Makalah ini membahas tentang aliran Ekspresionisme dalam karya sastra. Aliran ini menekankan pada ekspresi perasaan dan batin pengarang tanpa mementingkan kejadian nyata. Dibahas pula sejarah munculnya aliran ini yang berkembang di Jerman sebelum PD I. Contoh karyanya adalah puisi Chairil Anwar.
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karya sastra sebagai karya seni tidak akan terlepas dari pengaruh aliran yang
melatarbelakangi lahirnya karya tersebut. Menurut Korrie Layun Rampan, aliran sastra dapat
diartikan sebagai hasil ekspresi para sastrawan yang meyakini bahwa jenis sastra yang
mereka ciptakan itulah hasil sastra yang cocok pada zamannya.
Aliran sastra berasal dari kata Stroming (bahasa Belanda) yang mulai muncul di Indonesia
pada zaman pujangga baru. Kata itu bermakna keyakinan yang dianut golongan-golongan
pengarang yang sepaham, ditimbulkan karena menentang paham-paham lama.
Aliran sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan prinsip (pandangan hidup, politik, dll)
yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata lain, aliran sangat erat
hubungannya dengan sikap/jiwa pengarang dan objek yang dikemukakan dalam karangannya.
Pada prinsipnya, aliran sastra dibedakan menjadi dua bagian besar, yakni (1) Idealisme, dan
(2) Materialisme.
Aliran Idealisme dapat dibagi menjadi
(a) Romantisme,
(b) Simbolik,
(c) Mistisme, dan
(d) Surealisme.
Sedangkan Materialisme dibagi menjadi
(a) Realisme,
(b) Naturalisme,
(c)Impresiolisme,
(d) Ekspresionisme.
Pada makalah ini, kami akan membahas tentang Ekspresionisme,yaitu aliran kesusastraan
yang memusatkan perhatian pada apa yang terjadi dalam batin pengarang, dan
mengekspresikan apa yang bergejolak dalam jiwanya dan apa yang dilihatnya.
1.2 Tujuan Makalah
1. Mengetahui devinisi aliran Ekspresionisme
2. Mengetahui devinisi Romantisme
3. Jenis Romantisme
4. Mengetahui sejarah munculnya aliran ekspresionisme
5. Mengetahui contoh karya aliran ekspresionisme
2. BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekspresionisme
Aliran ekspresionisme adalah aliran dalam karya seni, yang mementingkan curahan batin atau
curahan jiwa dan tidak mementingkan peristiwa-peristiwa atau kejadiankejadian yang nyata.
Ekspresi batin yang keras dan meledak-ledak. biasa dianggap sebagai pernyataan atau sikap
pengarang. Aliran ini mula-mula berkembang di Jerman sebelum Perang Dunia I, Pengarang
Indonesia yang dianggap ekspresionis ialah Chairil Anwar.
Aliran Ekspresionisme juga terdapat pada karya sastra, dan seni (film, arsitektur,
music). Dalam aliran seni ekspresionisme diartikan sebagai aliran seni yang melukiskan
perasaan dan pengindraan batin yang timbul dari pengalaman di luar yang diterima, tidak saja
oleh pancaindra melainkan juga oleh jiwa seseorang.
Dalam kesusastraan aliran ini lebih dikenal sebagai aliran yang mendasarkan pada ajaran-
ajaran filsafat eksistensialisme. Antara lain, bahwa hakikat manusia berbeda dengan alam.
Manusia terus melakukan pembaharuan terhadap dirinya. Aliran ini terkenal di Prancis yang
dipelopori oleh John Bole. S, yang menegaskan pada hakikatnya manusia adalah makhluk
yang bebas, karna ia tidak didikat oleh aturan-aturan yang menghalangi kebebasannya. Pada
akhirnya aliran aliran ini memunculkan eksprasi subyektivitas manusia, dan hak-haknya yang
bebas dan berpikir sebagaimana yang disukai.
2.2 Pengertian Romantisme
Mereka dalam rangka kepedulian terhadap reproduksi menurut garis keturunan,
profesional, dan kadang-kadang politik kepentingan finansial." Selanjutnya revolusi seksual
telah mengurangi konflik yang timbul dari liberalisme, tetapi tidak dihilangkan mereka.
Anthony Giddens, dalam bukunya The Transformasi Keintiman: Seksualitas, Cinta dan
Erotisme dalam Masyarakat Modern yang menyatakan cinta romantis memperkenalkan ide
narasi ke dalam kehidupan seorang individu. Dia menambahkan bahwa bercerita merupakan
salah satu makna asmara. Menurut Giddens bangkitnya cinta romantis kurang lebih
bertepatan dengan munculnya novelitu. Kemudian daripada romantis cinta yang terkait
dengan kebebasan dan oleh karena itu cita-cita cinta romantis menciptakan hubungan antara
kebebasan dan realisasi diri.
David R. Shumway, dalam bukunya Romance, Keintiman, dan Krisis Perkawinan
menyatakan wacana keintiman muncul di sepertiga terakhir abad ke-20 dan bahwa wacana ini
diklaim mampu menjelaskan bagaimana hubungan perkawinan dan lainnya bekerja. Untuk
wacana kedekatan keintiman emosional jauh lebih penting daripada gairah. Ini tidak berarti
dengan cara apapun bahwa keintiman adalah untuk menggantikan cinta. Pada, keintiman dan
romantisme hidup berdampingan sebaliknya.
3. Abad ke-21 telah melihat pertumbuhan globalisasi dan orang-orang sekarang hidup dalam
dunia transformasi yang mempengaruhi hampir setiap aspek kehidupan kita, dan cinta belum
pengecualian. Salah satu contoh perubahan yang dialami dalam hubungan yang dieksplorasi
oleh Giddens tentang homoseksual hubungan. Menurut Giddens sejak homoseksual tidak
dapat menikahi mereka dipaksa untuk merintis membuka dan negosiasi hubungan lebih.
Hubungan semacam ini kemudian meresap populasi heteroseksual.
Shumway juga menyatakan bahwa bersama-sama dengan pertumbuhan kapitalisme hubungan
sosial yang lebih tua dibubarkan, termasuk perkawinan. Pernikahan artinya bagi perempuan
berubah karena mereka telah diterima secara sosial alternatif lebih dan kurang mau menerima
hubungan tidak bahagia dan, oleh karena itu, tingkat perceraian sangat meningkat.
Wacana romance terus ada saat ini bersama dengan keintiman. Shumway menyatakan bahwa
di satu sisi, roman adalah bagian yang menawarkan petualangan intens emosi dan sementara
menawarkan kemungkinan untuk menemukan pasangan yang sempurna. Di sisi lain,
keintiman menawarkan komunikasi yang mendalam, persahabatan, dan berbagi tahan lama.
2.3 Jenis romantis
romantis adalah kontras dengan cinta platonis yang menghalangi semua penggunaan
hubungan seksual, namun hanya dalam penggunaan modern yang dibutuhkan pada penuh
aseksual akal, bukan arti klasik di mana drive seksual disublimasikan. Sublimasi cenderung
dilupakan dalam pikiran santai tentang cinta selain dari kemunculannya dalam psikoanalisis
dan Nietzsche.
cinta tak berbalas bisa romantis dengan cara yang berbeda: komik, tragis, atau dalam arti
bahwa sublimasi itu sendiri adalah sebanding dengan percintaan, di mana spiritualitas baik
seni dan egaliter cita-cita dikombinasikan dengan karakter yang kuat dan emosi. cinta tak
berbalas adalah khas periode romantisme, tetapi istilah ini berbeda dari romansa yang
mungkin timbul di dalamnya.
cinta romantis juga dapat diklasifikasikan menurut dua kategori, "roman populer" dan "ilahi
atau spiritual" romance:
Populer asmara dapat termasuk namun tidak terbatas pada jenis berikut: idealis, normal
intens (seperti aspek emosional "jatuh cinta"), diprediksi serta tidak terduga, mengkonsumsi
(artinya memakan waktu, tenaga dan penarikan emosional dan tawaran ), intens tapi di luar
kendali (seperti aspek jatuh cinta ") bahan" dan komersial (seperti keuntungan masyarakat
yang disebutkan pada bagian selanjutnya dari artikel ini), fisik dan seksual, dan akhirnya
agung dan demonstratif.
Ilahi (atau rohani) asmara mungkin termasuk, namun tidak terbatas pada jenis-jenis
berikut: realistis, serta masuk akal realistis, optimis dan juga pesimis (tergantung pada
keyakinan tertentu yang dimiliki oleh setiap orang dalam hubungan.), patuh (misalnya teori
bahwa setiap orang memiliki sikap yang telah ditetapkan sebagai agen dari pilihan, seperti
4. "memilih suami" atau "memilih jodoh."), non-patuh (misalnya teori bahwa kita tidak memilih
tindakan kita, dan karena itu kami keterlibatan cinta romantis telah diambil dari sumber-
sumber di luar diri kita), diprediksi juga tak terduga, kontrol diri (seperti ketaatan dan
pengorbanan dalam konteks hubungan) atau ketiadaan (seperti ketidaktaatan dalam konteks
hubungan), emosional dan pribadi, soulful (dalam teori bahwa pikiran, jiwa, dan tubuh,
adalah satu kesatuan terhubung), intim, dan tak terbatas (seperti gagasan bahwa cinta itu
sendiri atau cinta seorang dewa atau tanpa syarat "Tuhan" cinta atau bisa akan kekal)
2.4 Sejarah Munculnya aliran Ekspresionisme
Asal muasal istilah Ekspresionisme tidak merujuk pada pergerakan tertentu, istilah tersebut
digunakan oleh Herwald Walden dalam majalahnya Derstum tahun 1912. Istilah ini biasa di
hubungkan dengan karya lukis dan grafis Jerman pada pertengahan abad. Kemudian seorang
filsuf yang bernama Friedrich Nietzsche menciptakan Ekspresionisme modern dengan
mengaitkan aliran seni kuno yang dulunya diacuhkan. Aliran ekspresionisme dapat
menggugah emosi penonton melalui drama atau suara serta ketakutan melalui gambar yang
ditampilakan. Kemudian aliran tersebut dipopulerkan olehVincent Van Gogh, Paul
Gaugiuin, Ernast Ludwig, Karl Schmidt, Emile Nolde, JJ. Kandinsky dan Paul Klee. Di
Indonesia penganut ini adalah : Affandi, Zaini dan Popo Iskandar.
Berikut nama-nama Tokoh-Tokoh yang menganut aliran Ekspresionisme :
Jerman: Heinrich Campendonk, Emil Nolde, Rolf Nesch, Franz Marc, Ernst
Barlach, Wilhelm Lehmbruck, Erich Heckel, Karl Schmidt-Rottluff, Ernst Ludwig
Kirchner, Max Beckmann, August Macke, Elfriede Lohse-Wächtler, Ludwig Meidner, Paula
Modersohn-Becker, Gabriele Münter, dan Max Pechstein.
Austria: Egon Schiele dan Oskar Kokoschka
Russia: Wassily Kandinsky dan Alexei Jawlensky
Netherlands: Charles Eyck, Willem Hofhuizen, Jaap Min, Jan Sluyters, Jan
Wiegers danHendrik Werkman
Belgia: Constant Permeke, Gust De Smet, Frits Van den Berghe, James Ensor, Floris
Jespers, dan Albert Droesbeke.
Perancis: Gen Paul dan Chaim Soutine
Norwegia: Edvard Munch
Swiss: Carl Eugen Keel
Indonesia: Affandi, Zaini, Popo Iskandar, dan Chairil Anwar
5. 2.5 Contoh Ekspresionime
Penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
Antara kuli-kuli berdaki dan perempuan telanjang mandi
Di singai kesayangan, kota kekasih
Udara menekan berat di atas jalan panjang berkelokan
Gedung-gedung dan kepala mengabur dalam senja
Mengurai dan layung-layung membara di langit barat daya, kata kekasih
Tekankan aku pada pusat hatimu
Di tengah-tengah kesibukan dan penderitaanmu
Aku seperti mimpi, bulan putih di lautan awan belia
Sumber-sumber yang murni terpendam
Senantiasa diselimuti bumi keabuan
Dan tangan serta kata menahan napas lepas bebas
Menunggu waktu mengangkut maut
Aku tidak tahu apa-apa, di luar yang sederhana
Nyanyian-nyanyian kesenduan yang bercanda kesedihan
Menunggu waktu keteduhan terlanggar di pintu dini hari
Serta di keabadian mimpi-mimpi manusia
Klakson dan lonceng bunyi bergiliran
Dalam penghidupan sehari-hari, kehidupan sehari-hari
Antara kuli-kuli yang kembali
Dan perempuan mendaki tepi sungai kesayangan
Serta anak-anak berenang tertawa tak berdosa
Di bawah bayangan samar istana kejang
Layung-layung senja melambang hilang
Dalam hutan malam terjular tergesa
Sumber-sumber murni menetap terpendam
Senantiasa diselaputi bumi keabuan
Serta senjata dan tangan menahan napas lepas bebas
O, kota kekasih setelah senja
Kota kediamanku, kota kerinduanku
6. BAB III
KESMPULAN
Ekspresionisme yaitu aliran yang mengutamakan kebebasan untuk mencurahkan emosi atau
perasaan. Ekspressionisme adalah kecenderungan seorang seniman untuk mendistorsi
kenyataan dengan efek-efek emosional. Ekspresionisme bisa ditemukan juga di dalam karya
lukisan, sastra, film, arsitektur, dan musik. Istilah emosi ini biasanya lebih menuju kepada
jenis emosi kemarahan dan depresi daripada emosi bahagia
Penganut paham ekspresionisme memiliki dalil bahwa “ Art is an axpresionisme of
human feeling” atau seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia. Aliran ini
terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seseorang seniman ketika menciptakan
suatu karya seni.
7. DAFTAR PUSTAKA
Muzakki Akhmad. 2011. Pengantar Teori Sastra Arab. Malang; Uin Maliki Press.
Kamil Sukron. 2009. Teori Kritik Sastra Arab Klasik dan Moderen. Jakarta: Rajawali Press.
Eka. 2009. Aliran dalam seni lukis. Jurnala Ilmu Pendidkan. (Online),
(http://eka.web.id/aliran-dalam-seni-lukis.html)
Suyoto, Agus. Aliran Sastra. (Online) (agsuyoto.files.wordpress.com/.../aliran-aliran-dalam-
karya-sastra.ppt)
Winta. 2009.Aliran Sastra (online) (http://iop.unair.ac.id/forum/forum_topik_isi-
156.html (http://sriuut.blogspot.com/2009/12/aliran-aliran-dalam-karya-sastra.html)
9. DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
1.2 Tujuan .............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekspresionisme.................................................................... 2
2.2 Pengertian Romantisme......................................................................... 2
2.3 Jenis Romantisme ................................................................................. 3
2.4 Sejarah munculnya aliran Ekspresionisme................................ ............ 4
2.5 Contoh Ekspresionisme............................................................................5
BAB III PENUTUP
3.1Kesimpulan............................................................................................. 6
3.2 Saran ...................................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................7
10. KATA PENGANTAR
Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnyalah maka saya boleh menyelesaikan sebuah karya tulis dengan
tepatwaktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul
“ROMANTISME DAN EKSPRESIONISME”
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meminta maaf dan memohon permakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang saya buat kurang tepat atau
menyinggu perasaan pembaca.
Dengan ini saya mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga
Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Raha, Oktober 2013
"Penulis"