Property 100% Syariah adalah properti yang dilakukan transaksinya secara syariah tanpa unsur riba, hutang, dan akad yang bermasalah. Properti ini dijelaskan sebagai cara yang mudah dan berkah serta sesuai dengan hukum Islam karena menghindari unsur-unsur yang dilarang seperti riba dan akad ganda.
6. “Dan jika kamu mengikuti KEBANYAKAN manusia di muka
bumi, niscaya mereka akan MENYESATKANMU dari jalan
Allah. Mereka tiada lain hanyalah mengikuti persangkaan
belaka dan mereka tidak lain hanyalah berdusta.”
TQS Al AN’AM : 116
7. “… Dan sesungguhnya
kebanyakan (manusia) benar-
benar hendak MENYESATKAN
dengan hawa nafsu mereka
tanpa pengetahuan.
TQS AL AN’AM : 119
8. Apa itu Property 100% Syariah ?
Jadi, Apaitu
PROPERTY100%SYARIAH?
10. Hutang itu …
PASTI BAYAR..
!
Tapi yang dipakai bayar ..?
TIDAK PASTI.. !
Kalau Mati …
Kenapa
#TanpaHutangRiba?
11. - Dosa Besar
- 1 dirham = 36 berzina
- Seperti Zina dengan ibunya sendiri
- Diperangi Allah dan Rasul-Nya
- Pelakunya kekal dalam neraka
Kenapa
#TanpaRiba?
12. Allah SWT berfirman :
“Hai orang-orang yang
beriman, bertaqwalah kalian
kepada Allah dan
TINGGALKAN sisa transaksi
riba jika kalian memang
orang-orang yang beriman.
Jika kalian tidak melakukan itu
maka ketahuilah bahwa Allah
dan Rasul-Nya akan
MEMERANGI kalian…”
(TQS Al-Baqarah : 278-279)
13. Allah SWT berfirman.
“Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan
dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari bertransaksi
riba), maka baginya apa yang
telah diambilnya dahulu
(sebelum datang larangan) dan
urusannya (terserah) kepada
Allah. Orang yang mengulangi
(bertransaksi riba) maka orang
itu adalah PENGHUNI-
PENGHUNI NERAKA, mereka
kekal di dalamnya.”
(TQS Al-Baqarah : 275)
15. QS Al Kahf (18) : 103 - 106
• 103. Katakanlah: "Apakah perlu Kami beritahukan kepadamu
tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?“
• 104. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam
kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka
telah berbuat sebaik-baiknya
• 105. Mereka itu orang-orang yang mengingkari ayat-ayat Tuhan
mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka
hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan
suatu penimbangan bagi (amalan) mereka pada hari kiamat.
• 106. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahannam,
disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan
ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.
16. “Sesungguhnya, manusia tidak akan berfikir
tentang perubahan, kecuali jika ia menyadari
bahwa disana ada realitas yang rusak, buruk
atau paling sedikit tidak sesuai dengan apa yang
ia kehendaki.
Agar disana terjadi kesadaran (untuk berubah),
maka harus ada pengindraan terhadap rusaknya
realitas. Hanya saja, sekedar sadar terhadap
kerusakan atau realitas yang rusak, tidak cukup
untuk melakukan perubahan…”
17. Syaikh Ahmad ‘Athiyat
“Disamping sadar terhadap kerusakan realitas
hidupnya, harus ada pula kesadaran terhadap
realitas pengganti (yaitu realitas yang dicita-
citakan) yang digunakan untuk mengganti
realitas yang rusak tersebut..” (at-Thariiq, hal.
21-22)
19. Imam ath-Thabari menafsirkan
QS 2 : 275, sbb :
“Bahwa Riba Jahiliyyah adalah seseorang membeli
sesuatu sampai tempo tertentu yang disepakati,
dan jika telah jatuh tempo dan ia belum memiliki
uang untuk membayarnya, maka ia menambah
(pembayarannya) dan mengakhirkan dari
jatuh temponya.”
DENDA
21. AKAD GANDA
“Tidak sah ada dua akad dalam satu akad”
(HR. Ahmad)
“Tidak ada dua akad dalam satu (transaksi) penjualan”
(HR. Tirmidzi)
“Tidaklah dihalalkan dua kesepakatan (akad) dalam satu
kesepakatan (akad)” (HR. Ibn Hibban)
“Rasulullah melarang melakukan dua penjualan
dalam satu kali transaksi “
(HR Tirmidzi)
22. AGUNAN
“Imam Syafi’i, seperti dikutip Imam Ibnu Qudamah,
menyatakan jika dua orang berjual beli dengan syarat
menjadikan barang yang dibeli sebagai jaminan atas
harganya, jual belinya tidak sah. Sebab jika barang yang dibeli
dijadikan jaminan (rahn), berarti barang itu belum menjadi
milik pembeli. (Al-Mughni, 4/285).
Imam Ibnu Hajar Al-Haitami berkata,"Tidak boleh jual beli
dengan syarat menjaminkan barang yang dibeli."
(Al-Fatawa al-Fiqhiyah al-Kubra, 2/287).
23. PENARIKAN BARANG
“Agunan itu tidak boleh
dihalangi dari pemiliknya yang
telah mengagunkannya. Ia
berhak atas kelebihannya,
dan wajib menanggung
kekurangannya.”
(HR Syafi’I, al-Bayhaqi, al-Hakim,
Ibn Hibban dan ad-Daruquthni)
24. KEPEMILIKAN SEMPURNA
“Jangan engkau jual sesuatu yang bukan milikmu.”
(HR Abu Dawud, an-Nasa’I, Ibn Majah, al-Bayhaqi,
Ahmad dan at-Tirmidzi)
Lafal “laysa ‘indaka” memiliki dua pengertian :
1. Bukan milik kita
2. Belum sempurna menjadi milik kita[ ]
25. SUAP (RISYWAH)
“Laknat Allah atas penyuap (ar-rasyi) dan
penerima suap (al murtasyi)”
(HR Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
“Hadiah untuk para petugas adalah suht
(harta yang haram)”
(HR Al Khathib dari Anas)
29. BAYANGKAN ….
• Jika kita rajin sholat….
• Bila kita pun rajin puasa…
• Juga gemar shadaqah…
• Tidak lupa membayar zakat…
• Pun seandainya sudah naik
haji…
Namun, hanya gara-gara
mengulang-ulang terlibat
RIBA, tempatnya di NERAKA
30. Sekali Lagi ….
• Jika mengulangi bertransaksi
RIBA
• Padahal SUDAH TAHU bahwa
RIBA itu HARAM hukumnya….
• Dimanakah tempat
kembalinya?
• NERAKA…
• DAN KEKAL DI DALAMNYA…
• Na’udzubillahi min dzalik….!
• Astaghfirullah.