1. 1
THAHARAH
1. Pengertian Thaharah
Thaharah menurut bahasa artinya suci, bersih dari berbagai macam najis dan kotoran
lahiriah maupun batiniah, seperti syirik dan sifat-sifat tercela.
Imam Al-Ghazali membagi thaharah atas 4 macam, yaitu :
a. Membersihkan diri dari hadats atau segala kotoran badan baik dalam maupun luar
b. Membersihkan anggota badan dari berbagai macam dosa besar maupun kecil
c. Membersihkan hati dan akhlaq-akhlaq tercela dan sifat-sifat yang hina
d. Mensucikan hati dan membersihkan jiwa dari syirik kepada Allah swt.
2. Menurut Istilah Syara’
Thaharah menurut syara’ ialah menghilangkan sesuatu yang menghalangi sahnya
ibadah karena hadats besar maupun kecil ataupun najis dengan menggunakan air atau
alat-alat lain yang dibenarkan oleh syara’
3. Hukum Thaharah
Thaharah hukumnya wajib bagi orang yang akan melakukan Ibadah. Sebagaimana
firman Allah swt. dalam Al-Qur’an :
Artinya : “...tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-
Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al-Maidah : 6)
Dan dalam Hadits Rasulullah saw. bersabda :
Artinya : “ Kebersihan itu sebagian dari Iman” ( HR. Muslim No.328 )
4. Alat-alat Thaharah
a. Air yang suci dan mensucikan ( air mutlaq ) berdasarkan firman Allah swt. dalam
Al-Qur’an :
Artinya : “... Dan Allah menurunkan kepadamu hujan dari langit untuk
mensucikan kamu dengan hujan... ” ( QS. Al Anfal : 11 )
b. Tanah ( Tayammum )
Menurut bahasa, tayammum ialah sengaja berbuat, melakukan sesuatu. Dalam Al-
Qur’an Allah swt. berfirman :
Artinya : “... Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu
menafkahkan daripadanya... “ ( QS. Al Baqarah : 267 )
Menurut istilah syara’, tayammum adalah menyapu wajah dan kedua belah tangan
dengan debu yang suci disertai dengan niat. Berdasarkan firman Allah swt. dalam
Al-Qur’an :
2. 2
Artinya : “...lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan
tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan
tanah itu.... “ ( QS. Al Maidah : 6 )
c. Batu dan sejenisnya
Batu dan sejenisnya adalah salah satu alat untuk membersihkan kotoran yang
keluar dari satu atau dua pintu.
Rasulullah saw. bersabda :
Artinya : “ Rasulullah saw bersabda : telah melewati dua buah kuburan. Ketika
itu Rasulullah saw bersabda ; Kedua orang yang berada dalam kubur
ini disiksa karena mengadu domba orang dan seorang lagi karena
tidak mengistinja’kan kencingnya.”( HR. Bukhori No.1273 )
Dalam hadits lain :
Artinya : “ Rasulullah saw bersabda : Apabila salah seorang dari kamu
beristinja’ dengan batu, hendaklah ganjil “ ( HR. Muslim No.348 )
5. Najis
Menurut bahasa, najis adalah segala sesuatu yang menjijikkan seperti darah, air seni,
dan yang lain-lain atau sifat-sifat yang negatif seperti sombong, angkuh dsb.
Menurut syara’, najis adalah segala benda yang haram diambil secara mutlaq dalam
keadaan ikhtiari, mudah membedakannya, bukan menghormatinya bukan karena
menjijikkannya dan bukan pula karena dapat membahayakan badan dan akal.
Najis dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
a. Najis Mughalladhah ( Najis Berat )
Adalah najis yang berasal dari air liur anjing, cara mensucikannya ialah benda
yang terkena najis itu dibasuh tujuh kali, dan satu kali diantaranya air yang
dicampur debu (tanah). Hal ini berdasarkan pada hadits :
3. 3
Artinya: “ Cara mencuci bejana seseorang dari kamu apabila dijilat anjing,
hendaklah dibasuh tujuh kali, salah satunya hendaklah dicampur
dengan tanah.” ( HR. Muslim No. 420 )
b. Najis Mukhaffafah ( Najis Ringan )
Adalah najis yang berasal dari kencing anak laki-laki yang belum memakan
sesuatu selain ASI dan ini berdasarkan pada hadits :
Artinya: “ Sesungguhnya Ummul Qois telah datang kepada Rasulullah saw. beserta
bayi laki-lakinya yang belum makan makanan selain ASI. Sesampainya di
depan Rasulullah, beliau dudukkan anak itu di pangkuan beliau,
kemudian beliau dikencinginya, lalu beliau meminta air, lantas beliau
percikkan air itu pada kencing anak tadi, tetapi kalian tidak membasuh
kencing itu.”( HR. Bukhori No. 216 )
Sementara itu, kencing anak perempuan dibasuh sebagaimana kencing orang
dewasa hal ini berdasarkan pada hadits dari Abu Samha (pembantu Rasulullah) :
Artinya: “ Kencing anak-anak perempuan dibasuh dan kencing anak laki-laki
diperciki air.” ( HR. Abu Daud No. 321)
c. Najis Mutawassithah ( najis Sedang )
Najis jenis ini dibagi atas dua macam:
1. Najis Ainiah.
Yaitu yang masih ada zat, warna, rasa, dan baunya. Kecuali warna dan bau
yang sangat sulit dihilangkan, sifat ini dimaafkan. Cara mensucikan najis
ini dengan menghilangkan ketiga sifat tersebut.
2. Najis Hukumiyah.
4. 4
Yaitu najis yang kita yakini adanya, tetapi tidak tampak warna, rasa, atau
baunya. Seperti air kencing yang sudah lama kering. Cara mensucikannya,
cukup mengalirkan air diatas benda yang terkena najis itu.
CARA BERWUDLU’
Wudlu’ menurut bahasa berarti kebaikan, kebersihan dan bercahaya.
Wudlu’ menurut syara’ adalah beberapa perbuatan tertentu dengan menggunakan air pada
anggota-anggota wudlu’ yang disertai niat.
Perintah wudlu’ bersamaan dengan perintah wajib shalat lima waktu setahun setengah
sebelum hijrah.
Firman Allah swt :
Artinya : ” Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat,
maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah
kepalamu dan basuhlah kedua kakimu sampai dengan mata kaki.”
( QS. Al Maidah: 6 )
Dari ayat diatas, berwudlu’ cukup memenuhi empat hal, yaitu: membasuh muka,
membasuh kedua tangan sampai siku, mengusap kepala dan membasuh kedua kaki
sampai dengan mata kaki.
Cara berwudlu’ menurut tuntunan Rasulullah:
1. Membaca Hal ini berdasarkan
hadits dari riwayat Nasa’i yang berbunyi :
Artinya : “ Berwudlu’lah kamu dengan membaca
bismillahirrahmaanirrahim.”
2. Mengikhlaskan niat berwudlu karena Allah swt, berdasarkan hadits
Bukhori :
Artinya : “ Sesungguhnya setiap pekerjaan itu disertai dengan niat.”
3. Membasuh kedua telapak tangan, berdasarkan hadits
Artinya : “ Sesungguhnya Ustman Ra. telah meminta air untuk berwudlu’,
maka dicucinya kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali.”
( HR. Bukhori No.33 )
4. Berkumur-kumur dan menghirup air ke hidung. Hal ini berdasarkan pada
hadits :
Artinya : “ Apabila kamu berwudlu’ maka berkumur-kumurlah.”
( HR. Abu Daud No.123 )
5. 5
Dan tentang menghirup air ke hidung berdasarkan hadits :
Artinya : “ Apabila seorang dari kamu berwudlu’ hendaklah memasukkan
air kedalam hidungnya lalu dikeluarkannya kembali.” ( HR.
Nasa’I No.85 )
Dalam hadits lain disebutkan juga :
Artinya : “ Dan sempurnakanlah dalam menghirup air, kecuali engkau
sedang dalam keadaan berpuasa.”( HR. Abu Daud No.123)
5. Membasuh muka, berdasarkan firman Allah swt dalam Al-Qur’an :
Artinya : “ ... maka basuhlah mukamu... ” (QS. Al Maidah 6 )
Cara membasuh muka seperti yang dicontohkan Rasulullah saw :
Artinya : “ Kemudian beliau ( Rasulullah saw ) membasuh mukanya tiga
kali. ” ( HR. Muslim No. 331 )
Dalam hal ini termasuk sudut mata, sebagaimana dalam hadits :
Artinya : “ Adalah Rasulullah saw mengusap kedua matanya dalam
berwudlu’. ” ( HR. Abu Daud 115 )
6. Membasuh kedua tangan sampai siku, berdasarkan firman Allah swt :
Artinya : “ ... Dan ( basuhlah ) kedua tanganmu sampai dengan siku. ”
( QS. Al Maidah 6 )
Artinya : “ Sempurnakanlah wudlu’ sela-selailah diantara jari-jari... ”
(HR. Abu Dad No.123)
7. Mengusap kepala, berdasarkan firman Allah yang berbunyi :
6. 6
Artinya : “ ... Dan usaplah kepalamu... ” ( QS. Al Maidah 6 )
Cara mengusap kepala sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah
saw. dalam hadits berikut :
Artinya : “ Bahwasanya Rasulullah saw. mengusap kepalanya dengan
kedua tangannya dari muka ke belakang, dan memulai dari
permukaaan kepalanya lalu menjalankan kedua tangannya
sampai pada tengkuknya, kemudian mengembalikannya pada
tempat memulainya. ” ( HR. Bukhori No. 179 )
Hadits lain menyebutkan :
Artinya : “ Abdullah bin Amr menerangkan tentang sifat-sifat wudlu’
Rasulullah saw. Kemudian beliau ( Nabi Muhammad )
mengusap kepalanya dan memasukkan kedua jari telunjuknya
kedalam telinganya dan mengusap kedua bagian luar
telinganya dengan kedua ibu jari dan jari telunjuknya
mengusap telinga bagian dalam.” ( HR. Abu Daud )
8. Membasuh kedua kaki sampai dengan mata kaki. Berdasarkan firman
Allah swt :
Artinya : “...Dan basuhlah kedua mata kakimu sampai mata kakimu.” (
QS. Al Maidah 6 )
Caranya seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. adalah :
7. 7
Artinya : “ Kemudian beliau ( Nabi Muhammad saw ) membasuh kakinya
yang kanan sampai mata kaki tiga kali lalu kaki yang kiri
seperti itu juga. ” ( HR. Muslim No.331)
9. Membaca do’a sesudah berwudlu :
Do’a ini berdasarkan pada hadits yang berbunyi :
Artinya : “ Tidak seorangpun diantara kamu yang berwudlu’ dengan
sempurna lalu mengucapkan – Asyhadu allaa ilaaha illAllah
wahdahuka syariikalahu wa asyhadu anna Muhammadan
abduhuu wa rasuuluh – melainkan akan dibukakan delapan
pintu syurga baginya yang dapat ia masuki menurut
kehendaknya. ” ( HR. Muslim No.345 )
Hal – Hal yang Membatalkan Wudlu’.
1. Keluar sesuatu melalui salah satu dari dua saluran kotoran (kubul dan
dubur). Dasarnya pada firman Allah swt pada surat An Nisa’: 43
Artinya : “ ... Atau kembali dari tempat buang air... ”
Dan Rasulullah saw bersabda :
--
8. 8
Artinya : “ Allah swt tidak akan menerima shalat seseorang apabila ia
berhadast ( keluar sesuatu dari salah satu diantara dua jalan )
sebelum ia berwudlu’. Seorang laki-laki Hadramaut bertanya,
apa hadats besar itu ya Abu Hurairah?, kentut dan angin yang
keluar dari dubur.” ( HR.Bukhori No.132 )
2. Hilang akal, tidak berfungsinya akal, baik karena penyakit gila atau
tertidur yang memungkinkan keluarnya sesuatu dari kubul atau dubur,
sekalipun tidur itu sendiri tidak membatalkan wudlu’.
Sabda Rasulullah saw. :
Artinya : “ Kedua mata itu tali yang mengikat pintu dubur. Maka
barangsiapa yang tidur, hendaklah ia berwudlu’. ”
( HR. Abu Daud No. 132 )
3. Menyentuh kemaluan atau pintu dubur dengan tangan tanpa
batas/penghalang dengan syahwat. Dari Ummu Habibah ia berkata : saya
mendengar Rasulullah bersabda :
Artinya : “ Siapa yang menyentuh/memegang farajnya, maka hendaklah ia
berwudlu’.”
Artinya : “ Siapa yang menyentuh/memegang dzakarnya, jangan ia sholat
sebelum ia berwudlu’.”
4. Memakan daging unta,
Karena ketika Rasulullah SAW ditanya, apakah kami harus berwudlu’
karena kami makan daging unta?, beliau menjawab : ya. ( HR. Muslim
No. 539)
5. Jima’, hubungan sex, baik muhrim maupun bukan muhrim. Berdasarkan
firman Allah SWT
“ Atau kamu laki-laki menyentuh wanita”
Menurut tafsir Ibnu Abbas : Menyentuh artinya menyetubuhi, menurut
pendapat yang terpilih oleh ahli bahasa
MANDI BESAR
Menurut bahasa, mandi adalah membasahi seluruh tubuh dengan air.
Menurut syara’, mandi adalah mempergunakan air yang suci untuk membasahi seluruh
tubuh disertai menggosok-gosok dengan niat untuk membolehkan shalat.
9. 9
Sebab-sebab Wajib Mandi
1. Keluar mani karena mimpi.
Dalam hadits telah disebutkan :
Artinya : “ Dari Aisyah Ra. ia berkata : Rasulullah saw. pernah ditanya oleh seorang
laki-laki yang mendapati pakaiannya basah karena mani, tetapi ia tidak
ingat lagi mimpikah ia dalam tidurnya. Lalu Beliau menjawab : ia wajib
mandi.” ( HR. Abu Daud No. 204 )
2. Karena berkumpulnya suami istri
Artinya : “ Dan jika kamu junub hendaklah kamu bersuci ( mandi ).”
( QS. AL Maidah : 6 )
Dan dalam hadits juga telah dijelaskan :
Artinya : “ Dari Aisyah Ra. Rasulullah saw. bersabda : apabila seorang suami
meniduri istrinya dan dua khitan bertemu, maka wajib mandi ( atas
keduanya ).” ( HR. Muslim No. 562)
3. Setelah darah haid atau nifas berhenti. Dalam Al-Qur’an Allah swt. berfirman :
Artinya : “ Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu
adalah suatu kotoran." Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri
dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka,
sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah
mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya
Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang
yang mensucikan diri.” ( QS. Al Baqarah : 222 )
Dalam salah satu hadits juga dijelaskan :
10. 10
Artinya : “ Dari Aisyah Ra. Rasulullah bersabda ( kepada Fathimah bin Abi
Khubaisy ) Jika telah datang haidmu, maka tinggalkanlah shalat dan
apabila telah berhenti darah haid, maka basuhlah darah dari padamu
(mandilah) kemudian shalatlah...” ( HR. Bukhori No.221 )
CARA MANDI JANABAH
1. Berniat dengan ikhlas karena Allah swt.
2. Membasuh dan membersihkan kemaluan dengan tangan kiri
3. Tangan kiri dibersihkan dengan pembersih seperti sabun
4. Berwudlu seperti wudlu ketika akan melaksanakan shalat
5. Mulai mandi dengan menyiramkan air ke kepala sampai tiga kali, lalu sekujur badan
6. Membasuh kedua kaki
Hal tersebut berdasarkan hadits berikut :
Artinya : “ Dari Aisyah Ra. menerangkan bahwasanya Nabi Muhammad saw itu
apabila mandi karena janabah memulai mandinya dengan membasuh
kedua tangan kemudian beliau berwudlu’ ( seperti wudlu’ saat akan shalat
), kemudian beliau memasukkan jari-jarinya kedalam air lalu menyela-
nyela pangkal rambutnya dengan jari-jarinya itu. Kemudian beliau
menuangkan 3 kali sedokan air dengan tangannya, kemudian barulah
beliau menuangkan air keseluruh tubuhnya. ” ( HR. Bukhori No.221 )
Tambahan Tata Cara Mandi Wanita Selesai Haid
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan wanita ketika membasuh kemaluan yaitu
membersihkan bekas-bekas darah dengan kapas yang berminyak wangi sebagaimana
hadits berikut ini :
11. 11
Artinya : “ Dari Aisyah Ra. ia berkata : Bahwa seorang wanita pernah bertanya
kepada Nabi Muhammad saw. bagaimana caranya ia mandi haid. Maka
beliau terangkan kepadanya cara-cara mandi haid, Beliau bersabda :
Ambillah sepotong kapas kemudian basahilah dengan minyak misik, lalu
bersucilah dengannya. Lalu wanita itu masih bertanya lagi : Bagaimana
caranya? ; Beliau menjawab : Subhanallah bersucilah dengannya. Maka
aku ( Aisyah Ra ) menarik wanita itu ke arahku, lalu aku berkata ;
usapkanlah kapas itu mengikuti bekas darah.”( HR. Bukhori No. 303 )
Mandi haid haruslah melepas semua sanggul rambut. Hal ini berdasarkan hadits :
Artinya : “ Dari Aisyah Ra. bahwa Rasulullah saw bersabda kepadanya ketika ia sedang
haid : lepaskanlah rambutmu dan mandilah.” ( HR. Ibnu Majah No. 633)
TAYAMMUM
Ialah mengusapkan tanah ke muka dan kedua telapak tangan dengan beberapa syarat.
Tayammum adalah pengganti wudlu atau mandi. Tayammum dilakukan apabila
mengalami hal-hal sebagai berikut :
1. Tidak dapat menggunakan air karena sakit
2. Karena dalam perjalanan
3. Karena tidak mendapatkan air
Artinya : “...dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat
buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh
air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih), sapulah
mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.”( QS.Al Maidah : 6 )
Cara bertayammum menurut tuntunan Rasulullah saw. adalah sebagai berikut :
12. 12
1. Berniat ikhlas karena Allah swt.
2. Membaca Al-Basmalah
3. Letakkan telapak tangan pada debu yang suci, dan tepuk dengan sekali tepukan
4. Tiuplah kedua telapak tangan
5. Sapulah ke wajah, lalu kedua belah tangan sampai pergelangan
SHALAT
1. Pengertian Shalat
Menurut bahasa, shalat berarti do’a. Allah swt. berfirman :
Artinya : “... dan berdoalah untuk mereka, sesungguhnya do’a kamu itu
menentramkan jiwa mereka dan Allah Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui.” ( QS. At Taubah )
2. Pengertian Shalat menurut Syara’: Suatu ibadah yang terdiri dari perkataan dan
perbuatan-perbuatan tertentu, yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam
dengan syarat-syarat tertentu pula.
3. Hukum Shalat
Shalat merupakan kewajiban pokok bagi setiap orang yang beriman sebagi bukti
ketaatan dan ketulusannya terhadap perintah Allah swt.
Artinya : “ Kemudian apanila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah salat itu
(sebagaimana biasa). Sesungguhnya salat itu adalah kewajiban yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. ” ( QS. An Nisaa’ :
103 )
Diantara hadits Rasulullah saw. yang menerangkan shalat :
Artinya : “ Islam dibangun atas lima dasar pokok, yaitu : Kesaksian bahwa tiada
Tuhan selain Allah swt dan Muhammad saw adalah hamba dan RasulNya,
mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan berpuasa dalam
bulan Ramadhan.” ( HR. Bukhori No.7 )
4. Hikmah-hikmah Shalat
Diantara hikmah shalat adalah :
Shalat dapat memperkokoh hubungan seseorang hamba dengan Tuhannya.
karena dengan shalat, seorang bermunajat dan menyerahkan diri kepada Allah
swt. Allah berfirman :
13. 13
Artinya : “ Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir.
Apabila ia ditanya kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia
mendapat kebaikan ia amat kikir kecuali orang-orang yang
menegakkan shalat.” ( QS. Al Ma’aarij :19-22 )
Shalat merupakan sarana untuk mencapai kemenangan dan penghapus dosa.
Sebagaimana firman Allah swt. :
Artinya : “ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, yaitu
orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” ( QS. Al Mu’minun :
1-2 )
Shalat yang membersihkan hati dan jiwa serta melatih kesabaran. Allah swt.
berfirman :
Artinya : “ Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali orang-
orang yang khusyu’.” ( QS. Al Baqarah : 45 )
Dengan shalat istiqomah menjadikan seorang beriman disiplin. Firman Allah
swt. :
Artinya : “ Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya
atas orang-orang yang beriman.”(QS. An Nisaa’ : 103)
Shalat merupakan pendidikan moral yang praktis, mencegah kekejian dan
kemungkaran. Seperti yang difirmankan Allah swt. :
“ Dan dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-
perbuatan keji dan mungkar.” ( QS. Al Ankabut : 45 )
5. Waktu-waktu shalat fardhu
o Waktu shalat Dhuhur
Artinya : “ Demikianlah shalat sesudah matahari tergelincir ke barat.”
( QS. Al Isra’ : 78 )
Dalam hadits :
14. 14
Artinya : “ Waktu dhuhur ialah bila matahari telah tergelincir sampai
bayang-bayang suatu benda sama panjang dengan benda itu.”(
HR. Muslim No. 966)
o Waktu shalat Ashar
Waktu ashar adalah ketika bayang-bayang suatu benda telah sama panjang
dengan benda itu sampai terbenam matahari.
Artinya : “ Waktu shalat ashar itu adalah sampai matahari belum kuning
cahayanya.” .”( HR. Muslim No. 965)
o Waktu shalat Maghrib
Waktu maghrib adalah saat matahari terbenam sampai hilangnya syafaq
merah diufuk barat.
Artinya : “ Waktu shalat maghrib ialah matahari terbenam syafaq belum lagi
hilang.” ( HR. Muslim No.967)
o Waktu shalat Isya’
Dalam hadits dijelaskan bahwa :
Artinya : “ Para sahabat melakukan shalat isya’ antara terbenamnya mega
merah sampai sepertiga atau seperdua malam.” ( HR. Bukhari
No.536)
Artinya : “ Jika seandainya tidak memberatkan umatku, tentu aku
perintahkan mereka mengundurkan shalat Isya’ sampai sepertiga
atau seperdua malam.” ( HR. Tirmidzi No. 152 )
o Waktu shalat Subuh
Shalat subuh bermula dari terbit fajar shodiq dan berakhir saat matahari terbit.
Rasulullah saw. bersabda :
15. 15
Artinya : “ Waktu shalat subuh mulai terbit fajar selama belum terbit
matahari, jika matahari telah terbit, maka hentikanlah karena ia
terbit diantara dua tanduk setan.” ( HR. Muslim No.966)
TATA CARA SHALAT MENURUT TUNTUNAN NABI MUHAMMAD SAW.
1. Apabila kita hendak melakukan shalat, maka kita harus bersuci terlebih dulu. Hal ini
berdasarkan hadits berikut :
Artinya : “ Kunci pembuka shalat itu adalah wudlu’ permulaannya takbir dan
penutupnya adalah salam.” ( HR. Ahmad No.1019 )
2. Berdiri dengan sempurna menghadap ke kiblat lalu mengangkat kedua tangan sejajar
dengan bahu sambil mengucapkan takbit – Allahu Akbar – berdasarkan hadits dari
Abu Humaid Sa’idi; ia berkata :
Artinya : “ Ialah Rasulullah saw. jika hendak melakukan shalat beliau menghadap
ke kiblat dan mengangkat kedua belah tangannya lalu membaca -Allahu
Akbar-.” ( HR. Ibnu Majah No.795 )
Hal ini juga harus disertai dengan niat dalam hati karena telah dicantumkan dalam Al
Qur’an :
Artinya : “ Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan
memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang
lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat... ”( QS. Al Bayyinah : 5 )
Artinya : “ Sesungguhnya setiap pekerjaan itu disertai dengan niat.”
3. Bersedekap dengan meletakkan tangan kanan diatas tangan kiri didada. Berdasarkan
hadits berikut :
16. 16
Artinya : “ Rasulullah saw. meletakkan tangan kanannya diatas tangan kirinya.”
( HR. Abu Daud No.648 )
Artinya : “ Dari Wail bin Hujrin berkata : saya melihat Rasulullah saw. apabila
berdiri dalam shalat beliau menggenggam tangan kanan diatas tangan
kirinya.” ( HR. Nasa’i No.877 )
4. Membaca do’a iftitah khusus setelah takbiratul ihram pada raka’at pertama. Salah satu
do’a iftitah adalah sebagai berikut :
Artinya : “ Ya Allah jauhkanlah antara aku dan antara segala kesalahanku,
sebagaimana Engkau telah menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah
bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana bersihnya pakaian putih
dari kotoran. Ya Allah cucilah kesalahanku dengan air salju dan air
beku.” ( HR. Bukhari No. 702 )
5. Bacalah ta’awudz sebelum membaca Al-Fatihah. Sebagaimana firman Allah swt.
Artinya : “ Apabila kamu hendak membaca Al-Qur’an maka mohonlah perlindungan
kepada Allah swt. dari godaan setan yang terkutuk.”( QS. An Nahl : 98 )
Ibnu Mudhir juga berkata :
Artinya : “ Diceritakan dari Nabi Muhammmad saw. bahwa sebelum beliau
membaca Al-Qur’an beliau membaca – A’udzu billahi mina-syaitaanir-
rajim – ( Aku berlindung dari godaan syaitan yang terkutuk ).”
6. Membaca surat Al-Fatihah pada setiap raka’at shalat.
Karena shalat yang tidak membaca surat Al-Fatihah pada setiap raka’atnya tidak sah.
Berdasarkan hadits :
17. 17
Artinya : “ Tidak sah shalat orang yang tidak membaca surat Al-Fatihah didalam
shalatnya. ”
Artinya : “ Barangsiapa yang shalat tidak membaca surat Al-Fatihah didalamnya,
maka shalatnya itu kurang – shalat itu kurang – shalat itu kurang – tidak
sempurna.” ( HR.Muslim No. 768 )
7. Kemudian dilanjutkan dengan membaca surat-surat pendek yang dikuasai. Khusus
untuk raka’at pertama dan kedua. Hal diatas berdasarkan firman Allah swt. :
Artinya : “ Maka bacalah dari Al-Qur’an apa yang mudah bagi kamu.”
( QS. Al Muzammil : 20 )
8. Kemudian angkatlah kedua belah tangan seperti ketika takbir kemudian ruku’lah
dengan membaca “ Allahu Akbar ”. Letakkan kedua tangan diatas lutut, ratakan
punggung dengan kepala, tidak mengangkat kepala dan tidak pula menundukkannya.
Berdasarkan hadits :
Artinya : “ Beliau (Rasulullah saw.) apabila ruku’ tidak mengangkat kepalanya dan
tidak pula menundukkannya. Tetapi pertengahan antara menunduk dan
mengangkatnya.” ( HR. Muslim No.768 )
Artinya : “ Rasulullah saw berkata : Apabila kamu ruku’ maka letakkan kedu a
telapak tangan diatas lututmu kemudian renggangkanlah jari-jarimu, lalu
diamlah sehingga tiap anggota badan mengambil bagiannya.”
( HR. Ahmad No.14829 )
9. Dalam keadaan ruku’, bacalah do’a dibawah ini ( pilihlah salah satunya ). Bacaan
do’a tersebut antara lain :
Artinya : “ Maha Suci Tuhanku yang maha Agung.” ( HR. Muslim No.1291)
18. 18
Artinya : “ Maha Suci Engkau Ya Allah aku memujiMu, Ya Allah ampunilah aku.” (
HR. Bukhari No.752 )
10. I’tidal
Ialah berdiri kembali dengan sempurna setelah ruku’ sambil mengangkat kedua
tangan seperti ketika takbir, dengan membaca :
“ Mudah-mudahan Allah mendengarkan orang-orang yang memujiNya.” ( HR.
Bukhari No.693 )
Setelah berdiri tegak dari i’tidal maka bacalah :
“ Wahai Tuhan kami dan hanya milikMu lah segala puji.” ( HR. Bukhari No.693 )
Atau yang lebih panjang :
“ Ya Allah, wahai Tuhan kami. Hanya milikMu lah segala pujian sepenuh langit dan
sepenuh bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki sesudah itu.”( HR. Tirmidzi
No.3345 )
11. Kemudian sujudlah sambil membaca takbir.
Dikala sujud, letakkanlah terlebih dahulu kedua lutut ketanah sebelum kedua tangan.
Hal ini berdasarkan pada hadits berikut :
Artinya : “ Dari Wail bin Hujrin Ra. berkata : Saya melihat Nabi Muhammad saw.
apabila sujud meletakkan kedua lututnya sebelum kedua tangannya, dan
apabila bangkit mengangkat kedua tangannya sebelum kedua lututnya.” (
HR. Abu Daud no. 713 )
12. Saat sujud letakkan telapak tangan setentang dengan bahu, angkatlah kedua siku,
ujung jari-jari kaki menghadap kearah kiblat, dahi dan hidung ditempelkan ditempat
sujud. Rasulullah saw. bersabda :
Artinya : “ Apabila kamu bersujud, maka letakkanlah kedua telapak tanganmu dan
angkatlah kedua sikumu.” ( HR. Muslim No.763)
Dan dalam hadits lainnya :
19. 19
Artinya : “ Dari Abu Humaid As-Saidi Ra. Bahwasanya Nabi Muhammad saw.
Apabila sujud menempelkan hidung dan dahinya di tanah, menjauhkan
kedua tangannya dari lambungnya, dan meletakkan telapak tangannya
sejajar dengan kedua bahunya. ” ( HR. Tirmidzi No.250)
Artinya : “ Dan Beliau Nabi Muhammad saw. menghadapkan ujung jari-jari kakinya
ke arah kiblat.” ( HR. Bukhari )
13. Kemudian dalam sujud bacalah salah satu do’a berikut :
“ Maha Suci Tuhanku yang Maha Tinggi.” atau
“ Maha Suci Engkau Ya Allah aku memujiMu. Ya Allah ampunilah aku.”
14. Mengangkat kepala dari sujud untuk duduk diantara dua sujud dengan mengucapkan
“ Allahu Akbar ”. Tegakkan telapak kaki kanan da duduklah diatas telapak kaki kiri.
Artinya : “ Diantara sunnah shalat ialah menegakkan telapak kaki kanan dengan
menghadapkan jari-jarinya ke arah kiblat serta duduk diatas kaki kiri.” (
HR. Nasa’I No.1146 )
Dalam duduk diantara dua sujud bacalah do’a :
“ Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah kekuranganku, berilah aku
petunjuk, dan berilah aku rezeki.” ( HR. Tirmidzi No.262)
15. Kemudian sujud lagi yang kedua kalinya sambil mengucapkan “ Allahu Akbar ”.
Dengan membaca do’a sujud seperti pada sujud pertama.
16. Setelah sujud kedua selesai lalu berdiri untuk melanjutkan raka’at selanjutnya dengan
mengucapkan lafadz takbir. Sebelum berdiri duduklah sebentar kemudian tekankan
kedua tangan ke tanah lalu berdiri. Hal ini berdasarkan hadits dari Malik bin
Huwairits :
20. 20
Artinya : “ Apabila Beliau ( Nabi Muhammad saw. ) shalat mengangkat kepalanya
dari sujud yang kedua, beliau duduk terlebih dahulu menekan ke tanah,
lalu berdiri.” ( HR. Bukhari No.781 )
17. Kemudian melakukan seperti pada raka’at pertama, hanya saja tanpa membaca iftitah
lagi. Apabila telah menyelesaikan rakaat kedua hendaknya duduk melakukan
tasyahud. Apabila shalatnya hanya 2 raka’at saja seperti shalat subuh, maka membaca
tasyahud dilanjtkan shalawat terhadap Nabi Saw. langsung salam, dengan
mengucapkan : assalamu’alaikum warahmatullah…. Sambil menoleh ke kanan,
kemudian mengucapkan salam dengan menoleh ke kiri.
18. Jika shalat termasuk shalat yang lebh dari dua raka’aat, maka berhenti ketika selesai
membaca tasyahud awwal, yaitu pada ucapan :
19. “Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah hamba dan
utusanNya.” Kemudian bangkit berdiri sambil mengucapkan takbir dan mengangkat
kedua tangan sejajar dengan kedua bahu, lalu mengerjakan raka’aat berikutnya seperti
raka’aat sebelumnya, hanya terbatas pada surat Al-fatihah saja.
20. Kemudian duduk tawarru’. Yaitu duduk dengan menegakkan kaki kanan dan
meletakkan kaki kiri dibawah betis kaki kanan,kemudian mendudukkan pantat di
lantai serta kedua tangan di atas kedua paha. Lalu membaca tasyahud, shalawat dan
meminta perlindungan kepada Allah dari empat perkara berikut :
“ Ya Allah aku berlindung kepadamu dari siksaan neraka Jahannam dari adzab
kubur dan cobaan hidup & mati, dan dari kejahatan Dajjal.” ( HR. Muslim No.412)
21. Kemudian membaca salam dengan suara jelas sambil menoleh ke kanan, lalu
mengucapkan salam kedua sambil menoleh ke kiri.