2. Profil Pembicara
• Nama : H. Abdul Aziz Siswanto, S.Th.I
• NIP : 197704232009011009
• TTL : Tulungagung, 23 - 04 - 1977
• Pendidikan :
1. Pesantren / Ma’had Al Ishlah Kediri
2. Akademi Dakwah Islam Bogor
3. S1-Ushuluddin (Tafsir & Hadits)
4. Pendidikan Kader Ulama – MUI Kab. Bogor
• Pekerjaan : ASN PNS Kementerian Agama
• Jabatan : Penyuluh Agama Ahli Muda
• Pengalaman Kerja :
1. Guru dan Wakasek Kesiswaan SDIT At Taufiq (2005-2009)
2. Penyuluh Agama Islam Kec. Sukajaya (2009-2011)
3. Penyuluh Agama Islam Kec. Ciomas (2011-2017)
4. Penyuluh Agama Islam Kec. Dramaga (2017)
5. Penyuluh Agama Islam Kec. Ciomas (2018-skr)
6. Petugas Haji Indonesia (TPHI) Ketua Kloter 79 JKS - 2017
• Alamat Rumah : Perum Nuansa Asri Laladon, Blok N7, Ciomas, Bogor
• No WA : 0811-11-77423
• Email : abdulaziz.siswanto@yahoo.co.id
• Motto : Teruslah Menanam, Untuk Generasi Mendatang
3. • Jama'ah Haji wajib
mematuhi tata
tertib dan aturan-
aturan tentang
penyelenggaraan
ibadah haji
4. Pendaftaran dan
Pemberangkatan
1. Mendaftar melalui Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sesuai
domisilinya;
2. Membayar setoran awal BPIH pada Bank Penerima Setoran (BPS) BPIH;
3. Melunasi BPIH tahun berjalan pada BPS-BPIH;
4. Memeriksakan kesehatan (MCU BKJH)
5. Mengikuti bimbingan dan manasik haji di Kantor Kementerian Agama
Kabupaten/Kota dan Kantor Urusan Agama setempat;
6. Membuat paspor biasa di kantor Imigrasi yang dipergunakan untuk menunaikan
ibadah haji;
7. Menyerahkan paspor biasa kepada Kementerian Agama setelah melunasi BPIH
tahun berjalan;
8. Bergabung dalam kelompok terbang (KLOTER) berdasarkan domisili,
kekeluargaan dan hubungan kekerabatan lainnya yang dibentuk pada saat
bimbingan manasik haji oleh pejabat yang berwenang.
Klik
Klik
Klik
5. 1. BPS-BPIH
REGULASI BPS-BPIH:
1. UU 34/2014, tentang Pengelolaan Keuangan Haji
2. PP 5/2018, Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 34 Tahun
2014 Tentang Pengelolaan Keuangan Haji
3. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 110 Tahun 2017
tentang Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)
4. Peraturan BPKH nomor 4 tahun 2018
6. DAFTAR BPS-BPIH (2018-2021)
1. BNI Syariah
2. Bank Muamalat
3. Bank Syariah Mandiri
4. BRI Syariah
5. Bank Aceh
6. BCA Syariah
7. Bank Mega Syariah
8. Bank Syariah Bukopin
9. Bank Panin Dubai Syariah
10. Bank BTPN Syariah
11. Bank Permata Syariah
12. Bank BTN Syariah
13. Bank Sinarmas Syariah
14. Bank CIMB Niaga Syariah
15. Bank OCBC NISP Syariah
16. Bank Danamon Syariah
17. Bank Maybank Syariah
18. Bank DKI Syariah
19. Bank Jatim Syariah
20. Bank Jateng Syariah
21. Bank Kaltimtara Syariah
22. Bank Sumselbabel Syariah
23. Bank Sumut Syariah
24. Bank Sulselbar Syariah
25. Bank Kalbar Syariah
26. Bank Kalsel Syariah
27. Bank DIY Syariah
28. Bank NTB Syariah
29. Bank Jambi Syariah
30. Bank Riaukepri Syariah
31. Bank Nagari Syariah
BACK
11. Di Asrama Haji Embarkasi
1. Menyerahkan Surat Panggilan Masuk Asrama (SPMA);
2. Memeriksakan kesehatan badan (pemeriksaan terakhir);
3. Menimbangkan barang bawaan yang akan dimasukkan ke bagasi;
4. Mengikuti ceramah bimbingan manasik, kesehatan, tata cara di pesawat
selama dalam penerbangan dan peragaan manasik haji;
5. Memakai pakaian seragam jama'ah haji kecuali sedang dalam keadaan
ihram;
6. Menjunjung tinggi nama baik bangsa serta kesalehan sosial;
7. Saat akan menuju bandara, harus masuk ke bus yang telah disiapkan dengan
tertib sesuai rombongan masing-masing saat akan menuju bandara.
8. Mengingat identitas KARU dan KAROM serta Petugas Kloter (TPHI, TPIHI,
TKHI, TPHD)
21. Di Pesawat Selama Dalam
Penerbangan
1. Masuk kedalam pesawat dengan tertib (antri) dan mencari tempat
duduk masing-masing sesuai dengan nomor duduk yang tercantum
dalam boarding pass;
2. Menerima dan mematuhi petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh
awak pesawat tentang tata cara dan hal-hal yang harus dihindari
demi keselamatan selama dalam penerbangan;
3. Menempatkan barang bawaan berupa tas tentengan di tempat yang
ditentukan demi kea- manan selama dalam penerbangan. Sebelum
pesawat mendarat ditempat tujuan dilarang membongkar barang-
barang tentengan yang telah ditempatkan sesuai petunjuk awak
pesa- wat;
4. Duduk tenang selama dalam penerbangan.
27. Di Bandara (Jeddah/Madinah)
KAIA(King Abdul Aziz International Airport -JED) &
AMAA(Amir Muhammad bin Abdul Aziz Madinah-MED)
1. Setelah pesawat mendarat, menunggu petunjuk/pengumuman dari awak pesawat
apabila akan mengambil barang bawaan berupa tas tenteng;
2. Turun dari pesawat dengan tertib, jangan lupa tas tenteng dan kantong passport;
3. Antri dengan tertib di loket yang telah ditentukan sambil menunjukkan passport haji
kepada petugas Imigrasi Arab Saudi, laki-laki bersama laki-laki dan wanita bersama
wanita;
4. Mencari barang bawaan yang dibagasikan dengan mempersiapkan kunci kopernya,
kemudian memeriksakan kepada petugas Bea dan Cukai Arab Saudi;
5. Menerima tiket bus dari naqobah, untuk melanjutkan perjalanan ke pemondokan
Makkah bagi gelombang II; (Paspor diamankan petugas Sektor)
6. Meskipun regu/rombongan sudah terbentuk dari tanah air dan diharuskan menjaga
keutuhannya, karena kapasitas bus terkadang tidak sama, maka selama dalam
perjalanan, ada regu/rombongan yang untuk sementara akan dipecah dan setibanya
di pemondokan anggota regu yang terpisah dapat bersatu kembali;
7. Bagi Jama'ah gelombang II, kegiatan di bandara mempersiapkan diri untuk
melaksanakan ibadah umrah/haji bagi yang melakukan haji ifrad;
8. Bagi Gelombang I tertib dalam proses ke-imigrasian, memasuki bis menuju hotel dan
menempati kamar-kamar di dalam hotel Madinah.
9. Memperoleh Konsumsi; Konsumsi pada saat kedatangan dan kepulangan di Bandara
King Abdul Aziz International Airport (KAIA) Jeddah
28.
29. Di Madinah Sebelum Wukuf
(Gel. 1)
Ketika bus memasuki kota Madinah, maka bus-bus tersebut akan singgah di terminal
hijrah untuk memeriksakan passport dan mendapatkan informasi dari Petugas Haji
Indonesia (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)/Muasassah Adilla Madinah tentang
penempatan pemondokan;
Simpanlah uang/barang berharga lainnya di pemondokan dalam koper yang terkunci,
atau dititipkan kepada petugas. Bilamana akan pergi ke Masjid cukup membawa untuk
makan atau membawa uang secukupnya antara lain untuk berjaga-jaga apabila ada
keperluan;
Keluar dari kamar mandi harus berpakaian/menutup aurat demikian pula ketika dalam
kamar maupun keluar kamar;
Sebelum keluar pemondokan perhatikan nomor rumah dan kenali lingkungan sekitarnya
agar kembalinya terhindar dari sesat jalan;
Hendaknya tetap waspada dan hati-hati di tempat yang berdesak-desakan, seperti
Raudhah karena tempat tersebut rawan kehilangan uang atau kejahatan;
Menjaga suasana yang harmonis selama di pemondokan, saling menolong dan saling
membantu satu sama lain;
31. Di Madinah Sebelum Wukuf
(Gel. 1)
Mengikuti ceramah yang dipimpin oleh Tim Pemandu Haji Indonesia
(TPHI)/Tim Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI);
Setelah selesai melaksanakan shalat Arbain, bagi Jama'ah gelombang I
bersiap-siap berangkat ke Makkah untuk melaksanakan Umrah/haji,
mandi dan berpakaian ihram di pemondokan;
Seluruh barang bawaan harus dibawa jangan sampai ada yang tertinggal;
Melaksanakan shalat sunat 2 rakaat di pemondokan;
Singgah di Bi’r Ali untuk mengambil Miqat, melaksanakan shalat dan niat
Umrah;
Bagi Jama'ah haji yang sakit agar berada dalam satu bus bersama-sama
dengan keluarganya/petugas kloter;
Melaksanakan Shalat (arbain) bila mampu dengan tidak memaksakan diri
apabila tidak sanggup yang disebabkan kesehatan atau hal lainnya.
32. Di Arafah
1. Setibanya di Arafah, menempati tenda besar yang telah disiapkan oleh maktab berupa tenda
besar, yang setiap tendanya dapat menampung Jama'ah lebih dari satu kloter dengan tempat
tidur karpet tanpa bantal;
2. Selalu berdzikir, berdo’a dan membaca al Qur ’an dan mematuhi larangan berihram hindari
berkata kotor, berbantah-bantahan, berbuat fasik dan kata-kata yang tidak bermanfaat.
Disamping itu jangan memburu binatang ataupun membunuhnya dalam keadaan ihram;
3. Apabila ada permasalahan mengenai ibadah dan kesehatan haji hendaknya menghubungi
TPHI,TPIHI, PPIH dan Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI);
4. Pelaksanaan wukuf tanggal 9 Dzulhijjah diawali dengan mendengarkan khutbah yang disam
paikan oleh TPIHI (atau yang ditunjuk) waktu Wukuf dimulai setelah tergelincir matahari
tanggal 9 Dzuhijjah, sampai dengan terbenam matahari pada tanggal 9 Dzulhijjah. Shalat
dzuhur dan ashar dijama’ Taqdim dan Qasar di Arafah;
5. Agar kondisi tetap prima selama di Arafah supaya makan dan minum yang cukup;
6. Apabila merasa sakit segera menghubungi Dokter kloter atau Balai Pengobatan Haji Indonesia
(BPHI) di perkemahan Misi Haji;
7. Perjalanan menuju Mina harus terlebih dahulu mabit di Muzdalifah untuk memungut batu
kerikil sambil menunggu tengah malam. (kini batu kerikil sudah disediakan PPIH/Maktab)
37. Di Muzdalifah
1. Setelah tiba di Muzdalifah perbanyak dzikir, membaca istighfar,
berdo’a, membaca salawat Nabi Muhammad Shallallaahu ‘alaihi
wasallama, mencari kerikil 70 butir yang akan digunakan untuk
melontar jumrah Aqobah tanggal 10, 11, 12, 13 Dzulhijjah (nafar
tsani). Jika menginginkan nafar awal, maka cukup mengambil 49
butir kerikil;
2. Setelah lewat tengah malam, Jama'ah haji akan diberangkatkan ke
Mina dengan system Taraddudi.
3. Nafar Awal 49=7+21+21
4. Nafar Tsani 70= 7+21+21+21
38.
39.
40. Di Mina
1. Setibanya di Mina, Jama'ah haji memasuki kemah-kemah sesuai maktab yang telah ditetapkan dengan tertib dan
teratur;
2. Jama'ah haji berada di kemah sejak tanggal 10 s.d 13 Dzulhijjah, bagi yang melaksanakan nafar tsani, dan yang
akan melaksanakan nafar awal, maka meninggalkan Mina pada tanggal 12 Dzulhijjah sebelum terbenam
matahari;
3. Tanggal 10 Dzulhijjah Jama'ah haji melaksanakan lontar jumrah Aqobah sebanyak 7 kali lontaran, kemudian
gunting rambut (tahalul awal) dan boleh ganti pakaian biasa tetapi belum boleh bersetubuh;
4. Tanggal 11 Dzulhijjah melontar 3 jamrah (Ula, Wusta, Aqobah) masing-masing 7 kali;
5. Tanggal 12 Dzulhijjah melontar 3 jamrah (Ula, Wusta, Aqobah) masing-masing 7 kali. Bagi yang nafar awal
selanjutnya Jama'ah haji kembali ke Makkah sebelum terbenam matahari;
6. Bagi yang nafar Tsani pada tanggal 13 Dzulhijjah masih melontar 3 jamrah (Ula, Wusta, Aqobah) masing-masing 7
kali, selanjutnya Jama'ah haji kembali ke pemondoan di Makkah dip impin oleh ketua kloter;
7. Diupayakan lontar jamrah dilaksanakan secara beregu atau berombongan dipimpin oleh ketua regu atau
rombongannya masing-masing dengan mengikuti anjuran dari Pemerintah Arab Saudi;
8. Bagi Jama'ah haji yang dalam keadaan udzur atau sakit, lontar jamrah dapat diwakilkan kepada salah seorang
keluarga/ sahabat atau ketua regu/ ketua rombongan;
9. Saat melontar jumrah sebaiknya jangan hanya berpedoman pada prinsip afdolnya, tetapi perlu
mempertimbangkan juga keselamatan/ keamanan dirinya.
41.
42.
43.
44.
45. Di Makkah Setelah Wukuf
1. Setelah selesai operasional Arafah-Mina, Jama'ah haji kembali ke Makkah dan menempati
pemondokan masing-masing dan dianjurkan segera melaksanakan thawaf ifadah setibanya
di Makkah;
2. Setelah waktu keberangkatan ke Jeddah untuk kembali ke tanah air bagi gelombang I atau
keberangkatan ke Madinah bagi gelombang II diberitahukan oleh petugas, maka Jama'ah
haji agar segera melaksanakan Thawaf Wada (Thawaf pamitan);
3. Proses keberangkatan menuju Jeddah dalam rangka kembali ke tanah air, untuk Jama'ah haji
gelombang I (dari Makkah) adalah sebagai berikut:
4. Membawa seluruh barang bawaan, dipisahkan antara yang akan dibagasikan dalam pesawat
maupun yang ditenteng (dibawa sendiri dalam kabin).;
5. Menaiki bus-bus yang telah disediakan oleh Maktab, diisi sesuai dengan kapasitas bus;
6. Salah satu ketua regu atau ketua rombongan yang sudah berpengalaman ditunjuk sebagai
pimpinan (koordinator) dalam bus tersebut;
7. Tempat yang dituju adalah Bandara Jeddah.
46. Di Madinah Setelah Wukuf
1. Bagi Jama'ah haji gelombang II setelah Thawaf Wada kemudian melanjutkan
perjalanan ke Madinah dengan menggunakan bus. Sesampainya di terminl Hijrah
Madinah, bus diantar oleh petugas Muasasah langsung ke pemondokan;
2. Jama'ah menempati pemondokan yang telah ditentukan. Pemondokan di
Madinah disediakan bagi Jama'ah haji untuk waktu 8 hari guna memenuhi
pelaksanaan shalat Arbain (40 waktu) di Masjid Nabawi;
3. Simpanlah uang/barang-barang berharga lainnya di pemondokan dalam koper
yang terkunci, bilamana akan pergi ke masjid cukup membawa uang seperlunya;
4. Keluar dari kamar mandi harus berpakaian yang menutup aurat, demikian pula
ketika dalam kamar maupun keluar kamar;
5. Sebelum keluar pemondokan perhatikan nomor rumah dan kenali lingkungan
sekitarnya agar kembalinya terhindar dari sesat jalan;
6. Hendaknya tetap waspada dan hati-hati di tempat yang berdesak-desakan, seperti
Raudhah karena tempat tersebut rawan sebagai tempat kehilangan uang dan
kejahatan.
47. Keberangkatan
Gelombang I : Tanah Air-Madinah-Makkah-Jeddah-Tanah Air
Gelombang II: Tanah Air-Jeddah-Makkah-Madinah-Tanah Air