1. BUSINESS PLAN
Teak Furniture
Oleh :
Jumhan Majid
3085111084
Isra’ Miraja
3095111235
Dhika Febrianta
3115111098
Ashar M Siregar
3115111153
Marhamah Yusliimah
3115111143
2. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam usaha Teak Furniture ini merupakan suatu produk mebel berbahan dasar kayu jati
model mebel yang diadopsi dari Jepara. Produk mebel yang akan di pruduksi olehTeak Furniture
antaralain Kusen Pintu, Kusen Jendela, Pintu, Jendela, Kursi (sofa), Kursi Biasa, Meja
Ruangtamu, Meja Makan, Almari Pajang (Bifed), Almari Biasa.
Dengan kehalusan tekstur dan keindahan warna kayunya, Jati digolongkan sebagai kayu
mewah.Oleh karena karakternya itu, kusen kayu jati sangat banyak diminati, karena memiliki
kualitas yang berkelas.
Kayu
jati merupakan
kayu
kelas
satu
karena
kekuatan,
keawetan
dan
keindahannya.Secara teknis, kayu jati memiliki kelas kekuatan I dan kelas keawetan I. Kayu ini
sangat tahan terhadap seranganrayap.Kayu teras jati berwarna coklat muda, coklat kelabu hingga
coklat merah tua.Kayu gubal, di bagian luar, berwarna putih dan kelabu kekuningan.
Meskipun keras dan kuat, kayu jati mudah dipotong dan dikerjakan, sehingga disukai
untuk membuat kusen pintu dan ukir-ukiran.Kayu yang diampelas halus memiliki permukaan
yang licin dan seperti berminyak. Pola-pola lingkaran tahun pada kayu teras nampak jelas,
sehingga menghasilkan gambaran yang indah
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan usaha Teak Furniture yaitu :
1. Menyajikan produk mebelberbahan dasar kayu jati yang lebih bervariasi dan unik.
2. Menarik minat bagi masyarakat ekononi menengah ke atas terutama pecinta furniture
etnik
3. Manfaat usaha Teak Furnitureyaitu :
1. Dapat menambah pengalaman dalam mengembangkan usaha
2. Mendapatkan keuntungan yang menggiurkan
3. Mendapatkan penghasilan lebih dari membuka usaha Teak Furniture
1.3 Gambaran Umum Usaha
1. Nama Perusahaan
Teak Furniture
2. Bidang Usaha
Penjualan properti rumah berbahan kayu jati
3. Alamat Perusahaan
Jl.Raya Persawahan No.00 Yogyakarta
4. Pendiri Perusahaan
a. Ashar
b. Dhika
c. Marchamah
d. Jumhan
e. Isra’
5. Badan Usaha
Jenis badan usaha perusahaan ini adalah Perusahaan Perorangan dimana modal dimiliki oleh
banyak orang dengan satu orang bertindak sebagai penanggung jawab dan telah memiliki
izin usaha
6. Visi dan Misi
Visi
: Menjadi penyedia mebel jatiyang unik dan berkualitas terbesar di Indonesia
Misi : Menyediakan produk mebel selengkap mungkin, meningkatkan pelayanan untuk
pelanggan, membuka cabang di berbagai kota besar lainnya.
4. BAB II
OPERASIONAL
2.1 Ruang Lingkup Bisnis
Teak Furniture merupakan suatu bidang usaha yang menggunakan sebuah konsep unique
furniturepada interior ruangannya untuk promosi produk dan menarik minat para pelanggan
terhadap produk yang ditawarkan. Untuk penyajian pada setiap produk mebel kita membuat
produk model standard(biasa) dan model yang unik maupun sesuai keinginan pelanggan.
Untuk proses pembuatan produk mebel semua kita lakukan di tempat produksi yang tidak jauh
dari tempat pemasaran. Bahan produksi yang setengah jadi maupun yang belum jadi semua kita
dapat dari suplyer. Kayu jati dan alat-alat pertukangan kita langsung dari suplyer agar supaya
suatu usaha menjadi lebih mudah dalam kerja sama dengan beberapa suplyer yang sudah ada dan
sudah di kenal baik.
2.2 Stake Holder, Manajemen Bisnis, Modal Usaha dan Lokasi
Usaha Teak Furniture merupakan suatu usaha yang di kelola oleh beberapa orang dimana
semua pengelolaan serta monitoring proses dari pembukaan toko hingga toko itu berdiri, serta
mencari suplyer-suplyer yang bersedia memasok barang-barangnya Teak Furniture baik kayu jati
sebagai bahan utama dan jugaalat-alat pertukangan. Di samping pengelolaan dan monitoring
manajeman toko juga dipegang oleh salah satu pemilik usaha. Pemilik usaha di bantu oleh tiga
buah karyawan dimana masing-masing karyawan serba bisa dalam menguasai bidang usaha Teak
Furniture baik dalam desain model produk dan pembuatan produk.
Bentuk badan usaha merupakan badan usaha milik pribadi dengan milik pribadi
juga.Usaha Teak Furniture membuka toko di suatu tempat di Yogyakarta dimana tempat itu
terdapat budaya jawa yang menggental sehingga terdapat banyak para pecinta furniture
etnik.Selain itu Yogyakarta adalah tempat tujuan wisata yang ramai pengunjung baik wisatawanwisatawan asing maupun domestic.
Usaha segmen pasar yang dipilih dalam usaha ini adalah dari kalangan bawah hingga
menengah ke atas karena ingin ikut meramaikan usaha furniture (mebel) di Indonesia dan ingin
ikut bersaing dengan kompetitor-kompetitor yang sudah lama ada.
5. BAB III
PEMASARAN
3.1
Promosi
Agar produk laku keras dipasaran, maka dilakukan pemasaran produk. Namun bila tidak
mengerti cara memasarkannya berarti bisa menghambat produk. Dan masyarakat tidak mengenal
apa yang telah diproduksi. Untuk itu disini akan dijelaskan cara pemasaran mebel ini antara lain :
a. Membuat iklan mengenai mebel
b. Memberikan penjelasan tentang produk yang dibuat agar masyarakat memahaminya
c. Memberi potongan harga untuk awal produksi
d. Mengadakan promosi mengenai mebel di daerah – daerah tertentu di Yogyakarta
3.2
Harga
Gambaran harga jual dari Jepara Jati Mebel :
a. Almari Pajang (Bifed)
Rp 2.000.000 – Rp 6.000.000
b. Almari Biasa
Rp 2.000.000 – Rp 5.000.000
c. Kursi Sofa
Rp 2.700.000 – Rp 8.000.000
d. Kursi Biasa
Rp 1.600.000 – Rp 3.500.000
e. Meja Makan
Rp 2.200.000 – Rp 5.500.000
f. Pintu
Rp 1.400.000 – Rp 3.800.000
g. Kusen Pintu
Rp
225.000 – Rp
h. Kusen jendela
Rp
200.000 – Rp 1.500.000
600.000
6. BAB IV
ANALISIS SWOT
4.1 Strength (Kekuatan)
Kualitas kayu jati no 1, kuat, awet dan indah.
Model dan bentuk mebel yang unik serta menyesuaikan pesanan pelanggan, sehingga
pelanggan tertarik untuk berbelanja.
Pelayanan yang memuaskan.
Tempat strategis dan Halaman parkis yang luas.
4.2 Weakness (Kelemahan)
Belum dikenal secara luas.
Masih tergantung terhadap supplier sehingga sulit menentukan harga jual.
Membutuhkan modal yang banyak.
4.3 Opportunity (Peluang)
Semakin banyak dibangun perumahan sehingga meningkatnya permintaan mebel
Kurangnya penyedia mebel yang memproduksi furniture sesuai keinginan pelanggan.
Usaha seperti ini belum menjamur di Yogyakarta.
4.4 Threath (Ancaman)
Penolakan untuk melakukan transaksi eksporter.
Munculnya pesaing baru yang mendirikan bisnis seperti ini.
Kurangnya animo masyarakat karena lebih memilih model rumah modern minimalis
yang lebih murah.
7. BAB V
MANAJEMEN TENAGA KERJA PERUSAHAAN
5.1 Struktur Organisasi
Di dalam suatu bisnis usaha diperlukan struktur organisasi yang jelas, sehingga dapat
mengatur pekerjaan dari para tenaga kerja agar sesuai dengan bidang tugas yang dikerjakannya.
Maka diharapkan dengan adanya struktur organisasi yang jelas dapat menunjang bisnis yang
akan dihasilkan. Berikut ini struktur organisasi dari Teak Furniture :
Jabatan
Jumlah Personil
Pendidikan Minimum
Manajer
1
S1
Kasir
1
SMA/SMK
Desainer
1
SMA/SMK
Tukang kayu
7
SMA/SMK
Pemilik Usaha
Manajer
Kasir
Desainer
Tukang Kayu
8. 5.2 Analisis Jabatan
Untuk menjelaskan masing-masing jabatan dalam struktur organisasi, maka diperlukan
suatu uraian pekerjaan sebagai berikut :
a. Nama Jabatan
: Pemilik Usaha
Hubungan Organisasi
: Dengan karyawan
Ringkasan Pekerjaan
: Pemilik Usaha adalah pengendali dan pembuat keputusan
tertinggi yang menyangkut kelangsungan hidup
perusahaan.
Tanggungjawab
:
Membuat perencanaan, strategi, dan kebijakan yang menyangkut operasional
perusahaan
Menyusun anggaran perusahan dan program kerja
Menjamin operasional perusahaan secara hukum
Melakukan kontrol secara keseluruhan atas operasional perusahaan
Memegang kendali atas keputusan penting bersifat umum atau berkaitan dengan
masalah regulasi dan finansial
Bertanggung jawab dalam memajukan usaha
Menetapkan standar gaji yang diterima oleh pegawai
Memutuskan perberhentian dan promosi jabatan di perusahaan
b. Nama Jabatan
: Manajer
Hubungan Organisasi
: bertanggung jawab kepada pemilik usaha
Ringkasan Pekerjaan
: bertugas memimpin dan menangani hal – hal yang
berkaitan dengan operasional perusahaan baik internal
maupun eksternal
Tanggungjawab
:
Bertanggung jawab terhadap hal – hal yang menyangkut keuangan perusahaan
baik operasional sehari – hari ataupun kebutuhan yang bersifat tidak terjadwal
9. Memanage dan menganalisis laporan keuangan harian, mingguan dan per periode
akuntansi
Melatih, mengembangkan dan mengkoordinir karyawan agar dapat memenuhi
standar perusahaa dalam beroperasi dan melayani pelanggan
Memastikan semua prosedur dan standar serta kebijakan perusahaan telah
dikomunikasi secara efektif kepada seluruh karyawan serta dijaga dan diikuti
secara konsisten
Bertanggung jawab atas seluruh aliran dana dalam perusahaan
Berwenang mengatasi masalah yang berhubungan dengan penggunaan dana
c. Nama Jabatan
: Kasir
Hubungan Organisasi
: Bertanggung jawab kepada manajer
Ringkasan Pekerjaan
: Bertanggung jawab terhadap transaksi keuangan sehari –
hari
d. Nama Jabatan
: Desainer
Hubungan Organisasi
: Bertanggung jawab kepada manajer
Ringkasan Pekerjaan
: Bertugas untuk mendesain produk furniture yang akan
dibuat oleh tukang kayu
e. Nama Pekerjaan
: Tukang kayu
Hubungan Organisasi
: Bertanggung jawab kepada manajer
Ringkasan Pekerjaan
: Membuat produk furniture yang telah dirancang oleh
desainer maupun sesuai dengan permintaan pelanggan.
10. BAB VI
KEUANGAN
6.1
Permodalan Usaha
Dalam segi permodalan usaha, semua permodalan merupakan modal yang dimiliki oleh
Jepara Jati Mebel sebesar Rp3.000.000.000,- sehingga dapat memenuhi semua pengeluaran yang
dibutuhkan. Dimana perincian pembukaan usaha sbb :
No. Pengeluaran
Nominal
1.
Peralatan dan Perlengkapan
Rp
2.
Bahan baku awal (kayu jati) 100 kubik @ 10.000.000
Rp 1.000.000.000,-
3.
Sewa tempat usaha/tahun
Rp
20.000.000,-
4.
Gaji karyawan 10 orang
Rp
10.000.000,-
5.
Biaya lain - lain
Rp
6.000.000,-
Total
6.2
5.000.000,-
Rp 1.041.000.000,-
BEP
Proyeksi keuangan Jepara Jati Mebel akan didasarkan pada beberapa asumsi berikut ini :
Rata – rata penjualan produk Jepara Jati Mebel selama 1 bulan adalah sebagai berikut :
No. Penjualan Mebel
Harga
Jumlah
1.
Almari Pajang (Bifed) (3 buah/bulan)
Rp
6.000.000,-
Rp
18.000.000,-
2.
Almari Biasa (3 buah/bulan)
Rp
5.000.000,-
Rp
15.000.000,-
3.
Kursi Sofa (1 buah/bulan)
Rp
8.000.000,-
Rp
8.000.000,-
4.
Kursi Biasa ( 8 buah/bulan)
Rp
3.500.000,-
Rp
28.000.000,-
5.
Meja makan (3 buah/bulan)
Rp
5.500.000,-
Rp
16.500.000,-
6.
Pintu ( 8 buah/bulan)
Rp
3.800.000,-
Rp
30.400.000,-
11. 7.
Kusen Pintu (12 buah/bulan)
Rp
600.000,-
Rp
7.200.000,-
8.
Kusen jendela + Jendela (10 buah/bulan)
Rp
1.500.000,-
Rp
15.000.000,-
Rp
138.100.000,-
Total Pendapatan/bulan
12. BAB VII
ASPEK HUKUM DAN LEGALITAS
Badan Hukum Organisasi
Setelah mempertimbangkan skala usaha dan juga tujuan pendirian organisasi maka
diputuskan bahwa bentuk badan hukum yang paling sesuai untuk organisasi yang akan didirikan
ini adalah Perusahaan Perorangan (Po).
Jenis-Jenis Perijinan yang Diperlukan
Untuk mendapatkan legalitas usaha, maka organisasi harus mendapatkan perizinan dalam
melakukan operasinya. Prosedur pendirian Perusahaan Peroranganadalah sebagai berikut :
1. SIU (Surat Izin Usaha)
Pengurusan surat izin usaha ini dilakukan di Balai Kota Yogyakarta.
2. SITU (Surat Izin Tempat Usaha)
Pengurusan surat izin usaha ini dilakukan di Balai Kota Yogyakarta.
3. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak)
Pengurusan surat izin usaha ini dilakukan dikantor Pajak.