Mikrobiologi mempelajari mikroorganisme yang ukurannya sangat kecil sehingga hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Sejarah mikrobiologi dimulai pada tahun 1674 ketika Anton van Leeuwenhoek menemukan kehidupan dalam air dengan menggunakan lensa gelas. Selanjutnya, para ilmuwan seperti Francesco Redi, Lazzaro Spallanzani, dan Louis Pasteur melakukan berbagai penelitian penting yang membuk
2. Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
kehidupan mahluk yg bersifat mikroskopik yg disebut
mikroorganisme/ jasad renik yi mahluk yg mempunyai
ukuran sel sangat kecil dimana setiap selnya hanya
dapat dilihat dg mikroskop
Sejarah mikrobiologi dimulai th 1674 : Anton van
Leeuwenhoek menemukan adanya kehidupan didlm
setetes air danau yg diamati menggunakan suatu lensa
gelas
Benda2 tsb yg disebut “animalcules” terlihat dlm bbrp
bentuk, ukuran dan warna.
Sebelumnya ada generasi spontan : mahluk hidup dapat
terbetuk scr spontan dari benda2 mati atau bahan
organik yg telah mengalami pembusukan
Leeuwenhoek : sel2 hidup selalu berasal dari benih
(germ)
3. Francesco Redi : percabaan pada daging
Lazzaro spalanzani : suspensi bahan organik
Nicholas Appert : pengawetan dg pemanasan
Louis Pasteur : labu pasteur berbentuk bulat ujung huruf
U
Menemukan fermentasi anggur dan bir dan pencegahan
penyakit antraks dan rabies
John Tyndall : pemanasan yg dilakukan Louis Pasteur
tidak cukup membunuh semua bakteri
Robert Koch : pemakaian medium padat menggunakan
gelatin dan agar untuk mengisolasi mo
4. Postulat Koch
1. Jasad renik dapat ditemukan sebagai
penyebab suatu gejala penyakit tertentu
2. Jasad renik tersebut dapat diisolasi di lab
sebagai kultur murni
3. Kultur murni tsb dapat menimbulkan
penyakit dg gejala spesifik bila
diinokulasikan pada hewan sehat yg sensitif
4. Dari hewan yg dibuat menjadi sakit tsb,
jasad renik tsb dapat diisolasi kembali dg
sifat2 spt jasad renik semula
6. PENDAHULUAN
Makhluk hidup dapat dibedakan atas tiga kategori :
(1) tanaman, (2) hewan, dan (3) protista
Yang termasuk dalam kategori protista adalah
semua makhluk hidup yang tidak tergolong
hewan atau tanaman
dibedakan atas dua kelompok ; (1) protista
tingkat rendah atau prokariot, dan (2) protista
tingkat tinggi atau eukariot.
7. Organisme yang tergolong dalam
prokariot dan eukariot :
Protista rendah (prokariot): bakteri,
rickettsia dan Chlamydia,
mikoplasma, ganggang biru-hijau
Protista tinggi (eukariot) : Fungi
(kapang, khamir, jamur): ganggang,
protozoa.
8. Perbedaan sel prokariot dan
eukariot
Perbedaan yang penting antara sel prokariot dan
eukariot adalah dalam struktur inti selnya.
Kata eukariot dari kata Latin “eu” = sejati, dan “karyo”
= keseluruhan inti sel,
sel yang tergolong eukariot mempunyai inti sel
(nukleus) sejati, yaitu suatu struktur yang dikelilingi
oleh membran inti di mana di dalamnya terdapat
kromosom yang mengandung komponen keturunan,
Sebaliknya sel prokariot tidak mempunyai inti sejati,
dan komponen keturunannya terdapat di dalam
molekul DNA tunggal atau kromoson yang letaknya
bebas di dalam sitoplasma
9. Eukariort dapat dibedakan atas beberapa
grup dengan ciri-ciri spesifik:
Fungi; bersifat osmotrofik (menyerap hara), tidak
melakukan fotosintesis, reproduksi secara seksual
dan aseksual, dinding sel mengadung sterol dan
kitin, terdiri dari khamir (uniseluler), kapang
(soenositik/membentuk miselia), dan jamur
(mushroom).
Ganggang; bersifat osmotrofik, mengandung pigmen
fotosintesis dan melakukan fotosintesis , uniseluler
sampai multiseluler.
Protozoa bersifat pagotrofik (mengambil hara
dengan cara menelan mengunakan bagian dari
sitoplasmanya) kebanyakan tidak melakukan
fotosintesis, uniseluler, bergerak menggunakan silia,
10. Susunan sel protista terdiri dari komponen
atau beberapa struktur yang dapat
dibedakan dalam dua kelompok :
Struktur tetap, yang dipunyai oleh semua sel dan
mungkin penting untuk kelangsungan hidupnya,
misalnya membran sitoplasma, komponen genetik
yaitu DNA, dan ribosoma.
Struktur tidak tetap, yang dipunyai oleh beberapa sel
(tidak semua sel), dan mungkin mempunyai fungsi
tertentu, misalnya dinding sel, flagella, pili/silia,
kapsul, lapisan lendir, beberapa organ sel, vakuola
gas dan spora.
11. Membran sitoplasma
Membran sitoplasma terletak di antara
sitoplasma dan dinding sel
Pada sel prokariot dan eukariot, membran ini
mempunyai susunan dasar yang sama yaitu
terdiri dari fosfolipid dan protein sehingga
membentuk membran berlapis ganda yang
mengandung grup hidrofobik dan grup hidrofilik
atau ionik.
Protein pada membran kebanyakan bersifat
hidrofobik, sedangkan bagian lainnya berikatan
dengan grup ionic dari fosfolipid.
12. Perbedaan antara membran sitoplasma pada sel
prokariot dan eukariot adalah dalam hal jenis
fosfolipid dan protein yang menyusun membran,
Selain itu, membran eukariot mengandung sterol,
sedangkan membrane prokariot tidak mengandung
sterol kecuali pada mikoplasma.
Fungsi sterol pada membran sitoplasma belum
diketahui dengan jelas, tetapi diduga mempengaruhi
stabilitas membran.
Beberapa antibiotik yang dapat bereaksi dengan
sterol bersifat aktif terhadap sel eukariot, tatapi tidak
terhadap sel prokariot, mungkin karena
mempengaruhi susunan dan fungsi membran
eukariot.
13. Pada sel prokariot yang tidak mengandung
sterol, komposisi membran kira-kira terdiri dari
60 % protein dan 40% lipid fosfolipid. Membran
sitoplasma mempunyai ketebalan kira-kira 75 A
(0,0075 µm).
Membran sitoplasma mempunyai pori-pori yang
mungkin dapat terbuka dan tertutup karena
adanya grup asam lemak pada fosfolipidnya.
Membran juga mempunyai mekanisme spesifik
untuk keluar masuknya senyawa atau zat hara
dari atau ke dalam sel.
14. Struktur genetik
Sel Prokariot
Sel prokariot tidak mempunyai nukleus sejati seperti
halnya sel eukariot. Komponen genetik yaitu DNA
(deoxyribonucleic acid) disimpan di dalam suatu
organ nukleus yaitu kromosom,berbentuk seperti
benang yang tidak dikelilingi oleh membran, DNA
tersebut sangat panjang dibandingkan dengan
ukuran selnya
Oleh karena itu, setiap kromoson terdiri dari satu
molekul DNA yang dilipat lipat dengan sangat padat
sehingga kira-kira menjadi 10% dari isi selnya
15. Beberapa bakteri yang tergolong bakteri enterik
mempunyai DNA di luar kromosom yang disebut
plasmid.
Plasmid adalah DNA ekstrakromosom yang tidak
diperlukan untuk pertumbuhan sel, sehingga pada
keadaan tertentu dapat hilang atau bertambah tanpa
membahayakan selnya.
Plasmid mempunyai beberapa fungsi di antaranya ;
(1) berfungsi dalam pertukaran atau perpindahan
komponen genetik di antara sel, dan (2) menentukan
sifat ketahanan bakteri terhadap senyawa kimia
termasuk antibiotik dan obat-obatan, DNA
mengandung grup fosfat, oleh karena itu bermuatan
negatif.
Di dalam sel, muatan negatif tersebut dinetralisasi
oleh Mg2+ dan basa organik seperti spermin,
spermidin dan putresin. Pada sel eukariot, muatan
16. Sel Eukariot
Pada sel eukariot, DNA terdapat di dalam
kromosom yang terletak di dalam suatu
membran yang disebut nukleus
Pada beberapa sel eukariot, nukleus merupakan
struktur dengan panjang beberapa mikrometer
dan mudah dilihat dengan mikroskop biasa tanpa
pewarnaan sedangkan pada sel-sel yang lebih
kecil diperlukan pewarnaan khusus untuk dapat
melihat DNA.
17. Membran nukleus mempunyai struktur yang
lebih komplek di bandingkan membran-membran
lainnya di dalam sel. Membran nukleus bagian
dalam biasanya berupa kantung sederhana,
tetapi bagian luarnya pada beberapa tempat
menyambung dengan endoplasmik retikulum.
Membran nukleus mempunyai pori-pori tempat
keluar masuknya makromolekul dan partikel-
partikel lainnya dari atau ke dalam nukleus..
Salah satu contoh pada sel eukariot adalah
sintesis komponen-komponen ribisoma di dalam
nukleus yang kemudian dikeluarkan melalui pori-
pori dan berfungsi di dalam sitoplasma.
18. Ribosoma
Ribosoma merupakan komponen penting untuk
sintesis protein di dalam sel, dan terdiri dari 60%
RNA (ribonucleis acid) dan 40% protein dengan
ukuran garis tengah sekitar 20 nm
Ukuran atau besar ribosom dinyatakan dlm
satuan konstan sedimentasi yi 70S (unit
Svedberg) pd sel prokariot dan 80S pd sel
eukariot
Ribosoma terdiri dari dua unit yang tidak sama
besar yaitu:
Unit yang lebih kecil dan terdiri dari satu
molekul 16S RNA ribosoma dan kira-kira 20
19. Unit yang lebih besar terdiri dari satu
molekul 23S RNA, satu molekul 5S RNA
dan kira-kira 50 protein ribosoma
Di dalam sel, ribosoma sering terdapat
dalam bentuk kumpulan yang disebut
poliribosoma, di mana sekumpulan
ribosoma saling dihubungkan melalui satu
molekul RNA messenger (mRNA) yang
panjang.
20. Dinding sel Sel Prokariot
Hampir semua sel prokariot mempunyai dinding
sel kecuali mikoplasma. Pada dinding sel
prokariot terdapat lapisan tegar yang disebut
peptidoglikan, yaitu suatu struktur rantai yang
terdiri dari turunan-turunan gula yaitu N-
asetilglukosamin (G) dan asam N-asetilmuramat
(M), serta beberapa asam amino yaitu L-alanin ,
D-alanin, asam D-glutamat, dan lisin atau asam
diaminopimelat (ADP).
21. Perbedaan susunan dinding sel bakteri gram positif dan
gram negatif mengakibatkan perbedaan dalam sifat-
sifaat pewarnaanya, seperti yang dilakukan oleh
Christian Gram (1884), Gram melakukan pewarnaan di
mana mula-mula sel diwarnai dengan suatu zat warna
basa yaitu violet kristal. Setelah kelebihan zat warna
dicuci dengan air, diberi larutan Iodium (Lugol) sehingga
terbentuk suatu kompleks antara violet kristal dan
yodium. Pencucian selanjutnya dengan alkohol akan
mencuci kompleks tersebut keluar dari dinding sel bakteri
gram negatif, tetapi tidak pada sel bakteri gram positif
karena lapisan peptidoglikan pada dinding selnya yang
sangat tebal. Pewarnaan selanjutnya dengan saftranin
menyebabkan sel bakteri gram negatif berwarna merah
karena menyerap safranin, sedangkan bakteri gram
positif tetap berwarna biru seperti warna violet kristal.
22. Selama pertumbuhan sel, terjadi
sintesis dinding sel baru sebelum sel
melakukan pembelahan pada bakteri
gram positif, sintesis dinding sel
hanya terjadi di bagian tengah tempat
terbentuknya sekat (septum),
sedangkan pada bakteri gram negatif
sintesis dinding sel baru terjadi selang
seling dengan dinding sel yang lama.
23. Sel Eukariot
Dinding sel eukariot pada umumnya lebih tebal
dibandingkan dengan dinding sel prokariot. Salah
satu grup eukariot, yaitu ganggang, dinding selnya
terdiri dari lelulosa, kecuali pada dua grup ganggang
yaitu diatom dan krisofita. Satu grup ganggang
lainnya yaitu kokolitofora (coccolithophores) dinding
selnya mengandung lapisan tipis selulosa dan sisik-
sisik yang terdiri dari kalsium karbonat. Dinding sel
eukariot yang terdiri dari senyawa-senyawa
anorganik seperti pada diatom dan kokolitifora
disebut frustula. Dinding sel ganggang juga
mengandung polisakarida lainnya yaitu manan,
xilan, senyawa pektat, dan protein.
24. Dinding sel fungi juga mengandung polimer glukosa
dengan ikatan beta-1,4 (selulosa) atau beta-1,3, dan
kitin yaitu suatu polimer N-asetilgulukosamin dengan
ikatan beta1,4 yang merupakan senyawa yang
terdapat juga pada eksoskeleton dari serangga dan
krustasea, selulosa ditemukan pada beberapa fungi
tingkat rendah, sedangkan pada beberapa fungi
tingkat rendah lainnya dan fungi tingkat tinggi seperti
khamir, jamur dan kebanyakan kapang, dinding
selnya terdiri dari polimer glukosa dengan ikatan
beta1,3. Dinding sel khamir mengandung kitin
dalam jumlah kecil atau tidak mengandung kitin
sama sekali. Kitin biasanya tidak ditemukan pada
dinding sel eukariot yang mengandung selulosa.
25.
26. PROKARIOT EUKARIOT
Tidak memiliki inti yang sebenarnya, materi
inti tersebar dalam sitoplasma karena tidak
mempunyai membrane inti
Memiliki nucleus yang sebenarnya karena
materi inti dilingkupi oleh membrane inti
Memiliki DNA yang lebih sederhana, lebih
sedikit mengandung pasangan basa
nukleotida, berbentuk sirkuler
Memiliki DNA yang lebih kompleks, lebih
banyak mengandung pasangan basa
nukleotida, sehingga harus digulung pada
protein histon (ada histonnya)
Hanya memiliki kromosom tunggal Memiliki kromosom lebih dari 1 (satu)
Tidak memiliki intron, hanya ekson Memiliki intron dan ekson
Memiliki operon Tidak memiliki operon
Proses transkipsi dan translasi dapat terjadi
secara simultan
Transkipsi terjadi di inti, dan translasi terjadi di
sitoplasma. Keduanya tidak dapat berjalan
secara bersamaan.
Proses transkipsi terjadi lebih sederhana Transkipsi lebih rumit terjadi, dikarenakan
akses RNA polymerase terhadap DNA lebih
lama akibat DNA dikemas secara kompak
dengan protein histon
Proses regulasi sintesis protein lebih
sederhana
Proses regulasi sintesis proteinnya lebih
kompleks