SlideShare a Scribd company logo
1 of 18
KARAKTER MANDIRI 
1. PENGERTIAN MANDIRI 
Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri sendiri, tidak tergantung 
kepada orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:625) kemandirian adalah 
"keadaan dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada orang lain". Kemandirian yang diwujudkan 
melalui tingkah laku menunjukkan sikap mandiri atau tingkah laku mandiri. Robert Tai dkk (2007: 
27) menyatakan "Autonomous learning is the seed of scientific research". Kemandirian belajar 
merupakan dasar bagi penelitian ilmiah. Sementara itu Hermann Holstein (1987:6) mengartikan 
"Mandiri sebagai bekerja sendiri (berswakarsa)". Sedangkan Suharsimi Arikunto (1990:108) 
mengemukakan "Membantu siswa untuk mandiri berarti menolong mereka dari bantuan orang 
lain". Jadi dalam melakukan aktifitas menekankan pada kebebasan melakukan sesuatu secara 
langsung, bebas dari rasa takut. 
Kemandirian seseorang tidak ditandai dengan usia, tetapi salah satunya ditengarai 
oleh perilakunya. Dengan begitu, mungkin saja terjadi anak yang berusia lebih muda 
dapat lebih mandiri (untuk ukuran seusianya), sementara yang lebih tua belum tentu 
memiliki hal yang sama. 
Beberapa perilaku mandiri dapat diidentifikasi seperti : 
1. menemukan diri atau identitas diri, 
2. memiliki kemampuan inisiatif, 
3. membuat pertimbangan sendiri dalam bertindak, 
4. mencukupi kebutuhan sendiri, 
5. bertanggung jawab atas tindakannya, 
6. mampu membebaskan diri dari keterikatan yang tidak perlu, 
7. dapat mengambil keputusan sendiri dalam bentuk kemampuan memilih (Suyata, 
1982), 
8. tekun, 
9. percaya diri, 
10. berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang 
lain, 
11. puas terhadap hasil usahanya sendiri.
Selain tersebut dapat terwujud dalam diri seseorang, manakala dalam seluruh 
aktivitasnya pengaruh dan arahan sikap orang lain lebih kecil dibanding dengan 
dorongan yang berasal dari dalam dirinya. Meski juga disadari, bahwa dalam 
aktivitasnya seseorang tidak akan pernah bebas secara total dari ketergantungan orang 
lain, mengingat sejak lahir manusia hidup dalam masyraakat yang mempunyai norma 
sosial yang mengatur, dan membatasi kehidupan seseorang. 
2. PENGERTIAN BELAJAR MANDIRI 
Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau 
motif untuk menguasai suatu kompetensi guna untuk menyelesaikan suatu masalah, hal 
tersebut dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. 
Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya baik penetapan 
waktu belajar, tempat belajar, sumber belajar maupun evaluasi hasil belajar dilakukan 
oleh pembelajaran mandiri. 
Beberapa ciri-ciri lain yang menandai belajar mandiri, yaitu: 
1. Pyramid Tujuan 
Di dalam belajar mandiri terbentuk struktur tujuan belajar yang berbentuk pyramid. Besar 
dan bentuk pyramid sangat bervariasi diantara para pembelajar. Semakin kuat motivasi 
belajar, semakin tinggi kemampuan belajar, semakin tersedia sumber belajar, akan semakin 
besar pyramid tujuan belajarnya. Jadi semakin tinggi kualitas kegiatan belajar, akan 
semakin banyak kompetensi yang diperoleh. 
2. Sumber dan Media Belajar 
Sumber belajar dalam pembelajaran mandiri, antara lain: guru, tutor, kawan, pakar, 
praktisi, dan siapapun yang memiliki informasi dan keterampilan yang diperlukan 
pembelajar dapat menjadi sumber belajar. Sedangkan media belajar dalam 
pembelajaran mandiri antara lain: paket-paket belajar yang berisi self instructional 
material, buku teks, hingga teknologi informasi lanjut. 
3. Tempat Belajar 
Belajar mandiri dapat dilakukan di sekolah, di rumah, di perpustakaan, di warnet, dan 
dimanapun tempat yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar. 
4. Waktu Belajar 
Belajar mandiri dapat dilaksanakan pada setiap waktu yang dikehendaki pembelajar. 
5. Tempo dan Irama Belajar
Kecepatan belajar dan intensitas kegiatan belajar ditentukan sendiri oleh pembelajar, sesuai 
dengan kebutuhan, kemampuan, dan kesempatan yang tersedia. 
6. Cara Belajar 
Pembelajar memiliki cara belajar yang tepat untuk dirinya sendiri. Ini tergantung dari 
masing-masing tipe pembelajar, apakah dia termasuk auditif, visual, kinestetik, atau 
tipe campuran. 
7. Evaluasi Hasil Belajar 
Evaluasi hasil belajar mandiri dilakukan oleh pembelajar sendiri. Dengan 
membandingkan antara tujuan dan hasil yang akan dicapainya. 
8. Refleksi 
Refleksi merupakan penilaian terhadap proses pembelajaran yang telah dijalani. Dari 
hasil refleksi, pembelajar dapat menentukan langkah kedepan, guna mencapai 
keberhasilan dan menghindari kegagalan. 
9. Konteks Sistem Pembelajaran 
Kegiatan belajar dalam pembelajaran mandiri dapat berupa sistem pendidikan 
tradisional ataupun sistem lain yang lebih progresif. Belajar mandiri juga dapat 
dijalankan dalam system pendidikan formal, nonformal, ataupun bentuk-bentuk 
belajar campuran. 
10. Status Konsep Belajar Mandiri 
Status kegiatan belajar mandiri adalah kegiatan yang dijalankan dalam sistem 
pendidikan formal-tradisional sebagai upaya pelatihan atau pembekalan keterampilan 
belajar mandiri bagi para siswanya. 
Batasan-batasan pada pembelajaran mandiri yaitu : 
1. Kegiatan belajar aktif merupakan kegiatan belajar yang memiliki ciri keaktifan 
pembelajar, konsisten, keterarahan dan kreativitas untuk mencapai tujuan. 
2. Motif atau niat untuk menguasai suatu kompetensi adalah kekuatan pendorong 
kegiatan belajar secara intensif, konsisten, terarah dan kreatif. 
3. Kompetensi adalah pengetahuan atau keterampilan yang dapat digunakan untuk 
memecahkan masalah. 
4. Dengan pengetahuan yang telah dimiliki, pembelajar mengolah informasi yang diperoleh 
dari sumber belajar sehingga menjadi pengetahuan ataupun keterampilan baru yang 
dibutuhkannya.
5. Tujuan belajar hingga evaluasi hasil belajar, ditetapkan sendiri oleh pembelajar sehingga 
mereka sepenuhnya menjadi pengendali kegiatan belajar. 
Seseorang yang sedang menjalankan kegiatan belajar mandiri lebih ditandai dan 
ditentukan oleh yang mendorongnya belajar. Bukan oleh kemampuan fisik kegiatan 
belajarnya. Pembelajar dapat belajar sendirian, belajar kelompok atau dalam kegiatan belajar 
di kelas. Apabila motif yang mendorong kegiatan belajar adalah motif untuk menguasai suatu 
kompetensi yang diinginkan maka pembelajar sedang menjalankan belajar mandiri. Belajar 
mandiri jenis ini disebut sebagai Self-motivated Learning. 
Belajar mandiri lebih ditentukan oleh motif belajar yang timbul di dalam diri 
pembelajar, maka pendidik dalam menyelenggarakan pembelajarannya dituntut untuk dapat 
menumbuhkan niat atau motif belajar dalam diri pembelajar. Oleh karena itu pendidik harus 
sungguh-sungguh menguasai bidang studinya. Selain itu mereka harus menguasai berbagai 
tehnik mengajar untuk menarik pembelajar terhadap materi pelajarannya dan selanjutnya 
tertarik untuk mempelajarinya sendiri lebih jauh. Berbagai tehnik belajar juga perlu dikuasai 
oleh pendidik untuk diajarkan atau dilatihkan kepada pembelajar agar mampu melakukan 
kegiatan belajar lebih jauh tanpa bantuan sepenuhnya oleh pendidik. 
3. CARA MENINGKATKAN KARAKTER MANDIRI PADA SISWA 
1. Pengembangan Motivasi Belajar 
Motivasi belajar merupakan komponen pertama konsep belajar mandiri dan merupakan 
prasyarat bagi berjalannya belajar mandiri. Motivasi belajar tersebut merupakan kekuatan 
pendorong dan pengarah perbuatan belajar. Pendorong dalam arti pemberi kekuatan yang 
memungkinkan kegiatan belajar dijalankan. Pengarah dalam arti pemberi tuntunan kepada 
perbuatan belajar ke arah tujuan yang telah ditetapkan. 
Motivasi belajar dibedakan menjadi dua yaitu: 
a. Motivasi intrinsik 
Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam diri untuk menguasai suatu kompetensi 
guna mengatasi masalah. Motivasi intrinsik ada dalam kegiatan-kegiatan tanpa paksaan atau 
tanpa 'iming-iming'. Faktor pendorong motivasi intrinsik yang utama adalah emosi, rasa senang, dan 
minat. Motivasi intrinsik juga menyebabkan perbuatan lebih konsisten, lebih serius, lebih kreatif, 
dan 'time on task' lebih lama, sehingga lebih besar kemungkinan diperoleh hasil perbuatan belajar 
yang lebih baik. 
b. Motivasi ekstrinsik.
Motivasi ekstrinsik adalah dorongan dari luar diri untuk menguasai suatu kompetensi 
guna mengatasi masalah. Jadi seseorang melakukan suatu tindakan karena termotivasi oleh 
suatu hal di luar dirinya. Misalnya, seseorang menyelesaikan studi untuk mendapatkan ijazah, 
seseorang bekerja untuk memperoleh penghasilan, atau seorang anak mengerjakan PR agar 
tidak dimarahi gurunya. 
Salah satu metode untuk mengembangkan motivasi belajar adalah model 'time 
continuum'. Menurut model ini ada 6 faktor yang berpengaruh terhadap motivasi belajar, yaitu: 
1. Sikap (attitude): merupakan kecenderungan untuk merespon kebutuhan belajar, yang 
didasarkan pada pemahaman pembelajar tentang untung-rugi melakukan perbuatan yang 
sedang dipertimbangkan untuk dilakukan. 
2. Kebutuhan (need): kekuatan dari dalam diri yang mendorong pembelajar untuk 
berbuat menuju ke arah tujuan yang ditetapkan. 
3. Rangsangan (stimulation): perasaan bahwa kemampuan yang diperolehnya dari 
belajar mulai dirasakan dapat meningkatkan kemampuannya untuk menguasai 
lingkungan, merangsang untuk terus belajar. 
4. Emosi (affect): perasaan yang timbul sewaktu menjalankan kegiatan belajar. 
5. Kompetensi (competence): kemampuan tertentu untuk menguasai lingkungan. 
6. Penguatan (reinforcement): hasil belajar yang baik merupakan penguatan untuk 
melakukan kegiatan belajar yang lebih lanjut. 
Menurut model 'time continuum', setiap perbuatan belajar selalu terdiri dari 3 tahap, 
yaitu: 
1. Tahap Awal: Akan Masuk Proses Belajar 
a. Menumbuhkan sikap positif terhadap kegiatan belajar dengan cara 
menyelenggarakan pembelajaran yang bermutu, menunjukkan bahwa hasil 
belajar peserta didik bermanfaat dan memberikan umpang balik untuk 
menunjukkan kemampuan yang telah dicapainya. 
b. Menyelenggarakan pembelajaran yang berorientasi kepada kebutuhan peserta 
didik. 
2. Tahap Tengah: Terlibat Dalam Kegiatan Pembelajaran 
a. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang variatif, baik dalam hal metode 
yang digunakan atau bahan yang diajarkan, sehingga memberikan rangsangan 
kepada peserta didik untuk terus belajar.
b. Menyelenggarakan pembelajaran yang dapat menimbulkan rasa senang peserta 
didik kepada apa yang dipelajari. 
3. Tahap Akhir: Proses Pembelajaran Selesai 
a. Memberikan umpan balik kepada peserta didik sehingga mereka tahu sejauh 
mana telah mencapai kompetensi yang dicarinya. 
b. Memberikan penguatan atau reinforcement kepada peserta didik atas semua hasil 
belajar yang telah dicapainya. 
2. Menerapkan Sistem Belajar Aktif 
Belajar aktif merupakan komponen kedua konsep belajar mandiri. Belajar aktif 
atau Active Learning dianggap pula sebagai strategi untuk mencapai tujuan belajar mandiri, tetapi 
sekaligus juga sebagai model pembelajaran guna menumbuhkan motivasi belajar. Kegiatan 
belajar aktif pada dasarnya merupakan kegiatan belajar untuk mendapatkan kompetensi-kompetensi 
yang secara akumulatif menjadi kompetensi yang lebih besar yang hendak dicapai 
dengan belajar mandiri. Model belajar aktif yang diperkirakan dapat melatih kemampuan 
menyusun strategi belajar sekaligus menumbuhkan motivasi belajar yaitu : 
Model Problem-based Learning (PBL) 
Model pembelajaran ini merangsang peserta didik untuk menganalisis masalah, 
memperkirakan jawaban-jawabannya, mencari data, menganalisis data dan menyimpulkan 
jawaban terhadap masalah. Model ini pada dasarnya melatih kemampuan memecahkan masalah 
melalui langkah-langkah sistematis. 
Menurut John Dewey (1916, 1938), proses belajar hanya akan terjadi jika peserta didik 
dihadapkan pada masalah dari kehidupan nyata untuk dipecahkan. Dalam membahas dan 
menjawab masalah, peserta didik harus terlibat langsung dalam kegiatan nyata, misalnya : 
mengobservasi, mengumpulkan data dan menganalisisnya. 
Prinsip keaktifan peserta didik dalam belajar untuk mendapatkan hasil belajar optimal 
dinyatakan pula oleh Piaget (1973). Menurut Piaget to understand is to discover. Peserta didik mendapatkan 
pengetahuan dan dianggapnya benar, hingga dalam proses pembelajaran selanjutkan ia 
menemukan bahwa itu salah. Maka pengertian pada dasarnya dibangun secara bertahap melalui 
partisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 
4. TEKNIK PENILAIAN KARAKTER MANDIRI 
a. Penilaian Sikap melalui Observasi Perilaku 
Penilaian sikap dapat dilakukan dengan melakukan observasi perilaku peserta 
didik dengan menggunakan beberapa cara diantaranya:
· Penggunaan skala penilaian (rating scale) 
Cara ini memungkinkan penilai memberi skor/nilai terhadap sikap/perilaku 
tertentu secara cermat. 
· Penggunaan buku harian catatan khusus siswa 
Observasi perilaku disekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku harian 
catatan khusus tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan peserta didik 
salama disekolah. Dalam lembaran buku catatan khusus siswa ini harus 
mencakup semua sikap positif dan negative yang dilakukan oleh peserta didik. 
· Penggunaan Angket 
· Anecdotal record 
Anecdotal record adalah catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku 
yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan. Penilaian ini dilakukan secara 
terus menerus, setiap saat guru berada di kelas atau di sekolah. Selain itu guru 
dapat pula memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau hal yang 
menuntut peserta didik mengemukakan posisi dirinya atau 
kesesuaian/ketidaksesuaian sikap dirinya terhadap persoalan tersebut. 
Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru 
dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau 
bahkan suatu nilai. Kesimpulan/pertimbangan tersebut dapat dinyatakan dalam 
pernyataan kualitatif sebagai berikut: 
BT = Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda awal 
perilaku yang dinyatakan dalam indikator). 
MT = Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda 
tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten) 
MB = Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda 
perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten) 
MK = Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang 
dinyatakan dalam indikator secara konsisten) 
1. Berikut contoh penggunaan penilaian skala 
No Jenis Standard Pencapaian Strategi Penilaian
Aspek /Sikap 
Deskripsi Skor 
1 Sikap mandiri Mampu mengerjakan 
ulangan harian tanpa 
mengharapkan bantuan 
teman lainnya 
Observasi aktivitas siswa 
dalam kegiatan belajar 
mengajar disekolah 
Selalu 5 
Sering 4 
Kadang-kadang 3 
Jarang 2 
Sangat jarang 1 
2. Contoh isi buku catatan harian 
No Hari/Tanggal Nama Peserta 
Didik 
Kejadian Tanda Tangan Peserta 
Didik 
3. Contoh Format Angket Penilaian Karakter Mandiri: 
No 
(n) Aspek sikap/ 
ranah non – 
instruksional / 
(attitude) 
Skor Perolehan 
Believe (B) 
(preferensi oleh peserta didik 
yang bersangkutan) 
Evaluation (E) 
(oleh guru/mentor) 
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 
1. Kemandirian
Nilai attitude (Nat) = 
Keterangan : 
n max = banyaknya aspek sikap 
s max = skor maksimum , 10 atau 100 sesuai kesepakatan tertentu 
Bn dan En = skor B dan E pada aspek nilai ke n 
Peserta didik dapat mengisi skor diri sendiri terlebih dahulu. Kemudian diserahkan 
kepada guru/mentor untuk diisi dan diolah Nat (www. m-edukasi.web.id) 
Deskripsi Penetapan Skor Sikap (Attitude) 
No Komponen Deskripsi Skor Perolehan 
5 4 3 2 1 
1 Kemandirian Dapat 
belajar 
sendiri tanpa 
pengawasan 
guru 
Dapat 
belajar 
sendiri 
dengan 
pengawasan 
guru 
Kadang-kadang 
dapat 
belajar 
mandiri 
Kadang-kadang 
mandiri jika 
diawasi 
Kurang 
mampu 
belajar 
mandiri 
Tambahan: 
Berikut ini contoh instrument untuk menilai kemandirian anak di rumah dan disekolah 
Berilah tanda cek (√) pada pernyataan dibawah ini, sesuai perilaku mandiri yang telah 
anda lakukan dalam hidup sehari-hari! 
No Perilaku Mandiri Ya Tidak 
I Di rumah: 
1. Bangun tidur tanpa dibangunkan. 
2. Menata/membersihkan kamar tidur sendiri 
3. Makan tanpa dilayani 
4. Mencuci piring sendiri sesudah makan 
5. Mencuci pakaian sendiri 
6. Menyeterika baju sendiri
7. Menyiapkan pakaian serangam sendiri 
8. Menyemir/membersihkan sepatu sendiri 
9. Menyiapkan buku-buku pelajaran sendiri 
10. Belajar tanpa disuruh 
II Di Sekolah: 
1. Berangkat/pulang sekolah sendiri 
2. Melakukan piket kelas sesuai jadwal tanpa ditegur 
guru/teman 
3. Selalu mengerjakan tugas-tugas sekolah 
4. Mengerjakan sendiri setiap ulangan 
5. Melengkapi keperluan belajar(alat tulis dll) tanpa pinjam 
orang lain 
5. MANFAAT BELAJAR MANDIRI 
Belajar mandiri memiliki manfaat yang banyak terhadap kemampuan kognisi, 
afeksi dan psikomotor siswa, yaitu: 
1. Memupuk tanggung jaawab. 
2. Meningkatkan ketrampilan. 
3. Memecahkan masalah. 
4. Mengambil keputusan. 
5. Berfikir kreatif, banyak ide. 
6. Berfikir kritis, 
7. Percaya diri yang kuat. 
8. Menjadi guru bagi dirinya sendiri. 
Manfaat belajar mandiri akan semakin terasa bila siswa aktif membaca buku 
sumber, melakukan pengamatan, penelitian, analisa dan memecahkan masalah. 
Pengalaman yang mereka peroleh semakin menambah wawasan, dan semakin kaya 
dengan ilmu pengetahuan. Apalagi bila mereka belajar mandiri dalam kelompok, disini 
mereka akan belajar kerja sama, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan. Belajar 
mandiri akan menjadikan siswa untuk berani memilih sendiri apa yang dilakukan dengan 
penuh tanggung jawab. Kemandirian adalah memerlukan tanggung jawab, berinisiatif, 
memiliki keberanian, dan sanggup menerima resiko serta mampu menjadi guru bagi 
dirinya sendiri, dengan demikian pada akhirnya siswa akan menikmati arti hidup 
sebenarnya dari pada terbelenggu dan selalu diatur oleh orang lain.
6. INDIKATOR KEBERHASILAN SEKOLAH DAN KELAS DALAM 
MENGEMBANGKAN KARAKTER MANDIRI ANAK 
Untuk mengetahui bahwa suatu sekolah itu telah melaksanakan pembelajaran 
yang mengembangkan budaya dan karakter bangsa terutama karakter mandiri siswa, 
maka ditetapkan indikator sekolah dan kelas antara lain seperti di bawah ini: 
Indikator Sekolah 
NILAI DESKRIPSI 
INDIKATOR 
SEKOLAH 
INDIKATOR 
KELAS 
Mandir·i Kemampuan melakukan pekerjaan 
sendiri dengan kemampuan yang 
telah dimilikinya 
· Memberdayakan 
potensi sekolah 
· Membangun fasilitas 
sekolah dengan 
kemampuan yang 
dimiliki sekolah. 
· Percaya diri 
· Mampu 
mengerjakan tugas 
dan 
menyelesaikannya 
secara individual 
Indikator Kelas ( Bagi Guru untuk Menciptakan Budaya Karakter Mandiri) 
ASPEK INDIKATOR KEGIATAN 
Fasilitas Kelas Merawat fasilitas kelas Menjaga fasilitas kelas, misalnya mengembalikan 
peralatan belajar mengajar pada tempatnya, 
merapihkan peralatan setelah digunakan. 
Suasana Kelas Menghargai perbedaan 
dan kemajemukan 
Mengelola pembelajaran tanpa membedakan SARA, 
sosial, ekonomi, kemampuan akademis. 
Interaksi Kelas Mengimplementasikan 
model-model 
pembelajaran yang 
dialogis 
Mengelola pembelajaran di kelas dengan 
menggunakan berbagai alternatif metode 
pembelajaran tanpa ’pemaksaan’, seperti kerja dalam 
kelompok, diskusi fokus, bermain peran, curah 
pendapat, diskusi terbuka, dsb. 
Ruang Kelas Membuat jadwal 
piket, struktur 
organisasi kelas. 
Menyusun jadwal piket secara demokratis 
Menyusun struktur organisasi kelas secara 
demokratis.
Beberapa SKL di SMK yang mengacu pada pengembangan karakter mandiri 
siswa diantaranya adalah: 
· Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi 
tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan 
kejuruannya 
· Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mencapai tingkat kualifikasi unggul 
(pelajaran Bahasa Indonesia) 
· Meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efisien dan efektif, baik lisan 
maupun tertulis (pelajaran Bahasa Indonesia) 
· Meningkatkan kemampuan memanfaatkan berbahasa Indonesia untuk bekerja 
(pelajaran Bahasa Indonesia) 
· Mengerjakan tugas inividu tidak tergantung pada orang lain 
· Melakukan kegiatan tepat waktu sesuai yang telah ditentukan 
7. PENELITIAN TERKAIT KARAKTER MANDIRI 
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Izzati, dkk diperoleh simpulan 
bahwa modul tematik dan inovatif berkarakter pada tema pencemaran lingkungan dapat memberikan 
pengaruh terhadap peningkatan karakter siswa secara positif, terutama pada karakter peduli lingkungan, 
rasa ingin tahu, percaya diri, komunikatif, mandiri, dan gemar membaca. 
Penelitian yang dilakukan oleh Apriani dengan judul “Meningkatkan 
Kemandirian Siswa dalam Belajar dengan Memanfaatkan Moodle” diperoleh kesimpulan 
bahwa Moodle sangat membantu siswa didalam mencari kemandirian diri didalam belajar, karena dengan 
menggunakan moodle siswa dapat melakukan pembelajaran dimana saja tidak terbatas ruang dan waktu. 
8. APLIKASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGIATAN 
PEMBELAJARAN 
CONTOH ALTERNATIF LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN KARAKTER 
1. PENDAHULUAN 
Berdasarkan Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan, guru:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses 
pembelajaran; 
b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan 
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; 
c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; 
dan 
d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai 
silabus. 
Contoh alternatif : 
a. Guru datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin) 
b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang 
kelas (contoh nilai yang ditanamkan: santun, peduli) 
c. Berdoa sebelum membuka pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: religius) 
d. Mengecek kehadiran siswa (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin) 
e. Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya 
(contoh nilai yang ditanamkan: religius, peduli) 
f. Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu (contoh nilai yang 
ditanamkan: disiplin) 
g. Menegur siswa yang terlambat dengan sopan (contoh nilai yang ditanamkan: 
disiplin, santun, peduli) 
h. Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter 
i. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, menyampaikan butir 
karakter yang hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD 
2. KEGIATAN INTI 
Sesuai permen 41 tahun 2007 Pembelajatan melalui 3 tahapan yakni: 
a. Eksplorasi (peserta didik difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan 
dan mengembangkan sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa) 
1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang 
topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru 
dan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, 
kreatif, kerjasama) 
2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan 
sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras)
3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik 
dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: 
kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan) 
4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran 
(contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri) 
5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, 
atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras). 
b. Elaborasi (peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan 
keterampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan 
pembelajaran lainnya sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih 
luas dan dalam.) 
1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas 
tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis) 
2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain 
untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai 
yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun) 
3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, 
dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, 
kritis) 
4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif 
(contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab) 
5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan 
prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai) 
6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan 
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan jujur, 
bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama) 
7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun 
kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, 
kerjasama) 
8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta 
produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling 
menghargai, mandiri, kerjasama) 
9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan 
kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: 
percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
c. Konfirmasi (peserta didik memperoleh umpan balik atas kebenaran, kelayakan, atau 
keberterimaan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh siswa) 
1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, 
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang 
ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis) 
2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik 
melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis) 
3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman 
belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan 
kekurangan) 
4) Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh 
pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru: 
I. berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan 
peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku 
dan benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun); 
II. membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli); 
III. memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil 
eksplorasi (contoh nilai yang ditanamkan: kritis); 
IV. memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang 
ditanamkan: cinta ilmu); dan 
V. memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum 
berpartisipasi aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri). 
2. Penutup 
Dalam kegiatan penutup, guru: 
a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan 
pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kritis, logis); 
b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan 
secara konsisten dan terprogram (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, mengetahui 
kelebihan dan kekurangan); 
c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (contoh nilai yang 
ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis); 
d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program 
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual 
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan menyampaikan rencana 
pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar internalisasi nilai-nilai terjadi dengan 
lebih intensif selama tahap penutup. 
a. Selain simpulan yang terkait dengan aspek pengetahuan, agar peserta didik 
difasilitasi membuat pelajaran moral yang berharga yang dipetik dari 
pengetahuan/keterampilan dan/atau proses pembelajaran yang telah dilaluinya 
untuk memperoleh pengetahuan dan/atau keterampilan pada pelajaran tersebut. 
b. Penilaian tidak hanya mengukur pencapaian siswa dalam pengetahuan dan 
keterampilan, tetapi juga pada perkembangan karakter mereka. 
c. Umpan balik baik yang terkait dengan produk maupun proses, harus menyangkut baik 
kompetensi maupun karakter, dan dimulai dengan aspek-aspek positif yang ditunjukkan 
oleh siswa. 
d. Karya-karya siswa dipajang untuk mengembangkan sikap saling menghargai 
karya orang lain dan rasa percaya diri. 
e. Kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, 
layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun 
kelompok diberikan dalam rangka tidak hanya terkait dengan pengembangan 
kemampuan intelektual, tetapi juga kepribadian. 
f. Berdoa pada akhir pelajaran. 
Faktor lain yang perlu diperhatikan: 
1. Guru harus merupakan seorang model dalam karakter. Dari awal hingga akhir 
pelajaran, tutur kata, sikap, dan perbuatan guru harus merupakan cerminan dari nilai-nilai 
karakter yang hendak ditanamkannya. 
2. Guru harus memberikan reward kepada siswa yang menunjukkan karakter yang 
dikehendaki dan pemberian punishment kepada mereka yang berperilaku dengan 
karakter yang tidak dikehendaki. Reward dan punishment yang dimaksud dapat berupa 
ungkapan verbal dan non verbal, kartu ucapan selamat (misalnya classroom award) atau 
catatan peringatan, dan sebagainya. Untuk itu guru harus menjadi pengamat yang baik 
bagi setiap siswanya selama proses pembelajaran. 
3. Hindari mengolok-olok siswa yang datang terlambat atau menjawab pertanyaan 
dan/atau berpendapat kurang tepat/relevan. Pada sejumlah sekolah ada kebiasaan 
diucapkan ungkapan Hoo ... oleh siswa secara serempak saat ada teman mereka yang 
terlambat dan/atau menjawab pertanyaan atau bergagasan kurang berterima. Kebiasaan 
tersebut harus dijauhi untuk menumbuhkembangkan sikap bertanggung jawab, empati, 
kritis, kreatif, inovatif, rasa percaya diri, dan sebagainya.
4. Guru memberi umpan balik dan/atau penilaian kepada siswa, guru harus mulai dari 
aspek-aspek positif atau sisi-sisi yang telah kuat/baik pada pendapat, karya, dan/atau 
sikap siswa. 
5. Guru menunjukkan kekurangan-kekurangannya dengan ' hati'. Dengan cara ini 
sikap-sikap saling menghargai dan menghormati, kritis, kreatif, percaya diri, santun, dan 
sebagainya akan tumbuh subur. 
9. DAFTAR PUSTAKA 
Izzati,N; Hindarto, N; dan Pamelasari, S. D., 2013, Pengembangan Modul 
Tematik dan Inovatif Berkarakter pada Tema Pencemaran Lingkungan untuk 
Siswa Kelas VII SMP, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia(JPII) (2), 2013: 183-188 
www. m-edukasi.web.id
Makalah karakter mandiri

More Related Content

What's hot

Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyajhesica purba
 
Motivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar PptMotivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar Pptdesips_1012
 
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanPpt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanrizka_pratiwi
 
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learningsilva a'yun
 
Peran guru dalam supervisi pendidikan
Peran guru dalam supervisi pendidikanPeran guru dalam supervisi pendidikan
Peran guru dalam supervisi pendidikanIndah Lestari
 
Bk motivasi belajar
Bk motivasi belajarBk motivasi belajar
Bk motivasi belajarAldi Rizaldi
 
Karakteristik Sosok Manusia Ideal
Karakteristik Sosok Manusia IdealKarakteristik Sosok Manusia Ideal
Karakteristik Sosok Manusia IdealYuni Ratnasari
 
Power point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristikPower point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristikRINISUGIYARTI
 
Teori belajar kognitif
Teori belajar kognitifTeori belajar kognitif
Teori belajar kognitifMitha Ye Es
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajarandhea_nattasha
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDdodikdomek
 
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajarTeori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajararuna227
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)vina serevina
 
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajarKesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajarTohir Haliwaza
 

What's hot (20)

Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannyaPermasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
Permasalahan pelaksanaan supervisi pendidikan dan alternatif pemecahannya
 
Motivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar PptMotivasi Belajar Ppt
Motivasi Belajar Ppt
 
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkanPpt metode pembelajaran yang menyenangkan
Ppt metode pembelajaran yang menyenangkan
 
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery LearningMakalah Model Pembelajaran Discovery Learning
Makalah Model Pembelajaran Discovery Learning
 
Peran guru dalam supervisi pendidikan
Peran guru dalam supervisi pendidikanPeran guru dalam supervisi pendidikan
Peran guru dalam supervisi pendidikan
 
Pengelolaan kelas
Pengelolaan kelasPengelolaan kelas
Pengelolaan kelas
 
makalah filsafat
makalah filsafatmakalah filsafat
makalah filsafat
 
Powerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaranPowerpoint strategi pembelajaran
Powerpoint strategi pembelajaran
 
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik PembelajaranHakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
Hakikat Pendekatan, Model, Metode, dan Teknik Pembelajaran
 
Bk motivasi belajar
Bk motivasi belajarBk motivasi belajar
Bk motivasi belajar
 
Karakteristik Sosok Manusia Ideal
Karakteristik Sosok Manusia IdealKarakteristik Sosok Manusia Ideal
Karakteristik Sosok Manusia Ideal
 
Power point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristikPower point teori belajar behavioristik
Power point teori belajar behavioristik
 
Teori belajar kognitif
Teori belajar kognitifTeori belajar kognitif
Teori belajar kognitif
 
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media PembelajaranPertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
Pertanyaan-pertanyaan seputar Media Pembelajaran
 
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SDHakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
Hakikat ipa, ipa sebagai produk, proses, serta ipa untuk SD
 
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajarTeori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
Teori belajar kognitif dan penerapannya dalam belajar
 
Manusia sebagai animal educandum
Manusia sebagai animal educandumManusia sebagai animal educandum
Manusia sebagai animal educandum
 
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
TES, PENGUKURAN, PENILAIAN DAN EVALUASI (DINI&ORNELA)
 
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajarKesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
Kesulitan belajar dan identifikasi kesulitan belajar
 
Tahap dan proses belajar
Tahap dan proses belajarTahap dan proses belajar
Tahap dan proses belajar
 

Similar to Makalah karakter mandiri

BAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docx
BAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docxBAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docx
BAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docxantoputra011172
 
Tugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuTugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuMel Noizz
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajarLidra Wati
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajarLidra Wati
 
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiriIntan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiriIntan Nsp
 
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikanMotivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikanelmabb
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajarwiwi yanti
 
Teori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaranTeori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaranDei Al-faroby
 
RANGKUMAN MERDEKA MENGAJAR YANG MEMERDEKAKAN.docx
RANGKUMAN MERDEKA MENGAJAR YANG MEMERDEKAKAN.docxRANGKUMAN MERDEKA MENGAJAR YANG MEMERDEKAKAN.docx
RANGKUMAN MERDEKA MENGAJAR YANG MEMERDEKAKAN.docxhas731
 

Similar to Makalah karakter mandiri (20)

BAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docx
BAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docxBAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docx
BAHAN AJAR TRANSFORMASI PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN.docx
 
Tugas Resensi Buku
Tugas Resensi BukuTugas Resensi Buku
Tugas Resensi Buku
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
sbm kelompok 1.pptx
sbm kelompok 1.pptxsbm kelompok 1.pptx
sbm kelompok 1.pptx
 
sbm kelompok 1-3.pptx
sbm kelompok 1-3.pptxsbm kelompok 1-3.pptx
sbm kelompok 1-3.pptx
 
Pertemuan 3
Pertemuan 3Pertemuan 3
Pertemuan 3
 
Tekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaranTekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaran
 
Tekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaranTekhnologi pembelajaran
Tekhnologi pembelajaran
 
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiriIntan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
Intan mustika nsp s081708006 tugas 1 essai inkuiri
 
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikanMotivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
Motivasi belajar dalam bidang psikologi pendidikan
 
Modul (kb 5) inkuiri
Modul (kb 5) inkuiriModul (kb 5) inkuiri
Modul (kb 5) inkuiri
 
Belajar aktif
Belajar aktifBelajar aktif
Belajar aktif
 
Motivasi belajar
Motivasi belajarMotivasi belajar
Motivasi belajar
 
Teori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaranTeori belajar dan pembelajaran
Teori belajar dan pembelajaran
 
Inquiry Learning
Inquiry LearningInquiry Learning
Inquiry Learning
 
Tugas kelompok ppt
Tugas kelompok pptTugas kelompok ppt
Tugas kelompok ppt
 
MODUL 2 KB 2
MODUL 2 KB 2MODUL 2 KB 2
MODUL 2 KB 2
 
RANGKUMAN MERDEKA MENGAJAR YANG MEMERDEKAKAN.docx
RANGKUMAN MERDEKA MENGAJAR YANG MEMERDEKAKAN.docxRANGKUMAN MERDEKA MENGAJAR YANG MEMERDEKAKAN.docx
RANGKUMAN MERDEKA MENGAJAR YANG MEMERDEKAKAN.docx
 
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
MOTIVASI DALAM PEMBELAJARAN
 

More from Yeni Purwati

Soal sifat koligatif
Soal sifat koligatifSoal sifat koligatif
Soal sifat koligatifYeni Purwati
 
Silabus kimia-sma-kls-xii-2013
Silabus kimia-sma-kls-xii-2013Silabus kimia-sma-kls-xii-2013
Silabus kimia-sma-kls-xii-2013Yeni Purwati
 
Rpp sifat koligatif larutan
Rpp sifat koligatif larutanRpp sifat koligatif larutan
Rpp sifat koligatif larutanYeni Purwati
 
Instrument Soal sifat koligatif
Instrument Soal sifat koligatifInstrument Soal sifat koligatif
Instrument Soal sifat koligatifYeni Purwati
 
Makalah filsafat pendidikan yeni
Makalah filsafat pendidikan yeni Makalah filsafat pendidikan yeni
Makalah filsafat pendidikan yeni Yeni Purwati
 
Analisis Kurikulum
Analisis KurikulumAnalisis Kurikulum
Analisis KurikulumYeni Purwati
 
Analisis Kurikulum
Analisis Kurikulum Analisis Kurikulum
Analisis Kurikulum Yeni Purwati
 
Kesetimbangan Kimia Yeni Purwati
Kesetimbangan Kimia Yeni PurwatiKesetimbangan Kimia Yeni Purwati
Kesetimbangan Kimia Yeni PurwatiYeni Purwati
 

More from Yeni Purwati (14)

Soal sifat koligatif
Soal sifat koligatifSoal sifat koligatif
Soal sifat koligatif
 
Silabus kimia-sma-kls-xii-2013
Silabus kimia-sma-kls-xii-2013Silabus kimia-sma-kls-xii-2013
Silabus kimia-sma-kls-xii-2013
 
Rpp sifat koligatif larutan
Rpp sifat koligatif larutanRpp sifat koligatif larutan
Rpp sifat koligatif larutan
 
Instrument Soal sifat koligatif
Instrument Soal sifat koligatifInstrument Soal sifat koligatif
Instrument Soal sifat koligatif
 
Makalah filsafat pendidikan yeni
Makalah filsafat pendidikan yeni Makalah filsafat pendidikan yeni
Makalah filsafat pendidikan yeni
 
Jurnal yeni
Jurnal yeniJurnal yeni
Jurnal yeni
 
Lks titik beku
Lks titik bekuLks titik beku
Lks titik beku
 
Analisis Kurikulum
Analisis KurikulumAnalisis Kurikulum
Analisis Kurikulum
 
LKS titik didih
LKS titik didihLKS titik didih
LKS titik didih
 
LKS titik beku
LKS titik bekuLKS titik beku
LKS titik beku
 
Analisis Kurikulum
Analisis Kurikulum Analisis Kurikulum
Analisis Kurikulum
 
Quiz Ikatan Kimia
Quiz Ikatan KimiaQuiz Ikatan Kimia
Quiz Ikatan Kimia
 
Ikatan kimia
Ikatan kimiaIkatan kimia
Ikatan kimia
 
Kesetimbangan Kimia Yeni Purwati
Kesetimbangan Kimia Yeni PurwatiKesetimbangan Kimia Yeni Purwati
Kesetimbangan Kimia Yeni Purwati
 

Makalah karakter mandiri

  • 1. KARAKTER MANDIRI 1. PENGERTIAN MANDIRI Kemandirian berasal dari kata mandiri yang berarti berdiri sendiri, tidak tergantung kepada orang lain. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:625) kemandirian adalah "keadaan dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada orang lain". Kemandirian yang diwujudkan melalui tingkah laku menunjukkan sikap mandiri atau tingkah laku mandiri. Robert Tai dkk (2007: 27) menyatakan "Autonomous learning is the seed of scientific research". Kemandirian belajar merupakan dasar bagi penelitian ilmiah. Sementara itu Hermann Holstein (1987:6) mengartikan "Mandiri sebagai bekerja sendiri (berswakarsa)". Sedangkan Suharsimi Arikunto (1990:108) mengemukakan "Membantu siswa untuk mandiri berarti menolong mereka dari bantuan orang lain". Jadi dalam melakukan aktifitas menekankan pada kebebasan melakukan sesuatu secara langsung, bebas dari rasa takut. Kemandirian seseorang tidak ditandai dengan usia, tetapi salah satunya ditengarai oleh perilakunya. Dengan begitu, mungkin saja terjadi anak yang berusia lebih muda dapat lebih mandiri (untuk ukuran seusianya), sementara yang lebih tua belum tentu memiliki hal yang sama. Beberapa perilaku mandiri dapat diidentifikasi seperti : 1. menemukan diri atau identitas diri, 2. memiliki kemampuan inisiatif, 3. membuat pertimbangan sendiri dalam bertindak, 4. mencukupi kebutuhan sendiri, 5. bertanggung jawab atas tindakannya, 6. mampu membebaskan diri dari keterikatan yang tidak perlu, 7. dapat mengambil keputusan sendiri dalam bentuk kemampuan memilih (Suyata, 1982), 8. tekun, 9. percaya diri, 10. berkeinginan mengerjakan sesuatu tanpa bantuan orang lain, 11. puas terhadap hasil usahanya sendiri.
  • 2. Selain tersebut dapat terwujud dalam diri seseorang, manakala dalam seluruh aktivitasnya pengaruh dan arahan sikap orang lain lebih kecil dibanding dengan dorongan yang berasal dari dalam dirinya. Meski juga disadari, bahwa dalam aktivitasnya seseorang tidak akan pernah bebas secara total dari ketergantungan orang lain, mengingat sejak lahir manusia hidup dalam masyraakat yang mempunyai norma sosial yang mengatur, dan membatasi kehidupan seseorang. 2. PENGERTIAN BELAJAR MANDIRI Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna untuk menyelesaikan suatu masalah, hal tersebut dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya baik penetapan waktu belajar, tempat belajar, sumber belajar maupun evaluasi hasil belajar dilakukan oleh pembelajaran mandiri. Beberapa ciri-ciri lain yang menandai belajar mandiri, yaitu: 1. Pyramid Tujuan Di dalam belajar mandiri terbentuk struktur tujuan belajar yang berbentuk pyramid. Besar dan bentuk pyramid sangat bervariasi diantara para pembelajar. Semakin kuat motivasi belajar, semakin tinggi kemampuan belajar, semakin tersedia sumber belajar, akan semakin besar pyramid tujuan belajarnya. Jadi semakin tinggi kualitas kegiatan belajar, akan semakin banyak kompetensi yang diperoleh. 2. Sumber dan Media Belajar Sumber belajar dalam pembelajaran mandiri, antara lain: guru, tutor, kawan, pakar, praktisi, dan siapapun yang memiliki informasi dan keterampilan yang diperlukan pembelajar dapat menjadi sumber belajar. Sedangkan media belajar dalam pembelajaran mandiri antara lain: paket-paket belajar yang berisi self instructional material, buku teks, hingga teknologi informasi lanjut. 3. Tempat Belajar Belajar mandiri dapat dilakukan di sekolah, di rumah, di perpustakaan, di warnet, dan dimanapun tempat yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar. 4. Waktu Belajar Belajar mandiri dapat dilaksanakan pada setiap waktu yang dikehendaki pembelajar. 5. Tempo dan Irama Belajar
  • 3. Kecepatan belajar dan intensitas kegiatan belajar ditentukan sendiri oleh pembelajar, sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan kesempatan yang tersedia. 6. Cara Belajar Pembelajar memiliki cara belajar yang tepat untuk dirinya sendiri. Ini tergantung dari masing-masing tipe pembelajar, apakah dia termasuk auditif, visual, kinestetik, atau tipe campuran. 7. Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi hasil belajar mandiri dilakukan oleh pembelajar sendiri. Dengan membandingkan antara tujuan dan hasil yang akan dicapainya. 8. Refleksi Refleksi merupakan penilaian terhadap proses pembelajaran yang telah dijalani. Dari hasil refleksi, pembelajar dapat menentukan langkah kedepan, guna mencapai keberhasilan dan menghindari kegagalan. 9. Konteks Sistem Pembelajaran Kegiatan belajar dalam pembelajaran mandiri dapat berupa sistem pendidikan tradisional ataupun sistem lain yang lebih progresif. Belajar mandiri juga dapat dijalankan dalam system pendidikan formal, nonformal, ataupun bentuk-bentuk belajar campuran. 10. Status Konsep Belajar Mandiri Status kegiatan belajar mandiri adalah kegiatan yang dijalankan dalam sistem pendidikan formal-tradisional sebagai upaya pelatihan atau pembekalan keterampilan belajar mandiri bagi para siswanya. Batasan-batasan pada pembelajaran mandiri yaitu : 1. Kegiatan belajar aktif merupakan kegiatan belajar yang memiliki ciri keaktifan pembelajar, konsisten, keterarahan dan kreativitas untuk mencapai tujuan. 2. Motif atau niat untuk menguasai suatu kompetensi adalah kekuatan pendorong kegiatan belajar secara intensif, konsisten, terarah dan kreatif. 3. Kompetensi adalah pengetahuan atau keterampilan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah. 4. Dengan pengetahuan yang telah dimiliki, pembelajar mengolah informasi yang diperoleh dari sumber belajar sehingga menjadi pengetahuan ataupun keterampilan baru yang dibutuhkannya.
  • 4. 5. Tujuan belajar hingga evaluasi hasil belajar, ditetapkan sendiri oleh pembelajar sehingga mereka sepenuhnya menjadi pengendali kegiatan belajar. Seseorang yang sedang menjalankan kegiatan belajar mandiri lebih ditandai dan ditentukan oleh yang mendorongnya belajar. Bukan oleh kemampuan fisik kegiatan belajarnya. Pembelajar dapat belajar sendirian, belajar kelompok atau dalam kegiatan belajar di kelas. Apabila motif yang mendorong kegiatan belajar adalah motif untuk menguasai suatu kompetensi yang diinginkan maka pembelajar sedang menjalankan belajar mandiri. Belajar mandiri jenis ini disebut sebagai Self-motivated Learning. Belajar mandiri lebih ditentukan oleh motif belajar yang timbul di dalam diri pembelajar, maka pendidik dalam menyelenggarakan pembelajarannya dituntut untuk dapat menumbuhkan niat atau motif belajar dalam diri pembelajar. Oleh karena itu pendidik harus sungguh-sungguh menguasai bidang studinya. Selain itu mereka harus menguasai berbagai tehnik mengajar untuk menarik pembelajar terhadap materi pelajarannya dan selanjutnya tertarik untuk mempelajarinya sendiri lebih jauh. Berbagai tehnik belajar juga perlu dikuasai oleh pendidik untuk diajarkan atau dilatihkan kepada pembelajar agar mampu melakukan kegiatan belajar lebih jauh tanpa bantuan sepenuhnya oleh pendidik. 3. CARA MENINGKATKAN KARAKTER MANDIRI PADA SISWA 1. Pengembangan Motivasi Belajar Motivasi belajar merupakan komponen pertama konsep belajar mandiri dan merupakan prasyarat bagi berjalannya belajar mandiri. Motivasi belajar tersebut merupakan kekuatan pendorong dan pengarah perbuatan belajar. Pendorong dalam arti pemberi kekuatan yang memungkinkan kegiatan belajar dijalankan. Pengarah dalam arti pemberi tuntunan kepada perbuatan belajar ke arah tujuan yang telah ditetapkan. Motivasi belajar dibedakan menjadi dua yaitu: a. Motivasi intrinsik Motivasi intrinsik adalah dorongan dari dalam diri untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi masalah. Motivasi intrinsik ada dalam kegiatan-kegiatan tanpa paksaan atau tanpa 'iming-iming'. Faktor pendorong motivasi intrinsik yang utama adalah emosi, rasa senang, dan minat. Motivasi intrinsik juga menyebabkan perbuatan lebih konsisten, lebih serius, lebih kreatif, dan 'time on task' lebih lama, sehingga lebih besar kemungkinan diperoleh hasil perbuatan belajar yang lebih baik. b. Motivasi ekstrinsik.
  • 5. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan dari luar diri untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi masalah. Jadi seseorang melakukan suatu tindakan karena termotivasi oleh suatu hal di luar dirinya. Misalnya, seseorang menyelesaikan studi untuk mendapatkan ijazah, seseorang bekerja untuk memperoleh penghasilan, atau seorang anak mengerjakan PR agar tidak dimarahi gurunya. Salah satu metode untuk mengembangkan motivasi belajar adalah model 'time continuum'. Menurut model ini ada 6 faktor yang berpengaruh terhadap motivasi belajar, yaitu: 1. Sikap (attitude): merupakan kecenderungan untuk merespon kebutuhan belajar, yang didasarkan pada pemahaman pembelajar tentang untung-rugi melakukan perbuatan yang sedang dipertimbangkan untuk dilakukan. 2. Kebutuhan (need): kekuatan dari dalam diri yang mendorong pembelajar untuk berbuat menuju ke arah tujuan yang ditetapkan. 3. Rangsangan (stimulation): perasaan bahwa kemampuan yang diperolehnya dari belajar mulai dirasakan dapat meningkatkan kemampuannya untuk menguasai lingkungan, merangsang untuk terus belajar. 4. Emosi (affect): perasaan yang timbul sewaktu menjalankan kegiatan belajar. 5. Kompetensi (competence): kemampuan tertentu untuk menguasai lingkungan. 6. Penguatan (reinforcement): hasil belajar yang baik merupakan penguatan untuk melakukan kegiatan belajar yang lebih lanjut. Menurut model 'time continuum', setiap perbuatan belajar selalu terdiri dari 3 tahap, yaitu: 1. Tahap Awal: Akan Masuk Proses Belajar a. Menumbuhkan sikap positif terhadap kegiatan belajar dengan cara menyelenggarakan pembelajaran yang bermutu, menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik bermanfaat dan memberikan umpang balik untuk menunjukkan kemampuan yang telah dicapainya. b. Menyelenggarakan pembelajaran yang berorientasi kepada kebutuhan peserta didik. 2. Tahap Tengah: Terlibat Dalam Kegiatan Pembelajaran a. Menyelenggarakan proses pembelajaran yang variatif, baik dalam hal metode yang digunakan atau bahan yang diajarkan, sehingga memberikan rangsangan kepada peserta didik untuk terus belajar.
  • 6. b. Menyelenggarakan pembelajaran yang dapat menimbulkan rasa senang peserta didik kepada apa yang dipelajari. 3. Tahap Akhir: Proses Pembelajaran Selesai a. Memberikan umpan balik kepada peserta didik sehingga mereka tahu sejauh mana telah mencapai kompetensi yang dicarinya. b. Memberikan penguatan atau reinforcement kepada peserta didik atas semua hasil belajar yang telah dicapainya. 2. Menerapkan Sistem Belajar Aktif Belajar aktif merupakan komponen kedua konsep belajar mandiri. Belajar aktif atau Active Learning dianggap pula sebagai strategi untuk mencapai tujuan belajar mandiri, tetapi sekaligus juga sebagai model pembelajaran guna menumbuhkan motivasi belajar. Kegiatan belajar aktif pada dasarnya merupakan kegiatan belajar untuk mendapatkan kompetensi-kompetensi yang secara akumulatif menjadi kompetensi yang lebih besar yang hendak dicapai dengan belajar mandiri. Model belajar aktif yang diperkirakan dapat melatih kemampuan menyusun strategi belajar sekaligus menumbuhkan motivasi belajar yaitu : Model Problem-based Learning (PBL) Model pembelajaran ini merangsang peserta didik untuk menganalisis masalah, memperkirakan jawaban-jawabannya, mencari data, menganalisis data dan menyimpulkan jawaban terhadap masalah. Model ini pada dasarnya melatih kemampuan memecahkan masalah melalui langkah-langkah sistematis. Menurut John Dewey (1916, 1938), proses belajar hanya akan terjadi jika peserta didik dihadapkan pada masalah dari kehidupan nyata untuk dipecahkan. Dalam membahas dan menjawab masalah, peserta didik harus terlibat langsung dalam kegiatan nyata, misalnya : mengobservasi, mengumpulkan data dan menganalisisnya. Prinsip keaktifan peserta didik dalam belajar untuk mendapatkan hasil belajar optimal dinyatakan pula oleh Piaget (1973). Menurut Piaget to understand is to discover. Peserta didik mendapatkan pengetahuan dan dianggapnya benar, hingga dalam proses pembelajaran selanjutkan ia menemukan bahwa itu salah. Maka pengertian pada dasarnya dibangun secara bertahap melalui partisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 4. TEKNIK PENILAIAN KARAKTER MANDIRI a. Penilaian Sikap melalui Observasi Perilaku Penilaian sikap dapat dilakukan dengan melakukan observasi perilaku peserta didik dengan menggunakan beberapa cara diantaranya:
  • 7. · Penggunaan skala penilaian (rating scale) Cara ini memungkinkan penilai memberi skor/nilai terhadap sikap/perilaku tertentu secara cermat. · Penggunaan buku harian catatan khusus siswa Observasi perilaku disekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku harian catatan khusus tentang kejadian-kejadian yang berkaitan dengan peserta didik salama disekolah. Dalam lembaran buku catatan khusus siswa ini harus mencakup semua sikap positif dan negative yang dilakukan oleh peserta didik. · Penggunaan Angket · Anecdotal record Anecdotal record adalah catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang dikembangkan. Penilaian ini dilakukan secara terus menerus, setiap saat guru berada di kelas atau di sekolah. Selain itu guru dapat pula memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan atau hal yang menuntut peserta didik mengemukakan posisi dirinya atau kesesuaian/ketidaksesuaian sikap dirinya terhadap persoalan tersebut. Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan tentang pencapaian suatu indikator atau bahkan suatu nilai. Kesimpulan/pertimbangan tersebut dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut: BT = Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator). MT = Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya tanda tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten) MB = Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten) MK = Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten) 1. Berikut contoh penggunaan penilaian skala No Jenis Standard Pencapaian Strategi Penilaian
  • 8. Aspek /Sikap Deskripsi Skor 1 Sikap mandiri Mampu mengerjakan ulangan harian tanpa mengharapkan bantuan teman lainnya Observasi aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar disekolah Selalu 5 Sering 4 Kadang-kadang 3 Jarang 2 Sangat jarang 1 2. Contoh isi buku catatan harian No Hari/Tanggal Nama Peserta Didik Kejadian Tanda Tangan Peserta Didik 3. Contoh Format Angket Penilaian Karakter Mandiri: No (n) Aspek sikap/ ranah non – instruksional / (attitude) Skor Perolehan Believe (B) (preferensi oleh peserta didik yang bersangkutan) Evaluation (E) (oleh guru/mentor) 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1. Kemandirian
  • 9. Nilai attitude (Nat) = Keterangan : n max = banyaknya aspek sikap s max = skor maksimum , 10 atau 100 sesuai kesepakatan tertentu Bn dan En = skor B dan E pada aspek nilai ke n Peserta didik dapat mengisi skor diri sendiri terlebih dahulu. Kemudian diserahkan kepada guru/mentor untuk diisi dan diolah Nat (www. m-edukasi.web.id) Deskripsi Penetapan Skor Sikap (Attitude) No Komponen Deskripsi Skor Perolehan 5 4 3 2 1 1 Kemandirian Dapat belajar sendiri tanpa pengawasan guru Dapat belajar sendiri dengan pengawasan guru Kadang-kadang dapat belajar mandiri Kadang-kadang mandiri jika diawasi Kurang mampu belajar mandiri Tambahan: Berikut ini contoh instrument untuk menilai kemandirian anak di rumah dan disekolah Berilah tanda cek (√) pada pernyataan dibawah ini, sesuai perilaku mandiri yang telah anda lakukan dalam hidup sehari-hari! No Perilaku Mandiri Ya Tidak I Di rumah: 1. Bangun tidur tanpa dibangunkan. 2. Menata/membersihkan kamar tidur sendiri 3. Makan tanpa dilayani 4. Mencuci piring sendiri sesudah makan 5. Mencuci pakaian sendiri 6. Menyeterika baju sendiri
  • 10. 7. Menyiapkan pakaian serangam sendiri 8. Menyemir/membersihkan sepatu sendiri 9. Menyiapkan buku-buku pelajaran sendiri 10. Belajar tanpa disuruh II Di Sekolah: 1. Berangkat/pulang sekolah sendiri 2. Melakukan piket kelas sesuai jadwal tanpa ditegur guru/teman 3. Selalu mengerjakan tugas-tugas sekolah 4. Mengerjakan sendiri setiap ulangan 5. Melengkapi keperluan belajar(alat tulis dll) tanpa pinjam orang lain 5. MANFAAT BELAJAR MANDIRI Belajar mandiri memiliki manfaat yang banyak terhadap kemampuan kognisi, afeksi dan psikomotor siswa, yaitu: 1. Memupuk tanggung jaawab. 2. Meningkatkan ketrampilan. 3. Memecahkan masalah. 4. Mengambil keputusan. 5. Berfikir kreatif, banyak ide. 6. Berfikir kritis, 7. Percaya diri yang kuat. 8. Menjadi guru bagi dirinya sendiri. Manfaat belajar mandiri akan semakin terasa bila siswa aktif membaca buku sumber, melakukan pengamatan, penelitian, analisa dan memecahkan masalah. Pengalaman yang mereka peroleh semakin menambah wawasan, dan semakin kaya dengan ilmu pengetahuan. Apalagi bila mereka belajar mandiri dalam kelompok, disini mereka akan belajar kerja sama, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan. Belajar mandiri akan menjadikan siswa untuk berani memilih sendiri apa yang dilakukan dengan penuh tanggung jawab. Kemandirian adalah memerlukan tanggung jawab, berinisiatif, memiliki keberanian, dan sanggup menerima resiko serta mampu menjadi guru bagi dirinya sendiri, dengan demikian pada akhirnya siswa akan menikmati arti hidup sebenarnya dari pada terbelenggu dan selalu diatur oleh orang lain.
  • 11. 6. INDIKATOR KEBERHASILAN SEKOLAH DAN KELAS DALAM MENGEMBANGKAN KARAKTER MANDIRI ANAK Untuk mengetahui bahwa suatu sekolah itu telah melaksanakan pembelajaran yang mengembangkan budaya dan karakter bangsa terutama karakter mandiri siswa, maka ditetapkan indikator sekolah dan kelas antara lain seperti di bawah ini: Indikator Sekolah NILAI DESKRIPSI INDIKATOR SEKOLAH INDIKATOR KELAS Mandir·i Kemampuan melakukan pekerjaan sendiri dengan kemampuan yang telah dimilikinya · Memberdayakan potensi sekolah · Membangun fasilitas sekolah dengan kemampuan yang dimiliki sekolah. · Percaya diri · Mampu mengerjakan tugas dan menyelesaikannya secara individual Indikator Kelas ( Bagi Guru untuk Menciptakan Budaya Karakter Mandiri) ASPEK INDIKATOR KEGIATAN Fasilitas Kelas Merawat fasilitas kelas Menjaga fasilitas kelas, misalnya mengembalikan peralatan belajar mengajar pada tempatnya, merapihkan peralatan setelah digunakan. Suasana Kelas Menghargai perbedaan dan kemajemukan Mengelola pembelajaran tanpa membedakan SARA, sosial, ekonomi, kemampuan akademis. Interaksi Kelas Mengimplementasikan model-model pembelajaran yang dialogis Mengelola pembelajaran di kelas dengan menggunakan berbagai alternatif metode pembelajaran tanpa ’pemaksaan’, seperti kerja dalam kelompok, diskusi fokus, bermain peran, curah pendapat, diskusi terbuka, dsb. Ruang Kelas Membuat jadwal piket, struktur organisasi kelas. Menyusun jadwal piket secara demokratis Menyusun struktur organisasi kelas secara demokratis.
  • 12. Beberapa SKL di SMK yang mengacu pada pengembangan karakter mandiri siswa diantaranya adalah: · Menguasai kompetensi program keahlian dan kewirausahaan baik untuk memenuhi tuntutan dunia kerja maupun untuk mengikuti pendidikan tinggi sesuai dengan kejuruannya · Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mencapai tingkat kualifikasi unggul (pelajaran Bahasa Indonesia) · Meningkatkan kemampuan berkomunikasi secara efisien dan efektif, baik lisan maupun tertulis (pelajaran Bahasa Indonesia) · Meningkatkan kemampuan memanfaatkan berbahasa Indonesia untuk bekerja (pelajaran Bahasa Indonesia) · Mengerjakan tugas inividu tidak tergantung pada orang lain · Melakukan kegiatan tepat waktu sesuai yang telah ditentukan 7. PENELITIAN TERKAIT KARAKTER MANDIRI Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Izzati, dkk diperoleh simpulan bahwa modul tematik dan inovatif berkarakter pada tema pencemaran lingkungan dapat memberikan pengaruh terhadap peningkatan karakter siswa secara positif, terutama pada karakter peduli lingkungan, rasa ingin tahu, percaya diri, komunikatif, mandiri, dan gemar membaca. Penelitian yang dilakukan oleh Apriani dengan judul “Meningkatkan Kemandirian Siswa dalam Belajar dengan Memanfaatkan Moodle” diperoleh kesimpulan bahwa Moodle sangat membantu siswa didalam mencari kemandirian diri didalam belajar, karena dengan menggunakan moodle siswa dapat melakukan pembelajaran dimana saja tidak terbatas ruang dan waktu. 8. APLIKASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KEGIATAN PEMBELAJARAN CONTOH ALTERNATIF LANGKAH LANGKAH PEMBELAJARAN KARAKTER 1. PENDAHULUAN Berdasarkan Standar Proses, pada kegiatan pendahuluan, guru:
  • 13. a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran; b. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; c. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan d. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus. Contoh alternatif : a. Guru datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin) b. Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang kelas (contoh nilai yang ditanamkan: santun, peduli) c. Berdoa sebelum membuka pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: religius) d. Mengecek kehadiran siswa (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin, rajin) e. Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: religius, peduli) f. Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin) g. Menegur siswa yang terlambat dengan sopan (contoh nilai yang ditanamkan: disiplin, santun, peduli) h. Mengaitkan materi/kompetensi yang akan dipelajari dengan karakter i. Dengan merujuk pada silabus, RPP, dan bahan ajar, menyampaikan butir karakter yang hendak dikembangkan selain yang terkait dengan SK/KD 2. KEGIATAN INTI Sesuai permen 41 tahun 2007 Pembelajatan melalui 3 tahapan yakni: a. Eksplorasi (peserta didik difasilitasi untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan dan mengembangkan sikap melalui kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa) 1) Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, berfikir logis, kreatif, kerjasama) 2) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, kerja keras)
  • 14. 3) Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, peduli lingkungan) 4) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: rasa percaya diri, mandiri) 5) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kerja keras). b. Elaborasi (peserta didik diberi peluang untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan serta sikap lebih lanjut melalui sumber-sumber dan kegiatan-kegiatan pembelajaran lainnya sehingga pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik lebih luas dan dalam.) 1) Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas-tugas tertentu yang bermakna (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu, kreatif, logis) 2) Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis, saling menghargai, santun) 3) Memberi kesempatan untuk berpikir, menganalisis, menyelesaikan masalah, dan bertindak tanpa rasa takut (contoh nilai yang ditanamkan: kreatif, percaya diri, kritis) 4) Memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif (contoh nilai yang ditanamkan: kerjasama, saling menghargai, tanggung jawab) 5) Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, disiplin, kerja keras, menghargai) 6) Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan jujur, bertanggung jawab, percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama) 7) Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama) 8) Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama) 9) Memfasilitasi peserta didik melakukan kegiatan yang menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, saling menghargai, mandiri, kerjasama)
  • 15. c. Konfirmasi (peserta didik memperoleh umpan balik atas kebenaran, kelayakan, atau keberterimaan dari pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh oleh siswa) 1) Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis) 2) Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai sumber (contoh nilai yang ditanamkan: percaya diri, logis, kritis) 3) Memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah dilakukan (contoh nilai yang ditanamkan: memahami kelebihan dan kekurangan) 4) Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap, antara lain dengan guru: I. berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, santun); II. membantu menyelesaikan masalah (contoh nilai yang ditanamkan: peduli); III. memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi (contoh nilai yang ditanamkan: kritis); IV. memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh (contoh nilai yang ditanamkan: cinta ilmu); dan V. memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif (contoh nilai yang ditanamkan: peduli, percaya diri). 2. Penutup Dalam kegiatan penutup, guru: a. Bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: mandiri, kerjasama, kritis, logis); b. melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram (contoh nilai yang ditanamkan: jujur, mengetahui kelebihan dan kekurangan); c. memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran (contoh nilai yang ditanamkan: saling menghargai, percaya diri, santun, kritis, logis); d. merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik; dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.
  • 16. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan agar internalisasi nilai-nilai terjadi dengan lebih intensif selama tahap penutup. a. Selain simpulan yang terkait dengan aspek pengetahuan, agar peserta didik difasilitasi membuat pelajaran moral yang berharga yang dipetik dari pengetahuan/keterampilan dan/atau proses pembelajaran yang telah dilaluinya untuk memperoleh pengetahuan dan/atau keterampilan pada pelajaran tersebut. b. Penilaian tidak hanya mengukur pencapaian siswa dalam pengetahuan dan keterampilan, tetapi juga pada perkembangan karakter mereka. c. Umpan balik baik yang terkait dengan produk maupun proses, harus menyangkut baik kompetensi maupun karakter, dan dimulai dengan aspek-aspek positif yang ditunjukkan oleh siswa. d. Karya-karya siswa dipajang untuk mengembangkan sikap saling menghargai karya orang lain dan rasa percaya diri. e. Kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual maupun kelompok diberikan dalam rangka tidak hanya terkait dengan pengembangan kemampuan intelektual, tetapi juga kepribadian. f. Berdoa pada akhir pelajaran. Faktor lain yang perlu diperhatikan: 1. Guru harus merupakan seorang model dalam karakter. Dari awal hingga akhir pelajaran, tutur kata, sikap, dan perbuatan guru harus merupakan cerminan dari nilai-nilai karakter yang hendak ditanamkannya. 2. Guru harus memberikan reward kepada siswa yang menunjukkan karakter yang dikehendaki dan pemberian punishment kepada mereka yang berperilaku dengan karakter yang tidak dikehendaki. Reward dan punishment yang dimaksud dapat berupa ungkapan verbal dan non verbal, kartu ucapan selamat (misalnya classroom award) atau catatan peringatan, dan sebagainya. Untuk itu guru harus menjadi pengamat yang baik bagi setiap siswanya selama proses pembelajaran. 3. Hindari mengolok-olok siswa yang datang terlambat atau menjawab pertanyaan dan/atau berpendapat kurang tepat/relevan. Pada sejumlah sekolah ada kebiasaan diucapkan ungkapan Hoo ... oleh siswa secara serempak saat ada teman mereka yang terlambat dan/atau menjawab pertanyaan atau bergagasan kurang berterima. Kebiasaan tersebut harus dijauhi untuk menumbuhkembangkan sikap bertanggung jawab, empati, kritis, kreatif, inovatif, rasa percaya diri, dan sebagainya.
  • 17. 4. Guru memberi umpan balik dan/atau penilaian kepada siswa, guru harus mulai dari aspek-aspek positif atau sisi-sisi yang telah kuat/baik pada pendapat, karya, dan/atau sikap siswa. 5. Guru menunjukkan kekurangan-kekurangannya dengan ' hati'. Dengan cara ini sikap-sikap saling menghargai dan menghormati, kritis, kreatif, percaya diri, santun, dan sebagainya akan tumbuh subur. 9. DAFTAR PUSTAKA Izzati,N; Hindarto, N; dan Pamelasari, S. D., 2013, Pengembangan Modul Tematik dan Inovatif Berkarakter pada Tema Pencemaran Lingkungan untuk Siswa Kelas VII SMP, Jurnal Pendidikan IPA Indonesia(JPII) (2), 2013: 183-188 www. m-edukasi.web.id