1. Gamal
?
Gamal
Daun-daun
Darmaga, Bogor.
gamal.
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Fabales
Famili:
Fabaceae
Upafamili: Faboideae
Genus:
Gliricidia
Spesies:
G. sepium
Nama binomial
Gliricidia
sepium
(Jacq.) Kunth ex Walp.
Gamal (Gliricidia sepium) adalah nama sejenis perdu dari kerabat polong-polongan (suku
Fabaceae alias Leguminosae). Sering digunakan sebagai pagar hidup atau peneduh, perdu
atau pohon kecil ini merupakan salah satu jenis leguminosa multiguna yang terpenting setelah
lamtoro (Leucaena leucocephala).[1] Nama-nama lainnya adalah kerside, gliriside (kolokial),
sliridia, liriksidia (Jw.); kh’è: no:yz, kh’è: fàlangx (Laos (Sino-Tibetan)); bunga Jepun
(Mly.); kakawate (Filipina); madre de cacao (Portugis); mata raton (Honduras); dan
gliricidia, Nicaraguan coffee shade (Ingg.). [1][2]
2. Pengenalan
Pepagan (kulit batang) gamal
Perdu atau pohon kecil, biasanya bercabang banyak, tinggi 2–15m dan gemang (besar batang)
15-30 cm. Pepagan coklat keabu-abuan hingga keputih-putihan, kadang kala beralur dalam
pada batang yang tua. Menggugurkan daun di musim kemarau.[2]
Daun majemuk menyirip ganjil, panjang 15-30 cm; ketika muda dengan rambut-rambut halus
seperti beledu. Anak daun 7–17 (-25) pasang yang terletak berhadapan atau hampir
berhadapan, bentuk jorong atau lanset, 3-6 cm × 1.5-3 cm, dengan ujung runcing dan pangkal
membulat.[3] Helaian anak daun gundul, tipis, hijau di atas dan keputih-putihan di sisi
bawahnya.
Karangan bunga, muncul ketika daun berguguran
Karangan bunga berupa malai berisi 25-50 kuntum, 5-12 cm panjangnya. Bunga berkelopak
5, hijau terang, dengan mahkota bunga putih ungu dan 10 helai benangsari yang berwarna
putih.[3] Umumnya bunga muncul di akhir musim kemarau, tatkala pohon tak berdaun. Buah
polong berbiji 3-8 butir, pipih memanjang, 10-15 cm × 1.5-2 cm, hijau kuning dan akhirnya
coklat kehitaman, memecah ketika masak dan kering, melontarkan biji-bijinya hingga sejauh
25 m dari pohon induknya.[3]
Pemanfaatan
3. Lukisan menurut Blanco
Gamal terutama ditanam sebagai pagar hidup, peneduh tanaman (kakao, kopi, teh), atau
sebagai rambatan untuk vanili dan lada. Perakaran gamal merupakan penambat nitrogen yang
baik. Tanaman ini berfungsi pula sebagai pengendali erosi dan gulma terutama alang-alang.[2]
Namanya dalam bahasa Indonesia, gamal, merupakan akronim dari: ganyang mati alangalang. Bunga-bunga gamal merupakan pakan lebah yang baik, dan dapat pula dimakan
setelah dimasak.
Daun-daun gamal mengandung banyak protein dan mudah dicernakan, sehingga cocok untuk
pakan ternak, khususnya ruminansia.[4] Daun-daun dan rantingnya yang hijau juga
dimanfaatkan sebagai mulsa atau pupuk hijau untuk memperbaiki kesuburan tanah.[5]
Gamal merupakan sumber kayu api yang baik; terbakar perlahan dan menghasilkan sedikit
asap, kayu gamal memiliki nilai kalori sekitar 4900 kcal/kg. Kayu terasnya awet dan tahan
rayap, dengan BJ antara 0,5- 0,8, kayu ini baik untuk membuat perabot rumah tangga, mebel,
konstruksi bangunan, dan lain-lain.[6]
Daun-daun, biji dan kulit batang gamal mengandung zat yang bersifat racun bagi manusia
dan ternak, kecuali ruminansia. Dalam jumlah kecil, ekstrak bahan-bahan itu digunakan
sebagai obat bagi berbagai penyakit kulit, rematik, sakit kepala, batuk, dan luka-luka tertentu.
Ramuan bahan-bahan itu digunakan pula sebagai pestisida dan rodentisida alami (gliricidia
berasal dari bahasa Latin yang berarti kurang lebih racun tikus).[7]
4. Ekologi dan perbanyakan
Gamal menggugurkan daun di musim kemarau. SoE, Timor
Habitat asli gamal adalah hutan gugur daun tropika, di lembah dan lereng-lereng bukit, sering
di daerah bekas tebangan dan belukar. Pada elevasi 0-1600 m dpl.[8]
Gamal bisa diperbanyak dengan biji. Biji-biji itu, khususnya yang segar (baru), dapat ditanam
tanpa perlakuan pendahuluan, langsung di lahan atau di persemaian.[2]
Cara lain ialah dengan menanam stek batangnya, panjang maupun pendek. Stek panjang
sepanjang 1–2,5 m dan dengan diameter 6–10 cm, diruncingkan kedua ujungnya dan digoresgores potongan sebelah bawahnya untuk merangsang tumbuhnya akar. Stek panjang ditanam
sedalam lk 50 cm agar kuat.[2][5][9]
Stek pendek 30 – 50 cm panjangnya dan diperlakukan serupa dengan stek panjang. Stek
pendek ditanam lebih kurang sepertiganya dalam tanah.[2]
Persebaran
Tumbuhan ini asli Meksiko, Amerika Tengah, Hindia Barat, Kolombia. Diintroduksi dan
mengalami naturalisasi di pelbagai daerah, termasuk Indonesia.[2]
Gamal (Gliricidia sepium)
Gamal adalah sejenis legum yang mempunyai ciri-ciri tanaman berbentuk pohon, warna
batang putih kecoklatan, perakaran kuat dan dalam (Syarief, 1986). Gamal merupakan
leguminosa berumur panjang, tanaman ini dapat beradaptasi dengan baik pada lingkungan
dengan temperatur suhu antara 20 – 30 oC dengan ketinggian tempat antara 750 – 1200 m.
Tanaman ini mampu hidup di daerah kering dengan curah hujan 750 mm/thn dan tahan
terhadap genangan. Perkembangan tanaman ini dengan stek, dengan banyak cabang dan
responsif terhadap pupuk N (Soedomo, 1985).
Penanaman gamal yang harus diperhatikan yaitu jarak tanaman dibuat 2 – 2,5 m antar baris.
Tanaman gamal tinggi menjulang dengan batang lurus panjang. Kulit batangnya mudah
sekali lecet atau terkelupas. Bunga gamal tersusun dalam rangkaian dengan warna merah
5. muda keputihan. (Reksohadiprodjo, 1985). Komposisi nutrisi daun gamal terdiri atas bahan
kering 23%; protein kasar 25,2%; lemak 4,9%; BETN 55,5% (Rukmana, 2005).