1. 1
Pengaruh Pijat Bayi Terhadap Peningkatan Berat Bayi Di Wilayah Kerja Puskesmas
Maligano Kecamatan Maligano Kabupaten Muna Periode Juli 2016
INTISARI
Sitti Nurlaela (2013.IB.0092) “Pengaruh Pijat Bayi terhadap Peningkatan Berat Badan
Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano Kabupaten Muna
Periode Juli 2016” di bawah bimbingan Wa Ode Siti Asma dan La Hasariy.
Latar Belakang: Di Kabupaten Muna rata–rata cakupanpenimbangan balita yang mengalami
kenaikan berat badan masih jauh dari standar kenaikan berat badan yang seharusnya, hal ini
disebabkan pertumbuhan dan perkembangan bayi yang kurang optimal. Sehingga hampir semua
bayi di Kabupaten Muna beresiko untuk mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan.
Prevalensi gangguan tumbuh kembang bayi di Kabupaten Muna, didapatkan bahwa gangguan
perkembangan menempati prevalensi tertinggi setelah masalah gizi. Salah satu alternatif dalam
memberikan rangsangan terhadap pertumbuhan dan perkembangan bayia dalah dengan pijat
bayi.
Metode Penelitian: Menggunakan jenis penelitian quasieksperimen (eksperimen semu)
dengandesainnon equivalen kontrol group. Pengambilan sampel menggunakan total sampling
yang memenuhi kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.
Hasil Penelitian:Berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan paired t test didapatkan t
= 6,610. Oleh karena t hitung (6,610) > t tabel (2,0345) maka H0 ditolak dan Ha diterima, hal
ini menunjukan ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja
Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano periode Juli 2016.
Kesimpulan:Ada pengaruh pijat bayi terhadap peningkatan berat badan bayi di wilayah kerja
Puskesmas Maligano Kecamatan Maligano Kabupaten Muna periode Juli 2016.
Kata Kunci : Pijat, Peningkatan Berat Badan Bayi
DaftarPustaka : 25 (2009-2015)
ESSENCE
Sitti Nurlaela (2013.IB.0092) "The Effect of Infant Massage to Increase Weight Infants
Maligano sub-district Puskesmas Maligano Muna Period July 2016" under the guidance of Wa
Ode Siti Asma and La Hasariy.
Background: On average Muna cakupanpenimbangan toddlers who experience weight gain is
still far from the standard of weight gain should be, this is due to the growth and development of
infants less than optimal. So that almost all babies in Muna at risk for impaired growth and
development. Prevalence of hearing your baby's development in Muna, it was found that the
highest prevalence of developmental disorders occupy after the problems of nutrition. One
alternative in providing stimulus to growth and development bayia dalah to massage your baby.
Methods: Using this type of research quasieksperimen (quasi-experimental) dengandesainnon
equivalent control group. Sampling using total sampling that meet the criteria for inclusion and
exclusion criteria.
Results: Based on the statistical test using paired t test obtained t = 6.610. Therefore t (6.610)> t
table (2.0345) then H0 rejected and Ha accepted, it showed no effect of infant massage on weight
gain in infants in sub-district Puskesmas Maligano Maligano period July 2016.
Conclusion: There is a baby massage effect of weight gain in infants in sub-district Puskesmas
Maligano Maligano Muna period July 2016.
Keywords: Massage, Improved Weight Babies
DaftarPustaka: 25 (2009-2015)
2. hidup dan pada tahun 2015
jumlahnyameningkat menjadi 16/1000
kelahiran hidup.
2
PENDAHULUAN
Jumlah kematian bayitahun 2013 –
2015di Kabupaten Muna Provinasi Sulawesi
Tenggara menjadi daerah dengan AKB yang
cukup tinggi,yaitu pada tahun 2013
mencapai 16/1000 kelahiran hidup.Pada
tahun 2014 jumlah AKB19/1000 kelahiran
Di Kecamatan Maligano AKB tahun
2013 mencapai 53/1000 kelahiran hidup.
Kemudian Pada tahun 2014 menurun
menjadi 30/1000 kelahiran hidup dan
meningkat kembali pada tahun 2015
mencapai 9/1000 kelahiran hidup.Hal ini
perlu diwaspadai agar tidak terlalu banyak
kematian pada bayi.Banyak faktor yang
mengkibatkan bayi mengalami kematian, di
antaranya adalah perwatan yang tidak
optimal dan kurangnya asupan nutrisi yang
dibutuhkan oleh si bayi. Oleh karena itu
salah satu peran pemerintah dalam hal ini
adalah pihak kesehatan harus berupaya agar
dapat menanggulangi kematian yang terjadi
pada bayi salah satunya adalah bentuk
perawatan optimalisasi pertumbuhan bayi
dengan cara melakukan pijat bayi yang
berguna untuk menstimulasi pertumbuhan
dan perkembangan bayi.
Berdasarkan Keputusan Menteri
Kesehatan Nomor 900/MENKES/SK/VI/
2002 tentang registrasi dan praktek bidan
menyebutkan bahwa bidan berwenang
memantau tumbuh kembang bayi melalui
deteksi dini dan stimulasi
tumbuhkembang.Salah satu bentuk stimulasi
yang selama ini dilakukan masyarakat
adalah dengan pijat bayi (Destyna, 2015).
Pijatmerupakan salah satu metode
pengobatan tertua di dunia.Pijat meliputi
seni perawatan kesehatan dan pengobatan
yang mampu melemaskan sendi yang terlalu
kaku dan menyatukan organ tubuh dengan
gosokan yang kuat. Terapi pijat tidak hanya
digunakan disalon dan spa saja, tapijuga
diberbagai rumah sakit dan pusat perawatan
kesehatan. Saat ini, teknik pijat telah banyak
digunakan untuk kesehatan dan peningkatan
berat badan pada bayi(Syaukani, 2015).
TINJAUAN PUSTAKA
Bayi adalah masa tahapan pertama
kehidupan seorang manusia setelah lahir
dari rahim seorang ibu. Pada masa ini,
perkembangan otak dan fisik bayi selalu
menjadi perhatian utama (Rizema, 2012).
Masa bayi adalah masa keemasan
sekaligus masa kritis perkembangan
seseorang.Masa bayi dibagi menjadi
duaperiode, yaitu masa neonatal dan masa
post neonatal. Masa neonatal dimulaidari
umur 0 sampai 28 hari, sedangkan masa post
neonatal dimulai dari umur29 hari sampai 11
bulan (DepartemenKesehatan, 2009).
a. Pertumbuhan dan perkembangan bayi
1) Pertumbuhan bayi
Menurut Hellbrugge.dkk,
1988 dalam
(Maryunani,2011).Pertumbuhan
adalah perubahan dari tubuh yang
berhubungan dengan bertambahnya
ukuran-ukuran tubuh.Pertumbuhan
berat badan dan panjang badan bayi
sesuai umur bayi dapat dilihat pada
Tabel 1.
3. 3
Tabel 1. Tabel Pertumbuhan Balita
Umur Berat (Gram) Panjang
Badan(Cm)
Standar
Atas
80% Standar 80%
Standar
Lahir
0 – 1Bulan
2 Bulan
3 Bulan
4 Bulan
5 Bulan
6 Bulan
7 Bulan
8 Bulan
9 Bulan
10 Bulan
11 Bulan
12 Bulan
3.400
4.300
5.000
5.700
6.300
6.900
7.400
8.000
8.400
8.900
9.300
9.600
9.900
2.700
3.400
4.000
4.500
5.000
5.500
5.900
6.300
6.000
7.100
7.400
7.700
7.900
50.5
55.0
58.0
60.0
62.5
64.5
66.0
67.5
69.0
70.5
72.0
73.5
74.5
40.5
43.5
46.0
48.0
49.5
51.0
52.5
54.0
55.5
56.5
57.5
58.5
60.0
1 thn 3Bulan
6 Bulan
9 Bulan
10.600
11.300
11.900
8.500
9.000
9.600
78.0
81.5
84.5
62.5
65.0
67.5
2 thn 0 Bulan
3 Bulan
6Bulan
9Bulan
12.400
12.900
13.500
14.000
9.900
10.500
10.800
11.200
87.0
89.5
92.0
94.0
69.5
71.5
73.5
75.0
3 thn 0Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
14.500
15.000
13.500
16.000
11.600
12.000
12.400
12.900
96.0
98.0
99.5
101.5
77.0
78.5
79.5
81.5
4 thn 0 Bulan
3 Bulan
6 Bulan
9 Bulan
16.500
17.000
17.400
17.900
13.200
13.600
14.000
14.400
103.5
105.0
107.0
108.0
82.5
85.5
86.5
5 thn 0 Bulan 18.400 14.700 109.0 87.0
2) Perkembangan bayi
Perkembangan adalah
bertambah sempurnanya fungsi alat
tubuh yang dapat dicapai melalui
tumbuh kematangan dan belajar,
terdiri dari kemampuan gerak kasar
dan halus, pendengaran, bicara,
emosi-sosial, kemandirian,
intelegensia, dan perkembangan
moral (Muslihatun, 2011).
b. Bayi sehat dan bayi sakit
Pada bayi yang sehat,
umumnya ditandai oleh beberapa hal
diantaranya:
1) Matanya yang cemerlang saat
menatap.
2) Bergerak aktif, di mana gerakannya
itu melibatkan tubuh, kepala, kaki,
dan tangan secara seimbang.
3) Cukup "rakus" mengisap ASI.
4) Tangisannya cukup bertenaga dan
mudah ditenangkan lagi.
5) Suka tersenyum dan tertawa saat
diajak bicara.
6) Pernapasan 40-60x/ menit dan suhu
36,5-37,5℃.
Sementara, pada bayi yang sakit
umumnya ditandai oleh:
1) Matanya tidak cemerlang dan
redup.
2) Terlihat lemas dan malas bergerak.
3) Susah disusui atau meminum susu.
4) Sering nangis dan sulit ditenangkan
(rewel).
5) Lebih banyak tidur dari biasanya.
6) Kemudian, diikuti gejala-gejala
susulan seperti kaki dan tangannya
terasa dingin (maupun panas),
hidung berair (jika flu), batuk-batuk
terkadang disertai muntah (jika
infeksi tenggorokan), mencret-
mencret (jika diare),suhu di atas
37,5℃ dan lain sebagainya.
Tergantung dari penyakit yang
dialaminya (Anonime, 2011).
c. Peran Bidan pada Bayi
Bulan pertama kehidupan
merupakan masa transisi dan
penyesuaian baik untuk orang tua
maupun bayi, oleh karena itu bidan
harus dapat memfasilitasi proses
tersebut. Peran bidan pada bayi satu
bulan pertama dalam praktiknya
dilakukan secara komprehensif dan
multidisipliner, yakni perawatan anak
(Muslihatun, 2011).sesuai dengan
keputusan Menteri Kesehatan tentang
registrasi dan praktek bidan
menyebutkan bahwa bidan berwenang
memantau tumbuh kembang bayi
4. 4
melalui deteksi dini dan stimulasi
tumbuh kembang. Salah satu bentuk
stimulasi yang selama ini dilakukan
masyarakat adalah dengan pijat bayi
(Destyna, 2015).
1. Pijat Bayi
Dalam pijat bayi ini akan
membahas mengenai pengertian pijat
bayi, mengenal pijat bayi, manfaat pijat
bayi, persiapan sebelum memijat dan
tehnik pemijatan bayi.
a. Pengertian pijat bayi
Pijat bayi adalah terapi sentuhan
yang dilakukan pada bayi, yang dapat
memberikan jaminan adanya kontak
tubuh berkelanjutan (Sulung,dkk,
2014).
Pijat bayi merupakan metode
stimulasi berupa terapi sentuh (touch
therapy) tertua dan terpopuler yang
dikenal manusia. Pijat bayi dapat
meningkatkan produksi ASI dan
merangsang peningkatan nafsu makan
sehingga dapat meningkatkan berat
badan bayi secara optimal.
Peningkatan berat badan bayi ini
terjadi karena bayi yang dipijat
mengalami peningkatan tonus
nervusvagus (saraf otak ke – 10) yang
membuat kadar enzim penyerapan
gastrin dan insulin meningkat
sehingga penyerapan sari makanan
menjadi lebih baik. Penyerapan
makanan yang lebih baik akan
menyebabkan bayi cepat lapar dan
lebih sering menyusu (Sugiharti,dkk,
2012).
b. Mengenal pijat bayi
Pijat bayi tentu saja hadir
beriringan dengan lahirnya
kemampuan manusia dalam
melakukan terapi pijat.Karena pijat
bayi juga diartikan sebagai sentuhan
komunikasi yang nyaman antara ibu
dan bayi.Pijat bayi merupakan
pengungkapan rasa kasih sayang
antara orang tua dengan anak lewat
sentuhan pada kulit.Sentuhan dan
pelukan seorang ibu merupakan
kebutuhan dasar bayi.Di mana semua
itu memiliki dampak yang luar biasa
bagi perkembangan bayi.Sentuhan
yang dihadirkan dalam pijat-pijatan
lembut untuk bayi merupakan sebuah
stimulasi yang penting dalam tumbuh
kembang anak. Anak yang mendapat
stimulus yang terarah dan teratur akan
lebih cepat berkembang dibandingkan
dengan anak yang kurang atau tidak
mendapatkan stimulasi. Naluri seorang
bayi merespon sentuhan ibu sebagai
sebuah bentuk perlindungan,
perhatian, ungkapan cintaserta
sentuhan komunikasi yang nyaman
antara ibu dan bayi.Sentuhan yang
dihadirkan ke pada bayi dalam bentuk
pijatan-pijatan lembut sebaiknya
dilakukan oleh orang-orang terdekat
bayi, baik itu ibu, ayah, kakek atau
nenek.Kurangnya informasi dan
pengetahuan orang tua terhadap pijat
ini, menjadikan banyak orang tua
menganggap bahwa pijat bukanlah
sebuah bentuk terapi ilmiah sekaligus
alamiah pada bayi yang dapat
meningkatkan berat badan
bayi(Syaukani, 2015).
c. Manfaat pijat bayi
Adapun manfaat pijat bayi menurut
para ahli adalah sebagai berikut:
1) Manfaat bagi bayi
a) Meningkatkan berat badan.
b) Membuat bayi semakin tenang.
c) Meningkatkan efektivitas
istirahat (tidur bayi).
d) Meningkatkan Pertumbuhan.
e) Memperbaiki konsentrasi bayi.
f) Membantu meringankan
ketidaknyamanan dalam
pencernaan dan tekanan emosi.
g) Memacu perkembangan otak
dan system saraf.
h) Meningkatkan gerak peristaltik
untuk pencernaan.
i) Menstimulus aktivitas
nervusvagusuntuk perbaikan
pernafasan.
5. 5
j) Memperkuat system kekebalan
tubuh.
k) Mengajar bayi sejak dini tentang
bagian tubuh.
l) Meningkatkan aliran oksigen
dan nutrisi menuju sel .
2) Manfaat bagi orang tua
a) Meningkatkan kepercayaan diri.
b) Memudahkan orang tua
mengenali bayinya.
c) Membina ikatan kasih sayang
orang tua dan anak.
d) Hiburan menyenangkan keluarga
(Syaukani, 2015).
Para ahli berpendapat,
pemijatan bayi yang dapat
dilakukan sedini mungkin setelah
bayi dilahirkan, lebih cepat
mengawali pemijatan, bayi akan
mendapat keuntungan yang lebih
besar. Apalagi pemijatan sejak
kelahiran sampai bayi berusia 6
sampai 7 bulan (Syaukani, 2015).
d. Mekanisme pijat bayi
1) Meningkatkan aktifitas
nervusvagus
Hal ini disebabkan bayi
yang dipijat mengalami
peningkatan kadar enzim
penyerapan dan insulin sehingga
penyerapan terhadap sari makanan
pun menjadi lebih baik. Hasilnya,
bayi menjadi cepat lapar dan
karena itu lebih sering menyusu
sehingga meningkatkan produksi
ASI (Suparyanto 2011). Pemijatan
juga meningkatkan mekanisme
penyerapan makanan oleh
nervusvagus sehingga nafsu makan
bayi jugaakan meningkat yang
dapat secara langsung
meningkatkan berat badan
bayi(Syaukani, 2015).
2) Produksi serotin meningkatkan
daya tahan tubuh
Aktifitas pemijatan akan
meningkakan aktifitas
neorotransmitter serotin, yaitu
meningkatkan kapasitas sel
reseptor yang berfungsi
meningkatkan glucocorticoid
(adrenalin, suatu hormon stres).
Proses ini akan menyebabkan
terjadinya penurunan kadar
hormon adrenalin (hormon stres)
penurunan kadar hormon stres ini
akan meningkatkan daya tahan
tubuh, terutama IgM dan IgG.
3) Pijatan dapat mengubah
gelombang otak
Pijat bayi akan membuat bayi tidur
lebih leleap dan meningkatkan
kesiagaan (alertness) atau
konsentrasi. Hal ini dikarenakan
pijatan yang baik dapat mengubah
gelombang otak. Pengubahan ini
terjadi dengan cara menurunkan
gelombang alpha dan
meningkatkan gelombang beta
serta tetha yang dapat dibuktikan
dengan penggunaan EEG (electro
encephalogram) (Syaukani, 2015).
e. Persiapan sebelum memijat
Ada baiknya sebelum melakukan
pemijatan, orang tua atau pemijat
harus memperhatikan hal-hal berikut
ini :
1) Tangan harus bersih dan dalam
keadaan hangat.
2) Kosongkan tangan dari segala
perhiasan agar tidak mengakibatkan
goresan pada kulit bayi, dan juga
pastikan kuku tidak dalam keadaan
panjang.
3) Persiapan ruangan agar terasa
hangat dan hindari ruangan yang
terasa pengap.
4) Pastikan perut bayi sudah terisi dan
tidak dalam keadaan kosong.
5) Sediakan waktu untuk tidak
diganggu mimal selama 15 menit
guna melakukan seluruh tahap-
tahap pemijatan.
6) Duduklah pada posisi nyaman dan
tenang.
6. 6
7) Baringkanlah
permukaan kain
dan bersih.
bayi diatas
yang rata, lembut,
8) Siapkanlah handuk, popok, baju
ganti dan minyak bayi (baby oil
atau lotion).
9) Mintalah izin pada bayi sebelum
melakukan pemijatan dengan cara
membelai wajah dan kepala bayi
sambil mengajaknya bicara
(Syaukani 2015).
f. Teknik memijat bayi
Seperti keterangan sebelumnya,
pemijatan bayi memiliki mekanisme
tersendiri.
Pada dasarnya pijat bayi memiliki
urutan sebagai berikut ini :
1) Pijatan pada kaki
Ada beberapa teknik pijatan yang
dapat dipraktekan dalam memijat
kaki bayi, di antaranya:
Gambar 1 :Pijatan pada kaki
2) Pijatan pada perut
Pemijatan pada perut harus
dilakukan dengan ekstra hati-hati,
apalagi bagi orang tua yang baru
punya anak dan baru
mempraktekan pijatan pada
bayi.Gerakan pijatan yang bisa
dilakukan pada perut bayi yaitu
gerakakan mengayuh sepeda
dengan melakukan gerakan
memijat pada perut bayi seperti
mengayuh sepeda, dimulai dari
a) Perahan
susu)
(seperti memerah bagian atas kebawah perut,
gerakan ini dilakukan secara
Pertama kali, peganglah kaki bayi
pada pangkal paha, seperti
bergantian dengan tangan kanan
dan kiri.Pijatan pada perut dapat
memegang
olah raga
pemukul pada
softball, kemudian
dilihat pada Gambar 2.
gerakan tangan ke bawah
secara bergantian, seperti
memerah susu.
b) Peras dan putar
Pegang kaki bayi pada
pangkal paha dengan kedua
tangan secara bersamaan,
kemudian peras dan putar Gambar 2 : Pijatan pada perut
kaki bayi dengan lembut 3) Pijatan pada tangan
dimulai dari pangkal paha Ada beberapa gerakan yang bisa
kearah mata kaki perlahan.
c) Pijatan pada telapak kaki
Urutlah telapak kaki bayi
dengan kedua ibu jari secara
bergantian dan perlahan yang
diawali dengan memijat tumit
dilakukan pemijatan pada tangan
bayi, diantaranya sebagai berikut :
a) Pijatan pada ketiak
Buatlah gerakan memijat pada
daerah ketiak dari atas
kebawah.
kaki menuju jari-jari b) Peras dan putar
diseluruh telapak kaki.Pijatan Peras dan putarlah lengan bayi
pada kaki
Gambar 1.
dapat dilihat pada dengan lembut mulai dari
pundak kepergelangan tangan.
c) Membuka tangan
7. Pijat telapak tangan dengan
kedua ibu jari dari pergelangan
tangan kearah jari-jari. Pijatan
pada tangan dapat dilihat pada
Gambar 3.
Gambar 4 : Pijatan pada
wajah
2. Peningkatan Berat Badan Bayi
Berat badan merupakan hasil
peningkatan atau penurunan semua
jaringan yang ada pada tubuh, antara lain
Gambar 3 : Pijatan pada
tulang, otot, lemak, cairan tubuh,
tangan
dll.Berat badan dipakai sebagai indikator
4) Pijatan daerah muka
Pijatan pada muka atau bayi akan
terbaik
keadaan
saat ini untuk mengetahui
gizi dan pertumbuhan
merelaksasi dan melemaskan otot-
otot wajah bayi, dan bayi akan
terlihat lebih ceriah.
a) Pijatan pada dahi
Pertama, letakan jari-jari kedua
bayi.Peningkatan berat badan bayi
merupakan perbandingan secara langsung
dapat dilihat dari hasil penimbangan
sebelumnya dibandingkan dengan
penimbangan anak terkini yang
tangan pada pertengahan dahi,
menunjukan peningkatan berat badan
lalu tekankan jari-jari dengan
lembut mulai dari tengah dahi
keluar kesamping kanan dan
kiri.
b) Pijatan pada alis
bayi yang signifikan.Pada bayi yang lahir
cukup bulan, berat badan waktu lahir
akan kembali pada hari ke – 10. Berat
badan akan kembali menjadi 2 kali lipat
berat lahir pada bayi umur 5 bulan,
menjadi 3 kali lipat berat lahir pada bayi
umur 5 bulan, menjadi 3 kali lipat berat
Letakan ke dua ibu jari di
lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4
antara kedua alis mata dengan
menggunakan kedua ibu jari
untuk memijat secara lembut
kali lipat berat badan lahir pada umur 2
tahun (Sugiharti,dkk, 2012).
Salah satu prosedur yang dapat
pada alis mata dan di atas
menggambarkan berat badan seseorang
kelopak mata, mulai dari
tengah ke sampingseolah
menyetrika alis.
c) Belakang telinga
yaitu dengan cara penimbangan berat
badan. Penimbangan merupakan salah
satu kegiatan utama program perbaikkan
gizi yang menitik beratkan pada
Dengan
ujung-ujung
tekanan
memepergunakan
jari, berikan
lembut pada
pencegahan dan peningkatan keadaan
gizi anak.Anak sehat bertambah umur
akan bertambah berat badannya dan
daerahbelakan telinga kanan
dan kiri(Syaukani, 2015).
persentase balita yang naik timbangannya
dapat menggambarkan tingkat kesehatan
Pijatan pada wajah dapat
balita di wilayah kerja.Penimbangan
dilihat pada Gambar 4.
berat badan bayi sangat penting karena
banyak fakta menunjukan pertumbuhan
bayi yang tidak normal.Menimbang berat
8. badan bayi merupakan salah satu upaya
yang harus dilakukan untuk mengetahui
pertumbuhan bayi sehingga diketahui
normal atau tidaknya pertumbuhannya.
Berikut ini prosedur dalam melakukan
penimbangan bayi yaitu:
a) Cuci tangan
penelitian eksperimental merupakan
penelitian dengan hasil yang mendekati
kebenaran (Nasir,2011).
Rancanganpenelitianpada penelitian
inidapat dilihatpada Gambar 6:
Pre Test Eksperimen Post
b) Jelaskan pada
keluarga tentang
tindakan yang akan
O1 X O2
O1’ O2’
dilaksanakan, sesuai tingkat
perkembangan dan kemampuan
keluarga dalam komunikasi.
c) Setel timbangan dengan penunjuk
pada angka nol.
d) Buka selimut bayi, lalu baringkan bayi
di atas timbangan, baca berat badan.
e) Rapikan bayi ke tempat semula.
f) Catat berat badan pada lembar
observasi.
g) Bereskan alat.
h) Cuci tangan (Rizema, 2012).
METODE PENELITIAN
Metode
penelitianyangdigunakanuntukpenelitiani
niadalahquasieksperimen (eksperimen
semu).Penelitian quasi eksperimen
(eksperimen semu) adalah desain penelitian
di mana peneliti melakukan
intervensi/perlakuan pada subjek
(Sulistyaningsih, 2011).
Tujuan Penelitian quasi eksperimen
(eksperimen semu) adalah untuk
memperoleh informasi yang merupakan
perkiraan bagi informasi yang dapat
diperoleh dengan eksperimen sebenarnya
(Setiadi, 2013).
Rancangan penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan non equivalen kontrol
group.Rancangan penelitian ini
digunakan untuk membandingkan hasil
intervensi program kesehatan di suatu
kontrol yang serupa, tetapi tidak perlu
kelompok yang benar-benar sama.
Penelitian yang menggunakan desain
Test
Kel. Perlakuan
Kel. Kontrol
Gambar 6: Rancangan Penelitian Quasi
Eksperimen
Keterangan kelompok eksperimen:
O1 = Pre-Test
X = Perlakuan O2
= Post-test Keterangan
kelompok kontrol: O1’
= Pre-Test
O2’ = Post-test (Sulistyaningsih,
2011).
Eksperimen ini dilakukan pada bayi
usia 1-3 bulan yang berada di wilayah kerja
Puskesmas Maligano yang telah memenuhi
kriteria inklusi dan ekslusi. Sampel dibagi
menjadi dua kelompok yaitu kelompok
intervensi dan kelompok kontrol.Kemudian
dilakukan pre-test pada seluruh sampel
(menimbang berat badan awal) dengan
menggunakan timbangan bayi yang sudah
terstandarisasi dan sudah digunakan untuk
menimbang berat badan bayi secara
berulang yang sebelumnya sudah ditera
(skala 0) untuk mendapatkan hasil yang
sama, selanjutnya kelompok intervensi
diberikan terapi pijat bayi sedangkan pada
kelompok kontrol tidak diberikan terapi
pijat bayi.Perlakuan berlangsung selama 10
hari terhitung dari saat pemberian terapi
pijat bayi pertama kali. Langkah akhir
9. adalah melakukan post test (penimbangan
berat badan akhir) dengan menggunakan
timbangan bayi yangsudah terstandarisasi
tehniktotal sampel dimana jumlah
populasi sama dengan jumlah sampel
dalam penelitian ini. Sampel penelitian
N
O
Variabel
Penelit ian
Definisi
Operasio nal
Kriteria Obyektif Instrumen
Penelitian
Skala
Ukur
1 Independen
Pijatbayi
Upaya yang
dilakukan oleh
Dipijat: bila bayi
diberikanpijat bayi
Lembar
observasi
Nominal
bidan melalui (intevensi)
pijatan pada Tidak dipijat:
bagian-bagian bilabayi tidak
tertentu tubuh diberikan pijat bayi
bayi untuk (kontrol)
meningkatkan
berat badan
2 Dependen Berat Meningkat: Berat Timbangan Rasio
Peningkatan badan bayi badan bayi meningkat bayi
Beratbadan setelah 20% setelah dilakukan
bayi dilakukan pemijatan selama 15
upaya menit/hari dalam
pemijatan. waktu 10 hari
Tidak meningkat:
Berat badan bayi
meningkat <20%
setelah dilakukan
pemijatan selama 15
menit/hari dalam
dan sudah digunakanuntukmenimbang
beratbadan ba
yisecaraberulangyang
sebelumnyasudahditera
(skala0)untukmend apat kanhasilyangsama,
kemudian dilihat dan dibandingkan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol
melalui uji statistik untuk melihat ada
tidaknya pengaruh pijat bayi terhadap
peningkatan berat badan bayi.
A. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini terbagi atas
populasi dan sampel.
Populasidalampenelitian
iniadalahseluruhba yiusia 1-3 bulan di
wilayah kerja Puskesmas Maligano
yang berjumlah 34 bayi.
1. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah
bayi yang berumur 1-3 bulan yang
tercatat di buku register Puskesmas
Maligano. Pengambilan sampel
dilakuakan dengan
menggunakan
10. ini memiliki kriteria inklusi dan kriteria
ekslusi.
B. Temp atPen elitian dan Waktu
Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah
kerja Puskesmas Maligano Kecamatan
Maligano Kabupaten Muna pada tanggal
17 – 29Julitahun 2016.
C. Identi fikasi Vari abel P eneliti
an
Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah peningkatan berat badanbayi,
sedangkan yang menjadi variabel
independennya adalah pijat bayi.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelitian
ini memiliki variabel penelitian independen
yaitu pijat bayi dan variabel dependen yaitu
peningkatan berat badan bayi. Definisi
operasional dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Defenisi Operasional
11. 10
10
E. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan pada
penelitian ini adalah timbangan bayi dan
lembar observasi.
F. Cara Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan menggunakan analisis
univariat dan analisis bivariat.
1. Analisis Univariat
Data yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data disajikan dalam
bentuk Tabel distribusi frequensi dan
diagram.Dalam penelitian ini dilakukan
analisis univariat secara deskriptif
sederhana berupa persentase. Rumus
yang digunakan adalah :
fP = X 100%
n
Keterangan:
f = Frequensi setiap kategori variabel
P = Persentase
n = Jumlah sampel
2. Analisis bivariat
Uji statistik dengan menggunakan
Microsoft excel dan Paired Testuntuk
menguji perbedaan dari data dependen
(sampel terikat).Taraf kesalahan atau
tingkat signifikasi (a) yang digunakan
adalah 0,05 dengan confidence interval
(CI) 95%. Adapun rumus yang digunakan
adalah :
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
a. Geografi
Kecamatan Maligano
merupakan salah satu Kecamatan
yang terdapat di Kabupaten Muna.
Batas Kecamatan Maligano yaitu
sebelah utara berbatasan dengan
Kabupaten Buton Utara, sebelah
timur berbatasan dengan Kabupaten
Buton Utara, sebelah selatan
berbatasan dengan Kecamatan
Batukara dan di sebelah barat
berbatasan dengan Selat Buton.
b. Demografi
1) Jumlah dan Laju pertumbuhan
penduduk
Sumber utama data
kependudukan adalah sensus
penduduk yang dilaksanakan
setiap sepuluh tahun sekali,
karena yang menjadi
pertimbangan penting
pemerintahan adalah sensus
penduduk.Penduduk merupakan
sarana pembangunan dalam
berbagai bidang utamannya
dibidang kesehatan dan bidang
pendidikan, karena penduduk
salah satu aset penting yang
dimiliki wilayah atau daerah.
Kecamatan Maligano merupan
daerah dengan kepadatan
penduduk yang cukup padat. Di
mana setiap desa hampir memiliki
perbandingan lurus antara luas
lahan yang dimiliki suatu desa
dengan jumlah penduduk yang
ada.
2) Luas Wilayah dan Kepadatan
Penduduk
Kepadatan penduduk
adalah banyaknya penduduk yang
dihitung setiap per
km
2
berdasarkan luas suatu tempat
atau wilayah yang di tinggali.
Kepadatan penduduk di
Kecamatan Maligano pada tahun
2014 yaitu 55 jiwadengan luas
wilayah 98,09 km
2
, artinya dalam
1km
2
ditinggali sebanyak 55 jiwa.
Desa Pohorua memiliki kepadatan
penduduk sebanyak 37
jiwa/km
2
dengan luas wilayah
17,32km
2
, Desa Lapolememiliki
luas wilayah 11,63km
2
dengan
kepadatan penduduk sekitar 79
12. Desa/kel
urahan
Puske
smas
Pu
stu
Poske
sdes
Pohorua - 1 1
Lapole - 1 1
Maligan
o
- -
Raimuna 1 1 1
Latompa - 1 1
Langkor
oni
- -
1Jumlah 4 4
No Desa/kelura
han
Dokte
r
Pera
wat
Bidan Gizi Kesling
1
Pohorua - - 2 - 1
2
Lapole - - 2 - -
3
Maligano 2 4 6 1 -
Raimuna
4
- 2 - 1
Latompa
5
- - 2 - -
6
Langkoroni - - 2 - -
Jumlah
- 4 16 1 2
11
11
jiwa/km
2
, Desa Maligano 76
jiwa/km
2
memiliki luas wilayah
16,77km
2
, Desa Raimuna dengan
luas wilayah 18,14km
2
memiliki
kepadatan penduduk 60 jiwa/km
2
,
Desa Latompa memiliki luas
wilayah 10,82km
2
dengan
kepadatan 75 Jiwa/km
2
, dan Desa
Langkoroni memiliki luas wilayah
yang paling luas dibandingkan
dengan desa lain yaitu dengan
luas area 23,41km
2
namun dengan
kepadatan penduduk terendah
yaitu sebanyak 29 jiwa/km
2
.
3) Jenis Kelamin
Penduduk laki-laki di
Kecamatan Maligano berjumlah
2.697 jiwa dan jumlah penduduk
perempuan yaitu 2.747 jiwa.Desa
Pohorua memiliki 321 jiwa
penduduk laki-laki dan 324 jiwa
penduduk perempuan dengan
jumlah rumah tangga 135. Desa
Lapole memiliki 429 jiwa
penduduk laki-laki dan 492 jiwa
penduduk perempuan dengan
jumlah rumah tangga 191.Desa
Maligano memiliki 616 jiwa
penduduk laki-laki dan 665 jiwa
penduduk perempuan dengan
jumlah rumah tangga 273.Desa
Raimuna memiliki 558 jiwa
penduduk laki-laki dan 540 jiwa
penduduk perempuan dengan
jumlah rumah tangga 248.Desa
Latompa memiliki 415 jiwa
penduduk laki-laki dan 393 jiwa
penduduk perempuan dengan
jumlah rumah tangga 173. Desa
Langkoroni memiliki 358 jiwa
penduduk laki-laki dan 333 jiwa
penduduk perempuan dengan
jumlah rumah tangga 152.
Seluruh Desa memiliki rata-rata
penduduk rumah tangga yang
sama yaitu sekitar 4 orang
penduduk per rumah tangga
(Badan Pusat Statistik Kabupaten
Muna, 2015).
4) Fasilitas dan Tenaga Kesehatan
serta Pelayanan Posyandu
Kecamatan Maligano
memiliki fasilitas pelayanan
kesehatan dan tenaga keseahatan
yang tersebar di beberapa desa di
Kecamatan Maligano yang dapat
dilihat pada Tabel 3 dan tabel
Tabel 4.
Tabel 3. Jumlah Sarana Kesehatan Menurut
Desa/KelurahanTahun 2014
N
o
1
2
3
4
5
6
Dari Tabel 3 dapat dilihat
bahwa di Kecamatan Maligano
memiliki satu puskesmas yang
terletak di Desa Raimuna dan
puskesmas pembantu yang juga
menjadi poskesdes terdapat di
Desa Pohorua, Desa Lapole, Desa
Raimuna, dan Desa Latompa.
Tabel 4. Jumlah Tenaga Kesehatan
Menurut Desa/Kelurahan Tahun 2014
13. 12
12
Dari Tabel 4 menunjukan
bahwa di Kecamatan Maligano
memiliki 16 bidan yang tersebar di
setiap desa di wilah kerja Puskesmas
Maligano Kecamatan Maligano.
2. Karakteristik Responden
a. Umur responden
25
21
20
15 13
10
5
0
Karakterisitik responden
berdasarkan umur di Kecamatan
Maligano, dapat dilihat pada gambar
distribusi umur berikut.
Laki-Laki Perempuan
Sumber : Data primer 17 -19Juli 2016
Gambar 8. Grafik Karakteristik
Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin di Wilayah
Kerja Puskesmas Maligano
13 7
14
1
Bula
n
Kecamatan Maligano Tahun
2016.
Berdasarkan Gambar 8.
Responden terbanyak dalam penelitian
Sumber : Data primer 17 -19Juli 2016
Gambar 7. Grafik Karakteristik
Responden Berdasarkan
ini, berjenis kelamin laki-laki yaitu
berjumlah 21 responden sedangkan
sisanya, responden berjenis kelamin
Umur di Wilayah Kerja perempuan berjumlah 13 responden.
Puskesmas Maligano
Kecamatan Maligano
Tahun 2016.
Berdasarkan Gambar 7,
dketahui responden terbanyak berumur
2 bulan yaitu 14 responden (41%), c. Asupan nutrisi responden
selanjutnya berumur 3 bulan sebanyak
13 bayi (38%) dan sisanya, responden
berusia 1 bulan yaitu 7 responden atau
sekitar 21%. Umur bayi dihitung
berdasarkan tanggal lahir bayi sampai
Karakterisitik responden
berdasarkan asupan nutrisi di
Kecamatan Maligano, dapat dilihat
pada gambar berikut.
hari pengambilan data awal bayi baik
secara sekunder maupun primer.
b. Jenis kelamin responden
20
14 17
3
0
ASI
Karakterisitik responden
berdasarkan jenis kelamin di
Kecamatan Maligano, dapat dilihat
pada gambar distribusi berikut.
ASI+PASI PASI
Sumber : Data primer 17-19 Juli 2016
Gambar 9. Grafik Karakteristik
Responden Berdasarkan
Asupan Nutrisi di Wilayah
Kerja Puskesmas Maligano
Kecamatan Maligano Tahun
2016.
14. Bayi
Pemberian
Pijat Bayi
Peningkatan Berat
Badan bayi
(gram)
Nilai T
Sebelum Sesudah hitung Ta
bel
17 Ya 95.500 102.350
6,610
2,0
345
17 Tidak 91.950 94.800
9
Berdasarkan Gambar 9 diketahui
bahwa rata-rata bayi masih diberikan
Wilayah Kerja Puskesmas Maligano
Kecamatan Maligano Kabupaten Muna
ASI namun juga
tambahan (PASI)
diberikan makanan
berupa pisang dan
Tahun 2016
sun yaitu sejumlah 17 bayi. Dan
sisanya sebanyak 14 bayi masih diberi
ASI saja dan 3 bayi sudah tidak diberi
Peningkata
n Berat
Badan
Frekuens
i
Persentas Ke
i (%) t
ASI dan asupan
menggunakan PASI.
nutrisinya hanya Ya
30 88
2 6
d. Tempat tinggal responden menurut
desa
Karakterisitik responden
berdasarkan tempat tinggal
Tidak
Tetap
2 6
Jumlah (n)
34 100
berdasarkan desa di Kecamatan Sumber: Data Primer 1 - 16 Juli 2016
Maligano, dapat dilihat pada gambar
berikut.
Berdasarkan Tabel 5, responden
yang mengalami peningkatan berat
badan sebanyak 30 orang (88%) yang
terdiri dari 16 bayi intervensi dan 14
bayi kontrol. Responden yang tidak10
3 5 6
8
5 4
mengalami peningkatan berat badan
0 sebanyak 2 orang (6%) dari kelompok
kontrol dan sisanya 2 bayi (2%) tidak
Sumber : Data primer 17-19 Juli 2016
Gambar 10. Grafik Karakteristik
Responden Berdasarkan
mengalami peningkatan ataupun
penurunan berat badan ( berat badan
tetap).
f. Analisis bivariat
1) Pemberian Pijat Bayi Terhadap
Peningkatan berat badan bayi
Analisis pengaruh pijat bayi
Tempat Tinggal Menurut terhadap peningkatan berat badan
Desa di Wilayah Kerja bayi dapat dilihat berdasarkan hasil
Puskesmas Maligano
Kecamatan Maligano Tahun
2016.
Berdasarkan Gambar 10, menunjukan
perhitungan pada Tabel 6.
Tabel 6.Pengaruh Pijat Bayi Terhadap
Peningkatan Berat Badan Bayi
di Wilayah Kerja Puskesmas Maligano
bahwa responden terbanyak dalam Kecamatan Maligano
penelitian ini bertempat tinggal di
Desa Latompa dan Desa Raimuna.
e. Analisis univariat
Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Peningkatan Berat Badan
di Wilayah Kerja Puskesmas Maligano
Kecamatan Maligano Kabupaten
Kabupaten Muna Tahun 2016
Munatahun 2016
Tabel 5.
dapat dilihat pada
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Responden
Berdasarkan Peningkatan Berat Badan di
15. jugaakan meningkat yang dapat secara
langsung meningkatkan berat badan
Tabel 6 menunjukan bahwa dari 34
orang responden yang terbagi dalam
kelompok intervensi yakni yang
diberikanpijat bayi dan kelompok kontrol
yang tidak diberikan pijat bayi,terdapat 30
responden yang mengalami peningkatan
berat badan (88%) yang terdiri dari 16 bayi
intervensi dan 14 bayi kontrol. Responden
yang tidak mengalami peningkatan berat
badan sebanyak 4 orang (12%) 3 bayi dari
kelompok kontrol dan 1 bayi dari
kelompok intervensi.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
menggunakan paired t test didapatkan t =
6,610. Oleh karena t hitung (6,610) > t
tabel (2,0345) maka H0 ditolak dan Ha
diterima, hal ini menunjukan ada pengaruh
pijat bayi terhadap peningkatan berat
badan bayi di wilayah kerja Puskesmas
Maligano Kecamatan Maligano periode
Juli 2016.
B. Pembahasan Dari
hasilpenelitiandatademografirespondendida
patrata-rataberatbadan
respondensebelumdansesudah
dipijatdidapatrata-
rataberatbadansebelumdipijatpadakelompo
k intervensi adalah5.594gr
danmenagalamipeningkatanberatbadan
setelah dipijatdengan rata-
rata6.021grdengan standardeviasi519.46,
sedangkan pada kelompok kontrol rata-
rata berat badan sebelum dipijat
adalah5.409grdansetelahdipijatmengalami
peningkatanberatbadanrata-
rata5.576grdenganstandardeviasi243,34.
Berdasarkan
hasilujistatistikt-
dependentdiperolehhasilbahwa
adaperbedaanyangsignifikan
padapeningkatanberatbadanbayi
sebelumdan sesudahdilakukanpemijatan
pada kelompok intervensidan
kelompokkontrol. Data yang diperoleh
pada tabel 5 yang menunjukan bahwa
responden yang terbagi dalam kelompok
eksperimen yakni yang diberikan pijat bayi
terdapat 30 responden yang mengalami
peningkatan berat badan (88%) yang terdiri
dari 16 bayi intervensi dan 14 bayi kontrol.
Responden yang tidak mengalami
peningkatan berat badan sebanyak 4 orang
(12%) 3 bayi dari kelompok kontrol dan 1
bayi dari kelompok intervensi.
Secara rinci peningkatan berat
badan bayi ditunjukan pada Tabel 10.
Berdasarkan hasil uji statistik dengan
menggunakan paired t test didapatkan t =
6,610. Oleh karena t hitung (6,610) > t
tabel (2,0345) maka H0 ditolak dan Ha
diterima, hal ini menunjukan ada pengaruh
pijat bayi terhadap peningkatan berat
badan bayi di wilayah kerja Puskesmas
Maligano Kecamatan Maligano periode
Juli 2016.
Peningkatan berat badan bayi
tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh
pemberian pijat bayi yang diberikan secara
kontiniu. Pada dasarnya bayi yang dipijat
akan mengalami peningkatan kadar enzim
penyerapan dan insulin sehingga penyerapan
terhadap sari makanan pun menjadi lebih
baik. Hasilnya, bayi menjadi cepat lapar dan
karena itu lebih sering menyusu sehingga
meningkatkan produksi ASI (Suparyanto
2011). Pemijatan juga meningkatkan
mekanisme penyerapan makanan oleh
nervusvagus sehingga nafsu makan bayi
bayi(Syaukani, 2015).
Berdasarkan pengamatan secara
kualitatif, diketahui bahwa faktor-faktor
perancu seperti asupan nutrisi yang
didapatkan oleh responden penelitian ini
juga memberi pengaruh yang cukup
bermakna baik pada kelompok eksperimen
maupun pada kelompok kontrol.
Dari Tabel 6 menunjukan bahwa
responden yang terbagi dalam kelompok
eksperimen yakni yang diberikan pijat bayi
terdapat 30 responden yang mengalami
peningkatan berat badan (88%) yang terdiri
16. dari 16 bayi intervensi dan 14 bayi kontrol.
Responden yang tidak mengalami
peningkatan berat badan sebanyak 4 orang
(12%) 3 bayi dari kelompok kontrol dan 1
bayi dari kelompok intervensi.Dari 16 bayi
intervesi yang mengalami peningkatan
berat badan diketahui rata-rata bayi
tersebut mendapatkan asupan nutrisi
berupa ASI dan 4 responden yang tidak
mengalami peningkatan berat badan bayi
mendapatkan asupan nutrisi berupa PASI
dan sebagian mendapatkan ASI namun
juga telah diberikan PASI. Hal ini tentunya
berpengaruh terhadap sistem pencernaan
bayi yang belum mampu mencerna dengan
baik nutrisi berupa makanan pendamping
ASI yang tidak sesuai dengan kebutuhan
nutrisi bayi sehingga pertumbuhan bayi
tidak menjadi optimal.
Seperti yang sudah dijelaskan
bahwa terdapat beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi penigkatan berat badan pada
bayi diantaranya adalah pengetahuan ibu
mengenai gizi, status kesehatan, psikologi
bayi, serta faktor pribadi dan kesukaan
belum dapat disingkirkan sebagai faktor
perancu penelitian ini. Status sosial ekonomi
dan budaya pangan mempunyai tanggung
jawab yang cukup besar terhadap status
kesehatan bayi. Namun, secara khusus
penelitian ini membuktikan bahwa
pemberian pijat bayi dapat membantu
mengoptimalkan pertumbuhan bayi dengan
peningkatan berat badan bayi.
KESIMPULANDAN SARAN
A.Kesimpu lan
Berdasarkan hasiluji statistik dapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh pijat bayi
terhadap peningkatan berat badan bayi di
wilayah kerja Puskesmas Maligano
Kecamatan Maligano periode Juli 2016.
B.Saran
Berdasarkan hasil penelitian,
pembahasan serta kesimpulan yang telah
diuraikan maka diharapkan bidan sebagai
petugas kesehatan perlu lebih memahami
tentang manfaat pijat bayi terhadap
pertumbuhan dan perkembangan bayi.
Konseling yang baik pada ibu menjadi
faktor pendukung yang penting serta
memberikan contoh cara memijat bayi yang
baik dan benar.
Bagi ibu bayi dapat mengetahui
manfaat pemberian pijat bayi dan
menerapkannya dirumah sehingga dapat
meningkatkan status kesehatan bagi bayinya
yang tentunya perlu ditunjang dengan
pemberian nutrisi yang seimbang.
Pemerintah sebagai penentu dan
pengambil kebijakan kiranya penelitian ini
dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
penentuan kebijakan selanjutnya terkait
pemberian stimulasi bayi melalui pijat bayi
yang sangat berperan penting dalam
mengoptimalkan pertumbuhan dan
perkembangan bayi sehingga berpengaruh
terhadap menurunnya Angka Kematian Bayi
di Indonesia sesui harapan pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA
Anonime, (2011) Perbedaan Ciri Bayi Yang
Sehat Dan Yang Sakit. Diakses pada
tanggal 25 Juni 2016
Anonime, (2015).Cara Membaca Kartu
Menuju Sehat (KMS). Diakses pada
tanggal 15 Juli 2016.
Asmar, (2012) Pengaruh Pijat Bayi Berat
Lahir Rendah Terhadap Kenaikan
Berat Badan Di Rsud Panembahan
Senopati Bantul Tahun 2012.
Diakses pada tanggal 15 Juli 2016
Badan Pusat Statistik(2015)Statistik
Sulawesi Tenggara.
Badan Pusat Statisitik Kabupaten Muna
(2015) Kecamatan Maligano Dalam Angka.
17. Sugiharti Nining, Yuliati Alie
(2012).Pengaruh Pemijatan pada
Depkes (Departemen Kesehatan),
(2009)Hubungan Frekuensi Baby
Spa dengan Perkembangan pada
Bayi Usia 4-6 Bulan di Klinik Baby
Spa Ananda Kecamatan Ambarawa
Kabupaten Semarang. Diakses pada
tanggal 25 juni 2016
Depkes (Departemen
Kesehatan),(2012)Angka
Kematian Bayi (AKB) atau
Infant Mortality Rate .Diakses
pada tanggal 25 juni 2015
Destyna, (2015) Efektifitas Pijat Bayi
Terhadap Peningkatan Berat Badan
Bayi Premature di Ruang
Perinatologi Rumah Sakit Imelda
Medan. Diakses tanggal 23 Mei 2016
Halimatusakdiyah lubis, (2015) Makalah
Tentang Pentingnya Penimbangan
Berat Badan Bayi/Balita.Diakses
pada tanggal 25 juni 2016
Kartini, (2014)Pijat Bayi. Diakses pada
tanggal 25 Juni 2016
Maryunani Anik, (2010) Ilmu Kesehatan
Anak Dalam Kebidanan. Jakarta,
CV. Trans Info Media.
Muslihatun Wafi Nur, (2011) Asuhan
Neonatus Bayi dan Balita.
yogyakarta, Fitramaya.
Nasir, (2011) Buku Ajar Metodologi
Kesehatan: Konsep Pembuatan
Karya Tulis dan Thesis untuk
Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta,
Nuha Medika.
NurfajranSetiawan Riska, (2015) Makalah
SKDN (Status Gizi Balita ).Diakses
pada tanggal 15 Juli 2016
Profil kesehatan indonesia, (2014) Tren
Angka Kematian Neonatal, Bayi, dan
Balita. Diakses pada tanggal 18 Juli
2016
Rizema Putra Sitiava, (2012) Asuhan
Neonates Bayi an Balita Untuk
Keperaatan Dan Kebidanan.
Jogjakarta, D-Medika.
Salma, (2014) Majalah Kesehatan Pijat
Bayi. Diakses pada tangal 25 Mei 2016
Setiadi, (2013) Riset dan Penelitian
Keperawatan.Jakarta, fitramaya
Sulung, Neila, Chania Dini Gayatri Ajeng,
(2014) Efektivitas Massage Baby
Terhadap Peningkatan Berat Badan
Bayi Usia 3-4 Bulan di BPS bunda
Kecamatan Mandiangin Koto
Selayan Bukittinggi Tahun 2014.
Diakses pada tanggal 25 Mei 2016
Sutrianto Eko, (2014) Bayi Prematur Dipijat
Saat Kondisi Stabil. Diakses pada
tanggal 15 Juli 2016
Bayi Usia 4-6 Bulan terhadap
Peningkatan Berat Badan di Desa
Pundong Kecamatan Diwek
Kabupaten Jombang. Diakses pada
tanggal 29 Mei 2016
Sulistyaningsih, (2011) Metodologi
Penelitian Kebidanan Kuantitatif-Kualitatif.
Yogyakarta, Graha Ilmu.
Suparyanto, (2011) Pijat Bayi. Diakses pada
tanggal 15 Juli 2016.
Syaukani Aulia, (2015) Petunjuk Praktis
Pijat, Senam, dan Yoga Sehat untuk
Bayi agar Tumbuh Kembang
Maksimal . Yogyakarta, Araska.
United Nation Information Centre, (2015)
Sekitar 1,8 Juta Kematian Bayi Yang
Baru Lahir Tahun Di Asia Tenggara
Dapat Dicegah – Badan Kesehatan
Pbb. Diakses pada tanggal 15 Juni
2016