Dokumen tersebut membahas beberapa masalah dalam pembelajaran, yaitu (1) kurangnya penggunaan strategi pembelajaran yang inovatif oleh guru, (2) kesulitan anak berkebutuhan khusus dalam pembelajaran, (3) lemahnya relasi antara guru dan orang tua siswa, (4) rendahnya penguasaan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) pada siswa, dan (5) keterbatasan peman
2. Pedagogik
Kesulitan Anak
berkebutuhan
khusus
Relasi guru dengan
orang tua siswa
01 02
03 04
Literature Review dari Masalah :
Pemahaman/ pemanfaatan
model-model pembelajaran
inovatif
Penguasaan High
Order Thingking Skill
HOTS
05 06
Pemanfaatan Tekhnologi/
Inovasi dalam
pembelajaran
4. Masalah yang Diidentifikasi :
Guru yang belum menggunakan strategi pembelajaran yang inovatif
Pedagogik
Literature Review :
Menurut Uno (2011: 310-311)Inovasi dalam proses pembelajaran
sangat diperlukan guna meningkatkan prestasi ke arah yang
maksimal dan menghasilkan siswasiswa yang inovatif. Inovasi ini
dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa pendekatan
pembelajaran, strategi pembelajaran, serta metode dan model
pembelajaran
Menurut UNESCO, pendidikan pada abad ini harus diorientasikan
terhadap pencapaian 4 (empat) pilar pembelajaran, yaitu (1)
learning to know (belajar untuk tahu) (2) learning to do (belajar
untuk melakukan) (3) learning to be (belajar jadi diri sendiri) (4)
learning to live together (belajar bersama dengan orang lain).
Untuk mendapatkan hasil dari proses pendidikan yang maksimal,
tentunya diperlukan pemikiran yang kreatif dan inovatif.
5. Masalah yang Diidentifikasi :
Guru yang belum menggunakan strategi pembelajaran yang inovatif
Pedagogik
Analisis eksplorasi penyebab masalah:
1. Masih banyak guru-guru yang menggunakan metode konvesional
teaching.
2. Masih berfokus pada materi yang banyak dan banyaknya jam
mengajar.
3. Guru tidak memiliki waktu yang cukup untuk merancang
pembelajaran yang inovatif.
7. Masalah yang Diidentifikasi :
Kesulitan Belajar Anak Berkebutuhan Khusus
Literature Review :
Menurut (Sabra : 2010) dalam (Ratnasari:2013) pada umumnya anak
berkebutuhan khusus memerlukan layanan pendidikan yang
berbeda dengan anak-anak normal lainnya. Layanan yang
diberikan untuk anak berkebutuhan khusus adalah layanan yang
telah diterapkan oleh pemerintah. Melalui Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 70 tahun 2009, pemerintah
mencetuskan pendidikan inklusi sebagai sistem layanan pendidikan
untuk anak-anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama
dengan anak normal lainnya di sekolah yang sama (Widiastuti :
2010).
8. Masalah yang Diidentifikasi :
Kesulitan Belajar Anak Berkebutuhan Khusus
Analisis eksplorasi penyebab masalah:
1. Guru mengalami kesulitan untuk membagi perhatian anatara siswa
berkebutuhan khusus dan siswa normal.
2. Keterbatasan waktu sehingga guru kesulitan membagi perhatian
lebih terhadap siswa ABK
3. Siswa bandel memiliki nilai masih dibawa KKM, kurang fokus dalam
mengikuti pembelajaran
4. Siswa gangguan sosiaal dan kurangnya pemecahan maasalah
terhadap diri sendiri la,bat dalam menyelesaikan tugas yang
diberikan guru, kurang percaya diri, tidak proaktif dalam
10. Masalah yang Diidentifikasi :
Membangun Relasi antara Guru dan Orang Tua Siswa
Literature Review :
Menurut Henderson & Bella sebagaimana dikutip oleh Mc. Carty,
Brennan and Vecchiarello berpendapat bahwa keterlibatan orang
tua dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan nilai anak,
kehadiran anak dalam pembelajaran di sekolah, menumbuhkan
sikap dan perilaku yang baik pada anak dan menaikkan angka
kelulusan. Hal ini dikuatkan dengan adanya hasil penelitian
Dixon(1992), Eccles & Harold (1993), Henderson & Bella (1994),dan
Jeynes ( 2007) yang menunjukkan bahwa ketika orang tua dan guru
memiliki hubungan/kerjasama yang baik, maka prestasi akademik
dan sosial anak akan meningkat.
11. - Orang tua jarang dilibatkan pada kepentingan sekolah (rapat atau
kemajuan sekolah).
- Sekolah jarang melakukan perlawatan/kunjungan ke rumah orang tua
siswa.
- Kurang nya pemahaman penting nya pendidikan oleh orang tua siswa.
Masalah yang Diidentifikasi :
Membangun Relasi antara Guru dan Orang
Tua Siswa
Analisis eksplorasi penyebab masalah:
13. Masalah yang
Diidentifikasi
Penguasaan High
Order Thingking
Skill HOTS
1. Menurut hasil penelitian Berdasarkan
hasil survei Programme for International
Student Assessent (PISA) dan Trends in
Internasional Match and Science Survey
(TIMSS), sejak keikutsertaannya pada
tahun 1999, peringkat siswa Indonesia
belum mampu menempati posisi atas. Dua
survey ini menunjukkan bahwa mayoritas
siswa di Indonesia masih berada pada
tataran LOTS (Nugroho. 2018 : 11).
Literature
Review
2. Menurut penelitian yang dilakukan
oleh Setiawati (2019:557)guru masih
membuat soal pada keterampilan
berpikir tingkat rendah LOTS. Dia
melakukan penelitian yang terletak di
Jakarta, hasilnya adalah terdapat soal
Bahasa Indonesia, dari 35 soal pilihan
ganda Bahasa Indonesia yang
diujikan, 27 soal diantaranya termasuk
kategori keterampilan LOTS dan 8 soal
merupakan HOTS sehingga
keterampilan berpikir tinggi siswa
masih belum merata serta kemampuan
guru membuat soal HOTS masih
rendah.
14. 1. Guru tidak pernah mendapat pelatihan dalam merancang pembelajaran
berbasis HOTS.
2. Sekolah juga tidak memberikan pemahaman terhadap pembelajaran
berbasis HOTS.
3. Banyak siswa yang masih kesulitan soal-soal yang berbasis HOTS
Masalah yang Diidentifikasi :
Penguasaan High Order Thingking Skill HOTS
Analisis eksplorasi penyebab masalah:
16. Pemanfaatan Tekhnologi/ Inovasi dalam pembelajaran
1.
Literature Review
Menurut Asmani (2011: 114) bahwa
pembelajaran berbasis TIK akan berjalan
efektif jika menerapkan pembelajaran yang
berpusat pada kegiatan peserta didik
(student/learned centered learning), yaitu: (1)
Mengembangkan kemampuan peserta didik
untuk memecahkan permasalahan dalam
kehidupan nyata (kontekstual), sehingga
pendidikan menjadi relevan dan responsive
terhadap tuntutan kehidupan sehari-hari (2)
Menumbuhkan pemikiran refklektif dan kreatif
(3) Membantu perkembangan dan keterlibatan
aktif dari peserta didik dalam proses belajar.
2. Menurut hasil penelitian Amalia Satya Ningrum
(2016) di SMP N 1 Grabag. Setelah penelitan
yang dilakukan menunjukkan sebagian besar
guru memiliki fasilitas teknologi pribadi,
kemampuan guru menggunakan teknologi
tergolong rendah, sebagian besar guru masih
menggunakan metode konvensional. Secara
keseluruhan kendala yang ada yaitu fasilitas
pribadi guru, kemampuan guru menggunakan
teknologi, umur, dan waktu. Dari hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa kendala
mengintegrasikan teknologi merupakan
hambatan dari guru sendiri yaitu tidak memiliki
motivasi untuk mencoba dan mempelajari
teknologi.
17. 1. Pemahaman guru terhadap penerapan TIK di dalam pembelajaran
masih terbatas sebagai contoh Masih banyak guru yang belum bisa
menggunakan LCD dalam menyampaikan materi kepada siswa
2. Kurangnya pelatihan TIK yang didapat guru.
Masalah yang Diidentifikasi :
Pemanfaatan Tekhnologi/ Inovasi
dalam pembelajaran
Analisis eksplorasi penyebab masalah: