SlideShare a Scribd company logo
1 of 12
Download to read offline
Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial;
Vol. 2 No.1, Juni 2020
ENTITA : Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial
http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/entita
P-ISSN:2715-7555 E-ISSN:2716-1226
Ilmu Sosial dan Kemampuan
Berpikir Kritis Matematis
Nurochim
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
nurochim@uinjkt.ac.id
Siti Ngaisah
CIC Riset dan Konsultan Sosial
sitingaisahcic@gmail.com
Abstract
In scientific studies there should be integration of science. Because with
integration, knowledge will be comprehensively understood. Science integration
should also be carried out to integrate social science and mathematics. The
integration can be methodology integration, characteristic integration, and
theoretical integration. The method used in this article is literature review. In this
article it is revealed that social science consists of various disciplines related to
human life. The disciplines that make up social science are History, Sociology,
Anthropology, Economics, and Geography. The science discipline is based on
theories developed empirically by figures based on time and space. Social science
functions to form people who are aware of their rights and obligations. Therefore it
is very important to develop mathematical critical thinking skills before studying
social science. So that in studying social science, complete knowledge is obtained.
Keywords: Social science, mathematics, Skills, think, critical.
Abstrak
Dalam kajian keilmuan hendaknya ada integrasi ilmu pengetahuan. Sebab dengan
adanya integrasi, maka pengetahuan akan dipahami secara komprehensif.
Integrasi ilmu hendaknya juga dilaksanakan untuk mengintegrasikan ilmu sosial
dan ilmu matematika. Integrasi tersebut bisa integrasi metodologi, integrasi
karakteristik, dan integrasi teoretik. Metode yang digunakan dalam artikel ini
adalah kajian literatur. Dalam artikel ini diungkapkan bahwal ilmu sosial terdiri dari
berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Disiplin ilmu
yang menyusun ilmu sosial adalah Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, dan
Geografi. Disiplin ilmu tersebut berdasar pada teori yang dikembangkan secara
empiris oleh para tokoh berdasarkan ruang dan waktunya. Ilmu sosial berfungsi
untuk membentuk manusia yang sadar akan hak dan kewajibannya. Oleh sebab itu
sangat penting mengembangkan keterampilan berpikir kritis matematik sebelum
mengkaji ilmu sosial. Sehingga dalam mengkaji ilmu sosial diperoleh pengetahuan
yang utuh.
Kata Kunci: Ilmu social, matematika, keterampilan, berpikir, kritis
Received : 27 April 2020; Revised: 14 Mei 2020; Accepted: 29 Mei 2020
© ENTITA : Jurnal Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial,
Institut Agama Islam Negeri Madura,
Indonesia
http://doi.org/10.19105/ejpis
Nurochim dan Siti Ngaisah
52
ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020
Pendahuluan
Belajar akan tampak melalui perubahan tingkah laku yang
disebabkan karena pengalaman (Lavasani, Afzali, & Afzali, 2011). Belajar
juga merupakan proses perubahan yang diperoleh melalui latihan
(Shavelson, 2002). Lebih lanjut, Slameto mengungkapkan bahwa belajar
merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan (Slameto, 2003). Sutarti yang mengutip pendapat Winkel
menambahkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental dan psikis
yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan dan nilai sikap (Sutarti, 2017).
Cara belajar yang paling efektif adalah dalam pembentukan
penyelesaian masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah tersebut
disadari bersama. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang
dipelajari, sehingga diperoleh pengertian-pengertian. Belajar memerlukan
latihan dan pengulangan, agar materi pelajaran yang dipelajari dapat
dikuasai. Belajar harus disertai dengan keinginan dan kemauan yang kuat
untuk mencapai tujuan. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah
sanggup menerapkan dalam prakteknya.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
prinsip-prinsip belajar adalah dalam belajar, peserta didik harus terlibat
aktif sehingga dapat memahami materi pelajaran sendiri. Adanya
peningkatan minat dan bimbingan untuk mencapai tujuan belajar. Dalam
belajar harus ada hubungan yang dinamis antara peserta didik dengan
lingkungannya, sehingga dapat memahami materi pelajaran yang terkait
dengan hal-hal yang kontekstual. Belajar perlu latihan dan pengulangan,
sehingga pemahaman yang diperoleh selalu diingat oleh peserta didik.
Belajar yang paling efektif adalah belajar yang berpikiran kritis, daripada
hanya menghafal materi.
Ilmu Sosial dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
53
ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020
Pendidikan IPS merupakan kelompok mata pelajaran yang dikaji
dari tingkat SD, hingga di perguruam tinggi. Karakteristik Pendidikan IPS
adalah relasi antar makhluk hidup. Dalam relasi tersebut biasanya terjadi
konflik dan integrasi. Keterampilan dalam berpikir kritis penting dimiliki
ketika akan mengkaji IPS. Sebab dengan memiliki keterampilan berpikir
kritis maka, pemahaman akan ilmu IPS akan lengkap dan utuh.
Berbagai konflik di Indonesia semakin hari semakin meningkat,
ditengah meningkatnya mutu pendidikan. Tidak hanya konflik munculnya
berbagai berita bohong, isu, desas desus, dan gossip menjadikan ramai di
tengah masifnya penggunaan gawai di masyarakat. Oleh sebab itu sangat
penting dilaksanakan proses pendidikan yang saling terintegrasi, yang
tidak hanya cerdas dalam angka tetapi memiliki kesalehan sosial dan
spiritual.
Berdasarkan catatan Polri, sepanjang tahun 2018 terjadi 29
peristiwa konflik sosial. Kemudian, pada Januari-Juni 2019, Polri mencatat
terjadi 26 peristiwa konflik sosial (“Polri: Penyelenggaraan Pilkada
Berpotensi Timbulkan Konflik Sosial,” n.d.). pada tahun 2019 jumlah
konflik cenderung menurun, namun masih memiliki berbagai potensi
konflik.
Penelitian-penelitian terkait upaya peningkatan kemampuan berpikir
kritis menggunakan pembelajaran-pembelajaran inovatif sudah banyak
dilakukan di Indonesia (Hendryawan, Yusuf, & Wachyar, 2017). Apalagi
yang saling mengaitkan antara matematika dan ilmu sosial. Padahal,
dalam mengkaji ilmu sosial dibutuhkan keterampilan analisis dalam
berelasi, sehingga diperoleh pemahaman yang komprehensif akan hak
dan kewajiban.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah kajian literatur.
Kajian literatur dilaksanakan dengan menganalisis sejumlah literatur yang
relevan (Xiao & Watson, 2019). Kajian literatur berfungsi untuk
menemukan defisisi, pola, hubungan antar konsep-konsep, sehingga
ditamukan pemahaman yang utuh. Dalam artikel ini berupaya untuk
Nurochim dan Siti Ngaisah
54
ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020
melaksanakan pendekatan multidisiplin (Shuck, 2011), dengan
menguraikan bagaimana karakter pendidikan IPS dan kaitannya dengan
keterampilan berpikir kritis matematis. Bidang IPS yang notabene masih
dianggap sebagian orang sebagai mata pelajaran hafalan, kurang penting,
namun pada hakekatnya pendidikan IPS tersusun atas berbagai
subdisiplin. Subdisiplin Pendidikan IPS berbasis pada teori sosial yang
kompleks terdiri dari berbagai paradigma dan konteks sosial. Paradigma
dan konteks sosial itu justru paling dekat dengan kehidupan manusia.
Pendidikan IPS berkaitan dengan relasi manusia dan lini kehidupannya,
dengan mengkaji pendidikan IPS diharapkan manusia dapat memahami
hak dan kewajibannya sehingga terciptak kehidupan yang selaras. Oleh
karena itu penting dilekatkan dengan keterampilan kritis matematis.
Hasil dan Pembahasan
1. Pendidikan IPS
Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai
SMP/MTs/SMPLB termasuk SMK atau MAK. IPS mengkaji serangkaian
peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu
sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi
Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS,
peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang
demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.
Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat
dalam kehidupan bermasyarakat yang dinamis (Endayani, 2017).
Pada dasarnya studi sosial lebih banyak menekankan pada studi
hubungan manusia dengan lingkungnnya. Menurut Barr dalam Tanto
Sukardi (2007:19) studi sosial adalah sebagai berikut: studi sosial pada
hakekatnya merupakan kajian mengenai manusia dengan segala
aspeknya dalam sistem hidup bermasyarakat. Kajian tersebut dilakukan
dalam bentuk pembelajaran IPS di sekolah untuk mempersiapkan siswa
Ilmu Sosial dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
55
ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020
menjadi warga negara yang baik, berdasarkan nilai-nilai kemasyarakatan
yang berlaku dan perlu dikembangkan.
Menurut Sapriya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu
mata pelajaran yang mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep, dan
generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan
(Sapriya, 2016).
Bahan-bahan pembelajaran IPS diambil dari ilmu-ilmu sosial yang
bertujuan untuk kepentingan kewarganegaraan. Materi dipilih secara
selektif, sehingga relevan dan mampu membantu peserta didik memahami
banyak manusia dan berbagai hal yang berkaitan dengan interrelasinya,
baik yang terjadi pada masa lalu, masa kini, maupun masa datang. Mata
pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu
dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan
peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan
mendalam pada mata pelajaran IPS.
Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan untuk mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar
untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan
masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen
dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, memiliki
kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
IPS perlu difokuskan kepada upaya untuk menyediakan
pengalaman belajar yang dapat membantu peserta didik dalam hal
memahami bahwa lingkungan fisik menentukan bagaimana manusia
hidup, memahami bagaimana manusia berusaha menyesuaikan dan
menggunakan sumber lingkungan, memahami perubahan masyarakat,
peserta didik harus mampu terlibat dalam perubahan sosial dan
kebudayaan di dalam masyarakat, memahami dampak dari
Nurochim dan Siti Ngaisah
56
ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020
perkembangan saling ketergantungan antar manusia, dan memahami
serta menghargai persamaan semua ras, agama, dan kebudayaan.
Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi yang pertama manusia,
tempat, dan lingkungan, yang ke dua waktu, keberlanjutan, dan
perubahan, yang ketiga sistem sosial dan budaya, yang ke empat adalah
perilaku ekonomi dan kesejahteraan.
Masing-masing mata pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-
beda, termasuk mata pelajaran IPS. Salah satu karakteristik mata
pelajaran IPS pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditekankan
bahwa: Substansi mata pelajaran IPS merupakan IPS terpadu, maka
tuntutannya adalah guru IPS harus memahami dan menerapkan metode-
metode pembelajaran terpadu. Karakteristik mata pelajaran IPS lainnya
adalah bahwa masalah-masalah sosial kemasyarakatan sebagai obyek
kajian IPS selalu berkembang terus menerus, maka sebagai guru mata
pelajaran IPS dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan tersebut agar
apa yang diajarkannya merupakan hal-hal yang baru sehingga dapat
mengikuti perkembangan zaman (Wulandari & Firman, 2019).
Mata Pelajaran IPS dalam kurikulum 2013 revisi 2016 merupakan
IPS Terpadu yang merupakan gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu
sosial, yang terdiri atas beberapa bagian disiplin ilmu seperti Geografi,
Sosiologi, Ekonomi, dan Sejarah, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi
terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Hal ini memberikan
dampak terhadap guru yang mengajar di kelas. Guru harus menerapkan
berbagai metode pembelajaran, menggunakan media yang relevan,
memberikan informasi yang terbaru dan bermanfaat khususnya yang
terkait dengan mata pelajaran IPS.
Berdasarkan beberapa pengertian yang sudah dikemukakan, maka
dapat disimpulkan bahwa IPS terpadu merupakan mata pelajaran
gabungan disiplin ilmu-ilmu sosial, yang objek kajiannya adalah peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan masalah-masalah
sosial dan kewarganegaraan, dengan tujuan untuk membentuk peserta
didik yang memiliki kemampuan untuk mengenal konsep-konsep yang
Ilmu Sosial dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
57
ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020
berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki
kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial,
memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional,
dan global. IPS merupakan harapan untuk terbentuknya sikap warga
negara yang diharapkan sesuai dengan tuntutan masyarakat.
2. Motivasi Berprestasi, IPS, dan Keterampilan Berpikir Kritis
Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan rasa sayang,
pengakuan keberadaan, rasa ingin memiliki berbagai kebutuhan tersebut,
manusia bekerja dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk memenuhi
keinginan itu. Pendidikan IPS berbasis pada mata pelajaran yang
berkaitan dengan relasi sosial, namun dalam mempelajarai IPS diperlukan
keterampilan berpikir kritis. Hal tersebut dikarenakan Teori-teori yang ada
di lama kajian Sosial berkaitan dengan relasi kehidupan.
Menurut Kanfer mengungkapkan bahwa motivasi adalah kekuatan
penggerak seseorang dalam organisasi, tingkat kekuatan yang dimiliki oleh
seseorang, dan tingkat daya tahan yang dimiliki oleh sesorang (Heggestad
& Kanfer, 2000). Motivasi biasanya didefinisikan sebagai keinginan umum
atau keinginan yang kuat yang menggerakkan manusia untuk mencapai
sebuah tujuan (Boyle, Matthews, & Saklofske, 2010).
Motivasi dapat diartikan sebagai berikut: (1) Dorongan yang timbul
pada diri seseorang, secara disadari atau tidak disadari, untuk melakukan
tindakan dengan tujuan tertentu; (2) Usaha-usaha yang dapat
menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak
melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai.
Motivasi sebagai serangkaian usaha menyediakan kondisi-kondisi
tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu dan mencapai
sebuah tujuan (Pinder, 2008).
Nurochim dan Siti Ngaisah
58
ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020
Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor primer dalam
menentukan keberhasilan peserta didik. Hal ini merupakan pendorong yang
digerakkan oleh kesadaran untuk melakukan tindakan.
Kaplan mengungkapkan bahwa individu yang memiliki dorongan
berprestasi yang tinggi memiliki ciri sebagai berikut memiliki keinginan
yang kuat untuk melakukan hal-hal dengan lebih baik, memiliki tanggung
jawab pribadi dalam menyelesaikan berbagai masalah, memilih pekerjaan
dengan resiko sedang dan mendapatkan umpan balik dengan segera, dan
menentukan tujuan yang hendak dicapai (Kaplan, 2008).
Dalam hal ini motivasi berprestasi sebagai suatu usaha untuk
meningkatkan atau mempertahankan kecakapan pribadi setinggi mungkin
dalam segala aktivitas dengan suatu ukuran keunggulan digunakan
sebagai pembanding. Orang yang mempunyai motivasi berprestasi yang
tinggi atau yang mempunyai motif untuk mendekat yang tinggi, jika
dihadapkan dengan suatu tugas yang harus dilakukan dalam situasi yang
memaksa, akan menunjukkan motivasi yang terkuat jika kesukaran tugas
itu sedang, jika dihadapkan pada tugas yang lebih sukar atau lebih
mudah, motivasi yang ditunjukkan akan lebih lemah.
Motivasi yang dimiliki siswa, dalam hal ini motivasi berprestasi
akan menentukan upaya siswa dalam memiliki prestasi dalam bidang
pendidikan. Motivasi berprestasi sangat dibutuhkan dalam proses
pembelajaran. Motivasi berperan penting dalam setiap pencapaian tujuan
seseorang, termasuk siswa. Orang yang mempunyai motivasi berprestasi
yang tinggi, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a)mempunyai tanggung
jawab pribadi, b) Memiliki tugas yang moderat, c) memperhatikan umpan
balik tentang perbuatannya. Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi
akan melakukan tugas sekolah atau bertanggung jawab terhadap
pekerjaannya. siswa yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan akan
puas dengan hasil pekerjaan karena merupakan hasil usahanya sendiri.
Siswa akan menetapkan tujuan yang akan dicapai, tujuan itu lebih tinggi
dari tujuan sendiri (internal) atau lebih tinggi dengan tujuan yang dicapai
oleh orang lain (eksternal).
Ilmu Sosial dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
59
ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020
Siswa yang bermotivasi berprestasi tinggi, gigih dan giat mencari
cara yang kreatif untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya.
Siswa yang mempunyai cita-cita akan berusaha sebaik-baiknya dalam
tugas, tekun dan ulet, serta pantang menyerah ketika bertugas. Siswa
yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan memilih tugas yang
moderat yaitu memiliki tugas yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
mudah. Siswa dengan motivasi berpretasi yang tinggi, yang harus
mengerjakan tugas yang sangat sukar, akan tetapi mengerjakan tugas
tersebut dengan membagi tugas menjadi beberapa bagian, yang tiap
bagian lebih mudah menyelesaikanya. Siswa yang mempunyai motivasi
berprestasi yang tinggi akan melakukan semua tugas sebaik mungkin dan
tidak ada kegiatan lupa di kerjakan. Siswa akan mengadakan atisipasi
untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi.
Antisipasi dapat dilakukan siswa dengan menyiapkan semua keperluan
atau peralatan sebelum melaksanakan tugas.
Motivasi berprestasi merupakan kebutuhan untuk melakukan
perkerjaan yang lebih baik dari sebelumnya, dan selalu berkeinginan
mencapai prestasi yang lebih tinggi. Siswa diharapkan menyukai
tantangan dan mampu memecahkan permasalahan dalam pekerjaannya
dengan lebih baik yang pada akhirnya dapat mendukung tercapainya
prestasi kerja secara memuaskan.
Dengan mencapai sebuah prestasi maka seseorang akan
mendapatkan rasa hormat, atau imbalan lainnya. Motivasi berprestasi
yang dimiliki siswa harus ditumbuhkan dari dalam diri individu yang
bersangkutan dan didukung oleh lingkungan kerja. Hal tersebut
dikarenakan motivasi berprestasi yang ditumbuhkan dari dalam diri
individu akan membentuk kekuatan diri bagi individu. Selain itu,
apabila situasi lingkungan kerja turut mendukung, maka pencapaian
kinerja akan lebih mudah tercapai.
Kemampuan berpikir tingkat tinggi pada jenis: pemahaman konsep
(conceptual understanding), pemecahan masalah (problem solving),
penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi
Nurochim dan Siti Ngaisah
60
ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020
(communication), koneksi (connection), dan representasi (representation)
(Abdullah, 2013). Kemmapuan berpikir tingkat tinggi ini, berkaitan erat
dengan kajian-kajian Pendidikan IPS yang terdiri dari berbagai disiplin
ilmum kehidupan manusia.
Kemampuan berpikir kritis secara literature lahir dari dua disiplin
ilmu yakni filsafat dan psikologi (Lai, 2011). Yang selanjutnya kemampuan
berpikir kritis berdiri di ranah pendidikan. Dengan mengembangkan
kemampuan berpikir kritis, maka akan menemukan bukti untuk
“menghakimi” pemahaman yang dimiliki oleh manusia (Keynes, 2008).
Contoh dengan berpikir kritis maka dapat mempertimbangkan apakah
perbuatan tersebut merugikan diri sendiri dan orang lain atau tidak.
Keterampilan berpikir kritis seharusnya menjadi nadi dalam proses
pembelajaran di sekolah (Firdaus, Kailani, Bakar, & Bakry, 2015).
Kemampuan berpikir kritis juga meningkatkan mutu karakter siswa
(Palinussa, 2013). Dengan kemampuan berpikir kritis maka dapat
meningkatkan kinerja akademik siswa (Changwong, Sukkamart, & Sisan,
2018). Dengan demikian setiap mengkaji suatu bidang ilmu maka
kemampuan berpikir kritis sangat penting dikembangkan sebagai dasar
dalam mengkaji.
Kesimpulan
Karakteristik Pendidikan IPS yang multidisiplin, namun sangat erat
dengan relasi kehidupan manusia, sangat penting dikaji dari level Sekolah
Dasar hingga Perguruan Tinggi. Pendidikan IPS yang tersusun atas
berbagai disiplin ilmu sosial membutuhkan keterampilan analisis kritis,
sehingga Pendidikan IPS menjadi mata pelajaran yang dapat mewujudkan
manusia yang memiliki hak dan tanggung jawab yang berimbang.
Keterampilan analisis kritis tersebut dibutuhkan berbekal kemampuan
analisis kritis matematis. Oleh sebab itu Keterampilan kritis matematis
sangat penting dikembangkan disetiap satuan pendidikan disesuaikan
dengan jenjang usia dan pendidikan.
Ilmu Sosial dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis
61
ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020
Daftar Pustaka
Abdullah, I. H. (2013). Berpikir Kritis Matematik. Jurnal Matematika Dan
Pendidikan Matematika, 2(1), 66–75. Retrieved from
http://www.ejournal.unkhair.ac.id/index.php/deltapi/article/view/100
Boyle, G. J., Matthews, G., & Saklofske, D. H. (2010). The Handbook of
Personality Theory and Assessment. Los Angeles, Calif.: SAGE
Publications.
Changwong, K., Sukkamart, A., & Sisan, B. (2018). Critical thinking skill
development: Analysis of a new learning management model for Thai
high schools. Journal of International Studies, 11(2), 37–48.
https://doi.org/10.14254/2071-8330.2018/11-2/3
Endayani, H. (2017). Pengembangan Materi Ajar Ilmu Pengetahuan
Sosial. Ijtimaiyah: Jurnal Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial, 1(1), 92–110. Retrieved from
http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ijtimaiyah/article/download/1158/922
Firdaus, Kailani, I., Bakar, M. N. Bin, & Bakry. (2015). Developing Critical
Thinking Skills of Studens in Mathematics Learning. Journal of
Education and Learning, 9(3), 226–236.
https://doi.org/10.1007/s00365-013-9198-y
Heggestad, E. D., & Kanfer, R. (2000). Individual Differences in Trait
Motivation: Development of the Motivational Trait Questionnaire.
International Journal of Educational Research, 33(7–8), 751–776.
https://doi.org/10.1016/S0883-0355(00)00049-5
Hendryawan, S., Yusuf, Y., & Wachyar, T. Y. (2017). Analisis Kemampuan
Berfikir Kritis Matematis Siswa SMP Tingkat Rendah Pada
Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Green’s Motivational
Strategies. Aksioma, 8(2), 50. https://doi.org/10.26877/aks.v8i2.1744
Kaplan, A. (2008). Achievement Motivation. PSYCHOLOGY OF
CLASSROOM LEARNING, (May).
https://doi.org/10.1007/springerreference_223384
Keynes, M. (2008). Skills for OU Study Thinking Critically. United
Kingdom: Open University Press.
Lai, E. R. (2011). Critical Thingking: A Literature Review (Vol. 35).
https://doi.org/10.1046/j.1537-2995.1995.35395184278.x
Lavasani, M. G., Afzali, L., & Afzali, F. (2011). Cooperative Learning and
Social Skills. Cypriot Journal of Educational Sciences, 4(1), 186–
1993.
Palinussa, A. L. (2013). Students’ critical mathematical thinking skills and
character: IndoMS.J.M.E, 4(1), 75–94.
Pinder, C. C. (2008). Work Motivation in Organizational Behavior.
Retrieved from
http://proxy.uqtr.ca/login.cgi?action=login&u=uqtr&db=ebsco&ezurl=ht
tp://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&scope=site&db=nle
bk&db=nlabk&AN=815126
Polri: Penyelenggaraan Pilkada Berpotensi Timbulkan Konflik Sosial.
(n.d.). Retrieved December 28, 2019, from
https://nasional.kompas.com/read/2019/12/19/11135851/polri-
penyelenggaraan-pilkada-berpotensi-timbulkan-konflik-sosial
Nurochim dan Siti Ngaisah
62
ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020
Sapriya. (2016). Pendidikan IPS. Retrieved from
http://opac.library.um.ac.id/oaipmh/../index.php?s_data=bp_buku&s_fi
eld=0&mod=b&cat=3&id=55589
Shavelson, R. J. (2002). Lee J. Cronbach (1916-2001): Obituary.
American Psychologist, Vol. 57, pp. 360–361.
https://doi.org/10.1037/0003-066x.57.5.360
Shuck, B. (2011). Integrative literature review: Four emerging perspectives
of employee engagement: An integrative literature review. Human
Resource Development Review, 10(3), 304–328.
https://doi.org/10.1177/1534484311410840
Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya.
Retrieved from
http://opac.library.um.ac.id/oaipmh/../index.php?s_data=bp_buku&s_fi
eld=0&mod=b&cat=3&id=29615
Sutarti, T. (2017). Efforts to Increase Students Reading Interest on
Educational Reference Through Classical Guidance and Counseling
Experiential Learning Model. JETL (Journal Of Education, Teaching
and Learning), 2(1), 118. https://doi.org/10.26737/jetl.v2i1.152
Wulandari, R., & Firman. (2019). Sarana Dan Sumber Belajar dalam
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. (January).
Xiao, Y., & Watson, M. (2019). Guidance on Conducting a Systematic
Literature Review. Journal of Planning Education and Research,
39(1), 93–112. https://doi.org/10.1177/0739456X17723971

More Related Content

What's hot

Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Maruttha Puspita
 
Pengertian ips &_hakikat_ips_kelompok.4[2]
Pengertian ips &_hakikat_ips_kelompok.4[2]Pengertian ips &_hakikat_ips_kelompok.4[2]
Pengertian ips &_hakikat_ips_kelompok.4[2]ricalusiana
 
Karakteristik pembelajran IPS di Sd kelas tinggi Risa Zakiatul H. ^_^
Karakteristik pembelajran IPS di Sd kelas tinggi Risa Zakiatul H. ^_^Karakteristik pembelajran IPS di Sd kelas tinggi Risa Zakiatul H. ^_^
Karakteristik pembelajran IPS di Sd kelas tinggi Risa Zakiatul H. ^_^Rissa ZH
 
Sejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsSejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsEnmoiya
 
Kelompok 7 pendidikan ips di sd
Kelompok 7 pendidikan ips di sdKelompok 7 pendidikan ips di sd
Kelompok 7 pendidikan ips di sdeka noviana
 
Konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat dalam
Konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat dalamKonsep ilmu, teknologi, dan masyarakat dalam
Konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat dalamSiti Amama
 
Hakikat n karakteristik ips new
Hakikat n karakteristik ips newHakikat n karakteristik ips new
Hakikat n karakteristik ips newMitha Ye Es
 
06 silabus ips smp 20012017_ok
06 silabus ips smp 20012017_ok06 silabus ips smp 20012017_ok
06 silabus ips smp 20012017_okEko Sulistianto
 
Dasar dasar ips ppt
Dasar dasar ips pptDasar dasar ips ppt
Dasar dasar ips pptCikoyen
 

What's hot (16)

Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
Informasi pengertian studi sosial, kategori ips dan proses berpikir.
 
Pengertian ips &_hakikat_ips_kelompok.4[2]
Pengertian ips &_hakikat_ips_kelompok.4[2]Pengertian ips &_hakikat_ips_kelompok.4[2]
Pengertian ips &_hakikat_ips_kelompok.4[2]
 
Karakteristik pembelajran IPS di Sd kelas tinggi Risa Zakiatul H. ^_^
Karakteristik pembelajran IPS di Sd kelas tinggi Risa Zakiatul H. ^_^Karakteristik pembelajran IPS di Sd kelas tinggi Risa Zakiatul H. ^_^
Karakteristik pembelajran IPS di Sd kelas tinggi Risa Zakiatul H. ^_^
 
Tugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sdTugas pend.ips sd
Tugas pend.ips sd
 
Ips dan ilmu sosial
Ips dan ilmu sosialIps dan ilmu sosial
Ips dan ilmu sosial
 
Sejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ipsSejarah perkembangan ips
Sejarah perkembangan ips
 
Kelompok 7 pendidikan ips di sd
Kelompok 7 pendidikan ips di sdKelompok 7 pendidikan ips di sd
Kelompok 7 pendidikan ips di sd
 
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarIlmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar
 
Presentasi modul 5 ips kb 2
Presentasi modul 5 ips kb 2Presentasi modul 5 ips kb 2
Presentasi modul 5 ips kb 2
 
Konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat dalam
Konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat dalamKonsep ilmu, teknologi, dan masyarakat dalam
Konsep ilmu, teknologi, dan masyarakat dalam
 
Mengajar ips di sd
Mengajar ips di sdMengajar ips di sd
Mengajar ips di sd
 
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarIlmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar
 
Hakikat n karakteristik ips new
Hakikat n karakteristik ips newHakikat n karakteristik ips new
Hakikat n karakteristik ips new
 
06 silabus ips smp 20012017_ok
06 silabus ips smp 20012017_ok06 silabus ips smp 20012017_ok
06 silabus ips smp 20012017_ok
 
Konsep Dasar IPS
Konsep Dasar IPSKonsep Dasar IPS
Konsep Dasar IPS
 
Dasar dasar ips ppt
Dasar dasar ips pptDasar dasar ips ppt
Dasar dasar ips ppt
 

Similar to Ilmu sosial dan keterampilan berpikir matematis

Mengajaripsdisd 121003200050-phpapp02
Mengajaripsdisd 121003200050-phpapp02Mengajaripsdisd 121003200050-phpapp02
Mengajaripsdisd 121003200050-phpapp02Muhammad Ibadurrahman
 
083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdferlyn22
 
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4denaekarina
 
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4firnawatisuwandi
 
ISD sebagai salah satu mkdu
ISD sebagai salah satu mkduISD sebagai salah satu mkdu
ISD sebagai salah satu mkduMuhammadMalvin
 
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]awandaalvin
 
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptxPPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptxNawazzZz
 
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptxPPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptxNawazzZz
 
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Hakikat Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Hakikat PendidikanIlmu Pengetahuan Sosial sebagai Hakikat Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Hakikat Pendidikan1231011994
 
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdfDestiYustini
 
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdfDestiYustini
 
ilmupengetahuansosialsebagaihakekatpendidikan-131202053141-phpapp02.pdf
ilmupengetahuansosialsebagaihakekatpendidikan-131202053141-phpapp02.pdfilmupengetahuansosialsebagaihakekatpendidikan-131202053141-phpapp02.pdf
ilmupengetahuansosialsebagaihakekatpendidikan-131202053141-phpapp02.pdfSyahidKhusnulKhotima
 
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020SitiNgaisahSPdMPd
 
3 Modul Literasi Sains.pdf
3 Modul Literasi Sains.pdf3 Modul Literasi Sains.pdf
3 Modul Literasi Sains.pdftrimaghfiroh
 
3 Modul Literasi Sains.pdf
3 Modul Literasi Sains.pdf3 Modul Literasi Sains.pdf
3 Modul Literasi Sains.pdfArifSantoso34
 
sosiologi pendidikan
sosiologi pendidikansosiologi pendidikan
sosiologi pendidikangalaxyfee
 
Ilmu Budaya Dasar - Materi 1
Ilmu Budaya Dasar - Materi 1 Ilmu Budaya Dasar - Materi 1
Ilmu Budaya Dasar - Materi 1 Abadi Suryo
 

Similar to Ilmu sosial dan keterampilan berpikir matematis (20)

Mengajaripsdisd 121003200050-phpapp02
Mengajaripsdisd 121003200050-phpapp02Mengajaripsdisd 121003200050-phpapp02
Mengajaripsdisd 121003200050-phpapp02
 
083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf
 
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
 
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
 
ISD sebagai salah satu mkdu
ISD sebagai salah satu mkduISD sebagai salah satu mkdu
ISD sebagai salah satu mkdu
 
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
Tugas awanda mutiara,_risma_aprilia,_sheila_haza,_karinaanindya,_sania_rachma[1]
 
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptxPPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
 
Ilmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya DasarIlmu Budaya Dasar
Ilmu Budaya Dasar
 
KONSEP PEMBELAJARAN IPS.pptx
KONSEP PEMBELAJARAN IPS.pptxKONSEP PEMBELAJARAN IPS.pptx
KONSEP PEMBELAJARAN IPS.pptx
 
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptxPPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
 
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Hakikat Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Hakikat PendidikanIlmu Pengetahuan Sosial sebagai Hakikat Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Hakikat Pendidikan
 
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
 
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
6.PENGEMBANGAN+5.MEDIA+DAN+STRATEGI+PEMBELAJARAN.pdf
 
ilmupengetahuansosialsebagaihakekatpendidikan-131202053141-phpapp02.pdf
ilmupengetahuansosialsebagaihakekatpendidikan-131202053141-phpapp02.pdfilmupengetahuansosialsebagaihakekatpendidikan-131202053141-phpapp02.pdf
ilmupengetahuansosialsebagaihakekatpendidikan-131202053141-phpapp02.pdf
 
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
Sekolah sosiologi organisasi nur_2020
 
3 Modul Literasi Sains.pdf
3 Modul Literasi Sains.pdf3 Modul Literasi Sains.pdf
3 Modul Literasi Sains.pdf
 
3 Modul Literasi Sains.pdf
3 Modul Literasi Sains.pdf3 Modul Literasi Sains.pdf
3 Modul Literasi Sains.pdf
 
sosiologi pendidikan
sosiologi pendidikansosiologi pendidikan
sosiologi pendidikan
 
Ilmu Budaya Dasar - Materi 1
Ilmu Budaya Dasar - Materi 1 Ilmu Budaya Dasar - Materi 1
Ilmu Budaya Dasar - Materi 1
 
Literasisains
LiterasisainsLiterasisains
Literasisains
 

More from SitiNgaisahSPdMPd

Kekerasan di sekolah dan konselor sekolah
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolahKekerasan di sekolah dan konselor sekolah
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolahSitiNgaisahSPdMPd
 
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantren
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantrenUsaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantren
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantrenSitiNgaisahSPdMPd
 
Indeks kebahagiaan guru madrasah aliyah
Indeks kebahagiaan guru madrasah aliyahIndeks kebahagiaan guru madrasah aliyah
Indeks kebahagiaan guru madrasah aliyahSitiNgaisahSPdMPd
 
The innovation of human resource management in education to improve school qu...
The innovation of human resource management in education to improve school qu...The innovation of human resource management in education to improve school qu...
The innovation of human resource management in education to improve school qu...SitiNgaisahSPdMPd
 
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswa
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswaUsaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswa
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswaSitiNgaisahSPdMPd
 
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anakUsaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anakSitiNgaisahSPdMPd
 
Analisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stuntingAnalisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stuntingSitiNgaisahSPdMPd
 
Organisasi sekolah di masa pademi
Organisasi sekolah di masa pademiOrganisasi sekolah di masa pademi
Organisasi sekolah di masa pademiSitiNgaisahSPdMPd
 

More from SitiNgaisahSPdMPd (13)

Kekerasan di sekolah dan konselor sekolah
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolahKekerasan di sekolah dan konselor sekolah
Kekerasan di sekolah dan konselor sekolah
 
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantren
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantrenUsaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantren
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) di sekolah berbasis pesantren
 
Indeks kebahagiaan guru madrasah aliyah
Indeks kebahagiaan guru madrasah aliyahIndeks kebahagiaan guru madrasah aliyah
Indeks kebahagiaan guru madrasah aliyah
 
Pendidikan kebencanaan
Pendidikan kebencanaanPendidikan kebencanaan
Pendidikan kebencanaan
 
The innovation of human resource management in education to improve school qu...
The innovation of human resource management in education to improve school qu...The innovation of human resource management in education to improve school qu...
The innovation of human resource management in education to improve school qu...
 
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswa
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswaUsaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswa
Usaha kesehatan sekolah dan kesehatan mental siswa
 
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anakUsaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
Usaha Kesehatan Sekolah untuk kesehatan anak
 
Kurikulum 2013
Kurikulum 2013Kurikulum 2013
Kurikulum 2013
 
Analisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stuntingAnalisis situasi daerah tinggi stunting
Analisis situasi daerah tinggi stunting
 
Uks dan daya ungkit sdm
Uks dan daya ungkit sdmUks dan daya ungkit sdm
Uks dan daya ungkit sdm
 
Elementary education nur
Elementary education nurElementary education nur
Elementary education nur
 
Multikultur lektur nur
Multikultur lektur nurMultikultur lektur nur
Multikultur lektur nur
 
Organisasi sekolah di masa pademi
Organisasi sekolah di masa pademiOrganisasi sekolah di masa pademi
Organisasi sekolah di masa pademi
 

Recently uploaded

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptnovibernadina
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 

Recently uploaded (20)

BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 

Ilmu sosial dan keterampilan berpikir matematis

  • 1. Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial; Vol. 2 No.1, Juni 2020 ENTITA : Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/entita P-ISSN:2715-7555 E-ISSN:2716-1226 Ilmu Sosial dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Nurochim UIN Syarif Hidayatullah Jakarta nurochim@uinjkt.ac.id Siti Ngaisah CIC Riset dan Konsultan Sosial sitingaisahcic@gmail.com Abstract In scientific studies there should be integration of science. Because with integration, knowledge will be comprehensively understood. Science integration should also be carried out to integrate social science and mathematics. The integration can be methodology integration, characteristic integration, and theoretical integration. The method used in this article is literature review. In this article it is revealed that social science consists of various disciplines related to human life. The disciplines that make up social science are History, Sociology, Anthropology, Economics, and Geography. The science discipline is based on theories developed empirically by figures based on time and space. Social science functions to form people who are aware of their rights and obligations. Therefore it is very important to develop mathematical critical thinking skills before studying social science. So that in studying social science, complete knowledge is obtained. Keywords: Social science, mathematics, Skills, think, critical. Abstrak Dalam kajian keilmuan hendaknya ada integrasi ilmu pengetahuan. Sebab dengan adanya integrasi, maka pengetahuan akan dipahami secara komprehensif. Integrasi ilmu hendaknya juga dilaksanakan untuk mengintegrasikan ilmu sosial dan ilmu matematika. Integrasi tersebut bisa integrasi metodologi, integrasi karakteristik, dan integrasi teoretik. Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah kajian literatur. Dalam artikel ini diungkapkan bahwal ilmu sosial terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan kehidupan manusia. Disiplin ilmu yang menyusun ilmu sosial adalah Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Ekonomi, dan Geografi. Disiplin ilmu tersebut berdasar pada teori yang dikembangkan secara empiris oleh para tokoh berdasarkan ruang dan waktunya. Ilmu sosial berfungsi untuk membentuk manusia yang sadar akan hak dan kewajibannya. Oleh sebab itu sangat penting mengembangkan keterampilan berpikir kritis matematik sebelum mengkaji ilmu sosial. Sehingga dalam mengkaji ilmu sosial diperoleh pengetahuan yang utuh. Kata Kunci: Ilmu social, matematika, keterampilan, berpikir, kritis Received : 27 April 2020; Revised: 14 Mei 2020; Accepted: 29 Mei 2020 © ENTITA : Jurnal Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ilmu-Ilmu Sosial, Institut Agama Islam Negeri Madura, Indonesia http://doi.org/10.19105/ejpis
  • 2. Nurochim dan Siti Ngaisah 52 ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020 Pendahuluan Belajar akan tampak melalui perubahan tingkah laku yang disebabkan karena pengalaman (Lavasani, Afzali, & Afzali, 2011). Belajar juga merupakan proses perubahan yang diperoleh melalui latihan (Shavelson, 2002). Lebih lanjut, Slameto mengungkapkan bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungan (Slameto, 2003). Sutarti yang mengutip pendapat Winkel menambahkan bahwa belajar merupakan suatu aktivitas mental dan psikis yang berlangsung dalam interaksi yang aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap (Sutarti, 2017). Cara belajar yang paling efektif adalah dalam pembentukan penyelesaian masalah melalui kerja kelompok asalkan masalah tersebut disadari bersama. Belajar memerlukan pemahaman atas hal-hal yang dipelajari, sehingga diperoleh pengertian-pengertian. Belajar memerlukan latihan dan pengulangan, agar materi pelajaran yang dipelajari dapat dikuasai. Belajar harus disertai dengan keinginan dan kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan. Belajar dianggap berhasil apabila si pelajar telah sanggup menerapkan dalam prakteknya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip belajar adalah dalam belajar, peserta didik harus terlibat aktif sehingga dapat memahami materi pelajaran sendiri. Adanya peningkatan minat dan bimbingan untuk mencapai tujuan belajar. Dalam belajar harus ada hubungan yang dinamis antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga dapat memahami materi pelajaran yang terkait dengan hal-hal yang kontekstual. Belajar perlu latihan dan pengulangan, sehingga pemahaman yang diperoleh selalu diingat oleh peserta didik. Belajar yang paling efektif adalah belajar yang berpikiran kritis, daripada hanya menghafal materi.
  • 3. Ilmu Sosial dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis 53 ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020 Pendidikan IPS merupakan kelompok mata pelajaran yang dikaji dari tingkat SD, hingga di perguruam tinggi. Karakteristik Pendidikan IPS adalah relasi antar makhluk hidup. Dalam relasi tersebut biasanya terjadi konflik dan integrasi. Keterampilan dalam berpikir kritis penting dimiliki ketika akan mengkaji IPS. Sebab dengan memiliki keterampilan berpikir kritis maka, pemahaman akan ilmu IPS akan lengkap dan utuh. Berbagai konflik di Indonesia semakin hari semakin meningkat, ditengah meningkatnya mutu pendidikan. Tidak hanya konflik munculnya berbagai berita bohong, isu, desas desus, dan gossip menjadikan ramai di tengah masifnya penggunaan gawai di masyarakat. Oleh sebab itu sangat penting dilaksanakan proses pendidikan yang saling terintegrasi, yang tidak hanya cerdas dalam angka tetapi memiliki kesalehan sosial dan spiritual. Berdasarkan catatan Polri, sepanjang tahun 2018 terjadi 29 peristiwa konflik sosial. Kemudian, pada Januari-Juni 2019, Polri mencatat terjadi 26 peristiwa konflik sosial (“Polri: Penyelenggaraan Pilkada Berpotensi Timbulkan Konflik Sosial,” n.d.). pada tahun 2019 jumlah konflik cenderung menurun, namun masih memiliki berbagai potensi konflik. Penelitian-penelitian terkait upaya peningkatan kemampuan berpikir kritis menggunakan pembelajaran-pembelajaran inovatif sudah banyak dilakukan di Indonesia (Hendryawan, Yusuf, & Wachyar, 2017). Apalagi yang saling mengaitkan antara matematika dan ilmu sosial. Padahal, dalam mengkaji ilmu sosial dibutuhkan keterampilan analisis dalam berelasi, sehingga diperoleh pemahaman yang komprehensif akan hak dan kewajiban. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam artikel ini adalah kajian literatur. Kajian literatur dilaksanakan dengan menganalisis sejumlah literatur yang relevan (Xiao & Watson, 2019). Kajian literatur berfungsi untuk menemukan defisisi, pola, hubungan antar konsep-konsep, sehingga ditamukan pemahaman yang utuh. Dalam artikel ini berupaya untuk
  • 4. Nurochim dan Siti Ngaisah 54 ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020 melaksanakan pendekatan multidisiplin (Shuck, 2011), dengan menguraikan bagaimana karakter pendidikan IPS dan kaitannya dengan keterampilan berpikir kritis matematis. Bidang IPS yang notabene masih dianggap sebagian orang sebagai mata pelajaran hafalan, kurang penting, namun pada hakekatnya pendidikan IPS tersusun atas berbagai subdisiplin. Subdisiplin Pendidikan IPS berbasis pada teori sosial yang kompleks terdiri dari berbagai paradigma dan konteks sosial. Paradigma dan konteks sosial itu justru paling dekat dengan kehidupan manusia. Pendidikan IPS berkaitan dengan relasi manusia dan lini kehidupannya, dengan mengkaji pendidikan IPS diharapkan manusia dapat memahami hak dan kewajibannya sehingga terciptak kehidupan yang selaras. Oleh karena itu penting dilekatkan dengan keterampilan kritis matematis. Hasil dan Pembahasan 1. Pendidikan IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB termasuk SMK atau MAK. IPS mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat dalam kehidupan bermasyarakat yang dinamis (Endayani, 2017). Pada dasarnya studi sosial lebih banyak menekankan pada studi hubungan manusia dengan lingkungnnya. Menurut Barr dalam Tanto Sukardi (2007:19) studi sosial adalah sebagai berikut: studi sosial pada hakekatnya merupakan kajian mengenai manusia dengan segala aspeknya dalam sistem hidup bermasyarakat. Kajian tersebut dilakukan dalam bentuk pembelajaran IPS di sekolah untuk mempersiapkan siswa
  • 5. Ilmu Sosial dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis 55 ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020 menjadi warga negara yang baik, berdasarkan nilai-nilai kemasyarakatan yang berlaku dan perlu dikembangkan. Menurut Sapriya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu mata pelajaran yang mengkaji serangkaian peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan (Sapriya, 2016). Bahan-bahan pembelajaran IPS diambil dari ilmu-ilmu sosial yang bertujuan untuk kepentingan kewarganegaraan. Materi dipilih secara selektif, sehingga relevan dan mampu membantu peserta didik memahami banyak manusia dan berbagai hal yang berkaitan dengan interrelasinya, baik yang terjadi pada masa lalu, masa kini, maupun masa datang. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada mata pelajaran IPS. Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. IPS perlu difokuskan kepada upaya untuk menyediakan pengalaman belajar yang dapat membantu peserta didik dalam hal memahami bahwa lingkungan fisik menentukan bagaimana manusia hidup, memahami bagaimana manusia berusaha menyesuaikan dan menggunakan sumber lingkungan, memahami perubahan masyarakat, peserta didik harus mampu terlibat dalam perubahan sosial dan kebudayaan di dalam masyarakat, memahami dampak dari
  • 6. Nurochim dan Siti Ngaisah 56 ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020 perkembangan saling ketergantungan antar manusia, dan memahami serta menghargai persamaan semua ras, agama, dan kebudayaan. Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi yang pertama manusia, tempat, dan lingkungan, yang ke dua waktu, keberlanjutan, dan perubahan, yang ketiga sistem sosial dan budaya, yang ke empat adalah perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Masing-masing mata pelajaran memiliki karakteristik yang berbeda- beda, termasuk mata pelajaran IPS. Salah satu karakteristik mata pelajaran IPS pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditekankan bahwa: Substansi mata pelajaran IPS merupakan IPS terpadu, maka tuntutannya adalah guru IPS harus memahami dan menerapkan metode- metode pembelajaran terpadu. Karakteristik mata pelajaran IPS lainnya adalah bahwa masalah-masalah sosial kemasyarakatan sebagai obyek kajian IPS selalu berkembang terus menerus, maka sebagai guru mata pelajaran IPS dituntut untuk selalu mengikuti perkembangan tersebut agar apa yang diajarkannya merupakan hal-hal yang baru sehingga dapat mengikuti perkembangan zaman (Wulandari & Firman, 2019). Mata Pelajaran IPS dalam kurikulum 2013 revisi 2016 merupakan IPS Terpadu yang merupakan gabungan antara berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial, yang terdiri atas beberapa bagian disiplin ilmu seperti Geografi, Sosiologi, Ekonomi, dan Sejarah, maka dalam pelaksanaannya tidak lagi terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan. Hal ini memberikan dampak terhadap guru yang mengajar di kelas. Guru harus menerapkan berbagai metode pembelajaran, menggunakan media yang relevan, memberikan informasi yang terbaru dan bermanfaat khususnya yang terkait dengan mata pelajaran IPS. Berdasarkan beberapa pengertian yang sudah dikemukakan, maka dapat disimpulkan bahwa IPS terpadu merupakan mata pelajaran gabungan disiplin ilmu-ilmu sosial, yang objek kajiannya adalah peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan masalah-masalah sosial dan kewarganegaraan, dengan tujuan untuk membentuk peserta didik yang memiliki kemampuan untuk mengenal konsep-konsep yang
  • 7. Ilmu Sosial dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis 57 ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020 berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global. IPS merupakan harapan untuk terbentuknya sikap warga negara yang diharapkan sesuai dengan tuntutan masyarakat. 2. Motivasi Berprestasi, IPS, dan Keterampilan Berpikir Kritis Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan rasa sayang, pengakuan keberadaan, rasa ingin memiliki berbagai kebutuhan tersebut, manusia bekerja dan berusaha dengan sekuat tenaga untuk memenuhi keinginan itu. Pendidikan IPS berbasis pada mata pelajaran yang berkaitan dengan relasi sosial, namun dalam mempelajarai IPS diperlukan keterampilan berpikir kritis. Hal tersebut dikarenakan Teori-teori yang ada di lama kajian Sosial berkaitan dengan relasi kehidupan. Menurut Kanfer mengungkapkan bahwa motivasi adalah kekuatan penggerak seseorang dalam organisasi, tingkat kekuatan yang dimiliki oleh seseorang, dan tingkat daya tahan yang dimiliki oleh sesorang (Heggestad & Kanfer, 2000). Motivasi biasanya didefinisikan sebagai keinginan umum atau keinginan yang kuat yang menggerakkan manusia untuk mencapai sebuah tujuan (Boyle, Matthews, & Saklofske, 2010). Motivasi dapat diartikan sebagai berikut: (1) Dorongan yang timbul pada diri seseorang, secara disadari atau tidak disadari, untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu; (2) Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang ingin dicapai. Motivasi sebagai serangkaian usaha menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu dan mencapai sebuah tujuan (Pinder, 2008).
  • 8. Nurochim dan Siti Ngaisah 58 ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020 Motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor primer dalam menentukan keberhasilan peserta didik. Hal ini merupakan pendorong yang digerakkan oleh kesadaran untuk melakukan tindakan. Kaplan mengungkapkan bahwa individu yang memiliki dorongan berprestasi yang tinggi memiliki ciri sebagai berikut memiliki keinginan yang kuat untuk melakukan hal-hal dengan lebih baik, memiliki tanggung jawab pribadi dalam menyelesaikan berbagai masalah, memilih pekerjaan dengan resiko sedang dan mendapatkan umpan balik dengan segera, dan menentukan tujuan yang hendak dicapai (Kaplan, 2008). Dalam hal ini motivasi berprestasi sebagai suatu usaha untuk meningkatkan atau mempertahankan kecakapan pribadi setinggi mungkin dalam segala aktivitas dengan suatu ukuran keunggulan digunakan sebagai pembanding. Orang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi atau yang mempunyai motif untuk mendekat yang tinggi, jika dihadapkan dengan suatu tugas yang harus dilakukan dalam situasi yang memaksa, akan menunjukkan motivasi yang terkuat jika kesukaran tugas itu sedang, jika dihadapkan pada tugas yang lebih sukar atau lebih mudah, motivasi yang ditunjukkan akan lebih lemah. Motivasi yang dimiliki siswa, dalam hal ini motivasi berprestasi akan menentukan upaya siswa dalam memiliki prestasi dalam bidang pendidikan. Motivasi berprestasi sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Motivasi berperan penting dalam setiap pencapaian tujuan seseorang, termasuk siswa. Orang yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a)mempunyai tanggung jawab pribadi, b) Memiliki tugas yang moderat, c) memperhatikan umpan balik tentang perbuatannya. Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi akan melakukan tugas sekolah atau bertanggung jawab terhadap pekerjaannya. siswa yang bertanggung jawab terhadap pekerjaan akan puas dengan hasil pekerjaan karena merupakan hasil usahanya sendiri. Siswa akan menetapkan tujuan yang akan dicapai, tujuan itu lebih tinggi dari tujuan sendiri (internal) atau lebih tinggi dengan tujuan yang dicapai oleh orang lain (eksternal).
  • 9. Ilmu Sosial dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis 59 ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020 Siswa yang bermotivasi berprestasi tinggi, gigih dan giat mencari cara yang kreatif untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Siswa yang mempunyai cita-cita akan berusaha sebaik-baiknya dalam tugas, tekun dan ulet, serta pantang menyerah ketika bertugas. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi akan memilih tugas yang moderat yaitu memiliki tugas yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Siswa dengan motivasi berpretasi yang tinggi, yang harus mengerjakan tugas yang sangat sukar, akan tetapi mengerjakan tugas tersebut dengan membagi tugas menjadi beberapa bagian, yang tiap bagian lebih mudah menyelesaikanya. Siswa yang mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi akan melakukan semua tugas sebaik mungkin dan tidak ada kegiatan lupa di kerjakan. Siswa akan mengadakan atisipasi untuk menghindari kegagalan atau kesulitan yang mungkin terjadi. Antisipasi dapat dilakukan siswa dengan menyiapkan semua keperluan atau peralatan sebelum melaksanakan tugas. Motivasi berprestasi merupakan kebutuhan untuk melakukan perkerjaan yang lebih baik dari sebelumnya, dan selalu berkeinginan mencapai prestasi yang lebih tinggi. Siswa diharapkan menyukai tantangan dan mampu memecahkan permasalahan dalam pekerjaannya dengan lebih baik yang pada akhirnya dapat mendukung tercapainya prestasi kerja secara memuaskan. Dengan mencapai sebuah prestasi maka seseorang akan mendapatkan rasa hormat, atau imbalan lainnya. Motivasi berprestasi yang dimiliki siswa harus ditumbuhkan dari dalam diri individu yang bersangkutan dan didukung oleh lingkungan kerja. Hal tersebut dikarenakan motivasi berprestasi yang ditumbuhkan dari dalam diri individu akan membentuk kekuatan diri bagi individu. Selain itu, apabila situasi lingkungan kerja turut mendukung, maka pencapaian kinerja akan lebih mudah tercapai. Kemampuan berpikir tingkat tinggi pada jenis: pemahaman konsep (conceptual understanding), pemecahan masalah (problem solving), penalaran dan pembuktian (reasoning and proof), komunikasi
  • 10. Nurochim dan Siti Ngaisah 60 ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020 (communication), koneksi (connection), dan representasi (representation) (Abdullah, 2013). Kemmapuan berpikir tingkat tinggi ini, berkaitan erat dengan kajian-kajian Pendidikan IPS yang terdiri dari berbagai disiplin ilmum kehidupan manusia. Kemampuan berpikir kritis secara literature lahir dari dua disiplin ilmu yakni filsafat dan psikologi (Lai, 2011). Yang selanjutnya kemampuan berpikir kritis berdiri di ranah pendidikan. Dengan mengembangkan kemampuan berpikir kritis, maka akan menemukan bukti untuk “menghakimi” pemahaman yang dimiliki oleh manusia (Keynes, 2008). Contoh dengan berpikir kritis maka dapat mempertimbangkan apakah perbuatan tersebut merugikan diri sendiri dan orang lain atau tidak. Keterampilan berpikir kritis seharusnya menjadi nadi dalam proses pembelajaran di sekolah (Firdaus, Kailani, Bakar, & Bakry, 2015). Kemampuan berpikir kritis juga meningkatkan mutu karakter siswa (Palinussa, 2013). Dengan kemampuan berpikir kritis maka dapat meningkatkan kinerja akademik siswa (Changwong, Sukkamart, & Sisan, 2018). Dengan demikian setiap mengkaji suatu bidang ilmu maka kemampuan berpikir kritis sangat penting dikembangkan sebagai dasar dalam mengkaji. Kesimpulan Karakteristik Pendidikan IPS yang multidisiplin, namun sangat erat dengan relasi kehidupan manusia, sangat penting dikaji dari level Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi. Pendidikan IPS yang tersusun atas berbagai disiplin ilmu sosial membutuhkan keterampilan analisis kritis, sehingga Pendidikan IPS menjadi mata pelajaran yang dapat mewujudkan manusia yang memiliki hak dan tanggung jawab yang berimbang. Keterampilan analisis kritis tersebut dibutuhkan berbekal kemampuan analisis kritis matematis. Oleh sebab itu Keterampilan kritis matematis sangat penting dikembangkan disetiap satuan pendidikan disesuaikan dengan jenjang usia dan pendidikan.
  • 11. Ilmu Sosial dan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis 61 ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020 Daftar Pustaka Abdullah, I. H. (2013). Berpikir Kritis Matematik. Jurnal Matematika Dan Pendidikan Matematika, 2(1), 66–75. Retrieved from http://www.ejournal.unkhair.ac.id/index.php/deltapi/article/view/100 Boyle, G. J., Matthews, G., & Saklofske, D. H. (2010). The Handbook of Personality Theory and Assessment. Los Angeles, Calif.: SAGE Publications. Changwong, K., Sukkamart, A., & Sisan, B. (2018). Critical thinking skill development: Analysis of a new learning management model for Thai high schools. Journal of International Studies, 11(2), 37–48. https://doi.org/10.14254/2071-8330.2018/11-2/3 Endayani, H. (2017). Pengembangan Materi Ajar Ilmu Pengetahuan Sosial. Ijtimaiyah: Jurnal Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, 1(1), 92–110. Retrieved from http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ijtimaiyah/article/download/1158/922 Firdaus, Kailani, I., Bakar, M. N. Bin, & Bakry. (2015). Developing Critical Thinking Skills of Studens in Mathematics Learning. Journal of Education and Learning, 9(3), 226–236. https://doi.org/10.1007/s00365-013-9198-y Heggestad, E. D., & Kanfer, R. (2000). Individual Differences in Trait Motivation: Development of the Motivational Trait Questionnaire. International Journal of Educational Research, 33(7–8), 751–776. https://doi.org/10.1016/S0883-0355(00)00049-5 Hendryawan, S., Yusuf, Y., & Wachyar, T. Y. (2017). Analisis Kemampuan Berfikir Kritis Matematis Siswa SMP Tingkat Rendah Pada Pembelajaran Berbasis Masalah dengan Green’s Motivational Strategies. Aksioma, 8(2), 50. https://doi.org/10.26877/aks.v8i2.1744 Kaplan, A. (2008). Achievement Motivation. PSYCHOLOGY OF CLASSROOM LEARNING, (May). https://doi.org/10.1007/springerreference_223384 Keynes, M. (2008). Skills for OU Study Thinking Critically. United Kingdom: Open University Press. Lai, E. R. (2011). Critical Thingking: A Literature Review (Vol. 35). https://doi.org/10.1046/j.1537-2995.1995.35395184278.x Lavasani, M. G., Afzali, L., & Afzali, F. (2011). Cooperative Learning and Social Skills. Cypriot Journal of Educational Sciences, 4(1), 186– 1993. Palinussa, A. L. (2013). Students’ critical mathematical thinking skills and character: IndoMS.J.M.E, 4(1), 75–94. Pinder, C. C. (2008). Work Motivation in Organizational Behavior. Retrieved from http://proxy.uqtr.ca/login.cgi?action=login&u=uqtr&db=ebsco&ezurl=ht tp://search.ebscohost.com/login.aspx?direct=true&scope=site&db=nle bk&db=nlabk&AN=815126 Polri: Penyelenggaraan Pilkada Berpotensi Timbulkan Konflik Sosial. (n.d.). Retrieved December 28, 2019, from https://nasional.kompas.com/read/2019/12/19/11135851/polri- penyelenggaraan-pilkada-berpotensi-timbulkan-konflik-sosial
  • 12. Nurochim dan Siti Ngaisah 62 ENTITA Vol. 2 No. 1, Juni 2020 Sapriya. (2016). Pendidikan IPS. Retrieved from http://opac.library.um.ac.id/oaipmh/../index.php?s_data=bp_buku&s_fi eld=0&mod=b&cat=3&id=55589 Shavelson, R. J. (2002). Lee J. Cronbach (1916-2001): Obituary. American Psychologist, Vol. 57, pp. 360–361. https://doi.org/10.1037/0003-066x.57.5.360 Shuck, B. (2011). Integrative literature review: Four emerging perspectives of employee engagement: An integrative literature review. Human Resource Development Review, 10(3), 304–328. https://doi.org/10.1177/1534484311410840 Slameto. (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Retrieved from http://opac.library.um.ac.id/oaipmh/../index.php?s_data=bp_buku&s_fi eld=0&mod=b&cat=3&id=29615 Sutarti, T. (2017). Efforts to Increase Students Reading Interest on Educational Reference Through Classical Guidance and Counseling Experiential Learning Model. JETL (Journal Of Education, Teaching and Learning), 2(1), 118. https://doi.org/10.26737/jetl.v2i1.152 Wulandari, R., & Firman. (2019). Sarana Dan Sumber Belajar dalam Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. (January). Xiao, Y., & Watson, M. (2019). Guidance on Conducting a Systematic Literature Review. Journal of Planning Education and Research, 39(1), 93–112. https://doi.org/10.1177/0739456X17723971