UNIKBET : Agen Slot Resmi Pragmatic Play Ada Deposit Sesama Linkaja
Persyaratan Ekspor untuk Produk Pangan.pdf
1. RINRIN JAMRIANTI
Dosen Teknik Kemasan POLIMEDIA
Ketua Forum Bisnis Alumni IPB
Ketua Umum Asosiasi Profesi UMKM-IKM Indonesia
Food Technology
Food Packaging
Islamic Wealth Management
PERSYARATAN EKSPOR untuk PRODUK
MAKANAN & MINUMAN
2. Surat Keterangan Ekspor Pangan
(SKE)
• Tujuan: memberikan kepastian bahwa pangan yang diekspor
layak dan aman untuk dikonsumsi, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
• Masa berlaku: Rekomendasi SKE dapat berlaku untuk setiap
shipment eksportasi atau time based.
• Waktu (SLA): Waktu penyelesaian penerbitan SKE selambat-
lambatnya 1 (satu) hari kerja untuk Pelayanan di Badan POM
Pusat yang telah menerapkan digital signature dan 2 (dua) hari
kerja untuk UPT Badan POM, sejak pemenuhan dokumen
persyaratan yang lengkap dan benar
3. Jenis SKE
1. Health Certificate
➢ Menyatakan bahwa produk dapat dikonsumsi manusia
(fit for human consumption);
➢ Menyatakan bahwa produk terdaftar di BPOM (jika
memiliki Nomor MD)
2. Free Sale Certicate
➢ Menyatakan bahwa produk diperdagangkan di Indonesia;
➢ Menyatakan bahwa produk dapat dikonsumsi manusia (fit
for human consumption);
➢ Menyatakan bahwa produk terdaftar di BPOM (jika
memiliki Nomor MD)
4. Untuk bahan baku industri yang diekspor tanpa ijin edar,
maka dokumen permohonan SKE dilengkapi dengan
bukti distribusi poduk berupa
surat pesanan/surat pembelian di Indonesia.
5. No. PERSYARATAN DATA DAN DOKUMEN
PRODUK TERDAFTAR Bahan baku/
produk
khusus ekspor
MD di BPOM
SPP-IRT di
Dinkes
1. SURAT PERMOHONAN
Nama Dagang
Nama Jenis
Kemasan
Jumlah yang diekspor
Negara Tujuan
Nama dan Alamat Exporter
Nomor Pendaftaran (MD/SPP-IRT)
Nomor Batch/Kode Produksi
√ √ √
2. SURAT PERNYATAAN (di atas materai Rp. 6000,-)
Jika produk pangan khusus ekspor mengalami perubahan desain kemasan/label
dari yang telah disetujui pada waktu pendaftaran, namun mutu dan kualitas
produk yang akan diekspor sama dengan mutu dan kualitas produk yang
beredar di Indonesia serta pernyataan bahwa produk khusus untuk ekspor
√ √ -
3. SURAT PERJANJIAN KERJASAMA
Antara produsen dan eksportir, apabila produk diekspor bukan oleh produsen
yang bersangkutan
√ √ √
4. Fotokopi nomor pendaftaran dan label yang disetujui pada waktu pendaftaran
(MD) atau fotokopi Sertifikat Pendaftaran Produk Industri Rumah Tangga (SPP-
IRT)
√ √ -
Persyaratan Data dan Dokumen
6. Persyaratan data dan Dokumen
5. ✓ SERTIFIKATSertifikat analisa produk dari laboratorium
terakreditasi setiap kali ekspor dengan masa berlaku maksimal
12 bulan atau hasil analisa dari laboratorium produsen untuk
produk pangan ekspor yang telah mempunyai MD
✓ Sertifikat Genetically Modified Organism (GMO) (untuk hasil
olahan kedelai, tomat, jagung, dan kentang)
✓ Sertifikat analisa untuk residu 3-Monochloro Propandiol (3-
MCPD) (untuk Hydrolized Vegetable Protein, Isolated Soy
Protein, Soy Sauce)
✓ Izin pencantuman logo halal atau sertifikat halal, apabila
mencantumkan logo halal pada label/kemasan produk ekspor
✓ Sertifikat analisa dan hasil perhitungan Informasi Nilai Gizi (ING),
apabila pada label produk lokal tidak tercantum, sedangkan
pada label ekspor mencantumkan ING
√ √ √
6. SPESIFIKASI
a. Deskripsi/komposisi/ingredient
b. Karakteristik fisika/kimia/mikrobiologi
c. Kemasan
d. Penggunaan/aplikasi
e. Penyimpanan, masa kadaluarsa dan cara penyimpanan
- √ √
7. Persyaratan data dan Dokumen
7. Hasil Pemeriksaan Sarana Produksi oleh Badan POM atau UPT Badan
POM (Balai Besar/ Balai / Loka POM)
- - √
8. Bukti Penjualan lokal berupa surat pesanan/invoice (khusus
pengajuan Free Sale Certificate)
- - √
9. Foto kemasan produk ekspor
Pada kemasan/label produk yang akan diekspor harus mencantumkan
nama/alamat produsen atau Negara asal produk (Indonesia)
√ √ √
10.
Nilai Export dalam Invoice (US Dollar)
√ √ √
9. Standar Wajib
• Standar wajib atau bisa kita sebut standar primer, merupakan standar
dan persyaratan yang diwajibkan oleh pemerintah melalui regulasi,
dimana inilah standar utama yang harus dipersiapkan
• Standar wajib ini berupa spesifikasi teknis yang dikenakan pada
produk yang didistribusikan ke pasar. Contoh: berbagai batasan yang
boleh terkandung dalam produk.
• Tujuan utama standar wajib ini untuk menjamin keamanan dan
keselamatan, mencegah penipuan, serta menghindari
ketidaksesuaian produk.
• Standar wajib ini harus dipatuhi oleh semua supplier atau eksportir,
bagaimanapun situasinya untuk dapat masuk ke suatu pasar atau
negara.
10. Level Standar Wajib
Standar wajib ini juga terbagi dalam tiga tingkatan level:
• Level Nasional: Setiap negara mengembangkan standar masing-
masing untuk diberlakukan secara wajib di lingkup kedaulatan
wilayah bersangkutan.
• Level Regional: Saat ini telah tercipta kerjasama beberapa negara di
kawasan dalam bentuk pasar tunggal, seperti Uni-Eropa dan ASEAN.
Mereka sepakat bersama-sama untuk merumuskan dan menerapkan
standar untuk diberlakukan di Kawasan tersebut.
• Level Internasional: Terdapat empat lembaga standardisasi
internasional, yaitu ITU, IEC, ISO, dan CAC, yang mengembangkan
standar wajib yang diterapkan secara internasional.
11. Apa Bedanya Standar Wajib dan Standar Umum?
• Standar wajib diatur oleh pemerintah melalui regulasi, sedangkan
standar umum ditentukan oleh pasar (pihak swasta).
• Standar wajib lebih mementingkan keamanan produk, maka standar
umum lebih mementingkan kualitas produk.
• Contoh pada kasus produk apel:
→ Standar wajib yang diterapkan untuk mengekspor apel biasanya adalah
mengenai residu pestisida dan penyakit yang mungkin bisa terjadi untuk
mengkonsumsinya.
→ Standar umum untuk mengekspor apel biasanya menerangkan tentang
warna, ukuran, kemanisan, kesegaran, kecatatan, dan lainnya.
• Kesimpulannya, standar wajib diperluas cakupannya oleh standar
umum untuk lebih memenuhi kebutuhan pasar. Akan tetapi, standar
wajib harus diprioritaskan terlebih dahulu daripada standar umum
untuk dapat memasuki suatu pasar secara legal.
12. Bagaimana Mendapatkan Informasi
Mengenai Standar Wajib untuk Ekspor?
• Masing-masing negara diharuskan untuk mengembangkan portal
untuk menyediakan informasi untuk standar yang diregulasikan.
• Informasi ekspor-impor di Indonesia, dapat didapatkan pada situs
exim.kemendag.go.id yang disediakan oleh Kementerian
Perdagangan Republik Indonesia.
• Pada situs tersebut, tertera segala standar ekspor dari berbagai
negara untuk tiap komoditi produk.
• International Trade Center (ITC) juga menyediakan informasi ini
melalui exportpotential.intracen.org.
• Setiap negara atau regional juga menyajikan informasi tentang
standar ekspor, seperti di Uni-Eropa pada situs trade.ec.europa.eu.
Informasi mudah didapatkan
13. Sumber Informasi Lainnya
• Standar wajib ini dapat ditemukan dan ditanyakan lebih detil pada
kementerian yang terkait pada kesehatan dan pertanian masing-
masing negara.
• Kedutaan pun juga menyediakan informasi-informasi yang
memberikan panduan dalam standar.
• Importir juga dapat menyediakan informasi mengenai standar-
standar wajib ini, namun terdapat risiko bahwa informasinya kurang
akurat karena didapatkan tanpa mendapatkan konfirmasi dari
pemerintah.
14. Standar Wajib untuk Produk Pangan
• Terdapat banyak sekali variasi produk dalam produk makanan.
• Karena itulah, standar wajib ekspor pada produk makanan
berbeda-beda untuk setiap negara bahkan untuk setiap
sektor, tergantung dari regulasi yang ditetapkan di masing-
masing.
• Meskipun terdapat banyak sekali standar wajib pada produk
makanan di setiap negaranya, berikut tabel di bawah ini
beberapa komponen yang biasanya diperlukan pada standar
wajib makanan.
16. • Komponen paling penting dalam standar wajib pada produk makanan
adalah pada kandungan bahannya seperti Residu Pestisida, Kontaminan,
dan Kontaminasi Mikrobiologi. Ini tidak hanya berlaku pada produk
makanan mentah (seperti biji kopi hijau utuh) namun juga wajib berlaku
pada produk final (seperti kopi bubuk).
• Kepatuhan dalam standar wajib ini dibuktikan dengan laporan uji lab atau
sertifikat kesehatan.
• Selain itu, biasanya standar wajib itu perlu dilihat dari pengemasan dan
pelabelan.
• Meskipun terdapat standar produk makanan yang berbeda-beda di tiap
negara atau regional, eksportir sebaiknya juga mengacu pada standar
internasional untuk produk terkait, contohnya pada Codex Alimenterius
Commission (CAC), yang dibentuk oleh FAO (organisasi makanan dan
pertanian dunia) dan WHO (organisasi kesehatan dunia)
Standar Wajib untuk Produk Pangan
17. Standar Umum
• Standar umum (standar sekunder) adalah berbagai standar
atau persyaratan diluar regulasi dari pemerintah, namun
dibutuhkan oleh kebanyakan pembeli atau Importir.
Sehingga, standar umum ini lebih menekankan pada
kualitas dibandingkan keamanan produk.
• Standar umum yang kebanyakan dibutuhkan oleh pasar
ekspor adalah berbagai sistem manajemen bukti
kepatuhannya berupa sertifikasi. Tidak hanya itu, standar
umum ini juga bisa berupa spesifikasi teknis yang
dibutuhkan oleh kebanyakan pembeli/importir, seperti
warna, ukuran, kemanisan, kesegaran, kecacatan, dan
lainnya sebagai tambahan yang diwajibkan oleh regulasi
pemerintah.
19. Cukup Memenuhi Regulasi Standar?
• Produk kita sudah memenuhi regulasi standar di target negara.
• Produk kita sudah memiliki beberapa sertifikasi standar manajemen
yang banyak dibutuhkan oleh pembeli/importir.
Apakah produk kita sudah cukup siap untuk diekspor?
• Jawabannya bisa saja belum.
• Karena ekportir harus mengenali lebih dalam tentang segmen pasar
yang ditargetkan. Masing-masing segmen pasar tersebut memiliki
kebutuhan spesifik atau bisa kita sebut dengan standar khusus.
Kita harus paham kesukaan dan etika budaya Negara tujuan
20. Standar Khusus untuk Produk Pangan
• Standar khusus (standar tersier), merupakan standar yang tidak wajib
dibutuhkan oleh regulasi dan kebanyakan pembeli/importir, namun
dibutuhkan oleh sebagian pembeli/importir untuk target pasar yang
spesifik, atau bisa disebut “niche market”.
• Meskipun kebutuhannya spesifik, standar khusus ini akan
memberikan kekuatan daya saing bagi eksportir, khususnya di target
pasar Negara maju, seperti Eropa, Amerika Serikat, dan Australia.
• Saat ini, standar khusus yang paling banyak diminta adalah untuk
segmen konsumen yang peduli terhadap prinsip proses berkelanjutan
(sustainability). Sertifikasi standar berkelanjutan yang paling
signifikan dibutuhkan sekarang adalah sertifikasi organik
dan Fairtrade. Lalu, terdapat juga standar yang fokus pada kriteria
kualitas pada suatu jenis. Berbagai standar khusus ini dibuktikan
dengan sertifikasi.
22. PERSYARATAN EKSPOR
◼ Persyaratan untuk setiap negara berbeda
◼ Persyaratan bisa berubah kapan saja,
tergantung kebijakan
◼ Update persyaratan setiap saat
25. Gunakan material kemasan yang aman
Pastikan kemasan yang digunakan food grade
(khusus untuk makanan dan minuman)
Sesuaikan material kemasan dengan bahan yang
akan dikemas
Perhatikan spesifikasi kemasan, misal : kemasan plastik PET tahan
suhu dibawah 80°C, jadi tidak bisa digunakan dengan pemanasan
lebih dari itu terjadi → migrasi
Persyaratan Material Kemasan:
Rinrin Jamrianti, untuk PKSPL IPB
26. Persyaratan Label Kemasan
Wajib
Nama Produk
Daftar Bahan
Berat Bersih
Nama dan
Alamat Produsen
(Pengimpor)
Halal, bagi
yang
dipersyaratkan
Tanggal dan
Kode Produksi
Keterangan
Kadaluarsa
Nomor Izin
Edar
Asal usul Bahan
Pangan Tertentu
Minimal saat ini mengikuti aturan
dalam negeri, sesuai BPOM