SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
PENGENDALIAN VEKTOR DBD
Apakah pengertian DBD?
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue
Hemorrhagik Fever (DHF) adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue yang
disebarkan terutama oleh nyamuk Aedes
aegypti.
Selain oleh A. aegypti, DBD juga dapat
ditularkan oleh Aedes albopictus dan Aedes
scutellaris tetapi peranannya sangat kecil
dibandingkan dengan Aedes aegypti.
NYAMUK Aedes aegypti
Kasus DBD di Indonesia
• Kasus DBD pertama kali ditemukan di Manila,
Filipina pada tahun 1953.
• Kasus DBD di Indonesia pertama kali
dilaporkan di Jakarta dan Surabaya tahun
1968, tetapi sekarang telah menyebar ke
semua propinsi.
• Kasus DBD pada tahun 2009 mencapai
sekitar 150.000. Angka ini cenderung stabil
pada tahun 2010, sehingga kasus DBD di
Indonesia belum bisa dikatakan berkurang.
• Tingkat kematian DBD, tidak banyak berubah
dari 0,89 pada tahun 2009 menjadi 0,87 pada
pada 2010. Ini berarti ada sekitar 1.420
korban tewas akibat DBD pada 2009 dan
sekitar 1.317 korban tewas pada tahun 2010.
lanjutan
• Angka kesakitan dan kematian DBD di
Indonesia tahun 2010 paling tinggi di ASEAN.
• Terkait masih tingginya kasus DBD, Konferensi
Tingkat Tinggi ASEAN ke-17 yang berlangsung
di Hanoi, Vietnam, 30 Oktober 2010
menetapkan ASEAN Dengue Day atau Hari
Dengue se-ASEAN yang selanjutnya akan
diperingati setiap tanggal 15 Juni.
• Peringatan pertama sekaligus peluncuran resmi
ASEAN Dengue Day akan dilakukan di Jakarta,
15 Juni 2011.
Mengapa Kasus DBD Cepat
Meningkat?
1. Meningkatnya mobilitas penduduk dan sarana
transportasi.
2. Meningkatnya kepadatan penduduk.
3. Bertambahnya permukiman penduduk.
4. Kurangnya perilaku masyarakat terhadap
pembersihan sarang nyamuk.
5. Terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh
pelosok tanah air.
6. Adanya empat tipe virus yang bersirkulasi
sepanjang tahun.
Penyebab DBD
• Penyakit DBD disebabkan oleh Virus
Dengue dengan tipe DEN 1, DEN 2, DEN
3 dan DEN 4.
• Virus tersebut termasuk dalam group B
Arthropod borne viruses (arboviruses).
• Keempat type virus tersebut telah
ditemukan di berbagai daerah di Indonesia
antara lain Jakarta dan Yogyakarta.
• Virus yang banyak berkembang di
masyarakat adalah virus dengue dengan
tipe satu dan tiga.
Gejala / Tanda-tanda DBD
Gejala yang tampak akibat infeksi virus dengue biasanya
muncul setelah masa inkubasi (masa dimana virus
berkembang hingga menimbulkan gejala) 3-8 hari setelah
virus masuk ke dalam tubuh. Jika sistem pertahanan tubuh
dapat mengatasi virus, maka gejala yang tampak bisa
ringan atau bahkan tidak didapatkan. Namun jika tidak,
maka dapat timbul beberapa gejala sebagai berikut:
• Mendadak demam tinggi (>38oC) selama 2 – 7 hari
• Badan lemah/lesu, mual, nyeri perut atau ulu hati
• Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal), nyeri/pusing kepala
• Timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya
pembuluh darah (manifestasi perdarahan / uji torniquet
positif).
• Perdarahan gusi dan mimisan.
• Perbesaran hati (hepatomegali) dan limfa
• Syock
Lanjutan
• Trombositopenia (jumlah trombosit
<150.000/mm³, normalnya 150-450
ribu/mm³).
• Hemokonsentrasi, yaitu pengentalan
darah akibat perembesan plasma
(komponen darah cair non seluler),
ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct)
yang meningkat 20% dari nilai normalnya.
Derajat / Tingkatan DHF
• DHF derajat I: Tanda-tanda infeksi virus, dengan
menifestasi perdarahan yang tampak hanya dengan Uji
Torniquet positif.
• DHF derajat II: Tanda infeksi virus dengan manifestasi
perdarahan spontan (mimisan, bintik-bintik merah)
• DHF derajat III: Disebut juga fase pre syok, dengan
tanda DHF grade II namun penderita mulai mengalami
tanda syok; kesadaran menurun, tangan dan kaki dingin,
nadi teraba cepat dan lemah, tekanan nadi masih
terukur.
• DHF derajat IV: Atau fase syok (disebut juga dengue
syok syndrome/DSS), penderita syok dalam dengan
kesadaran sangat menurun hingga koma, tangan dan
kaki dingin dan pucat, nadi sangat lemah sampai tidak
teraba, tekanan nadi tidak dapat terukur.
Mekanisme Penularan DBD
• Seseorang yang darahnya mengandung
virus dengue merupakan sumber penular
DBD.
• Bila penderita tersebut kemudian digigit
oleh nyamuk penular, maka virus dalam
darah akan ikut terhisap oleh nyamuk
masuk ke dalam lambung nyamuk.
• Selanjutnya virus akan memperbanyak diri
dan tersebar di berbagai jaringan tubuh
nyamuk termasuk di dalam kelenjar
liurnya.
Lanjutan
• Sekitar satu minggu setelah menghisap darah
penderita, nyamuk tersebut siap untuk
menularkan kepada orang lain yang sehat.
• Virus dengue akan tetap berada dalam tubuh
nyamuk A. aegypti tersebut sepanjang
hidupnya, oleh karena itu nyamuk A. aegypti
tersebut menjadi penular sepanjang hidup
nyamuk tersebut.
• Penularan terjadi karena saat A. aegypti
menghisap darah, nyamuk tersebut terlebih
dahulu mengeluarkan air liurnya melalui
probosis agar darah tidak membeku. Bersama
air liur nyamuk tersebut, virus dengue akan
ditularkan ke orang lain.
SYARAT NYAMUK Aedes aegypti
DAPAT MENJADI VEKTOR
1. Ada virus Dengue pada orang yang
dihisap darahnya (penderita DBD).
2. Nyamuk dapat berumur >10 hari (karena
masa inkubasi ekstrinsik virus di dalam
tubuh nyamuk 8 – 10 hari).
3. Untuk dapat menularkan DBD, nyamuk
harus menggigit manusia ke manusia.
Lanjutan
4. Untuk bertahan hidup, nyamuk harus
berjumlah banyak karena banyak nyamuk
yang mati oleh musuh-musuhnya.
5. Nyamuk harus tahan terhadap virus,
karena virus akan memperbanyak diri
dalam tubuh nyamuk dan bergerak dari
lambung menuju kelenjar ludah.
Habitat A. aegypti
• Habitat A. aegypti di dunia tersebar luas di daerah tropis
dan sub tropis dan di Indonesia umumnya hidup di
rumah-rumah, tempat-tempat umum dan sekitarnya.
• A. aegypti umumnya dapat hidup dan berkembang biak
sampai ketinggian daerah 1000 meter di atas
permukaan laut (dpl).
• Tempat perkembangbiakan A. aegypti adalah tempat
penampungan air (TPA) di dalam atau luar rumah :
a. TPA untuk keperluan sehari-hari, contohnya : drum,
bak reservoir, tempayan, bak mandi/wc, ember,dsb.
b. TPA bukan untuk keperluan sehari-hari, contohnya :
tempat minum burung, vas bunga, barang-barang
bekas (ban, kaleng, botol, plastik ) dsb..
c. TPA alamiah, contohnya : lubang pohon, lubang
batu, pelepah daun, tempurung kelapa, potongan
bambu, dsb.
Siklus Hidup A. aegypti
• A. aegypti bermetamorfosis sempurna yaitu dari
fase telur – larva (jentik) – pupa (kepompong) –
imago (dewasa).
• Tempat hidup A. aegypti ada dua yaitu di dalam
air untuk stadium telur, larva dan pupa, dan
tempat di luar air yaitu udara dan daratan untuk
nyamuk dewasa.
• Pada umumnya telur akan menetas menjadi
jentik dalam waktu ± 2 hari setelah terendam air.
• Stadium jentik umumnya berlangsung 6 – 8 hari.
• Stadium pupa berlangsung 2 – 4 hari.
• Pertumbuhan dari telur menjadi dewasa
umumnya berlangsung 9 – 10 hari.
SIKLUS HIDUP NYAMUK
Pengendalian Vektor DBD
• Pengendalian vektor A. aegypti dilakukan terhadap
nyamuk dewasa ataupun jentik/larva, secara fisik,
mekanik, kimia, atau biologis.
• Pengendalian terhadap nyamuk dewasa umumnya
dilakukan dengan cara pengasapan (fogging) dengan
menggunakan insektisida.
• Insektisida yang dapat digunakan adalah dari golongan
organophosphate seperti malathion dan fenitrothion;
golongan pyretroid sintetic seperti lamda sihalotrin dan
permetrin; dan golongan carbamat. Alat yang digunakan
untuk melakukan pengasapan adalah mesin Fog.
• Pengasapan dapat mengendalikan vektor DBD dalam
waktu singkat, tetapi tindakan tersebut perlu diikuti
dengan pengendalian jentik nyamuk agar populasinya
dapat ditekan serendah-rendahnya sehingga apabila ada
penderita DBD atau penderita viremia maka tidak dapat
menular kepada orang lain.
Lanjutan
• Pengendalian terhadap jentik nyamuk A. aegypti
yang umumnya dikenal dengan pengendalian
sarang nyamuk (PSN) dapat dilakukan dengan
cara fisik, kimia dan biologi.
• Pengendalian secara fisik dikenal dengan istilah
3 M (menguras, menutup dan mengubur/
memusnahkan) yaitu menguras bak mandi atau
bak WC, menutup tempat penampungan air
(ember, drum, tempayan) dan
mengubur/memusnahkan barang-barang bekas
seperti kaleng, ban, plastik dan lain-lain.
• Sekarang 3 M Plus (Plus pemberian reppelent,
penyemprotan insektisida, dll).
Lanjutan
• Pengendalian larva (larviciding) secara kimia merupakan
cara pengendalian larva nyamuk A. aegypti dengan
menggunakan insektisida pengendali jentik/larva
(larvisida).
• Larviciding dilakukan pada tempat penampungan air
yang tidak mungkin dilakukan pengurasan/penutupan
atau dilakukan pada daerah yang sulit air. Larvisida yang
umumnya digunakan adalah abate (OOOO-Tetrametyl-
OO-thiodi-p-phenylene phosphorothioate). Formulasi
abate yang digunakan adalah sand granules dengan
dosis 1 gram/10 liter air dan dosis ini terbukti efektif
selama 8–12 minggu.
• Prinsip kerja dari abate adalah larut dalam air dan
meresap pada dinding kontainer yang selanjutnya
secara kontinyu selama periode tertentu racun abate
akan membunuh jentik nyamuk.
• Pengendalian secara biologi dilakukan dengan
memelihara predator atau hewan pemakan jentik
nyamuk dan menggunakan parasit.
• Beberapa jenis ikan yang berperan sebagai predator
larva nyamuk adalah Gambusia affinis (ikan larvavorus),
Panchax panchax (ikan kepala timah), Puntius binotatus
(ikan beunter), Rasbora lateristriata (ikan cereceh),
Poecilia reticulata (ikan gendol), Dermogenys pusillus
(ikan julung-julung), Ctenops vittatus (ikan cupang) dan
Trichogaster trichopterus (ikan sepat).
• Menurut Depkes RI (1992) dan Blondine, dkk (2000),
mikroorganisme yang dapat digunakan untuk
mengendalikan larva A. aegypti antara lain adalah
bakteri Bacillus thuringiensis var. israeliensis (Bti).
Lanjutan
Lanjutan
• Cara yang paling efektif dalam mencegah
penyakit DBD adalah dengan
mengkombinasikan cara-cara di atas, yang
disebut dengan 3M Plus, yaitu menutup,
menguras, menimbun disertai dengan
melakukan beberapa plus seperti memelihara
ikan pemakan jentik, menabur larvasida,
menggunakan kelambu pada waktu tidur,
memasang kasa, menyemprot dengan
insektisida, menggunakan repellent, memasang
obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dll
sesuai dengan kondisi setempat.
FOGGING
(PENGASAPAN)
pulsFOG Model K-10-SP Features :
• pulse-jet engine without movable parts
allows unlimited operation.
• 5 litres solution tank, easily detachable,
made of heavy duty polyethylene,
transparent with litre scale.
• Double stainless steel-cooling
jacket/diffusor with front cooling air intake,
additional sound absorption and effective
heat control.
Lanjutan
• pulsFOG fingertip quick-start-system
through patented direct fuel injection and
automatic ignition.
• For safety-reasons: non-pressurized fuel
tank.
• Most metal parts made of stainless steel.
• Manual fog control valve combined with
automatic cut-off device (optional).
• Simple and straightforward design enables
the user to carry out repair work himself.

More Related Content

Similar to Materi kul. DBD.ppt

Demam berdarah-dengue-dbd
Demam berdarah-dengue-dbdDemam berdarah-dengue-dbd
Demam berdarah-dengue-dbdmiapandu
 
Demam berdarah-dengue-dbd
Demam berdarah-dengue-dbdDemam berdarah-dengue-dbd
Demam berdarah-dengue-dbdRomadona Martin
 
1338991 634652878368467500
1338991 6346528783684675001338991 634652878368467500
1338991 634652878368467500ajeyizna
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Rosyid Ridho
 
Demam berdarah dengue 1
Demam berdarah dengue 1Demam berdarah dengue 1
Demam berdarah dengue 1dasefi
 
materi penyuluhan gedangsari dbd.pptx
materi penyuluhan gedangsari dbd.pptxmateri penyuluhan gedangsari dbd.pptx
materi penyuluhan gedangsari dbd.pptxssuser85bb91
 
Tugas Kelompok 2
Tugas Kelompok 2Tugas Kelompok 2
Tugas Kelompok 2Dwi Karyadi
 
Penyuluhan tentang bagaimana pencegah dbd
Penyuluhan tentang bagaimana pencegah dbdPenyuluhan tentang bagaimana pencegah dbd
Penyuluhan tentang bagaimana pencegah dbdejjariza
 
Dbd pkm pabuaran tumpeng
Dbd pkm pabuaran tumpengDbd pkm pabuaran tumpeng
Dbd pkm pabuaran tumpengDarsono Ono
 
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakatpresentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakatLuthfiNurFitriani
 
Presentasi DBD dan Kader Jumantik.pptx
Presentasi DBD dan Kader Jumantik.pptxPresentasi DBD dan Kader Jumantik.pptx
Presentasi DBD dan Kader Jumantik.pptxAinaChristina
 

Similar to Materi kul. DBD.ppt (20)

Dbd 2015
Dbd 2015Dbd 2015
Dbd 2015
 
Demam berdarah-dengue-dbd
Demam berdarah-dengue-dbdDemam berdarah-dengue-dbd
Demam berdarah-dengue-dbd
 
Demam berdarah-dengue-dbd
Demam berdarah-dengue-dbdDemam berdarah-dengue-dbd
Demam berdarah-dengue-dbd
 
Dbd fw
Dbd fwDbd fw
Dbd fw
 
1338991 634652878368467500
1338991 6346528783684675001338991 634652878368467500
1338991 634652878368467500
 
Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue Demam berdarah dengue
Demam berdarah dengue
 
Demam berdarah dengue 1
Demam berdarah dengue 1Demam berdarah dengue 1
Demam berdarah dengue 1
 
Dhf
DhfDhf
Dhf
 
Abd rahman
Abd rahmanAbd rahman
Abd rahman
 
3B_Kelompok 6_Kasus DBD.pptx
3B_Kelompok 6_Kasus DBD.pptx3B_Kelompok 6_Kasus DBD.pptx
3B_Kelompok 6_Kasus DBD.pptx
 
Sap dbd
Sap dbdSap dbd
Sap dbd
 
materi penyuluhan gedangsari dbd.pptx
materi penyuluhan gedangsari dbd.pptxmateri penyuluhan gedangsari dbd.pptx
materi penyuluhan gedangsari dbd.pptx
 
ppt dbd.pptx
ppt dbd.pptxppt dbd.pptx
ppt dbd.pptx
 
Tugas Kelompok 2
Tugas Kelompok 2Tugas Kelompok 2
Tugas Kelompok 2
 
Health literacy
Health literacyHealth literacy
Health literacy
 
Penyuluhan tentang bagaimana pencegah dbd
Penyuluhan tentang bagaimana pencegah dbdPenyuluhan tentang bagaimana pencegah dbd
Penyuluhan tentang bagaimana pencegah dbd
 
Penyuluhan dbd
Penyuluhan dbdPenyuluhan dbd
Penyuluhan dbd
 
Dbd pkm pabuaran tumpeng
Dbd pkm pabuaran tumpengDbd pkm pabuaran tumpeng
Dbd pkm pabuaran tumpeng
 
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakatpresentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
presentasi vektor dan pengendalian kesehatan masyarakat
 
Presentasi DBD dan Kader Jumantik.pptx
Presentasi DBD dan Kader Jumantik.pptxPresentasi DBD dan Kader Jumantik.pptx
Presentasi DBD dan Kader Jumantik.pptx
 

Recently uploaded

PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 

Recently uploaded (20)

PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 

Materi kul. DBD.ppt

  • 1. PENGENDALIAN VEKTOR DBD Apakah pengertian DBD? Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagik Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang disebarkan terutama oleh nyamuk Aedes aegypti. Selain oleh A. aegypti, DBD juga dapat ditularkan oleh Aedes albopictus dan Aedes scutellaris tetapi peranannya sangat kecil dibandingkan dengan Aedes aegypti.
  • 3. Kasus DBD di Indonesia • Kasus DBD pertama kali ditemukan di Manila, Filipina pada tahun 1953. • Kasus DBD di Indonesia pertama kali dilaporkan di Jakarta dan Surabaya tahun 1968, tetapi sekarang telah menyebar ke semua propinsi. • Kasus DBD pada tahun 2009 mencapai sekitar 150.000. Angka ini cenderung stabil pada tahun 2010, sehingga kasus DBD di Indonesia belum bisa dikatakan berkurang. • Tingkat kematian DBD, tidak banyak berubah dari 0,89 pada tahun 2009 menjadi 0,87 pada pada 2010. Ini berarti ada sekitar 1.420 korban tewas akibat DBD pada 2009 dan sekitar 1.317 korban tewas pada tahun 2010.
  • 4. lanjutan • Angka kesakitan dan kematian DBD di Indonesia tahun 2010 paling tinggi di ASEAN. • Terkait masih tingginya kasus DBD, Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke-17 yang berlangsung di Hanoi, Vietnam, 30 Oktober 2010 menetapkan ASEAN Dengue Day atau Hari Dengue se-ASEAN yang selanjutnya akan diperingati setiap tanggal 15 Juni. • Peringatan pertama sekaligus peluncuran resmi ASEAN Dengue Day akan dilakukan di Jakarta, 15 Juni 2011.
  • 5. Mengapa Kasus DBD Cepat Meningkat? 1. Meningkatnya mobilitas penduduk dan sarana transportasi. 2. Meningkatnya kepadatan penduduk. 3. Bertambahnya permukiman penduduk. 4. Kurangnya perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk. 5. Terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air. 6. Adanya empat tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun.
  • 6. Penyebab DBD • Penyakit DBD disebabkan oleh Virus Dengue dengan tipe DEN 1, DEN 2, DEN 3 dan DEN 4. • Virus tersebut termasuk dalam group B Arthropod borne viruses (arboviruses). • Keempat type virus tersebut telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia antara lain Jakarta dan Yogyakarta. • Virus yang banyak berkembang di masyarakat adalah virus dengue dengan tipe satu dan tiga.
  • 7. Gejala / Tanda-tanda DBD Gejala yang tampak akibat infeksi virus dengue biasanya muncul setelah masa inkubasi (masa dimana virus berkembang hingga menimbulkan gejala) 3-8 hari setelah virus masuk ke dalam tubuh. Jika sistem pertahanan tubuh dapat mengatasi virus, maka gejala yang tampak bisa ringan atau bahkan tidak didapatkan. Namun jika tidak, maka dapat timbul beberapa gejala sebagai berikut: • Mendadak demam tinggi (>38oC) selama 2 – 7 hari • Badan lemah/lesu, mual, nyeri perut atau ulu hati • Nyeri sendi, nyeri otot (pegal-pegal), nyeri/pusing kepala • Timbul bintik-bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah (manifestasi perdarahan / uji torniquet positif). • Perdarahan gusi dan mimisan. • Perbesaran hati (hepatomegali) dan limfa • Syock
  • 8. Lanjutan • Trombositopenia (jumlah trombosit <150.000/mm³, normalnya 150-450 ribu/mm³). • Hemokonsentrasi, yaitu pengentalan darah akibat perembesan plasma (komponen darah cair non seluler), ditandai dengan nilai Hematokrit (Hct) yang meningkat 20% dari nilai normalnya.
  • 9. Derajat / Tingkatan DHF • DHF derajat I: Tanda-tanda infeksi virus, dengan menifestasi perdarahan yang tampak hanya dengan Uji Torniquet positif. • DHF derajat II: Tanda infeksi virus dengan manifestasi perdarahan spontan (mimisan, bintik-bintik merah) • DHF derajat III: Disebut juga fase pre syok, dengan tanda DHF grade II namun penderita mulai mengalami tanda syok; kesadaran menurun, tangan dan kaki dingin, nadi teraba cepat dan lemah, tekanan nadi masih terukur. • DHF derajat IV: Atau fase syok (disebut juga dengue syok syndrome/DSS), penderita syok dalam dengan kesadaran sangat menurun hingga koma, tangan dan kaki dingin dan pucat, nadi sangat lemah sampai tidak teraba, tekanan nadi tidak dapat terukur.
  • 10. Mekanisme Penularan DBD • Seseorang yang darahnya mengandung virus dengue merupakan sumber penular DBD. • Bila penderita tersebut kemudian digigit oleh nyamuk penular, maka virus dalam darah akan ikut terhisap oleh nyamuk masuk ke dalam lambung nyamuk. • Selanjutnya virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk termasuk di dalam kelenjar liurnya.
  • 11. Lanjutan • Sekitar satu minggu setelah menghisap darah penderita, nyamuk tersebut siap untuk menularkan kepada orang lain yang sehat. • Virus dengue akan tetap berada dalam tubuh nyamuk A. aegypti tersebut sepanjang hidupnya, oleh karena itu nyamuk A. aegypti tersebut menjadi penular sepanjang hidup nyamuk tersebut. • Penularan terjadi karena saat A. aegypti menghisap darah, nyamuk tersebut terlebih dahulu mengeluarkan air liurnya melalui probosis agar darah tidak membeku. Bersama air liur nyamuk tersebut, virus dengue akan ditularkan ke orang lain.
  • 12. SYARAT NYAMUK Aedes aegypti DAPAT MENJADI VEKTOR 1. Ada virus Dengue pada orang yang dihisap darahnya (penderita DBD). 2. Nyamuk dapat berumur >10 hari (karena masa inkubasi ekstrinsik virus di dalam tubuh nyamuk 8 – 10 hari). 3. Untuk dapat menularkan DBD, nyamuk harus menggigit manusia ke manusia.
  • 13. Lanjutan 4. Untuk bertahan hidup, nyamuk harus berjumlah banyak karena banyak nyamuk yang mati oleh musuh-musuhnya. 5. Nyamuk harus tahan terhadap virus, karena virus akan memperbanyak diri dalam tubuh nyamuk dan bergerak dari lambung menuju kelenjar ludah.
  • 14. Habitat A. aegypti • Habitat A. aegypti di dunia tersebar luas di daerah tropis dan sub tropis dan di Indonesia umumnya hidup di rumah-rumah, tempat-tempat umum dan sekitarnya. • A. aegypti umumnya dapat hidup dan berkembang biak sampai ketinggian daerah 1000 meter di atas permukaan laut (dpl). • Tempat perkembangbiakan A. aegypti adalah tempat penampungan air (TPA) di dalam atau luar rumah : a. TPA untuk keperluan sehari-hari, contohnya : drum, bak reservoir, tempayan, bak mandi/wc, ember,dsb. b. TPA bukan untuk keperluan sehari-hari, contohnya : tempat minum burung, vas bunga, barang-barang bekas (ban, kaleng, botol, plastik ) dsb.. c. TPA alamiah, contohnya : lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, potongan bambu, dsb.
  • 15. Siklus Hidup A. aegypti • A. aegypti bermetamorfosis sempurna yaitu dari fase telur – larva (jentik) – pupa (kepompong) – imago (dewasa). • Tempat hidup A. aegypti ada dua yaitu di dalam air untuk stadium telur, larva dan pupa, dan tempat di luar air yaitu udara dan daratan untuk nyamuk dewasa. • Pada umumnya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu ± 2 hari setelah terendam air. • Stadium jentik umumnya berlangsung 6 – 8 hari. • Stadium pupa berlangsung 2 – 4 hari. • Pertumbuhan dari telur menjadi dewasa umumnya berlangsung 9 – 10 hari.
  • 17. Pengendalian Vektor DBD • Pengendalian vektor A. aegypti dilakukan terhadap nyamuk dewasa ataupun jentik/larva, secara fisik, mekanik, kimia, atau biologis. • Pengendalian terhadap nyamuk dewasa umumnya dilakukan dengan cara pengasapan (fogging) dengan menggunakan insektisida. • Insektisida yang dapat digunakan adalah dari golongan organophosphate seperti malathion dan fenitrothion; golongan pyretroid sintetic seperti lamda sihalotrin dan permetrin; dan golongan carbamat. Alat yang digunakan untuk melakukan pengasapan adalah mesin Fog. • Pengasapan dapat mengendalikan vektor DBD dalam waktu singkat, tetapi tindakan tersebut perlu diikuti dengan pengendalian jentik nyamuk agar populasinya dapat ditekan serendah-rendahnya sehingga apabila ada penderita DBD atau penderita viremia maka tidak dapat menular kepada orang lain.
  • 18. Lanjutan • Pengendalian terhadap jentik nyamuk A. aegypti yang umumnya dikenal dengan pengendalian sarang nyamuk (PSN) dapat dilakukan dengan cara fisik, kimia dan biologi. • Pengendalian secara fisik dikenal dengan istilah 3 M (menguras, menutup dan mengubur/ memusnahkan) yaitu menguras bak mandi atau bak WC, menutup tempat penampungan air (ember, drum, tempayan) dan mengubur/memusnahkan barang-barang bekas seperti kaleng, ban, plastik dan lain-lain. • Sekarang 3 M Plus (Plus pemberian reppelent, penyemprotan insektisida, dll).
  • 19. Lanjutan • Pengendalian larva (larviciding) secara kimia merupakan cara pengendalian larva nyamuk A. aegypti dengan menggunakan insektisida pengendali jentik/larva (larvisida). • Larviciding dilakukan pada tempat penampungan air yang tidak mungkin dilakukan pengurasan/penutupan atau dilakukan pada daerah yang sulit air. Larvisida yang umumnya digunakan adalah abate (OOOO-Tetrametyl- OO-thiodi-p-phenylene phosphorothioate). Formulasi abate yang digunakan adalah sand granules dengan dosis 1 gram/10 liter air dan dosis ini terbukti efektif selama 8–12 minggu. • Prinsip kerja dari abate adalah larut dalam air dan meresap pada dinding kontainer yang selanjutnya secara kontinyu selama periode tertentu racun abate akan membunuh jentik nyamuk.
  • 20. • Pengendalian secara biologi dilakukan dengan memelihara predator atau hewan pemakan jentik nyamuk dan menggunakan parasit. • Beberapa jenis ikan yang berperan sebagai predator larva nyamuk adalah Gambusia affinis (ikan larvavorus), Panchax panchax (ikan kepala timah), Puntius binotatus (ikan beunter), Rasbora lateristriata (ikan cereceh), Poecilia reticulata (ikan gendol), Dermogenys pusillus (ikan julung-julung), Ctenops vittatus (ikan cupang) dan Trichogaster trichopterus (ikan sepat). • Menurut Depkes RI (1992) dan Blondine, dkk (2000), mikroorganisme yang dapat digunakan untuk mengendalikan larva A. aegypti antara lain adalah bakteri Bacillus thuringiensis var. israeliensis (Bti). Lanjutan
  • 21. Lanjutan • Cara yang paling efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara di atas, yang disebut dengan 3M Plus, yaitu menutup, menguras, menimbun disertai dengan melakukan beberapa plus seperti memelihara ikan pemakan jentik, menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu tidur, memasang kasa, menyemprot dengan insektisida, menggunakan repellent, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik berkala, dll sesuai dengan kondisi setempat.
  • 23. pulsFOG Model K-10-SP Features : • pulse-jet engine without movable parts allows unlimited operation. • 5 litres solution tank, easily detachable, made of heavy duty polyethylene, transparent with litre scale. • Double stainless steel-cooling jacket/diffusor with front cooling air intake, additional sound absorption and effective heat control.
  • 24. Lanjutan • pulsFOG fingertip quick-start-system through patented direct fuel injection and automatic ignition. • For safety-reasons: non-pressurized fuel tank. • Most metal parts made of stainless steel. • Manual fog control valve combined with automatic cut-off device (optional). • Simple and straightforward design enables the user to carry out repair work himself.