7. SYUKUR NIKMAT
Pengertian syukur dan nikmat berasal dari bahasa Arab. Kata syukur
berterima
kasih, sedangkan kata nikmat artinya Pemberian, Anugrah, Enak, Lezat.
Mensyukuri
nikmat Allah SWT, maksudnya berterima kasih kepada-Nya dengan cara
mengingat atau
menyebut nikmat dan mengagungkan-Nya.
Nikmat Allah terhadap umat manusia itu sangat banyak dan beraneka
ragam
jenisnya, misalnya : ada yang bersifat jasmani, ada yang bersifat
rohani, ada yang
terdapat dalam diri manusia sendiri, ada yang terdapat di luar diri
manusia.
Nikmat yang bersifat jasmani antara lain bentuk tubuh manusia yang
paling baik
diantara makhluk lainnya, panca indra, anggota badan, bumi
langit, makanan dan
minuman, nikmat yang bersifat rohani antara lain :
roh, akal, perasaan, bahasa, ilmu
pengetahuan, iman dan islam.
Firman Allah SWT (QS Ibrahim : 34)
”Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya tidaklah dapat
kamu
menghitungnya” (QS. Ibrahim : 34)
Karena itu, tepatlah jika Allah SWT, mewajibkan kepada setiap
individu manusia
untuk bersyukur kepada-Nya, Allah berfirman :
Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula
kepada-Mu dan
bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari
(nikmat)-Ku (QS. AlBaqarah :152).
Adapun cara mensyukuri nikmat Allah SWT secara umum, ialah
dengan
menggunakan segala nikmat Allah. Untuk hal-hal yang diridhoi-
Nya, yakni untuk
melakukan usaha-usaha agar memperoleh kebahagiaan hidup di
dunia yang fana dan
akhirat yang baqa kelak.
Seorang pegawai memperoleh anugrah Allah berupa
kesehatan, kemampuan, dan
kesempatan dianggap telah mensyukuri nikmat Allah apabila
dia bersungguh-sungguh
dan niat ikhlas untuk beribadah kepada Allah, disiplin dalam
beribadah dan beramal
saleh, membiasakan diri dengan akhlak yang terpuji dan
senantiasa memelihara diri untuk
tidak melakukan perbuatan-perbuatan dosa, pegawai yang
mensyukuri nikmat Allah
SWT dengan cara seperti tersebut, sudah tentu akan
memperoleh banyak hikmah antara
lain naik pangkat yang sesuai dengan ketentuan dan jadwal
yang ditentukan, akan
bertambah-tambah rizkinya dan disenangi oleh rekan-rekan
kerja.
Dalam hal ini Allah
SWT menegaskan dalam firmannya :
Dan (ingatlah juga) tatkala Tuhan-Mu
memaklumkan : ”Sesungguhnya jika
kamu
bersyukur, pasti kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu
ingkar maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.
(QS. Ibrahim : 7)
9. ( )Dan sungguh jika) huruf Lam di sini bermakna
Qasam (kamu tanyakan kepada mereka, "Siapakah yang
menciptakan langit dan bumi?" Niscaya mereka akan
menjawab,) dari lafal Layaquulunna terbuang Nun alamat
Rafa'nya, karena jika masih ada, maka akan terjadilah huruf
Nun yang berturut-turut, dan hal ini dinilai jelek oleh
orang-orang Arab. Sebagaimana dibuang pula daripadanya
Wawu Dhamir jamak, tetapi 'Illatnya bukan karena
bertemunya dua huruf yang disukunkan ("Semuanya
diciptakan oleh Yang Maha Perkasa lagi Maha
Mengetahui") jawaban terakhir mereka adalah, "Allah Yang
Maha Perkasa dan Maha Mengetahuilah yang menciptakan
kesemuanya itu." Selanjutnya Allah swt. menambahkan:
10. ( )Yang menjadikan bumi untuk kalian
sebagai tempat menetap) sebagai hamparan
yang mirip dengan ayunan bayi (dan Dia
membuat jalan-jalan di atas bumi untuk
kalian) dilalui (supaya kalian mendapat
petunjuk) untuk mencapai tujuan-tujuan di
dalam perjalanan kalian.
11. ( )Dan Yang menurunkan air dari langit menurut
kadar) yang diperlukan oleh kalian, dan Dia tidak
menurunkannya dalam bentuk hujan yang sangat
besar yang disertai dengan angin topan (lalu Kami
hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti
itulah) sebagaimana cara menghidupkan itulah (kalian
akan dikeluarkan) dari dalam kubur kalian lalu kalian
menjadi hidup kembali.
12. ( ) Dan Yang menciptakan makhluk yang
berpasang-pasangan) berbagai jenis makhluk
berpasang-pasangan (semuanya, dan
menjadikan untuk kalian kapal) atau perahu-
perahu (dan binatang ternak) misalnya unta
(yang kalian tunggangi) di dalam lafal ayat ini
dibuang daripadanya Dhamir yang kembali
kepada lafal Ma demi untuk meringkas, Dhamir
tersebut adalah lafal Fihi maksudnya, yang
dapat kalian kendarai.
13. (013 )Supaya kalian dapat duduk) tetap (di atas
punggungnya) Dhamir yang ada pada ayat ini dimudzakkarkan,
dan lafal Zhahr dikemukakan dalam bentuk jamak sehingga
menjadi Zhuhur; hal ini karena memandang makna yang
terkandung di dalam lafal Ma (kemudian kalian ingat nikmat
Rabb kalian apabila kalian telah duduk di atasnya dan supaya
kalian mengatakan, "Maha Suci Tuhan yang telah
menundukkan semua ini bagi kami padahal kami sebelumnya
tidak mampu menguasainya) tidak dapat menguasainya.
16. Sekian dari Presentasi kami apabila ada
kesalahan kata mohon di maafkan karna
kesempurnaan hanya milik Allah SWT . Kami
orang biasa kalian orang biasa bersama-
sama kita jadi SUPER BIASA. Wabillahi taufik
walhidayah wassalamualaikum
warahmatullahi wabarakatuh