1. SEMINAR HASIL PKL
Penggunaan Drop Sensor dengan Sistem Optocoupler pada Infusion
Pump TE- 112 sebagai Pengendali Tetes Infus di RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung
Oleh
ANISA DWI ASTUTI
1117041003
Jurusan Fisika
Fakultas MIPA
UNIVERSITAS LAMPUNG
2. PENDAHULUAN
KESIMPULAN
TINJAUAN
PUSTAKA
PROFIL RSUD
DR. H. ABDUL
MOELOEK
METODE KERJA
PRAKTEK
SUMBER
REFERENSI
HASIL DAN
PEMBAHASAN
KELUAR
3. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu perkembangan alat medis yang semakin
canggih pada saat ini adalah infusion pump.
Fungsi Infusion Pump:
ELEKTROLIT
INFUSION
PUMP
PEMBULUH
VENA PASIEN
4. B. TUJUAN KERJA PRAKTIK
mengaplikasikan ilmu fisika yang diperoleh di perkuliahan ke dalam dunia kerja, dalam hal ini adalah
di dunia medis
mengamati dan menganalisis spesifikasi, bagian–bagian infusion pump TE-112 dan prinsip kerja
infusion pump dengan drop sensor yang digunakan pada pasien
sebagai referensi dan pembelajaran dalam pembuatan skripsi pada saat tugas akhir
5. C. BATASAN MASALAH
pengertian, fungsi dan
spesifikasi infusion pump
TE-112
mekanisme kerja dan
pengendalian tetes aliran
pada infusion pump dengan
menggunakan drop sensor
6. D. MANFAAT KERJA PRAKTIK
1.menambah pengetahuan penggunaan alat
medis yang merupakan instrumen elektromedis
dan
2.mengetahui spesifikasi, bagian–bagian infusion
pump TE-112 dan prinsip kerja infusion pump
dengan drop sensor agar jumlah tetesan yang
dihasilkan sesuai dengan jumah tetesan yang
dibutuhkan pasien
MENU
7. TINJAUAN PUSTAKA
Drop sensor merupakan sensor yang
berfungsi untuk menghitung tetes infus pada
drip infus (chamber) yang akan memberikan
feedback pada pemompaan aliran pada
infusion pump. Drop sensor ini dipasang
pada bagian tengah drip infus (chamber),
antara nozzle (tempat keluarnya cairan pada
chamber) dan permukaan cairan (Terumo
Corp, 1997)
9. Optocoupler adalah suatu piranti yang terdiri dari 2 bagian
yaitu transmitter (pemancar sinyal) dan receiver (penerima
sinyal), yaitu antara bagian cahaya dengan bagian deteksi
sumber cahaya terpisah. Pada transmitter dibangun dari
sebuah LED infra merah. Jika dibandingkan dengan
menggunakan LED biasa, LED infra merah memiliki
ketahanan yang lebih baik terhadap sinyal tampak. Cahaya
yang dipancarkan oleh LED infra merah tidak terlihat oleh
mata telanjang.
10. Pada bagian receiver dibangun dengan dasar komponen
sensor cahaya. Sensor cahaya yang biasa digunakan untuk
kompenen optocoupler ini adalah phototransistor. Suatu
sumber cahaya menghasilkan energi panas, begitu pula
dengan spektrum infra merah, karena spektrum infra merah
mempunyai efek panas yang lebih besar dari cahaya
tampak, maka phototransistor lebih peka untuk menangkap
radiasi dari sinar infra merah (Jaenal, 2009).
11. prinsip kerja dari optocoupler adalah bila antara
phototransistor dan LED terhalang maka phototransistor
tersebut akan off sehingga output dari kolektor akan
berlogika high. Sedangkan bila antara phototransistor dan
LED tidak terhalang maka phototransistor tersebut akan on
sehingga output-nya akan berlogika low (Anonim, 2014).
Gambar 2. Skema optocoupler
12. Prinsip kerja phototransistor sama persis dengan kerja transistor
sebagai saklar. Perbedaannya terletak pada denyut yang masuk
ke dalam basis. Jika pada transistor biasa denyut yang diberikan
berupa arus DC, maka pada phototransistor denyut yang
dikenakan pada basis adalah intensitas cahaya yang sesuai
dengan karakteristik phototransistor tersebut. Dalam kondisi
normal, kolektor mendapat reverse bias, dan emitor mendapat
forward bias. Pada kaki kolektor akan selalu ada sedikit arus
bocor (Ico), yaitu arus bocor antara kolektor dan basis. Ico selain
dipengaruhi oleh temperatur juga dipengaruhi oleh intensitas
cahaya yang datang pada daerah pengosongan antara kolektor
dan basis. Sifat inilah yang dimanfaatkan oleh phototransistor
untuk dapat menghantar atau on (Hasan, 2006).
13. Prinsip kerja motor stepper adalah ketika ada energi
kumparan motor stepper, poros motor stepper (yang
sebenarnya adalah sebuah magnet permanen)
menyesuaikan diri sesuai dengan kutub kumparan energi.
Jadi ketika kumparan motor energi dalam urutan tertentu,
poros motor cenderung untuk menyesuaikan diri sesuai
dengan tiang kumparan dan karenanya berputar (Nalwan,
2009).
14. Infusion pump bekerja secara elektronik dengan
menggunakan mesin pompa untuk memompakan cairan
infus ke dalam tubuh dimana pengendalian banyaknya
tetesan dimonitor oleh flow/drop sensor. Untuk
menghitung jumlah tetesan infus yang masuk ke dalam
tubuh pasien digunakan sebuah sensor phototransistor
yang terintegrasi dengan LED inframerah (kima, 2013).
MENU
15. PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR. H.
ABDUL MOELOK PROVINSI LAMPUNG
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung
atau dapat disingkat RSUD-AM, didirikan sejak tahun 1914 oleh
perkebunan (Onderneming) Pemerintahan Hindia Belanda untuk
merawat buruh perkebunan. Pada waktu itu bangunan rumah sakit
masih semi permanen dengan kapasitas 100 tempat tidur. Pada tahun
1942-1945 berubah sebagai rumah sakit untuk merawat tentara Jepang.
Kemudian pada tahun 1945-1950 rumah sakit ini dikelola oleh
Pemerintah Pusat RI. Lalu pada tahun 1950-1964 rumah sakit ini
dikelola oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan. Pada tahun 1964-
1965 rumah sakit ini dikelola oleh Kodya Tanjung Karang. Kemudian
sejak tahun 1965 hingga sekarang rumah sakit ini dikelola oleh
Pemerintah Provinsi Lampung.
16. RSUD-AM bertujuan memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat luas dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Adapun fungsi RSUD Dr. H. Abdul
Moeloek Provinsi Lampung berdasarkan peraturan daerah
Provinsi Lampung No. 8 Tahun 1995 tentang Organisasi dan Tata
Kerja RSUD Dr. H. Abdul Moeloek adalah
1. melaksanakan upaya pelayanan dan rehabilitasi medis;
2. melaksanakan usaha pencegahan akibat penyakit dan
peningkatan serta pemulihan kesehatan;
3. melaksanakan upaya perawatan;
4. melaksanakan sistem rujukan;
5. sebagai tempat Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) dan
penelitian.
17. Sedangkan visi, misi dan motto RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung berdasarkan pada keputusan Gubernur No:
G/369/RSUD/HK/1999, adalah sebagai berikut
Visi : “Rumah Sakit Profesional Kebanggaan Masyarakat
Lampung”
Misi :
1. Memberikan pelayanan prima disegala bidang pelayanan rumah
sakit,
2. Menyelenggarakan dan mengembangkan pusat-pusat pelayanan
unggulan,
3. Mewujudkan RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung sebagai
rumah sakit pendidikan.
Motto : ASRI (Aktif, Segera, Ramah dan Inovatif).
18. FASILITAS PELAYANAN
1. Instalasi Gawat Darurat
2. Instalasi Rawat Jalan
3. Instalasi Rawat Inap
4. Instalasi Bedah Sentral (IBS)
5. Instalasi Radiologi
6. Instalasi Patologi Klinik
7. Instalasi Patologi Anatomi
8. Bank Darah
9. Instalasi Intensive Care Unit
10.Sistem Informasi Manajemen
(SIM)
11.Pelayanan Perinatologi
12.Instalasi Rehab. Medik
13.Instalasi Farmasi
14.Instalasi gizi
15.Instalasi Kamar Jenazah
16.Instalasi Laundry
17.Instalasi Sanitasi
18.Instalasi Pemeliharaan Sarana
(IPS)
19.Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
19. Instalasi Pemeliharaan Sarana (IPS) RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek merupakan instalasi yang
bertanggung jawab untuk memelihara sarana rumah
sakit berkoordinasi dengan unit terkait untuk
kegiatan: pemeliharaan alat kesehatan,
pemeliharaan alat kantor, pemeliharaan gedung,
pemeliharaan Boiler, Genset, dan alat berat lainnya.
MENU
20. METODE KERJA PRAKTEK
Kerja praktik ini dilakukan di Instalasi Pemeliharaan
Sarana (IPS) RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi
Lampung dari tanggal 3 sampai dengan 28 Februari 2014.
Metode pengumpulan data :
1. Metode observasi;
2. Metode kepustakaan;
3. Metode wawancara;
4. Metode dokumentasi.
MENU
21. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Berikut ini adalah spesifikasi infusion pump TE-112.
Merk, type : TERUMO, TE-112
Sistem pemompaan : Peristaltik Finger
Kecepatan aliran : *infusion set 15, 19 atau 20 tetes/ml
3-300 ml/jam, atau 1-75 tetes/menit
*infusion set 60 tetes/ml
1-100 ml/jam), atau 1-100 tetes/menit
Akurasi kecepatan aliran : *mode kontrol ml/jam
+ 10% (menggunakan air atau larutan Sodium Chloride & set
infus yang di rekomendasi
*mode kontrol ml/menit
2% (10 mnt setelah mulai prosedur infus dan setelah jumlah
tetesan lebih dari 500 kali)
Power supply : AC 100 - 240V, 50/60Hz
22. Konsumsi daya : Kurang dari 16 VA
Klasifikasi : Kelas I/Internal Power Supply/Tipe CF/IPX1
Dimensi : 130 (W) x 180 (H) x 136 (D)mm
Berat : + 2,3 kg
Operating condition : + 10 to +40°C, 30-85 % RH (Relative
Humidity= Kelembaban relatif)
Storage conditions : - 20 to + 45°C, 10 to 95 % RH
Volume delivery : 0 to 9,999 ml
Delivery limit range : 0 to 9,999 ml
Fungsi aliran deras : lebih dari 300 ml/jam
Alarm : daya baterai habis, adanya gelembung
udara, oklusi (penyumbatan selang infus),
pintu terbuka, aliran salah, aliran bebas,
Probe aliran tidak terhubung atau error
27. PEMBAHASAN
Infusion pump TE-112 merupakan alat kesehatan/medis yang ada
beberapa ruangan, seperti di Instalasi Gawat Darurat (IGD), Perinatologi
dan Intensive Care Unit (ICU), di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H.
Abdul Moeloek Provinsi Lampung yang berfungsi untuk memberikan
kemudahan dalam memberikan cairan obat atau darah kepada pasien
sesuai kebutuhan cairan yang diperlukan pasien dalam waktu tertentu
secara berkala.
Prinsip kerja dari Infusion pump TE-112 adalah dengan mengatur jumlah
atau banyaknya cairan yang dibutuhkan pasien dalam waktu tertentu
(memasukkan nilai referensi berdasarkan kebutuhan pasien), kemudian
drop sensor yang dipasang pada tabung drip infus (chamber) akan
menghitung banyak tetesan dan dibandingkan dengan referensinya.
28. Tetesan pada drip infus (chamber) dideteksi dengan LED infra merah yang
terletak pada drop sensor probe. Sebuah LED biasa yang dipasang pada
drop sensor dapat menyala (on) bila ada tetes infus yang melewati drop
sensor. Drop sensor yang terpasang pada chamber dihubungkan ke
infusion pump.
Tetes infus yang terdeteksi pada drop sensor memberikan sinyal untuk
menggerakkan motor stepper agar terjadi gerak peristaltik. Gerak
peristaltik inilah yang digunakan untuk memompa cairan infus yang
melalui infusion pump. Semakin cepat tetes infus yang mengalir pada drip
infus, maka semakin cepat pula gerak peristaltiknya.
Sistem kerja dari drop sensor ini menggunakan sistem optocoupler,
dimana sistem ini terdiri dari komponen LED infra merah sebagai
transmitter (pemberi sinyal) dan phototransistor sebagai receiver
(penerima sinyal).
29. optocoupler biasa digunakan untuk mengisolasi common
rangkaian input dengan common rangkaian output. Sehingga
suplay tegangan untuk masing-masing rangkaian tidak saling
terbebani dan juga untuk mencegah kerusakan pada rangkaian
kontrol (rangkaian input). Prinsip kerja optocoupler adalah
ketika ada benda yang berada di antara celah sensornya, maka
cahaya yang dikirimkan tidak bisa diterima oleh bagian
penerimanya, sehingga menghasilkan tegangan keluaran yang
nilainya mendekati VCC, begitu juga sebaliknya, jika tidak ada
benda di antara celah sensornya maka akan menghasilkan
tegangan keluaran yang nilainya mendekati 0 Volt. Hal inilah
yang menyebabkan LED biasa yang dipasang pada drop
sensor dapat menyala ketika ada penghalang (berupa tetes
infus) antara LED infra merah dengan phototransistor.
30. Dengan sistem optocoupler ini, drop sensor yang dipasang pada
chamber akan mendeteksi aliran tetes infus dengan cara
mengirimkan sinyal berupa logika high untuk diproses pada bagian
kontroller ketika ada penghalang antara LED infra merah dan
phototransistor berupa tetes infus. Sebaliknya bila tidak ada
penghalang atau tetes infus, maka sinyal berupa logika low.
Sinyal yang dikirim ini merupakan sebuah pengendalian tetes
infus yang akan digerakkan motor stepper. Pengaturan
jumlah/banyak cairan yang dilakukan terekam dalam sebuah
memori penyimpan, kemudian diproses dengan rangkaian utama
untuk menggerakkan motor stepper secara bertahap. Hal ini
merupakan fungsi referensi terhadap tetes infus yang dideteksi
dengan drop sensor. Dengan kata lain, pergerakan motor stepper
ini adalah feedback dari kontrol tetes infus pada drop sensor.
MENU
31. KESIMPULAN
1. infusion pump adalah suatu alat medis yang digunakan untuk memberikan
cairan infus kepada pasien secara tepat sesuai kebutuhan dalam waktu
tertentu;
2. metode pemberian cairan infus dengan infusion pump dilakukan dengan
pengendalian tetes infus menggunakan drop sensor dan menggerakkan motor
stepper untuk mengalirkan cairan dengan gerak peristaltik finger;
3. drop sensor pada Infusion Pump TE- 112 yang dipasang pada bagian tengah
drip infus (chamber) merupakan sensor pengendali tetes infus;
4. sistem yang digunakan pada drop sensor adalah optocoupler dengan
menggunakan komponen LED infra merah sebagai transmitter dan
phototransistor sebagai receiver-nya;
5. bila phototransistor dan LED infra merah terhalang tetes infus yang mengalir di
chamber, phototransistor akan off dan mengirim sinyal berlogika high untuk
menggerakkan motor stepper.
MENU
32. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2014. http://en.m.wikipedia.org/wiki/Opto-isolator. Diakses pada tanggal 21 Februari 2014
WIB. Arya. 2009. http://aryawitl.blogspot.com/2009/02/cairan-infus.html. Diakses pada
tanggal 13 Februari 2014 pada pukul 20.14 WIB.
Gunadi. 2013. Teori Dasar Motor Stepper Rangkaian Driver dan Pemograman Motor Stepper.
Surabaya: Universitas Airlangga Press.
Hasan, Esan. 2006. Rangkaian Dasar Elektronika. Bandung: Ganesa Exact.
Jaenal. 2009. http://jaenal91.wordpress.com/2009/04/03/optocoupler. Diakses pada tanggal 13
Februari 2014 pukul 21.34 WIB. Kima. 2013. http://kima25.blogspot.com/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo.
html. Diakses pada tanggal 17 Februari 2014 pukul 21.06 WIB.
Kima. 2013. http://kima25.blogspot.com/2013/07/v-behaviorurldefaultvmlo.html. Diakses pada
tanggal 17 Februari 2014 pukul 21.06 WIB.
Nalwan, Paulus Andi. 2009. Jenis-jenis Motor Penggerak. Semarang: ITS.
Terumo Corp. 1997. Service Manual Terufusion Infusion Pump TE-112. Jakarta: PT. Terumo
Indonesia.
Tim Penyusun. 2012. Laporan Pertanggungjawaban RSUD Dr. H. Abdul Moeloek. Bandar
lampung: RSUD Dr. H. Abdul Moeloek. Wijaya. 2009. Buku Ajar Sensor dan Tranduser.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
MENU