SlideShare a Scribd company logo
1 of 66
1
BAB I.
PENDAHULUAN
A. RASIONAL
1. Latar Belakang
Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru
yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013
merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill dan pendidikan
berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan
presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini
menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu.
Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu
satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan.
Di dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Bagian Umum dijelaskan bahwa pembaruan pendidikan
memerlukan strategi tertentu dan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional
ini adalah ... “2. pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.”
Pasal 35 Undang-undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur bahwa
... “(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.” Selanjutnya
di dalam penjelasan Pasal 35 dinyatakan bahwa “kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sesuai dengan standar nasional yanga telah disepakati.”
Pada hakikatnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran tersebut
diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para pendidik dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan
dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat
2
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.
Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006
yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.
Berdasarkan hasil analisis konteks SD Negeri 09 Manggis Ganting Kota
Bukittinggi terhadap delapan standar nasional pendidikan serta kondisi lingkungan SD
Negeri 09 Manggis Ganting Kota Bukittinggi, dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Standar Isi
Kurikulum SD Negeri 09 Manggis Ganting Bukittinggi telah disusun dengan
Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 pasal 6 ayat 1 yang berisi kurikulum untuk
jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah terdiri atas:
1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
4. kelompok mata pelajaran estetika;
5. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum SD Negeri 09 Manggis Ganting
Bukittinggi berdasarkan kepada 7 prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan
lingkungannya peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan
kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral
berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang. Kurikulum juga dikembangkan
berdasarkan jenis pendidikan tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan
3
adat istiadat serta status sosial, ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi
substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan
pengembangan diri secara terpadu. Kurikulum tersebut disusun secara
berkaitan dan berkesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena
itu, semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni tersebut
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan para pemangku
kepentingan
5 Menyeluruh dan kesinambungan.
Substansi Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 09 Manggis Ganting Bukittinggi
mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar
semua tingkat kelas.
6. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 09 Manggis Ganting Bukittinggi diarahkan
kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan
antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta
arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah.
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 09 Manggis Ganting Bukittinggi
dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
4
1) Kondisi Nyata
SD Negeri 09 Manggis Ganting sudah menyesuaikan kurikulum dengan
karakter daerah, kondisi budaya, sosial masyarakat, usia peserta didik dan kebutuhan
pembelajaran, beragam dan terpadu, relevan dengan kebutuhan hidup, menyeluruh dan
berkesinambungan dan belajar sepanjang hayat. Selain itu SD Negeri 09 Manggis
Ganting juga telah melaksanakan program pengembangan diri sesuai dengan bakat dan
minat siswa.
2) Kondisi Ideal
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip yang berpusat pada potensi,
perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, beragam
dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,
relevan dengan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang
hayat dan seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Prinsip pelaksanaan kurikulum idealnya didasarkan pada potensi dilaksanakan
dengan menegakkan kelima pilar belajar, memungkinkan peserta didik mendapat
pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan atau percepatan sesuai dengan
potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta didik, dilaksanakan dalam suasana
hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan mengahargai, akrab,
terbuka dan hangat dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing
ngarso sung tulodo, menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber
belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai
sumber belajar, sesuai dengan falsafah Alam Takambang Jadi Guru. Kurikulum juga
harus dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta
mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembangan diri.
Beban belajar untuk kelas I adalah 30 jam per minggu, kelas II 32 jam, kelas
III 34 jam, serta 36 jam untuk kelas IV, V dan VI. Satuan pendidikan dimungkinkan
menambah maksimum empat jam per minggu secara keseluruhan. Alokasi yang
ditetapkan untuk satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
b. Standar Kompetensi Lulusan
Peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia 20 Tahun
2016 tentang standar kompetisi lulusan pendidikan dasar dan menengah. Standar
Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
5
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri
atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai
setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah. Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar
Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan
kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil
yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi
penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang. Setiap
lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
1) Kondisi Nyata
Secara umum peserta didik di SD Negeri 09 Manggis Ganting sudah mampu
mencapai target yang telah ditetapkan pada KKM untuk beberapa mata pelajaran
untuk semua tingkatan kelas. Sedangkan untuk pencapaian hasil kompetensi lulusan
siswa kelas enam, sudah memperoleh nilai yang memuaskan. Terbukti dari hasil nilai
rata-rata kelulusan lima tahun terakhir adalah diatas 80,00 sehingga 100% peserta
didik lulusan SD Negeri 09 Manggis Ganting diterima di SLTP maupun MTSN yag
menjadi sekolah favorit di kota Bukittinggi bahkan di Sumatera Barat.
Hasil ujian sekolah kelas VI Tahun Pelajaran 2019/2020 SD Negeri 09
Manggis Ganting sebagai berikut :
1. Pendidikan Agama, rata-rata = 86.19
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, rata-rata = 84.42
3. Bahasa Indonesia,rata-rata = 82.11
4. Matematika, rata-rata = 80.50
5. Ilmu Pengetahuan Alam, rata-rata = 82.73
6. Ilmu Pengetahuan Sosial,rata-rata = 83.16
7. Pendidikan Jasmani dan Olah Raga, rata-rata = 83.33
8. Seni Budaya dan Keterampilan , rata-rata = 83.51
2) Kondisi Ideal
Peserta didik di SD Negeri 09 Manggis Ganting seharusnya mencapai target
yang telah ditetapkan pada KKM untuk seluruh mata pelajaran dari setiap kelas. Nilai
rata-rata seluruh mata pelajaran setiap tahun mengalami peningkatan. Hasil lulusan
6
ujian di SD Negeri 09 Manggis Ganting berhasil lulus 100% dengan rata-rata setiap
tahunnya meningkat.
c. Standar Proses
Peraturan metri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22
Tahun 2006 Tentang Standar Proses Pendidikan dasar dan menengah menyatakan
bahawa Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada
satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar proses
mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Sesuai dengan
Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan.
Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses
psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas
“mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”.
Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar,
menyaji, dan mencipta”. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan
perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat
pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar matapelajaran), dan
tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis
penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan
peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun
kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang
menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
1) Kondisi Nyata
SD Negeri 09 Manggis Ganting telah melakukan analisis SK–KD, menetapkan
KKM, menyusun silabus dan mengembangkan RPP untuk semua mata pelajaran di
setiap tingkatan kelas. Namun penyusunan perangkat pembelajaran ini masih perlu
disempurnakan, agar dapat memenuhi Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru–guru di SD Negeri 09 Manggis
Ganting sudah menggunakan strategi dan media pembelajaran yang dapat mendukung
keberhasilan siswa dalam mencapai target pembelajaran yang telah ditetapkan. Namun
7
masih ada pelaksanaan pembelajaran yang belum menggunakan media pembelajaran
pada materi tertentu.
Penilaian pembelajaran juga sudah dilakukan oleh guru–guru SD Negeri 09
Manggis Ganting. Pelaksanaan penilaian sudah mengacu kepada Permen No. 20, tapi
masih ada sebagaian guru yang belum mengadministrasikan dengan baik analisis
ulangan hariannya secara optimal. Kegiatan remedial juga sudah dilaksanakan
terhadap peserta didik yang belum mencapai KKM.
1) Kondisi Ideal
SD Negeri 09 Manggis Ganting harus menyempurnakan penyusunan analisis
SK-KD, penetapan KKM, penyusunan silabus dan RPP agar sesuai dengan Standar
Nasional Pendidikan. Pelaksanaan proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran
harus fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap
satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
d. Standar Pengelolaan
1) Kondisi Nyata
Keberhasilan pengelolaan SD Negeri 09 Manggis Ganting tidak terlepas dari
kerjasama sari semua komponen sekolah, diantaranya Kepala Sekolah, Majelis Guru,
Karyawan, Komite Sekolah, Orang Tua siswa serta masyarakat sekitar lingkungan
sekolah. Setiap keputusan yang akan diambil menyangkut kegiatan proses belajar dan
mengajar serta kegiatan lain yang menunjang proses belajar mengajar selalu
dimusyawarahkan dengan semua unsur terkait dengan mengadakan rapat periodik atau
bulanan.
2) Kondisi Ideal
Pelaksanaan pengelolaan di SD Negeri 09 Manggis Ganting harus
dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi serta tujuan yang telah ditetapkan sekolah.
Semua kebijaksanaan yang diambil di sekolah baik yang berhubungan dengan proses
belajar mengajar maupun yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar,
didasarkan kepada hasil musyawarah kepala sekolah, majelis guru, karyawan, komite
sekolah, orang tua serta masyarakat sekitar sekolah.
8
e. Standar Penilaian
1) Kondisi Nyata
Penilaian telah dilaksanakan oleh semua guru di SD Negeri 09 Manggis
Ganting untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dan tingkat pemahaman siswa
terhadap materi yang telah disampaikan. Penilaian yang dilakukan guru berupa
ulangan harian, ulangan pertengahan semester dan ulangan akhir semester. Ulangan
harian dilaksanakan setiap selesainya satu KD di setiap mata pelajaran yang diajarkan.
Ulangan tengah semester dilaksanakan setelah 8–9 minggu kegiatan pembelajaran
terlaksana dalam satu semester, dengan tujuan untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa terhadap KD yang dtelah dipelajari. Sedangkan ulangan akhir semester
dilaksanakan di akhir semester yang ditempuh, meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut yang juga dilaksanakan
terjadwal dengan bentuk soal objektif, isian dan uraian. Rata–rata UH, ulangan tengah
semester dan ulangan akhir semester digunakan untuk memperoleh nilai akhir siswa.
Ujian sekolah yang dilakukan oleh SD Negeri 09 Manggis Ganting,
dilaksanakan oleh siswa kelas 6 di akhir tahun pembelajaran dengan jadwal yang telah
ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi Kota Bukittinggi.
Mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau
psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia, estetika dan mata
pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Ujian Sekolah yang selanjutnya disebut US yang meliputi mata pelajaran
Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA untuk menilai pencapaian Standar Nasional
Pendidikan. Pelaksanaan US juga disesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan oleh
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi Kota Bukittinggi.
2) Kondisi Ideal
Penilaian berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik, proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik, beracuan kriteria. Proses yang
dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan
dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan
pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik melalui Ulangan
Harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu KD atau lebih. Penilaian tengah
semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian
9
kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8–9 minggu kegiatan pembelajaran.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada
periode tersebut. Penilaian akhir semesteran adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada
semester tersebut. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem
paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada
semester tersebut. Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan
atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan
pendidikan. Mata pelajaran diujikan adalah semua mata pelajaran ilmu pengetahuan
dan teknologi, termasuk yang diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif
dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia serta
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan di atur dalam
POS Ujian Sekolah. Ujian Sekolah yang selanjutnya disebut US adalah kegiatan
pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran
tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam
rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan. Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) adalah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan
pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata
pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang
kompetensi. Prinsip Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan
dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut : sahih, berarti
Penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur, objektif,
berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi
subjektivitas penilai. Adil, penialaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta
didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku,
budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender. Terpadu, artinya penialain
oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan
pembelajaran terbuka, prosedur penilaain, kriteria penilaian dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan, menyeluruh dan
berkesinambungan, penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi
dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
10
perkembangan kemampuan peserta didik, sistematis, atrinya penilaian dilakukan
secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah–langkah baku, beracuan
kriteria, penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
Akuntabel, artinya penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur maupun hasilnya. Teknik dan Instrumen Penilaian hasil belajar oleh
pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan
perseorangan atau kelompok dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik
kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Teknik tes berupa tes tertulis, tes
lisan dan tes praktik atau tes kinerja. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan
selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran. Teknik
penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah
dan/atau proyek. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik
memenuhi persyaratan sebagai berikut: Substansi, adalah merepresentasikan
kompetensi yang dinilai. Konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai
dengan bentuk instrumen yang digunakan. Bahasa, adalah menggunakan bahasa yang
baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian
sekolah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi dan bahasa serta memiliki bukti
validasi empirik. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk
UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa dan memiliki bukti validasi
empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar
daerah dan antar tahun. Mekanisme dan Prosedur Penilaian, Penilaian hasil belajar
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan
pendidikan, dan pemerintah. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan
pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester
dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan
pendidikan. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok
mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan
aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama
dan akhlaq mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan oleh satuan pendidikan melaui ujian sekolah untuk memperoleh pengakuan
atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan
pendidikan. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran
kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,
11
olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil
penilaian oleh pendidik. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata
pelajaran agama dan akhlaq mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan
kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik
berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian
sekolah. Kegiatan ujian sekolah dilakukan dengan langkah–langkah sebagai berikut:
(a) menyusun kisi–kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian,
(d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah, dan (e)
melaporkan memanfaatkan hasil penilaian. Penilaian akhlaq mulia yang merupakan
aspek efektif dari kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia, sebagai
perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, dilakukan
oleh guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain
dan sumber lain yang relevan. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan
kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warga negara yang baik
sesuai dengan norma dan nilai–nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan
bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran
kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan
memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang
relevan. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata
pelajaran yang relevan. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan
dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh Pembina kegiatan dan kepala
sekolah. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan
ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti
pembelajaran remedi. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan
disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai
dengan deskripsi kemajuan belajar. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan
melalui US dengan langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar
(POS) US. US diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)
bekerjasama dengan instansi terkait. Hasil US disampaikan kepada satuan pendidikan
untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan
salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk kejenjang pendidikan berikutnya. Hasil
analisis data US disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk
pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian
bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Penilaian oleh Pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk
12
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan
efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai
berikut: menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat
rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Mengembangkan indikator
pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus
mata pelajaran, mengembangkan instrument dan pedoman penilaian sesuai dengan
bentuk dan teknik penilaian yang dipilih. Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan,
dan/atau bentuk lain yang diperlukan. Mengolah hasil penilaian dan mengetahui
kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik. Mengembalikan hasil
pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik.
Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran, melaporkan hasil
penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan
pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi
singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada
guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak
dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik.
Penilaian oleh Satuan Pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi
peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai
berikut : menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, karakteristik peserta mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan
melalui rapat dewan pendidik. Mengkoordinasikan penilaian tengah semester,
penilaian akhir semester, dan penilaian kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang
menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik. Menentukan nilai akhir
kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,
olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan
hasil penilaian oleh pendidik. Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama
dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian
oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah. Menyelenggarakan ujian sekolah dan
menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah sesuai dengan POS Ujian
Sekolah bagi satuan pendidikan penyelenggara US. Melaporkan hasil penilaian mata
pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada
orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan. Melaporkan
pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan
13
kabupaten/kota. Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui
rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria: menyelesaikan seluruh program
pembelajaran. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh
mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Lulus Ujian Sekolah.
Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik
yang mengikuti Ujian nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara US.
Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan
pendidikan penyelenggara US. Penilaian oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk US
yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada
mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi. US didukung oleh sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta
pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil. Dalam rangka penggunaan hasil US untuk
pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan
membuat peta daya serap berdasarkan hasil US dan menyampaikan ke pihak yang
berkepentingan. Hasil US menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan
pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan. Hasil US digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan
kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. Hasil US
digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan
yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun oleh Menteri berdasarkan
rekomendasi BSNP
14
f. Standar Pendidik dan Tenaga Pendidikan
1) Kondisi Nyata
No Nama / NIP
Jenis
Kelamin
L/P
Jabatan Pendidikan
Sertifikasi
Tahun
Ket
1
JUMAIDI, S.Pd
L
Plt Kepala Sekolah /
Guru Penjas
S.1 2011 PNS
196605211986031002
2
Dra. Hj. ERNETTI
P Guru Kelas V S.1 2008 PNS
196207101983032004
3
SUPRIYATNI, S.Pd
P Guru Kelas IV S.1 2011 PNS
197307271999122002
4
EMILIDIYA, S.Pd SD
P Guru Kelas I S.1 2011 PNS
196705121988022002
5
WILDA HELMI, S.Pd I
P
Guru Pendidikan
Agama Islam
S.1 2015 PNS
196012301986032005
6
EVA MARLINDA, S.Pd
P Guru Kelas VI S.1 - PNS
198203202009012002
7
YOSI NOVITA, S.Pd
P Guru Kelas III S.1 2018 PNS
198511032008022001
8
GHENI AOSI, S.Pd
P Guru Kelas II S.1 2016 PNS
198412212010012018
9
NOVALIA MASRI, A. Md
P Tata Usaha D. III -
NON
PNS
10
OZI NOVIA WENDRI, S.Pd
P Pegawai Pustaka S 1 -
NON
PNS
11
AFFRILIANA FITRI, S.Pd
P Tata Usaha S 1 -
NON
PNS
12
AKHIRUL ABDI
L Penjaga Sekolah SMA -
NON
PNS
Pelaksana Langsung Tugas (PLT) Kepala Sekolah sudah berstatus PNS, delapan orang
guru sudah berstatus PNS dan tujuh orang guru sudah memperoleh sertifikat pendidik. Tenaga
tata usaha masih berstatus honorer. Tenaga pustaka masih berstatus honorer dan penjaga sekolah
juga masih berstatus honorer.
2) Kondisi Ideal
Di bidang akademik 100% guru berijazah S1 dan sudah sertifikasi. Bagi Pendidik dan
Tenaga kependidikan seperti guru, tenaga tata usaha dan tenaga pustaka yang honorer diangkat
menjadi PNS.
15
g. Standar Sarana dan Prasarana
Menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana sebuah SD/MI sekurang-kurangnya
memiliki prasarana sebagai berikut:
1. Ruang kelas, Ruang perpustakaan, Laboratorium IPA
2. Ruang pimpinan
3. Ruang guru
4. Tempat beribadah
5. Ruang UKS
6. Jamban
7. Gudang
8. Ruang sirkulasi
9. Tempat bermain/berolahraga.
1) Kondisi Nyata
SD Negeri 09 Manggis Ganting terletak di Jalan Soekarno Hatta Kelurahan
Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi yang tenang dan bebas polusi. Berdiri di
atas tanah seluas + 1873 m2. SD Negeri 09 Manggis Ganting memiliki 6 ruang kelas,
1 ruang kepala sekolah, 1 ruang majelis guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1
mushala, 1 ruang WC guru, 1 ruang WC kepala sekolah dan 4 ruang WC siswa yang
masing-masing berada di luar kelas.
2) Kondisi Ideal
Beberapa ruangan yang dimiliki SD Negeri 09 Manggis Ganting perlu
diperbaiki. Seperti WC untuk siswa yang jumlahnya masih belum sesuai standar.
Selain itu SD Negeri 09 Manggis Ganting juga masih membutuhkan ruangan untuk
labor yang memenuhi standar yang saharusnya.
h. Standar Pembiayaan
1) Kondisi Nyata
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar dan kegiatan sekolah lainnya
SDN 09 Manggis Ganting memperoleh biaya dari pemerintah pusat yang bersumber
dari APBN yaitu Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan dari Pemda Kota
bukittinggi yang bersumber dari APBD berupa: Dana DPA (Dokumen Pelaksanaan
Anggaran).
16
2) Kondisi Ideal
SDN 09 Manggis Ganting memperoleh biaya dari pemerintah pusat yang
bersumber dari APBN dan Bantuan Pemda kota Bukittinggi yang bersumber dari
APBD. Seharusnya sekolah juga bisa bekerja sama dengan dunia usaha dan dunia
industri (wirausaha sekolah).
A. Landasan Penyusunan Kurikulum 2013
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan
dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013
dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang
beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa
menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan
masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini
dan masa depan dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
17
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli
terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di
masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk
dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik
dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca,
dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh
lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan
berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan
rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan
kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin
ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.
18
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana
di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam
beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi
yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa
dan umat manusia.
2. Landasan Yuridis Kurikulum 2013
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak
serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang
bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta
didik “menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU RI nomor 20 tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional).
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan
kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini,
dan kehidupan bangsa di masa mendatang.
Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu
proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi
pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan
keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan
menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman
dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan
menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki peserta didik
apabila pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, ketrampilan
sosial memberikan dasar untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai
individu, anggota masyarakat, warganegara, dan anggota umat manusia.
Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan
bangsa dengan segala aspek kehidupan yang mencerminkan karakter bangsa
masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu, konten pendidikan yang
dikembangkan kurikulum tidak berupa prestasi besar bangsa di masa lalu semata
tetapi juga hal-hal yang berkembang pada saat kini dan akan berkelanjutan ke
masa mendatang. Berbagai perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya,
ekonomi, sosial, politik yang dihadapi masyarakat, bangsa dan umat manusia
19
dikemas sebagai konten pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa
masa kini memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan
kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan
berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan
memposisikan pendidikan sebagai sesuatu yang tidak terlepas dari lingkungan
sosial, budaya, dan alam. Lagipula, konten pendidikan dari kehidupan bangsa
masa kini akan memberi makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya
bangsa di masa lalu untuk digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari
kehidupan masa kini.
Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan
apa yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan
pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar
pikiran itu maka konten pendidikan yang dikembangkan dari warian budaya dan
kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta
didik menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa dimana dia
telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, ketrampilan
dan pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk
kehidupan paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang. Artinya, konten
pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan
dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk
dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi,
anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta bertanggungjawab di
masa mendatang.
Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa
kini dan masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan
prestasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan
untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa
sekarang-masa yang akan datang, menjadi landasan filosofis pengembangan
kurikulum. Pewarisan nilai dan prestasi bangsa di masa lampau memberikan
dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota masyarakat, modal
yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan bangsa
dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan keberlanjutan
kehidupan bangsa dan warga negara di masa mendatang. Dengan tiga dimensi
kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan peserta didik dalam
lingkungan sosial budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik
20
sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk
kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan
yang lebih baik lagi.
Adapun Landasan Filosofis Kurikulum 2013 Adalah Sebagai Berikut
1. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. PP No 23 tahun 2014 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan
4. Permendikbud No 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
5. Permendikbud No 21 tahun 2016 tentang Standar Isi
6. Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang Standar Proses
7. Permendikbud No 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
8. Permendikbud No 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar Pendidikan dasar dan Menengah
9. Permendikbud No 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum
Kompetensi SD
10. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
11. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler
12. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Kepramukaan
13. Permendikbud Nomor 74 Tahun 2014 tentang muatan lokal pada kurikulum
2013
14. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang pembelajaran pada
pendidikan dasar dan menengah
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015
Tentang gerakan Penumbuhan Budi Pekerti
21
16. Peraturan Mentri Pendidkan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2017 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Melalui Ujian Nasional dan
Penilaian hasil Belajar Oleh Satuan Pendidikan Melalui Ujian
Sekolah/Madrasah
17. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter dan Permendikbud nomor 20 Tahun 2018 tentang PPK pada satuan
pendidikan formal
18. Permendikbud No 71 tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran Layak
19. Permendikbud no 23 tahun 2015 tentang gerakan literasi sekolah
B. Tujuan Penyusunan Kurikulum 2013
Mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban
dunia.
C. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013
Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki
karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil
analisis terhadap kondisi yang diharapkan terdapat maka dipeloleh 14 prinsip utama
pembelajaran yang perlu guru terapkan.
Ada pun 14 prinsip itu adalah:
1. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu; pembelajaran mendorong
siswa menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru tidak berusaha
untuk meberitahu siswa karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam
bentuk final. Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa
terhadap suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya
dalam bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan
penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam
pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati
fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu guru selalu memulai dengan
menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa
dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan
bertanya.
22
2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber; pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan
pembelajaran membuka peluang kepada siswa sumber belajar seperti informasi
dari buku siswa, internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah
disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat
memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu
siswa memanfaatkan sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu
dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka
dalam kelas.
3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah; pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan
sumber belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil
belajar siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam
bentuk teks, disain program, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan
berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari
lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya.
4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi; pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari
aktivitas dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap,
pengetahuan, dan keterampilannya.
5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran
dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang
terpadu. Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu
untuk menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang
pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa bersama-sama, serta
menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban
belajar siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang banyak,
serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban belajar berlebih yang
kontraproduktif terhadap perkembangan siswa.
6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; di sini
siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggul. Siswa melihat awan yang sama
di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada
sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat
23
yangberjauhan, mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang
awan itu, benar menjadi beragam.
7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; pada waktu
lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam
bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa
harus lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat
siswa melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya
dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra lainnya.
8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills); hasil belajar pada rapot tidak hanya
melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi
menyangku perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang
dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis, berbicara, mendengar yang
mencerminkan keterampilan berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk
aktivitas dalam menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi
yang santun, keterampilan menghargai pendapat dan yang lainnya.
9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan
siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini memerlukan guru untuk
mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik
sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas
siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai
bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesusaikan dengan dengan
kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis,
menggunakan teknologi, bicara yang santun merupakan aktivitas yang tidak
hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi
dalam ruang lingkup global.
10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan
(ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso),
dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri
handayani); di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat
menjadi teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh
menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah
siswa menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong semangat siswa
tumbuh mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.
24
11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; karena
itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak
dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya
memanfaatkan waktu dalam kelas.
12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja
adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. Prinsip ini menadakan bahwa
ruang belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan
lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan sekolah
sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi
siswa. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem
yang terbuka.
13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; di sini sekolah perlu
meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum
memiliki kapasitas yang mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Yang
paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebabab mendapatkan
pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak siswa tetap akan menghadapi
tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah tidak
memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan jomplang daripada siswa yang
memeroleh pelajaran menggunakannya.
14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa; cita-
cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang,
cara belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu
pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan
indah jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman.
Hargai semua siswa, kembangkan kolaborasi, dan biarkan siswa tumbuh menurut
potensinya masing-masing dalam kolobarasi kelompoknya.
Demikian materi tentang prinsip pembelajaran yang disarikan dari materi
pelatihan implementasi Kurikulum 2013.
25
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
A. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.
B. Visi Sekolah
Cerdas bertaqwa, berkarakter, berbudaya lingkungan bersih dan sehat.
C. Misi Sekolah
Untuk mencapai visi di atas SD Negeri 09 Manggis Ganting menjalankan misi sebagai
berikut :
1. Meningkatkan kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan sehingga
mampu melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
2. Melaksanakan pembelajaran secara aktif, inovatif, kreatif, efektif dan
menyenangkan
3. Menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif secara intensif kepada
seluruh warga sekolah
4. Meningkatkan disiplin seluruh warga sekolah
5. Mengembangkan bakat dan potensi peserta didik
6. Mengembangkan kegiatan keagamaan untuk meningkatkan iman dan taqwa
7. Menumbuhkan sikap simpati, empati dan kesetiakawanan sosial
8. Mengembangkan pendidikan berkarakter dan berbudaya lingkungan
9. Menumbuhkan kesadaran pada warga sekolah untuk menjaga lingkungan asri
10. Menumbuhkan kebiasaan hidup bersih, rapi dan sehat.
D. Tujuan Sekolah
Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan
sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini:
1. Meningkatnya kemampuan propesional guru dan tenaga kependidikan
2. Terwujudnya manajemen pendidikan yang efektif dan efisien
26
3. Adanya buku dan sarana belajar yang memadai dan selalu dalam kondisi siap
pakai.
4. Terwujudnya fisik dan penampilan sekolah yang baik dan kondusif setiap tahun
5. Terwujudnya budaya disiplin dikalangan warga sekolah setiap tahun
6. Adanya semangat keunggulan dan kompetitif secara intensif kepada seluruh
warga sekolah.
7. Terwujudnya akhlak mulia pada peserta didik
8. Diterapkan manajemen partisipasi aktif seluruh warga sekolah dalam pengambilan
kebijakan dan dalam mewujudkan suasana sekolah yang kondusif dan asri.
9. Proporsi lulusan diterima di SMP faforit meningkat
10. Memiliki Tim olah raga minimal 2 cabang dan mampu menjadi finalis tingkat
Kota.
11. Memiliki Tim kesenian yang mampu tampil setingkat Kota.
12. Memiliki kondisi sekolah yang kondusif dan Asri Serta berbudaya lingkungan.
13. Memiliki tim kreatifitas minimal 2 cabang keterampilan dan mampu bersaing
tingkat Kota.
27
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk
kurikulum SD Negeri 09 Manggis Ganting organisasi Kompetensi Dasar kurikulum
dilakukan melalui pendekatan terintegrasi (integrated curriculum). Berdasarkan
pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang
mengintegrasikan konten mata pelajaran IPA dan IPS di kelas I, II, dan III ke dalam mata
pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika,
serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka struktur
Kurikulum SD Negeri 09 Manggis Ganting menjadi lebih sederhana karena jumlah mata
pelajaran berkurang.
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam
bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi
konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan
beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum adalah juga
merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten
dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem
semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran
berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum adalah juga gambaran
mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang peserta didik dalam
menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur
kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang peserta didik
yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam
struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan
berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, dan beban
belajar.
28
Tabel 1
Sturktur Kurikulum
No Mata Pelajaran Alokasi Waktu Belajar
Perminggu
I II III IV V VI
Kelompok A
1 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 5 6 5 5 5
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 30 32 34 36 36 36
Keterangan:
 Selain kegiatan intrakurikuler SD Negeri 09 Manggis Ganting juga melaksanakan
kegiatan ekstrakurikuler yaitu pramuka dalam rangka mendukung pembentukan
kompetensi sikap sosial peserta didik, terutama sikap peduli. Di samping itu juga
dapat digunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis
pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilan dalam
ranah konkrik
 Matapelajaran kelompok A dikembangkan oleh pusat, sementara matapelajaran
kelompok B dikembangkan oleh pusat dan pemerintah daerah
 Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit
 Pada kurikulum 2013 setiap kelas melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dan
prosesnya dengan pendekatan saintifik
29
Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat diterapkan
dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan
dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan
dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.
Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan dilakukan
juga terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan dengan
menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan
antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia
perkembangan psikologis peserta didik.
Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki
Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA
dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam
berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua
mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain
kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat
pula kegiatan ekstrakurikuler SD Negeri 09 Manggis Ganting antara lain Pramuka (Wajib)
dan Usaha Kesehatan Sekolah. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang
terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat
dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan
pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta
didik pada satuan pendidikan tersebut.
B. Muatan Kurikulum
Permendikbud Nomor 74 Tahun 2014 tentang muatan lokal pada kurikulum
2013. Muatan Kurikulum 2013 SD Negeri 09 Manggis Ganting meliputi sejumlah mata
pelajaran yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan.
Muatan Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan
pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan diluar
30
tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk
ke dalam isi kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional
Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan
pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai dengan
Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas kompetensi dasar
dam kompensi inti.
1. Mata Pelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan
kepada siswa sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban
belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pada masing-
masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan pendekatan pada mata pelajaran
tergantung pada ciri khas dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan
menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah. Sejumlah mata pelajaran
tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada setaiap satua pendidikan.
1. Pendidikan Agama Islam
Tujuan :
 Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan
pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman
peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
 Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia
yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif,
jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara
personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas
sekolah.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai
berikut.
1. Al-Qur’an dan Hadits
2. Akhlaq
3. Aqidah
4. Fiqih
Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia
31
dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan
manusia dengan alam sekitarnya.
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
 Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu
kewarganegaraan
 Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara cerdas
dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti
korupsi.
 Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup
bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
 Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek
aspek sebagai berikut.
1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan,
Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,
Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam
pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan
2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga,
Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan-
peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional
3) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban
anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM
4) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai
warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan
32
pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan
kedudukan warga negara
5) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia,
Hubungan dasar negara dengan konstitusi
6) Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan Desa dan Kecamatan,
Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem
politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani,
Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi
7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka
Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan
organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi
3. Bahasa Indonesia
Tujuan
 Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,
baik secara lisan maupun tulis.
 Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa
persatuan dan bahasa negara
 Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan
kreatif untuk berbagai tujuan.
 Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan
intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
 Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan berbahasa.
 Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya
dan intelektual manusia Indonesia.
33
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22
Tahun 2006.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen
kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek
sebagai berikut.
1) Mendengarkan
2) Berbicara
3) Membaca
4) Menulis
4. Matematika
Tujuan:
 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan
mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan
tepat, dalam pemecahan masalah.
 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan
gagasan dan pernyataan matematika.
 Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi
yang diperoleh.
 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Ruang Lingkup
Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek aspek
sebagai berikut.
1) Bilangan
2) Geometri dan pengukuran
34
3) Pengolahan data.
5. Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan:
 Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya.
 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat.
 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memacahkan masalah dan membuat keputusan.
 Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga
dan melestarikan lingkungan alam.
 Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai
dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut.
1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan
dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan
2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas
3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik,
cahaya dan pesawat sederhana
4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda
langit lainnya.
6. Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat
dan lingkungannya.
 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,
inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
35
 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
 Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan
2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
3) Sistem Sosial dan Budaya
4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan.
7. Seni Budaya dan Prakarya
Tujuan :
 Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.
 Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya.
 Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.
 Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat
lokal, regional, maupun global.
Ruang Lingkup
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan meliputi aspek-aspek sebagai
berikut.
1) Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak,
dan sebagainya
2) Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal,
memainkan alat musik, apresiasi karya musik
3) Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan
tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari
4) Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni
musik, seni tari dan peran
5) Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup ( life skills ) yang
meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan
vokasional dan keterampilan akademik
36
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
Tujuan :
 Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat
melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.
 Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih
baik.
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.
 Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai-
nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan
kesehatan.
 Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab,
kerjasama, percaya diri dan demokratis.
 Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri,
orang lain dan lingkungan.
 Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang
bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang
sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap
yang positif.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
meliputi aspek-aspek sebagai berikut.
1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan.
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor dan
manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola
voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas
lainnya
2) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya
3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa
alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya
4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam
aerobic serta aktivitas lainnya
5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan
bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya
37
6) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan
lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung
7) Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan
sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap
sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman
yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang
tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan
merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua
aspek.
2. Pengembangan Diri
Peratuaran Mentri pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014 tentang
kegiatan ekstrakurikuler atau pengembangan diri. Pengembangan diri bukan merupakan
mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.. Pengembangan diri bertujuan memeberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan,bakat,dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
sekolah.Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh
konselor,guru,atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan
pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial
belajar dan pengembangan karir peserta didik.
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti
pada mata pelajaran.
Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti :
1. Kegiatan Ektrakurikurer
Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler meliputi
beragam kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa, terdiri atas:
a. Olahraga
Merupakan proses pembentukan kepribadian dan pengembangan bakat siswa
dibidang olahraga agar menjadi sebagai seorang yang bertanggung jawab,
mandiri, tangguh, jujur dan setiakawan. Dimana program yang dilaksanakan
sebagai berikut :
1) Lari, lompat, lempar dan senam pagi
Waktu pelaksanaan program olahraga dijadwalkan setiap hari Sabtu dengan
kegiatan atau program yang bergantian setiap minggu.
38
b. Seni
Merupakan proses pengembangan bakat siswa di bidang kesenian. Dimana
program yang dilaksanakan sebagai berikut :
1) Seni Tari
2) Seni Musik Drumband
3) Seni Puisi
Waktu pelaksanaan program kesenian dijadwalkan setiap hari Sabtu pada jam
pengembangan diri pada setiap bulannya.
c. Ilmiah
Merupakan proses pengembangan bakat siswa dibidang ilmu pengetahuan.
Dimana program yang dilaksanakan sebagai berikut :
1) Olimpiade MIPA
2) Lomba Mata Pelajaran
Waktu pelaksanaan program Olimpiade MIPA dan Lomba Mata Pelajaran
lainnya dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setiap tahun
pelajaran.
d. Keagamaan
Merupakan proses pengembangan bakat siswa di bidang keagamaan, dimana
program yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1) Asmaul Husna
2) Hafiz
Kegiatan keagamaan ini dilaksanakan setiap hari jum’at sesuai dengan jadwal
lomba yang akan diikuti.
Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan program pengembangan bakat, minat
dan prestasi peserta didik yang ditetapkan SD Negeri 09 Manggis Ganting adalah
sebagai berikut :
JENIS
PENGEMBANGAN DIRI
NILAI – NILAI
YANG DITANAMKAN
STRATEGI
A. Kegiatan
Ekstrakurikuler
1. Pramuka
 Demokratis
 Disiplin
 Kerja sama
 Rasa kebangsaan
 Toleransi
 Peduli sosial dan
 lingkungan
 Latihan terprogram
(keemimpinan,
berorganisasi)
39
 Cinta damai
 Kerja keras
2. Olimpiade MIPA dan
IPS
 Rasa ingin tau
 Kerja keras
 Jujur
 Disiplin
 Teliti
 Pembinaan rutin
 Mengikuti perlombaan
3. Olahraga (lari, lompat,
lempar)
 Sportifitas
 Menghargai prestasi
 Kerja keras
 Cinta damai
 Disiplin
 Jujur
 Melalui latihan rutin
dan Perlombaan
olahraga
4. Kesenian  Disiplin
 Jujur
 Peduli budaya
 Peduli social
 Cinta tanah air
 Semangat kebangsaan
 Senang membaca
 Inovatif
 Latihan rutin
 Mengikuti tari,
drumband
 Berkompetensi
internal dan eksternal
 Pergelaran seni
 Mengikuti perlombaan
5. Kepemimpinan  Tanggung jawab
 Keberanian
 Tekun
 Sportivitas
 Disiplin
 Mandiri
 Demokratis
 Cinta damai
 Cinta tanah air
 Peduli lingkungan
 Peduli social
 Keteladanan
 Sabar
 Toleransi
 Kerja keras
 Pantang menyerah
 Kerja sama
 Kegiatan UKS
 Pramuka
 Kegiatan Kerohanian
40
Berikut ini adalah table pengembangan diri dan daftar nama guru pelaksananya.
Table 3. Pelaksana Kegiatan Pengembangan Diri
SD Negeri 09 Manggis Ganting Kota Bukittinggi
No Nama Guru Jenis Kegiatan
1. Jumaidi, S.Pd Olahraga ( atletik)
2 Gheni Aosi, S.Pd
Dra. Hj. Ernetti
Olimpiade IPA
Olimpiade Matematika
3 Wilda Helmi, S.Pd I
Emilidiya, S.Pd I
Agama ( Hafiz, Asmaul Husna)
4 Jumaidi, S.Pd
Gheni Aosi, S.Pd
Pramuka
5 Eva Marlinda, S.Pd
Dra. Hj. Ernetti
Seni Musik
6 Emilidiya, S.Pd
Supriyatni, S.Pd
UKS dan Dokter Kecil
7 Yosi Novita, S.Pd
Ozi Novia Wendri, S.Pd
Tari
8 Supriyatni, S.Pd
Afriliana Fitri, S.Pd
Puisi
2. Kegiatan Pembiasaan
Guna mengembangkan nilai religi, nilai-nilai sportifitas kehidupan berbangsa
dan bernegara pembentukan karakter siswa dilakukan melalui :
a. Pembiasaan Rutin
Kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di
sekolah. Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin di
SD Negeri 09 Manggis Ganting adalah sebagai berikut:
 Sholat berjamaah
 Upacara bendera setiap hari senin
 Berdoa sebelum dan sesudah belajar
 Pengajian setiap hari Jum’at, menyimak bacaan surat pendek dalam Al
Qur’an dan membaca surat Al-Kahfi setiap pagi jum’at.
 Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas
 Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar
41
 Membaca buku di perpustakaan
b. Terprogram
Kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas
maupun tingkat sekolah.
 Kegiatan Keagamaan
 Pekan Kreatifitas dan olahraga
 Peringatan Hari Besar Nasional
 Bina Olimpiade MIPA
c. Spontan
Kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja, tanpa dibatasi oleh ruang.
 Membiasakan memberi salam
 Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
 Membiasakan antri
 Membiasakan membantu teman yang kena musibah
 Berdiskusi dengan baik dan benar
 Operasi Semut
2. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih
mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang lain
kepada siswanya.
a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
b. Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah
c. Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
d. Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
e. Memberi contoh penampilan sederhana
f. Menanamkan budaya membaca
g. Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
h. Memuji hasil kerja siswa yang baik
3. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme
a. Peringatan Hari Kemerdekaan RI
b. Peringatan Hari Pahlawan
c. Peringatan Hari Pendidikan Nasional
3. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar
selama satu semester. Beban belajar di SD Negeri 09 Manggis Ganting kelas I, II, dan III
masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam
setiap minggu. Jam belajar SD Negeri 09 Manggis Ganting adalah 35 menit. Dengan
42
adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru
memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih
panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu
latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses
pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta
didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang
sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu
bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil
belajar.
Tabel 2 :
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SD Negeri 09 Manggis Ganting
Kelas
Satu jam
pembelajaran
tatap
muka/menit
Jumlah jam
pembelajaran
Per Minggu
Minggu
Efektif
per tahun
ajaran
Waktu
pembelajaran
per tahun
1 35 30 38
1140 jam
pembelajaran
(39900 menit)
2 35 32 38
1216 jam
pembelajaran
(41230 menit)
3 35 34 38
1292 jam
pembelajaran
(42560 menit)
4 35 36 38
1368 jam
pembelajaran
(47880 menit)
5 35 36 38
1368 jam
pembelajaran
(47880 menit)
6 35 36 38
1368 jam
pembelajaran
(47880 menit)
Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur
maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan.
43
Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaran Untuk tatap muka
60 %
Contoh perhitungan pemberian tugas.
4 x 35 menit = 140 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 140 menit = 56 menit jadi
untuk pemberian tugas hanya 56 menit per minggu.
Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah setara dengan
satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah setara dengan dua jam tatap
muka.
Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi disesuaikan dengan jenis
pengembangan yang di pilih.
4. Penilaian
Sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Penilaian pendidikan sebagai proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar
peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio,
ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah,
5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian
hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d 100%. Kriteria ideal
ketuntasan belajar untuk masing-masing idikator adalah 70%. Sekolah harus menentukan
kriteria ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-
rata siswa serta kemampuan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan
pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusakan peningkatan
kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal.
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas, esensial
intake siswa, dan saran prasarana. Adapun Standar Hasil Belajar/KKM SD Negeri 09
Manggis Ganting Tahun Pelajaran 2020/2021 adalah sebagai berikut:
44
Tabel 3 :
Standar Hasil Belajar/KKM
No Mata Pelajaran
SKBM
Angka Huruf
Kelompok A
1 Pendidikan Agama 70 Tujuh Puluh
2 Pendidikan Kewarganegaraan 70 Tujuh Puluh
3 Bahasa Indonesia 70 Tujuh Puluh
4. Matematika 70 Tujuh Puluh
5. Ilmu Pengetahuan Alam 70 Tujuh Puluh
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 70 Tujuh Puluh
Kelompok B
7. Seni Budaya dan Keterampilan 70 Tujuh Puluh
8. Pendidikan Jasmani, Olahraga 70 Tujuh Puluh
5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
1) Kenaikan Kelas
Sesuai permendikbud No 23 tahun 2016 tentang standar penilaian. Kenaikan
kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Permendikbud No 3 Tahun
2017 tentang Penilaian Hasil belajar dan Pemerintah Melalui Ujian Nasional dan
Penilaian Hasil Belajar oleh satuan pendidikan melalui Ujian Sekolah Kriteria
kenaikan kelas SD Negeri 09 Manggis Ganting sebagai berikut :
1. Siswa sudah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria
ketuntasan belajar minimal pada semua Standar Kompetensi Dasar dan
indikator.
45
2. Jika siswa memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
minimal tiga buah nilai D siswa tersebut dinyatakan tidak naik kelas.
3. Kehadiran siswa minimal 90%
4. Prilaku, sikap dan Budi Pekerti kriteria baik.
2) Kelulusan
1. Kriteria Kelulusan
Permendikbud No 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil belajar dan
Pemerintah Melalui Ujian Nasional dan Penilaian Hasil Belajar oleh satuan
pendidikan melalui Ujian Sekolah. Kriteria kelulusan berdasar pada ketentuan
PP 19/2005 pasal 72 ayat 1, Permendiknas dan POS US yang berlaku. Seorang
siswa dinyatakan lulus apabila memenuhi dua aspek yaitu aspek akademik dan
aspek non akademik
1. Aspek Akademik meliputi:
a. Memiliki nilai rapor yang lengkap mulai kelas I s/d kelas VI
b. Telah memiliki nilai ujian untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan,
baik ujian sekolah maupun ujian nasional.
Dengan ketentuan Nilai US dan Nilai Rata-rata rapor
c. Memiliki nilai baik untuk empat kelompok mata pelajaran yakni :
- Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
- Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
- Kelompok mata pelajaran estetika dan
- Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
2. Aspek Non akademik
a. Nilai rata-rata kepribadian (kelakuan, kerajinan dan kerapian) pada
semester II kelas VI minimal baik
b. Kehadiran di SD/MI pada semester I dan II kelas VI minimal 90% dari
jumlah hari efektif.
Bagi siswa yang tidak memenuhi aspek akademik dan non akademik tersebut
diatas dinyatakan Tidak Lulus
2. Uraian tentang pelaksanaan Ujian Sekolah
Permendikbud No 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil belajar dan
Pemerintah Melalui Ujian Nasional dan Penilaian Hasil Belajar oleh satuan
46
pendidikan melalui Ujian Sekolah Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran
pencapaian kompetensi pserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan
untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu
persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Permendikbud 43 Tahun 2019
tentang Penyelenggaraan Ujian yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan
dan Ujian Nasional. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran
kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan
dalam Ujian Sekolah Berstandar Nasional dan aspek kognitif dan/ atau
psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta
kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur
dalam POS ujian sekolah.
Pelaksanaan US di SD Negeri 09 Manggis Ganting tahun ajaran
2019/2020 sebelum pelaksanaan UN maka terlebih dahulu diadakan sosialisasi
tentang pelaksanaan UN kepada:
1. Seluruh warga sekolah
2. Seluruh orang tua wali murid termasuk wali murid kelas VI
3. Kepada masyarakat yang berada di sekitar sekolah
Setelah diadakan sosilisasi maka disusunlah program-program untuk
melaksanakan UN antara lain:
1. Menyususn program sukses UN tahun 2019/2020
2. Mengembangkan indikator-indikator yang telah ditetapkan oleh
Permendiknas sesuai dengan standar kompetensi lulusan
3. memprediksi model soal UN terutama untuk mata pelajaran matematika,
IPA dan Bahasa Indonesia
3. Target Kelulusan yang akan dicapai
Berdasarkan kelulusan siswa SD Negeri 09 Manggis Ganting tahun
pelajaran 2019/2020 peserta didiknya lulus 100%, maka musyawarah dewan
guru menargetkan lulusan peserta didik Tahun Pelajaran 2020/2021 ini sama
dengan tahun lalu, dengan berupaya meningkatkan hasil nilai lulusan sebagai
berikut:
47
STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) SDN 09 MANGGIS GANTING
KEC. MANDIANGIN KOTO SELAYAN KOTA BUKITTINGGI
TAHUN PELAJARAN 2019/2020
I. UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UAS-BN)
No Mata Ujian Target Rata - rata Ket
1 Bahasa Indonesia 70
70
2 Matematika 70
3 IPA 70
II. UJIAN AKHIR SEKOLAH (UAS)
No Mata Ujian Target Rata - rata Ket
1 IPS 70
70
2 PKN 70
3 Bahasa Inggris
70
4 Agama
70
4. Jadwal US Praktek
Hari Mata Pelajaran
I Praktek Agama
II Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan
III Seni Budaya dan Keterampilan
5. Ruang US
1. Ruang kelas yang digunakan aman dan memadai untuk pelaksanaan US.
2. Setiap ruang ujian ditempel kertas yang bertulisan ”Dilarang masuk selain
peserta ujian”
3. Setiap ruang ujian ditempati paling banyak 20 peserta dan dua meja untuk
pengawas US.
4. Setiap meja diberi nomor peserta US
5. Denah tempat duduk peserta /denah lokasi ujian
6. Tempat duduk peserta US ditempati satu orang setiap bangku
7. Media/alat peraga yang berkaitan dengan US dikeluarkan daridalam ruangan.
48
8. Penempatan tempat duduk peserta US disesuaikan dengan urutan nomor
peserta ujian.
6. Pengawas ruang UN/US
1. Pengawas US adalah guru yang memiliki sikap dan prilaku disiplin, jujur,
bertanggungjawab, teliti dan memegang teguh kerahasiaan
2. Pengawas US di usahakan berasal dari guru yang berasal dari luar sekolah
gugus yang bersangkutan
3. Setiap ruangan diawasi oleh dua orang pengawas
1. Tata tertib Pengawas ruang US
2. Tata tertib peserta US
7. Uraian tentang Program Sekolah dalam meningkatkan kualitas lulusan
Dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan di SD Negeri 09 Manggis
Ganting Tahun Pelajaran 2020/2021 menyelenggarakan program :
a. Meningkatkan program sukses US 2019/2020
b. Mengadakan rapat koordinasi wali murid dengan pihak sekolah
c. Memaksimalkan proses pembelajaran pada waktu pagi
d. Mengadakan jam tambahan belajar sore Senin- Sabtu dengan mata pelajaran yang di
US semenjak dari bulan Oktober 2020 s/d Mei 2021
e. Meningkatkan partisipasi orang tua siswa
f. Membahas materi – materi yang akan diujikan (SKL)
Program Pasca Ujian Akhir Sekolah
1. Kesiswaan
1.Siswa tetap hadir disekolah mengikuti kegiatan sekolah diluar PBM.
2.Mempersipkan mental siswa terhadap kemungkinan hasil dari UN/ US
3.Memotivasi siswa untuk melanjutkan kejenjang pendidikan SLTP sederajat
2. Sekolah
a. Pengumpulan hasil US.
b. Pengolaan hasil US
c. Penetuan kelulusan US berdasarkan kriteria kelulusan
d. Mengumumkan peserta US yang lulus / tidak lulus.
e. Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU).
f. Evaluasi dan pelaporan US
49
g. Mendata peserta didik yang melanjutkan pendidikan
h. Penulisan ijazah.
i. Memberikan ijazah.
8. Mutasi Peserta Didik
Menurut Permendikbud Nomor 51 tahun 2018 yang diperbaharui menjadi
Permendikbud Nomor 20 Tahun 2019 tentang Penerimaan PPDB TK, SD, SMP dan
SMA/SMK
SYARAT PINDAH DARI SD NEGERI 09 MANGGIS GANTING :
1. Permohonan pindah dari orang tua
2. Tanda terima dari sekolah yang akan dituju/ ditempati
3. Nomor NISN siswa
4. Surat Mutasi dari Dapodik
5. Surat pindah dari SD Negeri 09 Manggis Ganting
6. Tidak memberi siswa yang pindah untuk naik kelas jika berdasarkan penilaian
(rapor) siswa tersebut tinggal kelas.
SYARAT PINDAH KE SD NEGERI 09 MANGGIS GANTING :
1. Surat pindah dari sekolah yang ditinggalkan
2. Nomor NISN siswa
3. Surat Mutasi dari Dapodik
4. Berdasarkan rapat Kepala Sekolah Kecamatan Mandiangin Koto Selayan
diputuskan untuk tidak menerima siswa segugus kecuali pindah rumah atau hal-
hal lain yang telah disepakati oleh Kepala Sekolah yang bersangkutan
5. Membawa surat pindah dari sekolah yang lama yang telah diketahui oleh Dinas
Pendidikan dan Kebudayaan
6. Tidak menerima siswa yang pindah untuk naik kelas
7. Bersedia untuk mematuhi peraturan di SD SD Negeri 09 Manggis Ganting
9. Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis keunggulan Lokal dan
Global
1. Penerapan pendidikan kecakapan hidup
50
Pendidikan kecakapan hidup yang diajarkan di SD Negeri 09 Manggis
Ganting Bukittinggi adalah Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Pendidikan
Anti Korupsi, Pendidikan Ekonomi Kreatif, Pendidikan Agama.
2. Penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal
Pendidikan berbasis keunggulan lokal yang diajarkan di SD Negeri 09
Manggis Bukittinggi adalah Pendidikan Al-Qur’an yang diintegrasikan kedalam
mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
51
BAB IV
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
A. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi
Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah
menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu,
gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap,
keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang
sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang
seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element)
kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk
organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal
Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang
pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu
akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi
horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan
konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan
dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu
berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2),
pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat
kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap
peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yangberkenaan dengan sikap
keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada
waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan
pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
52
Tabel 4 :
Kompetensi Inti Kelas I,II,III
KOMPETENSI INTI
KELAS I DAN KELAS II
KOMPETENSI INTI
KELAS III
1. Menerima dan menjalankan ajaran
agama yang dianutnya
1. Menerima dan menjalankan ajaran
agama yang dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, dan guru
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, tetangga,
dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas dan logis,
dalam karya yang estetis, dalam
gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman
dan berakhlak mulia.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas, logis, dan
sistematis, dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Tabel 5 :
Kompetensi Inti Kelas IV,V,VI
KOMPETENSI INTI
KELAS IV
KOMPETENSI INTI
KELAS V DAN VI
1. Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama yang
dianutnya .
1. Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama yang
dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, tetangga,
dan guru.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli,
percaya diri, dan cinta tanah air
dalam berinteraksi dengan keluarga,
teman, tetangga, dan guru.
3. Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati [mendengar,
3. Memahami pengetahuan faktual dan
konseptual dengan cara mengamati
53
KOMPETENSI INTI
KELAS IV
KOMPETENSI INTI
KELAS V DAN VI
melihat, membaca] dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.
dan mencoba [mendengar, melihat,
membaca] serta menanya
berdasarkan rasa ingin tahu secara
kritis tentang dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas, logis, dan
sistematis, dalam karya yang estetis
dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
4. Menyajikan pengetahuan faktual dan
konseptual dalam bahasa yang jelas,
logis, dan sistematis, dalam karya
yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
B. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau
kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada
kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu
mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi
bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat
berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat
dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin
ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme.
Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian
landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang
akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.
Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap
kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata
pelajaran tercantum pada Lampiran 1A s.d. Lampiran 9 yang mencakup: Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya,
dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.
54
BAB V
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU
PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK
A. PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATED (TERPADU)
Kurikulum SD Negeri 09 Manggis Ganting menggunakan pendekatan
pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik
integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai
kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap,
keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep
dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik
tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya
memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema
yang tersedia.
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan
alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi
makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika,
Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di
sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain
memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata
pelajaran lainnya.
Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak
untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah
mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi
dasar yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam
pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten
kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir
selanjutnya.
Di bawah ini adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk peserta didik
Sekolah Dasar kelas I, II, III, IV, V dan VI pada Kurikulum 2013.
KUR2013
KUR2013
KUR2013
KUR2013
KUR2013
KUR2013
KUR2013
KUR2013
KUR2013
KUR2013
KUR2013
KUR2013

More Related Content

Similar to KUR2013 (20)

Ktsp
KtspKtsp
Ktsp
 
Telaah kurikulum
Telaah kurikulumTelaah kurikulum
Telaah kurikulum
 
Ktsp dokumen2014
Ktsp dokumen2014Ktsp dokumen2014
Ktsp dokumen2014
 
Ktsp terdiri atas dua dokumen
Ktsp terdiri atas dua dokumenKtsp terdiri atas dua dokumen
Ktsp terdiri atas dua dokumen
 
Ktsp 2006 vs kurikulum 2013
Ktsp 2006 vs kurikulum 2013Ktsp 2006 vs kurikulum 2013
Ktsp 2006 vs kurikulum 2013
 
Ktsp (Standar Isi)
Ktsp (Standar Isi)Ktsp (Standar Isi)
Ktsp (Standar Isi)
 
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx
01-Kurikulum Merdeka (PPG).pptx
 
PARADIGMA BARU KURIKULUM
PARADIGMA BARU KURIKULUMPARADIGMA BARU KURIKULUM
PARADIGMA BARU KURIKULUM
 
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSPLampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
Lampiran Permen Nomor 61 Tahun 2014 tentang KTSP
 
Lampiran i Pedoman pengembangan Kurikulum Tingkat satuan pendidikan garuda
Lampiran i Pedoman pengembangan Kurikulum Tingkat satuan pendidikan garudaLampiran i Pedoman pengembangan Kurikulum Tingkat satuan pendidikan garuda
Lampiran i Pedoman pengembangan Kurikulum Tingkat satuan pendidikan garuda
 
Hafil krk 2013
Hafil krk 2013Hafil krk 2013
Hafil krk 2013
 
Ktsp
KtspKtsp
Ktsp
 
Standar isi
Standar isiStandar isi
Standar isi
 
Panduan sks bersih 23042013 rev iwan
Panduan sks bersih 23042013 rev iwanPanduan sks bersih 23042013 rev iwan
Panduan sks bersih 23042013 rev iwan
 
Konsepsi kurikulum 2013
Konsepsi kurikulum 2013Konsepsi kurikulum 2013
Konsepsi kurikulum 2013
 
Konsepsi Kurikulum 2013
Konsepsi Kurikulum 2013Konsepsi Kurikulum 2013
Konsepsi Kurikulum 2013
 
Dsk tmk thn 4 ld
Dsk tmk thn 4 ldDsk tmk thn 4 ld
Dsk tmk thn 4 ld
 
Dsk tmk thn 4 pk
Dsk tmk thn 4 pkDsk tmk thn 4 pk
Dsk tmk thn 4 pk
 
Dokumen 1 yogi
Dokumen 1 yogiDokumen 1 yogi
Dokumen 1 yogi
 
Kurikulum Terbaru 2013
Kurikulum Terbaru 2013Kurikulum Terbaru 2013
Kurikulum Terbaru 2013
 

Recently uploaded

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfIndri117648
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdfvebronialite32
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 

Recently uploaded (20)

PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdfdemontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
demontrasi kontekstual modul 1.2.a. 6.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
Demonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdfDemonstrasi Kontekstual  Modul 1.2.  pdf
Demonstrasi Kontekstual Modul 1.2. pdf
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 

KUR2013

  • 1. 1 BAB I. PENDAHULUAN A. RASIONAL 1. Latar Belakang Kurikulum 2013 atau Pendidikan Berbasis Karakter adalah kurikulum baru yang dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI untuk menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 merupakan sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi. Kurikulum ini menggantikan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterapkan sejak 2006 lalu. Dalam Kurikulum 2013 mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh peserta didik di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan. Di dalam Penjelasan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Bagian Umum dijelaskan bahwa pembaruan pendidikan memerlukan strategi tertentu dan salah satu strategi pembangunan pendidikan nasional ini adalah ... “2. pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi.” Pasal 35 Undang-undang Nomor Nomor 20 Tahun 2003 juga mengatur bahwa ... “(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.” Selanjutnya di dalam penjelasan Pasal 35 dinyatakan bahwa “kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yanga telah disepakati.” Pada hakikatnya Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 Ayat (1) menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran tersebut diperlukan suatu kurikulum yang dijadikan sebagai pedoman bagi para pendidik dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam Pasal 1 Ayat (19) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 adalah seperangkat
  • 2. 2 rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan Kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Berdasarkan hasil analisis konteks SD Negeri 09 Manggis Ganting Kota Bukittinggi terhadap delapan standar nasional pendidikan serta kondisi lingkungan SD Negeri 09 Manggis Ganting Kota Bukittinggi, dapat digambarkan sebagai berikut: a. Standar Isi Kurikulum SD Negeri 09 Manggis Ganting Bukittinggi telah disusun dengan Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 pasal 6 ayat 1 yang berisi kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: 1. kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia; 2. kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian; 3. kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; 4. kelompok mata pelajaran estetika; 5. kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan. Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum SD Negeri 09 Manggis Ganting Bukittinggi berdasarkan kepada 7 prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut: 1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan siswa dan lingkungannya peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. 2. Beragam dan terpadu Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang. Kurikulum juga dikembangkan berdasarkan jenis pendidikan tanpa membedakan agama, suku, budaya, dan
  • 3. 3 adat istiadat serta status sosial, ekonomi, dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu. Kurikulum tersebut disusun secara berkaitan dan berkesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi 3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni tersebut 4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan para pemangku kepentingan 5 Menyeluruh dan kesinambungan. Substansi Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 09 Manggis Ganting Bukittinggi mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua tingkat kelas. 6. Belajar sepanjang hayat. Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 09 Manggis Ganting Bukittinggi diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya. 7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. Kurikulum Sekolah Dasar Negeri 09 Manggis Ganting Bukittinggi dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
  • 4. 4 1) Kondisi Nyata SD Negeri 09 Manggis Ganting sudah menyesuaikan kurikulum dengan karakter daerah, kondisi budaya, sosial masyarakat, usia peserta didik dan kebutuhan pembelajaran, beragam dan terpadu, relevan dengan kebutuhan hidup, menyeluruh dan berkesinambungan dan belajar sepanjang hayat. Selain itu SD Negeri 09 Manggis Ganting juga telah melaksanakan program pengembangan diri sesuai dengan bakat dan minat siswa. 2) Kondisi Ideal Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip yang berpusat pada potensi, perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya, beragam dan terpadu, tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni, relevan dengan kehidupan, menyeluruh dan berkesinambungan, belajar sepanjang hayat dan seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Prinsip pelaksanaan kurikulum idealnya didasarkan pada potensi dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, memungkinkan peserta didik mendapat pelayanan yang bersifat perbaikan, pengayaan dan atau percepatan sesuai dengan potensi, tahap perkembangan dan kondisi peserta didik, dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik yang saling menerima dan mengahargai, akrab, terbuka dan hangat dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing ngarso sung tulodo, menggunakan pendekatan multistrategi dan multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai dan memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, sesuai dengan falsafah Alam Takambang Jadi Guru. Kurikulum juga harus dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budaya serta mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri. Beban belajar untuk kelas I adalah 30 jam per minggu, kelas II 32 jam, kelas III 34 jam, serta 36 jam untuk kelas IV, V dan VI. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam per minggu secara keseluruhan. Alokasi yang ditetapkan untuk satu jam pembelajaran adalah 35 menit. b. Standar Kompetensi Lulusan Peraturan mentri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia 20 Tahun 2016 tentang standar kompetisi lulusan pendidikan dasar dan menengah. Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
  • 5. 5 mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang. Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan. 1) Kondisi Nyata Secara umum peserta didik di SD Negeri 09 Manggis Ganting sudah mampu mencapai target yang telah ditetapkan pada KKM untuk beberapa mata pelajaran untuk semua tingkatan kelas. Sedangkan untuk pencapaian hasil kompetensi lulusan siswa kelas enam, sudah memperoleh nilai yang memuaskan. Terbukti dari hasil nilai rata-rata kelulusan lima tahun terakhir adalah diatas 80,00 sehingga 100% peserta didik lulusan SD Negeri 09 Manggis Ganting diterima di SLTP maupun MTSN yag menjadi sekolah favorit di kota Bukittinggi bahkan di Sumatera Barat. Hasil ujian sekolah kelas VI Tahun Pelajaran 2019/2020 SD Negeri 09 Manggis Ganting sebagai berikut : 1. Pendidikan Agama, rata-rata = 86.19 2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, rata-rata = 84.42 3. Bahasa Indonesia,rata-rata = 82.11 4. Matematika, rata-rata = 80.50 5. Ilmu Pengetahuan Alam, rata-rata = 82.73 6. Ilmu Pengetahuan Sosial,rata-rata = 83.16 7. Pendidikan Jasmani dan Olah Raga, rata-rata = 83.33 8. Seni Budaya dan Keterampilan , rata-rata = 83.51 2) Kondisi Ideal Peserta didik di SD Negeri 09 Manggis Ganting seharusnya mencapai target yang telah ditetapkan pada KKM untuk seluruh mata pelajaran dari setiap kelas. Nilai rata-rata seluruh mata pelajaran setiap tahun mengalami peningkatan. Hasil lulusan
  • 6. 6 ujian di SD Negeri 09 Manggis Ganting berhasil lulus 100% dengan rata-rata setiap tahunnya meningkat. c. Standar Proses Peraturan metri pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Proses Pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahawa Standar Proses adalah kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan. Standar proses mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Karaktersitik kompetensi beserta perbedaan lintasan perolehan turut serta mempengaruhi karakteristik standar proses. Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific), tematik terpadu (tematik antar matapelajaran), dan tematik (dalam suatu mata pelajaran) perlu diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan peserta didik untuk menghasilkan karya kontekstual, baik individual maupun kelompok maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning). 1) Kondisi Nyata SD Negeri 09 Manggis Ganting telah melakukan analisis SK–KD, menetapkan KKM, menyusun silabus dan mengembangkan RPP untuk semua mata pelajaran di setiap tingkatan kelas. Namun penyusunan perangkat pembelajaran ini masih perlu disempurnakan, agar dapat memenuhi Peraturan Pemerintah tentang Standar Nasional Pendidikan. Dalam pelaksanaan pembelajaran, guru–guru di SD Negeri 09 Manggis Ganting sudah menggunakan strategi dan media pembelajaran yang dapat mendukung keberhasilan siswa dalam mencapai target pembelajaran yang telah ditetapkan. Namun
  • 7. 7 masih ada pelaksanaan pembelajaran yang belum menggunakan media pembelajaran pada materi tertentu. Penilaian pembelajaran juga sudah dilakukan oleh guru–guru SD Negeri 09 Manggis Ganting. Pelaksanaan penilaian sudah mengacu kepada Permen No. 20, tapi masih ada sebagaian guru yang belum mengadministrasikan dengan baik analisis ulangan hariannya secara optimal. Kegiatan remedial juga sudah dilaksanakan terhadap peserta didik yang belum mencapai KKM. 1) Kondisi Ideal SD Negeri 09 Manggis Ganting harus menyempurnakan penyusunan analisis SK-KD, penetapan KKM, penyusunan silabus dan RPP agar sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Pelaksanaan proses pembelajaran untuk setiap mata pelajaran harus fleksibel, bervariasi dan memenuhi standar. Proses pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar dan menengah harus interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. d. Standar Pengelolaan 1) Kondisi Nyata Keberhasilan pengelolaan SD Negeri 09 Manggis Ganting tidak terlepas dari kerjasama sari semua komponen sekolah, diantaranya Kepala Sekolah, Majelis Guru, Karyawan, Komite Sekolah, Orang Tua siswa serta masyarakat sekitar lingkungan sekolah. Setiap keputusan yang akan diambil menyangkut kegiatan proses belajar dan mengajar serta kegiatan lain yang menunjang proses belajar mengajar selalu dimusyawarahkan dengan semua unsur terkait dengan mengadakan rapat periodik atau bulanan. 2) Kondisi Ideal Pelaksanaan pengelolaan di SD Negeri 09 Manggis Ganting harus dilaksanakan sesuai dengan visi dan misi serta tujuan yang telah ditetapkan sekolah. Semua kebijaksanaan yang diambil di sekolah baik yang berhubungan dengan proses belajar mengajar maupun yang menunjang keberhasilan proses belajar mengajar, didasarkan kepada hasil musyawarah kepala sekolah, majelis guru, karyawan, komite sekolah, orang tua serta masyarakat sekitar sekolah.
  • 8. 8 e. Standar Penilaian 1) Kondisi Nyata Penilaian telah dilaksanakan oleh semua guru di SD Negeri 09 Manggis Ganting untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah disampaikan. Penilaian yang dilakukan guru berupa ulangan harian, ulangan pertengahan semester dan ulangan akhir semester. Ulangan harian dilaksanakan setiap selesainya satu KD di setiap mata pelajaran yang diajarkan. Ulangan tengah semester dilaksanakan setelah 8–9 minggu kegiatan pembelajaran terlaksana dalam satu semester, dengan tujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap KD yang dtelah dipelajari. Sedangkan ulangan akhir semester dilaksanakan di akhir semester yang ditempuh, meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut yang juga dilaksanakan terjadwal dengan bentuk soal objektif, isian dan uraian. Rata–rata UH, ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester digunakan untuk memperoleh nilai akhir siswa. Ujian sekolah yang dilakukan oleh SD Negeri 09 Manggis Ganting, dilaksanakan oleh siswa kelas 6 di akhir tahun pembelajaran dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi Kota Bukittinggi. Mata pelajaran yang diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia, estetika dan mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Ujian Sekolah yang selanjutnya disebut US yang meliputi mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika dan IPA untuk menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan. Pelaksanaan US juga disesuaikan dengan jadwal yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bukittinggi Kota Bukittinggi. 2) Kondisi Ideal Penilaian berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik, proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik, beracuan kriteria. Proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, melakukan perbaikan pembelajaran, dan menentukan keberhasilan belajar peserta didik melalui Ulangan Harian adalah kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu KD atau lebih. Penilaian tengah semester adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian
  • 9. 9 kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8–9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut. Penilaian akhir semesteran adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut. Ulangan kenaikan kelas adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan KD pada semester tersebut. Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Mata pelajaran diujikan adalah semua mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk yang diujikan dalam ujian nasional dan aspek kognitif dan/atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan di atur dalam POS Ujian Sekolah. Ujian Sekolah yang selanjutnya disebut US adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah Kriteria Ketuntasan Belajar (KKB) yang ditentukan oleh satuan pendidikan. KKM pada akhir jenjang satuan pendidikan untuk kelompok mata pelajaran selain ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan nilai batas ambang kompetensi. Prinsip Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut : sahih, berarti Penilaian didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang diukur, objektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak dipengaruhi subjektivitas penilai. Adil, penialaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi dan gender. Terpadu, artinya penialain oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran terbuka, prosedur penilaain, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan, menyeluruh dan berkesinambungan, penilaian oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau
  • 10. 10 perkembangan kemampuan peserta didik, sistematis, atrinya penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah–langkah baku, beracuan kriteria, penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Akuntabel, artinya penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur maupun hasilnya. Teknik dan Instrumen Penilaian hasil belajar oleh pendidik menggunakan berbagai teknik penilaian berupa tes, observasi, penugasan perseorangan atau kelompok dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat perkembangan peserta didik. Teknik tes berupa tes tertulis, tes lisan dan tes praktik atau tes kinerja. Teknik observasi atau pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan/atau di luar kegiatan pembelajaran. Teknik penugasan baik perseorangan maupun kelompok dapat berbentuk tugas rumah dan/atau proyek. Instrumen penilaian hasil belajar yang digunakan pendidik memenuhi persyaratan sebagai berikut: Substansi, adalah merepresentasikan kompetensi yang dinilai. Konstruksi, adalah memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan. Bahasa, adalah menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan peserta didik. Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk ujian sekolah memenuhi persyaratan substansi, konstruksi dan bahasa serta memiliki bukti validasi empirik. Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk UN memenuhi persyaratan substansi, konstruksi, bahasa dan memiliki bukti validasi empirik serta menghasilkan skor yang dapat diperbandingkan antar sekolah, antar daerah dan antar tahun. Mekanisme dan Prosedur Penilaian, Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, dan pemerintah. Perancangan strategi penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang penjabarannya merupakan bagian dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Ulangan tengah semester, ulangan akhir semester dan ulangan kenaikan kelas dilakukan oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan. Penilaian hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan pada UN dan aspek kognitif dan/atau aspek psikomotorik untuk kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melaui ujian sekolah untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Penilaian akhir hasil belajar oleh satuan pendidikan untuk mata pelajaran kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani,
  • 11. 11 olahraga dan kesehatan ditentukan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik. Penilaian akhir hasil belajar peserta didik kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan oleh satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik berdasarkan hasil penilaian oleh pendidik dengan mempertimbangkan hasil ujian sekolah. Kegiatan ujian sekolah dilakukan dengan langkah–langkah sebagai berikut: (a) menyusun kisi–kisi ujian, (b) mengembangkan instrumen, (c) melaksanakan ujian, (d) mengolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah, dan (e) melaporkan memanfaatkan hasil penilaian. Penilaian akhlaq mulia yang merupakan aspek efektif dari kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia, sebagai perwujudan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, dilakukan oleh guru agama dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan. Penilaian kepribadian, yang merupakan perwujudan kesadaran dan tanggung jawab sebagai warga masyarakat dan warga negara yang baik sesuai dengan norma dan nilai–nilai luhur yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, adalah bagian dari penilaian kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian oleh guru pendidikan kewarganegaraan dengan memanfaatkan informasi dari pendidik mata pelajaran lain dan sumber lain yang relevan. Penilaian mata pelajaran muatan lokal mengikuti penilaian kelompok mata pelajaran yang relevan. Keikutsertaan dalam kegiatan pengembangan diri dibuktikan dengan surat keterangan yang ditandatangani oleh Pembina kegiatan dan kepala sekolah. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedi. Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan disampaikan dalam bentuk satu nilai pencapaian kompetensi mata pelajaran, disertai dengan deskripsi kemajuan belajar. Kegiatan penilaian oleh pemerintah dilakukan melalui US dengan langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi Standar (POS) US. US diselenggarakan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) bekerjasama dengan instansi terkait. Hasil US disampaikan kepada satuan pendidikan untuk dijadikan salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan dan salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk kejenjang pendidikan berikutnya. Hasil analisis data US disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan serta pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Penilaian oleh Pendidik dilakukan secara berkesinambungan, bertujuan untuk
  • 12. 12 memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas kegiatan pembelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut: menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Mengembangkan indikator pencapaian KD dan memilih teknik penilaian yang sesuai pada saat menyusun silabus mata pelajaran, mengembangkan instrument dan pedoman penilaian sesuai dengan bentuk dan teknik penilaian yang dipilih. Melaksanakan tes, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan. Mengolah hasil penilaian dan mengetahui kemajuan hasil belajar dan kesulitan belajar peserta didik. Mengembalikan hasil pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai balikan/komentar yang mendidik. Memanfaatkan hasil penilaian untuk perbaikan pembelajaran, melaporkan hasil penilaian mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada pimpinan satuan pendidikan dalam bentuk satu nilai prestasi belajar peserta didik disertai deskripsi singkat sebagai cerminan kompetensi utuh. Melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru Pendidikan Agama dan hasil penilaian kepribadian kepada guru Pendidikan Kewarganegaraan sebagai informasi untuk menentukan nilai akhir semester akhlak dan kepribadian peserta didik dengan kategori sangat baik, baik, atau kurang baik. Penilaian oleh Satuan Pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik pada semua mata pelajaran. Penilaian tersebut meliputi kegiatan sebagai berikut : menentukan KKM setiap mata pelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, karakteristik peserta mata pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik. Mengkoordinasikan penilaian tengah semester, penilaian akhir semester, dan penilaian kenaikan kelas bagi satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket melalui rapat dewan pendidik. Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga dan kesehatan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik. Menentukan nilai akhir kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dilakukan melalui rapat dewan pendidik dengan mempertimbangkan hasil penilaian oleh pendidik dan nilai hasil ujian sekolah. Menyelenggarakan ujian sekolah dan menentukan kelulusan peserta didik dari ujian sekolah sesuai dengan POS Ujian Sekolah bagi satuan pendidikan penyelenggara US. Melaporkan hasil penilaian mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran pada setiap akhir semester kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku laporan pendidikan. Melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan
  • 13. 13 kabupaten/kota. Menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria: menyelesaikan seluruh program pembelajaran. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan. Lulus Ujian Sekolah. Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik yang mengikuti Ujian nasional bagi satuan pendidikan penyelenggara US. Menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan pendidikan penyelenggara US. Penilaian oleh Pemerintah dilakukan dalam bentuk US yang bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. US didukung oleh sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil. Dalam rangka penggunaan hasil US untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap berdasarkan hasil US dan menyampaikan ke pihak yang berkepentingan. Hasil US menjadi salah satu pertimbangan dalam pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. Hasil US digunakan sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan kelulusan peserta didik pada seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya. Hasil US digunakan sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan yang kriteria kelulusannya ditetapkan setiap tahun oleh Menteri berdasarkan rekomendasi BSNP
  • 14. 14 f. Standar Pendidik dan Tenaga Pendidikan 1) Kondisi Nyata No Nama / NIP Jenis Kelamin L/P Jabatan Pendidikan Sertifikasi Tahun Ket 1 JUMAIDI, S.Pd L Plt Kepala Sekolah / Guru Penjas S.1 2011 PNS 196605211986031002 2 Dra. Hj. ERNETTI P Guru Kelas V S.1 2008 PNS 196207101983032004 3 SUPRIYATNI, S.Pd P Guru Kelas IV S.1 2011 PNS 197307271999122002 4 EMILIDIYA, S.Pd SD P Guru Kelas I S.1 2011 PNS 196705121988022002 5 WILDA HELMI, S.Pd I P Guru Pendidikan Agama Islam S.1 2015 PNS 196012301986032005 6 EVA MARLINDA, S.Pd P Guru Kelas VI S.1 - PNS 198203202009012002 7 YOSI NOVITA, S.Pd P Guru Kelas III S.1 2018 PNS 198511032008022001 8 GHENI AOSI, S.Pd P Guru Kelas II S.1 2016 PNS 198412212010012018 9 NOVALIA MASRI, A. Md P Tata Usaha D. III - NON PNS 10 OZI NOVIA WENDRI, S.Pd P Pegawai Pustaka S 1 - NON PNS 11 AFFRILIANA FITRI, S.Pd P Tata Usaha S 1 - NON PNS 12 AKHIRUL ABDI L Penjaga Sekolah SMA - NON PNS Pelaksana Langsung Tugas (PLT) Kepala Sekolah sudah berstatus PNS, delapan orang guru sudah berstatus PNS dan tujuh orang guru sudah memperoleh sertifikat pendidik. Tenaga tata usaha masih berstatus honorer. Tenaga pustaka masih berstatus honorer dan penjaga sekolah juga masih berstatus honorer. 2) Kondisi Ideal Di bidang akademik 100% guru berijazah S1 dan sudah sertifikasi. Bagi Pendidik dan Tenaga kependidikan seperti guru, tenaga tata usaha dan tenaga pustaka yang honorer diangkat menjadi PNS.
  • 15. 15 g. Standar Sarana dan Prasarana Menurut Peraturan Mentri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar Sarana dan Prasarana sebuah SD/MI sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut: 1. Ruang kelas, Ruang perpustakaan, Laboratorium IPA 2. Ruang pimpinan 3. Ruang guru 4. Tempat beribadah 5. Ruang UKS 6. Jamban 7. Gudang 8. Ruang sirkulasi 9. Tempat bermain/berolahraga. 1) Kondisi Nyata SD Negeri 09 Manggis Ganting terletak di Jalan Soekarno Hatta Kelurahan Mandiangin Koto Selayan Kota Bukittinggi yang tenang dan bebas polusi. Berdiri di atas tanah seluas + 1873 m2. SD Negeri 09 Manggis Ganting memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang majelis guru, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 mushala, 1 ruang WC guru, 1 ruang WC kepala sekolah dan 4 ruang WC siswa yang masing-masing berada di luar kelas. 2) Kondisi Ideal Beberapa ruangan yang dimiliki SD Negeri 09 Manggis Ganting perlu diperbaiki. Seperti WC untuk siswa yang jumlahnya masih belum sesuai standar. Selain itu SD Negeri 09 Manggis Ganting juga masih membutuhkan ruangan untuk labor yang memenuhi standar yang saharusnya. h. Standar Pembiayaan 1) Kondisi Nyata Dalam pelaksanaan kegiatan belajar dan mengajar dan kegiatan sekolah lainnya SDN 09 Manggis Ganting memperoleh biaya dari pemerintah pusat yang bersumber dari APBN yaitu Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan dari Pemda Kota bukittinggi yang bersumber dari APBD berupa: Dana DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran).
  • 16. 16 2) Kondisi Ideal SDN 09 Manggis Ganting memperoleh biaya dari pemerintah pusat yang bersumber dari APBN dan Bantuan Pemda kota Bukittinggi yang bersumber dari APBD. Seharusnya sekolah juga bisa bekerja sama dengan dunia usaha dan dunia industri (wirausaha sekolah). A. Landasan Penyusunan Kurikulum 2013 1. Landasan Filosofis Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut. 1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
  • 17. 17 kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini. 2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. 3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik. 4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
  • 18. 18 Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat manusia. 2. Landasan Yuridis Kurikulum 2013 Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Untuk mengembangkan dan membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat, pendidikan berfungsi mengembangkan segenap potensi peserta didik “menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warganegara yang demokratis serta bertanggung jawab” (UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional maka pengembangan kurikulum haruslah berakar pada budaya bangsa, kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang. Pendidikan berakar pada budaya bangsa. Proses pendidikan adalah suatu proses pengembangan potensi peserta didik sehingga mereka mampu menjadi pewaris dan pengembang budaya bangsa. Melalui pendidikan berbagai nilai dan keunggulan budaya di masa lampau diperkenalkan, dikaji, dan dikembangkan menjadi budaya dirinya, masyarakat, dan bangsa yang sesuai dengan zaman dimana peserta didik tersebut hidup dan mengembangkan diri. Kemampuan menjadi pewaris dan pengembang budaya tersebut akan dimiliki peserta didik apabila pengetahuan, kemampuan intelektual, sikap dan kebiasaan, ketrampilan sosial memberikan dasar untuk secara aktif mengembangkan dirinya sebagai individu, anggota masyarakat, warganegara, dan anggota umat manusia. Pendidikan juga harus memberikan dasar bagi keberlanjutan kehidupan bangsa dengan segala aspek kehidupan yang mencerminkan karakter bangsa masa kini dan masa yang akan datang. Oleh karena itu, konten pendidikan yang dikembangkan kurikulum tidak berupa prestasi besar bangsa di masa lalu semata tetapi juga hal-hal yang berkembang pada saat kini dan akan berkelanjutan ke masa mendatang. Berbagai perkembangan baru dalam ilmu, teknologi, budaya, ekonomi, sosial, politik yang dihadapi masyarakat, bangsa dan umat manusia
  • 19. 19 dikemas sebagai konten pendidikan. Konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini memberi landasan bagi pendidikan untuk selalu terkait dengan kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan, kemampuan berpartisipasi dalam membangun kehidupan bangsa yang lebih baik, dan memposisikan pendidikan sebagai sesuatu yang tidak terlepas dari lingkungan sosial, budaya, dan alam. Lagipula, konten pendidikan dari kehidupan bangsa masa kini akan memberi makna yang lebih berarti bagi keunggulan budaya bangsa di masa lalu untuk digunakan dan dikembangkan sebagai bagian dari kehidupan masa kini. Peserta didik yang mengikuti pendidikan masa kini akan menggunakan apa yang diperolehnya dari pendidikan ketika mereka telah menyelesaikan pendidikan 12 tahun dan berpartisipasi penuh sebagai warganegara. Atas dasar pikiran itu maka konten pendidikan yang dikembangkan dari warian budaya dan kehidupan masa kini perlu diarahkan untuk memberi kemampuan bagi peserta didik menggunakannya bagi kehidupan masa depan terutama masa dimana dia telah menyelesaikan pendidikan formalnya. Dengan demikian sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang menjadi konten pendidikan harus dapat digunakan untuk kehidupan paling tidak satu sampai dua dekade dari sekarang. Artinya, konten pendidikan yang dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan dan dikembangkan dalam kurikulum harus menjadi dasar bagi peserta didik untuk dikembangkan dan disesuaikan dengan kehidupan mereka sebagai pribadi, anggota masyarakat, dan warganegara yang produktif serta bertanggungjawab di masa mendatang. Secara singkat kurikulum adalah untuk membangun kehidupan masa kini dan masa akan datang bangsa, yang dikembangkan dari warisan nilai dan prestasi bangsa di masa lalu, serta kemudian diwariskan serta dikembangkan untuk kehidupan masa depan. Ketiga dimensi kehidupan bangsa, masa lalu-masa sekarang-masa yang akan datang, menjadi landasan filosofis pengembangan kurikulum. Pewarisan nilai dan prestasi bangsa di masa lampau memberikan dasar bagi kehidupan bangsa dan individu sebagai anggota masyarakat, modal yang digunakan dan dikembangkan untuk membangun kualitas kehidupan bangsa dan individu yang diperlukan bagi kehidupan masa kini, dan keberlanjutan kehidupan bangsa dan warga negara di masa mendatang. Dengan tiga dimensi kehidupan tersebut kurikulum selalu menempatkan peserta didik dalam lingkungan sosial budayanya, mengembangkan kehidupan individu peserta didik
  • 20. 20 sebagai warganegara yang tidak kehilangan kepribadian dan kualitas untuk kehidupan masa kini yang lebih baik, dan membangun kehidupan masa depan yang lebih baik lagi. Adapun Landasan Filosofis Kurikulum 2013 Adalah Sebagai Berikut 1. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan 3. PP No 23 tahun 2014 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan 4. Permendikbud No 20 tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan 5. Permendikbud No 21 tahun 2016 tentang Standar Isi 6. Permendikbud No 22 tahun 2016 tentang Standar Proses 7. Permendikbud No 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian 8. Permendikbud No 24 tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pendidikan dasar dan Menengah 9. Permendikbud No 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Kompetensi SD 10. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 11. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler 12. Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan 13. Permendikbud Nomor 74 Tahun 2014 tentang muatan lokal pada kurikulum 2013 14. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah 15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2015 Tentang gerakan Penumbuhan Budi Pekerti
  • 21. 21 16. Peraturan Mentri Pendidkan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah Melalui Ujian Nasional dan Penilaian hasil Belajar Oleh Satuan Pendidikan Melalui Ujian Sekolah/Madrasah 17. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter dan Permendikbud nomor 20 Tahun 2018 tentang PPK pada satuan pendidikan formal 18. Permendikbud No 71 tahun 2014 tentang Buku Teks Pelajaran Layak 19. Permendikbud no 23 tahun 2015 tentang gerakan literasi sekolah B. Tujuan Penyusunan Kurikulum 2013 Mempersiapkan insan Indonesia untuk memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warganegara yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara dan peradaban dunia. C. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013 Pelaksanaan pembelajaran pada pelaksanaan kurikulum 2013 memiliki karakteristik yang berbeda dari pelaksanaan kurikulum 2006. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi yang diharapkan terdapat maka dipeloleh 14 prinsip utama pembelajaran yang perlu guru terapkan. Ada pun 14 prinsip itu adalah: 1. Dari siswa diberi tahu menuju siswa mencari tahu; pembelajaran mendorong siswa menjadi pembelajar aktif, pada awal pembelajaran guru tidak berusaha untuk meberitahu siswa karena itu materi pembelajaran tidak disajikan dalam bentuk final. Pada awal pembelajaran guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu fenomena atau fakta lalu mereka merumuskan ketidaktahuannya dalam bentuk pertanyaan. Jika biasanya kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyampaian informasi dari guru sebagai sumber belajar, maka dalam pelaksanaan kurikulum 2013 kegiatan inti dimulai dengan siswa mengamati fenomena atau fakta tertentu. Oleh karena itu guru selalu memulai dengan menyajikan alat bantu pembelajaran untuk mengembangkan rasa ingin tahu siswa dan dengan alat bantu itu guru membangkitkan rasa ingin tahu siswa dengan bertanya.
  • 22. 22 2. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis aneka sumber; pembelajaran berbasis sistem lingkungan. Dalam kegiatan pembelajaran membuka peluang kepada siswa sumber belajar seperti informasi dari buku siswa, internet, koran, majalah, referensi dari perpustakaan yang telah disiapkan. Pada metode proyek, pemecahan masalah, atau inkuiri siswa dapat memanfaatkan sumber belajar di luar kelas. Dianjurkan pula untuk materi tertentu siswa memanfaatkan sumber belajar di sekitar lingkungan masyarakat. Tentu dengan pendekatan ini pembelajaran tidak cukup dengan pelaksanaan tatap muka dalam kelas. 3. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan pendekatan ilmiah; pergeseran ini membuat guru tidak hanya menggunakan sumber belajar tertulis sebagai satu-satunya sumber belajar siswa dan hasil belajar siswa hanya dalam bentuk teks. Hasil belajar dapat diperluas dalam bentuk teks, disain program, mind maping, gambar, diagram, tabel, kemampuan berkomunikasi, kemampuan mempraktikan sesuatu yang dapat dilihat dari lisannya, tulisannya, geraknya, atau karyanya. 4. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis kompetensi; pembelajaran tidak hanya dilihat dari hasil belajar, tetapi dari aktivitas dalam proses belajar. Yang dikembangkan dan dinilai adalah sikap, pengetahuan, dan keterampilannya. 5. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu; mata pelajaran dalam pelaksanaan kurikulum 2013 menjadi komponen sistem yang terpadu. Semua materi pelajaran perlu diletakkan dalam sistem yang terpadu untuk menghasilkan kompetensi lulusan. Oleh karena itu guru perlu merancang pembelajaran bersama-sama, menentukan karya siswa bersama-sama, serta menentukan karya utama pada tiap mata pelajaran bersama-sama, agar beban belajar siswa dapat diatur sehingga tugas yang banyak, aktivitas yang banyak, serta penggunaan waktu yang banyak tidak menjadi beban belajar berlebih yang kontraproduktif terhadap perkembangan siswa. 6. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi; di sini siswa belajar menerima kebenaran tidak tunggul. Siswa melihat awan yang sama di sebuah kabupaten. Mereka akan melihatnya dari tempatnya berpijak. Jika ada sejumlah siswa yang melukiskan awan pada jam yang sama dari tempat
  • 23. 23 yangberjauhan, mereka akan melukiskannya berbeda-beda, semua benar tentang awan itu, benar menjadi beragam. 7. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif; pada waktu lalu pembelajaran berlangsung ceramah. Segala sesuatu diungkapkan dalam bentuk lisan guru, fakta disajikan dalam bentuk informasi verbal, sekarang siswa harus lihat faktanya, gambarnya, videonya, diagaramnya, teksnya yang membuat siswa melihat, meraba, merasa dengan panca indranya. Siswa belajar tidak hanya dengan mendengar, namun dengan menggunakan panca indra lainnya. 8. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan keterampilan mental (softskills); hasil belajar pada rapot tidak hanya melaporkan angka dalam bentuk pengetahuannya, tetapi menyajikan informasi menyangku perkembangan sikapnya dan keterampilannya. Keterampilan yang dimaksud bisa keterampilan membacan, menulis, berbicara, mendengar yang mencerminkan keterampilan berpikirnya. Keterampilan bisa juga dalam bentuk aktivitas dalam menghasilkan karya, sampai pada keterampilan berkomunikasi yang santun, keterampilan menghargai pendapat dan yang lainnya. 9. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan siswa sebagai pembelajar sepanjang hayat; ini memerlukan guru untuk mengembangkan pembiasaan sejak dini untuk melaksanakan norma yang baik sesuai dengan budaya masyarakat setempat, dalam ruang lingkup yang lebih luas siswa perlu mengembangkan kecakapan berpikir, bertindak, berbudi sebagai bangsa, bahkan memiliki kemampuan untuk menyesusaikan dengan dengan kebutuhan beradaptasi pada lingkungan global. Kebiasaan membaca, menulis, menggunakan teknologi, bicara yang santun merupakan aktivitas yang tidak hanya diperlukan dalam budaya lokal, namun bermanfaat untuk berkompetisi dalam ruang lingkup global. 10. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas siswa dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); di sini guru perlu menempatkan diri sebagai fasilitator yang dapat menjadi teladan, meberi contoh bagaimana hidup selalu belajar, hidup patuh menjalankan agama dan prilaku baik lain. Guru di depan jadi teladan, di tengah siswa menjadi teman belajar, di belakang selalu mendorong semangat siswa tumbuh mengembangkan pontensi dirinya secara optimal.
  • 24. 24 11. Pembelajaran berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; karena itu pembelajaran dalam kurikulum 2013 memerlukan waktu yang lebih banyak dan memanfaatkan ruang dan waktu secara integratif. Pembelajaran tidak hanya memanfaatkan waktu dalam kelas. 12. Pembelajaran menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas. Prinsip ini menadakan bahwa ruang belajar siswa tidak hanya dibatasi dengan dinding ruang kelas. Sekolah dan lingkungan sekitar adalah kelas besar untuk siswa belajar. Lingkungan sekolah sebagai ruang belajar yang sangat ideal untuk mengembangkan kompetensi siswa. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya dapat mengembangkan sistem yang terbuka. 13. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; di sini sekolah perlu meningkatkan daya guru dan siswa untuk memanfaatkan TIK. Jika guru belum memiliki kapasitas yang mumpuni siswa dapat belajar dari siapa pun. Yang paling penting mereka harus dapat menguasai TIK sebabab mendapatkan pelajaran dengan dukungan TIK atau tidak siswa tetap akan menghadapi tantangan dalam hidupnya menjadi pengguna TIK. Jika sekolah tidak memfasilitasi pasti daya kompetisi siswa akan jomplang daripada siswa yang memeroleh pelajaran menggunakannya. 14. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya siswa; cita- cita, latar belakang keluarga, cara mendapat pendidikan di rumah, cara pandang, cara belajar, cara berpikir, keyakinan siswa berbeda-beda. Oleh karena itu pembelajaran harus melihat perbedaan itu sebagai kekayaan yang potensial dan indah jika dikembangkan menjadi kesatuan yang memiliki unsur keragaman. Hargai semua siswa, kembangkan kolaborasi, dan biarkan siswa tumbuh menurut potensinya masing-masing dalam kolobarasi kelompoknya. Demikian materi tentang prinsip pembelajaran yang disarikan dari materi pelatihan implementasi Kurikulum 2013.
  • 25. 25 BAB II TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH A. Tujuan Pendidikan Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. B. Visi Sekolah Cerdas bertaqwa, berkarakter, berbudaya lingkungan bersih dan sehat. C. Misi Sekolah Untuk mencapai visi di atas SD Negeri 09 Manggis Ganting menjalankan misi sebagai berikut : 1. Meningkatkan kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan sehingga mampu melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif 2. Melaksanakan pembelajaran secara aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan 3. Menumbuhkan semangat keunggulan dan kompetitif secara intensif kepada seluruh warga sekolah 4. Meningkatkan disiplin seluruh warga sekolah 5. Mengembangkan bakat dan potensi peserta didik 6. Mengembangkan kegiatan keagamaan untuk meningkatkan iman dan taqwa 7. Menumbuhkan sikap simpati, empati dan kesetiakawanan sosial 8. Mengembangkan pendidikan berkarakter dan berbudaya lingkungan 9. Menumbuhkan kesadaran pada warga sekolah untuk menjaga lingkungan asri 10. Menumbuhkan kebiasaan hidup bersih, rapi dan sehat. D. Tujuan Sekolah Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut ini: 1. Meningkatnya kemampuan propesional guru dan tenaga kependidikan 2. Terwujudnya manajemen pendidikan yang efektif dan efisien
  • 26. 26 3. Adanya buku dan sarana belajar yang memadai dan selalu dalam kondisi siap pakai. 4. Terwujudnya fisik dan penampilan sekolah yang baik dan kondusif setiap tahun 5. Terwujudnya budaya disiplin dikalangan warga sekolah setiap tahun 6. Adanya semangat keunggulan dan kompetitif secara intensif kepada seluruh warga sekolah. 7. Terwujudnya akhlak mulia pada peserta didik 8. Diterapkan manajemen partisipasi aktif seluruh warga sekolah dalam pengambilan kebijakan dan dalam mewujudkan suasana sekolah yang kondusif dan asri. 9. Proporsi lulusan diterima di SMP faforit meningkat 10. Memiliki Tim olah raga minimal 2 cabang dan mampu menjadi finalis tingkat Kota. 11. Memiliki Tim kesenian yang mampu tampil setingkat Kota. 12. Memiliki kondisi sekolah yang kondusif dan Asri Serta berbudaya lingkungan. 13. Memiliki tim kreatifitas minimal 2 cabang keterampilan dan mampu bersaing tingkat Kota.
  • 27. 27 BAB III STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM A. Struktur Kurikulum Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil. Untuk kurikulum SD Negeri 09 Manggis Ganting organisasi Kompetensi Dasar kurikulum dilakukan melalui pendekatan terintegrasi (integrated curriculum). Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata pelajaran yang mengintegrasikan konten mata pelajaran IPA dan IPS di kelas I, II, dan III ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka struktur Kurikulum SD Negeri 09 Manggis Ganting menjadi lebih sederhana karena jumlah mata pelajaran berkurang. Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester. Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang peserta didik dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang peserta didik yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, dan beban belajar.
  • 28. 28 Tabel 1 Sturktur Kurikulum No Mata Pelajaran Alokasi Waktu Belajar Perminggu I II III IV V VI Kelompok A 1 Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4 2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 5 5 6 5 5 5 3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7 4 Matematika 5 6 6 6 6 6 5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3 6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3 Kelompok B 1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4 2 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4 Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 30 32 34 36 36 36 Keterangan:  Selain kegiatan intrakurikuler SD Negeri 09 Manggis Ganting juga melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler yaitu pramuka dalam rangka mendukung pembentukan kompetensi sikap sosial peserta didik, terutama sikap peduli. Di samping itu juga dapat digunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilan dalam ranah konkrik  Matapelajaran kelompok A dikembangkan oleh pusat, sementara matapelajaran kelompok B dikembangkan oleh pusat dan pemerintah daerah  Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit  Pada kurikulum 2013 setiap kelas melaksanakan pembelajaran tematik terpadu dan prosesnya dengan pendekatan saintifik
  • 29. 29 Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran, penyederhanaan dilakukan juga terhadap Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran. Penyederhanaan dilakukan dengan menghilangkan Kompetensi Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan antarmata pelajaran, serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia perkembangan psikologis peserta didik. Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum dan memiliki Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran Kompetensi Dasar IPA dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi dalam berbagai tema. Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa Daerah. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SD Negeri 09 Manggis Ganting antara lain Pramuka (Wajib) dan Usaha Kesehatan Sekolah. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut. B. Muatan Kurikulum Permendikbud Nomor 74 Tahun 2014 tentang muatan lokal pada kurikulum 2013. Muatan Kurikulum 2013 SD Negeri 09 Manggis Ganting meliputi sejumlah mata pelajaran yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi siswa pada satuan pendidikan. Muatan Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan muatan lokal serta kegiatan pengembangan diri yang tidak termasuk kepada struktur kurikulum dan diberikan diluar
  • 30. 30 tatap muka. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan semester sesuai dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas kompetensi dasar dam kompensi inti. 1. Mata Pelajaran Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan dibelajarkan kepada siswa sebagai beban belajar melalui metode dan pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh keleluasaan dan kedalaman pada masing- masing tingkat satuan pendidikan. Metode dan pendekatan pada mata pelajaran tergantung pada ciri khas dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah. Sejumlah mata pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada setaiap satua pendidikan. 1. Pendidikan Agama Islam Tujuan :  Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;  Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas sekolah. Ruang Lingkup Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1. Al-Qur’an dan Hadits 2. Akhlaq 3. Aqidah 4. Fiqih Pendidikan Agama Islam menekankan keseimbangan, keselarasan, dan keserasian antara hubungan manusia dengan Allah SWT, hubungan manusia
  • 31. 31 dengan sesama manusia, hubungan manusia dengan diri sendiri, dan hubungan manusia dengan alam sekitarnya. 2. Pendidikan Kewarganegaraan Tujuan:  Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan  Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta anti korupsi.  Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.  Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek aspek sebagai berikut. 1) Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan 2) Norma, hukum dan peraturan, meliputi: Tertib dalam kehidupan keluarga, Tata tertib di sekolah, Norma yang berlaku di masyarakat, Peraturan- peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilan nasional, Hukum dan peradilan internasional 3) Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM 4) Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan
  • 32. 32 pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara 5) Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi 6) Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan Desa dan Kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi 7) Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai- nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka Globalisasi meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan organisasi internasional, dan mengevaluasi globalisasi 3. Bahasa Indonesia Tujuan  Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.  Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara  Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.  Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.  Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.  Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
  • 33. 33 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1) Mendengarkan 2) Berbicara 3) Membaca 4) Menulis 4. Matematika Tujuan:  Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.  Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.  Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.  Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.  Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Ruang Lingkup Mata pelajaran Matematika pada satuan pendidikan SD/MI meliputi aspek aspek sebagai berikut. 1) Bilangan 2) Geometri dan pengukuran
  • 34. 34 3) Pengolahan data. 5. Ilmu Pengetahuan Alam Tujuan:  Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam ciptanya-Nya.  Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.  Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.  Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memacahkan masalah dan membuat keputusan.  Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.  Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.  Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs. Ruang Lingkup Ruang Lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut. 1) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan 2) Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas 3) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana 4) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. 6. Ilmu Pengetahuan Sosial Tujuan:  Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.  Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial.
  • 35. 35  Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.  Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan bekompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1) Manusia, Tempat, dan Lingkungan 2) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan 3) Sistem Sosial dan Budaya 4) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan. 7. Seni Budaya dan Prakarya Tujuan :  Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.  Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan prakarya.  Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.  Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Ruang Lingkup Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1) Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya 2) Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik 3) Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari 4) Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik, seni tari dan peran 5) Keterampilan, mencakup segala aspek kecakapan hidup ( life skills ) yang meliputi keterampilan personal, keterampilan sosial, keterampilan vokasional dan keterampilan akademik
  • 36. 36 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan Tujuan :  Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga yang terpilih.  Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis yang lebih baik.  Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.  Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui internalisasi nilai- nilai yang terkandung di dalam pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.  Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.  Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri, orang lain dan lingkungan.  Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif. Ruang Lingkup Ruang lingkup mata pelajaran Pendiidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan meliputi aspek-aspek sebagai berikut. 1) Permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan. eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya 2) Aktivitas pengembangan meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya 3) Aktivitas senam meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat, ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya 4) Aktivitas ritmik meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic serta aktivitas lainnya 5) Aktivitas air meliputi: permainan di air, keselamatan air, keterampilan bergerak di air, dan renang serta aktivitas lainnya
  • 37. 37 6) Pendidikan luar kelas, meliputi: piknik/karyawisata, pengenalan lingkungan, berkemah, menjelajah, dan mendaki gunung 7) Kesehatan, meliputi penanaman budaya hidup sehat dalam kehidupan sehari- hari, khususnya yang terkait dengan perawatan tubuh agar tetap sehat, merawat lingkungan yang sehat, memilih makanan dan minuman yang sehat, mencegah dan merawat cidera, mengatur waktu istirahat yang tepat dan berperan aktif dalam kegiatan P3K dan UKS. Aspek kesehatan merupakan aspek tersendiri, dan secara implisit masuk ke dalam semua aspek. 2. Pengembangan Diri Peratuaran Mentri pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014 tentang kegiatan ekstrakurikuler atau pengembangan diri. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru.. Pengembangan diri bertujuan memeberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan,bakat,dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah.Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor,guru,atau tenaga kependidikan yang yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar dan pengembangan karir peserta didik. Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak kuantitatif seperti pada mata pelajaran. Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti : 1. Kegiatan Ektrakurikurer Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler meliputi beragam kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa, terdiri atas: a. Olahraga Merupakan proses pembentukan kepribadian dan pengembangan bakat siswa dibidang olahraga agar menjadi sebagai seorang yang bertanggung jawab, mandiri, tangguh, jujur dan setiakawan. Dimana program yang dilaksanakan sebagai berikut : 1) Lari, lompat, lempar dan senam pagi Waktu pelaksanaan program olahraga dijadwalkan setiap hari Sabtu dengan kegiatan atau program yang bergantian setiap minggu.
  • 38. 38 b. Seni Merupakan proses pengembangan bakat siswa di bidang kesenian. Dimana program yang dilaksanakan sebagai berikut : 1) Seni Tari 2) Seni Musik Drumband 3) Seni Puisi Waktu pelaksanaan program kesenian dijadwalkan setiap hari Sabtu pada jam pengembangan diri pada setiap bulannya. c. Ilmiah Merupakan proses pengembangan bakat siswa dibidang ilmu pengetahuan. Dimana program yang dilaksanakan sebagai berikut : 1) Olimpiade MIPA 2) Lomba Mata Pelajaran Waktu pelaksanaan program Olimpiade MIPA dan Lomba Mata Pelajaran lainnya dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setiap tahun pelajaran. d. Keagamaan Merupakan proses pengembangan bakat siswa di bidang keagamaan, dimana program yang dilaksanakan adalah sebagai berikut : 1) Asmaul Husna 2) Hafiz Kegiatan keagamaan ini dilaksanakan setiap hari jum’at sesuai dengan jadwal lomba yang akan diikuti. Uraian tentang jenis dan strategi pelaksanaan program pengembangan bakat, minat dan prestasi peserta didik yang ditetapkan SD Negeri 09 Manggis Ganting adalah sebagai berikut : JENIS PENGEMBANGAN DIRI NILAI – NILAI YANG DITANAMKAN STRATEGI A. Kegiatan Ekstrakurikuler 1. Pramuka  Demokratis  Disiplin  Kerja sama  Rasa kebangsaan  Toleransi  Peduli sosial dan  lingkungan  Latihan terprogram (keemimpinan, berorganisasi)
  • 39. 39  Cinta damai  Kerja keras 2. Olimpiade MIPA dan IPS  Rasa ingin tau  Kerja keras  Jujur  Disiplin  Teliti  Pembinaan rutin  Mengikuti perlombaan 3. Olahraga (lari, lompat, lempar)  Sportifitas  Menghargai prestasi  Kerja keras  Cinta damai  Disiplin  Jujur  Melalui latihan rutin dan Perlombaan olahraga 4. Kesenian  Disiplin  Jujur  Peduli budaya  Peduli social  Cinta tanah air  Semangat kebangsaan  Senang membaca  Inovatif  Latihan rutin  Mengikuti tari, drumband  Berkompetensi internal dan eksternal  Pergelaran seni  Mengikuti perlombaan 5. Kepemimpinan  Tanggung jawab  Keberanian  Tekun  Sportivitas  Disiplin  Mandiri  Demokratis  Cinta damai  Cinta tanah air  Peduli lingkungan  Peduli social  Keteladanan  Sabar  Toleransi  Kerja keras  Pantang menyerah  Kerja sama  Kegiatan UKS  Pramuka  Kegiatan Kerohanian
  • 40. 40 Berikut ini adalah table pengembangan diri dan daftar nama guru pelaksananya. Table 3. Pelaksana Kegiatan Pengembangan Diri SD Negeri 09 Manggis Ganting Kota Bukittinggi No Nama Guru Jenis Kegiatan 1. Jumaidi, S.Pd Olahraga ( atletik) 2 Gheni Aosi, S.Pd Dra. Hj. Ernetti Olimpiade IPA Olimpiade Matematika 3 Wilda Helmi, S.Pd I Emilidiya, S.Pd I Agama ( Hafiz, Asmaul Husna) 4 Jumaidi, S.Pd Gheni Aosi, S.Pd Pramuka 5 Eva Marlinda, S.Pd Dra. Hj. Ernetti Seni Musik 6 Emilidiya, S.Pd Supriyatni, S.Pd UKS dan Dokter Kecil 7 Yosi Novita, S.Pd Ozi Novia Wendri, S.Pd Tari 8 Supriyatni, S.Pd Afriliana Fitri, S.Pd Puisi 2. Kegiatan Pembiasaan Guna mengembangkan nilai religi, nilai-nilai sportifitas kehidupan berbangsa dan bernegara pembentukan karakter siswa dilakukan melalui : a. Pembiasaan Rutin Kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun di sekolah. Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan rutin di SD Negeri 09 Manggis Ganting adalah sebagai berikut:  Sholat berjamaah  Upacara bendera setiap hari senin  Berdoa sebelum dan sesudah belajar  Pengajian setiap hari Jum’at, menyimak bacaan surat pendek dalam Al Qur’an dan membaca surat Al-Kahfi setiap pagi jum’at.  Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas  Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar
  • 41. 41  Membaca buku di perpustakaan b. Terprogram Kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada tingkat kelas maupun tingkat sekolah.  Kegiatan Keagamaan  Pekan Kreatifitas dan olahraga  Peringatan Hari Besar Nasional  Bina Olimpiade MIPA c. Spontan Kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja, tanpa dibatasi oleh ruang.  Membiasakan memberi salam  Membiasakan membuang sampah pada tempatnya  Membiasakan antri  Membiasakan membantu teman yang kena musibah  Berdiskusi dengan baik dan benar  Operasi Semut 2. Kegiatan Keteladanan Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang lain kepada siswanya. a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah b. Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah c. Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih d. Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal e. Memberi contoh penampilan sederhana f. Menanamkan budaya membaca g. Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah h. Memuji hasil kerja siswa yang baik 3. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme a. Peringatan Hari Kemerdekaan RI b. Peringatan Hari Pahlawan c. Peringatan Hari Pendidikan Nasional 3. Beban Belajar Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD Negeri 09 Manggis Ganting kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SD Negeri 09 Manggis Ganting adalah 35 menit. Dengan
  • 42. 42 adanya tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu, mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar. Tabel 2 : Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SD Negeri 09 Manggis Ganting Kelas Satu jam pembelajaran tatap muka/menit Jumlah jam pembelajaran Per Minggu Minggu Efektif per tahun ajaran Waktu pembelajaran per tahun 1 35 30 38 1140 jam pembelajaran (39900 menit) 2 35 32 38 1216 jam pembelajaran (41230 menit) 3 35 34 38 1292 jam pembelajaran (42560 menit) 4 35 36 38 1368 jam pembelajaran (47880 menit) 5 35 36 38 1368 jam pembelajaran (47880 menit) 6 35 36 38 1368 jam pembelajaran (47880 menit) Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
  • 43. 43 Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaran Untuk tatap muka 60 % Contoh perhitungan pemberian tugas. 4 x 35 menit = 140 menit maka 40% penugasan yaitu 40% x 140 menit = 56 menit jadi untuk pemberian tugas hanya 56 menit per minggu. Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah setara dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah setara dengan dua jam tatap muka. Alokasi untuk pengembangan ekspresi dan potensi disesuaikan dengan jenis pengembangan yang di pilih. 4. Penilaian Sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah, 5. Ketuntasan Belajar Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d 100%. Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing idikator adalah 70%. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata- rata siswa serta kemampuan sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan pembelajaran. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal. Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas, esensial intake siswa, dan saran prasarana. Adapun Standar Hasil Belajar/KKM SD Negeri 09 Manggis Ganting Tahun Pelajaran 2020/2021 adalah sebagai berikut:
  • 44. 44 Tabel 3 : Standar Hasil Belajar/KKM No Mata Pelajaran SKBM Angka Huruf Kelompok A 1 Pendidikan Agama 70 Tujuh Puluh 2 Pendidikan Kewarganegaraan 70 Tujuh Puluh 3 Bahasa Indonesia 70 Tujuh Puluh 4. Matematika 70 Tujuh Puluh 5. Ilmu Pengetahuan Alam 70 Tujuh Puluh 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 70 Tujuh Puluh Kelompok B 7. Seni Budaya dan Keterampilan 70 Tujuh Puluh 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga 70 Tujuh Puluh 5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan 1) Kenaikan Kelas Sesuai permendikbud No 23 tahun 2016 tentang standar penilaian. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Permendikbud No 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil belajar dan Pemerintah Melalui Ujian Nasional dan Penilaian Hasil Belajar oleh satuan pendidikan melalui Ujian Sekolah Kriteria kenaikan kelas SD Negeri 09 Manggis Ganting sebagai berikut : 1. Siswa sudah menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan kriteria ketuntasan belajar minimal pada semua Standar Kompetensi Dasar dan indikator.
  • 45. 45 2. Jika siswa memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) minimal tiga buah nilai D siswa tersebut dinyatakan tidak naik kelas. 3. Kehadiran siswa minimal 90% 4. Prilaku, sikap dan Budi Pekerti kriteria baik. 2) Kelulusan 1. Kriteria Kelulusan Permendikbud No 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil belajar dan Pemerintah Melalui Ujian Nasional dan Penilaian Hasil Belajar oleh satuan pendidikan melalui Ujian Sekolah. Kriteria kelulusan berdasar pada ketentuan PP 19/2005 pasal 72 ayat 1, Permendiknas dan POS US yang berlaku. Seorang siswa dinyatakan lulus apabila memenuhi dua aspek yaitu aspek akademik dan aspek non akademik 1. Aspek Akademik meliputi: a. Memiliki nilai rapor yang lengkap mulai kelas I s/d kelas VI b. Telah memiliki nilai ujian untuk seluruh mata pelajaran yang diujikan, baik ujian sekolah maupun ujian nasional. Dengan ketentuan Nilai US dan Nilai Rata-rata rapor c. Memiliki nilai baik untuk empat kelompok mata pelajaran yakni : - Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia - Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian - Kelompok mata pelajaran estetika dan - Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan 2. Aspek Non akademik a. Nilai rata-rata kepribadian (kelakuan, kerajinan dan kerapian) pada semester II kelas VI minimal baik b. Kehadiran di SD/MI pada semester I dan II kelas VI minimal 90% dari jumlah hari efektif. Bagi siswa yang tidak memenuhi aspek akademik dan non akademik tersebut diatas dinyatakan Tidak Lulus 2. Uraian tentang pelaksanaan Ujian Sekolah Permendikbud No 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil belajar dan Pemerintah Melalui Ujian Nasional dan Penilaian Hasil Belajar oleh satuan
  • 46. 46 pendidikan melalui Ujian Sekolah Ujian sekolah adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi pserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. Permendikbud 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ujian yang diselenggarakan oleh Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional. Mata pelajaran yang diujikan adalah mata pelajaran kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak diujikan dalam Ujian Sekolah Berstandar Nasional dan aspek kognitif dan/ atau psikomotorik kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia serta kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian yang akan diatur dalam POS ujian sekolah. Pelaksanaan US di SD Negeri 09 Manggis Ganting tahun ajaran 2019/2020 sebelum pelaksanaan UN maka terlebih dahulu diadakan sosialisasi tentang pelaksanaan UN kepada: 1. Seluruh warga sekolah 2. Seluruh orang tua wali murid termasuk wali murid kelas VI 3. Kepada masyarakat yang berada di sekitar sekolah Setelah diadakan sosilisasi maka disusunlah program-program untuk melaksanakan UN antara lain: 1. Menyususn program sukses UN tahun 2019/2020 2. Mengembangkan indikator-indikator yang telah ditetapkan oleh Permendiknas sesuai dengan standar kompetensi lulusan 3. memprediksi model soal UN terutama untuk mata pelajaran matematika, IPA dan Bahasa Indonesia 3. Target Kelulusan yang akan dicapai Berdasarkan kelulusan siswa SD Negeri 09 Manggis Ganting tahun pelajaran 2019/2020 peserta didiknya lulus 100%, maka musyawarah dewan guru menargetkan lulusan peserta didik Tahun Pelajaran 2020/2021 ini sama dengan tahun lalu, dengan berupaya meningkatkan hasil nilai lulusan sebagai berikut:
  • 47. 47 STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL) SDN 09 MANGGIS GANTING KEC. MANDIANGIN KOTO SELAYAN KOTA BUKITTINGGI TAHUN PELAJARAN 2019/2020 I. UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (UAS-BN) No Mata Ujian Target Rata - rata Ket 1 Bahasa Indonesia 70 70 2 Matematika 70 3 IPA 70 II. UJIAN AKHIR SEKOLAH (UAS) No Mata Ujian Target Rata - rata Ket 1 IPS 70 70 2 PKN 70 3 Bahasa Inggris 70 4 Agama 70 4. Jadwal US Praktek Hari Mata Pelajaran I Praktek Agama II Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan III Seni Budaya dan Keterampilan 5. Ruang US 1. Ruang kelas yang digunakan aman dan memadai untuk pelaksanaan US. 2. Setiap ruang ujian ditempel kertas yang bertulisan ”Dilarang masuk selain peserta ujian” 3. Setiap ruang ujian ditempati paling banyak 20 peserta dan dua meja untuk pengawas US. 4. Setiap meja diberi nomor peserta US 5. Denah tempat duduk peserta /denah lokasi ujian 6. Tempat duduk peserta US ditempati satu orang setiap bangku 7. Media/alat peraga yang berkaitan dengan US dikeluarkan daridalam ruangan.
  • 48. 48 8. Penempatan tempat duduk peserta US disesuaikan dengan urutan nomor peserta ujian. 6. Pengawas ruang UN/US 1. Pengawas US adalah guru yang memiliki sikap dan prilaku disiplin, jujur, bertanggungjawab, teliti dan memegang teguh kerahasiaan 2. Pengawas US di usahakan berasal dari guru yang berasal dari luar sekolah gugus yang bersangkutan 3. Setiap ruangan diawasi oleh dua orang pengawas 1. Tata tertib Pengawas ruang US 2. Tata tertib peserta US 7. Uraian tentang Program Sekolah dalam meningkatkan kualitas lulusan Dalam rangka meningkatkan kualitas lulusan di SD Negeri 09 Manggis Ganting Tahun Pelajaran 2020/2021 menyelenggarakan program : a. Meningkatkan program sukses US 2019/2020 b. Mengadakan rapat koordinasi wali murid dengan pihak sekolah c. Memaksimalkan proses pembelajaran pada waktu pagi d. Mengadakan jam tambahan belajar sore Senin- Sabtu dengan mata pelajaran yang di US semenjak dari bulan Oktober 2020 s/d Mei 2021 e. Meningkatkan partisipasi orang tua siswa f. Membahas materi – materi yang akan diujikan (SKL) Program Pasca Ujian Akhir Sekolah 1. Kesiswaan 1.Siswa tetap hadir disekolah mengikuti kegiatan sekolah diluar PBM. 2.Mempersipkan mental siswa terhadap kemungkinan hasil dari UN/ US 3.Memotivasi siswa untuk melanjutkan kejenjang pendidikan SLTP sederajat 2. Sekolah a. Pengumpulan hasil US. b. Pengolaan hasil US c. Penetuan kelulusan US berdasarkan kriteria kelulusan d. Mengumumkan peserta US yang lulus / tidak lulus. e. Menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian (SKHU). f. Evaluasi dan pelaporan US
  • 49. 49 g. Mendata peserta didik yang melanjutkan pendidikan h. Penulisan ijazah. i. Memberikan ijazah. 8. Mutasi Peserta Didik Menurut Permendikbud Nomor 51 tahun 2018 yang diperbaharui menjadi Permendikbud Nomor 20 Tahun 2019 tentang Penerimaan PPDB TK, SD, SMP dan SMA/SMK SYARAT PINDAH DARI SD NEGERI 09 MANGGIS GANTING : 1. Permohonan pindah dari orang tua 2. Tanda terima dari sekolah yang akan dituju/ ditempati 3. Nomor NISN siswa 4. Surat Mutasi dari Dapodik 5. Surat pindah dari SD Negeri 09 Manggis Ganting 6. Tidak memberi siswa yang pindah untuk naik kelas jika berdasarkan penilaian (rapor) siswa tersebut tinggal kelas. SYARAT PINDAH KE SD NEGERI 09 MANGGIS GANTING : 1. Surat pindah dari sekolah yang ditinggalkan 2. Nomor NISN siswa 3. Surat Mutasi dari Dapodik 4. Berdasarkan rapat Kepala Sekolah Kecamatan Mandiangin Koto Selayan diputuskan untuk tidak menerima siswa segugus kecuali pindah rumah atau hal- hal lain yang telah disepakati oleh Kepala Sekolah yang bersangkutan 5. Membawa surat pindah dari sekolah yang lama yang telah diketahui oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan 6. Tidak menerima siswa yang pindah untuk naik kelas 7. Bersedia untuk mematuhi peraturan di SD SD Negeri 09 Manggis Ganting 9. Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis keunggulan Lokal dan Global 1. Penerapan pendidikan kecakapan hidup
  • 50. 50 Pendidikan kecakapan hidup yang diajarkan di SD Negeri 09 Manggis Ganting Bukittinggi adalah Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Pendidikan Anti Korupsi, Pendidikan Ekonomi Kreatif, Pendidikan Agama. 2. Penyelenggaraan pendidikan berbasis keunggulan lokal Pendidikan berbasis keunggulan lokal yang diajarkan di SD Negeri 09 Manggis Bukittinggi adalah Pendidikan Al-Qur’an yang diintegrasikan kedalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)
  • 51. 51 BAB IV KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR A. Kompetensi Inti Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills. Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal Kompetensi Dasar. Organisasi vertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu kelas atau jenjang pendidikan ke kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antara konten yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara konten Kompetensi Dasar satu mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat. Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial (Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran secara integratif. Kompetensi yangberkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan (Kompetensi Inti 4).
  • 52. 52 Tabel 4 : Kompetensi Inti Kelas I,II,III KOMPETENSI INTI KELAS I DAN KELAS II KOMPETENSI INTI KELAS III 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. Tabel 5 : Kompetensi Inti Kelas IV,V,VI KOMPETENSI INTI KELAS IV KOMPETENSI INTI KELAS V DAN VI 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya . 1. Menerima, menghargai, dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru. 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, percaya diri, dan cinta tanah air dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, tetangga, dan guru. 3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar, 3. Memahami pengetahuan faktual dan konseptual dengan cara mengamati
  • 53. 53 KOMPETENSI INTI KELAS IV KOMPETENSI INTI KELAS V DAN VI melihat, membaca] dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. dan mencoba [mendengar, melihat, membaca] serta menanya berdasarkan rasa ingin tahu secara kritis tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, sekolah, dan tempat bermain. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan konseptual dalam bahasa yang jelas, logis, dan sistematis, dalam karya yang estetis dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia. B. Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme. Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap mata pelajaran tercantum pada Lampiran 1A s.d. Lampiran 9 yang mencakup: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.
  • 54. 54 BAB V PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK A. PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATED (TERPADU) Kurikulum SD Negeri 09 Manggis Ganting menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema. Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III, keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata pelajaran lainnya. Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi kemampuan berpikir selanjutnya. Di bawah ini adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk peserta didik Sekolah Dasar kelas I, II, III, IV, V dan VI pada Kurikulum 2013.