1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Penggunaan teknologi komputer saat ini sudah semakin berkembang sesuai dengan
kebutuhan manusia yang semakin beragam. Komputer pada awalnya digunakan hanya
sebagai alat hitung. Seiring dengan perkembangan zaman, komputer dikembangkan lagi
fungsinya untuk membantu pekerjaan manusia di berbagai bidang, misalnya saja dalam
bidang kesehatan, ekonomi, pendidikan, pertanian dan sebagainya. Sebagai contoh, dengan
adanya komputer segala kegiatan dapat dilakukan dengan cepat dan mampu mengurangi
resiko kesalahan.
Di dalam perkembangan ilmu komputer, para ahli dibidangnya mencoba untuk
menciptakan suatu sistem yang diharapkan dapat memiliki kemampuan memecahkan suatu
permasalahan layaknya seorang ahli. Hal inilah yang mendorong lahirnya konsep sistem
pakar. Sistem pakar (expert system) merupakan cabang kecerdasan buatan (artificial
intelligence) dan juga merupakan bidang ilmu yang muncul seiring perkembangan ilmu
komputer saat ini .
Tujuan utama pengembangan sistem pakar adalah mensubstitusikan pengetahuan dan
pengalaman pakar di berbagai bidang salah satunya bidang kesehatan. Sistem pakar dalam
hal ini berkaitan dengan kemampuan dokter dalam mendiagnosa secara dini kondisi
kesehatan pasien dari gejala-gejala yang tampak. Salah satu implementasi sistem pakar pada
bidang kesehatan yaitu untuk melakukan diagnosa dini pada penderita hiperaktif.
2. Kata “hiperaktivitas” (hiperaktivity) digunakan untuk menyatakan suatu pola
prilaku pada seseorang yang menunjukan sikap tidak mau diam, tidak menaruh perhatian dan
implusif (semau gue). Anak-anak yang hiperaktif selalu bergerak. Mereka tidak mau diam
bahkan dalam situasi-situasi, misalnya ketika sedang mengikuti pelajaran di kelas yang
menuntut agar mereka bersikap tenang. Mereka tidak pernah merasakan asyiknya permaianan
ataumainan yang umumnya disukai anak-anak lain seusia mereka, sebentar-sebentar mereka
tergerak untuk beralih dari permainan atau mainan satu ke yang lain.
Anak hiperaktif adalah anak yang mengalami gangguan pemusatan perhatian dengan
hiperaktivitas (GPPH) atau attention deficit and hyperactivity disorder (ADHD). Kondisi ini
juga disebut sebagai gangguan hiperkinetik. Dahulu kondisi ini sering disebut minimal brain
dysfunction syndrome. Gangguan hiperkinetik adalah gangguan pada anak yang timbul pada
masa perkembangan dini (sebelum berusia 7 tahun) dengan ciri utama tidak mampu
memusatkan perhatian, hiperaktif dan impulsif. Ciri perilaku ini mewarnai berbagai situasi
dan dapat berlanjut hingga dewasa dalam Irawati Ismail (2009).
Dr. Seto Mulyadi dalam Irawati Ismail (2009) dalam bukunya “Mengatasi Problem Anak
Sehari-hari“ mengatakan pengertian istilah anak hiperaktif adalah : Hiperaktif menunjukkan
adanya suatu pola perilaku yang menetap pada seorang anak. Perilaku ini ditandai dengan
sikap tidak mau diam, Tidak bisa berkonsentrasi dan bertindak sekehendak hatinya atau
impulsif.
Hiperaktivitas juga mengacu ke tiadanya pengendalian diri, misalnya mengambil
keputusan atau kesimpulan tanpa memikirkan akibat-akibat yang mungkin timbul, dan sering
menyebabkan pelakunya terkena hukuman atau mengalami kecelakaan.
Hiperaktivitas tidak selalu harus dinyatakan sebagai penyakit. Kendatipun demikan,
hiperaktivitas juga bisa merupakan gejala(symptom) yang menunjukkan adanya sesuatu yang
salah dalam perkembangan anak anda. Kalau anak anda hampir sepanjang waktu tampak
sangat hiperaktif, dalam situasi apapun yang dihadapinya maka gejala ini perlu diselidiki.
Perangai demikian mungkin tetap ada untuk jangka waktu yang panjang dan cukup parah
untuk mempengaruhi hubungannya dengan orang lain, kemampuan belajarnya, dan
3. kebahagiaannya. Pola tingkah laku ini kadang-kadang disebut “sindrom hiperkinetik”.
Umumnya sindrom hiperkinetik menyebabkan seorang anak tidak bisa menjadi dewasa.
Anak seperti ini tidak dapat mengembangkan pengendalian dirinya dengan laju yang sama
seperti pada anak-anak lain yang seusia
Berdasarkan hal tersebut penulis penulis mencoba membuat sistem pakar dengan
judul “PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT
HIPERAKTIVITAS PADA ANAK USIA DINI METODE FORWARD CHAINING”
diharapkan dengan adanya seistem pakar ini maka gejala penyakit hiperaktivitas akan mudah
diagnosa dengan cepat.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diuraikan rumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana membuat sistem pakar untuk melakukan perhitungan persentase
diagnosis pada penyakit Hiperaktif derngan mengunakan metode forwad chaining
2. Bagaimana mendiagnosis penyakit Hiperaktif pada user berdasarkan gejala yang
dirasakan ?
3. Bagaimana membuat program untuk mendiagnosa penyakit Hiperaktif tersebut?
1.3 Hipotesa
Dengan perumusan masalah diatas maka hipotesa yang dapat dituangkan dalam
penulisan ini adalah :
1. Diharapkan dengan merancang aplikasi sistem pakar untuk diagnosa
penyakit hiperaktif ini dapat mengambil keputusan yang tepat dan akurat.
4. 2. Dengan adanya aplikasi sistem pakar untuk mendiagnosa penyakit
hiperaktif dengan metode forward chaining ini para pasien dapat mengetahuhi hasil
diagnosa dengan cepat dan jelas.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam sistem ini lebih memfokuskan pada permasalahan
yaitu sebagai berikut :
1. Sistem pakar yang dibuat untuk mendiagnosis penyakit Hiperaktif
pada Anak usia dini.
2. Diagnosis berdasarkan fakta-fakta yang ditimbulkan.
3. Input berupa gejala-gejala penyakit Hiperaktif pada manusia.
4. Output yang dihasilkan adalah jenis penyakit Hiperaktif pada
manusia.
5. Metode penalaran yang digunakan adalah metode forward
chaining.
6. Bahasa pemrograman yang digunakan adalah PHP, Basis data yang
digunakan adalah MySQL,
7. Sistem pakar dikembangkan hanya dapat mendeteksi penyakit hiperaktif
dengan metode forward chaining.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan perancangan pada sistem ini sesuai dengan perumusan masalah di atas,
yaitu sebagai berikut :
5. 1. Membuat suatu aplikasi untuk membantu mendiagnosis jenis penyakit
hiperaktif pada anak usia dini.
2. Mengimplementasikan metode forward chaining untuk aplikasi sistem pakar
yang mendiagnosis jenis hiperaktif pada manusia khususnya anak usia dini
3. Membantu pihak rumah sakit dalam pengambilan keputusan dengan cepat
dan akurat.
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat dari perancangan aplikasi sstem pakar ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang telah diperoleh selama ini
dari perkuliahan yang telah ditempuh dan dapat menambah wawasan tentang sistem
pakar serta metode yang di gunakan .
2. Memberikan kemudahan bagi orang awam atau pakar untuk mendiagnosis
jenis penyakit gigi Hiperaktif.
3. Memberikan kemudahan bagi orang awam atau pakar sehingga dapat lebih
memudahkan dalam mendapatkan penanganan dini pada gangguan kesehatan
Hiperaktif.
4. Sebagai bahan informasi bagi orang awam tentang perlunya pencegahan
penyakit Hiperaktif sejak dini.
5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu
pengetahuan kesehatan masyarakat terutama yang berkaitan dengan promosi
kesehatan Hiperaktif.
1.7 Gambaran Umum Objek Penelitian
1.7.1 Gambaran Umum Diagnosa Penyakit Hiperaktif
6. Kata “hiperaktivitas” (hiperaktivity) digunakan untuk menyatakan suatu pola prilaku
pada seseorang yang menunjukan sikap tidak mau diam, tidak menaruh perhatian dan
implusif (semau gue). Anak-anak yang hiperaktif selalu bergerak. Mereka tidak mau diam
bahkan dalam situasi-situasi, misalnya ketika sedang mengikuti pelajaran di kelas yang
menuntut agar mereka bersikap tenang. Mereka tidak pernah merasakan asyiknya permaianan
ataumainan yang umumnya disukai anak-anak lain seusia mereka, sebentar-sebentar mereka
tergerak untuk beralih dari permainan atau mainan satu ke yang lain.
Penulis melakukan konsultasi dengan para ahli pakar penyakit hiperaktif ini atau
dokter spesialis dari penyakit tersebut yaitu Dr. Isna Oktaviani tepatnya pada hari sabtu
tanggal 27 Febuari 2016 bertempat di Apotek Hanifah Medical Centre.yang beralamat di
jalan Raya Ulu Gadut No 10 C-D Padang Telp. (0751) 777358
1.7.2 Struktur Oragansisai Diagnosa Penyakit Hiperaktif
1.7.2.1 Pengertian Struktur Organisasi
Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dikelompokkan, dibagi, dan
dikoordinasikan secara formal.
Menurut S. Reksohadiprodjo, dan T.H Handoko (1992:74) Struktur organisasi
merupakan suatu kerangka yang menunjukkan seluruh kegiatan untuk mencapai
tujuan organisasi, hubungan antar fungsi, serta wewenang dan tanggung jawabnya.