Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Bab i
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran atau pengajaran menurut Degeng seperti yang dikutip Uno
(2006:2) adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pembelajaran
terdapat kegiatan pemilihan, penetapan dan pengembangan metode untuk
mencapai hasil pengajaran yang diinginkan yang didasarkan pada kondisi
pengajaran yang ada. Komponen pembelajaran terdiri dari tujuan, materi,
murid, guru, media, dan metode, dimana dari metode tersebut dapat
menghasilkan kualitas pembelajaran yang terdiri dari aktivitas belajar siswa
dan hasil belajar siswa. Guru sebagai pengelola sistem perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran berusaha untuk mencapai tujuan agar siswa dapat
menerapkan materi yang sudah dijelaskan. Guru selalu berusaha memperbaiki
pembelajaran yang dilakukan agar hasil belajar siswa maksimal.
Hasil observasi dan wawancara yang dilakukan peneliti di SMK
Jawahirul Ulum desa Besuki Kecamatan Jabon pada bulan Oktober 2010,
siswa terlihat kurang konsentrasi dan semangat pada saat pembelajaran
berlangsung. Dari informasi guru model pembelajaran yang biasanya
digunakan biasanya didahului dengan pembagian materi, ceramah, kemudian
pemberian tugas yang merangkap membimbing pelatihan secara langsung
karena kompetensi yang cenderung praktik. Jika dalam pemberian tugas
tersebut siswa belum dapat menyelesaikannya maka dibuat pekerjaan rumah
1
2. 2
sehingga siswa merasa kesulitan dan akibatnya hasil belajar siswa belum
optimal.
Selain itu dalam hasil wawancara dengan guru kompetensi Menggambar
Busana menunjukkan bahwa pembelajaran yang berlangsung selama ini masih
kurang melibatkan siswa sehingga pada proses pembelajaran cenderung hanya
menerima apa yang diberikan oleh guru pada saat praktik berlangsung dan
jarang siswa secara mandiri berupaya untuk menyelesaikan pekerjaanya,
padahal guru juga pernah menjelaskan sebelumnya. Jadi dalam proses belajar
mengajar disini siswa kurang beraktivitas. Di SMK Jawahirul Ulum Besuki
Jabon Sidoarjo, memiliki Standar Ketuntasan Minimal (SKM) ≥ 70. Untuk
nilai hasil belajar siswa kelas XI Busana pada kompetensi menggambar
busana tahun yang lalu ketuntasannya sebesar 63% dari 19 jumlah siswa.
Ketuntasan belajar tersebut menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai
70 keatas sebanyak 12 siswa dan siswa yang mendapat nilai kurang dari 70
sebanyak 7 siswa, sehingga ketuntasan belajar siswa masih belum tuntas
dalam kompetensi Menggambar Busana. Menurut Mulyasa (2007:254)
menyebutkan bahwa berdasarkan teori belajar tuntas, maka seorang peserta
didik dipandang tuntas belajar jika ia mampu menyelesaikan, menguasai
kompetensi atau mencapai tujuan pembelajaran minimal 65% dari seluruh
tujuan pembelajaran. Sedangkan keberhasilan kelas dilihat dari jumlah peserta
didik yang mampu menyelesaikan atau mencapai minimal 65%, sekurang-
kurangnya 85% dari jumlah peserta didik yang ada dikelas tersebut.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diatas, maka perlu
dilakukan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk
3. 3
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada kompetensi menggambar
busana. Siswa diharapkan mampu memahami materi yang telah dijelaskan dan
terampil membuat desain busana. Guru dituntut untuk mengadakan
demonstrasi pengetahuan, membimbing siswa, mengecek pemahaman dan
memberikan umpan balik dalam melaksanakan pembelajaran tersebut, agar
dalam penerapan hasil belajar siswa memuaskan. Jika siswa dapat memahami
isi teori yang telah diberikan oleh guru maka siswa juga dapat mempraktikkan
sesuai dengan kriteria dan hasilnya juga memuaskan.
Penerapan pembelajaran menggambar busana tidak hanya sekedar
terlihat kemudian diingat dan dibayangkan akan tetapi memahami dan
bagaimana siswa dapat menerapkan konsep menggambar busana yang telah
didapat di bangku sekolah. Menggambar busana memiliki karakteristik materi
ajar yang terstruktur dengan baik dan dapat diajarkan selangkah demi
selangkah. Berdasarkan ciri-ciri materi menggambar busana, maka model
pembelajaran yang sesuai diterapkan adalah model pembelajaran
pembelajaran langsung. Trianto (2007:29), menjelaskan bahwa Model
pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang
khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan
pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan
baik yang dapat diajarkan selangkah demi selangkah.
Model pembelajaran langsung digunakan oleh guru sangat dipengaruhi
oleh sifat dari materi yang akan diajarkan, juga dipengaruhi oleh tujuan yang
akan dicapai dalam pengajaran tersebut dan tingkat kemampuan peserta didik.
4. 4
Di samping itu pula setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap-tahap
(sintaks) yang dilakukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
Berdasarkan hasil penelitian Mumpuni (2007), yang berjudul
“Penerapan Model Pengajaran Langsung Pada Mata Diklat Menggambar
Busana di Kelas II Busana II SMK Negeri 3 Kediri” menunjukkan hasil
tentang 1) aktivitas belajar siswa, berjalan dengan baik. 2) ketuntasan belajar
siswa juga mencapai ketuntasan belajar yang didasarkan pada ketentuan
kurikulum SMK tahun 2004 dengan hasil ≥ 85 % dari jumlah siswa tuntas
dalam proses pembelajaran. Dan pada penelitian Khotimah (2006), dengan
judul “Efektifitas Penerapan Modul Pada Model Pembelajaran Langsung
Untuk Sub Kompetensi Mengukur Tubuh Siswa Kelas I Tata Busana 2 SMK
Negeri I Kertosono” menunjukkan hasil tentang aktivitas belajar siswa sangat
baik, dan hasil belajar siswa 100% tuntas. Berdasarkan hasil penelitian diatas
menunjukkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran langsung dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Untuk itu peneliti berencana
mengadakan penelitian lebih lanjut, karena penerapan model pembelajaran
langsung baik digunakan pada standar kompetensi yang mengharuskan siswa
untuk praktik.
Apabila guru menggunakan model pembelajaran langsung ini, guru
mempunyai tanggung jawab untuk mengidentifikasi tujuan pembelajaran dan
tanggung jawab yang besar terhadap isi materi atau keterampilan, menjelaskan
kepada siswa, mendemonstrasikan yang dikombinasikan dengan latihan,
memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan konsep atau
keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik.
5. 5
Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti akan melakukan
penelitian tentang “Penerapan Model Pembelajaran Langsung Untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Menggambar Busana Pada Siswa
Kelas XI Busana SMK Jawahirul Ulum Sidoarjo” dengan Penelitian Tindakan
Kelas (direncanakan 2 siklus).
B. Batasan Masalah
1. Peneliti menerapkan model pembelajaran langsung pada standar
kompetensi Menggambar Busana
2. Peneliti menerapkan model pembelajaran langsung untuk meningkatkan
aktivitas siswa, aktivitas guru dan hasil belajar siswa
3. Kompetensi dasar yang diambil adalah penyelesaian pembuatan gambar
dengan pewarnaan pensil warna dan pewarnaan cat air.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah
yang akan dicari pemecahannya melalui penelitian ini adalah:
1. Bagaimana peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar
mengajar dengan penerapan model pembelajaran langsung?
2. Bagaimana peningkatan aktivitas guru dalam kegiatan belajar
mengajar dengan penerapan model pembelajaran langsung?
3. Bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dalam kompetensi
Menggambar Busana dengan penerapan model pembelajaran langsung?
6. 6
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam kegiatan
belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran langsung.
2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas guru dalam kegiatan
belajar mengajar dengan penerapan model pembelajaran langsung.
3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam
kompetensi Menggambar Busana dengan penerapan model pembelajaran
langsung.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Dapat memperbaiki aktivitas siswa dan hasil belajar siswa, dengan
penerapan model pembelajaran langsung pada kompetensi menggambar
busana
2. Bagi Guru
Untuk meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil
belajar siswa dalam penerapan model pembelajaran langsung dan dapat
dijadikan sebagai bahan referensi untuk memperbaiki kegiatan
pembelajaran.
F. Asumsi
7. 7
Asumsi adalah anggapan dasar landasan teori yang yang dapat
dijadikan sebagai pijakan peneliti dalam menyimpulkan suatu permasalahan.
Asumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Pengamat (observer) berlaku objektif dalam memberikan laporan
aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung, sesuai dengan
kejadian yang ada.
2. Siswa sebagai obyek penelitian mengerjakan tes hasil belajar
dengan sungguh-sungguh, mandiri dan jujur sesuai kemampuan yang
dimiliki.