2.
Secara Bahasa: arti riba adalah tambahan
Secara istilah: setiap penambahan yang diambil
tanpa adanya satu transaksi pengganti atau
penyeimbang yang dibenarkan syariah.
Definisi
3.
Hukum riba adalah haram dan termasuk dari dosa besar
karena akan menyebabkan kesengsaraan kaum dhuafa,
menzalimi orang miskin, eksploitasi si kaya pada si miskin,
menutup pintu sedekah dan kebajikan serta membunuh rasa
empati antar manusia yang berbeda strata sosial ekonominya.
َنٍم َيِقَباَم ا ْوُرَذ َو َهللا ا ْوُقَّتال ا ْوُنَمَأ َْنىِذَّال اَهُّيياَْنيِنِمْؤُم ْمُتْنُك ْنِا واَب ِالر
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum
dipungut), jika kamu orang yang beriman.” (Q.S. Al-
Baqarah: 278)
Hukum Riba
4.
َْنيِذَّلَاِذَّال ُم ْوُقَي اَمَك َلِإ َن ْوُمُقَي ََل واَب ِالر َن ْوُلُكْأَيِسَمْال َنِم ُنَطْيَّشال ُهُطُّبَخَتَي ْيِب َكِلَذْمُهَّنَأاَمَّنِا وُلاَق
َمَّرَح َو َعْيَبْال ُهللا َّلَحَا َو واَب ِالر لْثِم ُعْيَبْالواَب ِالر
Artinya: “Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat
berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan
lantaran tekanan penyakit jiwa (gila). Keadaan mereka yang demikian
itu disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli
itu sama dengan riba, padahal Allah SWT telah menghalalkan jual beli
dan mengharamkan riba . . . (Q.S. Al-Baqarah: 275)
ِب ِاسَّنال َلا َوْمَا ْمِهِلْكَا َو ُهْنَع ا ْوُهُن ْدَق َو واَب ِالر ُمِهِذْخَا َوْمُهْنِم َْني ِرََِِْلِل َانْدَتْعَا َو ِلِِاَبْاالًمْيِلَع اًباَذَع
Artinya: “Dan disebabkan karena mereka memakan riba, padahal
sesungguhnya mereka telah dilarang daripadanya, dan karena mereka
memakan harta orang dengan jalan yang batil. Kami telah
menyediakan untuk orang-orang kafir di antara mereka itu siksa yang
pedih.” (Q.S. An-Nisa: 161)
6.
Riba Qardh, Suatu manfaat atau tingkat kelebihan tertentu
yang disyaratkan terhadap yang berhutang (muqtaridh).
Riba Jahiliyyah, Hutang dibayar lebih dari pokoknya, karena
si peminjam tidak mampu membayar hutangnya pada waktu
yang ditetapkan.
Riba Fadhl, Pertukaran antarbarang sejenis dengan kadar atau
takaran yang berbeda, sedangkan barang yang dipertukarkan
itu termasuk dalam jenis barang ribawi.
Riba Nasi’ah, Riba yang terjadi karena adanya tambahan
pembayaran utang.
7.
Barang ribawi adalah barang yang diharamkan
adanya sesuatu tambahan.
Barang ribawi meliputi :
1. Emas dan perak, baik itu dalam bentuk uang
maupun dalam bentuk lainya.
2. Bahan makanan pokok, seperti beras, gandum, dan
jagung, serta bahan makan tambahan, seperti sayur-
sayuran dan buah-buahan.
Barang Ribawi
8.
Dapat menimbulkan permusuhan batin
Dapat mengikis semangat kerja sama
Dapat menimbulkan mental pemborosan
Ibadah haji, shadaqah dan infak dalam bentuk apapun dari
harta riba tidak diterima oleh Allah
Allah SWT. tidak mengabulkan doa orang yang memakan riba
Hilangnya keberkahan umur dan membuat pelakunya melarat
Memakan riba menjadi sebab utama su`ul khatimah, karana
riba ini merupakan bentuk kezaliman yang menyengsarakan
orang lain
Dampak Riba
9.
Biasakanlah hidup sederhana sesuai kemampuan
agar tidak terbiasa mencari utang
Bekerjalah dengan bersungguh-sungguh untuk
mencukupi kebutuhan hidup, walaupun dengan
bersusah payah.
Jika suatu saat terpaksa mencari hutang, hindarilah
berutang kepada rentenir
Jangan sekali-kali bekerja sama dengan rentenir agar
terhindar dari laknat Allah, Rasul, dan sesama
manusia
Cara Menghindari Riba
10.
Bank ialah suatu lembaga atau organisasi keuangan yang
mengurusi simpan pinjam uang dengan tambahan bunga. Baik
yang menyimpan maupun yang meminjam akan mendapatkan
bunga. Besar bunga ditentukan oleh pihak bank.
Bank
11.
Jumhur (mayoritas) ulama mengharamkan bank
konvensional karena adanya praktek bunga bank
yang secara prinsip sama persis dengan riba. Baik itu
bunga pinjaman, bunga tabungan atau bunga
deposito.
PENDAPAT YANG MENGHARAMKAN
BANK KONVENSIONAL
12.
menerima tabungan dengan imbalan bunga, yang
kemudian dipakai untuk dana kredit perbankan dengan
bunga berlipat.
memberikan kredit dengan bunga yang ditentukan
segala praktik hutang piutang yang mensyaratkan bunga.
Bagi ulama yang mengharamkan sistem perbankan nasional,
bunga bank adalah riba. Dan karena itu haram.
PRAKTIK PERBANKAN YANG
DIHARAMKAN
13.
Beberapa alasan para ulama ahli fiqih yang
menghalalkan bank konvensional adalah (a) bunga
bank bukanlah riba yang dilarang seperti yang
disebut dalam Quran dan hadits; (b) riba adalah
bunga yang berlipat ganda; sedang bunga pinjaman
bank tidaklah demikian.
PENDAPAT HALALNYA BANK
KONVENSIONAL
14.
Menurut Sayyid Muhammad Thanthawi bank
konvensional/deposito itu halal dalam berbagai bentuknya
walau dengan penentuan bunga terlebih dahulu.
Dr. Ibrahim Abdullah an-Nashir mengatakan, “Perkataan yang
benar bahwa tidak mungkin ada kekuatan Islam tanpa
ditopang dengan kekuatan perekonomian, dan tidak ada
kekuatan perekonomian tanpa ditopang perbankan, sedangkan
tidak ada perbankan tanpa riba.
Kata A. Hasan Bangil bunga bank itu halal. karena tidak ada
unsur lipat gandanya.
15.
Layanan transfer uang dari satu tempat ke tempat
lain dengan ongkos pengiriman
Menerbitkan kartu ATM
Menyewakan lemari besi
PRAKTIK BANK KONVENSIONAL YANG
HALAL
16.
Menurut fatwa Syekh Jad al-Haq, memperoleh gaji dari bank-
bank tersebut dapat dibenarkan, bahkan kendati bank-bank
konvensional itu melakukan transaksi riba, namun selama bank
tersebut mempunyai aktivitas lain yang sifatnya halal.
Yusuf Qaradhawi termasuk ulama yang mengharamkan bank
namun dalam soal gaji pegawai bank ia menyatakan bahwa
apabila pegawai tersebut bekerja karena tidak ada pekerjaan di
tempat lain maka ia dalam kondisi darurat. Dalam Islam,
kondisi darurat menghalalkan perkara yang asalnya haram.
Kebutuhan hidup termasuk kondisi darurat. Dalam konteks ini,
maka pekerjaannya di bank hukumnya boleh. Begitu juga boleh
mengikuti pendapat ulama terpercaya yang menghalalkan
bank konvensional.
HUKUM BEKERJA DAN GAJI
PEGAWAI BANK KONVENSIONAL
17.
Mayoritas ulama (jumhur) sepakat bahwa praktik bunga yang
ada di perbankan konvensional adalah sama dengan riba dan
karena itu haram. Walaupun ada sejumlah layanan perbankan
yang tidak mengandung unsur bunga dan karena itu halal.
Namun demikian, ada sejumlah ulama yang menganggap
bahwa bunga bank bukanlah riba dan karena itu halal
hukumnya.
Bagi seorang muslim yang taat dan berada dalam kondisi yang
ideal dan berada dalam posisi yang dapat memilih, tentunya
akan lebih baik kalau berusaha menjauhi praktik bank
konvensional yang diharamkan. Namun, apabila terpaksa, kita
dapat memanfaatkan segala layanan bank konvensional karena
ada sebagian ulama yang menghalalkannya.
KESIMPULAN HUKUM BANK
KONVENSIONAL DALAM ISLAM