Dokumen tersebut membahas tentang sifat-sifat kayu secara umum, penampang kayu, dan berbagai jenis sambungan kayu yang digunakan pada konstruksi bangunan, perabotan, dan produk lainnya."
3. SIFAT KAYU
Sifat UMUM
• Hygroskopis
Sifat kayu menyerap air dan melepaskan air,kelembaban
Sifat ini berhubungan dengan wujud kayu (mengembang dan
menyusut).
kelembaban Berat kayu
4. SIFAT KAYU
Anisotropis
Sifat serat yang berlainan
menurut arah sumbu
Sumbu longitudinal (sejajar
serat-serat)
Sumbu tangensial (garis
singgung gelang-gelang
pertumbuhan)
Sumbu radial (tegak lurus
pada gelang-
gelang/lingkaran
pertumbuhan)
5. SIFAT KAYU
Mudah Terbakar
Bila dibandingkan dengan bahan lain (baja), maka kayu itu mudah terbakar
Akustik
Kemampuan untuk meneruskan suara dan meredam suara
Resonansi
Kemampuan untuk bergetar bersamaan dengan gelombang suara
6. SIFAT KAYU
Fisik
• Berat Jenis (kerapatan dan kepadatan kayu)
Perbandingan berat kayu jika dikeringkan oven dengan volume (isi) kayu
Kepadatan kayu mempengaruhi kekuatan kayu. Kepadatan kayu tergantung dari
banyaknya dinding sel pada tiap satuan isi. Makin banyak selnya, dinding selnya banyak
sehingga kepadatannya tinggi maka kekuatannya juga tinggi
• Kadar Air
Kayu sebagai bahan bangunan dapat mengikat air dan juga dapat melepaskan air yag
dikandungnya. Keadaan ini tergantung pada kelembaman suhu udara disekililingnya
dimana kayu itu berada.
7. SIFAT KAYU
FISIK
• Pengerutan Dan Pengembangan
Suatu keadaan perubahan bentuk yang dialami kayu, yang disebabkan
oleh tegangan-tegangan dalam sebagai akibat dari berkurangnya atau
bertambahnya kadar air kayu. Pengerutan terjadi karena dinding – dinding
maupun isi sel kayu kehilangan sebagian besar kadar airnya, inipun terjadi
pada serat – seratnya begitu pula sebaliknya.
8. SIFAT KAYU
SIFAT MEKANIS
• Kuat tarik,
yaitu kekuatan kayu untuk menahan gaya-gaya yang berusaha menarik
kayu itu. Kuat tarik kayu sejajar serat lebih besar dibandingkan kuat tarik
tegak lurus serat.
9. SIFAT KAYU
• Kuat tekan,
yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban tekan. Kuat tekan sejajar
serat biasanya lebih besar dari kuat tekan tegak lurus serat.
10. SIFAT KAYU
• Kuat geser,
yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban geser. Kuat geser sejajar
serat biasanya lebih kecil dari kuat geser tegak lurus serat.
11. SIFAT KAYU
Sifat Mekanis
• Kuat Lentur,
yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban lentur.
• Kuat belah, yaitu kemampuan kayu dalam menahan beban yang
berusaha membelah kayu.
12. JENIS UKURAN KAYU
1. RENG : 2/3, ¾
2. KASO ATAU USUK : 4/6, 5/7
3. BALOK : 6/12, 6/10, 8/12, 10/10, 15/15
4. PAPAN : 2/15, 2/20, 3/25, 3/30, 4/40
Karena keterbatasan panjang kayu yang ada dipasaran, maka untuk suatu
konstruksi kayu yang panjang diperlukan adanya sambungan kayu.
13. SAMBUNGAN KAYU
Pengertian sambungan kayu
adalah dua batang kayu atau lebih yang saling disambungkan satu sama lain sehingga menjadi satu batang kayu yang panjang.
Pengertian hubungan kayu
adalah dua batang kayu atau lebih yang saling dihubungkan satu sama lain pada satu titik tertentu sehingga menjadi satu bagian
konstruksi.
Perlu diperhatikan juga syarat-syarat hubungan kayu, antara lain :
Dibuat sesederhana mungkin tapi kokoh, hindari menakik kayu yang dalam, perhatikan penempatan sambungan, harus tahan
terhadap gaya yang bekerja padanya, konstruksi sambungan dibuat yang pas, jangan menggunakan kayu yang cacat. Maka dari itu
diperlukan sambungan dan hubungan terhadap kayu tersebut.
14. MACAM SAMBUNGAN KAYU
Pada prinsipnya sambungan kayu dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu :
1. Sambungan Kayu Arah Memanjang.
Sambungan kayu arah memanjang ada dua, macam yaitu :
a. Memanjang arah mendatar ( misalnya sambungan bibir lurus, sambungan bibir lurus berkait, sambungan
bibir miring, sambungan bibir miring berkait)
Sambungan Bibir Lurus
15. MACAM SAMBUNGAN KAYU
• Sambungan Bibir Lurus Berkait
ini adalah jenis sambungan yg sangat sederhana, kekuatan sambungan lemah sebab masing-masing ditakik separo,
sehingga dipakai untuk batang yg semua permukaannya terbendung (contoh balok tembok/murplat).
Sambungan diperkuat dengan paku atau baut.Jenis sambungan BIBIR LURUS ini seringkali digunakan guna
penyambungan kayu untuk arah memanjang. (biasanya dipakai untuk kayu balok untuk konstruksi bangunan ).
16. MACAM SAMBUNGAN KAYU
• Sambungan Bibir Miring
Sambungan kayu ini dipakai untuk menyambung gording yg dipikul oleh kuda-kuda. Letak didekatkan kuda- kuda,
bukan bibir penutup.
17. MACAM SAMBUNGAN KAYU
• Sambungan Bibir Miring Berkait
Hampir sama dengan bibir miring, sambungan dipakai jika gaya tarik bekerja untuk batang.
18. MACAM SAMBUNGAN KAYU
• Sambungan Takikan Lurus
Sambungan merupakan salah satu cara dalam pekerjaan kayu yang
melibatkan dua bagian kayu yang kemudian disambungkan dengan
untuk mendapatkan panjang kayu yang diinginkan. Sambungan pada
tiang banyak yang digunakan untuk bangunan sederhana, namun pada
tiang yang lebih dari panjang yang diinginkan perlu kayu dengan
sambungan, sehingga perlu adanya penelitian mengenai jenis
sambungan yang baik untuk tiang atau kolom.
19. MACAM SAMBUNGAN KAYU
• Sambungan Mulut Ikan
Sambungan kait lurus mulut ikan ini digunakan bila akan ada gaya tarik yang timbul. Gaya tarik diterima
oleh bidang kait tegak.
21. MACAM SAMBUNGAN KAYU
• Sambungan Lidah dan Alur
Sambungan kayu arah melebar.
Sambungan kayu ada dua macam yaitu:
1. melebar arah horizontal (kebanyakan digunakan konstruksi lantai)
2. melebar arah vertikal (yang sebagaian besar digunakan pada konstruksi dinding
a. Sambungan lidah dan alur.
b. Sambungan lidah lepas dan alur.
c. Sambungan lidah bersponing dan alur.
d. Sambungan lidah miring.
e. Sambungan papan melebar arah tegak
Ada beberapa macam sambungan kayu melebar, yaitu :
23. MACAM SAMBUNGAN KAYU
• Sambungan Kayu Menyudut
Sambungan Kayu Menyudut.
Sambungan kayu menyudut, yaitu sudut siku dan kedua yang membentuk sudut
miring.
Bentuk sambungan kayu menyudut ada tiga macam yaitu sambungan
sudut, sambungan pertemuan dan sambungan persilangan.
Beberapa macam sambungan kayu menyudut yaitu :
a. Sambungan takikan lurus,
b. sambungan purus dan lubang terbuka,
c. sambungan purus dan lubang dengan spatpen purus alur.
d. Sambungan takikan lurus ekor burung,
e. sambungan purus dan lubang terbuka,
f. sambungan purus dan lubang tertutup,
g. sambungan purus dan lubang dengan gigi garis bagi,
h. sambungan takikan lurus ekor burung,
i. sambungan raveling ekor burung.Sambungan voor loef.