1. Skenario prosedur pengambilan KRS (Kartu Rencana Studi):
a. Sekretariat memberikan absensi pengambilan KRS kepada mahasiswa.
b. Mahasiswa menandatangani absensi tersebut sebagai bukti pengambilan KRS.
Apabila mahasiswa tidak menemukan namanya pada daftar tersebut maka mahasiswa
yang bersangkutan diizinkan untuk menambah nama dan tanda tangannya di bagian
bawah absensi.
c. Mahasiswa menyerahkan kembali absensi yang sudah ditandatangani kepada
sekretariat.
d. Sekretariat menyimpan absensi tersebut dan memberikan KRS kosong kepada
mahasiswa yang sudah menandatangani absensi.
Asumsi prosedur pengambilan KRS (Kartu Rencana Studi):
a. KRS terdiri dari 3 lembar yang terdiri dari:
1. Lembar putih (1) : untuk mahasiswa
2. Lembar kuning (2) : untuk sekretariat
3. Lembar pink (3) : untuk dosen wali.
b. Sebelum menandatangani, mahasiswa diwajibkan memeriksa ketersediaan namanya
di daftar absensi tersebut.
c. Tanda tangan untuk absensi yang nama mahasiswanya tidak terdaftar akan diberikan
setelah mahasiswa yang bersangkutan menuliskan nama di bagian bawah absensi.
d. Pemberian KRS kosong didasarkan pada proses pemberian tanda tangan di absensi.
Skenario prosedur perwalian:
a. Mahasiswa mengisi KRS kosong dengan data mata kuliah yang akan diikutinya pada
semester berikutnya.
b. KRS yang telah diisi kemudian diserahkan pada dosen wali untuk diperiksa kebenaran
datanya (nilai prasyarat terpenuhi dan batas maksimal pengambilan SKS tidak
terlampaui).
c. Apabila data mata kuliah yang dituliskan salah maka dosen wali mengembalikan KRS
yang sudah diperiksa kepada mahasiswa untuk diisi kembali dengan data yang benar.
d. Apabila data mata kuliah sudah memenuhi persyaratan maka dosen wali menceklis
dan menandatangani KRS tersebut. Setelah itu, dosen wali akan menyerahkan
2. kembali KRS yang sudah diperiksa kepada mahasiswa untuk digunakan pada
prosedur registrasi.