3. Latar belakang masalah
Pada hakikatnya, masalah kebingungan jenis
kelamin atau yang lazim disebut juga sebagai
gejala transseksualisme ataupun transgender
merupakan suatu gejala ketidakpuasan seseorang
karena merasa tidak adanya kecocokan antara
bentuk fisik dan kelamin dengan kejiwaan
ataupun adanya ketidakpuasan dengan alat
kelamin yang dimilikinya.
Perilaku transgenderlah, yang mungkin
membuat beberapa orang mengganti jenis
kelaminnya, seperti pria berganti jenis kelamin
menjadi wanita, begitu pula sebaliknya.
4. Maksud dan tujuan
Mengetahui pengertian transgender dan
operasi kelamin.
Mengetahui hukum-hukum transgender dan operasi
kelamin.
Mengetahui hal-hal yang diperbolehkan dalam operasi
kelamin.
5.
6.
7. Hukum yang mengharamkan operasi
pergantian kelamin
Melakukan operasi pergantian kelamin yang dilakukan oleh orang yang
normal dan sempurna organ kelaminnya yaitu penis (dzakar) bagi laki-
laki dan vagina (fajr) bagi perempuan yang dilengkapi dengan rahim
dan ovarium tidak dibolehkan dan diharamkan.
Berikut dalil yang mengaharamkan operasi pergantian kelamin
(Q.S. Al-Hujurat: 13)
yang artinya: “hai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakn
kamu dari seorang pria dan wanita dan menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal,
sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah,
ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu, sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui dan lagi Maha Mengenal”.
8.
9. Hubungan antara HIV/AIDS dengan
Trangender
• Masalah HIV/AIDS sebenarnya bukan sekadar masalah kesehatan
(medis), namun juga masalah perilaku. Sebab telah terbukti penyebab
terbesar penularan HIV/AIDS adalah perilaku seks bebas, yaitu zina dan
homoseksual.
• Terlebih jika ditelusuri sejarahnya, HIV / AIDS pertama kalinya memang
ditemukan di kalangan gay San Fransisco pada tahun 1978. Selanjutnya
HIV/AIDS menular hingga ke seluruh penjuru dunia terutama lewat
perilaku seks bebas seperti lesbianisme, gay, biseksual, dan transgender.
Inilah bukti bahwa HIV/AIDS tidak dapat dianggap semata-mata hanya
masalah kesehatan, melainkan juga masalah perilaku.