
Berkaitan dengan kontribusi fungsi sosial tanah terhadap kesejahteraan
masyarakat, maka fungsi social tanah harus mampu mengatur dan
menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi,
air dan ruang angkasa tersebut, menentukan dan mengatur hubungan- hubungan
hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa , menentukan dan
mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan-
perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa, kesejahteraan
masyarakat.
Konsep kebijakan fungsi sosial tanah yang efektif dan ideal bagi
terwujudnya kesejahteraan masyarakat harus diperhatikan beberapa aspek
sebagai berikut:
• Fungsi sosial dan kepentingan umum harus diprioritaskan demi
kepentingan bersama;
• Adanya panduan bagi peruntukkan tanah sesuai dengan kondisi daerah
masing-masing;
• Menata kembali struktur penggunaan tanah yang lebih adil bagi
masyarakat;
FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 12
• Memberikan aturan yang standar mengenai persediaan tanah di setiap
daerah;
• Memberikan aturan yang konkrit dan standar dalam pemanfaatan tanah
secara nasional.
3.2 Saran
Seharusnya, dalam kaitannya dengan fungsi sosial hak atas tanah, Pertama,
melakukan orientasi terhadap kebijakan yang berkaitan dengan fungsi sosial
hak atas tanah, termasuk juga di dalamnya melakukan koordinasi secara nyata
dengan pemerintah daerah melalui beberapa program kegiatan yang
terkait dengan pola kebijakan fungsi sosial hak atas tanah. Guna mencapainya
tujuan hak milik atas tanah tersebut, dalam setiap kegiatan agraria, masyarakat
hendaknya selalu dilibatkan.
FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 13
D A F T A R P U S T A K A
Harahap, Bazar dkk,. Tanah Ulayat Dalam Sistem Pertanahan Nasional. Jakarta:
Yayasan Peduli Pengembangan Daerah, 2005.
Parlindungan, A.P. Komentar Terhadap UUPA No.5 Tahun 1960. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia, 2000.
Baskoro, Wisnu Nur.2012.asas fungsi sosial hak atas tanah (hokum agrarian).
(cited 2015 April 03). Avaible From: http://civicedu.blogspot.in/2012/06/asas-
fungsi-sosial-hak-atas-tanah-hukum.html
FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 14

More Related Content

What's hot

Hukum agraria
Hukum agraria Hukum agraria
Hukum agraria Mr.Mahmud
 
Agraria fh uaj
Agraria fh uajAgraria fh uaj
Agraria fh uajHana Bell
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupadedihartono
 
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar AgrariaUU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agrariaguesta96a7f81
 
Pasal 51 is dicabut karena di dalam pasal tersebut terdapat ketentuan yang be...
Pasal 51 is dicabut karena di dalam pasal tersebut terdapat ketentuan yang be...Pasal 51 is dicabut karena di dalam pasal tersebut terdapat ketentuan yang be...
Pasal 51 is dicabut karena di dalam pasal tersebut terdapat ketentuan yang be...Reki Rek
 
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahHak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahrahmat_tiflen
 
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn. Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn. teresa irene
 
Kebijakan Agraria Indonesia
Kebijakan Agraria IndonesiaKebijakan Agraria Indonesia
Kebijakan Agraria Indonesialodzi
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Leks&Co
 
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahHak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahrahmat_tiflen
 
makalah konversi UUPA 5/1960 dan hak atas tanah yang bersifat sementara.doc
makalah konversi UUPA 5/1960 dan hak atas tanah yang bersifat sementara.docmakalah konversi UUPA 5/1960 dan hak atas tanah yang bersifat sementara.doc
makalah konversi UUPA 5/1960 dan hak atas tanah yang bersifat sementara.docadi setyawan
 
hak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.ppt
hak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.ppthak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.ppt
hak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.pptadi setyawan
 

What's hot (20)

Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
Hukum agraria
Hukum agraria Hukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
Agraria fh uaj
Agraria fh uajAgraria fh uaj
Agraria fh uaj
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupa
 
LAND RIGHT
LAND RIGHTLAND RIGHT
LAND RIGHT
 
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar AgrariaUU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
UU Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Pokok Pokok Dasar Agraria
 
Pasal 51 is dicabut karena di dalam pasal tersebut terdapat ketentuan yang be...
Pasal 51 is dicabut karena di dalam pasal tersebut terdapat ketentuan yang be...Pasal 51 is dicabut karena di dalam pasal tersebut terdapat ketentuan yang be...
Pasal 51 is dicabut karena di dalam pasal tersebut terdapat ketentuan yang be...
 
Hukum agraria
Hukum agrariaHukum agraria
Hukum agraria
 
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahHak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
 
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn. Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
Konsepsi Hukum Agraria Nasional 2021 - DIAH TRIMURTI SALEH,S.E.,S.H., M.Kn.
 
Hukum agraria
Hukum agrariaHukum agraria
Hukum agraria
 
Hukum Agraria
Hukum AgrariaHukum Agraria
Hukum Agraria
 
Kebijakan Agraria Indonesia
Kebijakan Agraria IndonesiaKebijakan Agraria Indonesia
Kebijakan Agraria Indonesia
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
Dasar - Dasar Hukum Pertanahan (Seri 1)
 
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanahHak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
Hak hak atas tanah dan sistem konversi atas tanah
 
makalah konversi UUPA 5/1960 dan hak atas tanah yang bersifat sementara.doc
makalah konversi UUPA 5/1960 dan hak atas tanah yang bersifat sementara.docmakalah konversi UUPA 5/1960 dan hak atas tanah yang bersifat sementara.doc
makalah konversi UUPA 5/1960 dan hak atas tanah yang bersifat sementara.doc
 
Hukum agraria
Hukum agrariaHukum agraria
Hukum agraria
 
hak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.ppt
hak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.ppthak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.ppt
hak atas tanah yang bersifat sementara dan konversi UUPA 5/1960.ppt
 

Similar to Politik Agraria - F

MATERI HK AGRARIA- P3.pptx
MATERI HK AGRARIA- P3.pptxMATERI HK AGRARIA- P3.pptx
MATERI HK AGRARIA- P3.pptxPADMA462037
 
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat AdatJurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat Adaternidiswan
 
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di IndonesiaIdeologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesiabung gunawan
 
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdfUU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdfWiwihWahyu
 
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5Ilham Mustafa
 
Jurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatfakultashukumuiba
 
Hak atas tanah
Hak atas tanahHak atas tanah
Hak atas tanahSyaifOer
 
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptxDhaniDhanilla1
 
Undang undang-no-5-tahun-1960-1
Undang undang-no-5-tahun-1960-1Undang undang-no-5-tahun-1960-1
Undang undang-no-5-tahun-1960-1Wahyu Novarianto
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uuparaes_bastard
 
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960  Pembaharuan AgrariaUU No 5 tahun 1960  Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan AgrariaYossy Suparyo
 
Kewengan Pemerintah Daerah
Kewengan Pemerintah Daerah Kewengan Pemerintah Daerah
Kewengan Pemerintah Daerah Samsul La Dunga
 

Similar to Politik Agraria - F (20)

PPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
PPT-HUKUM-AGRARIA.pptPPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
PPT-HUKUM-AGRARIA.ppt
 
Edit hukum adat
Edit hukum adatEdit hukum adat
Edit hukum adat
 
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
Kajian yuridis tentang perolehan hak atas tanah oleh negara melalui lembaga p...
 
MATERI HK AGRARIA- P3.pptx
MATERI HK AGRARIA- P3.pptxMATERI HK AGRARIA- P3.pptx
MATERI HK AGRARIA- P3.pptx
 
Agraria uupa uu no 5 1960
Agraria uupa uu no 5 1960Agraria uupa uu no 5 1960
Agraria uupa uu no 5 1960
 
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat AdatJurnal penelitian Masyarakat Adat
Jurnal penelitian Masyarakat Adat
 
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di IndonesiaIdeologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
Ideologi dan Gerakan Agraria di Indonesia
 
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdfUU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
UU Nomor 5 Tahun 1960.pdf
 
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
Peraturan dasar pokokpokok_agraria_(uu_5_thn_1960_5
 
5 winahyu
5 winahyu5 winahyu
5 winahyu
 
Jurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adatJurnal penelitian masyarakat adat
Jurnal penelitian masyarakat adat
 
Proposal tesis ok
Proposal tesis okProposal tesis ok
Proposal tesis ok
 
Hak atas tanah
Hak atas tanahHak atas tanah
Hak atas tanah
 
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
03. Konsep Hukum Penguasaan Hak Atas Tanah di Indonesia.pptx
 
UUPA No_5_1960.pdf
UUPA No_5_1960.pdfUUPA No_5_1960.pdf
UUPA No_5_1960.pdf
 
Undang undang-no-5-tahun-1960-1
Undang undang-no-5-tahun-1960-1Undang undang-no-5-tahun-1960-1
Undang undang-no-5-tahun-1960-1
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupa
 
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960  Pembaharuan AgrariaUU No 5 tahun 1960  Pembaharuan Agraria
UU No 5 tahun 1960 Pembaharuan Agraria
 
Uu 5 tahun 1960 uupa
Uu 5 tahun 1960  uupaUu 5 tahun 1960  uupa
Uu 5 tahun 1960 uupa
 
Kewengan Pemerintah Daerah
Kewengan Pemerintah Daerah Kewengan Pemerintah Daerah
Kewengan Pemerintah Daerah
 

More from Atiek Hafifah

More from Atiek Hafifah (8)

Pusat Informasi dan Konseling Remaja
Pusat Informasi dan Konseling RemajaPusat Informasi dan Konseling Remaja
Pusat Informasi dan Konseling Remaja
 
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
 
Lucunya negeriku (mengenai un)
Lucunya negeriku (mengenai un)Lucunya negeriku (mengenai un)
Lucunya negeriku (mengenai un)
 
Observasi amdal
Observasi amdalObservasi amdal
Observasi amdal
 
Akhir kisah 2012 ku
Akhir kisah 2012 kuAkhir kisah 2012 ku
Akhir kisah 2012 ku
 
Teknik fasilitasi
Teknik fasilitasiTeknik fasilitasi
Teknik fasilitasi
 
P26 potensi wilayah ntb(1)
P26 potensi wilayah ntb(1)P26 potensi wilayah ntb(1)
P26 potensi wilayah ntb(1)
 
Hiv aids
Hiv aidsHiv aids
Hiv aids
 

Politik Agraria - F

  • 1. B A B I P E N D A H U L U A N 1.1 Latar Belakang Masalah Tanah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang diperuntukkan bagi kesejahteraan bangsa Indonesia. Tanah selain mempunyai dimensi fisik dan lintas sektoral, juga mempunyai dimensi ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum, pertanahan dan keamanan. Setiap dimensi tersebut potensial memberikan kesejahteraan bagi rakyat Indonesia. Pengelolaan pertanahan haruslah sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam alinea ke-4 Pembukaan UUD 1945. UUD 1945 memberikan dasar bagi lahirnya kewenangan Negara yang disebut dengan hak menguasai Negara. Hak menguasai Negara dimaksud diatur dalam Pasal 2 ayat (2) UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria atau lebih sering disebut dengan UUPA Kewenangan tersebut merupakan landasan untuk mewujudkan cita- cita mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, dalam arti kebahagiaan, kesejahteraan dan kemerdekaan dalam masyarakat dan Negara hukum Republik Indonesia. Berdasarkan hak menguasai Negara inilah bersumber wewenang Negara untuk mengelola bumi, air dan ruang angkasa serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Namun kenyataannya pengelolaan tanah telah menimbulkan berbagai masalah. Tujuan “untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” masih jauh dari yang diharapkan. Kebijakan pembangunan yang menitikberatkan pertumbuhan ekonomi yang mengakibatkan ketimpangan pemilikan penguasaan tanah. Tanah dalam Republik ini sebagian besar dikuasai oleh pengusaha-pengusaha besar. FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 1
  • 2. Demikian juga telah terjadi secara besar-besaran peralihan fungsi tanah pertanian dan non pertanian. Meskipun konsepsi tentang pengelolaan pertanahan yang mempunyai fungsi sosial telah tertuang dalam UUPA, namun demikian mengenai fungsi sosial hak atas tanah masih belum dapat dijabarkan secara jelas dalam kebijakan, pengaturan, pengendalian dan pengawasan, serta pelayanan dalam bidang pertanahan. Oleh sebab itu diperlukan suatu kajian yang menyeluruh tentang pengembangan kebijakan terhadap fungsi sosial hak atas tanah. Melalui makalah ini akan diharapkan dapat menghasilkan sebuah rekomendasi yang nantinya akan dituangkan dalam bentuk kebijakan di bidang pertanahan khususnya mengenai fungsi social hak milik atas tanah agar mampu memberikan kontribusi yang nyata untuk mensejahterakan masyarakat adat khususnya dan masyarakat pada umumnya terutama terhadap kesempatan mereka untuk memanfaatkan tanah secara optimal. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat dibuat beberapa rumusan masalah, yakni sebagai berikut: 1. Apa pengertian fungsi sosial hak atas tanah? 2. Bagaimana pola kebijakan fungsi sosial hak atas tanah untuk kepentingan masyarakat menurut UUPA? 3. Bagaimanakah fungsi sosial hak atas tanah terhadap kesejahteraan masyarakat? FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 2
  • 3. 1.3 Tujuan Dari rumusan masalah tersebut dapat diketahui bahwa tujuan penulisan makalah ini adalah : 1. Mengetahui pengertian fungsi sosial hak atas tanah. 2. Mengetahui pola kebijakan fungsi sosial hak atas tanah untuk kepentingan masyarakat menurut UUPA 3. Mengetahui fungsi sosial hak atas tanah terhadap kesejahteraan masyarakat. B A B I I P E m B A H A s A N 2.1 PENGERTIAN FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH Tanah dalam wilayah Negara kita adalah tanah Bangsa Indonesia (artinya, tanah kepunyaan bersama para warganegara Indonesia), yang dikaruniakan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepadanya dengan suatu Amanat, yaitu “supaya digunakan untuk mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat...” (pasal 33 ayat 3 UUD jo pasal 2 ayat 3 UUPA). Dalam ketentuan pasal 27,34, dan 40, tanah tidak boleh “ditelantarkan”. Menurut konsepsi Hukum Tanah Nasional hak-hak atas tanah bukan hanya berisikan wewenang, sekaligus juga kewajiban untuk memakai, mengusahakan dan memanfaatkan. Juga menurut konsepsi ini hak- hak perorangan bersumber pada hak bersama (yaitu Hak Bangsa), dan mengandung unsur kemasyarakatan. Untuk itu perlu adanya perencanaan peruntukan dan penggunaan tanah yang dimaksudkan dalam pasal 14. dengan menggunakan tanah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan oleh Pemerintah tersebut, terpenuhilah fungsi sosialnya. Kepentingan umum harus diutamakan daripada kepentingan pribadi, FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 3
  • 4. sesui dengan asas hukum yang berlaku bagi terselenggaranya berkehidupan- bersama dalam masyarakat. Dalam konsepsi hukum barat, pengertian fungsi sosial pada hakikatnya berupa pengurangan atau pembatasan kebebasan individu bagi kepentingan bersama. Sebaliknya konsep fungsi sosial dalam Hukum Adat dan Hukum Tanah Nasional merupakan bagiandari alam pikiran asli orang Indonesia. Yaitu bahwa manusia Indonesia adalah manusia pribadi yang sekaligus mahluk sosial, yang mengusahakan terwujudnya keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara kepentingan pribadi dan kepentingan bersama, kepentingan masyaraktnya. (Bandingkan TAP MPR nomor IV/MPR/1998 jo nomor II/MPR/1993 tentang Asas Pembangunan Nasional, yang harus ditetapkan dan dipegang teguh dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional, yaitu bahwa: harus ada keseimbangan antara berbagai kepentingan, keseimbangan, keserasian dan keselarasan antara kepentingan individu, masyarakat dan negara). 2.2 POLA KEBIJAKAN FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH MENURUT UUPA Konsep hak-hak atas tanah yang terdapat dalam hukum agraria nasional membagi hak-hak atas tanah dalam dua bentuk yaitu 1. hak-hak atas tanah yang bersifat primer yaitu hak-hak atas tanah yang dapat dimiliki atau dikuasai secara langsung oleh seorang atau badan hukum yang mempunyai waktu lama dan dapat dipindahtangankan kepada orang lain atau ahli warisnya seperti Hak Milik (HM), Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Pakai (HP). 2. hak-hak atas tanah yang bersifat sekunder yaitu hak-hak atas tanah yang bersifat sementara seperti hak gadai, hak usaha bagi hasil, hak menumpang, dan hak menyewa atas tanah pertanian. FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 4
  • 5. Dari berbagai macam hak atas tanah tersebut, hak milik merupakan satu- satunya hak primer yang mempunyai kedudukan paling kuat dibandingkan dengan hak-hak yang lainnya. Hal ini dipertegas dalam ketentuan Pasal 20 ayat (1) UUPA yang berbunyi: “Hak milik adalah hak turun temurun, terkuat, terpenuh, yang dapat dipunyai orang atas tanah, dengan mengingat ketentuan dalam Pasal 6.” Pernyataan di atas mengandung pengertian betapa penting dan berharganya menguasai hak atas tanah dengan title “Hak Milik” yang secara hukum memiliki kedudukan terkuat dan terpenuh sehingga pemilik hak dapat mempertahankan haknya terhadap siapapun. Namun demikian bukan berarti bahwa sifat terkuat dan terpenuh yang melekat pada hak milik menjadikan hak ini sebagai hak yang mutlak, tidak terbatas, dan tidak dapat diganggu gugat, karena dalam situasi dan kondisi tertentu hak milik ini dapat pula dibatasi. Pembatasan yang paling nyata diatur dalam ketentuan UUPA antara lain terdapat dalam pasal-pasal sebagai berikut: • Pasal 6 : Semua hak atas tanah mempunyai fungsi sosial. Seseorang tidak dibenarkan mempergunakan atau tidak mempergunakan hak miliknya (atas tanah) semata hanya untuk kepentingan pribadinya, apalagi jika hal itu dapat merugikan kepentingan masyarakat karena sesuai dengan asas fungsi social ini hak milik dapat hapus jika kepentingan umum menghendakinya. • Pasal 7: Untuk tidak merugikan kepentingan umum maka pemilikan dan penguasaan tanah yang melampaui batas tidak diperkenankan. • Pasal 17 : Dengan mengingat ketentuan dalam pasal 7 maka untuk mencapai tujuan yang dimaksud dalam pasal 2 ayat (3) diatur luas maksimum dan/atau minimum tanah yang boleh dipunyai dengan sesuatu hak tersebut dalam pasal 16 oleh satu keluarga atau badan hukum. • Pasal 18 : Untuk kepentingan umum, termasuk kepentingan bangsa dan Negara serta kepentingan bersama dari rakyat, hak-hak atas tanah dapat dicabut, dengan memberi ganti kerugian yang layak dan menurut cara yang diatur dengan undang-undang. FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 5
  • 6. • Pasal 21 ayat (1) : Hanya Warga Negara Indonesia dapat mempunyai hak milik. Didalam pasal pasal tersebut terdapat asas fungsi sosial atas tanah yaitu asas yang menyatakan bahwa penggunaan tanah tidak boleh bertentangan dengan hak hak orang lain dan kepentingan umum,serta keagamaan.Sehingga tidak diperbolehkan jika tanah digunakan sebagai kepentingan pribadi yang menimbulkan kerugian bagi masyarakat. Fungsi sosial hak atas tanah sebagaimana dimaksud Pasal 6 UUPA mengandung beberapa prinsip keutamaan antara lain :  Merupakan suatu pernyataan penting mengenai hak-hak atas tanah yang merumuskan secara singkat sifat kebersamaan atau kemasyarakatan hak- hak atas tanah menurut prinsip Hukum Tanah Nasional. Dalam Konsep Hukum Tanah Nasional memiliki sifat komunalistik religius, yang mengatakan bahwa seluruh bumi, air, dan ruang angkasa, termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dalam wilayah Republik Indonesia, sebagai karunia Tuhan Yang Maha Esa, adalah bumi, air dan ruang angkasa, bangsa Indonesia dan merupakan kekayaan nasional.  Tanah yang dihaki seseorang tidak hanya mempunyai fungsi bagi yang mempunyai hak itu saja tetapi juga bagi bangsa Indonesia seluruhnya. Sebagai konsekuensinya, dalam mempergunakan tanah yang bersangkutan tidak hanya kepentingan individu saja yang dijadikan pedoman, tetapi juga harus diingat dan diperhatikan kepentingan masyarakat. Harus diusahakan adanya keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan masyarakat.  Fungsi sosial hak-hak atas tanah mewajibkan pada yang mempunyai hak untuk mempergunakan tanah yang bersangkutan sesuai dengan FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 6
  • 7. keadaannya, artinya keadaan tanah, sifatnya dan tujuan pemberian haknya. Hal tersebut dimaksudkan agar tanah harus dapat dipelihara dengan baik dan dijaga kualitas kesuburan serta kondisi tanah sehingga kemanfaatan tanahnya dinikmati tidak hanya oleh pemilik hak atas tanah saja tetapi juga masyarakat lainya. Oleh karena itu kewajiban memelihara tanah itu tidak saja dibebankan kepada pemiliknya atau pemegang haknya yang bersangkutan, melainkan juga menjadi beban bagi setiap orang, badan hukum atau instansi yang mempunyai suatu hubungan hukum dengan tanah. UUPA menjamin hak milik pribadi atas tanah tersebut tetapi penggunaannya yang bersifat untuk kepentingan pribadi maupun kelompok tidak boleh bertentangan dengan kepentingan masyarakat.Sehingga timbul keseimbangan, kemakmuran, keadilan, kesejahteraan bagi masyarakat maupun pribadi yang memiliki tanah.Jadi pemilik tanah tidak akan kehilangan haknya dalam memiliki tanah akan tetapi dalam pelaksanaan untuk kepentingan umum maka haknya akan berpindah untuk kepentingan umum. 2.3 FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT Tanah merupakan salah satu bentuk karunia yang diberikan Tuhan pada Negara kita. Untuk itulah supaya tidak timbul masalah, pemerintah berusaha mengaturnya dengan baik. Keadaan Negara kita sebagai Negara berkembang menuntut kita melakukan banyak perbaikan dan pembangunan. Banyaknya manusia yang memerlukan tanah, tetapi tidak bertambahnya jumlah tanah yang ada menjadi salah satu inti permasalahannya. Mau tidak mau untuk menjalankan pembangunan, diadakan proses pengadaan tanah yang asalnya dari tanah yang sudah dihaki oleh rakyat. Proses tersebut cukup memakan waktu yang lama, oleh karena salah satu pihak merasa adanya ketidak-adilan. Proses yang cukup lama ini, otomatis membuat jalannya pembangunan FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 7
  • 8. menjadi tersendat. Maka itu dengan memperkenalkan pada masyarakat akan pentingnya fungsi sosial yang dipunyai oleh seluruh hak-hak atas tanah kiranya dapat membantu mengubah cara berpikir individual masyarakat. Dengan prinsip ini kepentingan pribadi atas tanah tidak dibiarkan merugikan kepentingan banyak orang (umum). Apalagi ditambah dengan peraturan baru yaitu PERPRES Nomor 36 Tahun 2005 dan PERPRES Nomor 65 Tahun 2006 tentang Pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum. Begitu juga dengan pihak pemerintah, harus memperhatikan jumlah kerugian yang wajar, layak dan adil untuk pemegang tanah. Dengan begitu tujuan UUPA untuk mencari keseimbangan antara dua kepentingan rakyat (pembangunan) dan kepentingan individu dapat segera terwujud dengan baik. Salah satu contoh bentuk implementasi dari asas fungsi sosial hak atas tanah adalah Sebidang tanah milik salah satu warga yang mana didepan halaman rumahnya terkena pelebaran jalan, jadi pemilik tanah harus merelakan sebagian tanahnya untuk diberikan guna pelebaran jalan untuk kepentingan umum. Namun dari tanah yang direlakan untuk digunakan pelebaran jalan tersebut pemilik tanah mendapatkan uang ganti rugi dari pemerintah. Dari contoh tersebut seharusnya pemilik tanah memiliki kesadaran menerapkan asas fungsi sosial atas tanah bagi kepentingan umum. TEORI NEGARA KESEJAHTERAAN (WELFARE STATE) Pilihan berfikir yuridis dari salah satu teori tentang tujuan negara adalah Negara Kesejahteraan (Welfare State). Konsep negara hukum yang semula merupakan liberal berubah ke negara hukum yang menyelenggarakan kesejahteraan rakyat.1 Menurut konsep Negara Kesejahteraan, tujuan negara adalah untuk kesejahteraan umum. Negara dipandang hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan bersama kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat negara tersebut. Selain konsep negara berdasar atas hukum (biasa disebut negara hukum), juga dikenal konsep negara kesejahteraan (welfare FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 8
  • 9. state), yakni suatu konsep yang menempatkan peran negara dalam setiap aspek kehidupan rakyatnya demi terwujudnya kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat. Sehubungan dengan konsep negara kesejahteraan tersebut, maka negara yang menganut konsep negara kesejahteraan dapat mengemban 4 (empat) fungsi4 yaitu: 1. The State as provider (negara sebagai pelayan) 2. The State as regulator (negara sebagai pengatur) 3. The State as enterpreneur (negara sebagai wirausaha), and 4. The State as umpire (negara sebagai wasit). Merujuk pada fungsi negara yang menganut konsep negara kesejahteraan sebagaimana telah dikemukakan di atas, menyebabkan negara memegang peranan penting. Guna memenuhi fungsinya sebagai pelayan dan sebagai regulator, maka negara terlibat dan diberi kewenangan untuk membuat peraturan dalam kaitannya dengan fungsi sosial tanah, sehingga terwujud kesejahteraan rakyat sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 33 ayat (3). Oleh sebab itu,peranan pemerintah dalam mendorong masyarakat agar lebih berdaya dalam ikut mengelola dan memanfaatkan tanah menjadi suatu hal yang sangat penting. Negara mempunyai peran penting dalam mengatur penguasaan, penggunaan, pemilikan dan pemanfaatan tanah dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Instrumen penting yang dapat digunakan oleh negara dalam menyelenggarakan fungsi reguleren termasuk dalam bidang agrarian khususnya terhadap tanah adalah undang-undang, dan ini merupakan aplikasi dari asas legalitas dalam konsep negara berdasar atas hukum. Teori Negara Kesejahteraan sangat mendukung suatu pola kebijakan fungsi sosial atas tanah, sehingga akan mendukung terwujudnya kesejahteraan umum dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Konsep Negara Kesejahteraan dalam UUD 1945 pertama kali diadop oleh Muhamad Hatta, yang dapat dikemukakan berdasarkan ketentuan Pasal 33 yang berbunyi: 1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan. FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 9
  • 10. 2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara. 3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. 4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional. 5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan Pasal ini diatur dalam Undang-Undang. Berdasarkan ketentuan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 dapat disimpulkan bahwa negara menguasai kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, namun penguasaan ini dibatasi yaitu harus dipergunakan untuk sebesarnya-besarnya kemakmuran rakyat. TEORI KEADILAN Menurut ajaran utilitis dengan tujuan kemanfaatannya, yang dikemukakan oleh Jeremy Bentham. Menurut pandangan ini, tujuan hukum semata-mata adalah memberikan kemanfaatan atau kebahagiaan yang sebesar-besarnya bagi sebanyak-banyaknya warga masyarakat. Penangannya didasarkan pada filsafah sosial bahwa setiap warga masyarakat mencari kebahagiaan, dan hukum merupakan salah satu alatnya. Doktrin utilitis ini mennjurkan ‘the greathes happiness principle’ (prinsip kebahagiaan yang semaksimal mungkin). Tegasnya, menurut teori ini masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang mencoba memperbesar kebahagiaan dan memperkecil ketidakbahagiaan atau masyarakat yang mencoba memberi kebahagiaan yang sebesar mungkin kepada rakyat pada umumnya dan agar ketidakbahagiaan diusahakan sedikit mungkin dirasakan oleh rakyat pada umumnya. Prinsip keadilan yang kedua yang akan disetujui oleh semua orang yang fair adalah bahwa ketidaksamaan sosial dan ekonomi harus menolong seluruh masyarakat dan para pejabat tinggi harus terbuka bagi semuanya. Tegasnya, FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 10
  • 11. ketidaksamaan sosial dan ekonomi dianggap tidak adil kecuali jika ketidaksamaan ini menolong seluruh masyarakat. Teori keadilan ini sangat relevan untuk menjawab bagaimana seharusnya kebijakan fungsi sosial tanah dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat secara adil. Karena esensi hak masyarakat dalam pemanfaatan sumber daya agrarian khususnya terhadap tanah adalah adanya perlakuan yang adil untuk memanfaatkan dan mengelola tanah secara arif bijaksana dan berkesinambungan untuk kepentingan masyarakat banyak dan kepentingan generasi yang akan datang. TEORI HUKUM PEMBANGUNAN Pendapat serupa juga dikemukakan dalam teori hukum pembangunan dari Muchtar Kusumaatmadja. Berdasarkan kenyataan kemasyarakatan dan situasi kultural di Indonesia serta kebutuhan riil masyarakat Indonesia, Muchtar Kusumaatmadja merumuskan landasan atau kerangka teoritis bagi pembangunan hukum nasional dengan mengakomodasikan pandangan tentang hukum dari Eugen Ehrlich dan teori hukum Roscou Pound, dan mengolahnya menjadi suatu konsep hukum yang memandang hukum sebagai sarana pembaharuan, disamping sarana untuk menjamin ketertiban dan kepastian hukum. Dalam tataran pelaksanaan kebijakan pola fungsi sosial hak atas tanah harus dapat dijabarkan lebih detail dan lebih lanjut dalam berbagai peraturan perundang-perundangan. Dalam kaitannya dengan pengurusan sumber daya agrarian khususnya yang berkaitan dengan fungsi sosial tanah perlu adanya good lands governance. Adapun syarat good lands governance antara lain: 1. Adanya transparansi hukum, kebijakan dan pelaksanaan; 2. Tersedianya mekanisme yang “legitimate” dalam proses akuntabilitas publik; 3. Adanya mekanisme perencanaan, pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi yang partisipatif; 4. Adanya mekanisme demokratis dalam memperkuat daerah; FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 11
  • 12. 5. Memperbaiki birokrasi pusat yang tidak efektif dan efisien untuk perbaikan kinerja melalui pengembangan institusi yang mengarah kepada peningkatan pelayanan publik. B A B I I I P E N U T U P 3.1 Kesimpulan Tanah adalah permukaan bumi, sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 4 ayat (1) UUPA. Hukum Tanah adalah bidang hukum yang mengatur hak-hak penguasaan atas tanah: hak bangsa, hak menguasai dari Negara, hak ulayat, hak pengelolaan, wakaf dan hak-hak atas tanah lainnya. Fungsi tanah adalah sebagai salah satu sumber daya alam utama, yang selain mempunyai nilai batiniah yang mendalam bagi rakyat Indonesia, juga berfungsi sangat strategis dalam memenuhi kebutuhan Negara nasional maupun dalam hubungannya dengan dunia Internasional. Berkaitan dengan kontribusi fungsi sosial tanah terhadap kesejahteraan masyarakat, maka fungsi social tanah harus mampu mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan ruang angkasa tersebut, menentukan dan mengatur hubungan- hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan ruang angkasa , menentukan dan mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dan perbuatan- perbuatan hukum yang mengenai bumi, air dan ruang angkasa, kesejahteraan masyarakat. Konsep kebijakan fungsi sosial tanah yang efektif dan ideal bagi terwujudnya kesejahteraan masyarakat harus diperhatikan beberapa aspek sebagai berikut: • Fungsi sosial dan kepentingan umum harus diprioritaskan demi kepentingan bersama; • Adanya panduan bagi peruntukkan tanah sesuai dengan kondisi daerah masing-masing; • Menata kembali struktur penggunaan tanah yang lebih adil bagi masyarakat; FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 12
  • 13. • Memberikan aturan yang standar mengenai persediaan tanah di setiap daerah; • Memberikan aturan yang konkrit dan standar dalam pemanfaatan tanah secara nasional. 3.2 Saran Seharusnya, dalam kaitannya dengan fungsi sosial hak atas tanah, Pertama, melakukan orientasi terhadap kebijakan yang berkaitan dengan fungsi sosial hak atas tanah, termasuk juga di dalamnya melakukan koordinasi secara nyata dengan pemerintah daerah melalui beberapa program kegiatan yang terkait dengan pola kebijakan fungsi sosial hak atas tanah. Guna mencapainya tujuan hak milik atas tanah tersebut, dalam setiap kegiatan agraria, masyarakat hendaknya selalu dilibatkan. FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 13
  • 14. D A F T A R P U S T A K A Harahap, Bazar dkk,. Tanah Ulayat Dalam Sistem Pertanahan Nasional. Jakarta: Yayasan Peduli Pengembangan Daerah, 2005. Parlindungan, A.P. Komentar Terhadap UUPA No.5 Tahun 1960. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2000. Baskoro, Wisnu Nur.2012.asas fungsi sosial hak atas tanah (hokum agrarian). (cited 2015 April 03). Avaible From: http://civicedu.blogspot.in/2012/06/asas- fungsi-sosial-hak-atas-tanah-hukum.html FUNGSI SOSIAL HAK ATAS TANAH | K E L O M P O K 2 14