1. TUGAS
AKUNTANSI PERBANKAN SYARI’AH
Disusun oleh :
Ika Wahyu Lyani (43214120186)
Dianti Putri Argetamasna (43214120306)
Dosen : Shienta Melzatia, SE. M.Ak
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MERCU BUANA
JAKARTA 2017
2. TUGAS KELOMPOK - 2
Nama :
1. Dianti Putri Argetamasna 43214120306
2. Ika Wahyu Lyani 43214120186
Tugas Perbankan Syari’ah
7. Identifikasi kelebihan dan kekurangan yang terdapat pada masing-masing
pendekatan yang ada dalam mengembangkan akuntansi syariah?
a) Pendekatan Induktif Berbasis Akuntansi Kontemporer
Pendekatan ini biasa disingkat dengan pendekatan induktif, yang dipelopori oleh AAOIFI
(Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institution). Pendekatan ini
menggunakan tujuan akuntansi keuangan Barat yang sesuai dengan organisasi bisnis Islam dan
mengeluarkan bagian yang bertentangan dengan ketentuan syariah. Argumen yang mendukung
pendekatan ini menyatakan bahwa pendekatan ini dapat diterapkan dan relevan dengan intitusi
yang memerlukannya. Selain itu, pendekatan ini sesuai dengan prinsip ibaha (boleh) yang
menyatakan bahwa segala sesuatu yang terkait dalam bidang muamalah boleh dilakukan
sepanjang tidak ada larangan yang menyatakannya.
Adapun argumen yang menentang pendekatan ini menyatakan bahwa ini tidak bisa diterapkan
pada masyarakat yang kehidupannya wajib berlandaskan pada wahyu dan dipandang merusak
karena mengandung asumsi yang tidak Islami.
b) Pendekatan Deduktif dari Sumber Ajaran Islam
Pendekatan deduktif ini dipelopori oleh beberapa pemikir akuntansi syariah, antara lain Iwan
Triyuwono, Akhyar Adnan, Gaffikin dan beberapa pemikit lainnya. Mereka berpandangan
bahwa tujuan akuntansi syariah adalah pemenuhan kewajiban zakat.
Pendekatan ini diawali denngan menentukan tujuan berdasarkan prinsip ajaran Islam yang
terdapat dalam Al-Qur’an dan Sunnah.
Kemudian tujuan tersebut dignakan untuk mengembangkan akuntansi kontemporer.Argumen
yang mendukung pendekatan ini menyatakan bahwa pendekatan ini akan meminimalisasi
3. pengaruh pemikiran sekuler terhadap tujuan dan akuntansi yang dikembangkan. Adapun
argumen yang menentang menyatakan bahwa pendekatan ini sulit dikembangkan dalam bentuk
praktisnya.
c) Pendekatan Hibrid
Pendekatan ini didasarkan pada prinsipsyariah yang sesuai dengan ajaran Islam dan persoalan
masyarakat yang akuntansi syariah mungkin dapat bantu menyelesaikan. Pendekatan ini
dipelopori oleh pemikir akuntansi syariah Shahul Hameed.Pendekatan Hibrid secara parsial telah
diterapkan di lingkungan beberapa perusahaan konvensional. Pendekatan ini mengapresiasi
perkembangan akuntansi sosial dan lingkungan di Eropa dalam tiga dekade terakhir, dan
menganggap itu perlu diaplikasikan dalam akuntansi syariah. Dan selanjutnya yang perlu
dilakukan oleh pemikir akuntansi Islam adalah mengembangkan triple bottom line menjadi fourt
bottom line (ekonomi, sosial, lingkungan, dan kesesuaian syariah)
8. Berikan pendapat tentang pendekatan yang menurut anda tepat untuk
dikembangkan pada saat sekarang?
Aliran akuntansi pragmatis menurut Mulawarman (2009) mengutamakan adaptasi akuntansi
konvensional mulai konsep dasar teoritis sampai teknologisnya, kemudian disesuaikan dengan
nilai-nilai Islam.Aliran akuntansi pragmatis menganggap beberapa konsep dan teori akuntansi
konvensioanl dapat digunakan dengan beberapa modifikasi.Modifikasi dilakukan untuk
kepentingan pragmatis seperti penggunaan akuntansi dalam perusahaan Islami yang memerlukan
legitimasi pelaporan berdasarkan nilai-nilai Islam dan tujuan Islam. Tujuan akuntansi dengan
pendekatan pragmatis lebih pada pendekatan kewajiban, berbasis entity theory dengan
akuntabilitas terbatas (Tazkia: Bahan Ajar Akuntansi Islam).
Metode pragmatis ini juga yang digunakan oleh Accounting and Auditing Standards for Islamic
Financial Institutions yang dikeluarkan AAOIFI secara internasional dan PSAK Syariah di
Indonesia. Sofyan Syafri Harahap berpendapat bahwa tidak semua apa yang sudah dicapai
manusia termasuk yang dicapai masyarakat kapitalis bertentangan dengan nilai Islam. Masih ada
yang bisa dipertahankan dan disesuaikan dengan nilai-nilai Islam. Harahap (2009) memilih
pendekatan pragmatis untuk merumuskan kerangka tujuan dan konsep akuntansi Islam dengan
beberapaalas an :
4. 1. Bangunan ilmu, masyarakat dan praktik akuntansi saat ini masih menggunakan konsep
akuntansi kapitalis dan masyarakat masih dalam era hegemony sistem ideologi, politik, sosial
dan ekonomi kapitalis yang berdasarkan pada ideologi sekuler. Sistem dan struktur politik,
sosial, ekonomi yang ada sekarang ini berbeda dari sistem dan struktur ekonomi zaman dulu.
2. Proses kelahiran ilmu yang dimiliki saat ini sudah berjalan, kendatipun tidak berdasarkan
syariah tetapi masih ada yang bisa dipakai yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
Karena memang bumi dan segala isinya adalah milik Allah dan inilah objek ilmu yang dipakai
dunia barat (empiris) tanpa menggunakan wahyu sama sekali.
3. Mustahil membuat suatu sistem yang tidak ada atau yang berbesa dari apa yang dimiliki saat
ini secara murni tanpa mengikuti masyarakat, sistem ekonomi, konteks sosial yang berlaku) dan
diikuti.
9. Jelaskan pandangan beberapa pakar yang mengkritisi permasalahan yang terdapat
pada akuntansi konvesional sehingga perlu dikembangkan akuntansi alternative?
Trueblood Committee ( Harahap, 2001, h. 92 ), menyampaikan kritik terhadap akuntansi
konvensional sebagai berikut :
Akuntansi hanya menyangkut laporan historis sehingga tidak dapat menggambarkan
secara eksplisit prospek masa depan.
Angka-angka akuntansi umumnya didasarkan pada hasil transaksi pertukaran sehingga
hanya menggambarkan nilai pada saat itu.
Dalam akuntansi sering digunakan metode dari beberapa metode yang sama-sama
diterima yang menghasilkan laporan dan informasi berbeda.
Akuntansi menekankan pada laporan keuangan yang bersifat umum yang dapat
digunakan semua pihak. Sehingga terpaksa selalu memperhatikan semua pihak padahal
pemakaiannya yang sebenarnya memiliki perbedaan kepentingan.
Angka-angka disatu laporan berkaitan dengan angka-angka dilaporan lainnya.
Diakui bahwa laporan keuangan yang sekarang tidak menggambarkan likuiditas dan arus
kas.
5. Perubahan dalam daya beli uang jelas ada, namun hal ini tidak tergambarkan dalam
laporan keuangan.
Konsep “materiality” merupakan konsep pelaporan. Batasan terhadap istilah ini agak
abu-abu.
Wacana di sekitar akuntansi syariah ini mucul, kurang lebih sama dengan atau tidak lama setelah
kemunculan kembali bank Islam itu sendiri. Sejak itu banyak tulisan atau publikasi tentang
akuntansi syariah oleh para pakar misalnya Abdel Magid (1981), Ba-Yunus (1988), Badawi
(1988), Hayashi (1989), Adnan (1996), Triyuwono (1996), Harahap (1996), Muhammad (2005)
untuk menyebut beberapa contoh diantaranya.
Kendati ada kesan bahwa pada mulanya pakar berbeda pendapat dalam menilai urgensi
perbedaan Akuntansi Syari’ah dan konvensional, atau cukup merubah sedikit saja apa yang
sudah ada dalam akuntansi konvensional, namun dalam perkembangan berikunya, gumpalan
semangat untuk berbeda, ternyata lebih menguat. Ini memuncak setelah dilakukan berbagai studi
yang kemudian dijadikan landasan untuk dibentuknya The Financial Accounting Organization
for Islamic Bank and Financial Institutions (FAO-IBFI) pada tahun 1990. Dalam
perkembangannya lembaga ini kemudian berganti nama menjadi The Accounting and Auditing
Organization for Islmic Financial Institutions (AAO-IFI).
Ada sejumlah argumentasi yang diajukan, mengapa Akuntansi Syari’ah harus berbeda dengan
akuntansi konvensional. Diantaranya adalah karena faktor-faktor tujuan. Siapapun yang
bertransaksi dengan cara Islam, harus diasumsikan bahwa tujuannya adalah dalam rangka
mematuhi perintah Allah dan sekaligus ridha-Nya. Ini tentu sangat berbeda dengan tujuan yang
biasa ingin dicapai akuntansi konvensional, yang biasanya hanya sarat dengan nilai-nilai
keduniawian, tetapi kering dari nilai-nilai ukhrawi. Secara lebih spesifik, dengan merujuk pada
Statement of Financial Accounting (SFA) No. 1, alasan yang dipakai menyusun tujuan yang
berbeda untuk Akuntansi Syari’ah adalah karena:
Islamic banks must comply with the principles and rules of Shari’a in all their financial
and other dealings
The functions of Islamic banks are significantly different from those of traditional banks
who have adopted the Western model of banking
6. The relatioship between Islamic banks and the parties that deal with them differs from the
relatioship of those who deal with the traditional banks. Unlike traditional banks, Islamic
banks do not use interest in their investment and financing transactions, whereas
traditional banks borrow and lend money on the basis of interest.
Pendapat di atas rasanya cukup jelas dan masuk akal, bila kemudian disimpulkan bahwa wajar –
bahkan haruslah – Akuntansi Syari’ah tidak sama dengan akuntansi konvensional. Disamping itu
kalau seseorang mencoba memahami hakekat keberadaan akuntansi sebagai alat yang tidak
bebas nilai, dan bahkan penuh kompromi untuk berbagai kepentingan pihak tertentu. Ada dua
aliran yang terjadi, pertama adalah mereka yang menghendaki tujuan dan berbagai kaidah
Akuntansi Syari’ah dibangun atas dasar prinsip dan ajaran Islam, lalu membandingkannya
dengan pemikiran-pemikiran akuntansi kontemporer yang sudah mapan. Kedua, adalah
berangkat dari tujuan dan kaidah akuntansi konvensional yang sudah ada, kemudian mengujinya
dari padang Islam. Bagian yang dipandang sejalan diterima dan dipakai, sedangkan bagian yang
dipandang tidak sesuai ditolak.
10. Jelaskan berbagai tawaran akuntansi sebagai alternatif terhadap praktik akuntansi
konvensional yang berkembang saat ini selain akuntansi dalam perspektif syariah?
Bagi kalangan masyarakat muslim, Tuhan menjadi tujuan akhir dan menjadi tujuan puncak
kehidupan manusia. Akuntansi syari’ah,hadir untuk melakukan dekonstruksi terhadap akuntansi
modern. Melalui epistemologi berpasangan, akuntansi syari’ah berusaha memberikan kontribusi
bagi akuntansi sebagai instrumen bisnis sekaligus menunjang penemuan hakikat diri dan tujuan
hidup manusia.
Versi Pertama:
Akuntansi syari’ah memformulasikan tujuan dasar laporan keuangannya untuk memberikan
informasi dan media untuk akuntabilitas. Informasi yang terdapat dalam akuntansi syari’ah
merupakan informasi materi baik mengenai keuangan maupun nonkeuangan, serta informasi
nonmateri seperti aktiva mental dan aktiva spiritual. Contoh aktiva spiritual adalah ketakwaan,
sementara aktiva mental adalah akhlak yang baik dari semua jajaran manajemen dan seluruh
karyawan.
7. Sebagai media untuk akuntabilitas, akuntansi syari’ah memiliki dua macam akuntabilitas yaitu
akuntabilitas horisontal, dan akuntabilitas vertikal. Akuntabilitas horisontal berkaitan dengan
akuntabilitas kepada manusia dan alam, sementara akuntabilitas vertikal adalah akuntabilitas
kepada Sang Pencipta Alam Semesta.
Versi Kedua:
Tujuan dasar laporan keuangan syari’ah adalah: memberikan informasi, memberikan rasa damai,
kasih dan sayang, serta menstimulasi bangkitnya kesadaran keTuhanan. Ketiga tujuan ini,
merefleksikan secara berturut-turut dunia materi, mental, dan spiritual. Tujuan pertama secara
khusus hanya menginformasikan dunia materi baik yang bersifat keuangan maupun non
keuangan. Tujuan kedua membutuhkan bentuk laporan yang secara khusus menyajikan dunia
mental yakni rasa damai, kasih dan sayang.
11. Jelaskan yanng dimaksud akuntabilitas primer dan akuntabilitas sekunder serta
implikasinya terhadap akuntansi syariah?
Akuntabilitas primer yaitu reduksi riba ekonomi berbentuk bai’, dan sosial/lingkungan yaitu
reduksi riba sosial berbentuk Profit Loss Sharing System. Bentuknya dapat berupa reduksi
bunga/interest, reduksi prinsip time value of money dalam penentuan penyusutan aset, tidak
melakukan penimbunan, penipuan, monopoli, oligolopi, judi dan kepastian penentuan bagi hasil
saham preference maupun saham biasa. Serta menjalankan aktivitas perusahaan dalam
penyuluhan dan kursus maupun peningkatan kemampuan masyarakat sekitar dalam memahami
kesadaran bersama menjaga keseimbangan ekologis dan menjaga keserasian hubungan dengan
masyarakat sekitar perusahaan.
Akuntabilitas sekunder yaitu dalam bentuk kreativitas sosial dan lingkungan, seperti hasil dari
pengolahan limbah, berupa lingkungan bersih. Kekurangan informasi kuantitatif finansial dan
sosial/lingkungan baik material, mental dan spiritual harus dijelaskan dalam laporan kualitatif.
Laporan kualitatif seperti penjelasan keharaman dari aspek, haram karena faktor eksternal dan
proses relasi sosial dan penanganan lingkungan. Laporan kualitatif juga berisi tentang
ketenangan melaksanakan ibadah mahdah di dalam lingkungan perusahaan, keselarasan
hubungan antar stakeholders (pemilik, pemegang saham, manajemen, karyawan, masyarakat
8. sekitar, konsumen dan lingkungan), maupun kenikmatan atas hasil aktivitas bisnis halal, reduksi
riba dan gharar.
12. Salah satu bentuk pendekatan deduktif adalah menjadikan zakat sebagai dasar
pengembangan akuntansi syariah. Jelaskan implikasi dijadikannya zakat sebagai
dasar dalam pengembangan akuntansi syariah?
Pengembangkan zakat sebagai upaya-upaya produktif mutlak diperlukan, dan mesti direalisir
secara berkelanjutan. Karena posisi zakat adalah alat untuk mencapai tujuan dalam mewujudkan
keadilan sosial, mengentaskan kemiskinan, dan memberdayakan ekonomi ummat Islam.
Menegakkan keadilan sosial tersebut, diperlukan pemikiran dan analisis yang tajam untuk
merealisasi zakat dengan cara-cara yang progresif, dan dinamis, sehingga berfungsi sebagai
pelengkap jaring pengaman sosial, pilar dan pondasi yang memperkuat upaya membangun
ekonomi rakyat secara lebih sistematis.
Gerakan zakat memiliki implikasi dan andil yang menentukan pada kebangkitan peradaban Islam
dalam arti yang luas. Zakat, memberikan momentum lahirnya ekonomi Islam sebagai alternatif
bagi ekonomi kapitalistik yang pada saat ini menguasai perekonomian global. OIeh karena itu,
kebangkitan paling penting dalam Islam sebenarnya adalah kebangkitan ekonomi berintikan
zakat, dan ini sangat relevan dengan kebutuhan ummat saat ini.