2. Faktor
Keberhasilan Kegagalan
Kreatif Plin plan
Cekatan Kurang kreatif saat
Berani mengambil remaja
resiko Nasib
Percaya Diri Polos
Tidak putus asa Egois
Pekerja keras
Optimis
Inspiratif
3.
4. Kisah Pahit: Si Anak Singkong
Awalnya ia terlahir dari keluarga yang cukup
berada. Ayahnya bekerja sebagai wartawan di
zaman orde lama yang harus menghidupi ibunya
dan keenam saudaranya.
Sayangnya sang ayah dipaksa menutup usaha
persnya karena berseberangan secara politik
dengan penguasa. Akhirnya ia harus menjalani
hidup seadanya di losmen sempit.
Karena keinginannya berkuliah ia harus
berdagang dari berjualan buku kuliah stensilan,
kaos, sepatu, dan aneka barang lain di kampus
dan kepada teman-temannya. Hasil dari
bisnisnya ini mampu membuka sebuah toko
peralatan kedokteran dan laboratorium.
5. Kisah Pahit: Si Anak Singkong
“... hidup sebagai mahasiswa yang memiliki
penghasilan sendiri sungguh indah luar biasa kala itu.
Dunia cerah ceria laksana bulan tanpa terhalang
awan di puncak purnama.”
Di awal bisnisnya ini ia mengalami bangkrut
karena karena sering memberi fasilitas kepada
rekan kuliah, serta sering menraktir teman.
Bermodal awal Rp 150 juta dari Bank Exim,
mereka memproduksi sepatu anak-anak untuk
ekspor. Namun ia melepaskan diri dari kerjasama
dengan 3 temannya. Dan mulai merintis karirnya
dari awal lagi.
6. Kisah Sukses: Si Anak Singkong
Ia kembali mengawali kariernya dengan membuka
usaha kontraktor . Sayangnya kurang berhasil. Dari
bekal pengetahuan itu, ia memberanikan mendirikan
CV pertamanya pada 1984 dan menjadikannya PT
pada 1987.
Dari PT bernama Pariarti Shindutama, ia berkongsi
dengan dua rekannya mendirikan pabrik sepatu.
Kepiawaiannya menjaring hubungan bisnis langsung
membuat sepatu produksinya mendapat pesanan
sebanyak 160 ribu pasang dari pengusaha Italia.
Lompatan besar bermula ketika dia memutuskan
untuk mengambil alih kepemilikan Bank Mega pada
1996.
7. “Agar bisa keluar dari jerat
kemiskinan, pendidikan merupakan
langkah yang harus ditempuh dengan
segala daya dan upaya.”
9. Pencapaian
Mengarahkan usahanya ke konglomerasi, Chairul
mereposisikan dirinya ke tiga bisnis inti :
keuangan, properti, dan multi media serta
wahana hiburan.
Bisnis keuangan : ia mendirikan Mega Corpora dan
lainnya
10. Bisnis properti : CT Global Resource (CT corp),
PT.Carrefour dan Bandung
Supermall
Bisnis multimedia : Trans Corpora
12. Prestasi
Mahasiswa teladan tingkat nasional periode 1984-1985
Total kekayaan senilai US$ 1 Miliar
Menguasai Saham: Trans Ritel (40%), Carrefour SA
39%, Carrefour Netherland BV 9,5%, dan Onesia BV
11,5%.
Menguasai saham Carrefour Indonesia 100%
Masuk kedalam jajaran 10 besar orang terkaya di
Indonesia versi majalah Forbes
Berhasil menyelamatkan perkonomian bangsa.
Anggota Komite Keuangan Nasional.