Makalah ini membahas tentang khitanan atau katoba dalam Islam dan adat Muna. Khitanan artinya memotong kulit alat kelamin dan diwajibkan bagi laki-laki menurut mayoritas ulama. Sedangkan katoba adalah prosesi pengislaman setelah khitanan dalam adat Muna. Prosesi khitanan dan katoba meliputi persiapan mental anak, dilakukan oleh tabib, diikuti katoba dan diakhiri dengan doa serta pesta.
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
KHITAN-ISLAM
1. BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengislaman atau Khitanan marupakan salah satu ajaran islam dimana ini adalah sunah
Rasul, ini juga termaksud dalam adat istiadat budaya Muna. Dalam adat istiadat Muna prosesi ini
disebut “katoba”. Katoba mengandung hikmah dan manfaat positif yang bisa kita petik
didalamnya. Katoba dilaksanakan setelah pengkhitanan selesai. Pengkhitanan itu sendiri dapat
dilaksanakan dari seseoraang bisa dikhitan, atau sejak lahir sudah dapat di Khitan, tetapi
mengingat kondisi, sebaiknya dan biasanya khitanan dilaksanakan saat anak berumur 5 tahun.
Menurut jumhur Hukum khitan adalah wajib baik perempuan maupun laki-laki, pendapat ini
pula didukung oleh imam syafi’i,Ahmad,dan sebagian pengikut Imam Malik. Menurut imam
Hanafi khitanan wajib, tetapi tidak Fardhlu.
Menurut riwayat populer dari Imam Malik, beliau mengatakan Khitan itu hukumnya
sunnah, begitu juga riwayat dari iman Hanafi dan Hasan Al-Basri.Namun menurut Imam Malik,
yang sunnah jika ditinggalkan adalah dosa, karena menurut Madzhab Maliki sunnah adalah
antara fardhlu dan nadb. Ibnu Abi Musa juga mengatakan Sunnah muakad.
Ibnu Qudamah juga mengatakan dalam kitabnya mugni mengatakan khitan bagi laki-laki
hukumnya wajib dan kemuliaan bagi perempuan, andaikan seorang lelaki dewasa masuk islam,
maka tidak wajib baginya, sama seperti hukum mandi dan wudlu, gugur jika membahayakan
dirinya.
Menurut hukum adat Muna, Khitanan sendiri adalah wajib tapi tidak fardhu, tergantung
dari kemampuan seseorang, dalam segi fisik maupun materi.
B.Tujuan
2. Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah agar kita semua dapat mengetahui apa yang
dimaksud dengan Khitanan atau dalam budaya Muna disebut Katoba.
C. Rumusan Masalah
1. Apa itu khitanan atau Katoba ?
2. Bagaimana Hukum Khitanan atau Katoba dalam islam ?
3. Apa saja syarat-syarat Khitanan dan Katoba ?
4. Bagimana prosesi khitanan dan katoba menurut hukum islam dan adat Muna ?
5. Apa manfaat khitan atau Khatoba dalam segi kesehatan ?
6. Apa hikmah khitanan atau katoba
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengertian Khitanan atau Katoba
Khitanan Secara bahasa artinya memotong secara terminologis artinya memotong kulit
yang menutupi alat kelamin (Penis). Dalam Bahasa Arab khitan juga digunakan sebagai nama
lain alat kelamin laki-laki dan perempuan seperti dalam hadits yang mengatakan “Jika bertemu
dua khitan, maka wajib mandi” (H.R. Muslim, Tarmidzi dll.)
Sedangkan Katoba dalam bahasa daerah Muna, berasal dari kata “ka” berarti sebuah
benda atau suatu kegiatan , dan kata “toba” berarti tobat, dari kedua kata tersebut katoba berarti
suatu kegiatan atau prosesi pertobatan (pengislaman) sesoarang. Atau suatu prosesi yang
menandakan bahwa seseorang akan meninggalkan kebiasan lama, atau kebiasaan masa kecil, dan
menuju sebuah kedewasaan.
3. Dalam Agama Islam, Khitan merupakan suatu media pensucian diri dan bukti
ketundukan kita kepada ajaran Agama. Dalam hadits Rasullah SAW bersabda “Kesucian (Fitrah)
itu ada lima : khitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur bulu ketiak, dan menggunting
kuku” (H.R. Bukhari Muslim).
Faedah/manfaat Khitan: Seperti yang diungkapkan ahli kedokteran bahwa khitan mempunyai faedah bgi
kesehatan karena membuangan bagian tubuh yaitu tempat persembunyian kotoran, virus, najis dan bau yang
tidak sedap.Air kencing mengandung semua tersebut. Ketika keluar melewati kulit yang menutupi alat kelamin,
maka endapan kotoran sebagian tertahan oleh kulit tersebut.Berapa kali manusia buang air kecil setiap harinya
?, bisa dibayangkan berapaa banyakny kotoran yang mengendap. Karena itu banyak penelitian yang
membuktikan bahwa penderita penyakit kelamin lebih banyak dari golongan rang yang tidak dikhitan. Begitu juga
dengan penyakit berbahaya sekaligus mematikan HIV/AIDS, kangker alat kelamin dan kangker rahim lebih
banyak diderita oleh kalaangan orang yang tidak dikhitan. Ini juga yang menjadi alasan kaum non Muslim
diseluruh dunia melakukan Budaya khitan.
Hukum Khitan : dalam Fikih Islam, hukum khitan dibedakan untuk perempuan dan laki-laki. Para ulama berbeda
pendapat mengenai hukum khitan baik untuk lelaki dan untuk perempuan.
Hukum khitan untuk laki-laki : Menurut jumhur (Mayoritas ulama), hukum khitan adalah wajib. Para pendukung
pendapatan ini adalah imam Syafi’i , Ahmad,dan sebagian pengikut Imam Malik. Menurut Imam Hanafi khitan
wajib tetapi tidak fardhlu. Menurut
riwayat populer dari Imam Malik, beliau mengatakan Khitan itu hukumnya sunnah, begitu juga riwayat dari
iman Hanafi dan Hasan Al-Basri.Namun menurut Imam Malik, yang sunnah jika ditinggalkan adalah dosa,
karena menurut Madzhab Maliki sunnah adalah antara fardhlu dan nadb. Ibnu Abi Musa juga mengatakan
Sunnah muakad.
Ibnu Qudamah juga mengatakan dalam kitabnya mugni mengatakan khitan bagi laki-laki
hukumnya wajib dan kemuliaan bagi perempuan, andaikan seorang lelaki dewasa masuk
islam, maka tidak wajib baginya, sama seperti hukum mandi dan wudlu, gugur jika
membahayakan dirinya.
Dalil dan alasan yang menyebutkan bahwa khitan wajib dan tidak wajib atau sunnah
Dalil yang dijadikan landasan bahwa khitan tidak wajib :
1. Salman Al-Farisi ketika masuk Islam tidak disuruh masuk islam tidak disuruh khitan.
2. Hadits diatas menyebutkan khitan dalam retetan amalan sunnah, seperti mencukur bulu ketiak, dan
memendekan kuku, maka secara logis khitan juga adalah sunnah.
3. Hadits Ayaddad bib Aus, Rasulullah S.a.w bersabda “Khitan itu sunnah bagi lelaki dan diutamakan bagi
perempuan. Namun kata sunnah dalam hadits sering diugkapkan untuk tradisi untuk tradisi atau kebisaan
rasullulah baik wajib maupun yang sunnah dan khitan disini bukan termaksud yang wajib.
Dalil yang dijadikan dasar para ulama mengatakan khitan adalah wajib sbb :
4. 1. Dari Abu Hurairah Rasulullah s.a.w bersabda bahwa Nabi Ibrahim melaksanakan khitan ketika berumur
80 tahun, beliau khitan dengan menggunakan kapak. (H.R.Bukhari). Nabi Ibrahim melaksanakannya
ketika diperintahkan untuk khitan padahal beliau sudah berumur 80 tahun. Ini menunjukan betapa
kuatnya perintah khitan.
2. Kulit yang didepan alat kelamin terkena najis ketika kencing, kalau tidak dikhitan maka sama dengan
orang yang menyentuh najis dibadannya sehinnga shalatnya tidak sah.
3. H.R Abu Daud dan Ahmad, Rasullulah s.a.w berkata kepada kulaib : “Buanglah rambut kekafiran dan
berkhitanlah”. Perintah Rasullulah s.a.w menunjukan kewajiban.
4. Diperbolehkaan membuka aurat pada saat khitan, padahal membuka aurat sesuatu yang dilarang, ini
menunjukkan bahwa khitan wajib, karena tidak diperbolehkan sesuatu yang dilarang kecuali untuk
sesuatu yang sangat kuat hukumnya.
5. Memotong anggota tubuh yang tidak bisa tumbuh kembali dan disertai rasa sakit tidak mungkin kecuali
untuk perkara wajib, seperti hukuman potong tangan bagi pencuri.
6. Khitan merupakan tradisi umat islam sejak zaman Rasullulah s.a.w. sampai zaman sekarang dan tidak
ada yang meninggalkannya, aka tidak ada alasan yang mengatakan khitan tidak wajib.
Khitan Untuk perempuan
Hukum khitan bagi perempuan telah menjadi perbincangan para ulama. Sebagian mengakatakan itu sunnah
dan sebagian mengatakan itu suatu keutamaan saja dan tidak ada yang mengataakn wajib.
Perbedaan pendapat para ulama seputar hukum khitan bagi perempuan tersebut, disebabkan
riwayat hadits Seputar khitan perempuan yang masih dipermasalahkan kekuatannya.
Tidak ada hadits sahih yang menjelaskan hukum khitan perempuan. Ibnu Mudzir
mengatakan bahwa tidak ada hadits yang bisa dijadikan rujukan dalam masalah khitan perempuan dan tidak
ada sunnah yang bisa dijadikan landasan. Semua hadits yang meriwayatkan khitan perempuan mempunyai
sanad, dlaif atau lemah.
Hadits paling populer tentang perempuan adalah hadits ummi’ Atiah r.a ; Rasulullah bersabda
“Wahai Ummi’ Atiah berkhitanlah dan jangan berlebihan, sesungguhnya khitan lebih baik bagi perempuan
dan lebih menyenangkan bagi suaminya”. Hadits ini diriwayatkan oleh Baihaqi, Hakim dari dhahhak bin Qais.
Abu Dawud juga meriwayatkan hadits serupa namun semua riwayatnya hadits ini untuk menunjukkan
kedlaifannya. Demikian dijelaskan oleh Ibnu Hajar dalam kitab talkhisul khabir. Mengingat tidak ada hadits
yang kuat tengtang khitan perempuan ini, Ibnu Hajar meriwayatkan, bahwa sebagian ulama syafi’iyah dan
riwayat dari imam Ahmadmengatakan bahwa tidak ada anjuran khitan bagi perempuan.
Sebagian ulama mengatakan bahwa perempuan Timur (kawasan semenanjung Arab) dianjurkan
khitan sedangkan perempuan barat dikawasan Afrika tidak diwajibkan khitan karena tidak mempunyai kulit
yang perlu dipotong yang sering mengganggu atau menyebabkan kekurangnyamanan perempuan itu sendiri.
Walimah/Perayaan Khitanan
Ibnu Hajar menukil pendapat Imam Nawawi Qadli Iyad bahwa walimah dalam tradisi Arab ada delapan jenis,
salah satunya Walimatul I’dzar.
Imam Ahmad meriwayatkan hadits dan Utsman bin Abi Ash bahwa walimah namun demikin secara
eksplisit imam Nawawi menegaskan menegaskan bahwa walimah khitan boleh dilaksanakan dan hukumnya
sunnah memenuhi undangan seperti undangan lainnya.
5. Urutan Prosesi Penyelenggaraan Khitanan
1. Anak yang akan dikhitan dipersiapkan mentalnya karena dia akan menjalani prosesi yang banyak
anak takut terhadap prosesi ini, persiapan mental seperti anak yang akan dikhitan dijanjikan akan
diberi hadiah jik ia berhasil melewati prosesi khitan, didalam Budaya Muna, anak yang selesai
dikhitan diberi hadiah berupa uang.
2. Anak dikhitan oleh seorang dokter, tetapi didalam budaya muna turun temurun yang mengkhitan
adalah seorang yang sudah berpengalaman seperti seorang tabib.dalam proses pengkhitanan,
yang hanya bisa melihat proses pengkhitanan hanya orang tua si anak.
3. Selesai dikhitan, didalam adat Muna anak harus di “katoba”, katoba sebagaimana telah dijelaskan
sebelumnya. Dalam proesi katoba anak akan dibimbing oleh seorang imam dan didampingi oleh
orangtua, dalam proses ini anak di nsehati dan didoakan, bertanda bahwa si anak sudah sempurna
masuk islam. Nsehat-nasehat ini diantaranya, tidak boleh melakukan kebiasaan semasa kecil
seperti suka membuka aurat. Tidak boleh melakukan dosa seperti membangkan kepada orang tua,
dll.
4. Setelah prosesi katoba selesai, sianak didoakan dan perayan katoba dilaksnakan berupa pesta
atau syukuran.
6. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Khitanan Secara bahasa artinya memotong secara terminologis artinya memotong kulit yang
menutupi alat kelamin (Penis). Dalam Bahasa Arab khitan juga digunakan sebagai nama lain alat
kelamin laki-laki dan perempuan seperti dalam hadits yang mengatakan “Jika bertemu dua
khitan, maka wajib mandi” (H.R. Muslim, Tarmidzi dll.)
Sedangkan Katoba dalam bahasa daerah Muna, berasal dari kata “ka” berarti sebuah benda atau
suatu kegiatan , dan kata “toba” berarti tobat, dari kedua kata tersebut katoba berarti suatu
kegiatan atau prosesi pertobatan (pengislaman) sesoarang. Atau suatu prosesi yang menandakan
bahwa seseorang akan meninggalkan kebiasan lama, atau kebiasaan masa kecil, dan menuju
sebuah kedewasaan.
Dalam Agama Islam, Khitan merupakan suatu media pensucian diri dan bukti
ketundukan kita kepada ajaran Agama. Dalam hadits Rasullah SAW bersabda “Kesucian (Fitrah)
itu ada lima : khitan, mencukur bulu kemaluan, mencukur bulu ketiak, dan menggunting
kuku” (H.R. Bukhari Muslim).
Seperti yang diungkapkan ahli kedokteran bahwa khitan mempunyai faedah bgi
kesehatan karena membuangan bagian tubuh yaitu tempat persembunyian kotoran, virus, najis
dan bau yang tidak sedap.Air kencing mengandung semua tersebut. Ketika keluar melewati kulit
yang menutupi alat kelamin, maka endapan kotoran sebagian tertahan oleh kulit tersebut.Berapa
kali manusia buang air kecil setiap harinya ?, bisa dibayangkan berapaa banyakny kotoran yang
mengendap. Karena itu banyak penelitian yang membuktikan bahwa penderita penyakit kelamin
7. lebih banyak dari golongan rang yang tidak dikhitan. Begitu juga dengan penyakit berbahaya
sekaligus mematikan HIV/AIDS, kangker alat kelamin dan kangker rahim lebih banyak diderita
oleh kalaangan orang yang tidak dikhitan. Ini juga yang menjadi alasan kaum non Muslim
diseluruh dunia melakukan Budaya khitan.
B.Saran
Dalam penulisan makalah ini tentu masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis masih
banyak belajar dan mohon dimaklumi saja.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pesantrenvirtual.com/index.php?Itemid=55&catid=13:mozaik-
fikih&id=1158:ajaran-khitan-dalam-islam&option=com_content&view=article
http://www.wikipedia.org/khitan