PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
power-point-ulumul-qur_an.pptx
1.
2. PENGERTIAN ILMU – ILMU AL – QUR’AN
Ulumul Qur’an ( Ilmu – Ilmu Qur’an ) adalah Ilmu
yang membahas masalah –masalah yang
berhubungan dengan Qur’an dan segi asbabun
nuzul , sebab – sebab turunnya Qur’an,
pengumpulan dan penerbitan Qur’an,
pengetahuan tentang Surah – surah Mekah dan
Medinah dan lain sebagianya yang berhubungan
dengan Qur’an.
3. kata Ulumul Qur’an
Bahasa Arab =>“Ulum”.
Kata "ulum" =>
segi bahasa (bentuk
plural) artinya al-fahmu
wa al-ma'rifat
(pemahaman
pengetahuan) atau
juga berarti ilmu-
ilmu.
Bahasa Arab => “Al-Qur’an”
kata "al-qur'an” =>
menurut pengertian dari
segi bahasa Al-qur'an
dalam bentuk masdar dari
kata kerja qara'ah berarti
bacaan
4. PENDAPAT-PENDAPAT MENGENAI
PENGERTIAN ILMU SECARA JELAS :
Menurut para ahli filsafat, kata ilmu sebagai
gambaran sesuatu yang terdapat dalam akal.
Menurut Abu Musa Al-Asy’ari, ilmu ialah sifat yang
mewajibkan pemiliknya mampu membedakan
dengan panca indranya.
Menurut Imam Ghazali, secara umum arti ilmu
dalam istilah syara’ adalah ma’rifat Allah terhadap
tanda-tanda kekuasaan, perbuatan, hamba-
hamba dan makhluk-Nya.
Menurut Muhammad Abdul ‘Adzhim, ilmu menurut
istilah adalah ma’lumat-ma’lumat yang
dirumuskan dalam satu kesatuan judul atau
tujuan.
5. pendapat-pendapat mengenai
pengertian Qur’an secara jelas :
Menurut Manna’ Al-Qathkan, Al-Qur’an adalah kitab yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW dan orang yang membaca akan
memperoleh pahala.
Menurut Al-Jurjani, Al-Qur’an adalah wahyu yang diturunkan kepada
Rasulullah yang ditulis dalam mushaf dan diriwayatkan secara
mutawatir (berangsur-angsur).
Menurut kalangan pakar ushul fiqih, fiqih, dan bahasa Arab, Al-
Qur’an adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya,
lafadz-lafadznya mengandung mu’jizat, membacanya bernilai
ibadah, diturunkan secara mutawatir dan ditulis dari surat Al-Fatihah
sampai akhir surat yaitu An-Nas.
6. Dari Terminologi Ulumul Qur’an antara lain :
Menurut As-Suyuthi dalam kitab Itmamu Al-Dirayah mengatakan
bahwa Ulumul Qur’an adalah ilmu yang membahas tentang
keadaan Al-Qur’an dari segi turunnya, sanadnya, adab makna-
maknanya, baik yang berhubungan dengan lafadz-lafadznya
maupun hukum-hukumnya.
Al-Zarqany dalam kitab Manahilul Itfan Fi Ulumil Qur’an mengatakan
bahwa Ulumul Qur’an adalah beberapa pembahasan yang
berhubungan dengan Al-Qur’an dari turunnya, urutannya,
pengumpulannya, penulisannya, bacaannya, penafsirannya,
kemu’jizatannya, nasikh mansukhnya, penolakan hal-hal yang bisa
menimbulkan keraguan terhadapnya
7. RUANG LINGKUP ILMU – ILMU AL - QURAN
Ulum al-Quran adalah ilmu yang mempunyai ruang lingkup
yang luas, dan mencakup semua ilmu yang berkaitan dengan
al-Quran, baik berupa ilmu-ilmu agama
Ulum al-Quran adalah ilmu tidak terbatas pada ilmu-ilmu
agama tapi juga ilmu-ilmu umum
Ulum al-Quran adalah ilmu–ilmu agama dan bahasa Arab
8. Cabang – cabang yang terpenting diantara ilmu-ilmu
al-Quran yaitu :
Ilmu Tafsir =>
Tafsir berarti mengungkapkan dan menampakkan.
Tafsir secara termologis => berarti penjelasan mengenai arti
ayat dan maksud serta situasi dan
kondisinya dengan kalimat-
kalimat yang mampu
menunjukan semua itu secara
jelas dan terang.
Ilmu Ayat-ayat Hukum =>
sumber-sumber hukum syariat diantaranya
adalah Al-qur’an Al-karim, sunnah,
ijma’, dan rasio (akal).
9. Lanjutan…
Ilmu asbab al-nuzul => mengungkapkan kejadian-kejadian historis serta
peristiwa-peristiwa yang melatar belakangi
turunnya Al-quran.
Ilmu nasikh dan mansukh => Istilah nasikh terkadang berarti
“menghilangkan” mengenai arti ini
Allah SWT berfirman “Allah
menghilangkan apa yang
dimasukan setan itu,dan Allah menguatkan
ayat-ayat Nya” (Q.S Al-Hajj:52)
Ilmu muhkam dan mutasyabih =>
muskam : kesempurnaan (itqan) dan
tidak ada kekurangan dan
pertentangan mengenainya.
mutasyabih (istilah ) : kesamaan ayat-
ayatnya dalam hal kebenaran,
keindahan susunan kalimatnya
. Allah telah
menurunkan perkataan yang paling
baik,(yaitu) Al-Quran, yang serupa
(mutu ayat-ayatnya) lagi berulang –
ulang. (Q.S Az-zummur : 23)
10. Lanjutan…
Ilmut i’rab dan balaghah => kaidah-kaidah tata bahasa (i’rab) dan Al-
Quranlah yang mereka jadikan rujukannya
dan juga menjadi dasar-dasar penilaian
mereka mengenai kalimat yang
benar dan yang salah.
Ilmu penulisan Al-Quran => Al-Quran Al-Karim juga di tinjau dari
bentuknya sebagai kalimat bahasa arab
(khath) yang khusus. Dan juga apakah
tulidan itu tetap sebagai cara penulisan
Al-Quran yang baku dan tidak
dapat di ganggu gugat ataukah tidak;
Ilmu yang membahas dan menjelaskan
masalah-masalah ini adalah ilmu rasm Al-Quran.
Ilmu Qira’at => juga di tinjau dari segi jenis-jenis bacaan (Qira’at)
yang diriwayatkan dan diakui
(mutabarah); segi perbedaan- perbedaan
diantara qira’at-qira’at tersebut tingkat
perbedaan dalam qira’at dan metode untuk menerima
atau menolaknya pendapat mengenai qira’at tujuh
dan kaitanya dengan tujuh
“huruf” => di turunkan Qira’at yang paling utama; serta masalah-
masalah yang mencangkup dalam masalah ilmu
Qira’at.
11. PEMBUKUAN DAN PEMBAKUAN ILMU –
ILMU AL – QUR’AN
Rasullulah s.a.w. Tidak
mengizinkan mereka menuliskan
sesuatu dia selain Qur’an , karena
ia khawatir Qur’an tercampur
dengan yang lain. SEkalipun
sesudah itu Rasulullah s.a.w.
mengizinkan kepada sebahagian
sahabat untuk menulis hadist ,
tetapi hal yang berhubungan
dengan Al –Qur’an tetap
dedasarkan pada riwayat yang
melalui petunjuk dizaman
Rasulullah s.a.w. di masa
kekhalifahan Abu Bakar dan Umar
r.a
Kemudian datang masa
kekhalifahan Usman r.a dan
keadaan menghendaki untuk
menyatukan kaum muslimin pada
satu mushaf ( pedoman ) . Dan
hal itupun terlaksanakan.
Penulisan Mushaf itu juga
dikirimkan ke prpvinsi (tempat) .
Penulis Mushaf disebut
dinamakan ar – Rasmul ‘usmani
yaitu di nismani yaitu dinisbahkan
kepada usman . Dan ini dianggap
sebagai permulaan dari ilmu
rasmil Qur’an. Kemudian datang
masa kekhalifahan Ali r.a. atas
perintah Abul Aswad ad Du’ali
meletakan kaidah – kaidah
Nahwu, cara pengucapan yang
tepat dan baku dan memberikan
ketentuan harakat pada Qur’an .
ini juga dianggap sebagai
12. Lanjutan…
Kemudian Ulumul Qur’an memasuki masa pembukuannya
(tadwin) pada abad ke-2 H. Para ulama’ memberikan prioritas
perhatian mereka terhadap ilmu tafsir karena fungsinya
sebagai umm al-ulum al-qur’aniyyah. Sampai saat ini
bersamaan dengan masa kebangkitan modern dalam
perkembangan ilmu-ilmu agama, para ulama’ masih
memperhatikan akan ilmu Qur’an ini. Sebahagian ulama
membukukan tafsir Qur’an yang di riwayatkan dari Rasulullah
s.a.w. dari para sahabat yang para ahli hadis siantaranya
Yazid bin haruh as- Sulaiman ( Wafat 117 H.) Syu ‘bah bin
hajjaj (wafat 160 H) , Waki’Bin Jarrah (wafat 197 H ), Sufyan
Bin Uyainah (Wafat 198 H ) dan Ab Durrazzaq bin Hammam
(Wafat 112 H). Demikianlah , tafsir pada mulanya di nukil (
dipindahkan ) melalui penerimaan (dari mulut ke mulut) dari
riwayat kemudian dibukukan sebagai salah satu bagian
hadis, selanjutnya ditulis secara bebas dan mandiri . Maka
berlangsunglah proses kelahiran at – tafsir bil ma’sur
(berdasarkan riwayat) lalu diikuti oleh at-tafsir birr a ‘yi
(berdasarkan penalaran). Disamping itu tafsir lahir pula
karangan yang terdiri sendiri mengenai pokok – pokok
pembahasan tertentu yang berhubungan dengan Qur’an dan
hal ini sangat diperlukan oleh seseorang mufasir.
13. Lanjutan…
keadaan ulumul qur'an pada abad ke III
ali bin al-madini menyusun ilmu asbabun nuzul ( wafat 234 H)
Abu ubaid al-Qosim bin Salam menyusun ilmu nasikh wal
mansukh dan ilmu qiro’at (wafat 224 H)
Ibn Qutaibah menyusun tentang problematika Qur’an ( Wafat
276 H)
Ulama – Ulama Abad ke IV
◦ Muhammad bin Khalaf bin Marzaban menyusun Al – Hawi fa
Ulumil Qur’an ( Wafat 309 )
◦ Abu Muhammad bin Qasim Al- Anbari menulis tentang ilmu – ilmu
AL –Qur’an
◦ ( Wafat 309 H)
◦ Abu Bakar as – Sijistani menyusun Garibul Qur’an ( Wafat 330
H)
◦ Muhammad bin Ali al – Adfawi menyusun Istigna fi Ulumil Qur’an
(Wafat 338 H)
14. Lanjutan…
Pengumpulan hasil pembahasan dan bidang - bidang
tersebut mengenai ilmu – ilmu Al - Qur’an , semuanya atau
sebahagian besarnya dalam satu karangan , maka Syaikh
Muhammad Abdul Azim az- Zarqani menyebutkan di dalam
kitabnya Mandhilul Irfan fi Ulumi Qur’an bahwa ia telah
menemukan di dalam perpustakan mesir sebuah kitab yang
ditulis oleh Ali bin Ibrahim bin Sa’id yang terkenal dengan al –
Hufi, judulnya al – Burham fi Ulumil Qur’an yang terdiri atas
tiga puluh jilid. Dia membicarakan ilmu – ilmu Qur’an yang
dikandung ayat itu secara tersendiri , masing – masing diberi
judul sendiri dan judul yang umum disebutkan dalam ayat
dengan menulis al _Qaul fi Qaulhi Azza wa Jalla (Pendapat
mengenai firman Allah azza wa jalla). Dengan metode seperti
ini , al – Hufi dianggap sebagai orang pertama yang
membukukan Ulumul Qur’an , ilmu – ilmu Qur’an , meskipun
pembukuannya memakai cara tertentu seperti yang
disebutkan tadi . ia wafat pada tahun 330 H.
15. Lanjutan…
Pada abad ke-V H mulai disusun ilmu i'robil qur'an dan masih terus
menulis ulumul qur'an, ialah: Ali bin Ibrahim bin said al-khuffi , Abu
'amr Al-dani
Pada abad ke-VI H, disamping terdapat ulama yang meneruskan
pengembangan ulumul qur'an, juga terdapat ulama yang mulai
menyusun ilmu mubhamatil qur'an mereka itu antara lain, ialah :
1. Abul Qosim dan Abdurrahman Al-Suhaili
2. Ibnul Jauzi (wafat 597H)
Pada abad ke-VII H, ilmu-ilmu al-Qur'an terus berkembang
Pada abad ke-VIII H, munculah beberapa ulama yang menyusun
ilmu-ilmu baru,
1.Ibnu Abil Isba' (menyusun ilmu badaiul qur'an)
2.Abnu Qoyyim (menyusun ilmu Aqsamil Qur'an)
3.Najmuddin Al-Thufi (menyusun ilmu hujajil Qur'an atau ilmu
jadadil Qur'an)
4. Abul Hasan Al-Mawardi (mewnyusun ilmu Amtsalil Qur'an)
5.Baddruddin Al-Zarkasi (menyusun kitab Al-Burhan fi ulumil
Qur'an)
16. Lanjutan…
Pada abad ini, perkembangan ulumul qur'an mencapai
kesempurnaannya. Diantara ulama yang menyusun ulumul
qur'an : Jalaluddin Al-Bulqimi, Muhammad Bin Sulaiman Al-
Kafiaji ,As-suyuti.
Akhirnya muncul Mabahisu fi Ulumuil Qur’an oleh Dr.Subhi
as – salih. Juga Ustaz Ahmad Muhammad Jamal menulis
beberapa studi sekitar masalah dalam Al – Qur’an.
Pembahasan tersebut dikenal dengan sebutan Ulumul
Qur’an . kata ulum jamak dari kata ilmu. Ilmu berarti al –
fahmu wal idrak (paham dan menguasai ). Kemudian arti
kata ini berubah menjadi masalah – masalah yang
beraneka ragam yang disusun secara ilmiah.
17. KEMUNGKINAN PENGEMBANGAN
ILMU – ILMU AL – QUR’AN
Ilmu – ilmu Al – Qur’an tidak mungkin dikembangkan lagi , salah
satunya adalah tetang Asbabun Nuzul . Para ulama mengetahui
Asbabun Nuzul adalah riwayat Sahih yang berasal dari Rasulullah
atau dari sahabat. Karena pemberitahuan seorang sahabat
mengenai hal seperti ini bila jelas, maka ini bukan sekedar pendapat
(ra’y) tetapi memiliki hukum marfu’ ( disandarkan pada Rasulullah).
Al – Wahidi mengatakan : “Tidak halal berpendapat mengenai
asbabun nuzul kitab kecuali dengan berdasarkan riwayat atau
mendengar langsung dari orang- orang yang menyaksikan turunya ,
mengetahui sebab – sebabnya dan membahaspengertiannya.
Muhammad bin Sirin mengatakan : “ ketika kutanyakan kepada
Ubaidah mengenai satu ayat Qur’an , dijawabnya : Bertakwalah
kepada Allah dan berkatalah yang benar. Orang – orang yang
mengetahui sebuah Qur’an dan di turunkannya telah meninggal
dunia. Dan dapat dilihat dari latarbelakang dari pandangan historis
bahwa