Hubungan lama menjalani hemodialisis dengan tingkat kecemasan pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisis reguler di RSUD Kabupaten Lombok Utara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara lama terapi hemodialisis dengan tingkat kecemasan pasien dan diharapkan dapat memberikan informasi tentang penanganan kecemasan pada pasien hemodialisis.
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Hubungan Lama HD dan Kecemasan
1. PROPOSAL
Hubungan Lama Menjalani Hemodialisis Dengan
Tingkat Kecemasan Pada Pasien Penyakit Ginjal
Kronis dengan Hemodialisis Reguler
di RSUD Kabupaten Lombok Utara
Tahun 2022
September 8, 20xx
2. PENDAHULUAN
• Penyakit Ginjal Kronis (PGK) merupakan masalah kesehatan yang kejadiannya
terus meningkat, PGK menimbulkan morbiditas dan mortalitas yang tinggi
sehingga memberikan dampak yang cukup besar.
• Menurut World Health Organization (WHO) sekitar 500 juta orang di dunia
menderita PGK dan 1,5 juta diantaranya bergantung pada hemodialisis seumur
hidup. Insiden PGK, diperkirakan sekitar 10-16% orang dewasa di seluruh dunia
(WHO, 2011).Tahun 2018 prevalensi PGK di Indonesia sebesar 0,38%, prevalensi
tertinggi di Kalimantan Utara sebesar 0,6%, diikuti Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Sulawesi Tenggara, dan Gorontalo sebesar 0,52% menempati posisi kedua.
Sedangkan prevalensi terendah di Sulawesi Barat sebesar 0,18%, Berdasarkan
data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (Riskesdas, 2018).
• Terapi Pengganti ginjal : Transplantasi ginjal, Hemodialisa dan CAPD
1.1 LATAR BELAKANG
3. Lanjut…
• Pasien PGK yang menjalani hemodialisis akan sering mengalami
kecemasan.
• Penurunan kualitas hidup juga terlihat jelas pada kelompok pasien
yang telah menjalani hemodialisis dalam waktu yang lama.
• Berdasarkan hasil survey awal yang telah dilakukan, Unit
Hemodialisis RSUD Kabupaten Lombok Utara melayani lebih dari
51 pasien setiap bulannya.
• Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk menilai seberapa
besar hubungan mengenai tingkat kecemasan pada penderita PGK
setelah menjalani hemodialisis reguler di RSUD Lombok Utara.
4. 1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas ,maka rumusan masalah
pada penelitian ini : “ Bagaimana hubungan tingkat kecemasan dengan lama
terapi hemodialisis pasien penyakit ginjal kronis yang menjalani perawatan di
RSUD Lombok Utara ? ”.
5. 1.3 TUJUAN PENELITI
1. Tujuan Umum
Mengetahui hubungan lama hemodialisis dengan tingkat kecemasan
pasien penyakit ginjal kronis dengan Hemodialisis Regular di RSUD
Lombok Utara Tahun 2022.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui lama terapi pasien hemodialisis terhadap Penyakit Ginjal Kronis
( PGK ) di RSUD Kabupaten Lombok UtaraTahun 2022.
Diharapkan dapat mengidentifikasi jumlah pasien hemodialisis di Rumah
Sakit Umum Daerah Lombok Utara tahun 2022.
Mengidentifikasi peningkatan kecemasan pada pasien Penyakit Ginjal
Kronis (PGK) yang menjalani terapi hemodialisis di RSUD Kabupaten
Lombok Utara Tahun 2022.
6. 4. Manfaat Penelitian
1. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan informasi bagi Masyarakat tentang hubungan
lama hemodialisis dengan kecemasan pada pasien penyakit ginjal kronis (
PGK ) yang menjalani hemodialisis di RSUD Kabupaten Lombok Utara.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
ini diharapkan memberi informasi berupa manfaat untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan seperti KIE bagi pasien penyakit ginjal kronis yang
menjalani hemodialisis regular agar pasien merasa nyaman dan tidak cemas.
3. Bagi instansi Pendidikan
Dapat memberikan data tambahan bagi teori tentang hubungan lama
hemodialisis dengan kecemasan pada pasien hemodialisis reguler
Sebagai sumber refrensi tambahan untuk penelitian selanjutnya dan
menambah sumber bacaan bagi mahasiswa.
7. TINJAUAN PUSTAKA
1. PENYAKIT GINJAL KRONIK
Penyakit Ginjal Kronis (PGK) merupakan suatu proses patofisiologi dengan
etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang
progresif, dan pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal.
BAB II
Derajat LFG (ml/menit/1,73m2) Rencana tatalaksana
1 ≥ 90 Terapi penyakit dasar, kondisi komorbid,
evaluasi pemburukan (progression) fungsi
ginjal, memperkecil resiko kardiovaskuler.
2 60 – 89 Menghambat pemburukan (progression)
fungsi ginjal.
3 30 – 59 Evaluasi dan terapi komplikasi.
4 15 – 29 Persiapan untuk terapi pengganti ginjal,
5 < 15 atau dialysis Terapi pengganti ginjal.
8. 2. Hemodialysis
Hemodialisis dilakukan dengan mengalirkan darah dalam
suatu tabung ginjal buatan yang terdiri dari dua komponen
yang terpisah. Darah pasien dipompa dan dialirkan ke
kompartemen darah yang dibatasi oleh selaput semipermiabel
buatan (artifisial) dengan kompartemen dialisat.
Pasien melakukan hemodialisis di unit hemodialisis 2-3 kali per
minggu dengan periode waktu 3-5 jam setiap periode, yang
bertujuan untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme protein dan
mengoreksi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit.
(Septiwi, C. 2010).
9. 3.Kecemasan
Kecemasan merupakan respon adaptif tubuh yang memiliki life
saving qualities, mengingatkan akan adanya cedera pada tubuh,
nyeri, ketidak berdayaan, kemungkinan hukuman, atau frustasi dari
kebutuhan sosial atau tubuh, perpisahan dari orang yang dicintai,
gangguan pada keberhasilan atau status seseorang, dan akhirnya
ancaman pada kesatuan dan keutuhan seseorang.
Klsifikasi Tingkat Kecemasan :
a. Kecemasan Ringan
b. Kecemasan Sedang
c. Kecemsan Berat
d. Panik
10. Hubungan Lama Menjalani Hemodialisis
Dengan Kecemasan Pasien HD Reguler
Hemodialisis merupakan terapi pengganti ginjal yang dilakukan 2-3 kali
seminggu dengan lama waktu 4-5 jam, yang bertujuan untuk
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme protein dan mengoreksi gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit. Proses terapi hemodialisis yang
membutuhkan waktu selama 5 jam, umumnya akan menimbulkan stres
fisik pada pasien setelah hemodialisis.
Pasien akan merasakan kelelahan, sakit kepala dan keluar keringat
dingin akibat tekanan darah yang menurun, sehubungan dengan efek
hemodialisis. Ketergantungan pasien terhadap mesin hemodialisis
seumur hidup, perubahan peran, kehilangan pekerjaan dan pendapatan,
merupakan stressor yang dapat menimbulkan kecemasan hingga depresi
pada pasien hemodialisis dengan prevalensi 15%-69% (Septiwi, 2013).
11. Kerangka Teori
Keterangan.
: Tidak Diteliti
: Diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Teori
Faktor Internal
- Penyakit yang diderita
- Ketergantungan dengan alat
- Obat-Obatan
- Komplikasi penyakit lain
- Frustasi / Emosional
- Faktor Lingkungan
- Faktor Sosial Ekonomi
- Faktor Keluarga
- Gaya Hidup
- Kehilangan Pekerjaan
Faktor Eksternal
Kecemasan
Aktifnya sistem Saraf
Otonom
STRES
Meningkatnya Kortisol yang
Mengaktifkan Amigdala
Variabel Independen :
Hemodialisis ( HD )
Variabel Dependen :
Tingkat Kecemasan
Kerangka Konsep
Hipotesis Penelitian
“Terdapat hubungan lama hemodialisis dengan tingkat kecemasan pada pasien HD regular di
RSUD Lombok Utara “.
12. BAB III
1. Jenis dan Rancangan Penelitian
o Penelitian tentang “ hubungan Lama Hemodialisis dengan Tingkat
Kecemasan Pada Pasien Hemodialisis Reguler di RSUD Kabupaten
Lombok Utara Tahun 2022 ”. Jenis penelitian yang digunakan pada
penelitian ini adalah jenis penelitian observasi korelasional dengan
pendekatan Cross sectional yaitu suatu penelitian dimana mengkaji
hubungan antar variabel untuk menjelaskan suatu hubungan,
memperkirakan dan menguji berdasarkan teori yang ada pada waktu
yang sama (Nursalam, 2013).
1. Waktu dan tempat penelitian
o Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Desember 2022. Tempat
penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lombok Utara dan Pemeriksaan sampel akan dilaksanakan di unit
Hemodialisa Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Lombok Utara.
METODE PENELITIAN
13. Populasi
• Populasi penelitian adalah semua pasien penyakit ginjal kronis yang
menjalani hemodialisis di tahun 2022. Berdasarkan data yang tertulis di
buku register pasien di bangsal hemodialisis Rumah Sakit Umum
Daerah Kabupaten Lombok Utara Tahun 2022 terdapat 51 pasien.
Sample
• Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total
sampling. Total sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana
jumlah sampel sama dengan populasi. Alasan mengambil total
sampling karena menurut jumlah populasi yang kurang dari 100 dan
seluruh populasi dijadikan sampel penelitian semuanya (Sugiyono,
2017).
14. Variabel Penelitian
Varibael Bebas
Variabel bebas memengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variable
terikat (Sugiyono, 2013). Variabel bebas yang digunakan meliputi lama Hemodialisis ( HD ).
Variabel Terikat
Variabel terikat merupakan variable yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas (Sugiyono, 2013). Variabel terikat yang digunakan meliputi Tingkat Kecemasan
pada pasien Hemodialisis.
1. Lembar observasi
2. Pengukuran tingkat kecemasan menggunakan lembar
kuisioner HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale)
3. Penggunaan alat-alat tulis untuk mencatat hasil penelitian.
Instrumen Penelitian
( Alat dan Bahan