1. Pembingbing : Dra. Hj. Ikah
Di Susun oleh :
ANTON HILMAN
RIZAL FAHRUDIN
WIBIE R.R
MIRANDA PRIYANI A.Y
FITRI LISDAYANTI
SELVINA
KELAS XII IPA 5
SMA NEGERI 1 JONGGOL
Jln. Sukasirna No.36 kecamatan Jonggol kabupaten Bogor
PRESENTASI TALIBUN DAN SELOKA
2. PENGERTIAN TALIBUN
Talibun adalah sejenis puisi
lama seperti pantun karena
mempunyai sampiran dan isi, tetapi
lebih dari 4 baris (mulai dari 6 baris
hingga 20 baris). Berirama abc-abc,
abcd-abcd, abcde-abcde, dan
seterusnya.
3. CIRI-CIRI TALIBUN
Terdapat beberapa baris dalam rangkap untuk menjelaskan
pemerian
Isinya berdasarkan sesuatu perkara diceritakan secara terperinci
Menggunakan puisi lain (pantun/syair) dalam pembentukannya
Gaya bahasa yang luas dan lumrah (memberi penekanan kepada
bahasa yang berirama seperti pengulangan dll)
Berfungsi untuk menjelaskan sesuatu perkara
Merupakan bahan penting dalam pengkaryaan cerita penglipur lara
4. TEMA TALIBUN
Mengisahkan kebesaran/kehebatan sesuatu tempat
Mengisahkan keajaiban sesuatu benda/peristiwa
Mengisahkan kehebatan/kecantikan seseorang
Mengisahkan kecantikan seseorang
Mengisahkan kelakuan dan sikap manusia
mengisahkan seperti peperangan di masa lalu
5. CONTOH TALIBUN
Penakik pisau seraut (a )
Ambil galah batang lintabung (b) Sampiran
Selodang ambilkan niru (c)
Yang setetes jadikan laut (a)
Yang sekepal jadikan gunung (b) Isi
Alam terkembang jadian guru (c)
6. PENGERTIAN SELOKA
Seloka adalah pantun berkait yang tidak
cukup dengan satu bait saja sebab pantun
berkait merupakan jalinan atas beberapa
bait. Kata - kata pada bait sebelumnya akan
terdapat pada bait yang berikutnya sehingga
dikatan sebagai pantun berkait.
7. CIRI-CIRI SELOKA
Baris kedua dan keempat pada bait pertama dipakai
sebagai baris pertama dan ketiga bait kedua.
Baris kedua dan keempat pada bait kedua dipakai
sebagai baris pertama dan ketiga bait ketiga
Dan seterusnya
Tidak terikat oleh persajakan
Isinya berupa petuah.
8. CONTOH SELOKA
Lurus jalan ke Payakumbuh,
Kayu jati bertimbal jalan
Di mana hati tak kan rusuh,
Ibu mati bapak berjalan ciri dari seloka
Kayu jati bertimbal jalan,
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan,
Ke mana untung diserahkan