SlideShare a Scribd company logo
1 of 21
BAB I
                             PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
          Berdasarkan pengumpulan data selama 3 hari yaitu pada tanggal 23 –
   26 Oktober 2012 ditemukan kasus asfiksia pada ruang perinatalogi.
          Menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia 2002 – 2003,
   angka kematian neonatal sebesar 20 per 100 kelahiran hidup. Dalam satu
   tahun sekitar 89.000 bayi berumur dibawah 1 bulan meninggal. Artinya setiap
   6 menit ada 1 bayi meninggal. Asfiksia merupakan salah satu penyebab
   utama kematian neonatal (27%) setelah BBLR (29%).
          Secara umum penyebab asfiksia dibagi dalam 3 faktor: faktor ibu,
   faktor tali pusat dan faktor bayi itu sendiri seperti: bayi prematur(<37
   minggu), persalinan dengan tindakan (rangsang, bayi kembar, distonsia bahu,
   ekstrasi vakum, forcep), kelahiran bawaan dan air ketuban bercampur
   mekonium.
          Pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan telah mencapai
   73,14% (profil kesehatan Indonesia, 2003) dan sebagian besar persalinan
   tersebut dilakukan oleh Bidan. Bidan sebagai penolong persalinan, sering kali
   dihadapkan dengan keadaan bayi lahir mengalami asfiksia. Dimana asfiksia
   dapat menyebabkan cacat mental, pneumonia, dan kematian. Dalam keadaan
   demikian Bidan harus melakukan tindakan tertentu agar BBL dapat bernafas
   spontan segera mungkin. Untuk dapat melakukan tindakan tersebut , Bidan
   harus trampil dan kompentensi dalam manajen asfiksia BBL dan juga
   diperlukan perawatan yang intensif. Maka pada kesempatan ini penulis
   tertarik untuk memberikan asuhan dengan asfiksia sedang




                                      1
1.2 Rumusan Masalah
           Sesuai dengan latar belakang diatas maka penulis mengambil judul
   “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.’A’ dengan Asfiksia di RSUD Padang
   Panjang”

1.3 Tujuan
      1.   Tujuan Umum
                     Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi
           dengan asfiksia sedang secara komprehensif
      2.   Tujuan Khusus
                     Setelah menyusun asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa
           dapat :
           1. Mengkaji data bayi dengan asfiksia sedang.

           2. Mengidentifikasi diagnosa/masalah bayi dengan asfiksia sedang.

           3. Mengantisipasi diagnosa/maasalah potensial bayi dengan asfiksia
              sedang.
           4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada bayi dengan asfiksia
              sedang
           5. Melaksanakan rencana asuhan pada bayi dengan asfiksia sedang.

           6. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan.

1.4 Manfaat Penulisan
    1. Bagi Mahasiswa
       Dapat    meningkatkan      pengtahuan   atau   keterampilan   dan   dapat
       mengaaplikasikan ilmu dalam penerapan manajemen asuhan kebidanan
       dengan pendokumentasian SOAP dalam penanganan pada bayi.
    2. Bagi Institusi Pendidikan
       Diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi institusi, khususnya
       STIKES Piala Sakti pada ASFIKSIA
    3. Bagi Institusi Pelayanan
       Sebagai bahan masukan untuk upaya peningkatan mutu pelayanan
       asuhan kebidanan dalam penanganan kasus ASFIKSIA.



                                        2
BAB II
                            TINJAUAN TORITIS


2.1 Definisi
           Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas
    secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir,
    umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat
    hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau
    masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah
    persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2007).
           Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera
    bernafas scr spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh
    hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor-
    faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi
    lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi
    tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi
    bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala-
    gejala lanjut yang mungkin timbul. (Wiknjosastro, 1999)

2.2 Jenis Asfiksia
    Ada dua macam jenis asfiksia, yaitu :
          1. Asfiksia livida (biru)
          2. Asfiksia pallida (putih)


2.3 Klasifikasi Asfiksia
    Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR
    a. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3
    b. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6
    c. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9
    d. Bayi normal dengan nilai APGAR 10




                                        3
2.4 Etiologi / Penyebab Asfiksia
             Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan
    gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi
    menjadi berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat
    janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir. Beberapa faktor
    tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru
    lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi berikut ini:
    1. Faktor ibu
         •    Preeklampsia dan eklampsia
         •    Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta)
         •    Partus lama atau partus macet
         •    Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV)
         •    Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)


    2. Faktor Tali Pusat
         •    Lilitan tali pusat
         •    Tali pusat pendek
         •    Simpul tali pusat
         •    Prolapsus tali pusat
    3. Faktor Bayi
         •    Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)
         •    Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu,
              ekstraksi vakum, ekstraksi forsep)
         •    Kelainan bawaan (kongenital)
         •    Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan)

             Penolong persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang
    berpotensi untuk menimbulkan asfiksia. Apabila ditemukan adanya faktor
    risiko tersebut maka hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya
    tentang kemungkinan perlunya tindakan resusitasi. Akan tetapi, adakalanya
    faktor risiko menjadi sulit dikenali atau (sepengetahuan penolong) tidak
    dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi. Oleh karena itu, penolong harus selalu
    siap melakukan resusitasi bayi pada setiap pertolongan persalinan.


                                          4
2.5 Perubahan Patofiologis dan Gambaran Klinis
           Pernafasan spontan BBL tergantung pada kondisi janin pada masa
   kehamilan dan persalinan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau
   pengangkutan O2 selama kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia yang
   lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak
   teratasi akan menyebabkan kematian asfiksia yang terjadi dimulai suatu
   periode apnu disertai dengan penurunan frekuensi. Pada penderita asfiksia
   berat, usaha bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode
   apnue kedua. Pada tingkat ini terjadi bradikardi dan penurunan TD.
           Pada asfiksia terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan
   keseimbangan asam-basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama hanya terjadi
   asidosis respioratorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses
   metabolisme an aerobic yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga
   glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang. Pada tingkat
   selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskular yang disebabkan oleh
   beberapa keadaan diantaranya :
     1. Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi
          jantung.
     2. Terjadinya asidosis metabolik yang akan menimbulkan kelemahan otot
          jantung.
     3. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan
          tetap tingginya resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah
          ke paru dan ke sistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami gangguan.
          (Rustam, 1998).

           Gejala dan Tanda-tanda Asfiksia
      •    Tidak bernafas atau bernafas megap-megap
      •    Warna kulit kebiruan
      •    Kejang
      •    Penurunan kesadaran




                                       5
2.6 Kemungkinan Komplikasi Yang Muncul
          Komplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara lain :
    3. Edema otak & Perdarahan otak
                  Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang
       telah berlarut sehingga terjadi renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke
       otak pun akan menurun, keadaaan ini akan menyebabkan hipoksia dan
       iskemik otak yang berakibat terjadinya edema otak, hal ini juga dapat
       menimbulkan perdarahan otak.
    4. Anuria atau oliguria
                  Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita
       asfiksia, keadaan ini dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat
       terjadinya, yang disertai dengan perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini
       curah jantung akan lebih banyak mengalir ke organ seperti mesentrium
       dan ginjal. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya hipoksemia pada
       pembuluh darah mesentrium dan ginjal yang menyebabkan pengeluaran
       urine sedikit.
    5. Kejang
                  Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan
       pertukaran gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan
       persediaan O2 dan kesulitan pengeluaran CO2 hal ini dapat
       menyebabkan kejang pada anak tersebut karena perfusi jaringan tak
       efektif.
    6. Koma
                  Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan
       menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan
       perdarahan pada otak.


2.7 Diagnosis
          Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari
   anoksia / hipoksia janin. Diagnosis anoksia / hipoksia janin dapat dibuat
   dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin.




                                        6
Tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu :
    1. Denyut jantung janin
                  Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak
        artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun sampai ke bawah 100 kali per
        menit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan
        tanda bahaya
    2. Mekonium dalam air ketuban
                  Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi
        pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan
        harus diwaspadai. Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi
        kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu
        dapat dilakukan dengan mudah.
    3. Pemeriksaan pH darah janin
                  Dengan menggunakan amnioskop yang dimasukkan lewat serviks
        dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah
        janin. Darah ini diperiksa pH-nya. Adanya asidosis menyebabkan
        turunnya pH. Apabila pH itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu dianggap
        sebagai     tanda   bahaya   gawat   janin   mungkin    disertai   asfiksia.
        (Wiknjosastro, 1999)

2.8 Penilaian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir
           Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah
   menilai bayi, menentukan tindakan yang akan dilakukan dan akhirnya
   melaksanakan tindakan resusitasi. Upaya resusitasi yang efesien clan efektif
   berlangsung melalui rangkaian tindakan yaitu menilai pengambilan keputusan
   dan tindakan lanjutan.
           Penilaian untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh
   tiga tanda penting, yaitu :
    •   Penafasan
    •   Denyut jantung
    •   Warna kulit




                                         7
Nilai apgar tidak dipakai untuk menentukan kapan memulai resusitasi
    atau membuat keputusan mengenai jalannya resusitasi. Apabila penilaian
    pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas atau pernafasan tidak
    kuat, harus segera ditentukan dasar pengambilan kesimpulan untuk tindakan
    vertilasi dengan tekanan positif (VTP).

2.9 Persiapan Alat Resusitasi
           Sebelum menolong persalinan, selain persalinan, siapkan juga alat-alat
    resusitasi dalam keadaan siap pakai, yaitu :
    1. 2 helai kain / handuk.
    2. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos,
        selendang, handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan
        untuk mengatur posisi kepala bayi.
    3. Alat penghisap lendir de lee atau bola karet.
    4. Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal.
    5. Kotak alat resusitasi.
    6. Jam atau pencatat waktu.
        (Wiknjosastro, 2007).


2.10 Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir
           Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang
    dikenal sebagai ABC resusitasi, yaitu :
    1. Memastikan saluran terbuka
        - Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm.
        - Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea.
        - Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan
           saluran pernafasan terbuka.
    2. Memulai pernafasan
        - Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan
        - Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan
           balon atau mulut ke mulut (hindari paparan infeksi).




                                         8
3. Mempertahankan sirkulasi
        - Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara
        - Kompresi dada.
        - Pengobatan
Detail Cara Resusitasi
Langkah-Langkah Resusitasi
   1. Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh bayi
       dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi.
   2. Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas
       yang datar.
   3. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).
   4. Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut
       sudah bersih kemudian lanjutkan ke hidung.
   5. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan
       mengusap-usap punggung bayi.
   6. Nilai pernafasanJika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung
       selama 6 detik, hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100 x / menit, nilai
       warna kulit jika merah / sinosis penfer lakukan observasi, apabila biru beri
       oksigen. Denyut jantung < 100 x / menit, lakukan ventilasi tekanan positif.
   7. Jika pernapasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan positif.
   8. Ventilasi tekanan positif / PPV dengan memberikan O2 100 % melalui
       ambubag atau masker, masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi
       tidak menutupi mata, jika tidak ada ambubag beri bantuan dari mulur ke
       mulut, kecepatan PPV 40 – 60 x / menit.
   9. Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil
       kalikan 10.
   10. 100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan.
   11. 60 – 100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV.
   12. 60 – 100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan PPV, disertai
       kompresi jantung.
   13. 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan
   14. Jika denyut jantung 0 atau 100 x / menit hentikan obat.



                                        9
15. Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis
       diatas tiap 3 – 5 menit.
   16. Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap / tidak
       rewspon terhadap di atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan
       dosis 2 MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit. (Wiknjosastro, 2007)
       Persiapan resusitasi
       Agar tindakan untuk resusitasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan
efektif, kedua faktor utama yang perlu dilakukan adalah :
      1.   Mengantisipasi kebutuhan akan resusitasi lahirannya bayi dengan
           depresi dapat terjadi tanpa diduga, tetapi tidak jarang kelahiran bayi
           dengan depresi atau asfiksia dapat diantisipasi dengan meninjau riwayat
           antepartum dan intrapartum.
      2.   Mempersiapkan alat dan tenaga kesehatan yang siap dan terampil.
           Persiapan minumum antara lain :
           -     Alat pemanas siap pakai – Oksigen
           -     Alat pengisap
           -     Alat sungkup dan balon resusitasi
           -     Alat intubasi
           -     Obat-obatan
Prinsip-prinsip resusitasi yang efektif :
   1. Tenaga kesehatan yang slap pakai dan terlatih dalam resusitasi neonatal
       harus rnerupakan tim yang hadir pada setiap persalinan.
   2. Tenaga kesehatan di kamar bersalin tidak hanya harus mengetahui apa
       yang harus dilakukan, tetapi juga harus melakukannya dengan efektif dan
       efesien
   3. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam resusitasi bayi harus bekerjasama
       sebagai suatu tim yang terkoordinasi.
   4. Prosedur resusitasi harus dilaksanakan dengan segera dan tiap tahapan
       berikutnya ditentukan khusus atas dasar kebutuhan dan reaksi dari pasien.
   5. Segera seorang bayi memerlukan alat-alat dan resusitasi harus tersedia
       clan siap pakai.
       (Dari berbagai sumber)



                                            10
BAB III
                           TINJAUAN KASUS
    ASUHAN KEBIDANAN PERINATOLOGI PADA BAYI NY “A”
         DENGAN ASFIKSIA DI RSUD PADANG PANJANG
                     TANGGAL 23 OKTOBER 2012


Pengumpulan Data
  3.1 Identitas
     1. Identitas Bayi
         Nama            : By Ny. “A”
         Tempat/tgl lahir : Padang Panjang/20 Oktober 2012
         Umur            : 3 hari
         Jenis kelamin   : Perempuan
         Agama           : Islam
         Alamat          : Padang Panjang


     2. Identitas Orang Tua (Ibu/Ayah)
         Nama Ibu    :   Ny “A”               Nama Ayah        :   Ny “P ”
         Umur        :   33 Tahun             Umur             :   35 Tahun
         Suku        :   Minang               Suku             :   Minang
         Agama       :   Islam                Agama            :   Islam
         Pendidikan :    SMA                  Pendidikan       :   SMK
         Pekerjaan   :   IRT                  Pekerjaan        :   Wiraswasta
         Alamat      :   Padang Panjang       Alamat           :   Padang
                                                                   Panjang


  3.2 Anamnesa
     Pada Tanggal                          : 23 Oktober 2012
     Pukul                                 : 10.00 WIB
     1. Riwayat Penyakit Kehamilan
         a. Perdarahan                     : Ada
         b. Pre – Eklampsia                : Tidak Ada



                                      11
2. Riwayat Persalinan Sekarang
            a. Jenis Persalinan                     : Sectio Cesaria
            b. Ditolong Oleh                        : Dokter
            c. Lama Persalinan
                Kala I                              : ± 10 Jam
                Kala II                             : ± 15 Menit
                Kala III                            : ± 7 Menit
            d. Ketuban                              : Bercampur Darah
            e. Komplikasi Persalinan                : Tidak Ada
            f. Keadaan Bayi Baru Lahir              : Baik


      3.3 APGAR SCORE            :           7/8
Menit          Tanda                  0                       1                   2        Jumlah
                                                    ( ) Tubuh
                                                                       ( ) Seluruh tubuh
  I      warna kulit         ( ) Biru/pucat         kemerahan,                               7
                                                                       kemerahan
                                                    ekstremitas biru
         frekuensi jantung   ( ) Tidak ada          (x) < 100          ( ) >100
                                                    (x) Sedikit
         Refleks             ( ) Tidak bereaksi                        (x) Menangis
                                                    gerakan
         tonus otot          ( ) Tidak ada          ( ) Sedikit        ( ) Gerakan aktif
                                                    (x) Lambat/tidak
         pernapasan          ( ) Tidak ada                             (x) Baik/menangis
                                                    teratur
                                                    ( ) Tubuh
                                                                       ( ) Seluruh tubuh
 V       warna kulit         ( ) Biru/pucat         kemerahan,                               8
                                                                       kemerahan
                                                    ekstremitas biru
         frekuensi jantung   ( ) Tidak ada          (x) < 100          ( ) >100
                                                    (x) Sedikit
         Refleks             ( ) Tidak bereaksi                        (x) Menangis
                                                    gerakan
         tonus otot          ( ) Tidak ada          ( ) Sedikit        (x) Gerakan aktif
                                                    (x) Lambat/tidak
         pernapasan          ( ) Tidak ada                             (x) Baik/menangis
                                                    teratur



            Penilaian 1 menit setelah lahir lengkap 7
            Penilaian 5 menit setelah lahir lengkap 8




                                               12
3.4 Pemeriksaan Fisik
   a. Keadaan Umum            : Lemah
   b. Suhu                    : 36,70 C
   c. Lingkar kepala          : 34 cm
   d. Lingkar dada            : 31 cm
   e. Lingkar lengan atas     : 12 cm
   f. Panjang badan lahir     : 48 cm
   g. Berat Badan             : 3200 gr


   Pemeriksaan Secara Sistematis
   a. Kepala dan Rambut : Rambut hitam, tipis, lurus dan tidak mudah
      tercabut, Ubun-ubun belum menutup, Sutura tampak jelas, Caput
      succedaneum: Tidak ada dan Cephal Hematoma : Tidak ada
   b. Wajah : Simetris kiri dan kanan, Tidak ada oedema
   c. Mata : Konjungtiva merah muda, Skelera putih bersih, Simetris kiri
      dan kanan
   d. Telinga : Simetris kiri dan kanan, Tidak ada secret (serumen)
   e. Hidung : Simetris kiri dan kanan, Pernapasan baik (tidak ada
      pernapasan cuping hidung), Tidak ada polip dan Hidung tampak bersih
   f. Mulut : Bibir tidak ada kelainan, Bibir tampak masih merah, Refleks
      isap dan rooting baik
   g. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan Tidak ada benjolan
   h. Dada : Bentuk dada normal, Payudara terbentuk kiri, kanan dan Tidak
      ada retraksi, Tidak ada nyeri tekan dan Bunyi nafas normal
   i. Ekstremitas Atas : Simetris kiri dan kanan, Jumlah jari-jari tangan
      lengkap dan Refleks menggenggam baik
   j. Abdomen : Tali pusat terbungkus dengan kain kasa, Penonjolan tali
      pusat yang masih basah, Tidak ada pembesaran perut dan Tidak ada
      massa
   k. Genetalia : Labia Mayora belum membuka, ada lubang uretra dan
      vagina.




                                  13
l. Extremitas Bawah
   1) Pergerakan : Baik
   2) Jari-jari : Lengkap kiri dan kanan
   3) Refleks Moro : Kiri dan kanan baik
m. Kulit : Tampak kemerahan, lanugo tipis di daerah lengan atas


   REFLEKS
   1) Refleks morrow         : baik
   2) Refleks rooting        : baik
   3) Refleks sucking        : baik
   4) Refleks palmar         : baik
   5) Refleks babysky        : baik




                               14
PELAKSANAAN ASUHAN
         HARI/TANGGAL          : Selasa/23 Oktober 2012
         JAM                   : 08.00 WIB

                                                                                                                 CATATAN
        S                                   O                                A                   P         PELAKSANAAN                  Evaluasi        Paraf
                                                                                                         Pukul       Kegiatan
Bayi umur 3        A. Data Umum                                       Bayi berumur 3      Lakukan        8.00     Melakukan        Tindakan aseptic
hari dengan usia      Warna Kulit : sawo matang                       hari       dengan   tindakan                tindakan         sudah dilakukan
kehamilan ibu         Tonus otot : baik                               Asfiksia            aseptik                 aseptic dengan   dan bayi terjaga
33 – 34 minggu        Tangis : menangis                                                                           mencuci tangan   dari infeksi
                      Usaha bernafas bayi : baik                                                                  sebelum dan
                      Pernafasan : 43 x/i                                                                         sesudah
                      Suhu : 36,60C                                                                               tindakan
                      BB : 3200 gr                                                        Penihu         8.10     Menjaga          Bayi sudah bersih
                      PB : 48 Cm                                                          personal                personal
                                                                                          hygiene bayi            hygiene dengan
                   B. Data Khusus                                                                                 memandikan
                   a. Kepala dan Rambut : Rambut hitam, tipis,                                                    bayi
                      lurus dan tidak mudah tercabut, Ubun-ubun                           Pemantauan     08.15    Menimbang        Berat bayi 3200 gr
                      belum menutup, Sutura tampak jelas, Caput                           berat badan             berat badan
                      succedaneum:     Tidak    ada   dan   Cephal                        bayi                    bayi



                                                                                  15
Hematoma : Tidak ada                                 Penuhi         08.20   Memenuhi           bayi sudah diberi
b. Wajah : Simetris kiri dan kanan, Tidak ada           kebutuhan              nutrisi bayi 2,5   ASI
   oedema                                               nutrisi                jam di ruang
c. Mata : Konjungtiva merah muda, Skelera                                      perinatalogi
   putih bersih, Simetris kiri dan kanan                Berikan        08.30   Membrikan          Bayi sudah di
d. Telinga : Simetris kiri dan kanan, Tidak ada         perlindungan           perlindungan       inkubator
   secret (serumen)                                                            termal dengan
e. Hidung : Simetris kiri dan kanan, Pernapasan                                mrawat bayi
   baik (tidak ada pernapasan cuping hidung),           Penuhi         09.00   Mengganti          Bayi sudah bersih
   Tidak ada polip dan Hidung tampak bersih             personal               popok bayi
f. Mulut : Bibir tidak ada kelainan, Bibir              hygiene bayi
   tampak masih merah, Refleks isap dan                 Penuhi         11.00   Memenuhu           Bayi sudah diberi
   rooting baik                                         kebutuhan              nutrisi di ruang   nutrisi
g. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis          nutrisi                perinatalogi
   dan Tidak ada benjolan                               Pantau TTV     12.00   Memantau           Suhu 36,50C
h. Dada : Bentuk dada normal, Payudara                  bayi                   TTV                Pernafasan 43 x/i
   terbentuk kiri, kanan dan Tidak ada retraksi,                                                  Nadi 120 x/i
   Tidak ada nyeri tekan dan Bunyi nafas                Berikan        12.15   Memberikan         Bayi sudah dalam
   normal                                               perlindungan           perlindungan       incubator dan suhu

                                                   16
i. Ekstremitas Atas : Simetris kiri dan kanan,        termal                 termal             terjaga 300C
   Jumlah jari-jari tangan lengkap dan Refleks        Penuhi         12.45   Mengganti          Bayi sudah bersih
   menggenggam baik                                   personal               popok bayi
j. Abdomen : Tali pusat terbungkus dengan             hygiene bayi           yang basah
   kain kasa, Penonjolan tali pusat yang masih                               agar bayi tidak
   basah, Tidak ada pembesaran perut dan Tidak                               kehilangan
   ada massa                                                                 panas
k. Genetalia : Labia Mayora belum membuka,            Penuhi         13.30   Memenuhi          Bayi sudah dibri
   ada lubang uretra dan vagina.                      kebutuhan              kebutuhan         nutrisi sebanyak
l. Extremitas Bawah                                   nutrisi                nutrisi bayi      22cc/2,5 jam
    1) Pergerakan : Baik                                                     22cc/2,5 jam di
    2) Jari-jari : Lengkap kiri dan kanan                                    ruangan
    3) Refleks Moro : Kiri dan kanan baik                                    perinatalogi
m. Kulit : Tampak kemerahan, lanugo tipis di
   daerah lengan atas




                                                 17
BAB IV
                                    PENUTUP

4.1 Kesimpulan
            Selama pemantauam yang dilakukan dan planning yang sudah
   dilaksanakan dapat dinilai bahwa ada peningkatan keadaan bayi seperti
   adanya pningkatan berat badan bayi, bayi sudah bias menyusu dan sudah
   mempunyai daya hisap yang kuat sehingga bayi dapat menyusu pada ibunya
   dan mendapatkan ASI.

4.2 Saran
            Berdasarkan temuan-temuan dalam memberikan pembinaan pada
   klien ada beberapa saran yang dianggap perlu diantaranya kpada :

    a.      Bagi Mahasiswa
            Dengan adanya asuhan kbidanan diharapkan mahasiswa dapat
            menrapkan asuhan yang diberikan dengan standar profesi kebidanan
            Diharapkan bagi mahasiswa dapat memberikan pelayanan kesehatan
            pada ibu sesuai dengan standar pelayanan profsi kebidanan. Sehingga
            dapat meningkatkan kualitas kesehatan pada ibu.
            Diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih aktif memberikan
            pelayanan di rumah sakit sehingga ilmu yang di dapatkan dari
            perkuliahan dapat diterapkan dengan maksimal sesuai dengan asuhan
            pada kasus-kasus yang terjadi di rumah sakit.


    b.      Institusi Pendidikan
                   Diharapkan      kepada    institusi   pendidikan   agar   dapat
            memanfaatkan bahan ini sebagai bahan masukan dan pedoman
            terhadap proses belajar mengajar.

    c.      Institusi Pelayanan
                   Diharapkan kepada rumah sakit agar menjaga playanan yang
            berkualitas.


                                        18
DAFTAR PUSTAKA



Santosa, B. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Definisi dan
     Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika.

Manuaba, I. B. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
     Berencana. Jakarta : EGC

Saifudin. A. B. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
     Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Straight. B. R. 2004. Keperawatan Ibu Baru Lahir. Edisi 3. Jakarta : EGC




                                       19
KATA PENGANTAR


     Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberi penerang hati dan pikiran
kepada penulis .
     Dalam pembuatan makalah ini pnulis banyak menemukankesulitan
dikarenakan oleh keterbatasan buku sumber pengetahuan penulis, namun atas
kerja sama semua penulis dan bantuan dari berbagai pihak , akhirnya penulis bias
menyelesikan makalah ini walaupun masih banyak terdapat kekurangan dalam
makalah ini.
     Terima    kasih   penulis   ucapkan     kepada     Ibu.   NS.ELSI    UTAMI
MAYOR,S.Kep selaku pembimbing lapangan, yang telah banyak mmberikan
penjelasan dan saran mengenai makalah ini.
     Namun dengan kodratnya sebagai manusia biasa bahwa makalah ini masih
jauh dari ksempurnaan . olh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan
saran yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu penulisan yang sempurna,
pnulis juga mengharapkan agar makalah ini bisa digunakan dengan sebaik-
baiknya dan sebagai tambahan pngetahuan sbagi pembaca dalam mlaksanakan
tugas dan wewenang khusus seorang bidan
     Atas perhatian dari semua pihak, penulis mengucapkan terima kasih.


                                                      Pariaman, 3 januari 2013




                                                               Penulis




                                       i
                                      20
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR ...........................................................................              i
DAFTAR ISI ..........................................................................................   ii
BAB I PENDAHULUAN
       1.1 Latar Belakang .....................................................................         1
       1.2 Rumusan Masalah ....................................................................         2
       1.3 Tujuan...................................................................................    2
       1.4 Manfaat Penulisan ................................................................           2
BAB II TINJAUAN TORITIS
      2.1 Definisi ..................................................................................   3
      2.2 Jenis Asfiksia ........................................................................       3
      2.3 Klasifikasi Asfiksia ...............................................................          3
      2.4 Etiologi / Penyebab Asfiksia .................................................                4
      2.5 Perubahan Patofiologis dan Gambaran Klinis ......................                             5
      2.6 Kemungkinan Komplikasi Yang Muncul .............................                              6
      2.7 Diagnosis ...............................................................................     6
      2.8 Penilaian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir ..............................                        7
      2.9 Persiapan Alat Resusitasi ......................................................              8
      2.10 Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir ......................                              8
BAB III TINJAUAN KASUS
    ASUHAN KEBIDANAN PERINATOLOGI PADA BAYI NY
    “A” DENGAN ASFIKSIA DI RSUD PADANG PANJANG
    TANGGAL 23 OKTOBER 2012
    Pengumpulan Data
      3.1 Identitas ................................................................................    11
      3.2 Anamnesa .............................................................................        11
      3.3 Apgar Score ..........................................................................        12
      3.4 Pemeriksaan Fisik ................................................................            13
BAB IV PENUTUP
     4.1 Kesimpulan ..........................................................................          18
     4.2 Saran .....................................................................................    18
DAFTAR PUSTAKA




                                                         21ii

More Related Content

What's hot

Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAndra Dewi Hapsari
 
adaptasi psikologi masa nifas.ppt
adaptasi psikologi masa nifas.pptadaptasi psikologi masa nifas.ppt
adaptasi psikologi masa nifas.pptlailatulhusni1
 
Power point seminar BBL
Power point seminar BBLPower point seminar BBL
Power point seminar BBL021112
 
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu sri wahyuni
 
Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaChiyapuri
 
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaKomplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaChiyapuri
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisiklia natalia
 
Kb 2 deteksi gawat darurat maternal
Kb 2 deteksi gawat darurat maternalKb 2 deteksi gawat darurat maternal
Kb 2 deteksi gawat darurat maternalpjj_kemenkes
 
Asuhan kebidanan pada anak fisiologis
Asuhan kebidanan pada anak fisiologisAsuhan kebidanan pada anak fisiologis
Asuhan kebidanan pada anak fisiologisneng elis
 
Asuhan kebidanan pada kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit,ppt
Asuhan kebidanan pada kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit,pptAsuhan kebidanan pada kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit,ppt
Asuhan kebidanan pada kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit,pptmartaagustinasirait
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...Operator Warnet Vast Raha
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifaspjj_kemenkes
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFASPERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFASpjj_kemenkes
 
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008Anggit T A W
 
gizi pada ibu hamil
gizi pada ibu hamilgizi pada ibu hamil
gizi pada ibu hamilzazius
 

What's hot (20)

Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewiAsuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
Asuhan kebidanan ibu hamil patologi,andra dewi
 
adaptasi psikologi masa nifas.ppt
adaptasi psikologi masa nifas.pptadaptasi psikologi masa nifas.ppt
adaptasi psikologi masa nifas.ppt
 
Surveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
Surveilans Praktik Pelayanan KebidananSurveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
Surveilans Praktik Pelayanan Kebidanan
 
Power point seminar BBL
Power point seminar BBLPower point seminar BBL
Power point seminar BBL
 
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
Contoh teknologi kebidanan tepat guna dalam pelayanan kesehatan ibu
 
Adaptasi psikologi ibu nifas
Adaptasi psikologi ibu nifasAdaptasi psikologi ibu nifas
Adaptasi psikologi ibu nifas
 
Asuhan keperawatan pada bendungan asi
Asuhan keperawatan pada bendungan asiAsuhan keperawatan pada bendungan asi
Asuhan keperawatan pada bendungan asi
 
Askeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksiaAskeb bbl dg asfiksia
Askeb bbl dg asfiksia
 
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannyaKomplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
Komplikasi dan penyulit dalam masa nifas serta penanganannya
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
Kb 2 deteksi gawat darurat maternal
Kb 2 deteksi gawat darurat maternalKb 2 deteksi gawat darurat maternal
Kb 2 deteksi gawat darurat maternal
 
Ikterus
IkterusIkterus
Ikterus
 
Asuhan kebidanan pada anak fisiologis
Asuhan kebidanan pada anak fisiologisAsuhan kebidanan pada anak fisiologis
Asuhan kebidanan pada anak fisiologis
 
Asuhan kebidanan pada kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit,ppt
Asuhan kebidanan pada kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit,pptAsuhan kebidanan pada kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit,ppt
Asuhan kebidanan pada kehamilan,persalinan dan nifas dengan penyakit,ppt
 
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...
Manajemen asuhan kebidanan antenatal fisiologi pada ny”j”g2 p1a0 umur kehamil...
 
Kegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa NifasKegawatdaruratan Masa Nifas
Kegawatdaruratan Masa Nifas
 
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFASPERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
PERUBAHAN PSIKOLOGIS MASA NIFAS
 
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
Buku Pedoman P4K (Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi) 2008
 
gizi pada ibu hamil
gizi pada ibu hamilgizi pada ibu hamil
gizi pada ibu hamil
 
Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal Contoh askeb bersalin normal
Contoh askeb bersalin normal
 

Viewers also liked

Pendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia beratPendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia beratMidwife Wahyuni
 
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaKti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaWarnet Raha
 
Asuhan keperawatan asfiksia
Asuhan keperawatan asfiksiaAsuhan keperawatan asfiksia
Asuhan keperawatan asfiksiaHay Ria
 
Pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir patologi pada bayi ny
Pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir patologi pada bayi nyPendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir patologi pada bayi ny
Pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir patologi pada bayi nyOperator Warnet Vast Raha
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikAl-Ikhlas14
 

Viewers also liked (6)

Pendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia beratPendahuluan asfiksia berat
Pendahuluan asfiksia berat
 
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata rahaKti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
Kti sri wahyu ningsih akbid paramata raha
 
Asuhan keperawatan asfiksia
Asuhan keperawatan asfiksiaAsuhan keperawatan asfiksia
Asuhan keperawatan asfiksia
 
Pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir patologi pada bayi ny
Pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir patologi pada bayi nyPendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir patologi pada bayi ny
Pendokumentasian asuhan kebidanan bayi baru lahir patologi pada bayi ny
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
Contoh Format lembaran rm
Contoh Format lembaran rmContoh Format lembaran rm
Contoh Format lembaran rm
 

Similar to ASFIKSIA BBL

Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendekMakalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendekSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurMakalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post maturSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post maturSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post maturWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasentaSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendekMakalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendekSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendekMakalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendekWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendekMakalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendekOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasentaSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasentaOperator Warnet Vast Raha
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasentaWarnet Raha
 
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaSeptian Muna Barakati
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tbc
Makalah hubungan asfiksia dengan  tbcMakalah hubungan asfiksia dengan  tbc
Makalah hubungan asfiksia dengan tbcSeptian Muna Barakati
 

Similar to ASFIKSIA BBL (20)

Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendekMakalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekoniumMakalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
Makalah hubungan asfiksia dengan air ketuban bercampur dengan mekonium
 
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematurMakalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
Makalah hubungan asfiksia dengan neonatus prematur
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
 
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan  post maturMakalah hubungan asfiksia dengan  post matur
Makalah hubungan asfiksia dengan post matur
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendekMakalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendekMakalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendekMakalah hubungan asfiksia  dengan tali pusat pendek
Makalah hubungan asfiksia dengan tali pusat pendek
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia dengan  solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia dengan solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasentaMakalah hubungan asfiksia solusi plasenta
Makalah hubungan asfiksia solusi plasenta
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tbc
Makalah hubungan asfiksia dengan  tbcMakalah hubungan asfiksia dengan  tbc
Makalah hubungan asfiksia dengan tbc
 
Makalah hubungan asfiksia dengan tbc
Makalah hubungan asfiksia dengan  tbcMakalah hubungan asfiksia dengan  tbc
Makalah hubungan asfiksia dengan tbc
 

More from MJM Networks

Proposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateProposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateMJM Networks
 
Leaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialLeaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialMJM Networks
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahMJM Networks
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10MJM Networks
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelMJM Networks
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikMJM Networks
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaMJM Networks
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikMJM Networks
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanMJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1MJM Networks
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalMJM Networks
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaMJM Networks
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifMJM Networks
 

More from MJM Networks (20)

Proposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sateProposal kewirausahaan sate
Proposal kewirausahaan sate
 
Leaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhialLeaflet asma bronkhial
Leaflet asma bronkhial
 
Ipi299983
Ipi299983Ipi299983
Ipi299983
 
Iman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allahIman kepada-kitab-allah
Iman kepada-kitab-allah
 
I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10I jaz-alquran-kel-10
I jaz-alquran-kel-10
 
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampelHipotesis komparatif-dan-uji-sampel
Hipotesis komparatif-dan-uji-sampel
 
Handout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrikHandout statistik non-parametrik
Handout statistik non-parametrik
 
Funsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agamaFunsi dan tugas guru agama
Funsi dan tugas guru agama
 
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erikFungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
Fungsi pemimpin madrasah dalam pengelolaan pembelajaran pai erik
 
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejanSatuan acara pembelajaran batuk rejan
Satuan acara pembelajaran batuk rejan
 
Tugas jurnal
Tugas jurnalTugas jurnal
Tugas jurnal
 
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
Manajemen asuhan kebidanan trimester 1
 
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normalManajemen asuhan kebidanan anak balita normal
Manajemen asuhan kebidanan anak balita normal
 
LEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan lukaLEAFLET Perawatan luka
LEAFLET Perawatan luka
 
Leaflet cacar air
Leaflet cacar airLeaflet cacar air
Leaflet cacar air
 
Sap cacar air
Sap cacar airSap cacar air
Sap cacar air
 
Ppt kehamilan
Ppt kehamilanPpt kehamilan
Ppt kehamilan
 
Leaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektifLeaflet belajar yang baik dan efektif
Leaflet belajar yang baik dan efektif
 
Cover andalas
Cover andalasCover andalas
Cover andalas
 
Tinjauan kasus
Tinjauan kasus Tinjauan kasus
Tinjauan kasus
 

ASFIKSIA BBL

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengumpulan data selama 3 hari yaitu pada tanggal 23 – 26 Oktober 2012 ditemukan kasus asfiksia pada ruang perinatalogi. Menurut survei demografi dan kesehatan Indonesia 2002 – 2003, angka kematian neonatal sebesar 20 per 100 kelahiran hidup. Dalam satu tahun sekitar 89.000 bayi berumur dibawah 1 bulan meninggal. Artinya setiap 6 menit ada 1 bayi meninggal. Asfiksia merupakan salah satu penyebab utama kematian neonatal (27%) setelah BBLR (29%). Secara umum penyebab asfiksia dibagi dalam 3 faktor: faktor ibu, faktor tali pusat dan faktor bayi itu sendiri seperti: bayi prematur(<37 minggu), persalinan dengan tindakan (rangsang, bayi kembar, distonsia bahu, ekstrasi vakum, forcep), kelahiran bawaan dan air ketuban bercampur mekonium. Pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan telah mencapai 73,14% (profil kesehatan Indonesia, 2003) dan sebagian besar persalinan tersebut dilakukan oleh Bidan. Bidan sebagai penolong persalinan, sering kali dihadapkan dengan keadaan bayi lahir mengalami asfiksia. Dimana asfiksia dapat menyebabkan cacat mental, pneumonia, dan kematian. Dalam keadaan demikian Bidan harus melakukan tindakan tertentu agar BBL dapat bernafas spontan segera mungkin. Untuk dapat melakukan tindakan tersebut , Bidan harus trampil dan kompentensi dalam manajen asfiksia BBL dan juga diperlukan perawatan yang intensif. Maka pada kesempatan ini penulis tertarik untuk memberikan asuhan dengan asfiksia sedang 1
  • 2. 1.2 Rumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang diatas maka penulis mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny.’A’ dengan Asfiksia di RSUD Padang Panjang” 1.3 Tujuan 1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi dengan asfiksia sedang secara komprehensif 2. Tujuan Khusus Setelah menyusun asuhan kebidanan ini diharapkan mahasiswa dapat : 1. Mengkaji data bayi dengan asfiksia sedang. 2. Mengidentifikasi diagnosa/masalah bayi dengan asfiksia sedang. 3. Mengantisipasi diagnosa/maasalah potensial bayi dengan asfiksia sedang. 4. Mengidentifikasi kebutuhan segera pada bayi dengan asfiksia sedang 5. Melaksanakan rencana asuhan pada bayi dengan asfiksia sedang. 6. Mengevaluasi hasil pelaksanaan tindakan. 1.4 Manfaat Penulisan 1. Bagi Mahasiswa Dapat meningkatkan pengtahuan atau keterampilan dan dapat mengaaplikasikan ilmu dalam penerapan manajemen asuhan kebidanan dengan pendokumentasian SOAP dalam penanganan pada bayi. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi institusi, khususnya STIKES Piala Sakti pada ASFIKSIA 3. Bagi Institusi Pelayanan Sebagai bahan masukan untuk upaya peningkatan mutu pelayanan asuhan kebidanan dalam penanganan kasus ASFIKSIA. 2
  • 3. BAB II TINJAUAN TORITIS 2.1 Definisi Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan. Masalah ini erat hubungannya dengan gangguan kesehatan ibu hamil, kelainan tali pusat, atau masalah yang mempengaruhi kesejahteraan bayi selama atau sesudah persalinan (Asuhan Persalinan Normal, 2007). Asfiksia neonatorum ialah keadaan dimana bayi tidak dapat segera bernafas scr spontan dan teratur setelah lahir. Hal ini disebabkan oleh hipoksia janin dalam uterus dan hipoksia ini berhubungan dengan faktor- faktor yang timbul dalam kehamilan, persalinan, atau segera setelah bayi lahir. Akibat-akibat asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tidak dilakukan secara sempurna. Tindakan yang akan dikerjakan pada bayi bertujuan mempertahankan kelangsungan hidupnya dan membatasi gejala- gejala lanjut yang mungkin timbul. (Wiknjosastro, 1999) 2.2 Jenis Asfiksia Ada dua macam jenis asfiksia, yaitu : 1. Asfiksia livida (biru) 2. Asfiksia pallida (putih) 2.3 Klasifikasi Asfiksia Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR a. Asfiksia berat dengan nilai APGAR 0-3 b. Asfiksia ringan sedang dengan nilai APGAR 4-6 c. Bayi normal atau sedikit asfiksia dengan nilai APGAR 7-9 d. Bayi normal dengan nilai APGAR 10 3
  • 4. 2.4 Etiologi / Penyebab Asfiksia Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabkan gangguan sirkulasi darah uteroplasenter sehingga pasokan oksigen ke bayi menjadi berkurang. Hipoksia bayi di dalam rahim ditunjukkan dengan gawat janin yang dapat berlanjut menjadi asfiksia bayi baru lahir. Beberapa faktor tertentu diketahui dapat menjadi penyebab terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir, diantaranya adalah faktor ibu, tali pusat clan bayi berikut ini: 1. Faktor ibu • Preeklampsia dan eklampsia • Pendarahan abnormal (plasenta previa atau solusio plasenta) • Partus lama atau partus macet • Demam selama persalinan Infeksi berat (malaria, sifilis, TBC, HIV) • Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan) 2. Faktor Tali Pusat • Lilitan tali pusat • Tali pusat pendek • Simpul tali pusat • Prolapsus tali pusat 3. Faktor Bayi • Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan) • Persalinan dengan tindakan (sungsang, bayi kembar, distosia bahu, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep) • Kelainan bawaan (kongenital) • Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan) Penolong persalinan harus mengetahui faktor-faktor resiko yang berpotensi untuk menimbulkan asfiksia. Apabila ditemukan adanya faktor risiko tersebut maka hal itu harus dibicarakan dengan ibu dan keluarganya tentang kemungkinan perlunya tindakan resusitasi. Akan tetapi, adakalanya faktor risiko menjadi sulit dikenali atau (sepengetahuan penolong) tidak dijumpai tetapi asfiksia tetap terjadi. Oleh karena itu, penolong harus selalu siap melakukan resusitasi bayi pada setiap pertolongan persalinan. 4
  • 5. 2.5 Perubahan Patofiologis dan Gambaran Klinis Pernafasan spontan BBL tergantung pada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Bila terdapat gangguan pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan atau persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian asfiksia yang terjadi dimulai suatu periode apnu disertai dengan penurunan frekuensi. Pada penderita asfiksia berat, usaha bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnue kedua. Pada tingkat ini terjadi bradikardi dan penurunan TD. Pada asfiksia terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan keseimbangan asam-basa pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama hanya terjadi asidosis respioratorik. Bila berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses metabolisme an aerobic yang berupa glikolisis glikogen tubuh, sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardiovaskular yang disebabkan oleh beberapa keadaan diantaranya : 1. Hilangnya sumber glikogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung. 2. Terjadinya asidosis metabolik yang akan menimbulkan kelemahan otot jantung. 3. Pengisian udara alveolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan tetap tingginya resistensi pembuluh darah paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan ke sistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami gangguan. (Rustam, 1998). Gejala dan Tanda-tanda Asfiksia • Tidak bernafas atau bernafas megap-megap • Warna kulit kebiruan • Kejang • Penurunan kesadaran 5
  • 6. 2.6 Kemungkinan Komplikasi Yang Muncul Komplikasi yang muncul pada asfiksia neonatus antara lain : 3. Edema otak & Perdarahan otak Pada penderita asfiksia dengan gangguan fungsi jantung yang telah berlarut sehingga terjadi renjatan neonatus, sehingga aliran darah ke otak pun akan menurun, keadaaan ini akan menyebabkan hipoksia dan iskemik otak yang berakibat terjadinya edema otak, hal ini juga dapat menimbulkan perdarahan otak. 4. Anuria atau oliguria Disfungsi ventrikel jantung dapat pula terjadi pada penderita asfiksia, keadaan ini dikenal istilah disfungsi miokardium pada saat terjadinya, yang disertai dengan perubahan sirkulasi. Pada keadaan ini curah jantung akan lebih banyak mengalir ke organ seperti mesentrium dan ginjal. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya hipoksemia pada pembuluh darah mesentrium dan ginjal yang menyebabkan pengeluaran urine sedikit. 5. Kejang Pada bayi yang mengalami asfiksia akan mengalami gangguan pertukaran gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan persediaan O2 dan kesulitan pengeluaran CO2 hal ini dapat menyebabkan kejang pada anak tersebut karena perfusi jaringan tak efektif. 6. Koma Apabila pada pasien asfiksia berat segera tidak ditangani akan menyebabkan koma karena beberapa hal diantaranya hipoksemia dan perdarahan pada otak. 2.7 Diagnosis Asfiksia yang terjadi pada bayi biasanya merupakan kelanjutan dari anoksia / hipoksia janin. Diagnosis anoksia / hipoksia janin dapat dibuat dalam persalinan dengan ditemukannya tanda-tanda gawat janin. 6
  • 7. Tiga hal yang perlu mendapat perhatian yaitu : 1. Denyut jantung janin Peningkatan kecepatan denyut jantung umumnya tidak banyak artinya, akan tetapi apabila frekuensi turun sampai ke bawah 100 kali per menit di luar his, dan lebih-lebih jika tidak teratur, hal itu merupakan tanda bahaya 2. Mekonium dalam air ketuban Mekonium pada presentasi sungsang tidak ada artinya, akan tetapi pada presentasi kepala mungkin menunjukkan gangguan oksigenisasi dan harus diwaspadai. Adanya mekonium dalam air ketuban pada presentasi kepala dapat merupakan indikasi untuk mengakhiri persalinan bila hal itu dapat dilakukan dengan mudah. 3. Pemeriksaan pH darah janin Dengan menggunakan amnioskop yang dimasukkan lewat serviks dibuat sayatan kecil pada kulit kepala janin, dan diambil contoh darah janin. Darah ini diperiksa pH-nya. Adanya asidosis menyebabkan turunnya pH. Apabila pH itu turun sampai di bawah 7,2 hal itu dianggap sebagai tanda bahaya gawat janin mungkin disertai asfiksia. (Wiknjosastro, 1999) 2.8 Penilaian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Aspek yang sangat penting dari resusitasi bayi baru lahir adalah menilai bayi, menentukan tindakan yang akan dilakukan dan akhirnya melaksanakan tindakan resusitasi. Upaya resusitasi yang efesien clan efektif berlangsung melalui rangkaian tindakan yaitu menilai pengambilan keputusan dan tindakan lanjutan. Penilaian untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh tiga tanda penting, yaitu : • Penafasan • Denyut jantung • Warna kulit 7
  • 8. Nilai apgar tidak dipakai untuk menentukan kapan memulai resusitasi atau membuat keputusan mengenai jalannya resusitasi. Apabila penilaian pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas atau pernafasan tidak kuat, harus segera ditentukan dasar pengambilan kesimpulan untuk tindakan vertilasi dengan tekanan positif (VTP). 2.9 Persiapan Alat Resusitasi Sebelum menolong persalinan, selain persalinan, siapkan juga alat-alat resusitasi dalam keadaan siap pakai, yaitu : 1. 2 helai kain / handuk. 2. Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain, kaos, selendang, handuk kecil, digulung setinggi 5 cm dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala bayi. 3. Alat penghisap lendir de lee atau bola karet. 4. Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal. 5. Kotak alat resusitasi. 6. Jam atau pencatat waktu. (Wiknjosastro, 2007). 2.10 Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir Tindakan resusitasi bayi baru lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenal sebagai ABC resusitasi, yaitu : 1. Memastikan saluran terbuka - Meletakkan bayi dalam posisi kepala defleksi bahu diganjal 2-3 cm. - Menghisap mulut, hidung dan kadang trachea. - Bila perlu masukkan pipa endo trachel (pipa ET) untuk memastikan saluran pernafasan terbuka. 2. Memulai pernafasan - Memakai rangsangan taksil untuk memulai pernafasan - Memakai VTP bila perlu seperti : sungkup dan balon pipa ETdan balon atau mulut ke mulut (hindari paparan infeksi). 8
  • 9. 3. Mempertahankan sirkulasi - Rangsangan dan pertahankan sirkulasi darah dengan cara - Kompresi dada. - Pengobatan Detail Cara Resusitasi Langkah-Langkah Resusitasi 1. Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan tubuh bayi dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi. 2. Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas yang datar. 3. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor). 4. Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila mulut sudah bersih kemudian lanjutkan ke hidung. 5. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan mengusap-usap punggung bayi. 6. Nilai pernafasanJika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100 x / menit, nilai warna kulit jika merah / sinosis penfer lakukan observasi, apabila biru beri oksigen. Denyut jantung < 100 x / menit, lakukan ventilasi tekanan positif. 7. Jika pernapasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan positif. 8. Ventilasi tekanan positif / PPV dengan memberikan O2 100 % melalui ambubag atau masker, masker harus menutupi hidung dan mulut tetapi tidak menutupi mata, jika tidak ada ambubag beri bantuan dari mulur ke mulut, kecepatan PPV 40 – 60 x / menit. 9. Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10. 10. 100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan. 11. 60 – 100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV. 12. 60 – 100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan PPV, disertai kompresi jantung. 13. 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan 14. Jika denyut jantung 0 atau 100 x / menit hentikan obat. 9
  • 10. 15. Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis diatas tiap 3 – 5 menit. 16. Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut jantung tetap / tidak rewspon terhadap di atas dan tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan dosis 2 MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit. (Wiknjosastro, 2007) Persiapan resusitasi Agar tindakan untuk resusitasi dapat dilaksanakan dengan cepat dan efektif, kedua faktor utama yang perlu dilakukan adalah : 1. Mengantisipasi kebutuhan akan resusitasi lahirannya bayi dengan depresi dapat terjadi tanpa diduga, tetapi tidak jarang kelahiran bayi dengan depresi atau asfiksia dapat diantisipasi dengan meninjau riwayat antepartum dan intrapartum. 2. Mempersiapkan alat dan tenaga kesehatan yang siap dan terampil. Persiapan minumum antara lain : - Alat pemanas siap pakai – Oksigen - Alat pengisap - Alat sungkup dan balon resusitasi - Alat intubasi - Obat-obatan Prinsip-prinsip resusitasi yang efektif : 1. Tenaga kesehatan yang slap pakai dan terlatih dalam resusitasi neonatal harus rnerupakan tim yang hadir pada setiap persalinan. 2. Tenaga kesehatan di kamar bersalin tidak hanya harus mengetahui apa yang harus dilakukan, tetapi juga harus melakukannya dengan efektif dan efesien 3. Tenaga kesehatan yang terlibat dalam resusitasi bayi harus bekerjasama sebagai suatu tim yang terkoordinasi. 4. Prosedur resusitasi harus dilaksanakan dengan segera dan tiap tahapan berikutnya ditentukan khusus atas dasar kebutuhan dan reaksi dari pasien. 5. Segera seorang bayi memerlukan alat-alat dan resusitasi harus tersedia clan siap pakai. (Dari berbagai sumber) 10
  • 11. BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PERINATOLOGI PADA BAYI NY “A” DENGAN ASFIKSIA DI RSUD PADANG PANJANG TANGGAL 23 OKTOBER 2012 Pengumpulan Data 3.1 Identitas 1. Identitas Bayi Nama : By Ny. “A” Tempat/tgl lahir : Padang Panjang/20 Oktober 2012 Umur : 3 hari Jenis kelamin : Perempuan Agama : Islam Alamat : Padang Panjang 2. Identitas Orang Tua (Ibu/Ayah) Nama Ibu : Ny “A” Nama Ayah : Ny “P ” Umur : 33 Tahun Umur : 35 Tahun Suku : Minang Suku : Minang Agama : Islam Agama : Islam Pendidikan : SMA Pendidikan : SMK Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Padang Panjang Alamat : Padang Panjang 3.2 Anamnesa Pada Tanggal : 23 Oktober 2012 Pukul : 10.00 WIB 1. Riwayat Penyakit Kehamilan a. Perdarahan : Ada b. Pre – Eklampsia : Tidak Ada 11
  • 12. 2. Riwayat Persalinan Sekarang a. Jenis Persalinan : Sectio Cesaria b. Ditolong Oleh : Dokter c. Lama Persalinan Kala I : ± 10 Jam Kala II : ± 15 Menit Kala III : ± 7 Menit d. Ketuban : Bercampur Darah e. Komplikasi Persalinan : Tidak Ada f. Keadaan Bayi Baru Lahir : Baik 3.3 APGAR SCORE : 7/8 Menit Tanda 0 1 2 Jumlah ( ) Tubuh ( ) Seluruh tubuh I warna kulit ( ) Biru/pucat kemerahan, 7 kemerahan ekstremitas biru frekuensi jantung ( ) Tidak ada (x) < 100 ( ) >100 (x) Sedikit Refleks ( ) Tidak bereaksi (x) Menangis gerakan tonus otot ( ) Tidak ada ( ) Sedikit ( ) Gerakan aktif (x) Lambat/tidak pernapasan ( ) Tidak ada (x) Baik/menangis teratur ( ) Tubuh ( ) Seluruh tubuh V warna kulit ( ) Biru/pucat kemerahan, 8 kemerahan ekstremitas biru frekuensi jantung ( ) Tidak ada (x) < 100 ( ) >100 (x) Sedikit Refleks ( ) Tidak bereaksi (x) Menangis gerakan tonus otot ( ) Tidak ada ( ) Sedikit (x) Gerakan aktif (x) Lambat/tidak pernapasan ( ) Tidak ada (x) Baik/menangis teratur Penilaian 1 menit setelah lahir lengkap 7 Penilaian 5 menit setelah lahir lengkap 8 12
  • 13. 3.4 Pemeriksaan Fisik a. Keadaan Umum : Lemah b. Suhu : 36,70 C c. Lingkar kepala : 34 cm d. Lingkar dada : 31 cm e. Lingkar lengan atas : 12 cm f. Panjang badan lahir : 48 cm g. Berat Badan : 3200 gr Pemeriksaan Secara Sistematis a. Kepala dan Rambut : Rambut hitam, tipis, lurus dan tidak mudah tercabut, Ubun-ubun belum menutup, Sutura tampak jelas, Caput succedaneum: Tidak ada dan Cephal Hematoma : Tidak ada b. Wajah : Simetris kiri dan kanan, Tidak ada oedema c. Mata : Konjungtiva merah muda, Skelera putih bersih, Simetris kiri dan kanan d. Telinga : Simetris kiri dan kanan, Tidak ada secret (serumen) e. Hidung : Simetris kiri dan kanan, Pernapasan baik (tidak ada pernapasan cuping hidung), Tidak ada polip dan Hidung tampak bersih f. Mulut : Bibir tidak ada kelainan, Bibir tampak masih merah, Refleks isap dan rooting baik g. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan Tidak ada benjolan h. Dada : Bentuk dada normal, Payudara terbentuk kiri, kanan dan Tidak ada retraksi, Tidak ada nyeri tekan dan Bunyi nafas normal i. Ekstremitas Atas : Simetris kiri dan kanan, Jumlah jari-jari tangan lengkap dan Refleks menggenggam baik j. Abdomen : Tali pusat terbungkus dengan kain kasa, Penonjolan tali pusat yang masih basah, Tidak ada pembesaran perut dan Tidak ada massa k. Genetalia : Labia Mayora belum membuka, ada lubang uretra dan vagina. 13
  • 14. l. Extremitas Bawah 1) Pergerakan : Baik 2) Jari-jari : Lengkap kiri dan kanan 3) Refleks Moro : Kiri dan kanan baik m. Kulit : Tampak kemerahan, lanugo tipis di daerah lengan atas REFLEKS 1) Refleks morrow : baik 2) Refleks rooting : baik 3) Refleks sucking : baik 4) Refleks palmar : baik 5) Refleks babysky : baik 14
  • 15. PELAKSANAAN ASUHAN HARI/TANGGAL : Selasa/23 Oktober 2012 JAM : 08.00 WIB CATATAN S O A P PELAKSANAAN Evaluasi Paraf Pukul Kegiatan Bayi umur 3 A. Data Umum Bayi berumur 3 Lakukan 8.00 Melakukan Tindakan aseptic hari dengan usia Warna Kulit : sawo matang hari dengan tindakan tindakan sudah dilakukan kehamilan ibu Tonus otot : baik Asfiksia aseptik aseptic dengan dan bayi terjaga 33 – 34 minggu Tangis : menangis mencuci tangan dari infeksi Usaha bernafas bayi : baik sebelum dan Pernafasan : 43 x/i sesudah Suhu : 36,60C tindakan BB : 3200 gr Penihu 8.10 Menjaga Bayi sudah bersih PB : 48 Cm personal personal hygiene bayi hygiene dengan B. Data Khusus memandikan a. Kepala dan Rambut : Rambut hitam, tipis, bayi lurus dan tidak mudah tercabut, Ubun-ubun Pemantauan 08.15 Menimbang Berat bayi 3200 gr belum menutup, Sutura tampak jelas, Caput berat badan berat badan succedaneum: Tidak ada dan Cephal bayi bayi 15
  • 16. Hematoma : Tidak ada Penuhi 08.20 Memenuhi bayi sudah diberi b. Wajah : Simetris kiri dan kanan, Tidak ada kebutuhan nutrisi bayi 2,5 ASI oedema nutrisi jam di ruang c. Mata : Konjungtiva merah muda, Skelera perinatalogi putih bersih, Simetris kiri dan kanan Berikan 08.30 Membrikan Bayi sudah di d. Telinga : Simetris kiri dan kanan, Tidak ada perlindungan perlindungan inkubator secret (serumen) termal dengan e. Hidung : Simetris kiri dan kanan, Pernapasan mrawat bayi baik (tidak ada pernapasan cuping hidung), Penuhi 09.00 Mengganti Bayi sudah bersih Tidak ada polip dan Hidung tampak bersih personal popok bayi f. Mulut : Bibir tidak ada kelainan, Bibir hygiene bayi tampak masih merah, Refleks isap dan Penuhi 11.00 Memenuhu Bayi sudah diberi rooting baik kebutuhan nutrisi di ruang nutrisi g. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis nutrisi perinatalogi dan Tidak ada benjolan Pantau TTV 12.00 Memantau Suhu 36,50C h. Dada : Bentuk dada normal, Payudara bayi TTV Pernafasan 43 x/i terbentuk kiri, kanan dan Tidak ada retraksi, Nadi 120 x/i Tidak ada nyeri tekan dan Bunyi nafas Berikan 12.15 Memberikan Bayi sudah dalam normal perlindungan perlindungan incubator dan suhu 16
  • 17. i. Ekstremitas Atas : Simetris kiri dan kanan, termal termal terjaga 300C Jumlah jari-jari tangan lengkap dan Refleks Penuhi 12.45 Mengganti Bayi sudah bersih menggenggam baik personal popok bayi j. Abdomen : Tali pusat terbungkus dengan hygiene bayi yang basah kain kasa, Penonjolan tali pusat yang masih agar bayi tidak basah, Tidak ada pembesaran perut dan Tidak kehilangan ada massa panas k. Genetalia : Labia Mayora belum membuka, Penuhi 13.30 Memenuhi Bayi sudah dibri ada lubang uretra dan vagina. kebutuhan kebutuhan nutrisi sebanyak l. Extremitas Bawah nutrisi nutrisi bayi 22cc/2,5 jam 1) Pergerakan : Baik 22cc/2,5 jam di 2) Jari-jari : Lengkap kiri dan kanan ruangan 3) Refleks Moro : Kiri dan kanan baik perinatalogi m. Kulit : Tampak kemerahan, lanugo tipis di daerah lengan atas 17
  • 18. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Selama pemantauam yang dilakukan dan planning yang sudah dilaksanakan dapat dinilai bahwa ada peningkatan keadaan bayi seperti adanya pningkatan berat badan bayi, bayi sudah bias menyusu dan sudah mempunyai daya hisap yang kuat sehingga bayi dapat menyusu pada ibunya dan mendapatkan ASI. 4.2 Saran Berdasarkan temuan-temuan dalam memberikan pembinaan pada klien ada beberapa saran yang dianggap perlu diantaranya kpada : a. Bagi Mahasiswa Dengan adanya asuhan kbidanan diharapkan mahasiswa dapat menrapkan asuhan yang diberikan dengan standar profesi kebidanan Diharapkan bagi mahasiswa dapat memberikan pelayanan kesehatan pada ibu sesuai dengan standar pelayanan profsi kebidanan. Sehingga dapat meningkatkan kualitas kesehatan pada ibu. Diharapkan kepada mahasiswa untuk lebih aktif memberikan pelayanan di rumah sakit sehingga ilmu yang di dapatkan dari perkuliahan dapat diterapkan dengan maksimal sesuai dengan asuhan pada kasus-kasus yang terjadi di rumah sakit. b. Institusi Pendidikan Diharapkan kepada institusi pendidikan agar dapat memanfaatkan bahan ini sebagai bahan masukan dan pedoman terhadap proses belajar mengajar. c. Institusi Pelayanan Diharapkan kepada rumah sakit agar menjaga playanan yang berkualitas. 18
  • 19. DAFTAR PUSTAKA Santosa, B. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : Prima Medika. Manuaba, I. B. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC Saifudin. A. B. 2001. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Straight. B. R. 2004. Keperawatan Ibu Baru Lahir. Edisi 3. Jakarta : EGC 19
  • 20. KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberi penerang hati dan pikiran kepada penulis . Dalam pembuatan makalah ini pnulis banyak menemukankesulitan dikarenakan oleh keterbatasan buku sumber pengetahuan penulis, namun atas kerja sama semua penulis dan bantuan dari berbagai pihak , akhirnya penulis bias menyelesikan makalah ini walaupun masih banyak terdapat kekurangan dalam makalah ini. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu. NS.ELSI UTAMI MAYOR,S.Kep selaku pembimbing lapangan, yang telah banyak mmberikan penjelasan dan saran mengenai makalah ini. Namun dengan kodratnya sebagai manusia biasa bahwa makalah ini masih jauh dari ksempurnaan . olh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun demi tercapainya suatu penulisan yang sempurna, pnulis juga mengharapkan agar makalah ini bisa digunakan dengan sebaik- baiknya dan sebagai tambahan pngetahuan sbagi pembaca dalam mlaksanakan tugas dan wewenang khusus seorang bidan Atas perhatian dari semua pihak, penulis mengucapkan terima kasih. Pariaman, 3 januari 2013 Penulis i 20
  • 21. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................... i DAFTAR ISI .......................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2 1.3 Tujuan................................................................................... 2 1.4 Manfaat Penulisan ................................................................ 2 BAB II TINJAUAN TORITIS 2.1 Definisi .................................................................................. 3 2.2 Jenis Asfiksia ........................................................................ 3 2.3 Klasifikasi Asfiksia ............................................................... 3 2.4 Etiologi / Penyebab Asfiksia ................................................. 4 2.5 Perubahan Patofiologis dan Gambaran Klinis ...................... 5 2.6 Kemungkinan Komplikasi Yang Muncul ............................. 6 2.7 Diagnosis ............................................................................... 6 2.8 Penilaian Asfiksia pada Bayi Baru Lahir .............................. 7 2.9 Persiapan Alat Resusitasi ...................................................... 8 2.10 Penanganan Asfiksia pada Bayi Baru Lahir ...................... 8 BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PERINATOLOGI PADA BAYI NY “A” DENGAN ASFIKSIA DI RSUD PADANG PANJANG TANGGAL 23 OKTOBER 2012 Pengumpulan Data 3.1 Identitas ................................................................................ 11 3.2 Anamnesa ............................................................................. 11 3.3 Apgar Score .......................................................................... 12 3.4 Pemeriksaan Fisik ................................................................ 13 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan .......................................................................... 18 4.2 Saran ..................................................................................... 18 DAFTAR PUSTAKA 21ii