[Ringkasan]
Rancangan aktualisasi ini membahas optimalisasi pengendalian dan pengawasan penyakit hipertensi di UPTD Puskesmas Ma'u Kabupaten Nias. Dokumen menjelaskan dua permasalahan utama yaitu rendahnya kunjungan pasien hipertensi dan tingginya angka stunting pada balita. Rencana aktualisasi berupa sosialisasi penyakit hipertensi, posyandu balita, dan penimbangan ibu hamil untuk mengatasi permasalahan tersebut.
07_dr. Surya Fahrozi - Rancangan Aktualisasi Fix.pdf
1. RANCANGAN AKTUALISASI
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SUMATERA UTARA
MEDAN 2022
Optimalisasi Pengendalian Dan
Pengawasan Penyakit Hipertensi Di UPTD
Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias
2. i
Lembar Pesetujuan:
RANCANGAN AKTUALISASI
PELATIHAN DASAR CPNS
Optimalisasi Pengendalian Dan Pengawasan Penyakit Hipertensi Di UPTD Puskesmas
Ma’u Kabupaten Nias.
Nama Peserta : dr. SURYA FAHROZI
NIP : 199101272020121010
Pangkat/Golongan : Penata Muda Tk.I/III-b
Jabatan : Dokter Ahli Pertama
Instansi : UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias
Angkatan : XXVII
Kelompok : 1
Telah diseminarkan pada hari , Tanggal Agustus 2022 dengan metode
pembelajaran jaraj jauh (Distance Learning) dihadapan Coach, Penguji dan Mentor.
Mentor, Penguji, Coach,
Josefin Sitepu, S.Kep.Ners Dr. Hironymus Ghodang, S.Pd, M.Si
NIP. 198709032014031002 NIP. NIP.197007619981011001
Mengetahui
KEPALA BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
PROVINSI SUMATERA UTARA
dr. Alwi Mujahit Hasibuan, M.Kes
NIP.196511191999031001
3. ii
KATA PENGANTAR
Terpujilah Tuhan atas berkat dan kasihNya yang indah dan besar, sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan Rancangan Aktualisasi dengan judul “Optimalisasi
Pengendalian Dan Pengawasan Penyakit Hipertensi Di UPTD Puskesmas Ma’u
Kabupaten Nias” dengan baik dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Rancangan Aktualisasi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam mengikuti Pelatihan
Dasar (Latsar) Calon Pegawai Negeri Batch V Golongan III Angkatan XXVII pada Badan
Pengembangan Sumber Daya Manusia Provinsi Sumatera Utara Tahun 2022. Selama
menyusun Rancangan Aktualisasi ini, penulis banyak dibimbing dan dibantu oleh banyak
pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
yang besar kepada pihak – pihak yang telah berbaik hati dengan tulus dan ikhlas membantu
penulis, yaitu :
1. Bapak dr. Alwi Mujahit Hasibuan,M.Kes sebagai Kepala Badan Pengembangan Sumber
Daya Manusia Provinsi Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Hironymus Ghodang, S.Pd, M.Si sebagai Coach (Pembimbing) yang telah
menyediakan waktu dengan ikhlas serta banyak memberikan masukan dan arahan yang
sangat bermanfaat bagi penulis dalam membuat Rancangan Aktualisasi ini dari awal
hingga selesai.
3. Bapak/Ibu penguji
4. Bapak Josefin Sitepu, S.Kep.Ners selaku mentor penulis yang telah memberikan saran
yang membangun serta kesempatan untuk melaksanakan Rancangan Aktualisasi ini di
UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias.
5. Bapak/Ibu Widyaiswara yang telah membimbing dan mengajar selama kegiatan Latsar.
6. Bapak Dame H. Simamora selaku LO kelompok 1 yang terus dari awal mendampingi
dan memberi dukungan.
7. Orang tua penulis yang terus memberikan dukungan dan doa tiada akhir.
8. Devi Aprianti, S.Tr. Keb. M.K.M istri penulis yang sudah mau ikut berbagi beban,
mendukung dan membantu penulis dalam menyelesaikan Rancangan Aktualisasi ini.
9. Almeera Rizqi Latysha Vizi, Keenan Rizqi Alkaffah Vizi, Shakira Rizqi Adzkia Vizi
anak-anak yang telah banyak memberi dukungan dan motifasi.
4. iii
10. Rekan – rekan peserta Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III
Angkatan XXVII kelompok 1 yang telah banyak membantu, selalu menjaga
kekompakkan serta sudah mau berbagi suka dan duka,
11. Seluruh rekan – rekan tenaga kesehatan di UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias yang
sudah mau ikut ambil bagian dan mendukung terselesaikannya Rancangan Aktualisasi
ini.
Melalui Rancangan Aktualisasi ini penulis berharap tulisan dan kegiatan yang akan
dilaksanakan dapat berguna dan bermanfaat bagi Instansi penulis dan dapat menjadi solusi
dari permasalahan khususnya dalam mengendalikan kasus Hipertensi di UPTD Puskesmas
Ma’u Kabupaten Nias. Selama menyelesaikan tulisan ini penulis tidak lepas dari kesilafan
dan kesalahan, karena itu penulis sangat berterima kasih apabila ada saran dan kritik yang
membangun untuk perbaikan yang semakin baik lagi.
Medan, Agustus 2022
Penulis
dr. Surya Fahrozi
NIP. 199101272020121010
5. iv
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan........................................................................................................ i
KATA PENGANTAR.................................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................................................... 1
1.2. Tugas Pokok dan Fungsi....................................................................................... 7
1.2.1. Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas........................................................... 7
1.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Dokter Umum ..................................................... 9
1.3. Tujuan ................................................................................................................... 10
1.4. Manfaat ................................................................................................................. 11
BAB II IDENTIFIKASI MASALAH DAN ANALISIS ISU.................................. 12
2.1. Identikasi Isu......................................................................................................... 12
2.2. Analisis Penetapan Isu Terpilih ............................................................................ 14
2.3. Dampak Isu Terpilih ............................................................................................. 18
2.4. Role Model............................................................................................................ 18
BAB III STRATEGI PENYELESAIAN ISU TERPILIH......................................... 19
3.1. Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif............................................................. 19
3.2. Relevansi Rencana Kegiatan dengan Aktualisasi Core Values (Nilai – nilai
dasar) BerAKHLAK ............................................................................................. 19
3.3. Relevansi Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI dengan Rencana Kegiatan
Aktualisasi............................................................................................................. 23
3.3.1. Manajemen ASN ......................................................................................... 23
3.3.2. SMART ASN............................................................................................... 24
3.4. Rancangan Aktualisasi.......................................................................................... 27
3.5. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi .................................................................. 32
BAB IV PENUTUP ................................................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 34
LAMPIRAN ................................................................................................................... 35
6. v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 UPTD Puskesmas Ma’u.......................................................................... 1
Gambar 1.2 Grafik kunjungan pasien Hipertensi di UPTD Puskesmas Ma’u............ 2
Gambar 1.3 Grafik Perbandingan angka persentase Stunting Balita di
UPTD Puskesmas Ma’u.......................................................................... 3
Gambar 1.4 Grafik Perbandingan jumlah ibu hamil dengan yang melahirkan
di Puskesmas........................................................................................... 4
Gambar 1.5 Dokter yang sedang memberikan imunisasi pada balita......................... 5
Gambar 1.6 Penimbangan balita pada saat kegiatan posyandu .................................. 5
Gambar 1.7 Ketersediaan obat di apotik UPTD Puskesmas Ma’u ............................. 6
7. vi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Isu, Sumber Isu dan Penyebab Isu di Puskesmas Ma’u
Kabupaten Nias....................................................................................... 13
Tabel 2.2 Analisis Isu dengan Menggunakan Teknis APKL.................................. 14
Tabel 2.3 Menentukan Skala Prioritas Masalah dengan Teknik USG.................... 17
Tabel 2.4 Dampak Isu ............................................................................................. 18
Tabel 3.1 Rancangan Kegiatan Aktualisasi ............................................................ 28
Tabel 3.2 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi .................................................... 32
8. 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penulis merupakan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Angkatan 2022 yang
bertugas di Dinas Kesehatan Kabupaten Nias, tepatnya di UPTD Puskesmas Ma’u,
Kecamatan Ma’u dengan jabatan sebagai Ahli Pertama Dokter. Penulis sudah mengemban
tugas sebagai dokter umum sejak tahun 2016 dan mulai bertugas di Puskesmas Ma’u sejak
bulan April 2021.
Puskesmas Ma’u merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan di Kabupaten
Nias terutama di Kecamatan Ma’u. Puskesmas ini terletak di ibukota kecamatan, tepatnya
di Desa Lasara Siwalubanua Kecamatan Ma’u. Puskesmas ini memiliki wilayah kerja
sebanyak 11 desa dan 40 Dusun, memiliki , 4 Puskesmas Pembantu yang berada 1 di Desa
Sihare’o III, 1 di Desa Lewuoguru II, 1 di Desa atualuo, 1 di Desa Balodano ,serta
Poskesdes. UPTD Puskesmas Ma’u saat ini dipimpin oleh Kepala Puskesmas bernama
Josefin Sitepu, S.Kep. Ners. Pegawai yang dipimpin beliau berjumlah 32 orang, terdiri dari
31 orang tenaga kesehatan dan 1 orang tenaga pendukung.
Gambar 1.1. UPTD Puskesmas Ma’u
(Sumber : Dokumentasi pribadi)
Selama ini, UPTD Puskesmas Ma’u selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik
untuk masyarakat, walaupun masih banyak hal yang perlu diperbaiki dan dioptimalisasi
9. 2
keberadaannya. Dalam hal ini, isu yang muncul digunakan untuk meningkatkan kinerja
pelayanan. Selama melaksanakan tugas sebagai dokter, penulis menemukan beberapa isu
atau permasalahan yang terjadi di UPTD Puskesmas Ma’u. Adapunmasalah yangditemukan
sebagai berikut :
Permasalahan pertama : Kurang optimalnya pengendalian dan pengawasan penyakit
hipertensi di UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias
Hipertensi merupakan penyakit tidak menular, hipertensi juga sebagai faktor risiko
terhadap kerusakan organ penting seperti otak, jantung, ginjal, retina, pembuluh darah besar
(aorta) dan pembuluh darah perifer. Hipertensi disebut sebagai the silent killer karena sering
tanpa keluhan, sehingga penderita tidak mengetahui dirinya menyandang hipertensi dan baru
diketahui setelah terjadi komplikasi. Kerusakan organ target akibat komplikasi Hipertensi
akan tergantung kepada besarnya peningkatan tekanan darah dan lamanya kondisi tekanan
darah yang tidak terdiagnosis dan tidak diobati.
Gambar 1.2 Grafik kunjungan pasien Hipertensi di UPTD Puskesmas Ma’u
( Sumber : Program PTM )
Berdasarkan grafik di atas, jumlah kunjungan pasien hipertensi sangatlah sedikit
mulai dari bulan Mei 2021 – Juni 2022. Pada umumnya, masyarakat tidak mengetahui bahwa
ia menderita hipertensi karena jarang memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan. Alasan
penderita hipertensi tidak minum obat antara lain karena kurangnya pengetahuanmasyarakat
tentang bahaya penyakit hipertensi atau masyarakat tidak tahu bahwa penyakit ini dapat
dicegah, penderita hipertensi merasa sehat, kunjungan tidak teratur ke fasyankes, masih
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
10
6
4
3
7
10
16
18
7
15
17
12
11
13
Orang
Orang
10. 3
terbiasa dengan pola hidup tidak sehat, minum obat tradisional, menggunakan terapi lain,
lupa minum obat, tidak mampu beli obat, terdapat efek samping obat, obat hipertensi kurang
tersedia di fasyankes, serta akses jalan menuju puskesmas sangatlah jauh dan letak geografis
yang sulit di akses.
Permasalahan kedua. Meningkatnya angka kejadian stunting pada balita di UPTD
Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias
Kejadian stunting pada balita di UPTD Puskesmas Ma’u masih cukup tinggi.
Demikian halnya dengan kasus anemia pada Ibu hamil. Pelayanan Antenatal Care dan
pemantauan tumbuh kembang balita merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab dokter,
bidan dan analis gizi di Puskesmas Ma’u. Tidak sedikit Ibu hamil yang mengalami anemia
dalam waktu yang cukup lama. Pemberian KIE pada Ibu hamil di UPTD Puskesmas ma’u
belum efektif dikarenakan akses jalan menuju Puskesmas jauh dan keterbatasan waktu
pelayanan.
Gambar 1.3 Grafik Perbandingan angka persentase Stunting Balita di UPTD Puskesmas
Ma’u
Sumber "Pengentrian E-PPGBM"
Dari gambar diatas terlihat angka kejadian stunting pada wilayah kerja UPTD
Puskesmas Ma’u dari tahun 2019 terdapat kunjungan balita ke posyandu sebanyak 16 balita
dan terdapat 1 balita stunting dengan presentase 6,2 %, tahun 2020 kunjungan balita ke
posyandu sebanyak 239 balita dan terdapat 55 balita stunting dengan presentase 23%,
ditahun 2021 kunjungan balita ke posyandu sebanyak 161 balita dan terdapat 52 balita
2019 2020 2021 2022
16
239
161
394
1
55 52
136
POSYANDU
Kunjungan Stunting
11. 4
stunting dengan presentase kasus stunting 32,2 %, dan pada bulan Januari – Juni tahun 2022
kunjungan balita ke posyandu sebanyak 394 balita dan terdapat 136 balita stunting dengan
presentase 34% berdasarkan sumber “pengentrian E-PPGBM”. Penyebab masih
meningkatnya kasus stunting disebabkan oleh masih tingginya kasus anemia pada Ibu hamil
dikarenakan rendahnya pengetahuan Ibu hamil tentang stunting, kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet Fe belum maksimal sehingga Ibu hamil memiliki risiko komplikasi
pada kehamilan, persalinan dan berisiko melahirkan bayi dengan stunting, jarak dan jalan
yang sulit ke pelayanan Kesehatan, dan juga factor ekonomi masyarakat yang kurang.
Perlunya pendampingan Ibu hamil dengan anemia berupa pemberian edukasi terkait anemia
dan pemantauan konsumsi Fe dalam kehamilan.
Permasalahan ketiga : Rendahnya kesadaran ibu hamil untuk melahirkan di UPTD
Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias
Pentingnya melahirkan di fasilitas Kesehatan, agar ibu hamil dan bayi secara cepat
dan tepat mendapat fasilitas kesehatan yang bersih dan aman. Memberikan kenyamanan,
keamanan dan keselamatan pada ibu hamil, bersalin dan nifas. Menurunkan kesakitan dan
komplikasi persalinan. Memberikan pelayanan yang cepat dan tepat bila terjadi komplikasi..
Oleh karena itu kesadaran ibu hamil untuk melahirkan di puskesmas merupakan hal yang
harus diperhatikan dalam menekan angka kematian Ibu dan bayi.
Gambar 1.4 Grafik Perbandingan jumlah ibu hamil dengan yang melahirkan di Puskesmas.
"Sumber:Program KIA"
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dari seluruh jumlah ibu hamil di kecamatan
Ma’u ditemukan 38 orang dan yang melahirkan di Puskesmas Ma’u ada 17 orang dan yang
MELAHIRKA TIDAK DI
PUSKESMAS
21
MELAHIRKAN DI
PUSKESMAS
17
IBU HAMIL
MELAHIRKA TIDAK DI PUSKESMAS MELAHIRKAN DI PUSKESMAS
12. 5
tidak melahirkan di puskesmas sebanyak 21 orang. Hal ini disebabkan karena tidak
pahamnya si ibu dengan resiko terjadinya komplikasi dari pasca persalinan maupun dalam
proses persalinan, melahirkan di dukun, serta akses jalan menuju puskesmas sangatlah jauh
dan letak geografis yang sulit di akses, dan biaya yang sangat mahal.
Permasalahan keempat : Belum optimalnya pelayanan imunisasi pada bayi dan balita di
wilayah Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias
Imunisasi atau vaksinasi merupakan suatu upaya dari pemerintah yang bertujuan
untuk mencegah meningkatnya angka kesakitan pada penyakit tertentu yang beresiko pada
bayi. Tujuan pemberian vaksin adalah membentuk kekebalan tubuh agar tidak mudah
terinfeksi virus penyebab penyakit. Pemberian vaksin pada bayi menjadi hal yang penting,
sebab tubuh bayi memiliki tingkat imunitas yang rendah sehingga harus segera mendapatkan
pelindungan dari infeksi penyakit menular.
Gambar 1.5 Dokter yang sedang memberikan imunisasi pada balita.
Sumber "Dokumentasi Jurim"
Gambar 1.6 Penimbangan balita pada saat kegiatan posyandu
Sumber "Dokumentasi Jurim"
13. 6
Dari gambar diatas merupakan kegiatan imunisasi pada balita, dimana pada gambar
1.5 pemberian imunisasi polio dan digambar 1.6 pungukuran berat badan balita oleh
petugas puskesmas. Disini permasalahan yang dihadapi adalah kekurangan stok vaksin
untuk imunisasi, kurangnya kesadaran kepada masyarakat pentingya imunisasi bagi balita
mulai dari usia 0 bulan – 12 bulan untuk imunisasi dasar, kurangnya dukungan dan motivasi
dari kader posyandu dan tokoh masyarakat serta akses jalan menuju puskesmas sangatlah
jauh dan letak geografis yang sulit di akses.
Permasalahan kelima: Kurangnya ketersediaan obat di unit kerja UPTD puskesmas
Ma’u Kabupaten Nias
Ketersediaan obat merupakan obat yang digunakan untuk pelayanan kesehatan di
puskesmas minimal harus sama dengan jumlah kebutuhan obat yang seharusnya tersedia di
puskesmas. Ketersediaan obat di puskesmas harus disesuaikan dengan kebutuhan untuk
pelayanan pengobatan pada masyarakat di wilayah kerjanya. Tingkat ketersediaan obat
adalah tingkat persediaan obat baik jenis dan jumlah obat yang diperlukan oleh pelayanan
pengobatan dalam periode waktu tertentu, diukur dengan cara menghitung persediaan dan
pemakaian rata-rata perbulan.
Gambar 1.7 Ketersediaan obat di apotik UPTD Puskesmas Ma’u.
Sumber "Dokumentasi Apoteker"
14. 7
Dari gambar di atas adalah sebagian dari ketersediaan stok obat dan ada juga
beberapa obat yang belum ada atau stok permintaan obat kosong. Disini permasalahan yang
dihadapi adalah permintaan stok obat kosong di dinas, permintaan obat yang kurang, dan
permintaan obat yang diminta tidak sesuai, obat rusak/ kadaluarsa. Oleh karena itu, kinerja
pengelola obat sangat menentukan keberhasilan dalam pengelolaan obat di Puskesmas.
Kinerja pengelolan obat meliputi tahapan perencanaan, permintaan, penerimaan,
penyimpanan, pendisribusian, pengendalian, pencatatan, pelaporan dan pengarsipan,
pemantauan dan evaluasi program yang terkait satu sama lain.
Berdasarkan kelima permasalahan yang ditemukan oleh penulis, maka diperlukan
suatu kegiatan yang dapat mengatasi masalah tersebut. Adapun kegiatan yang dapat
dilakukan oleh penulis, yaitu :
1. Mengoptimalkan pengendalian dan pengawasan penyakit hipertensi di UPTD
Puskesmas Ma’u
2. Menurunkan angka kejadian stunting pada balita di UPTD Puskesmas Ma’u.
3. Meningkatkan kesadaran ibu hamil untuk melahirkan di UPTD Puskesmas Ma’u.
4. Mengoptimalkan pelayanan imunisasi pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas
Ma’u.
5. Meningkatkan ketersediaan obat di unit kerja UPTD puskesmas Ma’u
1.2. Tugas Pokok dan Fungsi
1.2.1.Tugas Pokok dan Fungsi Puskesmas :
Tugas pokok dan fungsi Puskesmas berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas adalah sebagai berikut:
• Tugas Pokok
1. Melaksanakan kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan
di wilayah kerjanya.
2. Puskesmas mengintegrasikan program yang dilaksanakannya dengan pendekatan
keluarga.
3. Pendekatan keluarga merupakan salah satu cara Puskesmas mengintegrasikan
program untuk meningkatkan jangkauan sasaran dan mendekatkan akses pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya dengan mendatangi keluarga.
• Fungsi Puskesmas
1. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) tingkat pertama di wilayah
kerjanya
15. 8
2. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) tingkat pertama di wilayah
kerjanya
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKM tingkat pertama di
wilayah kerjanya, Puskesmas berwenang untuk:
1. Menyusun perencanaan kegiatan berdasarkan hasil analisis masalah
kesehatan masyarakat dan kebutuhan pelayanan yang diperlukan.
2. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan.
3. Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat
dalam bidang kesehatan.
4. Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang bekerja sama
dengan pimpinan wilayah dan sektor lain terkait.
5. Melaksanakan pembinaan teknis terhadap institusi, jaringan pelayanan Puskesmas
dan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat.
6. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia Puskesmas.
7. Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan Kesehatan
8. Memberikan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada keluarga, kelompok,
dan masyarakat dengan mempertimbangkan faktor biologis, psikologis, sosial,
budaya, dan spiritual.
9. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses, mutu, dan
cakupan Pelayanan Kesehatan.
10. Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat kepada dinas
kesehatan daerah kabupaten/kota, melaksanakan sistem kewaspadaan dini, dan
respon penanggulangan penyakit.
11. Melaksanakan kegiatan pendekatan keluarga.
12. Melakukan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama dan
rumah sakit di wilayah kerjanya, melalui pengoordinasian sumber daya kesehatan di
wilayah kerja Puskesmas.
Dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah
kerjanya sebagaimana dimaksud, Puskesmas berwenang untuk:
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan, bermutu, dan holistik yang mengintegrasikan faktor biologis,
16. 9
psikologi, sosial, dan budaya dengan membina hubungan dokter - pasien yang erat
dan setara.
2. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya promotif
dan preventif.
3. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada individu, berfokus
pada keluarga, dan berorientasi pada kelompok dan masyarakat.
4. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan kesehatan,
keamanan, keselamatan pasien, petugas, pengunjung, dan lingkungan kerja.
5. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif dan kerja sama
inter dan antar profesi.
6. Melaksanakan penyelenggaraan rekam medis.
7. Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan akses
Pelayanan Kesehatan.
8. Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan peningkatan kompetensi sumber
daya manusia Puskesmas.
9. Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan Sistem Rujukan.
10. Melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
wilayah kerjanya, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
1.2.2. Tugas Pokok dan Fungsi Dokter Umum :
Dengan jabatan penulis sebagai Dokter Ahli Pertama di UPTD Puskesmas Ma’u,
maka berdasarkan keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor:139/KEP/M.PAN/11/2003 tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya,
tugas pokok dokter adalah memberikan pelayanan kesehatan pada sarana pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, serta membina peran serta masyarakat dalam rangka
kemandirian di bidang kesehatan kepada masyarakat. Adapun uraian kegiatan Dokter Jenjang
Ahli Pertama meliputi :
1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama
2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat pertama
3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh dokter umum
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh dokter umum
5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederahana
6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang
17. 10
7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
tingkat sederhana
8. Melakukan kunjungan kepada pasien rawat inap
9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana
10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat pertama
11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana
12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat pertama
13. Melakukan pemeliharaan kesehatan ibu
14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita
15. Melakukan pemeliharaan kesehatan anak
16. Melakukan pelayanan keluarga berencana
17. Melakukan pelayanan imunisasi
18. Melakukan pelayanan gizi
19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan epidemiologi penyakit
20. Melakukan penyuluhan medik
21. Membuat catatan medik rawat jalan
22. Membuat catatan medik rawat inap
23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar
24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam
25. Menguji kesehatan individu
26. Menjadi tim penguji Kesehatan
27. Melakukan visum et repertum tingkat sederhana
28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat pertama
29. Menjadi saksi ahli
30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan
31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium
32. Melakukan tugas jaga panggilan/on call
33. Melakukan tugas jaga di tempat/rumah sakit
34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien
35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang kesehatan tingkat sederhana
1.3. Tujuan
Penyusunan rancangan aktualisasi nilai dasar ASN ini bertujuan sebagai pedoman
untuk menerapkan nilai-nilai dasar ASN yaitu ASN BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan,
Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolaboratif) guna peningkatan
18. 11
pelayanan yang optimal di UPTD Puskesmas Ma’u Kecamatan Ma’u, Kabupaten Nias.
Dengan adanya kegiatan aktualisasi nilai-nilai dasar tersebut diharapkan ASN mampu
menerapkan nilai-nilai dasar profesi ASN dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
untuk mewujudkan tujuan Puskesmas sesuai Permenkes RI.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang didapat pada pelaksanaan rancangan aktualisasi ini yaitu:
1. Manfaat bagi penulis : penulis diharapkan mampu memahami dan
mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK sebagai landasan dalam
menjalanankan profesi dan tugas serta tanggung jawab dalam melayani masyarakat
sehingga mampu memberikan pelayanan yang berkualitas dan optimal di lingkungan
unit kerja.
2. Manfaat bagi instansi kerja : meningkatkan kinerja dan pelayanan puskesmas terkait
dengan pelayanan di UPTD Puskesmas Ma’u.
3. Manfaat bagi rekan kerja : meningkatkan kompetensi agar menjadi tenaga kesehatan
yang professional dalam memberikan pelayanan kesehatan.
4. Manfaat bagi masyarakat : menjadi bahan pendukung terbentuknya kebijakan-
kebijakan kesehatan demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
19. 12
BAB II
IDENTIFIKASI DAN ANALISIS ISU
2.1. Identifikasi Isu
Berdasarkan latar belakang kondisi saat ini terdapat 5 (lima) permasalahan di unit
kerja penulis : Isu pertama Kurang optimalnya pengendalian dan pengawasan penyakit
hipertensi di UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias. Ini terlihat berdasarkan grafik
kunjungan pasien dari bulan Mei 2021 – Juni 2022 yang diambil datanya dari pemegang
Program PTM, kunjungan pada pasien hipertensi sangatlah sedikit, sedangkan penderita
pasien hipertensi sangatlah banyak. Pada umumnya, masyarakat tidak mengetahui bahwa ia
menderita hipertensi karena jarang memeriksakan dirinya ke fasilitas kesehatan. Alasan
penderita hipertensi tidak minum obat antara lain karena kurangnya pengetahuanmasyarakat
tentang bahaya penyakit hipertensi atau masyarakat tidak tahu bahwa penyakit ini dapat
dicegah, penderita hipertensi merasa sehat, kunjungan tidak teratur ke fasyankes, minum
obat tradisional, menggunakan terapi lain, lupa minum obat, tidak mampu beli obat, terdapat
efek samping obat, obat hipertensi kurang tersedia di fasyankes, serta akses jalan menuju
puskesmas sangatlah jauh dan letak geografis yang sulit di akses.
Isu kedua. Meningkatnya angka kejadian stunting pada balita di UPTD
Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias. Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak
balita (bayi di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu
pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan pada masa
awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2
tahun. Dari gambar grafi diatas berdasarkan sumber E-PPGBM terlihat angka kejadian
stunting pada wilayah kerja UPTD Puskesmas Ma’u dari tahun 2019 – 2022 mengalami
peningkatan setiap tahunnya. Penyebab masih meningkatnya kasus stunting disebabkan oleh
masih tingginya kasus anemia pada Ibu hamil dikarenakan rendahnya pengetahuan Ibu hamil
tentang stunting, kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Fe belum maksimal sehingga Ibu
hamil memiliki risiko komplikasi pada kehamilan, persalinan dan berisiko melahirkan bayi
dengan stunting, jarak dan jalan yang sulit ke pelayanan Kesehatan, dan juga factor ekonomi
masyarakat yang kurang. Perlunya pendampingan Ibu hamil dengan anemia berupa
pemberian edukasi terkait anemia dan pemantauan konsumsi Fe dalam kehamilan.
Isu ketiga : Rendahnya kesadaran ibu hamil untuk melahirkan di UPTD
Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias. Ini terlihat dari gambar grafik yang datanya bersumber
dari pemegang program KIA, dimana dari data tersebut masih banyak ibu hamil yang tidak
20. 13
melahirkan di puskesmas. Hal ini disebabkan karena tidak pahamnya si ibu dengan resiko
terjadinya komplikasi dari pasca persalinan maupun dalam proses persalinan, melahirkan di
dukun, serta akses jalan menuju puskesmas sangatlah jauh dan letak geografis yang sulit di
akses, dan biaya yang sangat mahal.
Isu keempat : Belum optimalnya pelayanan imunisasi pada bayi dan balita di wilayah
Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias. Imunisasi atau vaksinasi merupakan suatu upaya dari
pemerintah yang bertujuan untuk mencegah meningkatnya angka kesakitan pada penyakit
tertentu yang beresiko pada bayi. Adapun penyebab belum optimalnya pelayanan imunisasi
pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias dikarenakan kekurangan
stok vaksin untuk imunisasi, kurangnya kesadaran kepada masyarakat pentingya imunisasi
bagi balita mulai dari usia 0 bulan – 12 bulan untuk imunisasi dasar, kurangnya dukungan
dan motivasi dari kader posyandu dan tokoh masyarakat serta akses jalan menuju puskesmas
sangatlah jauh dan letak geografis yang sulit di akses.
Isu kelima Kurangnya ketersediaan obat di unit kerja UPTD puskesmas Ma’u
Kabupaten Nias. Obat sebagai salah satu unsur penting dalam upaya kesehatan, mulai dari
upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan dan pemulihan sehingga
harus diusahakan agar selalu tersedia pada saat dibutuhkan. Ketersediaan obat yang kurang
(stockout) dapat menyebabkan terganggunya pelayanan kesehatan kepada masyarakat. .Ini
terlihat dari gambar yang diambil oleh seorang Apoteker puskesmas rawat jalan saat sedang
jam pelayanan. Disini permasalahan yang dihadapi adalah permintaan stok obat kosong di
dinas, permintaan obat yang kurang, permintaan obat yang diminta tidak sesuai, dan obat
rusak/ kadaluarsa.
Lima permasalahan di atas akan diidentifikasi lebih lanjut untuk dicari sumber dan
penyebabnya. Sumber isu dan penyebab isu dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.1. Isu, Sumber Isu dan Penyebab Isu di Puskesmas Ma’u, Kabupaten Nias
No Isu Sumber Isu Penyebab Isu
1 Kurang optimalnya
pengendalian dan pengawasan
penyakit hipertensi di UPTD
Puskesmas Ma’u Kabupaten
Nias
Pelayanan
Publik
➢ Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang penyakit hipertensi
➢ Tidak rutin mengkonsumsi obat
➢ Terbiasa dengan pola hidup tidak
sehat
➢ Jarak yang jauh dari rumah ke
puskesmas untuk berobat
2 Meningkatnya angka kejadian
stunting pada balita di UPTD
Puskesmas Ma’u Kabupaten
Nias
SMART
ASN
➢ Rendahnya pengetahuan Ibu hamil
tentang stunting
➢ Kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet Fe
21. 14
➢ Faktor ekonomi masyarakat yang
kurang
➢ Jarak yang jauh dari rumah ke
puskesmas
3 Rendahnya kesadaran ibu
hamil untuk melahirkan di
UPTD Puskesmas Ma’u
Kabupaten Nias
Pelayanan
Publik
➢ Kurangnya pengetahuan ibu hamil
➢ Kurangnya dukungan dan motivasi
dari keluarga dan bidan desa
➢ Melahirkan di dukun
➢ Jarak yang jauh dari rumah ke
puskesmas untuk melahirkan
4 Belum optimalnya pelayanan
imunisasi pada bayi dan balita
di wilayah Puskesmas Ma’u
Kabupaten Nias
Pelayanan
Publik
➢ Kurangnya pengetahuan orangtua
➢ Kurangnya dukungan dan motivasi
dari kader posyandu dan tokoh
masyarakat
➢ Kurangannya stok vaksin untuk
imunisasi
➢ Jarak yang jauh dari rumah ke
posyandu untuk imunisasi
5 Kurangnya ketersediaan obat
di unit kerja UPTD puskesmas
Ma’u Kabupaten Nias
Pelayanan
Publik
➢ Stok obat kosong di Dinas Kesehatan
➢ Permintaan obat yang kurang
➢ Permintaan obat yang diminta tidak
sesuai
➢ Obat rusak/ kadaluarsa
2.2. Analisis Penetapan Isu Terpilih
Setelah didapatkan identifikasi isu, sumber isu dan penyebab isu, maka selanjutnya
akan dilakukan proses pemilihan isu dengan teknik APKL yaitu teknik yang digunakan
untuk menguji kelayakan suatu isu untuk dicarikan solusinya. Berikut penjelasan kriteria
APKL antara lain :
1. Aktual, artinya isu yang benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam
masyarakat.
2. Problematik, artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga
perlu segera dicari solusinya secara komprehensif.
3. Kekhalayakan, artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak.
4. Kelayakan, artinya isu tersebut masuk akal, realistis, relevan dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Analisis isu menggunakan teknik APKL untuk melihat kelima isu yang memenuhi
kriteria Aktual, Problematik, Kekhalayakan dan Kelayakan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.2 Analisis Isu dengan Menggunakan Teknis APKL
No Isu
Kriteria Keterangan
A P K L
1 Kurang optimalnya pengendalian dan
pengawasan penyakit hipertensi di UPTD
Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias
√ √ √ √ Memenuhi
22. 15
2 Meningkatnya angka kejadian stunting pada
balita di UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten
Nias
√ √ √ √ Memenuhi
3 Rendahnya kesadaran ibu hamil untuk
melahirkan di UPTD Puskesmas Ma’u
Kabupaten Nias
√ √ √ √ Memenuhi
4 Belum optimalnya pelayanan imunisasi pada
bayi dan balita di wilayah Puskesmas Ma’u
Kabupaten Nias
√ √ √ √ Memenuhi
5 Kurangnya ketersediaan obat di unit kerja
UPTD puskesmas Ma’u Kabupaten Nias
√ √ √ x
Tidak
Memenuhi
Berdasarkan hasil analisis di atas, permasalahan yang memenuhi keempat kriteria
APKL yaitu permasalahan pertama, kedua, ketiga dan keempat. Sedangkan yang tidak
memenuhi kriteria APKL yaitu permasalahan kelima.
Permasalahan pertama yaitu Kurang optimalnya pengendalian dan pengawasan
penyakit hipertensi di UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias. Isu ini juga memenuhi
kriteria APKL karena masih terjadi hingga saat ini (Aktual), jika tidak diatasi maka akan
menimbulkan keluhan gangguan kardiovaskular (Problematik), kemungkinan terjadinya
komplikasi dari hipertensi juga akan semakin tinggi dan dapat menimbulkan perawatan
intensif yang lama serta perburukan kualitas hidup (Kekhalayakan), serta masalah ini
penting untuk dikendalikan segera sesuai dengan kompetensi penulis sebagai dokter umum
(Kelayakan).
Permasalahan kedua yaitu Meningkatnya angka kejadian stunting pada balita di
UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias. Isu ini juga memenuhi kriteria APKL karena
masih terjadi hingga saat ini (Aktual), jika tidak diatasi maka akan menimbulkan tumbuh
kembang anak terganggu (Problematik), kemungkinan terjadinya komplikasi dari stunting
terganggunya perkembangan otak anak dan juga mudah terkena penyakit (Kekhalayakan),
serta masalah ini penting untuk dicegah segera sesuai dengan kompetensi penulis sebagai
dokter umum (Kelayakan).
Permasalahan ketiga yaitu Rendahnya kesadaran ibu hamil untuk melahirkan di
UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias. Hal ini dikarenakan isu masih terjadi hingga
saat ini (Aktual), jika tidak diatasi akan menjadi masalah yang lebih kompleks
(Problematik), menyangkut hajat hidup orang banyak (Kekhalayakkan) serta masalah ini
perlu dituntaskan untuk mengurangi angka kematian ibu dan anak (Kelayakan).
Permasalahan keempat Belum optimalnya pelayanan imunisasi pada bayi dan balita di
wilayah Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias. Hal ini dikarenakan isu masih terjadi hingga
saat ini (Aktual), jika tidak diatasi akan menjadi masalah yang lebih kompleks
(Problematik), menyangkut hajat hidup orang banyak khususnya anak-anak di kecamatan
23. 16
Ma’u (Kekhalayakkan) serta masalah ini perlu dituntaskan untuk meningkatkan jumlah
anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap (Kelayakan).
Sedangkan pada permasalahan kelima tidak memenuhi kriteria APKL. Pada
permasalahan kelima yaitu kurangnya ketersediaan obat di unit kerja UPTD puskesmas
Ma’u Kabupaten Nias tidak memenuhi kriteria Kelayakan dikarenakan pada
permasalahan kelima, penyediaan obat bukan merupakan tugas pokok penulis.
Setelah melakukan analisis masalah dengan teknik APKL, langkah selanjutnya untuk
menetapkan skala prioritas masalah adalah dengan menggunakan metode USG (urgent,
seriousness, dan growth). Metode USG merupakan salah satu metode yang digunakan untuk
menentukan skala prioritas masalah yaitu dengan cara menentukan tingkat urgensi,
keseriusan dan perkembangan isu dengan menggunakan skala nilai 1-5. Isu yang memiliki
total skor tertinggi merupakan isu prioritas. USG merupakan singkatan dari Urgency,
Seriousnes, dan Growth. Penjelasan dari ketiga aspek tersebut adalah:
a. Urgency (U) yaitu dilihat dari ketersediaan waktu, mendesak atau tidak masalah tersebut
untuk diselesaikan. Hal ini bermaksud seberapa mendesaknya isu tersebut jika dikaitkan
dengan waktu yang tersedia serta seberapa besar time pressure yang ada dalam
pemecahan masalah penyebab isu tersebut.
b. Seriousness (S) yaitu dengan melihat dampak masalah terhadap produktivitas kerja,
pengaruh terhadap sistem atau tidak. Hal ini bermaksud seberapa serius isu tersebut
perlu dibahas dikaitkan dengan penundaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu
tersebut dan yang ditimbulkan jika masalah tidak dipecahkan. Masalah yang jika tidak
dipecahkan dapat menimbulkan suatu problem lain, bersifat lebih serius dibandingkan
dengan masalah lain yang berdiri sendiri.
c. Growth (G) yaitu apakah masalah tersebut berkembang dengan pesat atau tidak. Hal
ini bermaksud bahwa peluang isu dapat berkembang, dikaitkan dengan kemungkinan
masalah penyebab isu semakin kronis jika tidak ditanggulangi.
Ketiga kriteria tersebut kemudian akan ditentukan dengan menggunakan skala Likert
yaitu skala 1-5 dengan ketentuan :
➢ 1: Tidak mendesak/serius/berdampak
➢ 2: Kurang mendesak/serius/berdampak
➢ 3: Cukup mendesak/serius/berdampak
➢ 4: Mendesak/serius/berdampak
➢ 5: Sangat mendesak/serius/berdampak
24. 17
Dari penjelasan masing-masing aspek USG, maka isu-isu di UPTD Puskesmas
Ma’u, Kabupaten Nias dipetakan sebagai berikut:
Tabel 2.3. Menentukan Skala Prioritas Masalah dengan Teknik USG
No Isu
Kriteria
Jumlah Prioritas
U S G
1. Kurang optimalnya pengendalian dan
pengawasan penyakit hipertensi di UPTD
Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias
16 17 18
52 I
➢ Kurangnya pengetahuan masyarakat
tentang penyakit hipertensi
5 5 5
➢ Tidak rutin mengkonsumsi obat 4 5 5
➢ Terbiasa dengan pola hidup tidak sehat 4 4 5
➢ Jarak yang jauh dari rumah ke puskesmas
untuk berobat
3 3 4
2. Meningkatnya angka kejadian stunting pada
balita di UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten
Nias
14 14 14
42 III
➢ Rendahnya pengetahuan Ibu hamil
tentang stunting
4 4 4
➢ Kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet Fe
4 4 4
➢ Faktor ekonomi masyarakat yang kurang 3 3 3
➢ Jarak yang jauh dari rumah ke puskesmas 3 3 3
3. Rendahnya kesadaran ibu hamil untuk
melahirkan di UPTD Puskesmas Ma’u
Kabupaten Nias
15 15 14
44 II
➢ Kurangnya pengetahuan ibu hamil 4 4 4
➢ Kurangnya dukungan dan motivasi dari
keluarga dan bidan desa
3 3 3
➢ Melahirkan di dukun 5 5 3
➢ Jarak yang jauh dari rumah ke puskesmas
untuk melahirkan
3 3 4
4. Belum optimalnya pelayanan imunisasi pada
bayi dan balita di wilayah Puskesmas Ma’u
Kabupaten Nias
13 13 13
39 IV
➢ Kurangnya pengetahuan orangtua 4 4 4
➢ Kurangnya dukungan dan motivasi dari
kader posyandu dan tokoh masyarakat
3 3 3
➢ Kurangannya stok vaksin untuk imunisasi 3 3 3
➢ Jarak yang jauh dari rumah ke posyandu
untuk imunisasi
3 3 3
Berdasarkan hasil analisis penentuan isu prioritas menggunakan teknik USG,
permasalahan yang paling prioritas adalah permasalahan pertama dengan skor tertinggi
yaitu 39, tentangKurang optimalnya pengendalian dan pengawasan penyakit hipertensi
di UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias.
25. 18
2.3. Dampak Isu Terpilih
Apabila permasalahan “Kurang optimalnya pengendalian dan pengawasan
penyakit hipertensi di UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias” tidak segera
diselesaikan, maka akan dapat menimbulkan dampak sebagai berikut :
Tabel 2.4. Dampak Isu
Isu Terpilih Dampak (apabila isu tidak diselesaikan)
Kurang optimalnya pengendalian dan
pengawasan penyakit hipertensi di UPTD
Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias
1. Menyebabkan komplikasi atau kerusakan
organ tubuh yang lain
2. Angka kesakitan semakin meningkat
3. Kualitas hidup penderita semakin memburuk
4. Angka kematian semakin meningkat
2.4. Role Model
Di instansi tempat penulis bertugas yaitu UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias,
ada satu sosok yang dapat penulis jadikan sebagai role model. Sosok itu adalah Kepala UPTD
Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias, Bapak Josefin Sitepu, S.Kep. Ners. Beliau merupakan
seorang pemimpin yang bijaksana dan berintegritas tinggi. Beliau memimpin Puskesmas
Ma’u sejak bulan Maret Tahun 2019.dan dalam waktu 3 tahun ini, beliau sudah bisa
menunjukkan kepada penulis dan rekan sesama tenaga kesehatan bahwasanya beliau
adalah orang yang bertanggung jawab.
Nama :Josefin Sitepu, S.Kep. Ners
NIP : 19870903 201403 1 002
Pangkat/Golongan :Penata Muda Tk.I. III/b
Jabatan :Kepala UPTD Puskesmas Ma’u Kecamatan Ma’u Kabupaten Nias
Riwayat Pendidikan :
a. SD Swasta Katolik Delitua, Lulus Tahun 1999
b. SLTP Swasta Deli Murni Delitua, Lulus Tahun 2022
c. SMA RK Deli Murni Delitua, Lulus Tahun 2005
d. S-1 Keperawatan STIKES Deli Husada Delitua, Lulus Tahun 2011
e. Profesi Ners STIKES Deli Husada Delitua, Lulus Tahun 2012
Riwayat Pekerjaan :
a. Perawat Pelaksanaan Lanjutan Puskesmas Ma’u Kecamatan Ma’u Kabupaten Nias,
sejak tahun 2014 s/d 2019
b. Kepala UPTD Puskesmas Ma’u Kecamatan Ma’u Kabupaten Nias, Sejak Tahun
2019 s/d sekarang.
26. 19
BAB III
STRATEGI PENYELESAIAN ISU TERPILIH
3.1. Penetapan Gagasan dan Kegiatan Kreatif
Berdasarkan hasil analisis dengan metode USG, maka dapat ditetapkan
permasalahan yang paling prioritas yaitu “Kurang optimalnya pengendalian dan
pengawasan penyakit hipertensi di UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias”. Penulis
sudah menentukan 5 gagasan kreatif guna mendukung pemecahan masalah yang terkait.
Adapun gagasan kreatif yang akan dilakukan antara lain :
1. Membuat BUku KUnjungan pada PAsien hiperTENsi ( BUKU PATEN )
2. MempubLIKasi VIdeo sosialisaSI HiperTensi ( LIKE VISI HT )
3. MelakSAnakan KUnjungan RAbu seHAT hipertensI di puskesmas ( SAKU
RAHATI)
4. MENgedukasi keluarGA penderiTA hipertenSI ( MENGATASI )
5. MempubLIkasi VidEo SEnam JAntung seHAT ( LIVE SEJAHAT )
3.2. Relevansi Rencana Kegiatan dengan Aktualisasi Core Values (Nilai-Nilai Dasar)
ASN BerAKHLAK
Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (world class government) serta
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 tentang nilai dasar dan Pasal 5 tentang kode etik dan
kode perilaku Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
diperlukan keseragaman nilai-nilai dasar ASN. Sehingga pada tanggal 27 Juli 2021 Presiden
Republik Indonesia telah meluncurkan core values (nilai-nilai dasar) ASN
BerAKHLAK dan employer branding ASN "Bangga Melayani Bangsa". Sehubungan
dengan hal tersebut, dengan ini disampaikan bahwa:
1. Core values yang harus diterapkan oleh seluruh ASN di instansi pemerintah adalah
BerAKHLAK
2. Employer Branding ASN adalah Bangga Melayani Bangsa
3. Core values ASN BerAKHLAK sebagaimana dimaksud pada angka 1 adalah
sebagai berikut:
a) Berorientasi Pelayanan, yaitu komitmen memberikan pelayanan prima demi
kepuasan masyarakat
b) Akuntabel, yaitu bertanggungjawab atas kepercayaan yang diberikan
c) Kompeten, yaitu terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
27. 20
d) Harmonis, yaitu saling peduli dan menghargai perbedaan
e) Loyal, yaitu berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara
f) Adaptif, yaitu terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta
menghadapi perubahan
g) Kolaboratif, yaitu membangun kerja sama yang sinergis.
4. Panduan perilaku (kode etik) dari masing-masing nilai-nilai dasar adalah sebagai
berikut:
a) Berorientasi Pelayanan:
• Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;
• Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan;
• Melakukan perbaikan tiada henti.
b) Akuntabel:
• Melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi;
• Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien;
• Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
c) Kompeten:
• Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
• Membantu orang lain belajar;
• Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
d) Harmonis:
• Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya
• Suka menolong orang lain
• Membangun lingkungan kerja yang kondusif
e) Loyal:
• Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik
Indonesia serta pemerintahan yang sah;
• Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara;
• Menjaga rahasia jabatan dan negara.
28. 21
f) Adaptif:
• Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan;
• Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas;
• Bertindak proaktif.
g) Kolaboratif:
• Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi;
• Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah;
• Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
Nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK menjadi dasar penguatan budaya kerja di
instansi pemerintah untuk mendukung pencapaian kinerja individu dan tujuan
organisasi/instansi. Dalam rancangan aktualisasi ini terdapat 5 kegiatan kreatif yang akan
dilakukan dalam memecahkan permasalahan yang menjadi prioritas utama. Adapun
keterkaitan nilai-nilai dasar ASN BerAKHLAK dalam kegiatan kreatif dari aktualisasi ini
antara lain:
1. BUKU PATEN ( Membuat BUku KUnjungan pada PAsien hiperTENsi )
Membuat buku kunjungan pada pasien hipertensi untuk bisa mengkontrol dan
mengobati penyakit hipertensi. Kegiatan ini menerapkan nilai dasar ASN BerAKHLAK
yaitu berorientasi pelayanan yang artinya dalam kegiatan ini penulis melakukan
perbaikan tiada henti dan pelayanan terbaik dengan membuat buku kunjungan untuk
bisa mengkontrol dan mengobati pasien hipertensi. Penerapan nilai ASN BerAKHLAK
dalam kegiatan ini juga mengacu akuntabel dimana kegiatan ini penulis
bertanggungjawab dan berintegritas tinggi dengan menjalankannya dengan baik, nilai
kompeten juga diterapkan dalam kegiatan ini dengan melaksanakan kegiatan dengan
kualitas terbaik dan meningkatkan kompetensi diri dalam membuat dan memilih isi
buku yang mudah dipahami, kemudian nilai dasar yang diterapkan yaitu adaptif yang
artinya penulis terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas dalam membuat buku
kunjungan yang lebih menarik dan diberikan kepada pasien hipertensi, serta
menerapkan nilai kolaboratif dimana kegiatan aktualisasi ini tidak lepas dari
berkolaborasi dengan coach, mentor (Kepala Puskesmas), pemegang program PTM ,
pendaftaran dan juga rekan kerja.
2. LIKE VISI HT ( MempubLIKasi VIdeo sosialisaSI HiperTensi )
Membuat video mengenai tentang penyakit hipertensi dan cara pencegahannya yang
disosialisasikan melalui sosial media. Kegiatan ini menerapkan nilai dasar ASN
29. 22
BerAKHLAK yaitu berorientasi pelayanan yang artinya dalam kegiatan ini penulis
melakukan perbaikan tiada henti dan pelayanan terbaik dengan memberikan informasi
mengenai penyakit dan pencegahannya melalui media yang lebih menarik. Penerapan
nilai ASN BerAKHLAK dalam kegiatan ini juga mengacu akuntabel dimana kegiatan
ini penulis bertanggungjawab dan berintegritas tinggi dengan menjalankannya dengan
baik, nilai kompeten juga diterapkan dalam kegiatan ini dengan melaksanakan kegiatan
dengan kualitas terbaik dan meningkatkan kompetensi diri dalam membuat dan memilih
konten video yang menarik dan mudah dipahami, kemudian nilai dasar yang diterapkan
yaitu adaptif yang artinya penulis terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
dalam membuat media edukasi yang lebih menarik dan dipublikasikan melalui sosial
media agar mudah ditonton oleh semua lapisan masyarakat, serta menerapkan nilai
kolaboratif dimana kegiatan aktualisasi ini tidak lepas dari berkolaborasi dengan coach,
mentor (Kepala Puskesmas), pemegang program PTM , dan juga rekan kerja.
3. SAKU RAHATI ( MelakSAnakan KUnjungan RAbu seHAT hipertensI di puskesmas)
Melakukan kunjungan rabu sehat hipertensi di Puskesmas. Tujuan kegiatan ini adalah
untuk mengingatkan dan memudahkan pasien yang hipertensi dalam hal minum obat,
pantangan pola hidup yang tidak sehat, memberi semangat motivasi untuk pasien
sembuh dan tidak menyerah serta memudahkan puskesmas untuk memantau pasien
hipertensi (Berorientasi Pelayanan). Kontrol akan dilakukan oleh petugas yang telah
ditetapkan secara berkala serta berkoordinasi dengan dokter untuk mengatasi keluhan –
keluhan pasien yang muncul selama pengamatan (Kolaboratif). Puskesmas akan
menggunakan media whatsapp bussines account khusus kunjungan hipertensi untuk
berinteraksi dengan pasien. Dengan begitu puskesmas lebih proaktif dalam memantau
perkembangan pasien – pasen hipertensi tersebut (Akuntabel, Adaptif). Pada kegiatan
ini sangat diharapkan agar petugas dapat menciptakan suasana yang mendukung antar
pasien dan petugas, petugas dengan petugas agar setiap hal yang diharapkan dari
pemantauan tersebut dapat diikuti oleh pasien dan petugas dengan baik (Harmonis).
4. MENGATASI ( MENgedukasi keluarGA penderiTA hipertenSI )
Mengedukasi keluarga penderita hipertensi. Tujuan kegiatan ini adalah untuk bekerja
sama dengan keluarga untuk mengontrol dan memotivasi pada pasien hipertensi
(Kolaboratif). Mengingatkan dan memudahkan pasien yang hipertensi dalam hal
minum obat, pantangan pola hidup yang tidak sehat, memberi semangat motivasi untuk
pasien sembuh dan tidak menyerah serta memudahkan puskesmas untuk memantau
pasien hipertensi (Berorientasi Pelayanan). Dengan begitu puskesmas lebih proaktif
30. 23
dalam memantau perkembangan pasien – pasien hipertensi tersebut (Adaptif). Pada
kegiatan ini sangat diharapkan agar petugas dapat menciptakan suasana yang
mendukung antar pasien dan petugas, petugas dengan petugas agar setiap hal yang
diharapkan dari pemantauan tersebut dapat diikuti oleh pasien dan petugas dengan baik
(Harmonis).
5. LIVE SEJAHAT ( MempubLIkasi VidEo SEnam JAntung seHAT )
Membuat video senam jantung sehat yang dipublikasikan melalui sosial media. Senam
jantung sehat adalah senam yang dapat membuat detak jantung lebih cepat dan tubuh
lebih berkeringat. Peran utama senam jantung sehat adalah memperkuat otot jantung,
meningkatkan fungsi jantung, dan meningkatkan aliran oksigen ke seluruh tubuh.
Kegiatan ini menerapkan nilai dasar ASN BerAKHLAK yaitu berorientasi pelayanan
yang artinya dalam kegiatan ini penulis melakukan perbaikan tiada henti dan pelayanan
terbaik dengan membuat video senam untuk mengubah pola hidup melalui media yang
lebih menarik. Penerapan nilai ASN BerAKHLAK dalam kegiatan ini juga mengacu
akuntabel dimana kegiatan ini penulis bertanggungjawab dan berintegritas tinggi
dengan menjalankannya dengan baik, nilai kompeten juga diterapkan dalam kegiatan
ini dengan melaksanakan kegiatan dengan kualitas terbaik dan meningkatkan
kompetensi diri dalam membuat dan memilih konten video yang menarik dan mudah
dipahami, kemudian nilai dasar yang diterapkan yaitu adaptif yang artinya penulis terus
berinovasi dan mengembangkan kreativitas dalam membuat video senam yang lebih
menarik dan dipublikasikan melalui sosial media agar mudah ditonton oleh semua
lapisan masyarakat, serta menerapkan nilai kolaboratif dimana kegiatan aktualisasi ini
tidak lepas dari berkolaborasi dengan coach, mentor (Kepala Puskesmas), pemegang
program PTM , dan juga rekan kerja.
3.3. Relevansi Rencana Aktualisasi Dikaitkan dengan Kedudukan dan Peran ASN
dalam NKRI
3.3.1. Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilakan pegaei ASN yang
professional, memiliki nilai dasr, etika profesi, bebas dari intervensi politik,bersih dari
praktik korupsi, kolusi dan nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada
pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar tersedia sumber dara aparatur sipil
Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman. Berikut beberapa konsep yang
ada dalam UU No. 5 Tahun 2014 tentang AParatur Sipil Negara berdasarkan jenisnya,
pegawai ASN terdiri dari :
31. 24
1. Pegawai Negari Sipil (PNS), merupakan warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat
tertentu, diangkat sebagai pegawai ASN secara tetap oleh pejabat Pembina kepegawaian
untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), adalah warga negara Indonesia
yang memenuhi syarat tertentu yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian
berdasarkan perjanajian kerja sesuai dengan kebutuhan instansi pemerintah untuk jangka
waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan.
Pegawai ASN berkendudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakan
yang ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta bebas dari pengaruh dan intervensi
semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka
pegawai ASn berfungsi sebagai pelaksana kebijakan public, pelayan public, serta perekat
dan pemersatu bangsa. Selain itu, pegawai ASN antara lain :
1. Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat Pembina kepegawaian sesuai dengan
ketentuan paraturan perundang-undangan
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan bangsa negara kesatuan Republik Indonesia
3.3.2. SMART ASN
Smart ASN merupakan salah satu prioritas reformasi birokrasi pemerintah Indonesia
hingga 2024 dimana pegawai dengan kompetensi, kinerja, serta profesionalisme yang tinggi
sehingga mampu beradaptasi dan semakin responsive terhadap perubahan dan pencapaian
tujuan organisasi.
Adapun kriteria smart ASN 2024, adalah :
1. Nasionalisme adalah memiliki pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia
terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai luhur Pancasila.
2. Integritas adalah konsistensi berperilaku yang selaras dengan nilai, norma dan/atau etika
organisasi, dan jujur dalam hubungan dengan atasan, rekan kerja, bawahan langsung,
dan pemangku kepentingan, serta mampu mendorong terciptanya budaya etika tinggi,
bertanggung jawab atas tindakan atau keputusan beserta risiko yang menyertainya.
3. Wawasan Global adalah salah satu bagian penting dari pengembangan kompetensi
Aparatur Sipil Negara (ASN), untuk mewujudkan visi Presiden yaitu terwujudnya
Indonesia maju yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong
royong.
32. 25
4. Hospitality (Keramahtamahan) adalah memiliki sifat baik hati dan menarik budi
bahasanya, manis tutur kata dan sikapnya dalam setiap pelaksanaan tugas, khususnya
dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat.
5. Networking (Jaringan) adalah membangun dan menjalin hubungan dengan orang lain
atau organisasi lain
6. Penguasaan Teknologi Informatika (IT) sebagai teknologi informasi yang kian hari kian
berkembang yang harus dapat dirangkul dan dimanfaatkan oleh ASN dalam pelaksanaan
tugasnya.
7. Bahasa Asing sebagai nilai tambah dalam membangun kerja sama internasional.
8. Berjiwa entrepreneurship (kewirausahaan) adalah keberanian, kreatifitas, inovatif,
pantang menyerah serta cerdas dalam menangkap dan menciptakan peluang. Jiwa
kewirausahaan juga dapat dipahami sebagai bagaimana kita berpikir tentang masa depan
orang banyak, kehidupan orang banyak serta bagaimana kita dapat mendatangkan
kesejahteraan bagi masyarakat.
Demikian pula dalam kegiatan aktualisasi yang akan dilaksanakan, harus memiliki
penerapan SMART ASN dan sesuai dengan pengeloaan Manajemen ASN untuk NKRI.
Berikut bentuk – bentuk penerapan SMART ASN dan Manajemen ASN dalam rancangan
kegiatan aktualisasi di UPTD Puskesmas Ma’u, yaitu :
1. BUKU PATEN ( Membuat BUku KUnjungan pada PAsien hiperTENsi ) yaitu,
membuat buku kunjungan pada pasien hipertensi berguna sebagai pengingat untuk
pasien kapan waktunya harus datang dan melakukanpemeriksaan kembali. Penulis
menerapkan SMART ASN dengan menunjukkan integritas dan melaksanakan tugas
dengan pengabdian, kejujuran, kesabaran dan tanggungjawab adalah salah satu
kewajiban ASN dalam melaksanakan tugasnya.
2. LIKE VISI HT ( MempubLIKasi VIdeo sosialisaSI HiperTensi ), Penulis
menerapkan manajemen ASN yaitu profesional dengan menjalankan kegiatan ini sesuai
dengan profesi yang dimiliki, menerapkan etika profesi dengan bertanggungjawab
terhadap pelaksanaan dan hasil kegiatan ini terhadap profesi dan masyarakat,
menerapkan nilai dasar, serta bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi,
kolusi, dan nepotisme. Penulis menerapkan smart ASN yaitu menguasai IT (Information
Technology) dengan memanfaatkan produk IT dan internet untuk meningkatkan
kefektifan dan efisiensi dalam melaksanakan kegiatan ini untuk pelayanan dan
pengabdian kepada masyarakat, memiliki sifat dan sikap hospitality dengan memiliki
sifat yang baik dan menarik budi bahasanya, serta sikap yang baik dalam menjalankan
33. 26
kegiatan ini dan memberikan pelayanan prima kepada masyarakat. Penulis juga
memiliki kemampuan networking dengan membangun dan menjalin hubungan dengan
kepala ruang, pimpinan, konsulen, dan unit terkait dalam menjalankan kegiatan ini agar
memiliki pengaruh positif baik pada kesuksesan profesional, personal, maupun
masyakarat. Selain itu, kegiatan ini juga menerapkan jiwa enterpreneurship dengan
dimilikinya keberanian, kreatifitas, inovatif dalam menangkap dan menciptakan
peluang serta bertanggung jawab. Memanfaatkan penggunaan digital berperan dalam
pembuatan dan mempublikasian VISI HT sebagai media pembelajaran yang menarik
dan mudah dipahami dengan tetap memperhatikan digital skill, digital safety, digital
culture, dan digital ethics.
3. SAKU RAHATI ( MelakSAnakan KUnjungan RAbu seHAT hipertensI di puskesmas),
yaitu dengan menunjukkan integritas dan melaksanakan tugas dengan pengabdian,
kejujuran, kesabaran dan tanggungjawab adalah salah satu kewajiban ASN dalam
melaksanakan tugasnya. Hal ini diterapkan dalam kegiatan SAKU RAHATI yang
dilakukan oleh petugas di puskesmas.
4. MENGATASI ( MENgedukasi keluarGA penderiTA hipertenSI ) yaitu menerapkan
manajemen ASN secara professional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi, politik, bersih dari praktik nilai dasar, kolusi dan nepotisme serta
menjalankan profesi sesuai fungsi ASN yaitu sebagai pelaksana kebijakan public dan
pelayan public
5. LIVE SEJAHAT ( MempubLIkasi VidEo SEnam JAntung seHAT ), yaitu menerapkan
manajemen ASN dengan memberikan pelayanan public yang berkualitas berupa
kegiatan senam jantung sehat dan Smart ASN dengan menggunakan teknologi
informatika sebagai media kegiatan untuk menampilkan gerakan-gerakan senam yang
dapat menyehatkan jantung dan networking (Jaringan) adalah membangun dan menjalin
hubungan dengan orang lain atau organisasi lain seperti kader posyandu, perangkat
desa,masyarakat dan sesama rekan kerja untuk melaksanakan kegiatan senam jantung
sehat.
34. 27
3.4. Rancangan Aktualisasi
Unit Kerja/Instansi : UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias
Identifikasi Isu : 1. Kurang optimalnya pengendalian dan pengawasan penyakit hipertensi di UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten
Nias
2. Meningkatnya angka kejadian stunting pada balita di UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias
3. Rendahnya kesadaran ibu hamil untuk melahirkan di UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias
4. Belum optimalnya pelayanan imunisasi pada bayi dan balita di wilayah Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias
5. Kurangnya ketersediaan obat di unit kerja UPTD puskesmas Ma’u Kabupaten Nias.
Isu yang diangkat : Kurang optimalnya pengendalian dan pengawasan penyakit hipertensi di UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten
Nias
Gagasan Kegiatan : 1. Membuat BUku KUnjungan pada PAsien hiperTENsi ( BUKU PATEN )
2. MempubLIKasi VIdeo sosialisaSI HiperTensi ( LIKE VISI HT )
3. MelakSAnakan KUnjungan RAbu seHAT hipertensI di puskesmas ( SAKU RAHATI)
4. MENgedukasi keluarGA penderiTA hipertenSI ( MENGATASI )
5. MempubLIkasi VidEo SEnam JAntung seHAT ( LIVE SEJAHAT )
35. 28
Tabel 3.1. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/Hasil Keterkaitan Substansi Mata
Pelatihan
Kontribusi Terhadap
Misi Organisasi
Penguatan Nilai
Organisasi
1 Membuat buku
kunjungan pada
pasien
hipertensi
(BUKU
PATEN)
a. Berkoordinasi
dengan Kepala
Puskesmas terkait
pembuatan
BUKU PATEN
b. Berkoordinasi
dengan petugas
PTM untuk
bekerja sama
dalam pembuatan
BUKU PATEN
c. Mendesain
BUKU PATEN
d. Membuat BUKU
PATEN
e. Melakukan
pengisian BUKU
PATEN
a. Terlaksananya
koordinasi dengan
Kepala Puskesmas
terkait pembuatan
BUKU PATEN
b. Terlaksananya
koordinasi dengan
petugas PTM
untuk bekerja
sama dalam
pembuatan BUKU
PATEN
c. Desain BUKU
PATEN telah
selesai
d. Pembuatan BUKU
PATEN telah
selesai
e. Terlaksananya
pengisian BUKU
PATEN
a. Berorientasi Pelayanan :dalam
kegiatan ini penulis memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat
dengan membuat BUKU PATEN
sebagai catatan jadwal kontrol ulang
pasien untuk petugas agar
memudahkan petugas dalam
mengetahui kapan jadwal kontrol
pasien sehingga dapat mengingatkan
kepada pasien
b. Akuntabel penulis terapkan dalam
pembuatan BUKU PATEN dengan
tanggung jawab dan integritas yang
tinggi
c. Kompeten penulis terapkan dalam
pembuatan BUKU PATEN membuat
dan memilih isi buku yang mudah
dipahami
d. Adaptif yaitu penulis terus berinovasi
dan mengembangkan kreativitas
dalam pembuatan BUKU PATEN ini
e. Kolaboratif dimana kegiatan
aktualisasi ini tidak lepas dari
berkolaborasi dengan coach, mentor
(Kepala Puskesmas) dan pemegang
program PTM, pendaftaran dan juga
rekan kerja di UPTD Puskesmas
Ma’u.
Dengan
terlaksananya
kegiatan ini
diharapkan dapat
memberi kontribusi
terhadap misi UPTD
Puskesmas Ma’u
yaitu mewujudkan
masyarakat
memperoleh
pelayanan
Kesehatan yang
berkualitas, merata
dan terjangkau.
Pembuatan BUKU
PATEN
mencerminkan
penguatan nilai
organisasi yaitu
Unggul, dengan
berupaya untuk
selalu memberi
pelayanan terbaik
dan juga nilai
organisasi
Berkualitas yaitu
dengan berusaha
meningkatkan mutu
pelayanan secara
berkesinambungan
36. 29
2 Mempublikasi
video sosialisasi
hipertensi
(LIKE VISI
HT)
a. Melakukan
konsultasi dengan
mentor mengenai
rencana
pembuatan video
sosialisasi
hipertensi dan
publikasinya di
mediasosial
puskesmas
b. Menyusun materi
penyakit
hipertensi dan
pencegahannya
c. Membuat video
sosialisasi
d. Mengupload
video sosialisasi
di media social
puskesmas
a. Terlaksananya
konsultasi dan
koordinasi dengan
mentor
b. Tersusunnya materi
video penyakit
hipertensi
c. Dihasilkan video
sosialisasi hipertensi
d. Terpublikasinya di
media social
puskesmas video
sosialisasi hipertensi
a. Berorientasi pelayanan, Penulis
berusaha memenuhi kebutuhan
masyarakat akan sosialisasi yang
berkesinambungan yang dapat diakses
kapanpun dan dimanapun
b. Akuntabel penulis bertanggungjawab
dan berintegritas tinggi dengan
menjalankannya dengan baik
c. Kompeten : menjawab tantangan
perubahan eradigital dengan membuat
video dan dipublikasikandi media
social puskesmas dengan kualitas
terbaik
d. Adaptif : penulis terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas dalam
membuat media edukasi yang lebih
menarik dan dipublikasikan melalui
sosial media agar mudah ditonton oleh
semua lapisan masyarakat
e. Kolaboratif dimana kegiatan
aktualisasi ini tidak lepas dari
berkolaborasi dengan coach, mentor
(Kepala Puskesmas) dan pemegang
program PTM, dan juga rekan kerja di
UPTD Puskesmas Ma’u.
Dengan
terlaksananya
kegiatan ini
diharapkan dapat
memberi kontribusi
terhadap misi UPTD
Puskesmas Ma’u
yaitu
Memberdayakan
sumber daya,
potensi, dan fasilitas
yang ada di
lingkungan wilayah
kerja UPTD
Puskesmas Ma’u
Kegiatan ini
mencerminkan
penguatan nilai
organisasi dalam
bentuk tanggung
jawab, inovasi,
ramah, akuntabel
dan mudah.
3 Melaksanakan
kunjungan rabu
sehat hipertensi
di puskesmas
(SAKU
RAHATI)
a. Melakukan
konsultasi dengan
mentor mengenai
SAKU RAHATI
b. Membuat akun
whatsapp
business SAKU
RAHATI
Puskesmas Ma’u
a. Terlaksananya
konsultasi dan
koordinasi dengan
mentor mengenai
SAKU RAHATI
b. Terbentuknya akun
whatsapp business
SAKU RAHATI
Puskesmas Ma’u
a. Berorientasi Pelayanan, dalam
kegiatan ini penulis memahami dan
memenuhi kebutuhan masyarakat
dengan membuat SAKU RAHATI
untuk mengingatkan dan
memudahkan pasien yang hipertensi
dalam hal minum obat, pantangan
pola hidup yang tidak sehat, memberi
semangat motivasi untuk pasien
sembuh dan tidak menyerah serta
Dengan
terlaksananya
kegiatan ini
diharapkan dapat
memberi kontribusi
terhadap misi UPTD
Puskesmas Ma’u
yaitu mewujudkan
masyarakat
memperoleh
Melaksanakan
kegiatan SAKU
RAHATI
merupakan
penguatan nilai
organisasi siap
untuk
melaksanakan tugas
yang diberikan oleh
pimpinan, memiliki
37. 30
c. Mensosialisasikan
Akun whatsapp
Business SAKU
RAHATI
Puskesmas Ma’u
kepada Pasien –
pasien hipertensi
d. Melaksanakan
SAKU RAHATI
c. Tersosialisasikannya
akun whatsapp
business SAKU
RAHATI
Puskesmas Ma’u
kepada pasien –
pasien Hipertensi
d. Terlaksananya
SAKU RAHATI
memudahkan puskesmas untuk
memantau pasien hipertensi
b. Kolaboratif, penulis bekerjasama
dengan petugas PTM untuk
mengontrol pasien hipertensi.
c. Akuntabel, penulis akan
menggunakan media whatsapp
bussines account Puskesmas khusus
kunjungan hipertensi untuk
berinteraksi dengan pasien
d. Adaptif, Puskesmas akan lebih
proaktif dalam memantau
perkembangan pasien – pasen
hipertensi
e. Harmonis, penulis sangat
mengharapkan agar petugas dapat
menciptakan suasana yang
mendukung antar pasien dan petugas,
petugas dengan petugas agar setiap
hal yang diharapkan dari pemantauan
tersebut dapat diikuti oleh pasien dan
petugas dengan baik
pelayanan
Kesehatan yang
berkualitas, merata
dan terjangkau.
jiwa melayani,
profesionalisme,
melakukan yang
terbaik serta
memberikan
pelayanan yang
sama kepada
seluruh masyarakat
4 Mengedukasi
keluarga
penderita
hipertensi
(MENGATASI)
a. Melakukan
konsultasi
dengan mentor
mengenai
MENGATASI
b. Mempersiapkan
bahan untuk
membuat
MENGATASI
c. Melaksanakan
MENGATASI
a. Terlaksananya
konsultasi dan
koordinasi dengan
mentor mengenai
MENGATASI
b. Tersedianya bahan
Mengatasi
c. Terlaksananya
MENGATASI
a. Kolaboratif, penulis bekerja sama
dengan keluarga untuk mengontrol
dan memotivasi pada pasien
hipertensi
b. Berorientasi Pelayanan, tujuannya
penulis untuk mengedukasi keluarga
agar mengingatkan dan memudahkan
pasien yang hipertensi dalam hal
minum obat, pantangan pola hidup
yang tidak sehat, memberi semangat
motivasi untuk pasien sembuh dan
tidak menyerah serta memudahkan
Dengan
terlaksananya
kegiatan ini
diharapkan dapat
memberi kontribusi
terhadap misi UPTD
Puskesmas Ma’u
yaitu mewujudkan
masyarakat
memperoleh
pelayanan
Kesehatan yang
Kegiatan
MENGATASI
mencerminkan
penguatan nilai
organisasi dalam
mewujudkan
pelayanan yang
kompeten, bermutu,
merata dan
terjangkau.
38. 31
puskesmas untuk memantau pasien
hipertensi
berkualitas, merata
dan terjangkau.
5 Mempublikasi
video senam
jantung sehat
(LIVE
SEJAHAT)
a. Melakukan
konsultasi
dengan mentor
tentang kegiatan
LIVE SEJAHAT
b. Menyusun materi
video senam
jantung sehat
c. Membuat video
senam jantung
sehat
d. Mengupload
video senam
jantung sehat di
media social
puskesmas
a. Terlaksananya
konsultasi dan
koordinasi dengan
mentor
b. Tersusunnya materi
video senam
jantung sehat
c. Dihasilkan video
senam jantung
sehat
d. Terpublikasinya di
media social
puskesmas video
senam jantung
sehat
a. Berorientasi Pelayanan, penulis
melakukan perbaikan tiada henti dan
pelayanan terbaik dengan membuat
video senam untuk mengubah pola
hidup melalui media yang lebih
menarik.
b. Akuntabel, penulis
bertanggungjawab dan berintegritas
tinggi dengan menjalankannya
dengan baik
c. Kompeten, penulis melaksanakan
kegiatan dengan kualitas terbaik dan
meningkatkan kompetensi diri dalam
membuat dan memilih konten video
yang menarik dan mudah dipahami
d. Adaptif, penulis terus berinovasi dan
mengembangkan kreativitas dalam
membuat video senam yang lebih
menarik dan dipublikasikan melalui
sosial media agar mudah ditonton
oleh semua lapisan masyarakat
e. Kolaboratif dimana kegiatan
aktualisasi ini tidak lepas dari
berkolaborasi dengan coach, mentor
(Kepala Puskesmas) dan pemegang
program PTM, dan juga rekan kerja
di UPTD Puskesmas Ma’u.
Dengan
terlaksananya
kegiatan ini
diharapkan dapat
memberi kontribusi
terhadap misi UPTD
Puskesmas Ma’u
yaitu
Memberdayakan
sumber daya,
potensi, dan fasilitas
yang ada di
lingkungan wilayah
kerja UPTD
Puskesmas Ma’u.
Kegiatan ini
mencerminkan
penguatan nilai
organisasi dalam
bentuk tanggung
jawab, inovasi,
ramah, akuntabel
dan mudah.
39. 32
3.5. Rancangan Jadwal Kegiatan Aktualisasi
Kelima rencana kegiatan aktualisasi tersebut akan dilaksanakan sejak tanggal 24 Agustus 2022 sampai 24 September 2022. Berikut
disajikan dalam tabel rencana jadwal kegiatan aktualisasi.
Tabel 3. 2. Jadwal Pelaksanaan Aktualisasi
NO Kegiatan 24 - 31 Agustus
September
1 - 8 9 - 16 17 - 24
1 Membuat BUKU PATEN
2 Mempublikasi LIKE VISI HT
3 Melaksanakan SAKU RAHATI Kunjungan I Kunjungan II Kunjungan III
4 Melaksanakan MENGATASI
5 Mempublikasi LIVE SEJAHAT
40. 33
BAB IV
PENUTUP
Sebagai Aparatur Sipil Negara sudah seharusnya memiliki fungsi dan tugas sebagai
pelaksana kebijakan publik, sebagai pelayan publik serta perekat dan pemersatu bangsa.
Setiap ASN dituntut untuk dapat bekerja sesuai tugas yang telah ditetapkan dan terus
mengembangkan kompetensinya, bersikap profesionalisme dan berintegritas. Melalui
kegiatan Pelatihan Dasar CPNS tahun 2022 ini, setiap ASN diajarkan untuk menerapkan
nilai – nilai dasar ASN BerAKHLAK, mengerjakan setiap tugas, hak, kewajiban dan
tanggungjawabnya sesuai dengan aturan ASN yang telah ditetapkan serta
mengimplementasikan profil SMART ASN dalam melaksanakan tugasnya bagi bangsa dan
negara Republik Indonesia.
Melalui tugas Aktualisasi Pelatihan Dasar CPNS ini, para calon ASN dilatih untuk
mengimplementasikan setiap core values ASN dalam setiap kegiatannya pada instansi
masing – masing. Pelaksanaan aktualisasi penulis yaitu di UPTD Puskesmas Ma’u
Kabupaten Nias, dengan mengangkat permasalahan “Kurang Optimalnya Pengendalian
Dan Pengawasan Penyakit Hipertensi Di UPTD Puskesmas Ma’u Kabupaten Nias”.
Dengan permasalahan tersebut penulis memikirkan lima kegiatan atau gagasan yang
semuanya memiliki core values ASN untuk menjadi solusi dan mampu mengendalikan kasus
tersebut.
Kegiatan yang dilakukan tidak lepas dari dukungan banyak pihak baik coach yang
membimbing, mentor serta rekan kerja yang membantu untuk melaksanakan setiap kegiatan
tersebut.
41. 34
DAFTAR PUSTAKA
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Republik Indonesia. Jabatan Fungsional
Dokter dan Angka Kreditnya Nomor: 139/KEP/M.PAN/11/2003. Jakarta, 2003.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI). Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Wawasan Kebangsaan dan Nilai – nilai Bela Negara.
Jakarta, 2019.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI). Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Analisis Isu Kontemporer. Jakarta, 2019.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI). Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kesiapsiagaan Bela Negara. Jakarta, 2019.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI). Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Berorientasi pelayanan. Jakarta, 2021.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI). Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Akuntabel. Jakarta, 2021.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI). Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kompeten. Jakarta, 2021.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI). Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Harmonis. Jakarta, 2021.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI). Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Loyal. Jakarta, 2021.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI). Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Adaptif. Jakarta, 2021.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI). Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Kolaboratif. Jakarta, 2021.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI). Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Manajemen ASN. Jakarta, 2021.
Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (LAN RI). Modul Pelatihan Dasar
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) Smart ASN. Jakarta, 2021.
Pemerintah Indonesia. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran. Sekretariat Negara. Jakarta, 2004.
42. 35
LAMPIRAN
E – Learning syncronus Materi Wawasan
Kebangsaan & Nilai Bela Negara
E – Learning syncronus Materi Analisa Isu
Kontemporer
E – Learning syncronus Kesiapsiagaan Bela
Negara
43. 36
E – Learning syncronus Coaching Rancangan Aktualisasi
Coaching Rencana Kegiatan Kreatif Rencana Kegiatan Kreatif disetujui
44. 37
Coaching BAB I Rancangan BAB I Rancangan Aktualisasi disetujui
Aktualisasi
Coaching BAB II Rancangan BAB II Rancangan Aktualisasi disetujui
Aktualisasi
45. 38
Coaching BAB III & IV Rancangan BAB III & IV Rancangan Aktualisasi
Aktualisasi disetujui