2. DISUSUN OLEH KELOMPOK 5
Kelas Akuntansi 03
ABET ALFARIZI (21901082117)
ANNIS DUWI ROKHMATUL KHOIROH (21901082136)
LEDYS JUNCIA (21901082138)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2020
3. Iman adalah keyakinan yang diyakini didalam hati,
diucapkan dengan lisan, dan
dilaksanakan dengan amal perbuatan.
. Qadha artinya ketetapan Allah swt kepada setiap mahluk
-Nya yang bersifat Azali. Azali Artinya ketetapan itu sudah
ada sebelumnya keberadaan atau kelahiran mahluk.
Sedangkan Qadar artinya menurut bahasa berarti ukuran.
Qadar artinya terjadi penciptaan sesuai dengan ukuran
atau timbangan yang telah ditentuan sebelumnya. Qadha‟
dan Qadar dalam keseharian sering kita sebut dengan
takdir.
4. Arti Qadha :
1.Qadha berarti hukum atau keputusan terdapat (
Q.S. Surat An- Nisa‟ ayat 65 )
2.Qadha berarti mewujudkan atau menjadikan (
Q.S. Surat Fussilat ayat 12 )
Arti Qadar
1.Qadar berarti mengatur atau menentukan
sesuatu menurut batas-batasnya ( Q.S. Surat
Fussilat ayat 10 )
2.Qadar berarti ukuran ( Q.S. Surat Ar- Ra‟du ayat
17 )
5. Ada 3 yaitu :
1.Dalil-Dalil Dari Al-Qur-an
2.Dalil-Dalil Dari As-Sunnah
3.Dalil-Dalil Dari Akal
6. 1. di antaranya firman Allah Azza wa Jalla
yang artinya"…Dan adalah ketetapan Allah itu suatu
ketetapan yang pasti
berlaku." [Al-Ahzab/33 :38]
2.Juga firman-Nya: yang artinya "Sesungguhnya Kami
menciptakan segala sesuatu menurut ukuran." [Al-
Qamar/54 : 49]
3. Yang artinya"Dan tidak ada sesuatu pun melainkan
pada sisi Kami-lah kha-zanahnya, dan Kami tidak
menurunkannya melainkan dengan ukuran tertentu." [Al-
Hijr/15 : 21]
7. Sementara dari sunnah ialah seperti sabda Nabi Shallallahu
„alaihi wa sallam
sebagaimana yang terdapat dalam hadits Jibril Alaihissalam
yang artinya ;
“…Dan engkau beriman kepada qadar, yang baik maupun yang
buruk… .”[1]
Muslim meriwayatkan dalam kitab Shahiih dari Thawus, dia
mengatakan, “Saya
mengetahui sejumlah orang dari para Sahabat Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam
mengatakan, „Segala sesuatu dengan ketentuan takdir.‟ Ia
melanjutkan, “Dan aku mendengar „Abdullah bin „Umar
mengatakan, „Segala sesuatu itu dengan ketentuan takdir
hingga kelemahan dan kecerdasan, atau kecerdasan dan
kelemahan.
8. Sedangkan dalil akal, maka akal yang sehat memastikan
bahwa Allah-lah Pencipta alam semesta ini, Yang
Mengaturnya dan Yang Menguasainya. Tidak mungkin
alam ini diadakan dengan sistim yang menakjubkan,
saling menjalin, dan berkaitan erat antara sebab dan
akibat sedemikian rupa ini adalah secara kebetulan.
Sebab, wujud itu sebenarnya tidak memiliki sistem
pada asal wujud-nya, lalu bagaimana menjadi
tersistem pada saat adanya dan perkembangannya. Jika
ini terbukti secara akal bahwa Allah adalah Pencipta,
maka sudah pasti sesuatu tidak terjadi dalam
kekuasaan-Nya melainkan apa yang dikehendaki dan
ditakdirkan-Nya.