Dokumen tersebut membahas tentang teori permintaan, penawaran, dan harga pasar. Secara ringkas, dibahas mengenai pengertian permintaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, hukum permintaan, dan fungsi permintaan. Selanjutnya dibahas pula mengenai pengertian penawaran, hukum penawaran, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Terakhir dibahas mengenai harga pasar dan bagaimana harga pas
4. PENGERTIAN PERMINTAAN
Dalam Teori Ekonomi yang dimaksud dengan permintaan ialah keinginan konsumen untuk memiliki
dan menguasai barang dan jasa serta keinginan ini didukung oleh kekuatan untuk membeli atau
menukar barang dan jasa tersebut.
Apabila permintaan ini ditijau dari sektor barang dan jasa maka permintaan akan barang dan jasa
dapat di definisikan sebagai berikut :
“Berbagai jumlah barang dan jasa oleh konsumen pada berbagai tingkat harga dan periode tertentu
“.
Title Tea Closing
Contents
5. Harga barang itu sendiri
Harga barang lain (subtitusi maupun komplementer)
Income
Selera
Title Tea Closing
Contents
6. Hukum permintaan merupakan hukum umum yang menyangkut pengaruh harga terhadap jumlah
barang yang di minta. Mekanismenya adalah sebagai berikut :
“Jika harga turun maka permintaan akan barang tersebut akan bertambah, sebaliknya jika harga
naik maka jumlah barang yang diminta akan berkurang.
Untuk menggambarkan kurva permintaan, yang digunakan sebagai tolak ukur adalah harga,
sedangkan faktor-faktor lain dianggap konstan (Cateris Paribus).
Title Tea Closing
Contents
7. Dari tabel diatas bisa menggambarkan Hukum
Permintaan jika semakin murah harga suatu
barang maka jumlah yang dibeli semakin besar
begitu pula sebaliknya.
Title Tea Closing
Contents
8. Fungsi Permintaan adalah suatu fungsi yang menunjukan hubungan antara harga dengan jumlah
barang yang diminta.
Rumus Fungsi Permintaan :
Title Tea Closing
Contents
Dengan keterangan :
Q = Jumlah barang yang diminta
P = Harga
a = Konstanta, jika barang sama dengan nol maka jumlah yang diminta tertentu
b = Slope
(--) = Persamaan fungsi demand selalu berslope negatif
Q = a - bP
9. Untuk memperoleh persamaan Kurva Permintaan dapat digunakan rumus sebagai berikut :
Title Tea Closing
Contents
Keterangan :
P = Harga
P₁ = Harga mula mula
P₂ = Harga setelah perubahan
Q = Permintaan
Q₁ = Jumlah yang diminta mula mula
Q₂ = Jumlah yang diminta setelah perubahan
Q - Q₁ = P - P₁
Q₂ - Q₁ P₂ - P₁
10. Pendapatan Rill
Harga Barang terkait Subtitusi dan Komplementer
Selera dan Preferensi
Perubahan Faktor Lain (contoh Perubahan Pengharapan Harga)
Title Tea Closing
Contents
11. Penawaran dapat diartikan dengan “Berbagai kuantitas barang yang akan dijual oleh
penjual di pasar dengan berbagai kemungkinan harga, dengan asumsi keadaan lain
dianggap tetap tak berubah”.
Jumlahnya penawaran sebagai akibat adanya permintaan dan sebaliknya, sehingga
antara penawaran dan permintaan tidak dapat dipisahkan.
Title Tea Closing
Contents
12. “Jika suatu barang / jasa naik maka jumlah barang yang ditawarkan akan bertambah dan
sebaliknya jika harga turun maka jumlah barang yang ditawarkan akan berkurang dengan
anggapan cateris paribus”
Hukum Penawaran juga dapat dinyatakan sebagai berikut :
“Ada hubungan (positif) langsung antara jumlah barang yang ditawarkan dengan
harganya dengan anggapan cateris paribus”
Title Tea Closing
Contents
13. Harga barang itu sendiri
Harga barang lain yang terkait
Harga faktor produksi
Teknologi produksi
Biaya produksi
Jumlah pedagang / penjual
Tujuan perusahaan
Kebijakan pemerintah
Title Tea Closing
Contents
14. Merupakan penawaran yang dinyatakan dalam hubungan matematis dengan faktor -
faktor yang mempengaruhi.
Title Tea Closing
Contents
Qd= a-bP Dimana :
Qd = Kuantitas barang yang diminta
a = Konstanta (mewakili faktor-faktor diluar harga yang di anggap konstan)
b = Koefisien (bertanda negatif karena hubungan harga dengan permintaan bersifat
negatif)
P = Harga
15. Sesuai bunyi Hukum penawaran, jika
harga suatu barang naik, maka barang
yang ditawarkan juga akan naik
dengan syarat ceteris paribus.
Title Tea Closing
Contents
16. Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan penawaran, antara lain :
Berubahnya Harga Input Variabel
Perubahan Teknologi
Perubahan Iklim
Harga Komoditas Lain
Title Tea Closing
Contents
Biaya untuk Memperoleh Faktor
Produksi
Pajak dan Subsidi
Harapan Harga
Tujuan Perusahaan
17. Harga Pasar adalah harga yang terbentuk karena bertemunya kekuatan permintaan dan
penawaran suatu produk. Harga pasar dapat terbentuk jika terjadi hal hal berikut :
Terjadinya proses tawar menawar antara penjual dan pembeli
Adanya kesepakatan harga Ketika jumlah barang yang diminta sama dengan jumlah
barang yang ditawarkan
Title Tea Closing
Contents
18. Fungsi harga secara umum ialah :
Menjadi acuan dalam memperhitungkan nilai jual suatu barang atau jasa
Untuk membantu aktivitas transaksi, dimana harga yang sudah terbentuk akan
mempermudah proses jual beli
Penetapan harga yang tepat akan memberikan keuntungan bagi penjual atau
produsen
Menjadi salah satu acuan bagi konsumen dalam menilai kualitas suatu barang atau
jasa
Membantu konsumen dalam pengambilan keputusan berkaitan dengan manfaat
produk dan daya beli konsumen
Title Tea Closing
Contents
19. Dalam menetapkan suatu harga ada 4 metode atau cara yang sering dijadikan patokan seorang
produsen atau pelaku ekonomi yaitu :
1. Berdasarkan Permintaan : Cara ini digunakan oleh seorang produsen barang yang bisa
mempengaruhi selera pelanggang.
2. Berdasarkan Biaya : Penatapan harga suatu barang yang dipengaruhi aspek penawaran atau
biaya dan bukan aspek permintaan.
3. Berdasarkan Laba : Penetapan suatu harga yang didasarkan pada keseimbangan biaya dan
pendapatan.
4. Berbasis Persaingan : Penetapan suatu harga yang dilakukan dengan mengikuti apa yang
dilakukan pelaku ekonomi yang lain.
Title Tea Closing
Contents
20. Kebijakan Ceiling Price (Harga Maksium) merupakan kebijakan yang ditetapkan pemerintah
dengan menetapkan harga jual tertinggi untuk tujuan melindungi konsumen agar mendapatkan
harga yang wajar.
Title Tea Closing
Contents
21. Kebijakan Floor Price (Harga Minimum) merupakan kebijakan harga terendah yang ditetapkan
pemerintah terhadap suatu barang karena adanya kelebihan penawaran barang. Kebijakan ini
bertujuan untuk melindungi produsen dari kemungkinan penurunan harga barang yang tak
terhingga.
Title Tea Closing
Contents
22. Cobweb Teori , harga dan kuantitas untuk berbagai barang berubah secara siklis dalam jangka
panjang. Apabila harga mingkat atau menurun, jumlah yang diproduksi juga meningkat atai
menurun dalam gelombang yang berbeda.
Title Tea Closing
Contents
23. Surplus Produsen ialah ukuran keuntungan yang diperoleh produsen karena mereka beroperasi
pada suatu pasar komoditi. Surplus Konsumen menunjukan keuntungan yang diperoleh karena
membeli komoditi.
Title Tea Closing
Contents
24. Tax Shifting merupakan pengalihan beban pajak dari satu pelaku ekonomi ke pelaku ekonomi
lainnya. Sebagai contoh, beban pajak penjualan yang secara formal dikenakan pada
perusahaan dapat dialihkan kepada konsumen dengan bentuk harga yang lebih tinggi.
Karakteristik Tax Shifting
1. Berkaitan erat dengan kenaikan atau penurunan harga
2. Distribusi kembali beban pajak di antara subjek pajak atau pihak yang terlibat sehingga dapat
menyebabkan ketidakstabilan antara wajib pajak dan penanggung pajak.
3. Merupakan perilaku wajib pajak yang proaktif
Title Tea Closing
Contents
25. Ada beberapa jenis pergeseran beban pajak, yaitu :
Pada forward shifting, beban pajak bergeser dari produsen ke konsumen melalui transaksi
penjualan dengan cara menaikkan harga barang, baik secara keseluruhan maupun sebagian
nilai pajak. Contohnya, cukai.
Pada backward shifting, beban pajak suatu barang dialihkan kembali kepada pelaku produksi
melalui transaksi pembelian.
Contohnya, produsen meminta penyuplai material produksi untuk menerima harga yang lebih
rendah sehingga harga harga barang tersebut tetap sama dan beban pajak dapat ditanggung oleh
penjual atau produsen bahan baku, bukan oleh konsumen akhir.
Title Tea Closing
Contents
26. Jenis kombinasi antara forward dan backward shifting dilakukan dengan cara
produsen barang kena pajak memindahkan beban pajak dengan melakukan
penambahan sebagian harga serta pengurangan pembayaran faktor-faktor produksi.
Single-point shifting terjadi ketika beban pajak dialihkan langsung dari pabrik atau
produsen ke konsumen. Sedangkan multi-point shifting terjadi ketika beban pajak
dialihkan dari satu pihak ke berbagai pihak.
Title Tea Closing
Contents
27. Barang Bebas adalah barang yang jumlahnya melimpah sehingga tidak mempunyai
harga. Supply barang ini melimpah dibandingkan permintaan sehingga barang bebas
ini tidak mempunyai harga.
Barang Potensial adalah barang yang jumlahnya terbatas sehingga memiliki harga
jual yang tinggi. Contoh dari barang potensial ini adalah peralatan makan (pring, gelas,
sendok, dan garpu) yang terbuat dari emas.
Title Tea Closing
Contents
28. Mungkin sekian yang dapat kami sampaikan dari
presentasi kami, jika presentasi kami tak sempurna mohon
dimaafkan, karna yang sempurna itu kamu
Title Tea Contents Closing
30. TEORI ELASTISITAS
2/15
PENGERTIAN ELASTISITAS
Persentase perubahan jumlah yang diminta atau ditawarkan terhadap perubahan
harga komoditi tersebut sebesar satu persen.
MANFAAT ELASTISITAS
Mengukur kepekaan jumlah yang diminta atau ditawarkan terhadap perubahan
harga suatu komoditi.
31. MACAM-MACAM ELASTISITAS
3/15
Elastisitas Pemintaan/Demand
Mengukur persentase perubahan jumlah yang
diminta terhadap persentase perubahan harga.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Elastisitas
Demand
Ketersediaan akan barang atau jasa.
Besarnya pendapatan.
Tingginya minat konsumen.
Permintaan terhadap suatu kebutuhan khusus.
Jangka waktu akan kebutuhan suatu barang dan
jasa.
Kebutuhan akan barang yang berkualitas tinggi.
32. ELASTISITAS PERMINTAAN
4/15
1. Jika koefisien elastisitas ∞ maka elastisitas disebut perfect elastic (sangat elastis)
2. Jika koefisien elastisitas > 1 maka elastisitas disebut elastis
3. Jika koefisien elastisitas < 1 maka elastisitasnya disebut inelastis
4. Jika koefisien elastisitas = 1 maka elastisitasnya disebut unitary elastic
5. Jika koefisien elastisitas = 0 maka elastisitasnya disebut perfect inelastic ( inelastis sempurna)
Besarnya Koefisien Elastisitas Permintaan
34. RUMUS ELASTISITAS PERMINTAAN
6/15
KET :
Ed = Elastisitas permintaan (demand)
Q = Kuantitas (quantity)
P = Harga (price)
Ed =
Q2 – Q1
Q1 + Q2
:
P2 – P1
P1 + P2
35. Mengukur besarnya prosentase perubahan jumlah barang yang ditawarkan akibat adanya
perubahan harga barang yang bersangkutan.
Jika elastisitas permintaan kuantitasnya adalah kuantitas yang diminta dan elastisitas
penawaran kuantitasnya adalah kuantitas yang ditawarkan.
Rumus elastisitas penawaran :
7/15
ELASTISITAS PENAWARAN (SUPLY)
Es =
X2 – X1
X1 + X2
P2 + P1
P1 – P2
X
36. ELASTISITAS PENAWARAN (SUPLY)
8/15
Faktor Penentu Elastisitas Penawaran (Suply)
1. Kemampuan penjual / produsen merubah jumlah produksi
2. Jangka waktu
3. Stock persediaan
4. Kemudahan substitusi faktor indutri / input
37. ELASTISITAS PENDAPATAN
9/15
Elastisitas pendapatan adalah suatu perubahan yang akan berpengaruh terhadap permintaan berbagai
barang, besarnya pengaruh perubahan tersebut diukur dengan elastisitas pendapatan.
Kecendrungan perubahan permintaan yang disebabkan oleh perubahan pendapatan masyarakat. Jika
penghasilan konsumen meningkat maka permintaan terhadap suatu barang akan meningkat juga.
Rumus elastisitas pendapatan :
Ei = Q2 – Q1
Q1 + Q2
:
I2 – I1
I1 + I2
38. • Dapat digunakan untuk menyesuaikan anggaran belanja suatu negara.
• Untuk menyesuaikan jumlah barang yang dibutuhkan.
• Dapat mempengaruhi permintaan jenis brang.
• Mengetahui seberapa besar permintaan barang yang dibutuhkan pasar.
FUNGSI ELASTISITAS PENDAPATAN
10/15
39. Selera konsumen
Preferensi konsumen dapat mengubah interpretasinya, bisa saja peningkatan barang mewah
lebih tinggi daripada inferior meski pendapatan terbatas.
Harga barang subtitusi/pengganti
Elastisitas pendapatan juga dipengaruhi oleh harga barang subtitusi. Apabila produk pengganti
tersebut dapat menggantikan fungsi barang lainnya dengan sempurna.
Harga jual produk itu sendiri
Apabila proporsi barang tersebut terbatas dan merupakan barang kebutuhan pokok tentu saja
akan mempengaruhi harga jualnya juga.
Harga barang pelengkap
Barang pelengkap merupakan barang-barang yang harus digunakan bersamaan dengan barang
yang harus dilengkapinya.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ELASTISITAS
PENDAPATAN
11/15
Z
Z
40. • Elastisitas Silang adalah tingkat perubahan respon yang merujuk pada permintaan suatu barang (X)
akibat perubahan harga barang lain yang mendukungnya (Y) seperti barang subtitusi (pengganti) atau
pelengkap. Untuk menghitung elastisitas silang berikut format rumus yang biasa digunakan:
ELASTISITAS SILANG
12/15
Keterangan:
EXY = elastisitas silang
PY = harga barang Y
QX = jumlah barang X yang diminta
41. Jenis elastisitas silang yang terbentuk berdasarkan hasil yang didapat dari perhitungannya, yaitu :
• Barang pengganti atau substitusi merupakan jenis elastisitas silang yang positif (EXY > 0), di mana barang X
dan Y merupakan barang yang memiliki peran atau fungsi yang sama sehingga dapat menggantikan (alternatif)
satu sama lain ketika salah satunya mengalami kenaikan harga. Contohnya adalah teh dan kopi, Pizza Hut dan
Domino’s Pizza, KFC dan A&W.
• Barang pelengkap atau komplementer yang merupakan elastisitas silang negatif (EXY < 0), di mana barang X
merupakan barang yang berfungsi untuk melengkapi barang Y. Saat harga barang Y naik, maka permintaan
barang Y akan menurun. Sehingga, permintaan akan barang X juga menurun. Contohnya adalah kasur dan
seprai.
• Barang yang tidak terkait (EXY = 0) Elastisitas silang ini ditujukan bagi dua barang yang sama sekali tidak
terkait satu sama lain. Kenaikan harga barang X tidak akan memengaruhi permintaan barang Y. Contohnya
adalah kaos dan laptop. Kenaikan harga laptop tidak akan memengaruhi penjualan kaos, begitu pula sebaliknya.
JENIS ELASTISITAS SILANG
13/15
42. • Barang substitusi sangat memengaruhi elastisitas silang karena barang-barang tersebut dapat
menjadi alternatif bagi konsumen saat barang lainnya mengalami kenaikan harga. Apabila
saat kenaikan harga ada banyak barang substitusi tersedia, maka permintaan konsumen
tersebut sangatlah elastis. Jika sebaliknya, maka permintaan tersebut dapat dikatakan tidak
elastis. Selain itu, konsumen yang merupakan makhluk dengan pemikiran rasional memang
akan cenderung beralih ke produk lain dengan harga termurah jika fungsinya sama. Inilah
penyebab barang substitusi atau pengganti sangat memengaruhi elastisitas silang.
ELASTISITAS SILANG PADA BARANG SUBTITUSI
14/15
43. No. Elastisitas Subtitusi Sifat Hubungan
Jika Py
Naik
Jika Py Turun
1. Jika Exy > 0 Subtitutes Qx Naik Qx Turun
2. Jika Exy = 0 Tidak ada Hubungan Qx Tetap Qx Tetap
3. Jika Exy < 0 Komplemen Qx Turun Qx Naik
HUBUNGAN BARANG SUBTITUSI, KOMPLEMEN,
DAN ELASTISITAS SILANG
15/15
Jika harga barang Y naik mengakibatkan naiknya jumlah barang X yang diminta. Barang X dan Y
adalah subtitut. Tetapi jika harga barang Y naik mengakibatkan jumlah yang diminta barang X turun
maka barang X dan Y adalah barang komplemen.
Z
Z
45. Permintaan timbul karena konsumen memerlukan manfaat
dan barang yang diminta. Manfaat inilah yang dikenal dengan
istilah utilitas (Utility).
Jika konsumen membeli barang karena mengharap
memperoleh manfaat atau nilai gunanya (utility), tentu
saja secara rasional konsumen berharap memperoleh
utility yang optimal.
Beberapa Konsep Berkaitan
Dengan Perilaku Konsumen
Dalam hal ini ada dua cara pengukuran nilai manfaat dan
suatu barang, yakni secara kardinal (dengan
menggunakan pendekatan nilai absolut) dan secara
ordinal (dengan menggunakan pendekatan nilai relatif,
order, atau ranking)
46. Nilai Barang
Kebutuhan manusia pada garis besarnya
dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu(1)
kebutuhan pokok, termasuk makanan,
pakaian, rumah. Dan yang ke (2) kebutuhan
sekunder (bukan pokok) termasuk mobil
handphone, hiburan dll.
47. Nilai barang dibedakan menjadi:
• Nilai penggunaan objektif / nilai guna ialah kesanggupan suatu
barang dan jasa untuk memenuhi keperluan manusia, contoh
beras (nasi) dapat memenuhi kebutuhan makanan.
• Nilai penggunaan subjektif yaitu arti yang diberikan oleh
seseorang kepada suatu barang tertentu untuk memuaskan
kebutuhannya. Nilai subjektif akan memiliki skor yang berbeda
pada setiap individu dalam menilai suatu barang. Hal ini
tergantung pada waktu, tempat, dan jumlah barang tersebut
yang dimiliki (kelangkaan).
48. Barang dan jasa juga mempunyai nilai pertukaran yaitu
kemampuan barang dan jasa tersebut untuk ditukarkan
dengan barang dan jasa lainnya.
Nilai pertukaran ini dibagi menjadi dua yaitu:
• Nilai pertukaran objektif, yaitu kemampuan barang dan
jasa itu sendiri untuk ditukarkan dengan barang dan jasa
lain.
• Nilai pertukaran subjektif, yaitu arti yang diberikan oleh
seseoran kepada suatu barang dan jasa, bertalian dengan
kegunaan barang tersebut terhadap dirinya.
49. Pada hakikatnya kepuasan manusia tidaklah terbatas, oleh karena
itu hendaknya manusia dapat berpikir rasional dalam menentukan
kebutuhan sehingga keseimbangan antara kebutuhan dan alat
pemuasnya mendekati keseimbangan. Pemikiran rasional disini
artinya menetukan target kebutuhan yang harus dipenuhi,
disesuaikan dengan kemampuan, lingkungan dan waktu yang
tersedia.
Pemenuhan
Kepuasan
50. Pendapat ahli ekonomi, terutama ahli ekonomi yang termasuk aliran
klasik. Di antaranya adalah Gossen yang dikenal dengan Hukum Gossen
yaitu:
• Hukum Gossen I : Jika pemuasan kebutuhan dijalankan terus
menerus, maka kenikmatannya akan terus-menerus berkurang,
sampai akhirnya datang kekenyangan (kejenuhan).
• Hukum Gossen II : Tiap-tiap manusia akan berusaha memenuhi
berbagai kebutuhannya supaya semua kebutuhannya tersebut
dipuaskan dengan seimbang.
Berdasarkan pendapat Gossen ini timbullah berbagai teori guna dan
kepuasan (marginal_utility).
51. Pendekatan Tradisonal Untuk Mengungkapkan Perilaku
Konsumen
Secara tradisional perilaku konsumen dapat dijelaskan dengan
menggunkan konsep utilitas (daya guna). Menurut pendakatan ini
setiap barang memiliki daya guna atau utilitas karena barang tersebut
pasti mempunyai kemampuan untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen yang menggunkan barang tersebut.
52. Atas dasar anggapan dapat diukurnya daya guna barang,
pendekatan tradisonal ini merumuskan hubungan antara jumlah
daya guna dengan barang dikonsumsikan dalam bentuk suatu
fungsi :
U = f(X1;X2;.......Xn)
U = banyaknya daya guna
X2 = banyaknya barang tertentu
53. Pendekatan perilaku konsumen dikelompokkan menjadi dua
yaitu pendekatan tradisional dan pendekatan modern.
Pendekatan tradisional terpecah menjadi dua, pendekatan
pertama berkembang menjadi teori daya guna kardinal (cardinal
untility) dan yang kedua teori daya guna ordinal (ordinal utility).
• Teori cardinal utility dalam menjelaskannya menggunakan
pendekatan marginal utility dan total utility.
• Teori ordinal utility menggunakan pendekatan indifference
curve (kurva indiferen).
54. CARDINAL APPROACH
Seseorang yang mampu membuat order atau urutan-urutan
kombinasi barang yang dikonsumsikan berdasarkan
besaranya daya guna yang diterima. Berdasarkan
anggapan bahwa konsumen akan memaksimumkan
kekuasaan yang akan dicapainya, akan diketahui
bagaimana seorang konsumen akan memaksimumkan
kepuasannya dengan memilih komoditas yang tersedia di
pasar.
55. Guna batas ialah sumbangan kepuasan yang diberikan olehh
barang terakhir yang dimiliki oleh orang tersebut. Menurut
Hukum Gossen maka semakin banyak jumlah barang yang
sejenis yang dipunyai oleh seseorang maka sumbangan
kepuasan dari barang yang terakhir semakin kecil.
Konsep Guna Batas dan Guna Total (MU dan TU)
• Guna Batas (Marginal Utility)
56. Tingkat kepuasan yang diperoleh karena mengkonsumsi
berbagai jumlah barang. Semakin besar barang yang
dikonsumsi semakin banyak sampai pada tingkat tertentu di
mana guna total ini akan mencapai titk maksimum, maka
kepuasan konsumen tidak akan bertambah lagi dan total
gunanya akan menurun walaupun konsumen terus menambah
barang tersebut.
• Guna Total (Total Utility)
57. Asumsi dasar yang digunakan pada pendekatan ini adalah tingkat kepuasan
konsumen mengonsumsi barang/jasa dapat dihitung secara numerik.
Asumsi (Anggapan) dalam Teori Cardinal
• Utility bisa diukur dengan uang
• Berlakunya hukum Gossen (Law of Diminishing Marginal Utility)
Pertambahan utilitas yang menurun karena pertambahan satu unit barang
yang dikonsumsi.
• Konsumen bersifat rasional
Asumsi ini dikembangkan bahwa manusia pada hakikatnya adalah homo
economicus jadi konsumen yang tidak berusaha memaksimumkan daya guna
dengan kendala pendapatannya. Perbedaannya adalah antara kepuasan total
(total utility) dan kepuasan marjinal (marginal utility). Semakin banyak barang
X yang dikonsumsi, semakin kecil marginal utility yang diperoleh dari barang
58. Kritik pada Pendekatan Cardinal
Aliran ini menganggap bahwa tinggi rendahnya nilai suatu barang tergantung
dari subjek yang memberikan penilaian.
• Asumsi utulity bisa diukur adalah pemikiran yang keliru
Kriteria pokok dari suatu alat pengukur adalah bahwa alat pengukur tersebut
harus mempunyai nilai yang tetap. Ada orang Indonesia yang mempunyai
daya guna marginal terhadap uang sama dengan nol, yang berarti bahwa ia
sudah cukup “puas” dengan jumlah uang yang dimilikinya dan tidak berusaha
untuk menambahnya karena setiap penambahan uang yang diperolehnya
justru akan menurunkan tingkat daya guna. Singkatnya dapat dikatakan
bahwa uang harus mempunyai nilai subjektif yang tetap.
• Marginal utility dari uang tidaklah konstan
59. Guna batas ini adalah tambahan guna pada guna total karena ada tambahan
satu unit barang lagi yang dikonsumsi. Rumus untuk mencari marginal utility :
Mux = (TUx+1) – (Tux) / Mux = TU2 (sesudah tambahanan)-TU1 (sebelum ada
penambahan)
Jika total utility mencapai titk maksimal maka MU = 0, dan selanjutnya jika total
utility menurun karena pertambahan unit barang yang dikonsumsi maka MU
akan menjadi negatif (-). Turunan pertama dari fungsi TU adalah nilai x yang
bisa menghasilkan TU maksimal atau bisa juga dikatakan nilai x dari turunan
pertama dari MU sama dengan nol maka TU-nya maksimal.
Marginal utility dari uang tidaklah konstan
60. Cara Mempergunakan Persamaan Fungsi
• Konsumen memerlukan barang X dan Y, harga barang X $ 1, per unit dan
barang Y $ 2 per unit sedangkan guna batas kedua barang tersebut seperti
tabel diatas.
Formula 1 :
MUx/Px = MUy/Py
61. • Formula 2 :
X . Py + Y . Py =…….. = I (Pendapatan)
Dari tabel diatas yang memenuhi persyaratan ada 4 kombinasi, yaitu :
• Kombinasi I : 4 barang X dan 1 barang
• Kombinasi II : 6 barang X dan 2 barang Y
• Kombinasi III : 7 barang X dan 4 barang Y
• Kombinasi IV : 8 barang X dan 5 barang Y
• Syarat pertama :
MUx/Px = MUy/Py
26/1 = 40/2= 20
• Syarat kedua :
X . Px + Y. Py = I (Income)
7 x $ 1 + 3 x $ 2 = 13
62. Perubahan Kombinasi Barang yang Dibeli Konsumen
• Adanya efek substitusi, yaitu dengan naiknya harga salah satu
barang tersebut konsumen akan mengalikan barang yang dibelinya
kepada barang pengganti yang harga lebih murah.
• Efek pendapatannya (income), dengan kenaikan harga bagi
konsumen yang pendapatannya akan menyebabkan pendapatan rill
konsumen tersebut akan berkurang.
• Faktor yang disebabkan adanya kenaikan harga dari salah satu
barang yang dibutuhkan dapat mengubah kombinasi barang
yang dibeli :
63. INDIFFERENCE CURVE APPROACH
• Pendekatan ini beranggapan bahwa kepuasan konsumen
mengonsumsi komoditi dapat diukur secara numerik.
• Asumsi yang menggambarkan utility dari uang yang konstan
adalah tidak realistik karena jika income meningkat maka
marginal utility dari uang akan berubah.
• Anggapan terjadinya diminishing marginal utility hanya bersifat
psikologis saja.
• Property Indiference Curve
Ada tiga kelemahan pada the Cardinalist Approach, yaitu
Atas dasar kelemahan pendekatan ini muncul pendekatan ordinal. Pendekatan
ordinal ini menyatakan bahwa utilitas seseorang tidak dapat diukur dengan
numerik tetapi bisa diungkapkan secara ordinal.
64. Agar perilaku konsumen dapat dijelaskan secara rill, teori indiference curve
memerlukan adanya beberapa anggapan, yaitu :
• Konsumen selalu bersifat rasional (rationality)
• Nilai guna dari uang bersifat konstan (constant marginal of money)
• Utility dinyatakan secara ordinal
• Berlakunya hukum tambahan yang semakin lama semakin berkurang (dimishing
marginal utility
• The total utility dari konsumen tergantung dari beberapa komoditi
• Consistency and transitity of choice
Asumsi Dalam Pendekatan Idiference Curve
65. bhedg
Kurva IC Menunjukan Berlakunya Hukum Diminishing Marginal
Rate of Substitution
Berubahnya kombinasi dari A ke B menunjukan jika konsumen menghendaki barng
X lebih banyak maka ia harus bersedia mengurangi barng Y dengan jumlah tertentu.
Inilah yang disebut dengan Marginal Rate Of Substitution.
• Gambar Kurva IC
66. • Berlakunya Hukum diminishing rate of return, yaitu jika
kita menambah jumlah barang X, maka jumlah barang Y
yang ada akan dikurangi. Sebaliknya bila barang Y yang
ditambah makan barang X yang akan dikurangi.
Pengurangan itu semakin lama semakin berkurang.
• Cembung terhadap titik 0 atau origin.
• Dua IC tidak akan saling berpotongan.
Sifat-Sifat Indifference Curva
67. • Garis yang menghubungkan titik kombinasi dari dua jenis
barang yang dapat dicapai oleh konsumen dari dua jenis
barang yang dapat dicapai oleh konsumen disebut garis
anggaran (budget line). Jika barang yang dikonsumsi adalah X
dan Y, maka persamaan budget line dapat ditulis sebagai
berikut :
Ket :
B = Anggaran
Px = Tingkat harga X
Py = Tingkat Harga Y
Kendala Anggaran (Budget Contraint)
Bpx . (X) + Py . Y
68. Keseimbangan Konsumen
Kombinasi yang akan memberikan guna maksimal bagi
konsumen ialah kombinasi yang terletak bagi konsumen
antar curve indifference dengan kurva anggaran (budget
line).
Keseimbangan Konsumen Yang Optimal
Keseimbangan konsumen terjadi dengan jumlah uang
tertentu mengomsumsi kombinasi barang yang optimal.
69. Slope BL = Slope IC
Slope IC = MRS= Muy/Mux
Slope BL = Py/Px
Py/Px= Muy/Mux
Muy/Py = Mux/Px
Persamaan di atas menunjukkan tempat keseimbangan, yakni jika
rasio merginal utility terhadap harga dan suatu barang adalah sama.
70. Faktor yang menyebabkan berubahnya kombinasi guna maksimal :
• Berubahnya salah satu dari harga barang
Jika harga barang X naik, maka garis anggaran (budget line) dan indifference
curve-nya bergeser ke kiri. Jika harga barang X turun, maka garis anggaran
(budget line) dan indifference curvae akan bergeser ke kanan.
• Berubahnya pendapatan konsumen
Jika harga barang X dan Y tidak berubah kombinasi yang dikehendaki/dibeli
konsumen adalah E1. Meningkatnya pendapatan konsumen menyebabkan
preference konsumen terhadap barang X dan Y berubah, tidak lagi terletak
pada titik E1 tetapi berubah pada E2.
Perubahan Utilitas Konsumen
71. • Perubahan harga pada barang normal
Jika perubahan harga barang X harga lebih murah maka konsumen
akan membeli barang X akan dibeli dalam jumlah lebih banyak.
• Perubahan harga pada barang inferior
Semakin murahnya barang X menghasilkan efek pendapatan yang
negatif, yaitu jumlah barang X yang diminta berkurang.
• Perubahan Harga pada Barang Normal dan
Inferior
72. Sesuai dengan hukum pasarnya maka perubahan harga akan
mengubah jumlah yang diminta. Jika dimisalkan harga barang X
mengalami penurunan sedangkan harga barang Y tetap, maka BL
akan berubah dari BL ke BL1 ke BL2. (Perubahan tersebut dapat
dilihat pada gambar dibawah ini)
Derivasi Kurva Permintaan dari Kurva PCC
73. Dari kurva ICC ini dapat dibentuk kurva Engel yang menggambarkan
hubungan antara pendapatan dengan jumlah barang yang diminta.
Dalam kurva Engel, sebagai sumbu vertikal adalah pendapatan dari
sebagai sumbu horizontal adalah kuantitas. Jadi kurva Engel
menunjukkan karakteristik suatu barang terhadap perubahan
pendapatan. ICC atau kurva Engel dapat diklasifikasikan sebagai
barang normal, inferior, giffen.
Penggambaran Kurva Engel dari Kurva ICC
74. Bentuk kurva Indifference Curve adalah nonlinier turun dari kiri atas ke
kanan bawah dan cembung terhadap titik nol. Bentuk yang demikian
ini menggambarkan berlakunya hukum diminishing marginal utility.
Ada beberapa bentuk curve indifference seperti:
Bentuk Indifference Curve
Untuk mendapatkan barang X lebih banyak
penggantian barang Y dan X dengan jumlah yang
sama. Hal ini menunjukkan barang X dan Y
memiliki elastisitas yang sempurna.
• Kurva Indifference yang linier menunjukkan
adanya subtitusi sempurna
75. • Kurva Infifference yang berupa huruf L menunjukan
barang komplemen
Barang Y ditambah atau dikurangi tidak bisa
digantikan dengan barang X
76. Kritik
Kritik terhadap pendekatan indifference curve
• Menggambarkan bentuk kurva IC yang konveks untuk individu
tidaklah mudah.
• Subtitusi barang Y terhadap barang X yang diakibatkan adanya
kenaikan harga barang X tidak secara otomatis terjadi karena masih
adanya faktor-faktor lain yang membuat konsumen tetap pada
barang X atau meninggalkan barang X.
• IC Approach tidak dapat digunakan untuk menganalisis effect
advertising, past behavior of stock.
Kritik dan Aplikasi Pendekatan Indifference Curve
78. PERILAKU PRODUSEN
Perilaku Produsen diartikan sebagai
suatu tidakan seoran produsen untuk
mendapatkan keuntungan yang
semaksimum mungkin dengan
menggunakan beberapa input yang
dimilikinya. Pada saat memperoleh
keuntungan yang sebesar-besarnya
inilah seorang produsen dikatakan
dalam keadaan keseimbangan atau
ekuilibrium (ekuilibrium produsen)
79. Input Proses P1 Proses P2 Proses P3
Labor 2 3 4
Capital 3 2 1
Dalam bentuk kurva proses
produksi
Misalkan dalam proses produksi hanya ada dua input, yaitu labor dan
capital, dalam produksi dapat dilakukan dengan beberapa kombinasi
80. Dalam analisis proses produksi terdapat jangka waktu yang dinamakan
''jangka pendek'' dan ''jangka panjang".
• Jangka pendek yaitu suatu jangka waktu proses produksi tertentu di
mana hanya ada satu faktor produksi yang bervariabel. Sedangkan faktor
lain tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya.
• Jangka panjang sebagai keadaan proses produksi dimana semua faktor
produksi bersifat variabel. Dalam jangka panjang semua faktor produksi
dapat diubah-ubah jumlahnya sehingga produsen mempunyai
kesempatan untuk mendapatkan kombinasi faktor produksi yang paling
efisien.
KONSEP JANGKA WAKTU DALAM PROSES
PRODUKSI
81. Fungsi Produksi ialah hubungan teknis
antara faktor produksi dan barang produksi
yang dihasilkan dalam proses produksi.
Fungsi produksi adalah hubungan fisik
antara input (bersumber masukan) dengan
output (barang-barang atau jasa dihasilkan)
tanpa memperhitungkan harga.
FUNGSI
PRODUKSI
82. Q = F(C,L,B,S)
Dalam bentuk umumnya fungsi produksi itu menunjukkan bahwa jumlah barang
produksi tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan. Secara sistematis
fungsi produksi dapat di tuliskan sebagai berikut:
Di mana:
Q = Output
C = Capital
L = Labor
B = Bahan Baku
S = Skill
83. Bentuk Fungsi Linier
Q = a + bX
Bentuk Fungsi Quadratik
• Hubungan antara output dan input itu bisa dalam
bentuk linier ataupun tidak linier
85. Analisis Proses Produksi Jangka Pendek
TP adalah total produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja (labor). AP
adalah rata-rata yang dihasilkan oleh seorang tenaga kerja. MP adalah tambahan
hasil produksi apabila menambah satu tenaga kerja (labor).
• AP = TP/Labor
• MP = TP2 – TP1
• Jika TP berupa fungsi maka turunan pertama TP adalah MP
• MP =
Keterangan :
AP = Average product
TP = Total product
MP = Marginal product
86. Hukum Tambahan Hasil yang Semakin Berkurang
(The Law of Diminishing Returns)
Dalam hubungan produksi jangka pendek, dimana satu faktor produksi
bersifat variabel dan faktor-faktor produksi lainnya tetap, suatu kenaikan
produksi total apabila kita menambah faktor produksi variabel itu secara
terus-menerus. Produksi total itu akan bertambah terus tetapi dengan
tambahan yang semakin kecil, dan setelah suatu jumlah tertentu akan
mencapai maksimum dan kemudian menurun.
87. Hubungan antara faktor produksi tenaga kerja,
tanah, TP, AP, dan MP
Kurva TP, MP, AP
• Gambar kurva TP yang cekung ke atas untuk satuan labor pertama. Jika sumber
bervariabel/ berubah yang sedikit digunakan sumber yang tetap maka hasilnya
efisien. Sumbu horizontal menunjukkan jumlah faktor produksi tenaga kerja yang
digunakan dalam proses produksi dan sumbu vertikal menunjukkan jumlah barang
yang dihasilkan.
88. Hubungan Antara TP, AP, dan MP
• Hubungan antara produksi marginal (MP) dan produksi total (TP). Pada saat TP mengalami
perubahan peningkatan produksi dari yang menaik menjadi yang menurun, maka pada saat
itu kurva produksi MP mencapai titik maksimumnya. Kemudia pada saat TP menacapai titik
maksimum, maka kurva MP memotong sumbu horizontal artinya MP sama dengan nol.
• Hubungan antara produksi rata-rata (AP) dan produksi merjinal (MP). Pada saat AP
meningkat, produksi MP lebih tinggi daripada AP , dan pada saat AP menurun MP lebih
rendah daripada AP. Hal ini menunjukkan bahwa pada saat AP mencapai titik maksimum MP
sama dengan AP, atau kirva AP berpotongan dengan kurva MP.
• Kesimpulan hubungan MP dan AP :
Jika AP semakin bertambah maka MP > AP
Jika AP meximum maka MPP = AP
Jika AP semakin berkurang, maka MP < AP
89. Tahapan dalam Fungsi Produksi
Mulai titik 0 sampai titik maksimum AP, yaitu pada saat MP sama dengan AP. Jika
labor ditambah maka AP bertambah dan AP menunjukkan terjadinya efiensi labor.
Pada tahap ini TP juga bertambah.
• Tahap I
• Tahap II
Pada saat AP mencapai titik maksimal sampai pada saat TP mencapai maksimal atau
pada saat MP sama dengan nol, AP dan MP makin berkurang tetapi MP masih positif.
• Tahap III
AP dan TP semakin berkurang dan MP menjadi negatif karena luas tanah tetap dan
labor ditambah terus sehingga terjadi ketidakefisiensian tanah dan labor. akibatnya
tahap ini TP menurun terus.
90. PRODUKSI JANGKA PANJANG
Produksi jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor produksi dapat
diubah-ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel.
Untuk menjelaskan fungsi produksi jangka panjang menggunakan kurva isoquant (isoproduct
atau isoquant).
91. ISOQUANT
Isoquant adalah kurva yang menunjukkan berbagai kemungkinan kombinasi teknik anatara
dua input yang bervariabel yang menghasilkan suatu tingkat output tertentu. Produksi
jangka panjang adalah suatu proses produksi di mana semua faktor produksi dapat diubah-
ubah jumlahnya atau semua faktor produksi bersifat variabel.
Titik-titik disepanjang kurva itu menunjukkan kombinasi sumber labor dan capital yang
menghasilkan 100 unit.
92. Sifat dari Kurva ISOQUANT
Ciri-ciri umum isoquant pada dasarnya sama dengan ciri-ciri indifference, yaitu:
a. Cembung ke arah titik origin.
b. Menurun dari kiri atas ke kanan bawah.
c. Kurva isoquant yang terletak di kanan atas menunjukkan jumlah produksi yang lebih banyak
atau dengan kata lain semakin jauh kurva isoquant ini dari titik asal menunjukkan semakin
tinggi tingkat produksi barang tersebut.
d. Antara kurva yang satu dengan yang lain tidak dapat saling berpotongan atau saling
bersinggungan.
93. Sifat dari Kurva ISOQUANT
Keterangan:
a. Bentuk kurva IQ turun dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini dikarenakan jika faktor
produksi yang satu dikurangi maka faktor produksi lainnya harus ditambah, apabila faktor produksi
itu dapat saling menggantikan secara teknis maka jika sesuatu faktor digunakan dalam jumlah
lebih kecil maka faktor lainnya harus di tambah.
b. Untuk memproduksi sebanyak 100 unit bisa menggunakan berbagai kombinasi kapital dan
labor, bisa dengan kombinasi A,B,C dan D. Kombinasi B menggunakan kapital sebanyak OK1 dan
labor sebanyak OL1 atau dengan kombinasi C yang menggunakan kapital sebanyak OK2 dan labor
sebanyak OL2.
c. Perhatikan dari kombinasi B beralih ke kombinasi C kapital dikurangi tapi konsekuensinya
jumlah labor harus ditambah demikian sebaliknya dari kombinasi C ke kombinasi B, jika
menambah kapital maka konsekuensinya jumlah labor harus ditambah.
d. Titik A adalah titik minimum labor yang harus ada guna memproduksi 100 unit.
Sedangkan titik D adalah titik minimum kapital yang harus ada guna memproduksi 100 unit.
e. Kurva IQ tidak saling memotong sehingga tidak perlu lagi dibicarakan. apabila dua
isoquant berpotongan maka titik potong itu berarti ada dua jumlah produk yang berbeda dapat
dihasilkan dengan kombinasi faktor produksi yang sama.
94. MRTS (Marginal Rate Technical Substitusion)
MRTS adalah sejumlah faktor X yang harus di kompensasi oleh tambahan faktor Y sehingga
tingkat output tidak berubah. Jadi, tingkat MRTS itu adalah kemiringan isoquant pada titik khusus.
Besarnya slope MRTS di titik C adalah :
Jika terjadi substitusi dari kombinasi satu ke lainnya menghasilkan rasio K dan L nya :
• K1/L1 > K2/L2 proses produksinya capital intensif.
• K1/L1 < K2/L2 proses produksinya labor intensif.
MRTS di C= -∆ K / ∆
L
95. Bentuk Isoquant Lain
Bentuk isoquant yang linier
Bentuk isoquant yang linier seperti
diatas menunjukkan adanya substitusi
input capital dan labor adalah
sempurna.
Bentuk isoquant yang input dan output
Bentuk isoquant yang berupa huruf L
seperti diatas menunjukkan tidak
adanya substitusi input kapital dan
labor. Substitusi kapital dan labor
hanya terjadi pada kebutuhan
minimum saja.
96. Iso-biaya(isocost)
Iso-biaya(isocost) adalah kurva yang menunjukkan kedudukan dan titik-titik yang
menunjukkan kombinasi barang-barang atau faktor produksi yang dibeli oleh produsen sejumlah
anggaran tertentu.
Letak iso-biaya tergantung pada besarnya anggaran belanja perusahaan serta harga faktor
produksi yang digunakan dalam proses produksi oleh perusahaan yang bersangkutan. Semakain
besar anggaran perusahaan dengan harga faktor produksi yang tetap, maka letak dan garis iso-biaya
ini semakin menjauhi titik asal(nol).
97. Gambar Kurva Isocost
Jika harga faktor produksi adalah Pk , harga labor adalah pi dan besarnya
dana yang tersedia M. Kalau semua dana yang ada dibelikan kapital maka didapat
barang kapital sebanyak M/Pk per unit. Jika semua dana dibelikan labor maka
didapat barang labor sebanyak M/Pk per unit. Jika kedua titik itu dihubungkan
maka akan didapat sebuah gari yang disebut dengan “garis isocost”.
Slope kurva isocost adalah :
Sedang fungsi TC = PI L + Pk k
=M/Pk=M/PI=M/Pk x PI/M=
PI/PK
98. Perubahan Isocost
Kurva isocost dapat berubah disebabkan :
• Harga faktor produksi labor turun atau naik sedangkan lainnya tetap.
• Harga faktor produksi kapital turun atau naik sedangkan lainnya tetap.
• Jumlah modal (dana) berubah berkurang atau bertambah.
a. Kurva isocost berubah jika harga faktor produksi labor turun atau naik sedang lainnya tetap
Jika harga labor bertambah murah maka kurva isocost bergeser ke kanan dari KL2 menjadi KL3. Dan
jika harga labor bertambah mahal maka kurva isocost bergeser ke kiri dari KL2 menjadi KL3.
99. Perubahan Isocost
b. Kurva isocost berubah jika harga faktor
produksi labor turun atau naik sedang
lainnya tetap
Jika harga kapital bertambah murah maka kurva
isocost maka kurava isocost bergeser ke atas
dari K2L menjadi K3L. Dan jika harga kapital
bertambah mahal maka kurva isocost bergeser
ke bawah dari k2L menjadi K3L.
c. Kurva isocost berubah jika jumlah modal
(dana) berubah berkurang atau bertambah.
Jika jumlah modal bertambah besar maka kurva
isocost Bergeser ke atas dari K2L2 Menjadi
K3L3. Jika harga kapital bertambah mahal
maka kurva isocost maka kurva isocost
bergerak ke bawah dari K2L2 menjadi K1L1.
100. Ekuilibrium Produsen
Ekuilibrium produsen analog dengan ekuilibrium konsumen untuk menjelaskannya butuh dua alat
pokok, yaitu garis anggaran belanja (isocost) dan peta isoquant . Ekuilibirium produsen bisa diartikan
sebagai “ suatu keadaan seimbang dimana produsen mendapatkan keuntungan maksimum dan tidak ada
dorongan untuk mengubah-ubah tingkat produksi atau dalam penggunaan faktor-faktor produksinya.”
Maka pada titik singgungan garis isocost dan isoquant inilah merupakan titik terbaik bagi
produsen atau titik yang memberikan tingkat produksi, yang memberikan keuntungan paling besar dengan
biaya yang paling kecil. Maksudnya keuntungan dalam penggunaan kombinasi dan kedua faktor produksi
tersebut.
101. Ekuilibrium Produsen
Titik C menunjukkan produksi yang optimun dimana pada
saat itu produsen dalam posisi keseimbangan. Posisi
keseimbangan produsen di capai pada saat Kurva isoquant
bersinggungan dengan kurva isocost pada saat utu posisi :
MRTS = slope Iso Quant
-MPI/MPk= -PI/Pk
PI . MPk = Pk . MPI
Persamaan diatas masing-masing ruas kiri dan kanan
dibagi PI. PC maka hasil:
PI .MPk Pk .MPI MPk MPI
PI . Pk PI .Pk Pk PI
= =
102. Jalur Ekspanasi (Expansion Path)
Expansion path atau jalur perluasan adalah suatu garis yang menunjukkan titik-titik least cost combination
(LCC) di berbagai insoquant. Least coast combination adalah suatu titik yang menunjukkan ongkos
terkecil untuk menghasilkan sejumlah produk tertentu. Jadi produsen yang mempunyai uang yang akan di
gunakan untuk ongkos produksi yang semakin lama semakin besar dan ingin memperluas produksinya,
maka agar diperoleh ongkos yang paling kecil dia harus mengombinasikan penggunaan input-input L dan
K pada titik garis expansion path.
103. Hasil Pengembangan Skala Usaha
( Return To Scale)
Jika input di tambah maka output akan bertambah. Jika L adalah labor dan C adalah kapital dan Q adalah
output maka :
= L + C akan menghasilkkan Q
Jika input L dan C ditambah maka Q juga akan berubah :
= aL + aC bQ
Hasil penambahan input (a) berakibat perubahan output (b) bisa dalam keadaan
(1) B > a; (2) b = b = a; dan (3) b < a.
Apabila terjadi:
1. b > a disebut dengan incresing return to scale
Misalkan input labor dan kapital di tambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 30%.
2. b = a disebut dengan constant return to scale
Misalkan input labor dan kapital ditambah 20% maka output meningkat sebesar 20%.
3. b < a disebut dengan decreasing return to scale
Misalkan input labor dan kapital ditambahkan 20% maka output akan meningkat sebesar 10%.
104. Hasil Pengembangan Skala Usaha
( Return To Scale)
Increasing return to scale
Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah
lebih dari 2 kali lipat.
Jika input ditingkatkan dua kali lipat output seharusnya
meningkat menjadi 200 unit tetapi meningkat lebih dari
200 unit. Pada gambar diatas diperlihatkan dengan
isoquant yang titik-titik.
105. Hasil Pengembangan Skala Usaha
( Return To Scale)
Constant return scale
Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah
lebih dari 2 kali lipat. Jika input ditingkatkan dua kali
lipat output meningkat menjadi 200 unit.
106. Hasil Pengembangan Skala Usaha
( Return To Scale)
Decresing return to scale
Jika input ditambah dua kali lipat, output bertambah
lebih dari 2 kali lipat. Jika input ditingkatkan dua kali
lipat output meningkat tidak menjadi 200 unit tapi
meningkat kurang 200 unit.
107. Hasil Pengembangan Skala Usaha
( Return To Scale)
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan proses produksi lebih efisien, yaitu :
1. Terjadinya spesialisasi dari para pekerja. Semakin banyak terlibat dalam proses produksi tenaga
kerjanya semakin terampil.
2. Penggunaan teknologi.
3. Ada beberapa biaya yang bisa digunakan bersama.
4. Semakin besar skala produksinya, semakin efisien.
108. MEMILIH KOMBINASI INPUT yang EFISIENSI
(Ridge Line)
Pada umumnya setiap fungsi produksi akan membentuk satu peta isoquant dimana antara isoquant yang
satu dengan isoquant yang lain tidak saling berpotongan. Isoquant yang terletak semakin jauh dan titik
0 menunjukkan tingkat output yang semakin besar.
Pada gambar kurva IQ1 di titik L1 menunjukkan minimum labor dan
di titik K1 minimum kapital guna menghasilkan produk tertentu. Dan
juga pada IQ2 di titik L2 yang menunjukkan minimum labor dan K2
menunjukkan kapital. Pada IQ3 titik L3 adalah minimal labor dan K3
adalah minimal kapital. Jika titik-titik K1, K2, K3 juga titik-titik L1,
L2, L3 dihubungkan akan membentuk gambar ridge-line. Daerah
yang dibatasi ke dua ridge-line itu disebut daerah relevent (relevent
range) .
109. Kombinasi Ongos Terkecil
(Least Coast Combination)
Jika terjadi perubahan dalam ongkos (dana perusahaan) sedang lainnya tetap akan menyebabkan
pergeseran kurva isocost ke kanan atau ke kiri. Garis yang menghubungkan semua titik keseimbangan
produsen, yaitu titik singgung antara isoquant dan isocost dinamakan jalur perluasan (expansion path).
111. BENTUK PASAR PERSAINGAN
Pengertian pasar secara fisik adalah suatu tempat berkumpulnya para penjual.
Pengertian pasar dalam toeri ekonomi adalah tempat bertemunya pembeli dan penjual
yang bersepakat mengenai harga dan jumlah yang diperjual belikan atau terjadinya
transaksi jual beli suatu barang.
Sedangkan pengertian persaingan adalah jika sesama produsen/penjual bersaing agar
konsumen membeli produknya dan sesama konsumen bersaing untuk mendapatkan
barang/jasa yang dibutuhkan.
Pengertian Pasar
112. No
.
Ciri-Ciri Persaingan
Sempurna
Persaingan
Monopolistik
Oligopoli Monopoli
1. Jumlah
Penjual
Sangat banyak Banyak Sedikit satu
2. Jumlah
pembeli
Sangat banyak Banyak Banyak Banyak
3. Kondisi
produk
yang
dijual
Identik
substitusi
Hampir sama
tetapi masih
bisa
dibedakan/
beda corak
Barang standar/
berbeda corak
Tidak ada
substitusi yang
dekat/sempurna
4. Kekuasaa
n
menentu
kan harga
Tidak ada sedikit Jika tanpa kerja
sama sedikit
tetapi dengan
kerja sama sangat
besar
Sangat besar
CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN
113. CIRI-CIRI PASAR PERSAINGAN
No
.
Ciri-Ciri Persaingan
Sempurna
Persaingan
Monopolistik
Oligopoli Monopoli
5. Kemungkina
n
keluar/masuk
Sangat tidak mudah/
tidak ada hambatan
Cukup mudah Hambatan cukup
kuat
Tidak mungkin
6. Reaksi
rival
Tidak ada reaksi Hampir tidak
ada reaksi
Penjual hanya satu
apa yang
dilakukan
produsen tidak
ada reaksi
Setiap tindakan
akan mendapat
reaksi dari rival
7. Kemungkina
n
keluar/masuk
Sangat tidak mudah,
tidak ada hambatan
Cukup mudah Hambatan cukup
kuat
Tidak mungkin
8. Persaingan di
luar harga
Tidak ada Sangat besar,
terutama di
bidang iklan,
mutu,desain
Sangat besar
apabila
menghasilkan
barang berbeda
corak
Memelihara
hubungan baik
dengan
masyrakat
114. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pasar persaingan sempurna adalah suatu pasar yang terdapat banyak
penjual dan pembeli dan masing-masing tidak dapat mempengaruhi
harga pasar berapa pun jumlah barang yang diperjualbelikan dipasar
harga akan tetap.
Harga pasar digambarkan oleh garis lurus yang sejajar dengan sumbu
horizontal, yaitu sumbu jumlah barang. Dengan demikian, masing-
masing penjual di pasar adalah sebagai pengikut harga pasar atau
disebut price toker
115. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna
1. Jumlah Penjual dan Pembeli sangat Banyak
Jumlah penjual dan pembeli barang sangat banyak sehingga masing-masing
pembeli maupun penjual tidak dapat mempengaruhi pasar. Hal ini berarti bahwa
harga barang akan tetap karena masing-masing penjual hanya merupakan bagian
yang kecil dari seluruh pembeli dan penjual yang ada dipasar.
2. Barang yang Diperjual Belikan Homogen/Identik
Barang homogen artinya semua jenis barang yang ditawarkan semua penjual sama.
Jadi pembeli membeli barang dari penjual satu dengan lainnya akan mendapatkan
barang yang sama.
116. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna
3. Penjual bisa Keluar Mausk di Pasar dengan Mudah
Penjual mudah keluar masuk pasar artinya baik penjual yang baru maupun yang
lama bebas untuk masuk atau meninggalkan pasar. Artinya penjual bisa memulai
mengusahakan produksi atau berjualan tanpa ada suatu hambatan.
4. Informasi terhadap Pasar Sempurna
Terdapat informasi yang sempurna artinya jika ada konsumen yang mengetahui
harga yang lebih murah maka konsumen yang lain juga segara mengetahui
begitu pula sebaliknya atau apabila salah satu produsen menggunakan teknologi
baru, maka dengan mudah produsen yang lain mengikutinya.
117. PASAR PERSAINGAN SEMPURNA
Pada gambar disamping, dalam
persaingan sempurna produsen
tidak dapat memengaruhi harga
barang per satuan, maka kurva
penerimaan total akan bersifat
linier, berbentuk garis lurus, mulai
dari titik asal (0) karena harga
adalah konstan maka besarnya P,
AR, dan MR mempunyai nilai yang
sama sehingga kurvanya berimpit
menjadi satu. Jika digambarkan ke
tiga kurva tersebut seakan-akan
hanya satu kurva.
Kurva persaingan sempurna
118. Agar perusahaan mendapatkan laba maksimal atau rugi minimal, harga dan jumlah
produk yang diperjualbelikan ditetapkan dengan kaidah MC MR. Kaldah menetapkan
harga dan jumlah produk dengan MR MC dengan syarat informasi pasar untuk
memperoleh nilai MC dan MR bersifat centainty (bisa diperhitungkan). Sedang kaidah
MC = MR dikarenakan MR adalah turunan pertama dari fungsi TR dan MC adalah
turunan pertama dari fungsi TC. Secara matematis nilai turunan pertama dari suatu
fungsi akan menghasilkan nilai tertinggi.
Penetuan Jumlah Produksi dan
Harga
119. Penentuan Harga Dalam Pasar Persaingan
Sempurna Yang Memperoleh Laba
laba maksimal adalah sebesar OP1.
Dengan harga sebesar OP1 besar TR
adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TC
adalah OP2LQ1 dan total laba (TR - TC)
adalah sebesar P1P2LK. Besarnya AC
sebesar OP2 dan laba per unit P1P2.
P=OP1 dan Q = 001
120. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna
yang Memperoleh Kerugian yang Minimum
Rugi minimum adalah sebesar OP1. Dengan
harga sebesar OP1 besar TC adalah OP2KQ1.
Sedang besarnya TR adalah OP1LQ1. Total
rugi (TR- TC) adalah sebesar P1P2KL.
Besarnya AC sebesar OP2 dan rugi per unit
P1P2.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang
menjamin rugi manimal adalah sebesar
P=OP2 dan Q=001
121. Penentuan Harga dalam Pasar Persaingan Sempurna yang
Memperoleh Normal Profit (Break Even Income)
Harga yang menjamin laba normal adalah sebesar OP1. Dengan
harga sebesar OP1 besarnya TC adalah OP1KQ1. Sedang besarnya TR
adalah sama OP1KQ1. Kita perhatikan perusahaan dalam pasar
persaingan sempurna seperti gambar di atas, untuk mendapatkan
laba normal perusahaan harus bekerja yang paling efisien. Terlihat
besarnya AC yang paling rendah. Kondisi seperti ini tidak bisa
dialami oleh perusahaan yang berada pada persaingan yang lain.
Harga dan jumlah yang diproduksi yang menjamin laba normal
adalah sebesar
P=OP1 dan Q = 0Q1
Dengan AC yang paling rendah
122. Periode Jangka Pendek dan Jangka Panjang yang dialami
Perusahaan dalam Persaingan Sempurna
1. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Pendek
Maksud jangka pendek adalah jangka waktu yang demikian pendeknya sehingga
apabila terjadi kenaikan permintaan barang dan setiap produsen tidak mampu untuk
menaikan produksinya serta tidak cukup waktu bagi perusahaan-perusahaan untuk
menambah perusahaan-perusahaan yang baru. Dalam jangka pendek perusahaan
dalam persaingan sempurna dapat mengalami tiga hal, yaitu :
• Mendapat laba super normal
• Mendapat laba normal
• Menderita Kerugian
123. Dalam jangka pendek suatu perusahaan yang mengalami kerugian masih mungkin untuk
memutuskan tetap berproduksi, meskipun menderita rugi. Akan tetapi posisi ekuilibrium yang
dipilih yaitu pada saat rugi yang minimum, yaitu AVC masih bisa tertutup dari hasil penerimaan
penjualan, walaupun AFC tidak bisa tertutup. Saat ini ditunjukan oleh harga (P) dibawah SAC,
dan di atas SAVC. Berarti bahwa Sebagian dan ongkos tetap (FC) masih bisa ditutup oleh
kelebihan P1 atas AVC dan ongkos variabel itu sudah bisa ditutup. Pada harga P=AVC
perusahaan tidak perlu tutup usaha karena tutup usaha dengan melanjutkan usaha kondisi
kerugiannya sama yaitu KL. Titik ini disebut shortdown point. Hal ini dapat dilihat dengan
gambar sebagai berikut :
124. 2. Kondisi Perusahaan dalam Persaingan Sempurna dalam Periode Jangka Panjang
Jangka Panjang dalah jangka waktu yang cukup lama dimana produsen masih ada
kesempatan untuk memperbanyak produksinya untuk dipasarkan atau masih dapat
mendirikan perusahaan-perusahaan baru untuk menaikkan produksinya apabila
terjadi kenaikan permintaan barang. Dalam jangka Panjang perusahaan-perusahaan
hanya mendapatkan normal profit saja (impas/break even). Dalam jangka Panjang
mendorong perusahaan-perusahaan baru masuk ke dalam pasar dan perusahaan-
perusahaan yang ada ingin menambah produksinya. Tambahnya kapasitas produksi
dan masuknya perusahaan-perusahaan baru mengakibatkan bergesernya kurva
supply ke kanan dan harga turun. Apabila turunnya harga ini sudah sampai pada
P=LAC maka tiap-tiap perusahaan hanya akan menerima keuntungan normal saja.
125. Kesimpulannya bahwa dalam jangka Panjang perusahaan selalu hanya
memperoleh keuntungan normal saja dengan MR=MC=AC, pada saat AC
minimum. Perusahaan yang hanya menerima keuntungan normal (normal profit)
dinamakan Marginal Firm / Marginal of Profitability, artinya apabila harga turun
sedikit saja perusahaan akan segera keluar dari pasar
126. Keburukan dan Kebaikan Perusahaan yang Berada dalam Pasar
Persaingan Sempurna
Keburukannya
Tidak ada inovasi dan membatasi pilihan konsumen. Produk yang diperjualbelikan
identik dan perusahaan harus bekerja yang paling efisien agar tidak mengalami
kerugian sehingga produk yang diperjualbelikan tidak ada inovasi. Konsumen tidak
bisa memilih karena masing-masing konsumen tidak kuasa memengaruhi pasar.
Kebaikannya
Adanya alokasi sumber daya efisien dan adanya kebebasan bertindak. Oleh karena
itu, agar tidak mengalami kerugian perusahaan harus bekerja seefisien mungkin.
Persaingan yang ketat dan mudahnya memasuki pasar berakibat alokasi sumber
daya menjadi efisien dan konsumen dapat memperoleh barang dengan harga yang
kompetitif.
127. Contoh Perhitungan Numerik
Perusahaan dalam pasar persaingan
sempurna dengan TC = Q²-4Q+40 dan
P= $ 20.
Ditanya :
a) Apakah perusahaan rugi/laba?
b) Jika harga dinaikkan menjadi $ 24
apakah jumlah produksi berkurang?
c) Hitung berapa labanya.
129. Bentuk Pasar Persaingan Monopolistik
Pasar Persaingan Monopolistik adalah pasar yang terdapat banyak penjual dan masing-masing
penjual dapat memengaruhi harga dengan jalan deferensiasi produk.
Deferensiasi produk/product differentiation adalah membedakan dua barang yang sebenarnya
sama sehingga menjadi berbeda dengan cara promosi, advertensi, perbedaan warna bungkus,
merek, pelayanan yang baik, dan lain-lainnya.
Perbedaan produk menyebabkan sebagian konsumen lebih menyukai produk penjual tertentu
dibandingkan dengan produk penjual lain. Akibatnya kurva permintaan yang dihadapi oleh seorang
penjual agak miring sedikit ke bawah dan menyebabkan penjual sedikit banyak dapat
mengendalikan harga produknya.
Perlu diketahui bahwa adanya ongkos tambahan seperti ongkos advertensi dan lain sebagainya itu
merupakan penyebab pasar tersebut menjadi berbentuk pasar persaingan monopoli.
130. Bentuk kurva demand dari perusahaan monopolistik berada diantara
perusahaan monopoli dan persaingan sempurna. Bila pada persaingan
sempurna bentuk kurva demand-nya horizontal atau elastis sempurna,
kurva demand dari monopoli bersifat inelastis. Kurva demand yang
monopolistik berbentuk elastis. Kemiringan di antara kedua kurva demand
dari monopoli dan persaingan sempurna.
131. Tiga Kondisi yang Bisa Dialami
Persaingan Monopolistik
• Mendapat Laba Supernormal
• Mendapat laba normal
• Menderita kerugian
132. Tiga Kondisi yang Bisa Dialami Persaingan
Monopolistik
1. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba
Supernormal
Dari gambar di atas, harga dan output yang menjamin laba maksimal dengan menggunakan
kaidah MR = MC. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang dijual
sebanyak QQ1 dan besarnya laba P1P2LK.
133. Tiga Kondisi yang Bisa Dialami Persaingan
Monopolistik
2. Perusahaan dalam Persaingan Monopolistik yang Mendapat Laba
Normal
MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin laba
maksimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP1 dan output yang
dijual sebanyak OQ1 dan sebesarnya TC = TR, yaitu sebesar 0P1KQ1
134. Tiga Kondisi yang Bisa Dialami Persaingan
Monopolistik
3. Perusahaan dalam Persangan Monopolistik yang Mendapat Laba Normal
MR = MC adalah kaidah guna menetapkan harga dan output yang menjamin kalau laba, laba yang
maksimal tetapi kalau rugi kerugian yang minimal. Pada kaidah MR = MC harga jual produk sebesar OP2,
sedang baiaya rata-ratanya OP1. Biaya rata-rata (AC) lebih besar dari penerimaan rata-rata (AR).
Kerugian yang minimal ini output/jumlah produksi yag dijual harus sebanyak OQ1 dan besarnya TC
(OQ1KP1), sedang besarnya TR (OQ1LP2)
135. AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI
TERHADAP OUTPUT DAN HARGA
1. Perubahan Harga Berakibat Perubahan Permintaan yang Besar
Bentuk kurva demand-nya bersifat sangat elastis sehingga dengan sedikit
menaikkan harga maka output akan mengalami banyak pengurangan.
Kurva permintaan yang dihadapi oleh persaingan
monopolis sangat elastis.
136. AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI
TERHADAP OUTPUT DAN HARGA
2. Efisiensi Masing-Masing Perusahaan
Perusahaan tidak akan dirangsang untuk membangun skala optimum perusahaan atau
untuk menjalankan skala perusahaan yang telah dibangunnya pada tingkat output optimum.
Perusahaan baru akan terus masuk sehingga tidak lagi ada laba yang diperoleh. Kerugian diderita
apabila kurva biaya rata-rata jangka Panjang terletak di atas kurva permintaan untuk semua output.
137. 3. Promosi Penjualan
Usaha masing-masing perusahaan untuk
memperluas pasarnya dengan cara ini akan
diimbangi dengan kegiayan yang sama oleh
penjual lainnya, dan sumber yang digunakan untuk
usaha tersebut hanyalah menambah biaya
produksi. Pemborosan seperti ini lebih kecil dalam
persaingan monopoli dibandingkan dengan
oligopoly.
AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI
TERHADAP OUTPUT DAN HARGA
138. 4. Jenis Produk yang Tersedia
Konsumen dapat memilih jenis, gaya, atau warna yang sangat
mendekati selera dan kemampuan. Akan tetapi, suatu peringatan perlu
diberikan di sini ragam produk tertentu demikian banyak sehingga
membingungkan konsumen, dan persoalan pemilihan dapat menjadi lebih sulit.
AKIBAT PERSAINGAN MONOPOLI TERHADAP
OUTPUT DAN HARGA
140. Pasar Oligopoli, yaitu keadaan dimana hanya ada
sedikit penjual sehingga tindakan seorang
produsen akan mendorong produsen lain untuk
bereaksi. Pasar oligopoli adalah pasar yang
terdapat banyak penjual dan masing-masing
penjual dapat mempengaruhi harga pasar.
Pengertian Pasar
Oligopoli
143. Struktur pasar oligopoli bisa juga terjadi dalam industri
dimana wilayah pasar suatu perusahaan sangat kecil,
misalnya industri pompa bensin. Dalam industri ini hanya
ada sedikit penjual (pompa bensin) yang bersaing dalam
satu wilayah geografis yang kecil. Oleh karena jumlah
penjual yang sedikit kecil inilah maka saling pengaruh
antara mereka bisa dimasukkan dalam masalah penetuan
harga/output dari oligopoli.
Demand Oligopoli
144. • Model Cournot
Model cournot adalah pasar duopoli (dua penjual).
Model ini beranggapan bahwa barang yang dihasilkan
dua perusahaan adalah sama dan bersifat subtitut
sempurna serta struktur ongkos produksi per unit
sama.
Model
Oligopoli
145. Perusahaan kedua hanya
menghasilkan setengah dari
output yang diminta pasar yang
tidak dilayani oleh perusahaan
pertama. Jadi output yang
dihasilkan perusahaan kedua
adalah 0,25 ( 0,5 x 0,5) dari
seluruh permintaan yang ada di
pasar. Kemudian perusahaan
pertama yang menghadapi
suasana ini akan beranggapan
bahwa perusahaan kedua akan
tetap mempertahankan output-
nya untuk periode berikutnya.
Pasar duopoli model
cournot
146. Jika salah satu perusahaan pasif dan
yang lainnya bereaksi maka kurva
reaksi dapat digambar dengan mudah.
Jika perusahaan pertama
memproduksi setengah maka
perusahaan kedua akan memproduksi
seperempat. Jika perusahaan pertama
memproduksi 1 maka perusahaan
kedua akan memproduksi 0. Jika
perusahaan pertama memproduksi 0
maka perusahaan kedua akan
memaksimumkan laba dengan
memproduksi setengah.
Kurva reaksi pasar duopoli model
Courval
Model Cournot ditinjau dari kurva reaksi (reaction
curved) seperti pada gambar di bawah ini :
147. Penurunan Kurva Reaksi secara Matematis
Misalkan kurva permintaan yang dihadapi duopoli adalah :
Q = a + bX, dan b > 0, serta Q = Q1 + Q2
Dimana :
Q = Jumlah output total
Q1 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan pertama
Q2 = Jumlah output yang dihasilkan perusahaan kedua
a = Konstanta
b = Slope / kemiringan garis permintaan
Kurva marginal revenue (MR) tidak sama dari masing-masing duopoli tidak
perlu sama, maka perusahaan yang mempunyai ukuran/skala usaha yang lebih
besar akan memiliki 1/1 R yang lebih kecil.
149. Kelemahan dari Model Cournot
• Masing-masing produsen tidak memanfaatkan pengalaman dalam
mengantisipasi tindakan pesaing adalah tidak realistis.
• Meskipun jumlah output yang dihasilkan produsen pesaing pada
masing-masing periode dianggap konstan, tetapi jumlah output
secara keseluruhan akan mendorong tingkat harga menjadi turun
dan akan mengarah mendekati persaingan sempurna.
• Pada model cournot tidak dijelaskan sampai berapa lama proses
penyesuaian untuk menuju ke posisi keseimbangan.
• Anggapan bahwa ongkos produksi besarnya nol tidaklah realistis.
150. Model Bertrand
Bahwa masing-masing perusahaan dalam pasar
duopoli memperkirakan perusahaan pesaingnya
untuk tetap mempertahankan tingkat harga jualnya
apapun yang ditentukan oleh perusahaan.
151. Model Bertrand menggunakan alat analisis fungsi reaksi untuk
menentukan posisi keseimbangan yang stabil dari pasar. Model ini
pun tidak lepas dari kritik seperti halnya model Cournot, yaitu :
• Mengenai perilaku proodusen yang tidak pernah menggunakan
pengalamannya untuk mengantisipasi pesaingnya tidaklah
realistis.
• Masing-masing perusahaan dapat memaksimumkan
keuntungannya, tetapi tidak untuk pasar.
• Harga keseimbangan yang terbentuk di pasar mengarah pada
tingkat harga persaingan pasar, tetapi bersifat tertutup dan tidak
dimungkinkan perusahaan atau pesaing baru untuk masuk /
keluar pasar.
152. Model Chamberlin
Chamberlin berpendapat bahwa apabila masing-masing
perusahaan tidak menyadari akan ketergantungan
mereka, maka pasar akan mencapai cournot jika masing-
masing perusahaan menganggap bahwa pesaingnya
akan mempertahankan tingkat output-nya. Kelemahan
dari model Chamberlin adalah apabila ada perusahaan
baru yang masuk maka keseimbangan stabil tidak dapat
dipecahkan dalam model ini dengan mekanisme model
pasar monopoli.
153. Model Kurva Permintaan Patah
Model Kurva Permintaan Patah digemukakan pada tahun 1939. Ada tiga
asumsi dasar bagi penelaahan kurva permintaan patah yaitu :
• Terdapat industri dewasa dan berpengalaman tanpa deferensiasi
produk. Perusahaan oligopolis akan belajar lewat pengalamannya
bahwa ia tidak akan melakukan perang harga karena akan
merugikan diri sendiri.
• Apabila suatu perusahaan menurunkan harga, maka perusahaan
lainnya akan mengikuti menandingi penurunan harga.
• Apabila perusahaan menaikkan harga, maka perusahaan lainnya
tidak akan mengikutinya.
154. Kurva permintaan patah
Dalam gambar di samping ada dua
kurva permintaan yaitu, kurva
permintaan dd (kurva permintaan
Marshall) dan kurva permintaan
DD. Jadi bagian atas dari kurva
permintaan yang dihadapi oleh
perusahaan adalah kurva
permintaan Marshall, sedangkan
bagian bawah adalah kurva bagian
pasar atau kurva permintaan
Chamberlin. Oleh karena itu, kurva
permintaan tersebut patah, maka
kurva penerimaan marginal (MR)
juga terputus dan terdapat rentang
yang luas.
155. Dalam model ini dianggap bahwa salah satu perusahaan dalam pasar oligopoli
cukup kuat menjadi leader sehingga perusahaan pesaing mengakuinya.
Model Stackelberg
Pada gambar, apabila perusahaan
A yang kuat menduga bahwa
perusahaan pesaingnya akan
bereaksi atas dasar kurva
reaksinya. Dengan demikian,
perusahaan A akan menentukan
tingkat output, yaitu di titik a (Qa)
yang dapat memaksimalkan
keuntungannya. Sedangkan
perusahaan B sebagai pengikut
menghasilkan output sebesar Qb.
156. Penentuan Harga Ouput Dalam
Perusahaan A mula-mula
menghasilkan output sebesar Q1
unit dan menjualnya dengan P1.
Kurva permintaan D1 yang berlaku
disini, dengan mengansumsikan
harga-harga yang ditetapkan oleh
perusahaan lain tidak berubah.
Sehingga penurunan harga dari P1
menjadi P2 akan meningkatkan
permintaan menjadi Q2.
157. Penentuan Harga Ouput Dalam
Kurva D3 dalam gambar
merupakan sebuah kurva
reaksi yang menunjukan
penurunan harga akan
memengaruhi kuantitas yang
diminta setelah reaksi
perusahaan saingan
diperhitungkan.
158. Kurva permintaan terpatah (kinked demand curve) dalam oligopoli :
• Dalam pasar oligopoli apabila perusahaan menurunkan harga ke P1 maka
permintaan akan bertambah ke C1, harga ke P2, maka permintaan akan
bertambah ke B1.
1. Pelanggan perusahaan membeli barang yang harga turun.
2. Pelanggan lain membatalkan pembeliannya.
• Sedangkan apabila perusahaan juga menurunkan harga ke P1 dan P2
perubahan permintaan akan ke titik B dan C.
• Menaikkan harga ke P3 permintaan ada di titik A1 karena reaksi
perusahaan mengubah harga maka kurva permintaan menjadi D1ED2.
160. • Menghasilkan atau menjual barang standar
• Kekuatan menentukan harga kadang-kadang lemah/kuat
• Promosi masih diperlukan
Ciri-ciri Pasar oligopoli
Model Penetapan Harga Pasar oligopoli
Pasar oligopoli mempunyai beberapa model dalam
menetapkan harga produknya, diantaranya :
• Pasar kartel
• Pasar dengan kepemimpinan harga (price leadership)
161. Pasar dengan Ketegaran Harga
(Kinked Demand Curve Model)
Seorang penjual dapat menaikkan jumlah penjualannya dengan
menurunkan harga yang mengakibatkan larinya pembeli dan penjual
yang lain datang berbondong-bondong untuk membeli barang tersebut
hal ini disebut Perang Harga. Sebab terjadinya perang harga adalah
adanya saling ketergantungan (interdependency) antara penjual yang
satu dengan yang lain. Harga ini sering dipertahankan secara kaku.
Kekakuan harga ini mengakibatkan kurva permintaannya menjadi
tidak lurus, tetapi patah atau disebut Kinked Demand.
162. Bentuk kurva Kinked adalah PED2.
Hal ini terjadi karena sifat reaksi
seorang produsen terhadap tindakan
produsen lain karena kurva
penerimaan merjinalnya adalah
PLNMR, yaitu ada bagian yang patah
(LN).
163. Mula-mula kurva sebesar MC2. Pada
MC2 ini tingkat harga yang menjamin
laba maksimal (MC=MR) adalah OP1.
Jika biaya per unit turun, MC bergeser
menjadi MC1. Turunnya MC tidak
mengubah harga yang menjamin
labanya maksimal tetap sebesar OP1.
Demikian juga jika biaya per unit naik,
harga yang menjamin laba maksimum
adalah sebesar OP2.
164. Harga bisa berubah naik atau turun jika
MC memotong MR buka pada bagian
yang patah (tegak lurus LN). Harga yang
menjamin laba maksimal pada saat MC
berpotongan dengan MR (PLN-MR),
yaitu setinggi OP2. Turun menjadi OP2.
Biaya akan terus naik hingga memotong
MR yang bukan tegak lurus LN harga
akan meningkat. Dari gambar biaya
produksi naik terus hingga MC3
memotong MR yang miring maka harga
berubah dari OP2 menjadi OP3.
165. PENGARUH OLIGOPOLI TERHADAP KESEJAHTERAAN
Efek kesejahteraan dan bentuk pasar oligopoli kurang lebih sama dengan
monopoli. Di satu pihak oligopoli menimbul efek yang negatif dalam bentuk:
• Adanya keuntungan yang terlalu besar (excess profit) yang dinikmati oleh
para produsen oligopoli dalam jangka panjang.
• Adanya ketidakefisienan produksi karena setiap produsen tidak beroperasi
pada AC yang minimal.
• Kemungkinan adanya eksploitasi terhadap konsumen maupun buruh
(karena P > seperti dalam kasus monopoli).
• Ketegaran harga sering dikatakan menunjang adanya inflasi yang dapat
merugikan masyarakat makro.
166. Struktur pasar oligopoli memungkinkan diadakannya kerja sama secara diam-
diam atau secara terang-terangan. Ada tiga faktor yang memungkinkan
terjadinya Kerja sama, yaitu:
• Dapat meningkatkan keuntungan mereka jika mereka mengurangi tingkat
persaingan antara mereka dan mereka bertindak seperti monopolis.
• Dengan mengadakan kerja sama mereka dapat mengurangi
ketidakpuasan yang ada, dalam arti tindakan produsen yang satu
terhadap yang lain jelas jika mereka Mengadakan kerja sama.
• Adanya kerja sama antarmereka menutup kemungkinan masuknya
produsen baru Dalam industri.
167. KEUNTUNGAN OLIGOPOLI SECARA MATEMATIS
• Laba Maksimum dari Model Kurva Demand yang Patah (Kinked Demand)
Diketahui fungsi permintaan untuk harga naik dan turun yang dihadapi oleh
seorang oligopolis adalah 01-56-473 dan 02-20-P2 dan fungsi biaya
perusahaan tersebut adalah TC-40-0.25 Q Hitunglah jumlah dan harga yang
Memaksimumkan laba.
Untuk memaksimumkan laba maka perlu dicari MRI, MR2, dan MC
Q1 = 56-4P1 atau P1 =14-0.25 01
TRI = P1 Q1
TR1 = 1401-0.25 Q’1
MR1 = 14-05 01
Q2 = 20-P2 atau P2 = 20-02
168. TR2 = P2 Q2
TR2 = 20 Q2 - Q2
MR2 = 20-202
TC - 4Q + 0.25 Q
MC = 4 + 0.50
Untuk menemukan perpotongan kurva demand D1 dan D2, kita pertemukan Q1
= Q2 pada tingkat harga tertentu yaitu P1 = P2 sehingga kita peroleh:
14 - 0.25 Q - 20 - Q
0.75 Q = 6
Q = 8
P = 12
169. Pada jumlah produksi sebesar 8 dapat diketahui batas atas dan batas bawah dari
kurva MR yang patah
MR1 14-0.5 Q1
=14-0.5 (8) 9
MR220-202
=20-2 (8)=4
Pada jumlah produksi sebesar 8 maka biaya MC:
MC=4+0.5 Q = 8.
Bahwa kurva MC memotong kurva MR yang patah karena MC = 8 berada pada
batas 4-9. Dengan demikian laba perusahaan dapat dicari sebagai berikut:
Laba = TR-TC
=(PxQ)-(40+0.25 Q2)
=(12x8)-(4.8+0.25 (8) 2
=96-(32+16)= 48
171. Arti Monopoli
Monopoli adalah suatu keadaan dimana di
dalam pasar hanya ada satu penjual sehingga
tidak ada perusahaan pesaing. Keadaan seperti
ini adalah kasus monopoli murni atau pure
monopoli. Ada atau tidaknya bentuk monopoli
murni, prinsip-prinsip monopoli murni
memberikan suatu alat yang sangat berguna
unruk menganalisis persoalan penentuan harga,
output, dan alokasi sumber.
172. Ciri – Ciri Dan Faktor Penyebab Pasar Monopoli
• Pasar Monopoli adalah Industri Satu Perusahaan
Barang atau jasa yang dihasilkannya tidak dapat di beli dari tempat lain.
• Tidak Mempunya Barang Pengganti yang Mirip
Barang tersebut merupakan satu-satunya jenis barang yang seperti itu dan tidak
terdapat barang mirip (Close Subtitute) yang dapat menggantikan barang
tersebut.
• Tidak Terdapat Kemungkinan untuk Masuk dalam Industri
Tanpa sifat ini pasar monopoli tidak akan terwujud karena tanpa adanya halangan
tersebut pada akhirnya akan terdapat beberapa perusahaan dalam industry.
173. Ciri – Ciri Dan Faktor Penyebab Pasar Monopoli
• Dapat Mempengaruhi Penentuan Harga
Oleh karena itu perusahaan monopoli merupakan
satu-satunya penjual dalam pasar, makan penentuah
harga dapat dikuasainya.
• Promosi Iklan Kurang Diperlukan
Perusahaan monopoli adalah satu-satunya
perusahaan dalam industri, maka tidak perlu
mepromosikan barangnya dengan menggunakan
iklan.
174. Faktor-Faktor yang Menimbulkan Adanya Psar
Monopoli
Terdapat tiga faktor yang dapat menyebabkan munculnya pasar
(perusahaan) monopoli, yaitu :
• Perusahaan monopoli mempunyai suatu sumber daya
tertentu yang unik dan tidak dimiliki oleh perusahaan lain.
• Perusahaan monopoli pada umumnya dapat menikmati
skala ekonomi (economic of scale) hingga ke tingkat
produksi yang sangat tinggi.
• Monopoli ada dan berkembang melalui undang-undang,
yaitu pemerintah memberi hak monopoli kepada
perusahaan.
175. Hambatan Bagi Perusahaan yang Akan
Memasuki Pasar
Bila ada perusahaan baru yang dengan mudah masuk ke dalam industri
persaingan murni maka dalam jangka panjang akan ada perusahaan baru
lainnya yng masuk ke dalam suatu indsutri. Akibatnya monopolis tidak lagi
bisa memonopoli pasar. Masuknya perusahaann baru akan mengubah
keadaan pasar dimana perusahaan itu bergerak. Hal tersebut
menyebabkan kurva permintaan dan kurva pendapatan marginal yang
dihadapi oleh masing-masing perusahaan akan bergeser ke bawah. Sang
monopolis dapat mengahalangi masuknya perusahaan baru ke dalam
insdutri tersebut dengan beberapa cara. Dia dapat mengendalikan bahan
baku yang diperlukan untuk menghasilkan produknya.
176. • Penguasaan Bahan Mentah
Kalau X adalah input utama untuk produk Y, maka penguasaan
sumber X akan bisa menimbulkan perusahaan monopoli untuk
barang Y, dengan jalan menolak penjualan X kepada
perusahaan lain. Contoh PDAM, Pertamina
• Hak Paten
Sumber terjadinya monopoli untuk suatu maca barang tertentu
atau cara produksi tertentu. Contoh produk-produk Microsoft-
Windows
Penyebab Timbulnya Perusahaan
Monopoli
177. Penyebab Timbulnya Perusahaan
Monopoli
• Terbatasnya Pasar
Dibanding dengan skala minimum perusahaan pasar yang
masih terbatas, mungkin hanya bisa memberikan “ruang
hidup” untuk satu perusahaan saja.
• Pemberiaan Hak Monopoli oleh Pemerintah
Adakalanya hak monopoli diberikan oleh pemerintah,
contohnya PELNI pada jalur tertentu
178. Kurva permintaan pasar biasanya
menurun dari kiri atas ke kanan
bawah, yang berarti bahwa produsen
bisa memengaruhi harga pasar
dengan jalan menjual lebih sedikit
atau lebih banyak barang
produksinya.
POSISI KESEIMBANGAN
179. Perbedaan kurva permintaan Monopolis dengan
persaingan lain adalah jika persaingan sempurna
kecondongan kurva permintaannya horizontal, kurva
permintaan persaingan Monopolis kecondongannya
bersifat elastis yang cukup besar dengan kemiringan yang
landai. Sementara itu, kurva permintaan seorang Monopolis
berbentuk miring dengan kecondongan yang bersifat
inelastis. Penjualan yang lebih besar akan menyebabkan
penerimaan total berkurang, bukannya bertambah.
Pendapatan marginal pada berbagai tingkat penjualan per
unit waktu untuk Sang Monopolis akan lebih rendah dari
harga per unit pada tingkat penjualan.
Hubungan P, TR, dan MR
181. Laba, Rugi, dan Impas bagi Monopoli
Monopoli bisa menderita kerugian disebabkan karena
• Biaya awal yang besar (set up cost)
• Demandnya belum berkembang karena belum dikenal
Dalam keadaan yang dimisalkan Sang Monopolis membangun skala
perusahaan yang lebih besar dan skala optimum perusahaan dan
menjalankannya pada tingkat output yang lebih besar dan tingkat
output optimum jika dia ingin mendapat laba yang maksimal. Skala
perusahaan menjadi besar sehingga terjadi kerugian ekonomis. Akan
lebih menguntungkan kalau menggunakan skala pemisahaan yang
lebih kecil dan skala yang ada untuk menghasilkan tingkat output x
dengan tingkat output yang paling efisien.
182. Monopolis yang Mendapatkan Keuntungan
Pada gambar, laba maksimal (P1KLP2) dicapai
pada saat MC = MR. Laba maksimal dicapai
bila Monopolis menjual produksinya dengan
tingkat harga sebesar OP1 dengan jumlah
barang yang dijual sebanyak OQ. Jika
Monopolis menjual dengan jumlah lebih banyak
atau lebih sedikit laba yang diperoleh ya tidak
maksimal. Hal ini dikarenakan produk yang
dijual tidak menuruti kaidah MR = MC.
183. Dalam Jangka Pendek Monopolis Mengalami
Impas
Besarnya harga TR = TC. Hal ini terjadi karena
adanya kenaikan ongkos rata-rata sehingga
besarnya AC jangka pendek naik menjadi sama
dengan harga (P) sehingga TR = OP1KQ dan
TC = OQKP1.
184. Ada beberapa kesalahan tentang pengertian monopoli
• Bahwa Monopolis akan selalu untung.
Hal ini tidaklah salah karena dalam jangka pendek kemungkinan
Monopolis dapat mengalami kerugian, yang disebabkan oleh
SAC demikian tinggi sedang harga (P) demikian rendah
sehingga P < AC jangka pendek.
• Bahwa kurva permintaan Monopolis selalu inelastis.
Hal ini tidaklah salah juga sebab kurva permintaan monopoli
tidak selalu inelastis. Elastis atau inelastis ini tergantung dan
kurva permintaannya.
185. Beberapa usaha Monopolis untuk mempertahankan agar tetap
menjadi Monopolis
• Selalu mengontrol sumber-sumber bahan mentah yang
dipakainya.
• Selalu memegang hak paten atas produksinya, supaya
perusahaan lain tidak bisa meniru
• Terbatasnya relatif dibanding dengan skala perusahaan
optimum sehingga masuknya perusahaan lain akan
menekan harga sedemikian rendahnya hingga
menghilangkan keuntungan yang ada dan keduanya akan
menderita rugi.
186. • Kerugian Adanya Monopoli
Kerugian masyarakat dan adanya monopoli bukan
hanya timbul karena perusahaan monopoli bisa
menikmati keuntungan di atas keuntungan yang
wajar tetapi ada bentuk-bentuk kerugian lain. Akan
tetapi, monopoli tidak selalu lebih buruk daripada
persaingan sempurna, yaitu bila kita lihat dan segi-
segi lain.
KERUGIAN DAN PENGATURAN MONOPOLI
187. • Output yang Lebih Kecil
Jika suatu industri dengan persaingan murni dijadikan
monopoli, maka monopoli akan menaikkan harga dan
memperkecil output dari sebelumnya. Dalam menjelaskan
hal ini, kita akan menganggap bahwa biaya produksi rata-
rata minimum sama saja. Sebenarnya kita memperkirakan
kurva biaya Sang Monopoli seperti ini akan lebih tinggi
daripada dalam persaingan murni. Jika industri adalah
suatu industri dengan persaingan bebas, masing-masing
perusahaan akan mempergunakan skala perusahaan yang
cukup besar untuk dapat mengambilk keuntungan dan
skala.
188. • Halangan bagi Perusahaan Lain yang
Hendak Masuk Pasar
Dalam industri monopoli, dihalanginya
perusahaan baru untuk masuk Memungkinkan
diperolehnya laba jangka panjang. Bila terdapat
laba, konsumen membayar lebih mahal untuk
produk tersebut dari biaya produksinya.
Dihalanginya perusahaan baru untuk masuk dalam
pasar merupakan isyarat untuk meluaskan output
dalam industri yang bersangkutan.
189. • Efisiensi Ekonomi
Perusahaan monopoli biasanya tidak
menggunakan sumber-sumber pada tingkat
efisiensi puncaknya. Monopoli mempergunakan
sumber-sumber tetap yang tidak digunakan dengan
efisiensi sebaik-baiknya. Berbeda dengan
perusahaan dalam persaingan murni, dalam
ekuilibrium jangka panjang menggunakan skala
optimum perusahaan pada tingkat output optimum.
190. • Promosi Penjualan
Sang Monopoli mungkin menggunakan kegiatan
promosi penjualan untuk memperbesar pasarnya,
artinya untuk menggeser kurva permintaannya ke
kanan. Di samping itu, kegiatan seperti itu
digunakan untuk melindungi diri dari persaingan
yang mungkin timbul dan untuk melindung
kedudukan monopolinya. Tujuannya untuk
mengaitkan namanya dengan produk tersebut
sehingga calon saingan akan sukar memasuki
pasar tersebut.
191. Tindakan tindakan yang bisa dilakukan pemerintah yang bisa
mengurangi dampak negatif dari monopoli terhadap
masyarakat adalah :
• Menetapkan Undang-Undang anti monopoli
• Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan
• Pemerintah bisa mendirikan perusahaan tandingan di
dalam patar dengan Tujuan membatasi kekuasaan
monopoli Dengan adanya perusahaan tandingan harga
dan output dapat dikendalikan
• Mengimpor barang sejenis yang diproduksi monopoli.
192. Kita akan lihat dua alat pengaturan pemerintah,
yaitu
• pengaturan langsung terhadap harga yang
dijual oleh monopoli
• pengaturan melalui pengenaan pajak.
Pengaturan Monopoli oleh Pemerintah
193. Pemerintah bisa mengawasi untuk mengatur harga
yang dikenakan oleh perusahaan monopoli negara.
Persoalan ekonomi yang dihadapi adalah penentuan
harga yang akan menarik Sang Monopoli untuk
menyediakan produk sebanyak-banyaknya sesuai
dengan permintaan konsumen. Untuk itu pemerintah
dapat menentukan harga tertinggi di bawah harga
keseimbangan MR=MC. Penentuan harga maksimum
ini menguntungkan konsumen dengan harga per unit
yang lebih murah dan jumlah barang yang lebih
banyak.
• Pengaturan Harga
194. • Pengaturan Harga
Sebelum ada penetapan harga dan
pemerintah, produsen monopoli
memaksimumkan keuntungan pada produksi
0Q1 dengan harga setinggi OP1. Apabila
pemerintah menginginkan kesejahteraan
masyarakat, maka pemerintah menyediakan
barang yang dibutuhkan masyarakat itu lebih
banyak lagi dan harga yang lebih murah. Oleh
karena itu bisa menetapkan harga lebih rendah
daripada harga yang sudah berlaku, yaitu
harga setinggi MC nya.
195. Disebut kasus decreasing cost karena kita
menghadapi kasus di mana luas pasar terbatas
sehingga untuk memenuhi permintaan yang ada di
pasar, perusahaan monopoli hanya beroperasi pada
bagian kurva di mana AC menurun ( decreasing cost)
• Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni
dengan Decrusing Cost
196. Kalau seandainya perusahaan
monopoli dibiarkan memilih
kebijaksanaan output dan harganya,
perusahaan akan memilih output OQ1
dan harga OPI, karena akan
menghasilkan keuntungan maksimum
baginya. Bila mewajibkan perusahaan
tersebut untuk berproduksi pada P-
MC dengan output Q3 dan harga OP3
maka ini berarti bahwa perusahaan
tersebut akan menanggung rugi RL
bahwa ongkos per unit (AC) OPZ
lebih besar dan harga jual OP3.
Pengaturan Harga pada Kasus Monopoli Murni dengan Decrusing
Cost
197. Monopoli alamiah terjadi dalam industri di mana
LRAC jatuh di atas berbagai tingkat output seperti
mungkin hanya ada ruang untuk satu pemasok untuk
sepenuhnya memanfaatkan semua skala ekonomi
internal mencapai skala efisien minimum, dan oleh
karena itu mencapai efisiensi produktif.
• Monopoli Alami
198. Pajak yang dikenakan terhadap
monopolis dapat bersifat tetap dasarnya
(lumpsum) dan dapat bersifat khusus
(spesific). Pajak yang lumpsum sifatnya
tidak dipengaruhi oleh besarnya tingkat
jumlah barang yang dihasilkan,
sedangkan pajak yang khusus sifatnya
tergantung pada jumlah barang yang
dihasilkan oleh monopolis tersebut.
• Perpajakan
199. Pajak lumpsum ini sifatnya seperti biaya
tetap sehingga tidak akan memengaruhi
besarnya biaya marjinal, tetapi hanya
memengaruhi besarnya biaya rata-rata.
Gambar ini menggambarkan keadaan
dan seorang produsen monopolis yang
dikenai pajak lumpsum.
• Pajak Lumpsum
200. Kurva biaya rata-rata dan biaya marginal
yang semula adalah AC dan MC. Pajak
adalah semacam biaya variabel dari
menggeser biaya rata-rata dan biaya
marginal ke atas sebanyak jumlah pajak.
Dihadapkan dengan AC dan MC yang
baru Sang Monopolis mengurangi output-
nya dari 002 menjadi 001 dan menaikan
harganya dari OP3 menjadi OP4 untuk
mencapai laba maksimal.
• Pajak Khusus (specific)
201. Kasus ekonomi dan sosial standar terhadap tinis
monopoli tidak lagi mudah. Pasar berubah sepanjang
waktu dan sebagainya adalah kondisi di mana bisnis
harus beroperasi terlepas dari apakah mereka
memiliki kekuatan pasar yang nyata.
Monopoli dan Ekonomi Elsiensi
202. Kasus standar melawan monopoli adalah bahwa
harga monopoli lebih tinggi daripada biaya marginal
dan rata-rata, baik menyebabkan hilangnya efisiensi
alokatif dan kegagalan mekanisme pasar. Perusahaan
monopoli adalah penggalian harga dari konsumen
yang berada di atas biaya sumber daya yang
digunakan dalam pembuatan produk, dan kebutuhan
konsumen dan keinginan tidak terpenuhi, sebagai
produk yang berada di bawah (dikonsumsi).
Kasus Ekonomi terhadap Monopoli
203. Kurangnya kompetisi yang nyata dapat memberikan
monopoli kurang insentif untuk berinvestasi dalam ide-
ide baru atau mempertimbangkan kesejahteraan
konsumen. Hal ini juga dapat dikatakan bahwa
bahkan jika keuntungan monopoli dari skala ekonomi,
mereka akan memiliki sedikit insentif untuk
mengendalikan biaya produksi dan inefisiensi ‘X’ akan
berarti bahwa tidak akan ada penghematan biaya
nyata.
X Inefisiensi di Bawah Monopoli
204. Jika industri ini diambil alih oleh
monopoli memaksimalkan
keuntugan (MC MR) adalah
pada harga dan Q2 PMON
output monopoli ini mampu
mengenakan harga yang lebih
tinggi membatasi output total
dan dengan demikian
mengurang kesejahteraan
ekonomi.
205. Konsentrasi pasar yang tinggi (jumlah beberapa
penjual) tidak selalu sinyal tidak adanya persaingan.
Terkadang hal tersebut dapat mencerminkan
keberhasilan perusahaan terkemuka dalam
menyediakan produk berkualitas lebih baik dan lebih
efisien daripada saingan mereka yang lebih kecil.
Potensi Manfaat dari Monopoli
206. Seorang monopolis mungkin, lebih baik diposisikan
untuk mengeksploitasi ekonomi penyewaan sekala
untuk keseimbangan yang memberikan output yang
lebih tinggi dan harga yang lebih rendah dari pada
kondisi kompetetif.
Skala Ekonomis
207. Dimana kita mengasumsikan
bahwa monopoli mampu
mendorong biaya marjinal lebih
rendah dalam jangka panjang,
menemukan sebuah output
ekuilibrium Q2 dan harga di
bawah harga yang kompetitif.
208. • Sifat Dasar Diskriminasi Harga
Diskriminasi harga bukan menetapkan harga
disebabkan biaya produksi yang berbeda,
melainkan biaya produksi sama tetapi dijual
dengan harga yang berbeda pada dua pasar atau
lebih. Diskriminasi harga produksen berusaha
untuk memperluas pasar dengan cara menjual
barang yang dihasilkannya di pasar yang berbeda.
DISKRIMINASI HARGA
209. Tiga kondisi sebagai awal dapat terjadinya
diskriminasi harga :
• Pembeli mempunyai elastisitas permintaan
yang berbeda-beda
• Para penjual mengetahui perbedaan ini dan
dapat menggolongkan pembeli dalam
kelompok berdasarkan elastisitas yang
berbeda-beda.
• Para penjual dapat mencegah pembeli untuk
menjual kembali barang yang dibeli.
Kondisi Terjadinya Diskriminasi Harga
210. • Diskriminasi harga derajat pertama
Diskriminasi harga derajat pertama merupakan keadaan
dimana seorang produsen Monopolis berusaha
sepenuhnya mengambil surplus konsumen dengan cara
produsen Monopolis menentukan harga yang berbeda
untuk setiap jumlah barang yang berbeda.
• Diskriminasi Harga Derajat Kedua
Diskriminasi harga derajat kedua adalah versi yang lebih
sederhana, dimana penjual hanya dapat menetapkan
harga dengan menurunkan kelompok-kelompok harga.
Macam-Macam Diskriminasi Harga
211. • Diskriminasi Harga Derajat Ketiga
Diskriminasi harga derajat ketiga adalah pengelompokan
pembeli secara fungsional. Seperti pembeli yang
dikelompokkan berdasarkan daerah geografis.
Macam-Macam Diskriminasi
Harga
212. Syarat yang harus dipenuhi untuk dapat membuat pasar
• Dia harus sanggup memisahkan pasar tersebut, kalau tidak
produknya akan dibeli dari pasar dengan harga yang lebih
rendah untuk dijual kembali dipasar dengan harga yang lebih
mahal.
• Elastisitas permintaan pada masing-masing tingkat harga
harus berbeda di antara pasar-pasar tersebut. Jika
mempunyai elastisitas permintaan bisa dilihat dari
kecondongan kurva demand-nya. Semakin condong semakin
elastis.
Pembagian Pasar Penjualan yang
Berbeda
213. Penetapan Harga Diskriminasi secara Grafik dan
Numerik
Gambar disamping menjelaskan bahwa
biaya marginal ditunjukkan oleh garis MC.
Biaya marginal ini konstan dan sama
untuk dua kelompok pembeli. Dengan
kata lain, produk yang dijual mempunyai
biaya produksi yang sama. Kelompok A
mempunyai permintaan yang relatif
inelastis, sementara permintaan kelompok
B lebih tinggi elastisitasnya. Setiap kurva
permintaan mempunyai kurva pendapatan
marginal, yaitu MRa dan MRb.