SlideShare a Scribd company logo
1 of 6
TUGAS MANDIRI EKOLOGI TUMBUHAN
SIMBIOSIS YANG MENGUNTUNGKAN ANTARA AKAR TANAMAN
KACANG-KACANGAN DENGAN BAKTERI YANG
MENGINFEKSI SISTEM PERAKARANNYA
Disusun Oleh:
Nama : Astri Winangsih
NIM : A420130097
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
Peranan Rhizobium dalam Meningkatkan Ketersediaan Nitrogen bagi
Tanaman Kedelai
Nitrogen (N) merupakan unsur paling penting bagi pertumbuhan tanaman kedelai, namun
ketersediaan N di daerah tropis termasuk Indonesia tergolong rendah. Pupuk N buatan yang
menggunakan gas alam sebagai bahan dasar mempunyai keterbatasan karena gas alam tidak
dapat diperbarui. Oleh karena itu, diperlukan teknologi penambatan N secara hayati melalui
inokulasi rhizobium untuk mengefisienkan pemupukan N pada tanaman kedelai, walaupun ini
masih harus dilakukan pemupukan.
Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun Indonesia
harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena kebutuhan kedelai yang
tinggi. Produksi kedelai pada tahun 2008 diperkirakan dapat ditingkat sekitar 200 ribu ton yang
tadinya produksi 600 ribu ton menjadi 800 juta ribu ton (HKTI, 2008). Usaha peningkatan
produksi kedelai dapat dilakukan secara intensifikasi dan ekstensifikasi.
Peranan Rhizobium sebagai Pupuk Hayati
Rhizobia merupakan kelompok penambat nitrogen yang bersimbiosis dengan tanaman
kacang-kacangan. Kemampuan penambatan pada simbiosis rhizobium ini dapat mencapai 80 kg
N2/ha/thn atau lebih. Ada beberapa jenis rhizobium yang mampu bersimbiosis dengan tanaman
tertentu, karena tidak semua rhizobium mampu bersimbiosis dengan tanaman ini
Pemberian rhizobium untuk tanaman kedelai pada lahan rawa lebak mampu
meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai baik jumlah polong isi, penyerapan N aktif,
tanaman tumbuh lebih tinggi, hasil biji kering tertinggi mencapai yaitu 2.696,3 kg/ha,
meningkatkan bobot bintil akar (115,3 mg/tanaman) untuk yang diberi legin dibandingkan
dengan bobot bintil akar (81,7 mg/tanaman) pada tanah bekas pertanaman kedelai di lahan lebak,
pemberian rhizobium dapat mengefisienkan pupuk N sampai 22,5 kg N/ha, hal ini berarti bahwa
inokulan rhizobium mampu bersimbiosis secara aktif sehingga menghasilkan pertumbuhan
tanaman yang lebih baik (Noortasiah, 2005). Tak hanya meningkatkan nitrogen pada tanaman,
rhizobium mampu menghasilkan hormon pertumbuhan berupa IAA dan giberellin yang dapat
memacu pertumbuhan rambut akar, percabangan akar yang memperluas jangkauan akar.
Akhirnya, tanaman berpeluang besar menyerap hara lebih banyak yang dapat meningkatkan
produktivitas tanaman (Hermastini, 2007).
Tak hanya meningkatkan nitrogen pada tanaman, rhizobium mampu menghasilkan
hormon pertumbuhan berupa IAA dan giberellin yang dapat memacu pertumbuhan rambut akar,
percabangan akar yang memperluas jangkauan akar. Akhirnya, tanaman berpeluang besar
menyerap hara lebih banyak yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman (Hermastini,
2007).
Selain itu rhizobium mampu meningkatkan penyerapan fosfat. Fosfat merupakan hara
utama dalam perkembangan akar dan pembentukan polong kedelai. Penelitian Natakorn
Boonkerd dari Suranaree University, Thailand menunjukkan fosfat meningkat 89% pada tanah
yang diberi rhizobium dan tanpa pupuk. Apalagi jika diimbangi dengan pemberian pupuk buatan
fosfat dan kalium, hasil kedelai melonjak 35% atau 2,25 ton/ha. Sebaliknya jika ditambahkan
pupuk N, produktivitas justru turun. Penyebabnya, rhizobium tak dapat bekerja maksimal dalam
tanah tinggi kandungan nitrogen. Dari beberapa penelitin yang ada dapat diperoleh keuntungan
penggunaan bakteri rhizobium adalah: 1) mampu meningkatkan ketersedian unsur hara, tidak
mempunyai bahaya atau efek sampingan; 2) efisiensi penggunaan yang dapat ditingkatkan
sehingga bahaya pencemaran lingkungan dapat dihindari; 3) harganya relatif murah, dan; 4)
teknologinya atau penerapannya relatif mudah dan sederhana.
Begitu banyak kelebihan rhizobium pada kedelai. Jika itu diaplikasikan secara luas,
produksi kedelai nasional pasti meningkat dan penggunaan pupuk kimia yang kian mendegradasi
kesuburan lahan dapat dikurangi. Pupuk hayati rhizobium tercipta karena pupuk kimia semakin
banyak digunakan, padahal justru menurunkan produktivitas (Endang S, 2007). Menurut
Winarso (2005), pemanfaatan mikroorganisme penambat N2 ini akan mengurangi biaya
produksi. Penambatan N2 di atmosfer oleh mikroorganisme dapat membantu ketersediaan unsur
N bagi tanaman dan dapat mengefisienkan penggunaan N yang berasal dari pupuk buatan.
Apabila keunggulan bakteri ini dapat dimanfaatkan dengan efisien, sehingga mampu mengurangi
penggunaan pupuk N, dari hasil simbiosis bakteri rhizobium mampu mencukupi 75% kebutuhan
N pada tanaman.
Mekanisme Penambatan Nitrogen oleh Rhizobium pada Tanaman Kedelai
Mikroorganisme penambat N2 yaitu rhizobium pada tanaman legum, langkah awal adalah
pembentukan koloni rhizobium pada akar legum sebagai pengenalan terhadap inangnya. Spesies
rhizobium yang berbeda, berbeda pula inangnya.
Proses infeksi dimulai dengan cara penetrasi bakteri ke dalam sel rambut akar. Infeksi
dimulai dari rambut akar menyebabkan pertumbuhan rambut akar yang keriting akibat dari
adanya auksin yang dihasilkan oleh bakteri. Benang infeksi terus berkembang sampai di kortek
dan mengadakan percabangan. Percabangan ini menyebabkan jaringan kortek membesar yang
dapat dilihat sebaga bintil akar. Sampai proses ini infeksi bakteri sensitif terhadap lingkungan
yang tidak menguntungkan, misal kemasaman atau kegaraman (salinitas).
Bintil akar tidak selalu tumbuh di pangkal akar, ada juga yang tumbuh di ujung-ujung
akar. Tidak selalu bintil akar dihuni oleh bakteri rhizobium yang tepat dan efektif. Ciri bintil akar
yang efektif adalah bila dibelah melintang akan memperlihatkan warna merah muda hingga
kecoklatan di bagian tengahnya. Pigmen merah leghemeglobin ini yang paling berperan dalam
memfiksasi N. Pigmen itu dijumpai dalam bintil akar antara bakteroid dan selubung membran
yang mengelilinginya. Jumlah leghemeglobin di dalam bintil akar memiliki hubungan langsung
dengan jumlah nitrogen yang difiksasi. Korelasinya positif, semakin banyak jumlah pigmen,
semakin besar nitrogen yang diikat (Rao, 1994).
Waktu antara infeksi sampai dengan bakteri mampu memfiksasi N2 sekitar 3-5 minggu.
Selama peroide tersebut kebutuhan karbohidrat, nutrien mineral dan asam amino disediakan oleh
inang tanpa memperoleh keuntungan (bersifat parasit). Bakteri membentuk suatu komplek enzim
yang dibutuhkan untuk menambat nitrogen. Bentuk bakteri (rhizobia) dalam satu sel akar yang
mengandung nodul aktif ( bila dibelah melintang akan terlihat warna merah muda hingga
kecoklatan dibagian tengahnya) disebut bakteroid.
Rumus Pemanfaatan Nitrogen bagi Tanaman:
N2 + H2 → NH4 + O2 → NO3 + O2→ NO2
Faktor yang berpengaruh terhadap penambatan nitrogen di samping oksigen berpengaruh
terhadap aktivitas nitrogenase, faktor lain yang berpengaruh terhadap kehidupan dan aktivitas
fisiologis mikrosimbion akan berpengaruh pula terhadap penambatan nitrogen. Reaksi tanah
(pH) berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme, misal Azotobacter sensitif terhadap pH, di
bawah 6 kemampuannya sangat rendah, sedang Beyerinchia dan Derxia agak toleran terhadap
pH 3-9. Pada banyak spesies legume, proses nodulasinya terhambat pada tanah asam (sesuai
pada pH netral – agak basa). Pada kondisi demikian dapat dikatakan ketersediaan kalsium
bertanggung jawab pada fenomena demikian ini. Dikatakan bahwa pada awal infeksi sangat
sensitif terhadap ketersediaan kalsium, sedang setelah mulai pertumbuhan nodule tidak
dipengaruhi oleh menurunnya konsentrasi kalsium.
Fosfat juga berpengaruh terhadap nodulasi, ketersediaan fosfat lebih berpengaruh
terhadap nodulasi dan pertumbuhan nodul. Fosfor merupakan sumber energi, kebutuhan energi
tinggi dan sejumlah besar ATP menyebabkan perlu kecukupan penyediaan fosfor dalam
menambat N2 Bila tanaman legume menggantungkan nitrogen dari simbiosis, kekurangan fosfor,
tanaman tersebut juga akan mengalami defisiensi nitrogen dan hal demikian dapat dicegah
dengan aplikasi pupuk fosfor. Terkait dengan kebutuhan fosfor, hal yang menarik adalah adanya
simbiosis ganda yaitu antara nodulasi dan infeksi mikoriza. Fosfat merupakan sumber energi di
dalam nodul akar.
Gejala defisiensi Nitrogen pada tanaman legume juga dapat dilihat pada tanaman yang
ditanam di daerah yang rendah ketersediaan Molibdeniumnya. Hal ini dapat dimaklumi karena
Molibdenium adalah komponen metal dari nitrogenase. Namun demikian kebutuhan
molibdenium dapat dipenuhi hanya dengan menambahan 100-500 g/ha (Handayanto dan
Hairiah. K, 2007).
Cobalt juga berpengaruh terhadap penambatan Nitrogen, karena Cobalt dibutuhkan untuk
sintesis leghemoglobin. Cobalt tidak saja berpengaruh terhadap kandungan Nitrogen, tetapi juga
pada jumlah dan bentuk sel bakteroid, hal ini menunjukkan bahwa cobalt juga berpengaruh
terhadap pembelahan sel rhizobia.
Biologi fiksasi nitrogen merupakan salah satu alternatif untuk pupuk nitrogen.
Hal ini dilakukan oleh prokariota menggunakan kompleks enzim nitrogenase diistilahkan dan
hasil dalam atmosfer N2 dikurangi ke dalam bentuk nitrogen tanaman dapat digunakan, seperti
amonia. Satu keluarga dari tanaman, Leguminosae, telah berkembang hubungan simbiosis
dengan bakteri tanah tertentu, yang disebut rhizobia (termasuk genera Azorhizobium,
Allorhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Rhizobium dan Sinorhizobium). setelah
simbiosis didirikan, rhizobia yang memperbaiki nitrogen atmosfer dan menyediakannya untuk
tanaman inang kacang-kacangan mereka. karena nitrogen adalah kunci faktor pembatas bagi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yang kemampuan kacang-kacangan untuk masuk ke
dalam simbiosis dengan nitrogen-fixing rhizobia menyediakan mereka dengan keuntungan yang
berbeda atas lain spesies tanaman.
Akar legum memulai nodulasi dengan memancarkan flavonoid dalam rhizosfer.
Hal ini menarik rhizobia yang kompatibel ke akar dan merangsang mereka untuk
menghasilkan faktor mengangguk (NF). NF dilaporkan dirasakan di epidermis oleh
pengulangan reseptor-seperti kinase kaya leusin (LRR RLK) yang memicu sejumlah
peristiwa hilir yang terlibat dalam infeksi bakteri. Bersamaan, NF juga dilaporkan
dirasakan oleh dua LysM RLKs, yang mengarah ke kaskade sinyal NF, pembelahan sel
kortikal / Pericycle, dan peristiwa infeksi bakteri. Sebuah sinyal selular (mungkin
phytohormone sitokinin) dianggap menyampaikan persepsi NF dari epidermis ke korteks
mana memulai pembelahan sel yang menimbulkan ke primordia nodul. Tingkat banyak
hormon lain juga dikontrol ketat seluruh nodul organogenesis dan memiliki peran dalam
mengatur inisiasi nodul dan pembangunan.
Gambar tahapperkembangan taktentudan determinate nodul leguminosa.
Illustrated adalahtahapperkembangan kacang (tak tentu, kiri)dankedelai (determinate, kanan)nodul. Muncul rambut
akar memancarkan senyawa flavonoid, yang menarik rhizobia yangkompatibeldanmerangsang mereka untuk
menghasilkan faktor mengangguk (NF). Akar rambut deformasi danmembentuk saku, di mana rhizobia yang terperangkap.
Struktur benang Infeksi memulai dalam saku memungkinkan rhizobia untukmemasukkan tanaman. sel divisi pertama kali
diamati di korteks batinuntuk nodul taktentu ataulapisanselsub-epidermal untuk nodul determinate. tambahan lapisan
sel kemudian membagi mengarahke pembentukan primordial nodul. Benang infeksikemajuanmenuju primordial ini dan
rilis yang rhizobia menjadi tetesan infeksi, di mana mereka berdiferensiasimenjadi bakteroid nitrogen. Di bagianatas
primordial tak tentunodul, meristemyangberkembang yangterus menimbulkan sel-selbaru. Sebagai sel-selbaru jatuh
tempo, banyak kemudianmenjadi terinfeksi, mengarahke zona berturut-turut invasi rhizobia dandiferensiasi dalamnodul.
Sebaliknya, nodul determinate tidakmengembangkan meristemgigihdankarenanya sel mereka menyerangsemua pada
fase perkembangan yangsama. Berbagaitahapperkembangan, jenis jaringan danzona nodulasi diberi label.
Gambar 2 peristiwa molekuler yang terkait dengan tahap awal
nodulasi. Akar legum memulai nodulasi dengan memancarkan
flavonoid dalam rhizosfer. Hal ini menarik rhizobia yang
kompatibel ke akar dan merangsang mereka untuk
menghasilkan faktor mengangguk (NF). NF dilaporkan
dirasakan di epidermis oleh pengulangan reseptor-seperti
kinase kaya leusin (LRR RLK) yang memicu sejumlah
peristiwa hilir yang terlibat dalam infeksi bakteri. Bersamaan,
NF juga dilaporkan dirasakan oleh dua LysM RLKs, yang
mengarah ke kaskade sinyal NF, pembelahan sel kortikal /
Pericycle, dan peristiwa infeksi bakteri. Sebuah sinyal selular
(mungkin phytohormone sitokinin) dianggap menyampaikan
persepsi NF dari epidermis ke korteks mana memulai
pembelahan sel yang menimbulkan ke primordia nodul.
Tingkat banyak hormon lain juga dikontrol ketat seluruh nodul
organogenesis dan memiliki peran dalam mengatur inisiasi
nodul dan pembangunan.

More Related Content

What's hot

faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisma
faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganismafaktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisma
faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganismanevile86
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanAli Babang
 
5 topic1
5 topic15 topic1
5 topic1reissay
 
Mikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi BakteriMikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi Bakterikikikamila
 
Materi Bakteri biologi kelas 11
Materi Bakteri biologi kelas 11Materi Bakteri biologi kelas 11
Materi Bakteri biologi kelas 11fahira_ila
 
Bakteri (Bacteria)
Bakteri (Bacteria)Bakteri (Bacteria)
Bakteri (Bacteria)Tri Suwandi
 
Dasar dasar-bakteriologi
Dasar dasar-bakteriologiDasar dasar-bakteriologi
Dasar dasar-bakteriologiPoltekes TNI AU
 
1.1 pengelasan mikroorganisma
1.1 pengelasan mikroorganisma1.1 pengelasan mikroorganisma
1.1 pengelasan mikroorganismanevile86
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianfahmiganteng
 

What's hot (20)

Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Klasifikasi bakteri
Klasifikasi bakteriKlasifikasi bakteri
Klasifikasi bakteri
 
Pathogen Tanaman
Pathogen TanamanPathogen Tanaman
Pathogen Tanaman
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisma
faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganismafaktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisma
faktor-faktor mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisma
 
Bakteri
BakteriBakteri
Bakteri
 
Bakteri
Bakteri Bakteri
Bakteri
 
3. bakteri
3. bakteri3. bakteri
3. bakteri
 
Bakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanamanBakteri penyakit pada tanaman
Bakteri penyakit pada tanaman
 
Biokim 2.
Biokim 2.Biokim 2.
Biokim 2.
 
5 topic1
5 topic15 topic1
5 topic1
 
Mikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi BakteriMikrobiologi Bakteri
Mikrobiologi Bakteri
 
Materi Bakteri biologi kelas 11
Materi Bakteri biologi kelas 11Materi Bakteri biologi kelas 11
Materi Bakteri biologi kelas 11
 
Ppt Bakteri SMA
Ppt Bakteri SMA Ppt Bakteri SMA
Ppt Bakteri SMA
 
Bakteri (Bacteria)
Bakteri (Bacteria)Bakteri (Bacteria)
Bakteri (Bacteria)
 
Dasar dasar-bakteriologi
Dasar dasar-bakteriologiDasar dasar-bakteriologi
Dasar dasar-bakteriologi
 
1.1 pengelasan mikroorganisma
1.1 pengelasan mikroorganisma1.1 pengelasan mikroorganisma
1.1 pengelasan mikroorganisma
 
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanianLaporan praktikum bakteriologi pertanian
Laporan praktikum bakteriologi pertanian
 
SMA Kelas X - Bakteri
SMA Kelas X - BakteriSMA Kelas X - Bakteri
SMA Kelas X - Bakteri
 

Viewers also liked

Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)fitriwirnamasari
 
FUNGSI TANAH HUTAN
FUNGSI TANAH HUTANFUNGSI TANAH HUTAN
FUNGSI TANAH HUTANEDIS BLOG
 
Mikroba pelarut posfat
Mikroba pelarut posfatMikroba pelarut posfat
Mikroba pelarut posfatNugraha Kiki
 
Makalah fistum nitrogen
Makalah fistum nitrogenMakalah fistum nitrogen
Makalah fistum nitrogenNesTi Nafi'ah
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Awe Wardani
 
Biologi tanah(ptpsp)
Biologi tanah(ptpsp)Biologi tanah(ptpsp)
Biologi tanah(ptpsp)annisaroshi
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.ovalainita
 
Metabolisme nitrogen
Metabolisme  nitrogenMetabolisme  nitrogen
Metabolisme nitrogenrona_violita
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianEfri Yadi
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANMAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANNur Arifaizal Basri
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaDian Kirtley Kristi
 
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalmakalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalManshur Changean
 
Mikro dan makro 2012
Mikro dan makro 2012Mikro dan makro 2012
Mikro dan makro 2012wardayadi007
 
Tugas makalah ( pembelaan negara) harits
Tugas makalah ( pembelaan negara) haritsTugas makalah ( pembelaan negara) harits
Tugas makalah ( pembelaan negara) haritsRietz Wiguna
 

Viewers also liked (15)

Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
Makalah kelompok 2(peranan mikroba pada bidang pertanian)
 
FUNGSI TANAH HUTAN
FUNGSI TANAH HUTANFUNGSI TANAH HUTAN
FUNGSI TANAH HUTAN
 
Mikroba pelarut posfat
Mikroba pelarut posfatMikroba pelarut posfat
Mikroba pelarut posfat
 
Makalah fistum nitrogen
Makalah fistum nitrogenMakalah fistum nitrogen
Makalah fistum nitrogen
 
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
Menghitung Keanekaragan Hayati Menggunakan Rumus -H= jumlah dari (pi log pi)
 
Biologi tanah(ptpsp)
Biologi tanah(ptpsp)Biologi tanah(ptpsp)
Biologi tanah(ptpsp)
 
Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.Tugas makalah bahasa indonesia.
Tugas makalah bahasa indonesia.
 
Metabolisme nitrogen
Metabolisme  nitrogenMetabolisme  nitrogen
Metabolisme nitrogen
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
 
Makalah Tentang Bela Negara
Makalah Tentang Bela NegaraMakalah Tentang Bela Negara
Makalah Tentang Bela Negara
 
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUANMAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
MAKALAH BAHASA INDONESIA KEILMUAN
 
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesiaMakalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
Makalah tentang bahasa indonesia : penggunaan bahasa indonesia
 
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasionalmakalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
makalah bahasa indonesia sebagai bahasa nasional
 
Mikro dan makro 2012
Mikro dan makro 2012Mikro dan makro 2012
Mikro dan makro 2012
 
Tugas makalah ( pembelaan negara) harits
Tugas makalah ( pembelaan negara) haritsTugas makalah ( pembelaan negara) harits
Tugas makalah ( pembelaan negara) harits
 

Similar to Peranan Rhizobium dalam meningkatkan ketersediaan N dalam tanaman kedelai

Bakteri pengikat n secara non simbiosis
Bakteri pengikat n secara  non simbiosisBakteri pengikat n secara  non simbiosis
Bakteri pengikat n secara non simbiosisTidar University
 
Pertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikroba
Pertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikrobaPertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikroba
Pertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikrobaAfifi Rahmadetiassani
 
Aplikasi urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...
Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...
Aplikasi urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...BBPP_Batu
 
Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosisPengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosisTidar University
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahArif nor fauzi
 
(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fix(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fixWahyu Arema
 
I. pendahuluan
I. pendahuluanI. pendahuluan
I. pendahuluanrizky hadi
 
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuPentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuIr. Zakaria, M.M
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluanefri007
 
Pemanfaatan zeolit alam Ende sebagai pupuk.pdf
Pemanfaatan zeolit alam Ende sebagai pupuk.pdfPemanfaatan zeolit alam Ende sebagai pupuk.pdf
Pemanfaatan zeolit alam Ende sebagai pupuk.pdfGregorio Antonny Bani
 
VIROLOGI_FISIOLOGI_PENYAKIT_VIRUS_TUMBUH.docx
VIROLOGI_FISIOLOGI_PENYAKIT_VIRUS_TUMBUH.docxVIROLOGI_FISIOLOGI_PENYAKIT_VIRUS_TUMBUH.docx
VIROLOGI_FISIOLOGI_PENYAKIT_VIRUS_TUMBUH.docxFadliRealme
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahArif nor fauzi
 
Mikrobiologi_pertanian_rtf.ppt
Mikrobiologi_pertanian_rtf.pptMikrobiologi_pertanian_rtf.ppt
Mikrobiologi_pertanian_rtf.pptLenniFitri1
 
Tehnologi bioorganik di pertanian
Tehnologi bioorganik di pertanianTehnologi bioorganik di pertanian
Tehnologi bioorganik di pertanianRom Doni
 
Pengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas Herbisida
Pengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas HerbisidaPengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas Herbisida
Pengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas HerbisidaRosma Susiwaty Situmeang
 

Similar to Peranan Rhizobium dalam meningkatkan ketersediaan N dalam tanaman kedelai (20)

Nitrogen di udara
Nitrogen di udaraNitrogen di udara
Nitrogen di udara
 
Mikrobiologi
MikrobiologiMikrobiologi
Mikrobiologi
 
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
Bakteri pengikat n secara  non simbiosisBakteri pengikat n secara  non simbiosis
Bakteri pengikat n secara non simbiosis
 
Sianobakteria
SianobakteriaSianobakteria
Sianobakteria
 
Pertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikroba
Pertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikrobaPertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikroba
Pertanian organik ramah lingkungan menggunakan mikroba
 
Aplikasi urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...
Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...Aplikasi  urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...
Aplikasi urine sapi dengan inokulan bakteri dan urea terhadap tanaman padi (...
 
Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosisPengikatan n oleh bakteri simbiosis
Pengikatan n oleh bakteri simbiosis
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fix(Paper 1 )industri pupuk fix
(Paper 1 )industri pupuk fix
 
I. pendahuluan
I. pendahuluanI. pendahuluan
I. pendahuluan
 
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-TebuPentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
Pentingnya Hara-dan-Pupuk-untuk-Rendemen-Tebu
 
Root exudates
Root exudatesRoot exudates
Root exudates
 
Bab i pendahuluan
Bab i pendahuluanBab i pendahuluan
Bab i pendahuluan
 
Pemanfaatan zeolit alam Ende sebagai pupuk.pdf
Pemanfaatan zeolit alam Ende sebagai pupuk.pdfPemanfaatan zeolit alam Ende sebagai pupuk.pdf
Pemanfaatan zeolit alam Ende sebagai pupuk.pdf
 
VIROLOGI_FISIOLOGI_PENYAKIT_VIRUS_TUMBUH.docx
VIROLOGI_FISIOLOGI_PENYAKIT_VIRUS_TUMBUH.docxVIROLOGI_FISIOLOGI_PENYAKIT_VIRUS_TUMBUH.docx
VIROLOGI_FISIOLOGI_PENYAKIT_VIRUS_TUMBUH.docx
 
Laporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanahLaporan praktikum kesuburan tanah
Laporan praktikum kesuburan tanah
 
Mikrobiologi_pertanian_rtf.ppt
Mikrobiologi_pertanian_rtf.pptMikrobiologi_pertanian_rtf.ppt
Mikrobiologi_pertanian_rtf.ppt
 
Tehnologi bioorganik di pertanian
Tehnologi bioorganik di pertanianTehnologi bioorganik di pertanian
Tehnologi bioorganik di pertanian
 
Pengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas Herbisida
Pengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas HerbisidaPengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas Herbisida
Pengaruh Pupuk Nitrogen terhadap Gulma dan Efektivitas Herbisida
 

More from Astri

Mikroskop
MikroskopMikroskop
MikroskopAstri
 
astri
astriastri
astriAstri
 
Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan Hidup
Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan HidupDampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan Hidup
Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan HidupAstri
 
Enzim
EnzimEnzim
EnzimAstri
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
FotosintesisAstri
 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanAstri
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
TranspirasiAstri
 
Unsur hara
Unsur haraUnsur hara
Unsur haraAstri
 
Tanah
TanahTanah
TanahAstri
 
Hubungan air dengan tanaman
Hubungan air dengan tanamanHubungan air dengan tanaman
Hubungan air dengan tanamanAstri
 
Difusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisiDifusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisiAstri
 

More from Astri (11)

Mikroskop
MikroskopMikroskop
Mikroskop
 
astri
astriastri
astri
 
Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan Hidup
Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan HidupDampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan Hidup
Dampak Pencemaran Limbah Pabrik Tahu Terhadap Lingkungan Hidup
 
Enzim
EnzimEnzim
Enzim
 
Fotosintesis
FotosintesisFotosintesis
Fotosintesis
 
Pupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukanPupuk dan pemupukan
Pupuk dan pemupukan
 
Transpirasi
TranspirasiTranspirasi
Transpirasi
 
Unsur hara
Unsur haraUnsur hara
Unsur hara
 
Tanah
TanahTanah
Tanah
 
Hubungan air dengan tanaman
Hubungan air dengan tanamanHubungan air dengan tanaman
Hubungan air dengan tanaman
 
Difusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisiDifusi osmosis imbibisi
Difusi osmosis imbibisi
 

Peranan Rhizobium dalam meningkatkan ketersediaan N dalam tanaman kedelai

  • 1. TUGAS MANDIRI EKOLOGI TUMBUHAN SIMBIOSIS YANG MENGUNTUNGKAN ANTARA AKAR TANAMAN KACANG-KACANGAN DENGAN BAKTERI YANG MENGINFEKSI SISTEM PERAKARANNYA Disusun Oleh: Nama : Astri Winangsih NIM : A420130097 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014
  • 2. Peranan Rhizobium dalam Meningkatkan Ketersediaan Nitrogen bagi Tanaman Kedelai Nitrogen (N) merupakan unsur paling penting bagi pertumbuhan tanaman kedelai, namun ketersediaan N di daerah tropis termasuk Indonesia tergolong rendah. Pupuk N buatan yang menggunakan gas alam sebagai bahan dasar mempunyai keterbatasan karena gas alam tidak dapat diperbarui. Oleh karena itu, diperlukan teknologi penambatan N secara hayati melalui inokulasi rhizobium untuk mengefisienkan pemupukan N pada tanaman kedelai, walaupun ini masih harus dilakukan pemupukan. Di Indonesia, kedelai menjadi sumber gizi protein nabati utama, meskipun Indonesia harus mengimpor sebagian besar kebutuhan kedelai. Ini terjadi karena kebutuhan kedelai yang tinggi. Produksi kedelai pada tahun 2008 diperkirakan dapat ditingkat sekitar 200 ribu ton yang tadinya produksi 600 ribu ton menjadi 800 juta ribu ton (HKTI, 2008). Usaha peningkatan produksi kedelai dapat dilakukan secara intensifikasi dan ekstensifikasi. Peranan Rhizobium sebagai Pupuk Hayati Rhizobia merupakan kelompok penambat nitrogen yang bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan. Kemampuan penambatan pada simbiosis rhizobium ini dapat mencapai 80 kg N2/ha/thn atau lebih. Ada beberapa jenis rhizobium yang mampu bersimbiosis dengan tanaman tertentu, karena tidak semua rhizobium mampu bersimbiosis dengan tanaman ini Pemberian rhizobium untuk tanaman kedelai pada lahan rawa lebak mampu meningkatkan pertumbuhan tanaman kedelai baik jumlah polong isi, penyerapan N aktif, tanaman tumbuh lebih tinggi, hasil biji kering tertinggi mencapai yaitu 2.696,3 kg/ha, meningkatkan bobot bintil akar (115,3 mg/tanaman) untuk yang diberi legin dibandingkan dengan bobot bintil akar (81,7 mg/tanaman) pada tanah bekas pertanaman kedelai di lahan lebak, pemberian rhizobium dapat mengefisienkan pupuk N sampai 22,5 kg N/ha, hal ini berarti bahwa inokulan rhizobium mampu bersimbiosis secara aktif sehingga menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih baik (Noortasiah, 2005). Tak hanya meningkatkan nitrogen pada tanaman, rhizobium mampu menghasilkan hormon pertumbuhan berupa IAA dan giberellin yang dapat memacu pertumbuhan rambut akar, percabangan akar yang memperluas jangkauan akar. Akhirnya, tanaman berpeluang besar menyerap hara lebih banyak yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman (Hermastini, 2007). Tak hanya meningkatkan nitrogen pada tanaman, rhizobium mampu menghasilkan hormon pertumbuhan berupa IAA dan giberellin yang dapat memacu pertumbuhan rambut akar, percabangan akar yang memperluas jangkauan akar. Akhirnya, tanaman berpeluang besar menyerap hara lebih banyak yang dapat meningkatkan produktivitas tanaman (Hermastini, 2007).
  • 3. Selain itu rhizobium mampu meningkatkan penyerapan fosfat. Fosfat merupakan hara utama dalam perkembangan akar dan pembentukan polong kedelai. Penelitian Natakorn Boonkerd dari Suranaree University, Thailand menunjukkan fosfat meningkat 89% pada tanah yang diberi rhizobium dan tanpa pupuk. Apalagi jika diimbangi dengan pemberian pupuk buatan fosfat dan kalium, hasil kedelai melonjak 35% atau 2,25 ton/ha. Sebaliknya jika ditambahkan pupuk N, produktivitas justru turun. Penyebabnya, rhizobium tak dapat bekerja maksimal dalam tanah tinggi kandungan nitrogen. Dari beberapa penelitin yang ada dapat diperoleh keuntungan penggunaan bakteri rhizobium adalah: 1) mampu meningkatkan ketersedian unsur hara, tidak mempunyai bahaya atau efek sampingan; 2) efisiensi penggunaan yang dapat ditingkatkan sehingga bahaya pencemaran lingkungan dapat dihindari; 3) harganya relatif murah, dan; 4) teknologinya atau penerapannya relatif mudah dan sederhana. Begitu banyak kelebihan rhizobium pada kedelai. Jika itu diaplikasikan secara luas, produksi kedelai nasional pasti meningkat dan penggunaan pupuk kimia yang kian mendegradasi kesuburan lahan dapat dikurangi. Pupuk hayati rhizobium tercipta karena pupuk kimia semakin banyak digunakan, padahal justru menurunkan produktivitas (Endang S, 2007). Menurut Winarso (2005), pemanfaatan mikroorganisme penambat N2 ini akan mengurangi biaya produksi. Penambatan N2 di atmosfer oleh mikroorganisme dapat membantu ketersediaan unsur N bagi tanaman dan dapat mengefisienkan penggunaan N yang berasal dari pupuk buatan. Apabila keunggulan bakteri ini dapat dimanfaatkan dengan efisien, sehingga mampu mengurangi penggunaan pupuk N, dari hasil simbiosis bakteri rhizobium mampu mencukupi 75% kebutuhan N pada tanaman. Mekanisme Penambatan Nitrogen oleh Rhizobium pada Tanaman Kedelai Mikroorganisme penambat N2 yaitu rhizobium pada tanaman legum, langkah awal adalah pembentukan koloni rhizobium pada akar legum sebagai pengenalan terhadap inangnya. Spesies rhizobium yang berbeda, berbeda pula inangnya. Proses infeksi dimulai dengan cara penetrasi bakteri ke dalam sel rambut akar. Infeksi dimulai dari rambut akar menyebabkan pertumbuhan rambut akar yang keriting akibat dari adanya auksin yang dihasilkan oleh bakteri. Benang infeksi terus berkembang sampai di kortek dan mengadakan percabangan. Percabangan ini menyebabkan jaringan kortek membesar yang dapat dilihat sebaga bintil akar. Sampai proses ini infeksi bakteri sensitif terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan, misal kemasaman atau kegaraman (salinitas). Bintil akar tidak selalu tumbuh di pangkal akar, ada juga yang tumbuh di ujung-ujung akar. Tidak selalu bintil akar dihuni oleh bakteri rhizobium yang tepat dan efektif. Ciri bintil akar yang efektif adalah bila dibelah melintang akan memperlihatkan warna merah muda hingga kecoklatan di bagian tengahnya. Pigmen merah leghemeglobin ini yang paling berperan dalam memfiksasi N. Pigmen itu dijumpai dalam bintil akar antara bakteroid dan selubung membran yang mengelilinginya. Jumlah leghemeglobin di dalam bintil akar memiliki hubungan langsung dengan jumlah nitrogen yang difiksasi. Korelasinya positif, semakin banyak jumlah pigmen, semakin besar nitrogen yang diikat (Rao, 1994).
  • 4. Waktu antara infeksi sampai dengan bakteri mampu memfiksasi N2 sekitar 3-5 minggu. Selama peroide tersebut kebutuhan karbohidrat, nutrien mineral dan asam amino disediakan oleh inang tanpa memperoleh keuntungan (bersifat parasit). Bakteri membentuk suatu komplek enzim yang dibutuhkan untuk menambat nitrogen. Bentuk bakteri (rhizobia) dalam satu sel akar yang mengandung nodul aktif ( bila dibelah melintang akan terlihat warna merah muda hingga kecoklatan dibagian tengahnya) disebut bakteroid. Rumus Pemanfaatan Nitrogen bagi Tanaman: N2 + H2 → NH4 + O2 → NO3 + O2→ NO2 Faktor yang berpengaruh terhadap penambatan nitrogen di samping oksigen berpengaruh terhadap aktivitas nitrogenase, faktor lain yang berpengaruh terhadap kehidupan dan aktivitas fisiologis mikrosimbion akan berpengaruh pula terhadap penambatan nitrogen. Reaksi tanah (pH) berpengaruh terhadap aktivitas mikroorganisme, misal Azotobacter sensitif terhadap pH, di bawah 6 kemampuannya sangat rendah, sedang Beyerinchia dan Derxia agak toleran terhadap pH 3-9. Pada banyak spesies legume, proses nodulasinya terhambat pada tanah asam (sesuai pada pH netral – agak basa). Pada kondisi demikian dapat dikatakan ketersediaan kalsium bertanggung jawab pada fenomena demikian ini. Dikatakan bahwa pada awal infeksi sangat sensitif terhadap ketersediaan kalsium, sedang setelah mulai pertumbuhan nodule tidak dipengaruhi oleh menurunnya konsentrasi kalsium. Fosfat juga berpengaruh terhadap nodulasi, ketersediaan fosfat lebih berpengaruh terhadap nodulasi dan pertumbuhan nodul. Fosfor merupakan sumber energi, kebutuhan energi tinggi dan sejumlah besar ATP menyebabkan perlu kecukupan penyediaan fosfor dalam menambat N2 Bila tanaman legume menggantungkan nitrogen dari simbiosis, kekurangan fosfor, tanaman tersebut juga akan mengalami defisiensi nitrogen dan hal demikian dapat dicegah dengan aplikasi pupuk fosfor. Terkait dengan kebutuhan fosfor, hal yang menarik adalah adanya simbiosis ganda yaitu antara nodulasi dan infeksi mikoriza. Fosfat merupakan sumber energi di dalam nodul akar. Gejala defisiensi Nitrogen pada tanaman legume juga dapat dilihat pada tanaman yang ditanam di daerah yang rendah ketersediaan Molibdeniumnya. Hal ini dapat dimaklumi karena Molibdenium adalah komponen metal dari nitrogenase. Namun demikian kebutuhan molibdenium dapat dipenuhi hanya dengan menambahan 100-500 g/ha (Handayanto dan Hairiah. K, 2007). Cobalt juga berpengaruh terhadap penambatan Nitrogen, karena Cobalt dibutuhkan untuk sintesis leghemoglobin. Cobalt tidak saja berpengaruh terhadap kandungan Nitrogen, tetapi juga pada jumlah dan bentuk sel bakteroid, hal ini menunjukkan bahwa cobalt juga berpengaruh terhadap pembelahan sel rhizobia.
  • 5. Biologi fiksasi nitrogen merupakan salah satu alternatif untuk pupuk nitrogen. Hal ini dilakukan oleh prokariota menggunakan kompleks enzim nitrogenase diistilahkan dan hasil dalam atmosfer N2 dikurangi ke dalam bentuk nitrogen tanaman dapat digunakan, seperti amonia. Satu keluarga dari tanaman, Leguminosae, telah berkembang hubungan simbiosis dengan bakteri tanah tertentu, yang disebut rhizobia (termasuk genera Azorhizobium, Allorhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Rhizobium dan Sinorhizobium). setelah simbiosis didirikan, rhizobia yang memperbaiki nitrogen atmosfer dan menyediakannya untuk tanaman inang kacang-kacangan mereka. karena nitrogen adalah kunci faktor pembatas bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, yang kemampuan kacang-kacangan untuk masuk ke dalam simbiosis dengan nitrogen-fixing rhizobia menyediakan mereka dengan keuntungan yang berbeda atas lain spesies tanaman. Akar legum memulai nodulasi dengan memancarkan flavonoid dalam rhizosfer. Hal ini menarik rhizobia yang kompatibel ke akar dan merangsang mereka untuk menghasilkan faktor mengangguk (NF). NF dilaporkan dirasakan di epidermis oleh pengulangan reseptor-seperti kinase kaya leusin (LRR RLK) yang memicu sejumlah peristiwa hilir yang terlibat dalam infeksi bakteri. Bersamaan, NF juga dilaporkan dirasakan oleh dua LysM RLKs, yang mengarah ke kaskade sinyal NF, pembelahan sel kortikal / Pericycle, dan peristiwa infeksi bakteri. Sebuah sinyal selular (mungkin phytohormone sitokinin) dianggap menyampaikan persepsi NF dari epidermis ke korteks mana memulai pembelahan sel yang menimbulkan ke primordia nodul. Tingkat banyak hormon lain juga dikontrol ketat seluruh nodul organogenesis dan memiliki peran dalam mengatur inisiasi nodul dan pembangunan.
  • 6. Gambar tahapperkembangan taktentudan determinate nodul leguminosa. Illustrated adalahtahapperkembangan kacang (tak tentu, kiri)dankedelai (determinate, kanan)nodul. Muncul rambut akar memancarkan senyawa flavonoid, yang menarik rhizobia yangkompatibeldanmerangsang mereka untuk menghasilkan faktor mengangguk (NF). Akar rambut deformasi danmembentuk saku, di mana rhizobia yang terperangkap. Struktur benang Infeksi memulai dalam saku memungkinkan rhizobia untukmemasukkan tanaman. sel divisi pertama kali diamati di korteks batinuntuk nodul taktentu ataulapisanselsub-epidermal untuk nodul determinate. tambahan lapisan sel kemudian membagi mengarahke pembentukan primordial nodul. Benang infeksikemajuanmenuju primordial ini dan rilis yang rhizobia menjadi tetesan infeksi, di mana mereka berdiferensiasimenjadi bakteroid nitrogen. Di bagianatas primordial tak tentunodul, meristemyangberkembang yangterus menimbulkan sel-selbaru. Sebagai sel-selbaru jatuh tempo, banyak kemudianmenjadi terinfeksi, mengarahke zona berturut-turut invasi rhizobia dandiferensiasi dalamnodul. Sebaliknya, nodul determinate tidakmengembangkan meristemgigihdankarenanya sel mereka menyerangsemua pada fase perkembangan yangsama. Berbagaitahapperkembangan, jenis jaringan danzona nodulasi diberi label. Gambar 2 peristiwa molekuler yang terkait dengan tahap awal nodulasi. Akar legum memulai nodulasi dengan memancarkan flavonoid dalam rhizosfer. Hal ini menarik rhizobia yang kompatibel ke akar dan merangsang mereka untuk menghasilkan faktor mengangguk (NF). NF dilaporkan dirasakan di epidermis oleh pengulangan reseptor-seperti kinase kaya leusin (LRR RLK) yang memicu sejumlah peristiwa hilir yang terlibat dalam infeksi bakteri. Bersamaan, NF juga dilaporkan dirasakan oleh dua LysM RLKs, yang mengarah ke kaskade sinyal NF, pembelahan sel kortikal / Pericycle, dan peristiwa infeksi bakteri. Sebuah sinyal selular (mungkin phytohormone sitokinin) dianggap menyampaikan persepsi NF dari epidermis ke korteks mana memulai pembelahan sel yang menimbulkan ke primordia nodul. Tingkat banyak hormon lain juga dikontrol ketat seluruh nodul organogenesis dan memiliki peran dalam mengatur inisiasi nodul dan pembangunan.