SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
Pelatihan Pembuatan Alat-alat … 43
Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014
PELATIHAN PEMBUATAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM
IPA FISIKA BAGI GURU IPA SMP/MTs SWASTA SE-
KECAMATAN WINONG KAB PATI
Oleh: Edi Daenuri Anwar
Abstrak
Salah satu kegiatan untuk pendampiangan ke sekolah/Madrasah adalah de-
ngan Pendampingan dalam pembelajaran dalam bentuk karya pengabdian do-
sen. Dalam pengabdian ini pengabdian yang di maksud adalah pendampingan
kepada guru-guru IPA Fisika SMP/MTs swasta se-Kecamatan tentang
pembuatan alat-alat praktikum IPA Fisika
Bentuk pendampingan tersebut adalah diadakan workshop pembuatan alat-
alat praktikum IPA fisika bagi guru IPA SMP/MTs swasta se-kecamatan
winong kab pati dilaksanakan di MTs Nahdlotusy Syubban Sarimulyo Wi-
nong dengan mengundang empat sekolah SMP/MTs swasta di Kec. Winong.
Undanga tersebut dihadiri guru IPA Fisika dari tiga sekolahan yaitu MTs.
Nahdlotusy Syubban Sarimulyo Winong, MTs. Roudlotusy Syubban Ta-
wangrejo Winog dan SMP PGRI 05 Winong.
Antusiasme peserta tercermin dari banyaknya pertanyaan kepada narasumber
atas berbagai masalah pembelajaran, materi, media dan eksperimen Fisika.
Keingintahuan peserta karena selama ini belum pernah ada workshop, semi-
nar, ataupun lokakarya yang mengundang guru-guru swasta ini. dan Dan
bahkan semua peserta meminta untuk di adakan kembali pada tahun-tahun
yang akan datang.
Hasil dari workshop ini peserta mempunyai pemahaman baru bagaimana cara
membuat dan pengadaan alat-lat praktikum Fisika dengan biaya yang sangat
terjangkau, manajemen laboratorium dan pengelolaan laboratorium. Serta
penggunaannya pada proses pembelajaran, sebagai media, peraga maupun
untuk keperluan eksperiman.

Penulis adalah Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
44 Edi Daenuri Anwar
Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014
Harapan penulis mudah-mudahan adanya pengetahuan baru bagi peserta
tersebut benar-benar diaplikasikan secara kontinu dan peserta sendiri secara
berkala meng-upgrade pengetahuan tentang praktikum IPA dan pembelajaran
maupun berbagai hal yang bermanfaat bagi proses belajar mengajar.
Kata Kunci: workshop, alat-alat praktikum, fisika
A. Pendahuluan
Pembelajaran sains yang dilaksanakan dewasa ini masih bersifat hafal-
an, kering dan kurang mengembangkan proses berfikir siswa (Rusta-
man,1997). Masih banyak guru fisika yang kurang memanfaatkan kegiatan
praktikum sebagai sarana mempelajari konsep fisika (Kartodirekso et al,
1986) padahal kemampuan berfikir siswa dalam membangun konsep IPA
dapat dikembangkan melalui kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum da-
pat juga memberikan keterampilan belajar siswa sama seperti para scientist.
Konsep pelajaran sains memang seharusnya menggunakan konsep
inquiry, bukan dengan cara menghafal rumus, hukum-hukum dan postulat.
Belajar dari pengalaman langsung merupakan proses pembelajaran yang
terbaik.
Implementasi praktikum Fisika di lapangan sekarang ini ternyata ma-
sih menghadapi banyak kendala. Permasalahan yang di hadapi guru dalam
menyelenggarakan praktikum menurut Gabel (1994), antara lain kurangnya
peralatan dan bahan praktikum dan kurangnya pengetahuam dan keteram-
pilan guru dalam mengelola kegiatan praktikum. Selain itu, tidak adanya
asisten yang membantu guru dan terlalu banyaknya siswa sehingga me-
nyulitkan pengaturan proses kegiatan.
Tingkat Keefektifan penyelenggaraan praktikum ditentukan oleh kua-
litas sumber daya antara lain : kualitas pendidik dan kelengkapan laborato-
rium. Selain itu adalah perencanaan kegiatan yang berkualitas dan strategi
asesmen yang tepat (Gabel, 1994). Kegiatan praktikum di laboratorium
memiliki beberapa tujuan pokok. Tujuan Pokok tersebut antara lain adalah
membangun konsep dan mengkomunikasikan berbagai fenomena alam
yang terjadi dalam Sains kepada siswa serta mengatasi miskonsepsi siswa
karena siswa memperoleh konsep berdasarkan pengalaman nyata.
Berdasarkan uraian diatas maka keberadaan laboratorium dengan
seperangkat alatnya menjadi sebuah keharusan yang dipenuhi oleh pihak
Pelatihan Pembuatan Alat-alat … 45
Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014
sekolah. Namun keberadaan Laboratorium di madrasah/sekolah terutama
di daerah pinggiran kadang-kadang minim dengan alat seadanya atau
bahkan tidak memiliki ruang laboratorium. Kondisi inilah perlu adanya
solusi strategis dan inovatif sebagai media solutif karena kurangnya
peralatan praktikum dan kompetensi guru bidang studi yang kurang
memadai.
Kecamatan Winong merupakan daerah “pinggiran” di Pati bagian
Selatan. Ada empat SMP/MTs swasta di kecamatan ini, yang sebagian
belum memiliki laboratorium IPA Fisika. Dengan kondisi ini perlu ada
solusi untuk meningkatkan proses pembelajaran sains yang berbentuk
eksperimen tanpa mengurangi konten materi walaupun dengan berbagai
keterbatasan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka kami melakukan
pengabdian yang berjudul “Pelatihan Pembuatan Alat-Alat Praktikum IPA
Fisika Bagi Guru IPA SMP/MTS Swasta Se-Kecamatan Winong Kab Pati”
yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap pembelajaran di
SMP/MTS Swasta Se-Kecamatan Winong Kab Pati dalam matapelajaran
IPA Fisika.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar Belakang diatas, dapat ditarik beberapa rumusan
masalah :
1. Bagaimana desain Pelatihan/workshop untuk meningkatkan pema-
haman guru-guru IPA Fisika SMP/MTs swasta se-kecamatan Winong
tentang pembuatan alat-alat Praktikum IPA.
2. Materi apa saja yang menjadi pada pelaksanaan workshop
C. Kondisi Pembelajaran Sains
Sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA di sekolah yang mengu-
tamakan kerja ilmiah sehingga siswa dapat bersikap ilmiah dan selanjutnya
konsep yang telah dikuasai akan diterapkan dalam usaha pemenuhan
kebutuhan hidup. Tuntutan pembelajaran IPA tidak mungkin dapat terpe-
nuhi apabila tidak didukung oleh kemampuan guru dalam menyeleng-
garakan kegiatan praktikum di laboratorium sebagai kunci keberhasilan
pembelajaran IPA. Guru di sekolah secara umum tidak didampingi oleh
seorang laboran atau teknisi ketika memfasilitasi kegiatan praktikum,
mengingat sebagai besar sekolah saat ini belum memiliki kedua tenaga
teknis pendukung di laboratorium, namun demikian ini bukan berarti
46 Edi Daenuri Anwar
Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014
kegiatan praktikum tidak dilaksanakan, justru guru harus mengambil peran
sebagai guru dan sekaligus sebagai laboran.
Mengingat kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA bertumpu
sepenuhnya pada guru sehingga dalam pelaksanaan praktikum yang
bermutu tentu guru harus terlebih dahulu memiliki kompetensi menye-
lenggarakan kegiatan praktikum dari mulai persiapan, pelaksanaan, evalu-
asi dan tindak lanjut dari setiap kegiatan praktikum yang dilaksanakan.
Oleh karena itu, guru harus memiliki kemampuan mengelola laboratorium
IPA sehingga dapat melatih siswa untuk menerapkan kerja ilmiah sesuai
prosedur. Berdasarkan fungsinya, pertama, laboratorium menjadi tempat
bagi guru untuk mendalami konsep, mengembangkan metode pembela-
jaran, memperkaya pengetahuan dan keterampilan, dan sebagainya. Kedua,
sebagai tempat bagi siswa untuk belajar memahami karakteristik alam dan
lingkungan melalui optimalisasi keterampilan proses serta mengembang-
kan sikap ilmiah. Jadi laboratorium sangat diperlukan dalam pembentukan
sikap ilmiah siswa.
Dalam kenyataannya, pemanfaatan keberadaan laboratorium IPA di
sekolah-sekolah masih sangat minim. Tak sedikit sekolah yang memiliki
laboratorium lengkap, tetapi tidak digunakan dengan maksimal. Berbagai
hal menjadi kendalanya, antara lain tidak adanya petugas laboratorium
(laboran) yang berfungsi untuk mengelola laboratorium tersebut. Kurang
perhatian pengelolaan laboratorium, menyebabkan minimnya pengetahuan
siswa tentang pelajaran yang diterima dalam kelas. Mereka hanya sebatas
mengetahui teori, tanpa mengerti praktek ilmiahnya. Oleh sebab itu,
diperlukan usaha dari pihak terkait untuk memberdayakan dan mengaktif-
kan kembali fungsi laboratorium di sekolah-sekolah demi meningkatkan
mutu pendidikan. Dengan adanya tenaga pengelola laboratorium (laboran)
di sekolah, sedikit banyaknya dapat mengaktifkan kembali laboratorium
yang ada. Sebab, pengelola laboratorium (laboran) bertanggung jawab
terhadap administrasi laboratorium berupa buku inventaris alat/bahan,
blanko permintaan alat, blanko permintaan bahan, program kegiatan labo-
ratorium, buku harian kegiatan laboratorium, jadwal kegiatan laboratorium,
serta menyusun/menata alat menurut jenis dan bahan menurut sifatnya.
Dari uraian tugas tersebut, terlihat bahwa pengelola laboratorium (laboran)
dapat membantu guru dan siswa dalam proses belajar demi terciptanya
pembelajaran IPA yang maksimal (Erwanti, 2010).
Pelatihan Pembuatan Alat-alat … 47
Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014
Berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Pendidikan Menengah
Umum dan Inspektorat Jendral (2003), Laboratorium IPA SMP yang pema-
nfaatan dan pengelolaannya sebagai sumber belajar yang belum optimal
atau tidak digunakan disebabkan oleh berbagai faktor yaitu;
1. Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan pemanfa-
atan bahan praktek masih belum memadai,
2. Kurang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas tenaga labo-
ratorium,Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak
yang belum diadakan kembali, dan
3. Tidak cukupnya/terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan tidak
setiap siswa mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan eks-
perimen.
Dalam pendidikan IPA kegiatan laboratorium merupakan bagian inte-
gral dari kegiatan belajar mengajar, khususnya IPA. Hal ini menunjukkan
BETAPA pentingnya peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai
tujuan pendidikan IPA. Terdapat empat alasan mengenai pentingnya prak-
tikum IPA.
a. Praktikum membangkitkan motivasi belajar sains.
Melalui kegiatan laboratorium, siswa diberi kesempatan untuk meme-
nuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini akan menun-
jang kegiatan praktikum dimana siswa menemukan pengetahuan
melalui eksplorasinya terhadap alam.
b. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan ekspe-
rimen.
Dengan kegiatan praktikum siswa dilatih untuk mengembangkan
keterampilan dasar melakukan eksperimen dengan melatih kemam-
puan mereka dalam mengobservasi dengan cermat, mengukur secara
akurat dengan alat ukur yang sederhana atau lebih canggih, menggu-
nakan dan menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan
menginterprestasikan eksperimen.
c. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah.
Di dalam kegiatan praktikum, siswa dituntut untuk merumuskan
masalah, merancang eksperimen, merakit alat, melakukan pengukuran
secara cermat, menginterprestasi data perolehan, serta mengkomuni-
kasikannya melalui laporan yang harus dibuatnya.
d. Praktikum menunjang materi pelajaran.
48 Edi Daenuri Anwar
Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014
Praktikum merupakan kegiatan yang dapat digunakan sebagai verifi-
kasi konsep yang diajarkan oleh guru di kelas. Melalui kegiatan prak-
tikum ini siswa mendapatkan kebenaran konsep atau teori yang telah
mereka dapatkan secara nyata sehingga pemahaman konsep atau
materi pelajarannya lebih mengena dan selalu diingat sepanjang masa.
Kemampuan guru dalam pengelolaan laboratorium disesuaikan
dengan Permendiknas No. 26 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Pengelola
Laboratorium Sekolah/Madrasah. Pengelolaan laboratorium IPA meliputi;
mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru, menyusun jadwal
kegiatan laboratorium, memantau pelaksanaan, kegiatan laboratorium,
mengevaluasi kegiatan laboratorium, mengelola kegiatan laboratorium
sekolah/madrasah, menyusun laporan kegiatan laboratorium, dan meng-
koordinasikan kegiatan praktikum. Oleh karena itu, dalam kegiatan
pelatihan pengelola laboratorium IPA di sekolah untuk kompetensi
pengelolaan laboratorium disesuaikan dengan peraturan menteri tersebut.
Laboratorium
Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat
dilakukannya percobaan atau penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa
gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap atau alam terbuka misalnya
kebun botani. Pada pembelajaran sains, keberadaan laboratorium menjadi
sangat penting. Pada konteks proses belajar mengajar sains di sekolah-
sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan dalam pengertian sempit
yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan
bahan praktikum. Atas dasar inilah pembahasan kita tentang pengelolaan
laboratorium akan dibatasi pada laboratorium yang berupa ruang tertutup.
Laboratorium Fisika
Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah ukur-
annya? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab,
karena sebuah laboratorium dibangun untuk tujuan tertentu. Artinya sebe-
lum laboratoium itu dibangun harus mengetahui dahulu untuk keperluan
apa dan untuk dipakai siapa?
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian,
karena fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan un-
tuk percobaan yang bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan
untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar mengajar.
Pelatihan Pembuatan Alat-alat … 49
Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014
Jumlah siswa yang melebihi kapasitas ruangan laboratorium dalam satu
kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan
atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100
m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa
menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium.
Laboratorium untuk keperluan 40 praktikum mahasiswa membutuhkan
ukuran lebih luas lagi, misalnya 3-4 m2untuk setiap mahasiswa.
Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran
Di dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai tempat
kegiatan penunjang dari kegiatan kelas. Bahkan mungkin sebaliknya bahwa
yang berperan utama dalam pembelajaran sains adalah laboratorium,
sedangkan kelas sebagai tempat kegiatan penunjang. Fungsi lain dari
laboratorium adalah sebagai tempat display atau pameran. Contohnya kita
dapat menyaksikan adanya sejumlah spesimen hewan atau tumbuhan yang
sengaja dipampang untuk pembelajaran. Kadang-kadang di dalam lab-
oratorium juga dikoleksi sejumlah spesies langka atau bahkan yang sudah
punah, baik yang mikroskopis maupun yang makroskopis. Dalam hal ini
laboratorium ternyata juga dapat berperan sebagai musium kecil. Selain itu
masih banyak lagi peranan laboratorium, sebagai perpustakaan IPA,
sumber-sumber IPA
D. Kondisi Dampingan
Kecamatan Winong merupakan bagian dari Kabupaten Pati bagian
Selatan. Kecamatan Winong terdapat 7 Sekolah Setingkat SLTP dengan
rincian : 1 MTsN, 3 MTs Swasta, 2 SMPN dan 1 SMP Swasta. Keberadaan
SMP/MTs swasta sangat memprihatinkan dari segi sarana dan Prasarana. 3
MTs Swasta tersebut adalah : MTs. Raudlotusy Syubban, MTs Nahdlotusy
Syubban dan MTs Tarbiyatul Banin, sedangkan SMP swasta adalah SMP
PGRI. I Mengenai kondisinya SMP/MTs swasta sebagai berikut :
1. MTs Nahdlotusy Syubban
MTs ini didirikan cukup lama yaitu pada tahun 1983, sekarang dengan
kepala Sekolah Bapak Drs. Abdul Hanan, S.Ag sekaligus mengajar IPA
Fisika yang berlokasi didesa Sarimulyo Rt 3 Rw 6 Kecamatan Winong
dengan akreditasi C. Merupakan desa yang paling ujung utara dari
kecamatan Winong. Walaupun didirikan cukup lama karena kondisi
ekonomi, Geografi, dan Tingkat pemahaman agama masyarakat yang
50 Edi Daenuri Anwar
Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014
rendah sehingga memberikan andil dalam perkembangan madrasah
ini. Keberadaan madrasah ini telah 30 tahun tetapi belum mengalami
kemajuan yang berarti. Gambaran umum yang di miliki sekarang
yaitu : total siswa dari kelas 1 sampai kelas 3 sebanyak dari 30 sebagian
ruang belajar masih menggunakan ruang MI, belum memiliki labo-
ratorium IPA, sedangkan guru yang mengampu sebanyak dua orang
tidak memiliki basic tentang pendidikan sains. Keduanya merupakan
lulusan ushuluddin dan hukum Islam. Madrasah ini hampir sebagian
besar Guru merupakan lulusan Pesantren sebagian lulusan S1. Pada
mata pelajaran tertentu belum memiliki guru yang sesuai dengan
kompetensinya.
2. MTs Tarbiyatul Banin
Madrasah ini terletak di Desa Pekalongan Kecamatan Winong meru-
pakan desa yang dekat dengan Ibu kota kecamatan dan berjarak seki-
tar 200 meter dengan MTs Negeri Winong. Sekarang dengan Kepala
sekolah Bapak Drs Hafidz dan akreditasi B. Kondisi ini memberikan
keberkahan tersendiri pada waktu penerimaan siswa baru. Sehingga
sekolah ini selalu memperoleh limpahan siswa yang tidak di terima di
MTs Negeri Winong. Dengan sarana dan prasarana pembelajaran yang
representatif baik ruang dan gedungnya. Ruang laboratorium IPA satu
ruangan dengan Laboratorium Komputer tetapi kebanyakan berisi
alat-alat laboratorium biologi dan dalam pembelajarannya sering
hanya sebagai peraga pendidikan. Guru yang yang mengajar adalah
guru biologi sekaligus mengajar Fisika. Sehingga belum memiliki guru
Fisika yang sesuai dengan bidang keahliannya
3. MTs Raudlotusy Syubban
Madrasah ini terletak di Desa Tawangrejo Kecamatan Winong yang
berjarak 2,5 Km dari ibukota kecamatan. Dengan Kepala Sekolah
Bapak Sulhan, SH. Dengan sarana dan prasarana pembelajaran yang
baik. Belum memiliki laboratorium IPA. Guru yang mengajar Fisika
adalah guru Biologi dan Guru Kimia.
4. SMP PGRI
Sekolah ini terletak di desa Winong, Ibu kota kecamatan yang berde-
katan dengan SMPN 1 dengan Kepala Sekolah Bapak H. Jalil S.Ag.
Karena berdekatan dengan SMPN inilah sehingga hampir semua
murid terserap masuk ke SMP Negeri. Faktor inilah yang menyebab-
Pelatihan Pembuatan Alat-alat … 51
Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014
kan sekolah ini kekurangan murid, demikian juga karena pembiayaan
sekolah berasal dari BOS sehingga kekurangan biaya operasional.
Sekolah ini tidak memiliki laboratorium IPA sedangkan pengajarnya
berasal dari sarjana Kesehatan Masyarakat.
E. Metode dan Strategi Pengabdian
Metode kegiatan ini berupa pelatihan kepada para Guru-guru Mapel
Fisika Di SMP/MTs swasta se-kecamatan Winong, setelah diberi pelatihan,
selanjutnya dibimbing untuk menerapkan hasil pelatihan dalam rangka me-
ningkatkan kemampuan Guru-guru dalam kegiatan dalam proses belajar-
mengajar.
Berikut ini adalah tahapan pelatihan yang dilakukan:
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan yang dilakukan meliputi:
a. Survey
b. Pemantapan dan penetuan lokasi dan sasaran
Penyusunan bahan/materi pelatihan, yang pembuatan meliputi: power
point, makalah dan modul untuk kegiatan pelatihan Pembuatan alat-
alat praktikum IPA Fisika bagi guru-guru mata pelajaran Fisika
SMP/MTs Swasta se Kecamatan Winong
2. Tahap Pelaksanaan Pelatihan
Tahap pelaksanaan pelatihan dilakukan persiapan. Dalam tahap ini
dilakukan pertama, penjelasan tentang pembuatan alat-alat fisika, sesi pela-
tihan ini menitikberatkan pada pemberian penjelasan mengenai laborato-
rium IPA Fisika SMP, alat-alat praktikum dan metode eksperimennnya
kedua, sesi pelatihan yang menitikberatkan pada penjelasan dan praktek
pembuatan alat-alat Fisika sederhana. ketiga, sesi pelatihan yang ketiga ini
peserta di beri tugas untuk membuat simulasi dan pembuatan alat-alat
praktikum Fisika
3. Metode Pelatihan
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut digunakan beberapa metode
pelatihan, yaitu:
a. Metode Ceramah /Presentasi
Metode ceramah dipilih untuk memberikan penjelasan tentang Karya
pengabdian dosen : pemahaman guru-guru tentang Laborarium Fisika,
52 Edi Daenuri Anwar
Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014
memotivasi guru-guru agar mau membuat alat-alat praktikum Fisika
dan metode eksperimennya.
b. Metode Praktik Langsung
Metode ini instruktur langsung memberikan penjelasan disertai
praktik pembuatan alat-alat Fisika yang mudah, murah dan banyak di
jumpai disekitar kita serta metode eksperimentalnya.
c. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab sangat penting bagi para peserta pelatihan, baik di
saat menerima penjelasan tentang Laboratorium Fisika, Alat-alat
laboratorium Fisika, Fungsi dan metode eksperimental-nya serta cara
pembuatan alat-alat pada laboratorium Fisika. Metode ini memung-
kinkan guru-guru menggali pengetahuan sebanyak-banyaknya
tentang alat-alat laboratorium fisika dan juga pengalaman setelah
simulasi praktek membuat alat-alat praktikum.
d. Metode Simulasi
Metode simulasi ini sangat penting diberikan kepada para peserta
pelatihan untuk memberikan kesempatan mempraktekkan materi
pelatihan yang diperoleh. Harapannya, peserta pelatihan akan benar-
benar menguasai materi pelatihan yang diterima, mengetahui tingkat
kemampuannya menerapkan kegiatan pelatihan secara teknis dan
kemudian mengidentifikasi kesulitan-kesulitan untuk kemudian
dipecahkan.
A. Pelaksanaan Workshop.
Pelaksanaan worshop yang dilakukan di MTs Nahdlotusy Syubban
dengan mengundang 4 sekolah yang terdiri dari MTs Nahdlotusy Syubban,
MTs Tarbiyatul Banin, MTs Raudlotusy Syubban dan SMP PGRI 5 Winong.
Dengan setiap sekolah diharapkan mengirimkan 2 Guru IPA Fisika
sehingga idealnya yang hadir berjumlah 8 peserta, tetapi untuk MTs
Tarbiyatul Banin izin tidak mengirimkan peserta karena pada tanggal
tersebut disekolahan ada hingga yang acara pertemuan wali murid.
Sehingga yang hadir berjumlah 6 orang sebagai gantinya adalah 2 Guru
dari MTs Nahdlotusy Syubban sehingga peserta berjumlah 8 orang.
Pelaksanaan workshop secara umum tidak mengalami kendala
walaupun tidak hadir 2 Peserta dari sekolah MTs Tarbiyatul Banin.
Pelaksanaan Workshop dimulai jam 8.30 yang dengan peserta sebanyak 8.
Pelatihan Pembuatan Alat-alat … 53
Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014
Sebagai gantinya akhirnya ditambah 2 peserta dari MTs Nahdlotusy
Syubban Sarimulyo sehingga dari MTs Nahdlotusy Syubban sarimulyo
berjumlah 4 Peserta. Setelah dimulai sekitar setengah jam tiba-tiba listrik
padam, demikian juga berakibat pada MTs Nahdlotusy Syubban tetapi
akhirnya dengan sigap ditangani dan diberi genset dari desa sehingga
pelaksanaan bisa berjalan dengan lancar.
Pelaksannaan workshop terbagi menjadi dua sesi, sesi pertama
mengenai manajemen laboratorium sedangkan sesi kedua mengenai
pembuatan alat-alat praktikum IPA Fisika. Selama pelaksanaan workshop
peserta kabanyakan bertanya materi-materi yang belum difahami, hal
tersebut sangat wajar karena dari seluruh peserta yang hadir adalah bukan
sarjana Pendidikan Fisika ataupun Sarjana Fisika sehingga sangat wajar
apabila bertanya tentang materi yang belum difahami.
Materi yang ditanyakan oleh Ibu Supriyati, S.Pd adalah bagaimana
cara merangkai paralel dan seri. Secara teori perhitungan bisa mengerjakan
dan menerangkan kepada siswa tetapi secara praktek belum faham. Sehing-
ga dalam workshop ini saya mempraktekkan bagaimana cara menyusun
rangkaian seri dan paralel.
Demikian juga bagaimana kalor dan perpindahannya yang ditanyakan
oleh peserta dari SMP PGRI, bagaimana cara perhitungan energinya, dan
perubahannya wujudnya.
Berbeda dengan dari guru dari MTs Nahdlotusy Syubban Sarimulyo,
karena beberapa Kompetensi Dasar guru pengampu matapelajaran ini
kurang memahami konsep Fisika. Hal tersebut karena dilatarbelakangi oleh
guru yang berlatar belakang ushuluddin, sehingga proses pembelajaran
adalah lebih cenderung menghafalkan dan menghitung bagi beberapa
materi yang sulit untuk dijelaskan. Praktikum pada matapelajaran ini
sangat sedikit bahkan mungkin tidak ada sama sekali. Demikian juga
sekolah tidak memiliki laboratorium IPA Fisika maupun alat Peraga IPA.
Sebagai sisipan sebelum menerangkan workshop, narasumber
mengupas Beberapa Materi dari kelas 7 sampai kelas 9 dan mempersilakan
peserta bertanya materi-materi yang belum difahami. Hasilnya banyak
sekali materi-materi yang ditanyakan oleh peserta baik mengenai kalor,
listrik dinamis, optik, listrik statis dan lain-lain. Sehingga narasumber mene-
rangkan konsep-konsep tersebut dan memberikan file-file materi baik
54 Edi Daenuri Anwar
Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014
video, simulasi dan power point. Setelah peserta faham narasumber baru
melanjutkan materi tentang workshop alat-alat praktikum IPA Fisika.
Satu hal yang ditekankan ternyata beberapa peserta belum bisa
membedakan mana lensa cembung dan cekung. Sehingga narasumber
menerangkan perbedaan yang nyata lensa cembung dan cekung. Perbe-
daan dapat diraba, lensa cekung apabila yang tengah semakin tipis dan
lensa cembung apabila yang tengah semakin tebal. Demikian juga
penentuan rangkaian seri dan paralel, narasumber menerangka secara
detail karena beberapa peserta belum memahami perbedaan rangkaian
tersebut.
B. Hasil Workshop
Peserta memperoleh Pengetahuan tentang Praktikum Fisika, dan
Pembuatan alat-alat Praktikum Fisika, dan juga peserta mampu membuat
alat-alat praktikum Fisika sederhana dengan metode eksperimennya
mampu membedakan lensa cembung dan cekung. Bila tidak memungkin-
kan alat tersebut dibuat maka alat tersebut tetap dibeli bagian-bagian
tertentu yang dibutuhkan dengan harga yang sangat murah sedangkan
bagian yang lain tetap di buat sendiri.
Peserta mempunyai keahlian dan strategi bagaimana cara dalam
membuat alat praktikum Fisika sederhana yang dapat di ujikan dalam ujian
madrasah atau sekolah maupun ujian semester. Misalnya bagaimana cara
menghitung gaya gravitasi, siswa hanya menyiapkan stopwatch, dan
meteran dan benda yang bermassa. Benda dijatuhkan dari atas dengan
ketinggian tertentu diukur sehingga bisa menggunakan rumus gerak jatuh
bebas. Demikian juga untuk konsep-konsep yang lain.
C. Antusiasme dan Tanggapan pelaksanaan Workshop
Setelah diakhir acara workshop, narasumber meminta tanggapan dari
masing-masing peserta. Ternyata para peserta sangat antusias sekali
diadakan workshop ini dan mengharap dengan sangat untuk diadakan lagi
pada semester-semester ke depan. Karena berdasarkan pengakuan peserta
selama ini belum ada workshop pembelajaran, kurikulum, tentang
laboratorium yang mereka ikuti. Belum ada sama sekali sehingga dengan
adanya workshop ini mampu memotivasi, meningkatkan dan meng-
upgrade pengetahuan guru-guru SMP/MTs swasta dikecamatan winong.
Pelatihan Pembuatan Alat-alat … 55
Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014
Dari hasil dialog penulis dengan peserta mereka sepakat dengan
sungguh untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh dalam pembe-
lajaran dikelas, baik sebagai peraga, media maupun digunakan dalam
praktikum. Tidak ada yang sulit dalam menyiapkan praktikum IPA, bisa
dibuat dengan sangat murah. Atau juga membeli dengan sangat murah.
F. Kesimpulan
Dari hasil pengabdian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan :
1. Secara umum tingkat pemahaman guru Mapel IPA Fisika terhadap
standar kompetensi dan praktikum IPA Fisika belum memahamai
secara menyeluruh hal tersebut karena pengajar Fisika bukan Jurusan
sarjana Pendidikan Fisika atau sarjana Fisika
2. Workshop yang dilaksanakan tanggal 7 September 2013 di MTs
Nahdlotusy Syubban ini mengundang seluruh Guru SMP/MTs swasta
IPA Fisika se-kecamatan winong, dengan materi pembuatan alat-alat
praktikum IPA Fisika dan manajemen laboratorium. Hasilnya bebe-
rapa peserta menyusun mengerti, memahami, membuat bagaimana
cara membuat alat-alat praktikum IPA Fisika baik sebagai eksperimen
dilaboratorium maupun sebagai sebagai alat-peraga.
DAFTAR PUSTAKA
A.H. Maslow, 1970, “A Theory of Human Motivation”. Paper dalam
Psychological Review
Gabel, D.L.1994, Handbook of Research on Science Teaching and Learning.
New York: Mc Millan Publishing Company
Harms, Virtual and remote labs in Physics education, German Institut for
Research on Distance Education in the University of Tuebingen, 1-6
Kertodirekso, W. et al, 1986, penelitian Kesulitan Belajar Siswa SMAN di
Kodya Bandung dalam bidang Biologi, Bandung, FPMIPA IKIP
Koesmadji. 2004. Teknik Laboratorium. Bandung : FMIPA UPI
Kuhn, Thomas S., 2002, The Structure of Scientific Revolutions: Peran
Paradigma dalam Revolusi Sains, Remaja Rosdakarya, Bandung .
56 Edi Daenuri Anwar
Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014
Moh. Amien. 1988. Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum
IPA. Jakarta : Depdikbud
Paulo Freire, 2002, Politik Pendidikan dan Kebudayaan, Kekuasaan dan
Pembebasan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Syaiful Bahri Djamarah, 2000, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi
Edukatif, cet. 1, Jakarta Rineka Cipta.
Surahman. 1987. Pengelolaan Laboratorium Biologi. Yogyakarta : FMIPA
IKIP Yogyakarta
Wenty, 2010, Pengembangan Pengajaran Praktik dengan Pre-Lab berbasis
Simulation, Laporan penelitian Puslit yang di biayai oleh DIPA 2010
Hadiat (ed.). 1984. Pedoman pengelolaan laboratorium IPA : pegangan
guru. proyek pengadaan buku. depdikbud.
Peraturan menteri pendidikan nasional RI tentang standart tenaga
laboratorium sekolah/ madrasah. no. 26 tahun 2008
Dr.dr. BM.Wara Kushartanti, manajemen laboratorium sebagai sumber
Belajar,
staff.uny.ac.id/sites/default/.../MANAJEMEN%20LABORATORIUM.pdf
diakses tanggal 9 September 2013
Merancang Pengelolaan Kegiatan Laboratorium Ipa Di Sekolah,
kimia.unnes.ac.id/manlab/kegiatan-lab.pdf diakses tanggal 9 september 2013
Drs. Suyitno Al. MS, tata letak alat laboratorium ipa .staff.uny.ac.id/sites/defa-
ult/files/pengabdian/.../tata-letak-alat-lab.pdf diakses tanggal 9 september
2013
Manajemen Laboratorium, makalah pelatihan manajemen laboratorium
ikawcollections.files.wordpress.com/2010/.../manajemen-laboratorium.pdf.
diakses tanggal 9 september 2013

More Related Content

What's hot

Pembuatan program kerja laboratorium
Pembuatan program kerja  laboratoriumPembuatan program kerja  laboratorium
Pembuatan program kerja laboratoriumDzikriani Yugi
 
Pedoman penilaian kinerja kepala laboratorium
Pedoman penilaian kinerja kepala laboratoriumPedoman penilaian kinerja kepala laboratorium
Pedoman penilaian kinerja kepala laboratoriumMBSHOLEH
 
Pemanfatan dan Pengelolaan Laboratorium IPA
Pemanfatan dan Pengelolaan Laboratorium IPAPemanfatan dan Pengelolaan Laboratorium IPA
Pemanfatan dan Pengelolaan Laboratorium IPABapake Icha Kukuh Andin
 
Permen 26 tahun 2008 ttg laboratorium sekolah
Permen 26 tahun 2008 ttg laboratorium sekolahPermen 26 tahun 2008 ttg laboratorium sekolah
Permen 26 tahun 2008 ttg laboratorium sekolahpaksun70
 
Bab ii rencana kegiatan laboratorium ipa
Bab ii rencana kegiatan laboratorium ipaBab ii rencana kegiatan laboratorium ipa
Bab ii rencana kegiatan laboratorium ipaErni Samosir
 
Program kerja lab komputer dan internet smp negeri 4 banjar ta 2014 2015
Program kerja lab komputer dan internet smp negeri 4 banjar ta 2014 2015Program kerja lab komputer dan internet smp negeri 4 banjar ta 2014 2015
Program kerja lab komputer dan internet smp negeri 4 banjar ta 2014 2015Imam Faeruzz
 
Renstra laboratorium
Renstra laboratoriumRenstra laboratorium
Renstra laboratoriumFKIP UNHALU
 
Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium TIK
Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium TIKStandar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium TIK
Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium TIKIkbal Fauzi
 
Sop pengelolaan lab
Sop pengelolaan labSop pengelolaan lab
Sop pengelolaan labanharwahyu
 
01.Pranata laboratorium Pendidikan- materi tot pak plp review
01.Pranata laboratorium Pendidikan-  materi tot pak plp review01.Pranata laboratorium Pendidikan-  materi tot pak plp review
01.Pranata laboratorium Pendidikan- materi tot pak plp reviewDigdo Listyadi
 
Kalendar akademikipgkpt2014
Kalendar akademikipgkpt2014Kalendar akademikipgkpt2014
Kalendar akademikipgkpt2014Cik Fatin
 
Penataan dan penyimpanan alat
Penataan dan penyimpanan alatPenataan dan penyimpanan alat
Penataan dan penyimpanan alatIis Isnawati
 
Program lab komputer smp 14
Program lab komputer smp 14Program lab komputer smp 14
Program lab komputer smp 14zahra fadlia
 

What's hot (19)

Pembuatan program kerja laboratorium
Pembuatan program kerja  laboratoriumPembuatan program kerja  laboratorium
Pembuatan program kerja laboratorium
 
Pedoman penilaian kinerja kepala laboratorium
Pedoman penilaian kinerja kepala laboratoriumPedoman penilaian kinerja kepala laboratorium
Pedoman penilaian kinerja kepala laboratorium
 
Pemanfatan dan Pengelolaan Laboratorium IPA
Pemanfatan dan Pengelolaan Laboratorium IPAPemanfatan dan Pengelolaan Laboratorium IPA
Pemanfatan dan Pengelolaan Laboratorium IPA
 
smp 8 madiun
smp 8 madiunsmp 8 madiun
smp 8 madiun
 
Permen 26 tahun 2008 ttg laboratorium sekolah
Permen 26 tahun 2008 ttg laboratorium sekolahPermen 26 tahun 2008 ttg laboratorium sekolah
Permen 26 tahun 2008 ttg laboratorium sekolah
 
Bab ii rencana kegiatan laboratorium ipa
Bab ii rencana kegiatan laboratorium ipaBab ii rencana kegiatan laboratorium ipa
Bab ii rencana kegiatan laboratorium ipa
 
Program kerja lab komputer dan internet smp negeri 4 banjar ta 2014 2015
Program kerja lab komputer dan internet smp negeri 4 banjar ta 2014 2015Program kerja lab komputer dan internet smp negeri 4 banjar ta 2014 2015
Program kerja lab komputer dan internet smp negeri 4 banjar ta 2014 2015
 
Renstra lab
Renstra labRenstra lab
Renstra lab
 
Renstra laboratorium
Renstra laboratoriumRenstra laboratorium
Renstra laboratorium
 
Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium TIK
Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium TIKStandar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium TIK
Standar Operasional Prosedur (SOP) Laboratorium TIK
 
Laboratorium pendidikan pengelolaan 2
Laboratorium  pendidikan pengelolaan  2Laboratorium  pendidikan pengelolaan  2
Laboratorium pendidikan pengelolaan 2
 
Sop pengelolaan lab
Sop pengelolaan labSop pengelolaan lab
Sop pengelolaan lab
 
01.Pranata laboratorium Pendidikan- materi tot pak plp review
01.Pranata laboratorium Pendidikan-  materi tot pak plp review01.Pranata laboratorium Pendidikan-  materi tot pak plp review
01.Pranata laboratorium Pendidikan- materi tot pak plp review
 
Meeting With Teachers
Meeting With TeachersMeeting With Teachers
Meeting With Teachers
 
Laporan
LaporanLaporan
Laporan
 
Kalendar akademikipgkpt2014
Kalendar akademikipgkpt2014Kalendar akademikipgkpt2014
Kalendar akademikipgkpt2014
 
Penataan dan penyimpanan alat
Penataan dan penyimpanan alatPenataan dan penyimpanan alat
Penataan dan penyimpanan alat
 
Program lab komputer smp 14
Program lab komputer smp 14Program lab komputer smp 14
Program lab komputer smp 14
 
Manajemen lab-ipa-
Manajemen  lab-ipa-Manajemen  lab-ipa-
Manajemen lab-ipa-
 

Similar to 395 698-1-sm

01 materi 1peran laboratorium ipa dalampenelitian dan implementasi kurikulum ...
01 materi 1peran laboratorium ipa dalampenelitian dan implementasi kurikulum ...01 materi 1peran laboratorium ipa dalampenelitian dan implementasi kurikulum ...
01 materi 1peran laboratorium ipa dalampenelitian dan implementasi kurikulum ...nasrun gayo
 
Buku alat peraga_fisika
Buku alat peraga_fisikaBuku alat peraga_fisika
Buku alat peraga_fisikaRenol Doang
 
Buku alat peraga_fisika
Buku alat peraga_fisikaBuku alat peraga_fisika
Buku alat peraga_fisikaRenol Doang
 
Buku alat peraga_fisika
Buku alat peraga_fisikaBuku alat peraga_fisika
Buku alat peraga_fisikaRenol Doang
 
Alat peraga fisika
Alat peraga fisikaAlat peraga fisika
Alat peraga fisikayudi ananto
 
FIS - 04_RAHMAD WASI SIREGAR_KONDISI NYATA DAN RENCANA OJL.pptx
FIS - 04_RAHMAD WASI SIREGAR_KONDISI NYATA DAN RENCANA OJL.pptxFIS - 04_RAHMAD WASI SIREGAR_KONDISI NYATA DAN RENCANA OJL.pptx
FIS - 04_RAHMAD WASI SIREGAR_KONDISI NYATA DAN RENCANA OJL.pptxRahmadSiregar8
 
Contoh program kerja lab ipa
Contoh program kerja lab ipaContoh program kerja lab ipa
Contoh program kerja lab ipaagus joko
 
Latihan 4 julak
Latihan 4 julakLatihan 4 julak
Latihan 4 julakjulakjali
 
proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politaniproposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politaniFurqaan Hamsyani
 
PP BEST PRACTICE.pptx
PP BEST PRACTICE.pptxPP BEST PRACTICE.pptx
PP BEST PRACTICE.pptxYomiRamadhona
 
Seminar Hasil Evi Oktavia.ppt
Seminar Hasil Evi Oktavia.pptSeminar Hasil Evi Oktavia.ppt
Seminar Hasil Evi Oktavia.pptwulan575202
 
Pemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongPemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongLilis Indayani
 
Laporan pribadi program latihan profesi
Laporan pribadi program latihan profesiLaporan pribadi program latihan profesi
Laporan pribadi program latihan profesiHera Apriyani
 
Rancangan Aktualisasi_Darma Arif Wicaksono.pptx
Rancangan Aktualisasi_Darma Arif Wicaksono.pptxRancangan Aktualisasi_Darma Arif Wicaksono.pptx
Rancangan Aktualisasi_Darma Arif Wicaksono.pptxssuserb2b897
 
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...MochamadUcuSudarsono
 
Tugas mandiri pengelolaan laboratorium tingkat lanjut
Tugas mandiri pengelolaan laboratorium tingkat lanjutTugas mandiri pengelolaan laboratorium tingkat lanjut
Tugas mandiri pengelolaan laboratorium tingkat lanjutSony Togatorop
 
4457 1-9153-2-10-20160325
4457 1-9153-2-10-201603254457 1-9153-2-10-20160325
4457 1-9153-2-10-20160325ratna azizah
 

Similar to 395 698-1-sm (20)

01 materi 1peran laboratorium ipa dalampenelitian dan implementasi kurikulum ...
01 materi 1peran laboratorium ipa dalampenelitian dan implementasi kurikulum ...01 materi 1peran laboratorium ipa dalampenelitian dan implementasi kurikulum ...
01 materi 1peran laboratorium ipa dalampenelitian dan implementasi kurikulum ...
 
nirwanto
nirwantonirwanto
nirwanto
 
Buku alat peraga_fisika
Buku alat peraga_fisikaBuku alat peraga_fisika
Buku alat peraga_fisika
 
Buku alat peraga_fisika
Buku alat peraga_fisikaBuku alat peraga_fisika
Buku alat peraga_fisika
 
Buku alat peraga_fisika
Buku alat peraga_fisikaBuku alat peraga_fisika
Buku alat peraga_fisika
 
Alat peraga fisika
Alat peraga fisikaAlat peraga fisika
Alat peraga fisika
 
FIS - 04_RAHMAD WASI SIREGAR_KONDISI NYATA DAN RENCANA OJL.pptx
FIS - 04_RAHMAD WASI SIREGAR_KONDISI NYATA DAN RENCANA OJL.pptxFIS - 04_RAHMAD WASI SIREGAR_KONDISI NYATA DAN RENCANA OJL.pptx
FIS - 04_RAHMAD WASI SIREGAR_KONDISI NYATA DAN RENCANA OJL.pptx
 
Contoh program kerja lab ipa
Contoh program kerja lab ipaContoh program kerja lab ipa
Contoh program kerja lab ipa
 
Laporan pkp
Laporan pkpLaporan pkp
Laporan pkp
 
Latihan 4 julak
Latihan 4 julakLatihan 4 julak
Latihan 4 julak
 
proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politaniproposal  penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
proposal penguatan lab k3 dan kesling ps ml politani
 
PP BEST PRACTICE.pptx
PP BEST PRACTICE.pptxPP BEST PRACTICE.pptx
PP BEST PRACTICE.pptx
 
Seminar Hasil Evi Oktavia.ppt
Seminar Hasil Evi Oktavia.pptSeminar Hasil Evi Oktavia.ppt
Seminar Hasil Evi Oktavia.ppt
 
Pemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka SorongPemodelan Jangka Sorong
Pemodelan Jangka Sorong
 
Laporan pribadi program latihan profesi
Laporan pribadi program latihan profesiLaporan pribadi program latihan profesi
Laporan pribadi program latihan profesi
 
Rancangan Aktualisasi_Darma Arif Wicaksono.pptx
Rancangan Aktualisasi_Darma Arif Wicaksono.pptxRancangan Aktualisasi_Darma Arif Wicaksono.pptx
Rancangan Aktualisasi_Darma Arif Wicaksono.pptx
 
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
PTK - Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bagian-bagia...
 
Tugas mandiri pengelolaan laboratorium tingkat lanjut
Tugas mandiri pengelolaan laboratorium tingkat lanjutTugas mandiri pengelolaan laboratorium tingkat lanjut
Tugas mandiri pengelolaan laboratorium tingkat lanjut
 
4457 1-9153-2-10-20160325
4457 1-9153-2-10-201603254457 1-9153-2-10-20160325
4457 1-9153-2-10-20160325
 
Karya tulids
Karya tulidsKarya tulids
Karya tulids
 

Recently uploaded

3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.pptsulistyaningsih20
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananantrialamsyah
 
Zulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptx
Zulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptxZulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptx
Zulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptxZulfatulAliyah
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxsd1patukangan
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docxNiWayanEkaLansuna1
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfArfan Syam
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...rofinaputri
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021AdeImot
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxantonkustanto
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 

Recently uploaded (15)

3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT KehutanananPATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
PATROLI dengan BERBASIS MASYARAKAT Kehutananan
 
Zulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptx
Zulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptxZulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptx
Zulfatul Aliyah_Sistem Rangka Biologi SMA Kelas XI.pptx
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 

395 698-1-sm

  • 1. Pelatihan Pembuatan Alat-alat … 43 Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014 PELATIHAN PEMBUATAN ALAT-ALAT PRAKTIKUM IPA FISIKA BAGI GURU IPA SMP/MTs SWASTA SE- KECAMATAN WINONG KAB PATI Oleh: Edi Daenuri Anwar Abstrak Salah satu kegiatan untuk pendampiangan ke sekolah/Madrasah adalah de- ngan Pendampingan dalam pembelajaran dalam bentuk karya pengabdian do- sen. Dalam pengabdian ini pengabdian yang di maksud adalah pendampingan kepada guru-guru IPA Fisika SMP/MTs swasta se-Kecamatan tentang pembuatan alat-alat praktikum IPA Fisika Bentuk pendampingan tersebut adalah diadakan workshop pembuatan alat- alat praktikum IPA fisika bagi guru IPA SMP/MTs swasta se-kecamatan winong kab pati dilaksanakan di MTs Nahdlotusy Syubban Sarimulyo Wi- nong dengan mengundang empat sekolah SMP/MTs swasta di Kec. Winong. Undanga tersebut dihadiri guru IPA Fisika dari tiga sekolahan yaitu MTs. Nahdlotusy Syubban Sarimulyo Winong, MTs. Roudlotusy Syubban Ta- wangrejo Winog dan SMP PGRI 05 Winong. Antusiasme peserta tercermin dari banyaknya pertanyaan kepada narasumber atas berbagai masalah pembelajaran, materi, media dan eksperimen Fisika. Keingintahuan peserta karena selama ini belum pernah ada workshop, semi- nar, ataupun lokakarya yang mengundang guru-guru swasta ini. dan Dan bahkan semua peserta meminta untuk di adakan kembali pada tahun-tahun yang akan datang. Hasil dari workshop ini peserta mempunyai pemahaman baru bagaimana cara membuat dan pengadaan alat-lat praktikum Fisika dengan biaya yang sangat terjangkau, manajemen laboratorium dan pengelolaan laboratorium. Serta penggunaannya pada proses pembelajaran, sebagai media, peraga maupun untuk keperluan eksperiman.  Penulis adalah Dosen Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
  • 2. 44 Edi Daenuri Anwar Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014 Harapan penulis mudah-mudahan adanya pengetahuan baru bagi peserta tersebut benar-benar diaplikasikan secara kontinu dan peserta sendiri secara berkala meng-upgrade pengetahuan tentang praktikum IPA dan pembelajaran maupun berbagai hal yang bermanfaat bagi proses belajar mengajar. Kata Kunci: workshop, alat-alat praktikum, fisika A. Pendahuluan Pembelajaran sains yang dilaksanakan dewasa ini masih bersifat hafal- an, kering dan kurang mengembangkan proses berfikir siswa (Rusta- man,1997). Masih banyak guru fisika yang kurang memanfaatkan kegiatan praktikum sebagai sarana mempelajari konsep fisika (Kartodirekso et al, 1986) padahal kemampuan berfikir siswa dalam membangun konsep IPA dapat dikembangkan melalui kegiatan praktikum. Kegiatan praktikum da- pat juga memberikan keterampilan belajar siswa sama seperti para scientist. Konsep pelajaran sains memang seharusnya menggunakan konsep inquiry, bukan dengan cara menghafal rumus, hukum-hukum dan postulat. Belajar dari pengalaman langsung merupakan proses pembelajaran yang terbaik. Implementasi praktikum Fisika di lapangan sekarang ini ternyata ma- sih menghadapi banyak kendala. Permasalahan yang di hadapi guru dalam menyelenggarakan praktikum menurut Gabel (1994), antara lain kurangnya peralatan dan bahan praktikum dan kurangnya pengetahuam dan keteram- pilan guru dalam mengelola kegiatan praktikum. Selain itu, tidak adanya asisten yang membantu guru dan terlalu banyaknya siswa sehingga me- nyulitkan pengaturan proses kegiatan. Tingkat Keefektifan penyelenggaraan praktikum ditentukan oleh kua- litas sumber daya antara lain : kualitas pendidik dan kelengkapan laborato- rium. Selain itu adalah perencanaan kegiatan yang berkualitas dan strategi asesmen yang tepat (Gabel, 1994). Kegiatan praktikum di laboratorium memiliki beberapa tujuan pokok. Tujuan Pokok tersebut antara lain adalah membangun konsep dan mengkomunikasikan berbagai fenomena alam yang terjadi dalam Sains kepada siswa serta mengatasi miskonsepsi siswa karena siswa memperoleh konsep berdasarkan pengalaman nyata. Berdasarkan uraian diatas maka keberadaan laboratorium dengan seperangkat alatnya menjadi sebuah keharusan yang dipenuhi oleh pihak
  • 3. Pelatihan Pembuatan Alat-alat … 45 Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014 sekolah. Namun keberadaan Laboratorium di madrasah/sekolah terutama di daerah pinggiran kadang-kadang minim dengan alat seadanya atau bahkan tidak memiliki ruang laboratorium. Kondisi inilah perlu adanya solusi strategis dan inovatif sebagai media solutif karena kurangnya peralatan praktikum dan kompetensi guru bidang studi yang kurang memadai. Kecamatan Winong merupakan daerah “pinggiran” di Pati bagian Selatan. Ada empat SMP/MTs swasta di kecamatan ini, yang sebagian belum memiliki laboratorium IPA Fisika. Dengan kondisi ini perlu ada solusi untuk meningkatkan proses pembelajaran sains yang berbentuk eksperimen tanpa mengurangi konten materi walaupun dengan berbagai keterbatasan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka kami melakukan pengabdian yang berjudul “Pelatihan Pembuatan Alat-Alat Praktikum IPA Fisika Bagi Guru IPA SMP/MTS Swasta Se-Kecamatan Winong Kab Pati” yang diharapkan mampu memberikan kontribusi terhadap pembelajaran di SMP/MTS Swasta Se-Kecamatan Winong Kab Pati dalam matapelajaran IPA Fisika. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar Belakang diatas, dapat ditarik beberapa rumusan masalah : 1. Bagaimana desain Pelatihan/workshop untuk meningkatkan pema- haman guru-guru IPA Fisika SMP/MTs swasta se-kecamatan Winong tentang pembuatan alat-alat Praktikum IPA. 2. Materi apa saja yang menjadi pada pelaksanaan workshop C. Kondisi Pembelajaran Sains Sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA di sekolah yang mengu- tamakan kerja ilmiah sehingga siswa dapat bersikap ilmiah dan selanjutnya konsep yang telah dikuasai akan diterapkan dalam usaha pemenuhan kebutuhan hidup. Tuntutan pembelajaran IPA tidak mungkin dapat terpe- nuhi apabila tidak didukung oleh kemampuan guru dalam menyeleng- garakan kegiatan praktikum di laboratorium sebagai kunci keberhasilan pembelajaran IPA. Guru di sekolah secara umum tidak didampingi oleh seorang laboran atau teknisi ketika memfasilitasi kegiatan praktikum, mengingat sebagai besar sekolah saat ini belum memiliki kedua tenaga teknis pendukung di laboratorium, namun demikian ini bukan berarti
  • 4. 46 Edi Daenuri Anwar Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014 kegiatan praktikum tidak dilaksanakan, justru guru harus mengambil peran sebagai guru dan sekaligus sebagai laboran. Mengingat kegiatan praktikum dalam pembelajaran IPA bertumpu sepenuhnya pada guru sehingga dalam pelaksanaan praktikum yang bermutu tentu guru harus terlebih dahulu memiliki kompetensi menye- lenggarakan kegiatan praktikum dari mulai persiapan, pelaksanaan, evalu- asi dan tindak lanjut dari setiap kegiatan praktikum yang dilaksanakan. Oleh karena itu, guru harus memiliki kemampuan mengelola laboratorium IPA sehingga dapat melatih siswa untuk menerapkan kerja ilmiah sesuai prosedur. Berdasarkan fungsinya, pertama, laboratorium menjadi tempat bagi guru untuk mendalami konsep, mengembangkan metode pembela- jaran, memperkaya pengetahuan dan keterampilan, dan sebagainya. Kedua, sebagai tempat bagi siswa untuk belajar memahami karakteristik alam dan lingkungan melalui optimalisasi keterampilan proses serta mengembang- kan sikap ilmiah. Jadi laboratorium sangat diperlukan dalam pembentukan sikap ilmiah siswa. Dalam kenyataannya, pemanfaatan keberadaan laboratorium IPA di sekolah-sekolah masih sangat minim. Tak sedikit sekolah yang memiliki laboratorium lengkap, tetapi tidak digunakan dengan maksimal. Berbagai hal menjadi kendalanya, antara lain tidak adanya petugas laboratorium (laboran) yang berfungsi untuk mengelola laboratorium tersebut. Kurang perhatian pengelolaan laboratorium, menyebabkan minimnya pengetahuan siswa tentang pelajaran yang diterima dalam kelas. Mereka hanya sebatas mengetahui teori, tanpa mengerti praktek ilmiahnya. Oleh sebab itu, diperlukan usaha dari pihak terkait untuk memberdayakan dan mengaktif- kan kembali fungsi laboratorium di sekolah-sekolah demi meningkatkan mutu pendidikan. Dengan adanya tenaga pengelola laboratorium (laboran) di sekolah, sedikit banyaknya dapat mengaktifkan kembali laboratorium yang ada. Sebab, pengelola laboratorium (laboran) bertanggung jawab terhadap administrasi laboratorium berupa buku inventaris alat/bahan, blanko permintaan alat, blanko permintaan bahan, program kegiatan labo- ratorium, buku harian kegiatan laboratorium, jadwal kegiatan laboratorium, serta menyusun/menata alat menurut jenis dan bahan menurut sifatnya. Dari uraian tugas tersebut, terlihat bahwa pengelola laboratorium (laboran) dapat membantu guru dan siswa dalam proses belajar demi terciptanya pembelajaran IPA yang maksimal (Erwanti, 2010).
  • 5. Pelatihan Pembuatan Alat-alat … 47 Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014 Berdasarkan hasil pemantauan Direktorat Pendidikan Menengah Umum dan Inspektorat Jendral (2003), Laboratorium IPA SMP yang pema- nfaatan dan pengelolaannya sebagai sumber belajar yang belum optimal atau tidak digunakan disebabkan oleh berbagai faktor yaitu; 1. Kemampuan dan penguasaan guru terhadap peralatan dan pemanfa- atan bahan praktek masih belum memadai, 2. Kurang memadai baik secara kualitas maupun kuantitas tenaga labo- ratorium,Banyak alat-alat laboratorium dan bahan yang sudah rusak yang belum diadakan kembali, dan 3. Tidak cukupnya/terbatasnya alat-alat dan bahan mengakibatkan tidak setiap siswa mendapat kesempatan belajar untuk mengadakan eks- perimen. Dalam pendidikan IPA kegiatan laboratorium merupakan bagian inte- gral dari kegiatan belajar mengajar, khususnya IPA. Hal ini menunjukkan BETAPA pentingnya peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai tujuan pendidikan IPA. Terdapat empat alasan mengenai pentingnya prak- tikum IPA. a. Praktikum membangkitkan motivasi belajar sains. Melalui kegiatan laboratorium, siswa diberi kesempatan untuk meme- nuhi dorongan rasa ingin tahu dan ingin bisa. Prinsip ini akan menun- jang kegiatan praktikum dimana siswa menemukan pengetahuan melalui eksplorasinya terhadap alam. b. Praktikum mengembangkan keterampilan dasar melakukan ekspe- rimen. Dengan kegiatan praktikum siswa dilatih untuk mengembangkan keterampilan dasar melakukan eksperimen dengan melatih kemam- puan mereka dalam mengobservasi dengan cermat, mengukur secara akurat dengan alat ukur yang sederhana atau lebih canggih, menggu- nakan dan menangani alat secara aman, merancang, melakukan dan menginterprestasikan eksperimen. c. Praktikum menjadi wahana belajar pendekatan ilmiah. Di dalam kegiatan praktikum, siswa dituntut untuk merumuskan masalah, merancang eksperimen, merakit alat, melakukan pengukuran secara cermat, menginterprestasi data perolehan, serta mengkomuni- kasikannya melalui laporan yang harus dibuatnya. d. Praktikum menunjang materi pelajaran.
  • 6. 48 Edi Daenuri Anwar Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014 Praktikum merupakan kegiatan yang dapat digunakan sebagai verifi- kasi konsep yang diajarkan oleh guru di kelas. Melalui kegiatan prak- tikum ini siswa mendapatkan kebenaran konsep atau teori yang telah mereka dapatkan secara nyata sehingga pemahaman konsep atau materi pelajarannya lebih mengena dan selalu diingat sepanjang masa. Kemampuan guru dalam pengelolaan laboratorium disesuaikan dengan Permendiknas No. 26 tahun 2008 tentang Standar Tenaga Pengelola Laboratorium Sekolah/Madrasah. Pengelolaan laboratorium IPA meliputi; mengkoordinasikan kegiatan praktikum dengan guru, menyusun jadwal kegiatan laboratorium, memantau pelaksanaan, kegiatan laboratorium, mengevaluasi kegiatan laboratorium, mengelola kegiatan laboratorium sekolah/madrasah, menyusun laporan kegiatan laboratorium, dan meng- koordinasikan kegiatan praktikum. Oleh karena itu, dalam kegiatan pelatihan pengelola laboratorium IPA di sekolah untuk kompetensi pengelolaan laboratorium disesuaikan dengan peraturan menteri tersebut. Laboratorium Laboratorium sering diartikan sebagai suatu ruang atau tempat dilakukannya percobaan atau penelitian. Ruang dimaksud dapat berupa gedung yang dibatasi oleh dinding dan atap atau alam terbuka misalnya kebun botani. Pada pembelajaran sains, keberadaan laboratorium menjadi sangat penting. Pada konteks proses belajar mengajar sains di sekolah- sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang didalamnya terdapat sejumlah alat-alat dan bahan praktikum. Atas dasar inilah pembahasan kita tentang pengelolaan laboratorium akan dibatasi pada laboratorium yang berupa ruang tertutup. Laboratorium Fisika Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah ukur- annya? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena sebuah laboratorium dibangun untuk tujuan tertentu. Artinya sebe- lum laboratoium itu dibangun harus mengetahui dahulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa? Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan un- tuk percobaan yang bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar mengajar.
  • 7. Pelatihan Pembuatan Alat-alat … 49 Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014 Jumlah siswa yang melebihi kapasitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40 orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2 dari keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan 40 praktikum mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3-4 m2untuk setiap mahasiswa. Peranan Laboratorium dalam Pembelajaran Di dalam pembelajaran sains, laboratorium berperan sebagai tempat kegiatan penunjang dari kegiatan kelas. Bahkan mungkin sebaliknya bahwa yang berperan utama dalam pembelajaran sains adalah laboratorium, sedangkan kelas sebagai tempat kegiatan penunjang. Fungsi lain dari laboratorium adalah sebagai tempat display atau pameran. Contohnya kita dapat menyaksikan adanya sejumlah spesimen hewan atau tumbuhan yang sengaja dipampang untuk pembelajaran. Kadang-kadang di dalam lab- oratorium juga dikoleksi sejumlah spesies langka atau bahkan yang sudah punah, baik yang mikroskopis maupun yang makroskopis. Dalam hal ini laboratorium ternyata juga dapat berperan sebagai musium kecil. Selain itu masih banyak lagi peranan laboratorium, sebagai perpustakaan IPA, sumber-sumber IPA D. Kondisi Dampingan Kecamatan Winong merupakan bagian dari Kabupaten Pati bagian Selatan. Kecamatan Winong terdapat 7 Sekolah Setingkat SLTP dengan rincian : 1 MTsN, 3 MTs Swasta, 2 SMPN dan 1 SMP Swasta. Keberadaan SMP/MTs swasta sangat memprihatinkan dari segi sarana dan Prasarana. 3 MTs Swasta tersebut adalah : MTs. Raudlotusy Syubban, MTs Nahdlotusy Syubban dan MTs Tarbiyatul Banin, sedangkan SMP swasta adalah SMP PGRI. I Mengenai kondisinya SMP/MTs swasta sebagai berikut : 1. MTs Nahdlotusy Syubban MTs ini didirikan cukup lama yaitu pada tahun 1983, sekarang dengan kepala Sekolah Bapak Drs. Abdul Hanan, S.Ag sekaligus mengajar IPA Fisika yang berlokasi didesa Sarimulyo Rt 3 Rw 6 Kecamatan Winong dengan akreditasi C. Merupakan desa yang paling ujung utara dari kecamatan Winong. Walaupun didirikan cukup lama karena kondisi ekonomi, Geografi, dan Tingkat pemahaman agama masyarakat yang
  • 8. 50 Edi Daenuri Anwar Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014 rendah sehingga memberikan andil dalam perkembangan madrasah ini. Keberadaan madrasah ini telah 30 tahun tetapi belum mengalami kemajuan yang berarti. Gambaran umum yang di miliki sekarang yaitu : total siswa dari kelas 1 sampai kelas 3 sebanyak dari 30 sebagian ruang belajar masih menggunakan ruang MI, belum memiliki labo- ratorium IPA, sedangkan guru yang mengampu sebanyak dua orang tidak memiliki basic tentang pendidikan sains. Keduanya merupakan lulusan ushuluddin dan hukum Islam. Madrasah ini hampir sebagian besar Guru merupakan lulusan Pesantren sebagian lulusan S1. Pada mata pelajaran tertentu belum memiliki guru yang sesuai dengan kompetensinya. 2. MTs Tarbiyatul Banin Madrasah ini terletak di Desa Pekalongan Kecamatan Winong meru- pakan desa yang dekat dengan Ibu kota kecamatan dan berjarak seki- tar 200 meter dengan MTs Negeri Winong. Sekarang dengan Kepala sekolah Bapak Drs Hafidz dan akreditasi B. Kondisi ini memberikan keberkahan tersendiri pada waktu penerimaan siswa baru. Sehingga sekolah ini selalu memperoleh limpahan siswa yang tidak di terima di MTs Negeri Winong. Dengan sarana dan prasarana pembelajaran yang representatif baik ruang dan gedungnya. Ruang laboratorium IPA satu ruangan dengan Laboratorium Komputer tetapi kebanyakan berisi alat-alat laboratorium biologi dan dalam pembelajarannya sering hanya sebagai peraga pendidikan. Guru yang yang mengajar adalah guru biologi sekaligus mengajar Fisika. Sehingga belum memiliki guru Fisika yang sesuai dengan bidang keahliannya 3. MTs Raudlotusy Syubban Madrasah ini terletak di Desa Tawangrejo Kecamatan Winong yang berjarak 2,5 Km dari ibukota kecamatan. Dengan Kepala Sekolah Bapak Sulhan, SH. Dengan sarana dan prasarana pembelajaran yang baik. Belum memiliki laboratorium IPA. Guru yang mengajar Fisika adalah guru Biologi dan Guru Kimia. 4. SMP PGRI Sekolah ini terletak di desa Winong, Ibu kota kecamatan yang berde- katan dengan SMPN 1 dengan Kepala Sekolah Bapak H. Jalil S.Ag. Karena berdekatan dengan SMPN inilah sehingga hampir semua murid terserap masuk ke SMP Negeri. Faktor inilah yang menyebab-
  • 9. Pelatihan Pembuatan Alat-alat … 51 Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014 kan sekolah ini kekurangan murid, demikian juga karena pembiayaan sekolah berasal dari BOS sehingga kekurangan biaya operasional. Sekolah ini tidak memiliki laboratorium IPA sedangkan pengajarnya berasal dari sarjana Kesehatan Masyarakat. E. Metode dan Strategi Pengabdian Metode kegiatan ini berupa pelatihan kepada para Guru-guru Mapel Fisika Di SMP/MTs swasta se-kecamatan Winong, setelah diberi pelatihan, selanjutnya dibimbing untuk menerapkan hasil pelatihan dalam rangka me- ningkatkan kemampuan Guru-guru dalam kegiatan dalam proses belajar- mengajar. Berikut ini adalah tahapan pelatihan yang dilakukan: 1. Tahap Persiapan Tahap persiapan yang dilakukan meliputi: a. Survey b. Pemantapan dan penetuan lokasi dan sasaran Penyusunan bahan/materi pelatihan, yang pembuatan meliputi: power point, makalah dan modul untuk kegiatan pelatihan Pembuatan alat- alat praktikum IPA Fisika bagi guru-guru mata pelajaran Fisika SMP/MTs Swasta se Kecamatan Winong 2. Tahap Pelaksanaan Pelatihan Tahap pelaksanaan pelatihan dilakukan persiapan. Dalam tahap ini dilakukan pertama, penjelasan tentang pembuatan alat-alat fisika, sesi pela- tihan ini menitikberatkan pada pemberian penjelasan mengenai laborato- rium IPA Fisika SMP, alat-alat praktikum dan metode eksperimennnya kedua, sesi pelatihan yang menitikberatkan pada penjelasan dan praktek pembuatan alat-alat Fisika sederhana. ketiga, sesi pelatihan yang ketiga ini peserta di beri tugas untuk membuat simulasi dan pembuatan alat-alat praktikum Fisika 3. Metode Pelatihan Untuk melaksanakan kegiatan tersebut digunakan beberapa metode pelatihan, yaitu: a. Metode Ceramah /Presentasi Metode ceramah dipilih untuk memberikan penjelasan tentang Karya pengabdian dosen : pemahaman guru-guru tentang Laborarium Fisika,
  • 10. 52 Edi Daenuri Anwar Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014 memotivasi guru-guru agar mau membuat alat-alat praktikum Fisika dan metode eksperimennya. b. Metode Praktik Langsung Metode ini instruktur langsung memberikan penjelasan disertai praktik pembuatan alat-alat Fisika yang mudah, murah dan banyak di jumpai disekitar kita serta metode eksperimentalnya. c. Metode Tanya Jawab Metode tanya jawab sangat penting bagi para peserta pelatihan, baik di saat menerima penjelasan tentang Laboratorium Fisika, Alat-alat laboratorium Fisika, Fungsi dan metode eksperimental-nya serta cara pembuatan alat-alat pada laboratorium Fisika. Metode ini memung- kinkan guru-guru menggali pengetahuan sebanyak-banyaknya tentang alat-alat laboratorium fisika dan juga pengalaman setelah simulasi praktek membuat alat-alat praktikum. d. Metode Simulasi Metode simulasi ini sangat penting diberikan kepada para peserta pelatihan untuk memberikan kesempatan mempraktekkan materi pelatihan yang diperoleh. Harapannya, peserta pelatihan akan benar- benar menguasai materi pelatihan yang diterima, mengetahui tingkat kemampuannya menerapkan kegiatan pelatihan secara teknis dan kemudian mengidentifikasi kesulitan-kesulitan untuk kemudian dipecahkan. A. Pelaksanaan Workshop. Pelaksanaan worshop yang dilakukan di MTs Nahdlotusy Syubban dengan mengundang 4 sekolah yang terdiri dari MTs Nahdlotusy Syubban, MTs Tarbiyatul Banin, MTs Raudlotusy Syubban dan SMP PGRI 5 Winong. Dengan setiap sekolah diharapkan mengirimkan 2 Guru IPA Fisika sehingga idealnya yang hadir berjumlah 8 peserta, tetapi untuk MTs Tarbiyatul Banin izin tidak mengirimkan peserta karena pada tanggal tersebut disekolahan ada hingga yang acara pertemuan wali murid. Sehingga yang hadir berjumlah 6 orang sebagai gantinya adalah 2 Guru dari MTs Nahdlotusy Syubban sehingga peserta berjumlah 8 orang. Pelaksanaan workshop secara umum tidak mengalami kendala walaupun tidak hadir 2 Peserta dari sekolah MTs Tarbiyatul Banin. Pelaksanaan Workshop dimulai jam 8.30 yang dengan peserta sebanyak 8.
  • 11. Pelatihan Pembuatan Alat-alat … 53 Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014 Sebagai gantinya akhirnya ditambah 2 peserta dari MTs Nahdlotusy Syubban Sarimulyo sehingga dari MTs Nahdlotusy Syubban sarimulyo berjumlah 4 Peserta. Setelah dimulai sekitar setengah jam tiba-tiba listrik padam, demikian juga berakibat pada MTs Nahdlotusy Syubban tetapi akhirnya dengan sigap ditangani dan diberi genset dari desa sehingga pelaksanaan bisa berjalan dengan lancar. Pelaksannaan workshop terbagi menjadi dua sesi, sesi pertama mengenai manajemen laboratorium sedangkan sesi kedua mengenai pembuatan alat-alat praktikum IPA Fisika. Selama pelaksanaan workshop peserta kabanyakan bertanya materi-materi yang belum difahami, hal tersebut sangat wajar karena dari seluruh peserta yang hadir adalah bukan sarjana Pendidikan Fisika ataupun Sarjana Fisika sehingga sangat wajar apabila bertanya tentang materi yang belum difahami. Materi yang ditanyakan oleh Ibu Supriyati, S.Pd adalah bagaimana cara merangkai paralel dan seri. Secara teori perhitungan bisa mengerjakan dan menerangkan kepada siswa tetapi secara praktek belum faham. Sehing- ga dalam workshop ini saya mempraktekkan bagaimana cara menyusun rangkaian seri dan paralel. Demikian juga bagaimana kalor dan perpindahannya yang ditanyakan oleh peserta dari SMP PGRI, bagaimana cara perhitungan energinya, dan perubahannya wujudnya. Berbeda dengan dari guru dari MTs Nahdlotusy Syubban Sarimulyo, karena beberapa Kompetensi Dasar guru pengampu matapelajaran ini kurang memahami konsep Fisika. Hal tersebut karena dilatarbelakangi oleh guru yang berlatar belakang ushuluddin, sehingga proses pembelajaran adalah lebih cenderung menghafalkan dan menghitung bagi beberapa materi yang sulit untuk dijelaskan. Praktikum pada matapelajaran ini sangat sedikit bahkan mungkin tidak ada sama sekali. Demikian juga sekolah tidak memiliki laboratorium IPA Fisika maupun alat Peraga IPA. Sebagai sisipan sebelum menerangkan workshop, narasumber mengupas Beberapa Materi dari kelas 7 sampai kelas 9 dan mempersilakan peserta bertanya materi-materi yang belum difahami. Hasilnya banyak sekali materi-materi yang ditanyakan oleh peserta baik mengenai kalor, listrik dinamis, optik, listrik statis dan lain-lain. Sehingga narasumber mene- rangkan konsep-konsep tersebut dan memberikan file-file materi baik
  • 12. 54 Edi Daenuri Anwar Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014 video, simulasi dan power point. Setelah peserta faham narasumber baru melanjutkan materi tentang workshop alat-alat praktikum IPA Fisika. Satu hal yang ditekankan ternyata beberapa peserta belum bisa membedakan mana lensa cembung dan cekung. Sehingga narasumber menerangkan perbedaan yang nyata lensa cembung dan cekung. Perbe- daan dapat diraba, lensa cekung apabila yang tengah semakin tipis dan lensa cembung apabila yang tengah semakin tebal. Demikian juga penentuan rangkaian seri dan paralel, narasumber menerangka secara detail karena beberapa peserta belum memahami perbedaan rangkaian tersebut. B. Hasil Workshop Peserta memperoleh Pengetahuan tentang Praktikum Fisika, dan Pembuatan alat-alat Praktikum Fisika, dan juga peserta mampu membuat alat-alat praktikum Fisika sederhana dengan metode eksperimennya mampu membedakan lensa cembung dan cekung. Bila tidak memungkin- kan alat tersebut dibuat maka alat tersebut tetap dibeli bagian-bagian tertentu yang dibutuhkan dengan harga yang sangat murah sedangkan bagian yang lain tetap di buat sendiri. Peserta mempunyai keahlian dan strategi bagaimana cara dalam membuat alat praktikum Fisika sederhana yang dapat di ujikan dalam ujian madrasah atau sekolah maupun ujian semester. Misalnya bagaimana cara menghitung gaya gravitasi, siswa hanya menyiapkan stopwatch, dan meteran dan benda yang bermassa. Benda dijatuhkan dari atas dengan ketinggian tertentu diukur sehingga bisa menggunakan rumus gerak jatuh bebas. Demikian juga untuk konsep-konsep yang lain. C. Antusiasme dan Tanggapan pelaksanaan Workshop Setelah diakhir acara workshop, narasumber meminta tanggapan dari masing-masing peserta. Ternyata para peserta sangat antusias sekali diadakan workshop ini dan mengharap dengan sangat untuk diadakan lagi pada semester-semester ke depan. Karena berdasarkan pengakuan peserta selama ini belum ada workshop pembelajaran, kurikulum, tentang laboratorium yang mereka ikuti. Belum ada sama sekali sehingga dengan adanya workshop ini mampu memotivasi, meningkatkan dan meng- upgrade pengetahuan guru-guru SMP/MTs swasta dikecamatan winong.
  • 13. Pelatihan Pembuatan Alat-alat … 55 Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014 Dari hasil dialog penulis dengan peserta mereka sepakat dengan sungguh untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh dalam pembe- lajaran dikelas, baik sebagai peraga, media maupun digunakan dalam praktikum. Tidak ada yang sulit dalam menyiapkan praktikum IPA, bisa dibuat dengan sangat murah. Atau juga membeli dengan sangat murah. F. Kesimpulan Dari hasil pengabdian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan : 1. Secara umum tingkat pemahaman guru Mapel IPA Fisika terhadap standar kompetensi dan praktikum IPA Fisika belum memahamai secara menyeluruh hal tersebut karena pengajar Fisika bukan Jurusan sarjana Pendidikan Fisika atau sarjana Fisika 2. Workshop yang dilaksanakan tanggal 7 September 2013 di MTs Nahdlotusy Syubban ini mengundang seluruh Guru SMP/MTs swasta IPA Fisika se-kecamatan winong, dengan materi pembuatan alat-alat praktikum IPA Fisika dan manajemen laboratorium. Hasilnya bebe- rapa peserta menyusun mengerti, memahami, membuat bagaimana cara membuat alat-alat praktikum IPA Fisika baik sebagai eksperimen dilaboratorium maupun sebagai sebagai alat-peraga. DAFTAR PUSTAKA A.H. Maslow, 1970, “A Theory of Human Motivation”. Paper dalam Psychological Review Gabel, D.L.1994, Handbook of Research on Science Teaching and Learning. New York: Mc Millan Publishing Company Harms, Virtual and remote labs in Physics education, German Institut for Research on Distance Education in the University of Tuebingen, 1-6 Kertodirekso, W. et al, 1986, penelitian Kesulitan Belajar Siswa SMAN di Kodya Bandung dalam bidang Biologi, Bandung, FPMIPA IKIP Koesmadji. 2004. Teknik Laboratorium. Bandung : FMIPA UPI Kuhn, Thomas S., 2002, The Structure of Scientific Revolutions: Peran Paradigma dalam Revolusi Sains, Remaja Rosdakarya, Bandung .
  • 14. 56 Edi Daenuri Anwar Dimas Vol. 14 No. 1 Tahun 2014 Moh. Amien. 1988. Buku Pedoman Laboratorium dan Petunjuk Praktikum IPA. Jakarta : Depdikbud Paulo Freire, 2002, Politik Pendidikan dan Kebudayaan, Kekuasaan dan Pembebasan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syaiful Bahri Djamarah, 2000, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, cet. 1, Jakarta Rineka Cipta. Surahman. 1987. Pengelolaan Laboratorium Biologi. Yogyakarta : FMIPA IKIP Yogyakarta Wenty, 2010, Pengembangan Pengajaran Praktik dengan Pre-Lab berbasis Simulation, Laporan penelitian Puslit yang di biayai oleh DIPA 2010 Hadiat (ed.). 1984. Pedoman pengelolaan laboratorium IPA : pegangan guru. proyek pengadaan buku. depdikbud. Peraturan menteri pendidikan nasional RI tentang standart tenaga laboratorium sekolah/ madrasah. no. 26 tahun 2008 Dr.dr. BM.Wara Kushartanti, manajemen laboratorium sebagai sumber Belajar, staff.uny.ac.id/sites/default/.../MANAJEMEN%20LABORATORIUM.pdf diakses tanggal 9 September 2013 Merancang Pengelolaan Kegiatan Laboratorium Ipa Di Sekolah, kimia.unnes.ac.id/manlab/kegiatan-lab.pdf diakses tanggal 9 september 2013 Drs. Suyitno Al. MS, tata letak alat laboratorium ipa .staff.uny.ac.id/sites/defa- ult/files/pengabdian/.../tata-letak-alat-lab.pdf diakses tanggal 9 september 2013 Manajemen Laboratorium, makalah pelatihan manajemen laboratorium ikawcollections.files.wordpress.com/2010/.../manajemen-laboratorium.pdf. diakses tanggal 9 september 2013