SlideShare a Scribd company logo
1 of 59
Harmonisasi Hak dan Kewajiban Asasi
Manusia dalam Perspektif
Pancasila
Tati Haryanti, S.Pd.
haryanti1818@gmail.com
Kompetensi Dasar :
1. Menghargai hak asasi manusia berdasarkan perspektif
Pancasila sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa.
2. Bersikap peduli terhadap asasi manusia berdasarkan
perspektif Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
3. Menganalisis pelanggaran hak asasi manusia dalam
perspektif Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
4. Menyaji hasil analisis pelanggaran hak asasi manusia
dalam perspektif Pancasila dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.
PETA MATERI DAN PEMBELAJARAN
PROYEKBELAJAR
KEWARGANEGARAAN
SUB BAB
Kasus Pelanggaran
Hak Asasi Manusia
SUB BAB
SUB BAB
Kegiatan Pembelajaran
Menggunakan Model Discovery
Learning, Metode Diskusi
Substansi Hak dan
Kewajiban
Asasi Manusia dalam
Pancasila
Menggunakan
Model Discovery Learning,
Metode Diskusi
Menggunakan Model Discovery
Learning, Metode Diskusi
Konsep Hak dan
Kewajiban
Asasi Manusia
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pembelajaran
SUB BAB
Upaya Penegakan
Hak Asasi Manusia
Kegiatan Pembelajaran
Presentasi Kelompok
Hasil Penelitian Kasus
Pelanggaran HAM
Materi Pokok :
1. Konsep hak dan kewajiban asasi manusia.
a. Makna hak asasi manusia.
b. Makna kewajiban asasi manusia.
2. Substansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam Pancasila.
a. Hak dan kewajiban asasi manusia dalam nilai dasar Pancasila.
b. Hak dan kewajiban asasi manusia dalam nilai instrumental
Pancasila.
c. Hak dan kewajiban asasi manusia dalam nilai praksis Pancasila.
3. Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia.
a. Penyebab pelanggaran Hak Asasi Manusia.
b. Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia.
4. Upaya penegakan Hak Asasi Manusia (HAM).
a. Upaya pemerintah dalam menegakan Hak Asasi Manusia.
b. Upaya penanganan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia.
A. Konsep Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
1. Menurut Undang-Undang RI Nomor 39 tahun
1999, hak asasi manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberadaan
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
dan merupakan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh
negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan
martabat manusia.
Jan Materson,
anggota Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa- Bangsa
mengartikan HAM sebagai hak-hak yang melekat dalam diri manusia,
dan tanpa hak itu manusia tidak dapat hidup sebagai manusia.
Dari pengertian tersebut, maka pada hakikatnya dalam HAM terkandung
dua makna :
1. HAM merupakan hak alamiah yang melekat dalam diri setiap
manusia sejak ia dilahirkan ke dunia.
2. HAM merupakan instrumen atau alat untuk menjaga harkat dan
martabat manusia sesuai dengan kodrat kemanusiannya yang
luhur.
Ciri-Ciri HAM
a. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi
semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir.
b. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua
orang tanpa memandang status, suku bangsa, gender atau
perbedaan lainnya.
c. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak
dapat dicabut atau diserahkan kepada pihak lain.
d. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak
mendapatkan semua hak, apakah hak sipil dan politik, atau
hak ekonomi, sosial dan budaya.
Jenis-JenisHAM
a. Universal Declaration of Human Right :
1) Hak pribadi (personal right)
2) Hak ekonomi (property right)
3) Hak politik (political right)
4) Hak sosial budaya (sosiocultural right)
5) Hak persamaan hukum dan pemerintahan (right of legal equality)
6) Hak mendapatkan perlakuan yang adil (procedural right)
b. UUD 1945 dan Tap MPR No. XVII/MPR/1998 :
1) Hak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan kehidupannya
2) Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan
3) Hak mengembangkan diri
4) Hsk keadilan, yaitu jaminan kepastian hukum
5) Hak kemerdekaan
6) Hak atas kebebsan informasi
7) Hak keamanan
8) Hak kesejahteraan
9) Hak perlindungan dan pemajuan
MaknaKewajibanAsasi Manusia
Ketentuan pasal 1 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan :
Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat
kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan,
tidak memungkinkan terlaksananya dan
tegaknya hak asasi manusia
Hubungan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
1. Hak dan kewajiban asasi merupakan dua hal yang
saling berkaitan. Keduanya memiliki hubungan
kausalitas atau hubungan sebab-akibat.
2. Hak dan kewajiban asasi juga tidak dapat dipisahkan,
karena bagaimana pun dari kewajiban itulah muncul
hak-hak dan sebaliknya.
B. Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalamPancasila
1. Hak dan kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila
Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila yaitu: nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, nilaiPersatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal, sehingga di dalamnya
terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai
dasar ini bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara.
Hubungan antara hak dan kewajiban asasi manusia dengan
Pancasila dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut.
a. Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk
memeluk agama, melaksanakan ibadah dan kewajiban untuk
menghormati perbedaan agama.
b. Kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga
negara pada kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki
kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat jaminan dan
perlindungan hukum.
c. Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu di
antara warga negara dengan semangat gotong royong, saling
membantu, saling menghormati, rela berkorban, dan menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan. Hal ini sesuai dengan prinsip hak asasi manusia bahwa
hendaknya sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam
semangat persaudaraan.
Pancasila dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut.
d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan dicerminkan dalam kehidupan
pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis.
Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat
yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, atau pun intervensi
yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat.
e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengakui hak milik
perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta
memberi kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat.
2. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Sila-Sila
Pancasila
Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai nilai
dasar Pancasila. Nilai instrumental sifatnya lebih khusus
dibandingkan dengan nilai dasar. Dengan kata lain, nilai
instrumental merupakan pedoman pelaksanaan kelima
sila Pancasila. Perwujudan nilai instrumental pada
umumnya berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional
mulai dari Undang-Undang Dasar sampai dengan
peraturan daerah.
Peraturan perundang-undangan yang menjamin hak asasi
manusia :
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 terutama Pasal 28 A – 28 J
2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi
Manusia. Di dalam Tap MPR tersebut terdapat Piagam HAM
Indonesia.
3. Ketentuan dalam undang-undang organik berikut.
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1998
tentang Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan
atau Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau
Merendahkan Martabat Manusia
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun
1999 tentang Hak Asasi Manusia
c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
Peraturan perundang-undangan yang menjamin hak asasi
manusia :
d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik
e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 tentang
Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya
4. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang
(Perppu) Nomor 1 Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
5. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah berikut.
a. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata cara
Perlindungan terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak
Asasi Manusia yang Berat
b. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi,
Restitusi, Rehabilitasi terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi
Manusia Berat
Peraturan perundang-undangan yang menjamin hak asasi
manusia :
6. Ketentuan dalam Keputusan Presiden (Keppres).
a. Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia
b. Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998 tentang Pengesahan
Konvensi Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan
untuk Berorganisasi
c. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pembentukan
Pengadilan HAM pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan
Negeri Surabaya, Pengadilan Negeri Medan dan Pengadilan Negeri
Makasar
d. Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2001 tentang Perubahan
Keppres Nomor 53 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan Hak
Asasi Manusia Ad Hoc pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
e. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi
Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun 2004-2009
3. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila
Pancasila
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental
suatu pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Nilai
praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat
dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai dengan
perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Hal
tersebut dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang
terbuka.
3. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila
Pancasila
Hak asasi manusia dalam nilai praksis Pancasila dapat
terwujud apabila nilai-nilai dasar dan instrumental
Pancasila itu sendiri dapat dilaksanakan dalam kehidupan
sehari-hari oleh seluruh warga negara. Hal tersebut dapat
diwujudkan apabila setiap warga negara menunjukkan
sikap positif dalam kehidupan sehari-hari.
Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Hormat-menghormati dan bekerja sama antarumat
beragama sehingga terbina kerukunan hidup
2. Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya
3. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan
kepada orang lain
Kemanusian yang Adil dan Beradab
1. Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban antara
sesama manusia
2. Saling mencintai sesama manusia
3. Tenggang rasa kepada orang lain
4. Tidak semena-mena kepada orang lain
5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian
6. Berani membela kebenaran dan keadilan
7. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa
lain
Persatuan Indonesia
1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan
2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara
3. Cinta tanah air dan bangsa
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air
Indonesia
5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan
bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika
Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan
1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat
2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil
keputusan untuk kepentingan bersama
4. Menerima dan melaksanakan setiap keputusan
musyawarah
5. Mempertanggungjawabkan setiap keputusan
musyawarah secara moral kepada Tuhan Yang Maha
Esa
Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban
2. Menghormati hak-hak orang lain
3. Suka memberi pertolongan kepada orang lain
4. Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain
5. Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah
6. Rela bekerja keras
7. Menghargai hasil karya orang lain
B. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia
Secara yuridis, Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 39Tahun 1999 tentang HakAsasi Manusia
menyatakan bahwa pelanggaran hak asasi manusia adalah :
setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk
aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau
kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi,
membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan
tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan
memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar
berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
1. Faktor internal :
a. Sikap egois
b.Rendahnya kesadaran HAM
c. Sikap tidak toleran
2. Faktor Eksternal
a. Penyalahgunaan kekuasaan
b.Ketidaktegasan aparat penegak hukum
c. Penyalahgunaan teknologi
d.Kesenjangan sosial dan ekonomi yang
tinggi
Jenis-jenis Pelanggaran HAM :
1. Pelanggaran HAM Biasa ; pemukulan,
pencemaran nama baik, menghalangi orang
untuk mengekspresikan dirinya.
2. Pelanggaran HAM berat; kejahatan genosida
dan kejahatan kemanusiaan.
Kejahatan Genosida (Genocide Crime) :
Setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk
menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau
sebagian bangsa, ras, kelompok etnis, atau kelompok
agama, dengan cara :
1. membunuh anggota kelompok,
2. mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap
anggota-anggota kelompok,
3. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan
mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruhnya maupun
sebagian,
4. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk mencegah
kelahiran didalam kelompok, atau
5. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke
kelompok lain
Kejahatan Terhadap Kemanusiaan
(Crime Against Humanity)
Serangan secara luas atau sistematis yang ditujukan secara langsung terhadap
penduduk sipil yang dapat berupa :
1. pembunuhan,
2. pemusnahan,
3. perbudakan,
4. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa,
5. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan secar fisiklain secara
sewenang-wenang yang melanggar asas-asas ketentuan pokokHukum
Internasional,
6. penyiksaan,
7. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan,
pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan lainnya
yang setara,
8. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari
oleh persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis
kelamin, atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang
dilarang mennurut hukum internasional,
9. penghilangan orang secara paksa, atau
10. kejahatan apartheid
2. Penyimpangan Nilai-Nilai Pancasila dalam
Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
a.Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di
Indonesia
b.Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Internasional
KasusPelanggaranHakAsasiManusiaInternasional
a.Kejahatan genosida (The crime of genocide)
b.Kejahatan melawan kemanusian (Crime
againts humanity)
c. Invasi atau agresi suatu negara ke negara lain
(The crime of aggression)
d.Kejahatan perang (War crimes)
C. Upaya Penyelesaian Kasus Pelanggaran Hak Asasi
Manusia
1. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi
Manusia di Indonesia
2. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi
Manusia Internasional
Penegakan, Perlindungan dan Pemajuan HAM
Upaya Penegakan, Perlindungan dan Pemajuan HAM ada 2
pendekatan :
1. Pencegahan
2. Penindakan
Pencegahan
Upaya pencegahan anatara laian :
1. Penciptaan perundang-undangan tentang HAM
2. Penciptaan lembaga pemantau atau pengawas
pelaksanaan HAM
3. Penciptaan perundangan-undangan dan lembaga
peradilan HAM
4. Pelaksanaan pendidikan HAM kepada masyarakat
Penindakan
► Pelayanan, konsultasi, pendampingan, dan advokasi bagi
masyarakat yang menghadapi kasus HAM.
► Penerimaan pengaduan dari korban pelanggaran HAM.
► Investigasi yaitu pencarian data informasi dan fakta yang
berkaitan dengan peristiwa dalam masyarakat yang patutu
diduga merupakan pelanggaran HAM.
► Penyelesaian perkara melalui perdamaian, negosiasi,
mediasi, konsiliasi, dan penilaian ahli. Komnas HAM
bertugas dan berwenang melakukan proses ini.
► Penyelesaian perkara pelanggaran HAM berat melalui
proses peradilan di pengadilan HAM.
Penanganan Kasus Pelanggaran HAM :
Secara prinsip pelanggaran HAM diserahkan kepada Pengadilan HAM,
yang merupakan pengadilan khusus yang berada dalam
lingkungan Pengadilan Umum
Pengadilan HAM adalah khusus terhadap pelanggaran HAM berat yang
meliputi hal-hal sbb. :
1. Kejahatan Genosda (Genocide Crime)
2. Kejahatan terhadap kemanusiaan (Crime Against Humanity)
Kembali
Upaya Penegakan HAM Oleh Pemerintah :
1. Menanamkan kesadaran akan HAM
kepada masyaraat luas melalui
pembentukan Lembaga KOMNAS HAM
2. Penambahan perangkat Regulasi
tentang HAM di Indonesia
3. Pembentukan Pengadilan HAM
Kembali
Lembaga yang terkait HAM di Indonesia
1. Komnas HAM / Keppres No. 50 Tahun 1993.
2. Komnas perempuan / Keppres No. 181 Tahun 1998.
3. Komnas Perlindungan Anak Indonesia UU No.23 Tahun
2002 tentang Perlindungan Anak.
4. Pengadilan HAM/ UU No.26 tahun 2000 tentang
Pengadilan HAM.
5. Lembaga Bantuan Hukum.
6. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi
Manusia di Indonesia
Sebelum berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, kasus
pelanggaran HAM diperiksa dan diselesaikan di pengadilan
HAM ad hoc yang dibentuk berdasarkan keputusan
presiden dan berada di lingkungan peradilan umum.
Setelah berlakunya undang-undang tersebut, kasus
pelanggaran HAM di Indonesia ditangani dan diselesaikan
melalui proses peradilan di Pengadilan HAM.
Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi
Manusia di Indonesia
Berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 26 tahun 2000, penyelesaian kasus pelanggaran HAM
berat dilakukan berdasarkan ketentuan Hukum Acara Pidana.
Proses penyidikan dan penangkapan dilakukan oleh Jaksa
Agung dengan disertai surat perintah dan alasan penangkapan,
kecuali tertangkap tangan.
Penahanan untuk pemeriksaan dalam sidang di Pengadilan
HAM dapat dilakukan paling lama 90 hari dan dapat
diperpanjang paling lama 30 hari oleh pengadilan negeri sesuai
dengan daerah hukumnya.
Penahanan di Pengadilan Tinggi dilakukan paling lama 60 hari
dan dapat diperpanjang paling lama 30 hari. Penahanan di
Mahkamah Agung paling lama 60 hari dan dapat diperpanjang
paling lama 30 hari.
Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi
Manusia di Indonesia
Adapun penyelidikan terhadap pelanggaran hak asasi
manusia yang berat dilakukan oleh Komnas HAM. Dalam
melakukan penyelidikan, Komnas HAM dapat membentuk
Tim ad hoc yang terdiri dari Komnas HAM dan unsur
masyarakat.
Hasil penyelidikan Komnas HAM yang berupa laporan
pelanggaran hak asasi manusia, diserahkan berkasnya
kepada Jaksa Agung yang bertugas sebagai penyidik.
Jaksa Agung wajib menindaklanjuti laporan dari Komnas
HAM tersebut. Jaksa Agung sebagai penyidik dapat
membentuk penyidik ad hoc yang terdiri dari unsur
pemerintah dan masyarakat.
Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi
Manusia di Indonesia
Proses penuntutan perkara pelanggaran HAM yang berat dilakukan
oleh Jaksa Agung. Dalam pelaksanaan tugasnya, Jaksa Agung dapat
mengangkat penuntut umum ad hoc yang terdiri dari unsur pemerintah
atau masyarakat. Setiap saat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia
dapat meminta keterangan secara tertulis kepada Jaksa Agung
mengenai perkembangan penyidikan dan penuntutan perkara
pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Jaksa penuntut umum ad
hoc sebelum melaksanakan tugasnya harus mengucapkan sumpah
atau janji.
Selanjutnya, perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat
diperiksa dan diputuskan oleh Pengadilan HAM yang dilakukan oleh
Majelis Hakim Pengadilan HAM paling lama 180 hari setelah berkas
perkara dilimpahkan dari penyidik kepada Pengadilan HAM. Majelis
Hakim Pengadilan HAM yang berjumlah lima orang terdiri atas dua
orang hakim pada Pengadilan HAM yang bersangkutan dan tiga orang
hakim ad hoc yang diketuai oleh hakim dari Pengadilan HAM yang
bersangkutan.
Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi
Manusia di Indonesia
1. Proses penuntutan perkara pelanggaran HAM yang berat dilakukan oleh
Jaksa Agung. Dalam pelaksanaan tugasnya, Jaksa Agung dapat
mengangkat penuntut umum ad hoc yang terdiri dari unsur pemerintah atau
masyarakat.
2. Setiap saat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dapat meminta keterangan
secara tertulis kepada Jaksa Agung mengenai perkembangan penyidikan
dan penuntutan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Jaksa
penuntut umum ad hoc sebelum melaksanakan tugasnya harus
mengucapkan sumpah atau janji.
3. Selanjutnya, perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat diperiksa
dan diputuskan oleh Pengadilan HAM yang dilakukan oleh Majelis Hakim
Pengadilan HAM paling lama 180 hari setelah berkas perkara dilimpahkan
dari penyidik kepada Pengadilan HAM. Majelis Hakim Pengadilan HAM yang
berjumlah lima orang terdiri atas dua orang hakim pada Pengadilan HAM
yang bersangkutan dan tiga orang hakim ad hoc yang diketuai oleh hakim
dari Pengadilan HAM yang bersangkutan. PPKN 27
Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi
Manusia di Indonesia
4. Dalam hal perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dimohonkan
banding ke Pengadilan Tinggi, perkara tersebut diperiksa dan diputus
dalam waktu paling lama 90 hari terhitung sejak perkara dilimpahkan ke
Pengadilan Tinggi. Pemeriksaan perkara pelanggaran HAM di Pengadilan
Tinggi dilakukan oleh majelis hakim yang terdiri atas dua orang hakim
Pengadilan Tinggi yang bersangkutan dan tiga orang hakim ad hoc.
5. Kemudian, dalam hal perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat
dimohonkan kasasi ke Mahkamah Agung, perkara tersebut diperiksa dan
diputus dalam waktu paling ama 90 hari terhitung sejak perkara dilimpahkan
ke Mahkamah Agung. Pemeriksaan perkara pelanggaran HAM berat di
Mahkamah Agung dilakukan oleh majelis hakim terdiri atas dua orang
Hakim Agung dan tiga orang hakim ad hoc. Hakim ad hoc di Mahkamah
Agung diangkat oleh Presiden selaku Kepala Negara atas usulan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi
Manusia di Indonesia
4. Dalam hal perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dimohonkan
banding ke Pengadilan Tinggi, perkara tersebut diperiksa dan diputus
dalam waktu paling lama 90 hari terhitung sejak perkara dilimpahkan ke
Pengadilan Tinggi. Pemeriksaan perkara pelanggaran HAM di Pengadilan
Tinggi dilakukan oleh majelis hakim yang terdiri atas dua orang hakim
Pengadilan Tinggi yang bersangkutan dan tiga orang hakim ad hoc.
5. Kemudian, dalam hal perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat
dimohonkan kasasi ke Mahkamah Agung, perkara tersebut diperiksa dan
diputus dalam waktu paling ama 90 hari terhitung sejak perkara dilimpahkan
ke Mahkamah Agung. Pemeriksaan perkara pelanggaran HAM berat di
Mahkamah Agung dilakukan oleh majelis hakim terdiri atas dua orang
Hakim Agung dan tiga orang hakim ad hoc. Hakim ad hoc di Mahkamah
Agung diangkat oleh Presiden selaku Kepala Negara atas usulan Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi
Manusia Internasional
Secara garis besar, apabila terjadi pelanggaran HAM yang berat dan berskala
internasional, proses peradilannya sebagai berikut :
1. Jika suatu negara sedang melakukan penyelidikan, penyidikan atau
penuntutan atas kejahatan yang terjadi, maka pengadilan pidana
internasional berada dalam posisi inadmissible (ditolak) untuk menangani
perkara kejahatan tersebut. Akan tetapi, posisi inadmissible dapat berubah
menjadi admissible (diterima untuk menangani perkaran pelanggaran
HAM), apabila negara yang bersangkutan enggan (unwillingness) atau tidak
mampu (unable) untuk melaksanakan tugas investigasi dan penuntutan.
2. Perkara yang telah diinvestigasi oleh suatu negara, kemudian
negara yang bersangkutan telah memutuskan untuk tidak
melakukan penuntutan lebih lanjut terhadap pelaku kejahatan
tersebut, maka pengadilan pidana internasional berada dalam posisi
inadmissible. Namun, dalam hal ini, posisi inadmissible dapat
berubah menjadi admissible bila putusan yang berdasarkan
keengganan (unwillingness) dan ketidakmampuan (unability) dari
negara untuk melakukan penuntutan.
Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi
Manusia Internasional
Secara garis besar, apabila terjadi pelanggaran HAM yang berat dan berskala
internasional, proses peradilannya sebagai berikut :
3. Jika pelaku kejahatan telah diadili dan memperoleh kekuatan
hukum yang tetap, maka terhadap pelaku kejahatan tersebut sudah
melekat asas nebus in idem. Artinya, seseorang tidak dapat
dituntut untuk kedua kalinya dalam perkara yang sama setelah
terlebih dahulu diputuskan perkaranya oleh putusan pengadilan
peradilan yang berkekuatan tetap.
Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi
Manusia Internasional
Putusan pengadilan yang menyatakan bahwa pelaku kejahatan itu bersalah,
berakibat akan jatuhnya sanksi. Sanksi internasional dijatuhkan kepada negara
yang dinilai melakukan pelanggaran atau tidak peduli terhadap pelanggaran
hak asasi manusia di negaranya. Sanksi yang diterapkan bermacam-macam,
di antaranya:
1) diberlakukannya travel warning (peringatan bahaya berkunjung ke negara
tertentu) terhadap warga negaranya,
2) pengalihan investasi atau penanaman modal asing,
3) pemutusan hubungan diplomatik,
4) pengurangan bantuan ekonomi,
5) pengurangan tingkat kerja sama,
6) pemboikotan produk ekspor,
7) embargo ekonomi.
3. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila
Pancasila
Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu
pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Nilai praksis Pancasila
senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan
perbaikan sesuai perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Hal
tersebut dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang terbuka.
Hak asasi manusia dalam nilai praksis Pancasila dapat terwujud apabila
nilai-nilai dasar dan instrumental Pancasila itu sendiri dapat dilaksanakan
dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh warga negara. Hal tersebut
dapat diwujudkan apabila setiap warga negara menunjukkan sikap positif
dalam kehidupan seharihari.
Cari contoh sikap positif dalam kehidupan sehari-hari sesuai nilai-
nilai Pancasila
C. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
1. Penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia
2. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia
Penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia
1. Faktor internal
a. Sikap egois
b. Rendahnya kesadaran HAM
c. Sikap tidak toleran
2. Faktor eksternal
a. Penyalahgunaan kekuasaan
b. Ketidaktegasan aparat penegak hukum
c. Penyalahgunaan teknologi
d. Kesenjangan ekonomi dan sosial yang tinggi
Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia
1. Kerusuhan Tanjung Priok tanggal 12 September 1984. Dalam kasus ini 24 orang tewas, 36 orang
luka berat, dan 19 orang luka ringan. Keputusan majelis hakim terhadap kasus ini menetapkan 14
terdakwa seluruhnya dinyatakan bebas.
2. Penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia tanggal 27 Juli 1996. Dalam kasus ini lima orang
tewas, 149 orang luka-luka, dan 23 orang hilang. Keputusan majelis hakim terhadap kasus ini
menetapkan empat terdakwa dinyatakan bebas dan satu orang terdakwa divonis 2 (dua) bulan 10
hari.
3. Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam kasus ini 4
(empat) orang mahasiswa tewas. Mahkamah Militer yang menyidangkan kasus ini memvonis dua
terdakwa dengan hukuman (empat) bulan penjara, empat terdakwa divonis 2 - 5 bulan penjara dan
sembilan orang terdakwa divonis penjara 3 - 6 tahun.
4. Tragedi Semanggi I pada tanggal 13 November 1998. Dalam kasus ini enam orang mahasiswa
tewas. Kemudian terjadi lagi tragedi Semanggi II pada tanggal 24 September 1999 yang
mengakibatkan seorang mahasiswa tewas.
5. Penculikan aktivis pada 1997/1998. Dalam kasus ini 23 orang dinyatakan hilang (9 orang di
antaranya telah dibebaskan, dan 13 orang belum ditemukan sampai saat ini.).
D. Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM)
1. Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM
2. Upaya Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM
1. Pembentukan Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM)
Komnas HAM dibentuk pada 7 Juni 1993 melalui Keppres Nomor 50 Tahun 1993.
Keberadaan Komnas HAM selanjutnya diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 39
Tahun 1999 tentang Hak Asas Manusia pada pasal 75 sampai dengan pasal 99.
Komnas HAM merupakan lembaga negara mandiri setingkat lembaga negara lainnya
yang berfungsi sebagai lembaga pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan,
dan mediasi HAM. Komnas HAM beranggotakan 35 orang yang dipilih oleh DPR
berdasarkan usulan Komnas HAM dan ditetapkan oleh presiden. Masa jabatan
anggota Komnas HAM selama lima tahun dan dapat diangkat lagi hanya untuk satu
kali masa jabatan.
Komnas HAM mempunyai wewenang sebagai berikut.
a. Melakukan perdamaian pada kedua belah pihak yang bermasalah.
b. Menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi.
c. Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia
kepada pemerintah dan DPR untuk ditindaklanjuti.
d. Memberi saran kepada pihak yang bermasalah untuk menyelesaikan sengketa di
pengadilan.
Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM
2. Pembentukan Instrumen HAM.
1) Pada amandemen kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 telah ditetapkan satu bab tambahan dalam batang tubuh yaitu bab
XA yang berisi mengenai hak asasi manusia, melengkapi pasal-pasal yang lebih
dahulu mengatur mengenai masalah HAM.
2) Dalam Sidang Istimewa MPR 1998 dikeluarkan Ketetapan MPR mengenai hak
asasi manusia yaitu TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998.
3) Ditetapkannya Piagam HAM Indonesia pada tahun 1998.
4) Diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia, yang diikuti dengan dikeluarkannya Perpu Nomor 1 Tahun 1999
tentang pengadilan HAM yang kemudian ditetapkan menjadi sebuah undang-
undang, yaitu Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan
HAM.
5) Ditetapkannya peraturan perundang-undangan tentang perlindungan anak yaitu:
a) Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak,
b) Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan
c) Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak
Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM
3. Pembentukan Pengadilan HAM
Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor
26 Tahun 2000. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus
terhadap pelanggaran HAM berat yang diharapkan dapat
melindungi hak asasi manusia, baik perseorangan maupun
masyarakat. Pengadilan HAM menjadi dasar bagi penegakan,
kepastian hukum, keadilan dan perasaan aman, baik perseorangan
maupun masyarakat.
Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan
memutuskan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Di
samping itu, berwenang memeriksa dan memutus perkara
pelanggaran HAM yang dilakukan oleh warga negara Indonesia dan
terjadi di luar batas teritorial wilayah Indonesia.
Upaya Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi
Manusia
1. Upaya Pencegahan Pelanggaran Hak Asasi Manusia
2. Membangun Harmonisasi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
1. Upaya Pencegahan Pelanggaran Hak Asasi Manusia
1) Menegakkan supremasi hukum dan demokrasi.
2) Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya
berbagai bentuk pelanggaran HAM oleh pemerintah.
3) Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik
terhadap setiap upaya penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah.
4) Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip HAM kepada masyarakat
melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun non-
formal (kegiatan-kegiatan keagamaan dan kursus-kursus). Meningkatkan
profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara.
5) Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan
dalam masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati
keyakinan dan pendapat masing-masing
2. Membangun Harmonisasi Hak dan Kewajiban
Asasi Manusia
Hak dan kewajiban asasi manusia merupakan dua hal yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Seseorang tidak dapat menikmati hak yang
dimilikinya, sebelum memenuhi apa yang yang menjadi kewajibannya.
Salah satu cara untuk mengharmonisasikan hak dan kewajiban asasi manusia
dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan menghindarkan diri kita dari sikap
egois atau terlalu mementingkan diri sendiri.

More Related Content

Similar to 1. Harmonisasi HAM.pptx

Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila.pptx
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila.pptxHak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila.pptx
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila.pptxFaisalAriij
 
1. Hak dan Kewajiban Assasi Manusia.pptx
1. Hak dan Kewajiban Assasi Manusia.pptx1. Hak dan Kewajiban Assasi Manusia.pptx
1. Hak dan Kewajiban Assasi Manusia.pptxIGASatyaratni
 
presentasi PKN kelas 11.p(mauizoh)
presentasi PKN kelas 11.p(mauizoh)presentasi PKN kelas 11.p(mauizoh)
presentasi PKN kelas 11.p(mauizoh)apotek agam farma
 
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKANKEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKANAnis Lee Xie
 
Materippknsmaxiibab1
Materippknsmaxiibab1Materippknsmaxiibab1
Materippknsmaxiibab1abd_
 
Harmonisasi HAM dengan Pancasila.pptx
Harmonisasi HAM dengan Pancasila.pptxHarmonisasi HAM dengan Pancasila.pptx
Harmonisasi HAM dengan Pancasila.pptxNone None
 
PKN (instrumen ham)
PKN (instrumen ham)PKN (instrumen ham)
PKN (instrumen ham)sarahmaida12
 
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA
MAKALAH HAK ASASI MANUSIAMAKALAH HAK ASASI MANUSIA
MAKALAH HAK ASASI MANUSIAELFRIDANAZARA55
 
PPT Kewarganegaraan penegakan HAM kelas X
PPT Kewarganegaraan penegakan HAM kelas XPPT Kewarganegaraan penegakan HAM kelas X
PPT Kewarganegaraan penegakan HAM kelas XLatifa Syifa
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaSantos Tos
 

Similar to 1. Harmonisasi HAM.pptx (20)

RPP SMA PPKN Kelas XI
RPP SMA PPKN Kelas XIRPP SMA PPKN Kelas XI
RPP SMA PPKN Kelas XI
 
RPP SMA PPKN Kelas XII
RPP SMA PPKN Kelas XIIRPP SMA PPKN Kelas XII
RPP SMA PPKN Kelas XII
 
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila.pptx
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila.pptxHak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila.pptx
Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila.pptx
 
1. Hak dan Kewajiban Assasi Manusia.pptx
1. Hak dan Kewajiban Assasi Manusia.pptx1. Hak dan Kewajiban Assasi Manusia.pptx
1. Hak dan Kewajiban Assasi Manusia.pptx
 
Lampiran 2
Lampiran 2Lampiran 2
Lampiran 2
 
Tugas pkn
Tugas pknTugas pkn
Tugas pkn
 
presentasi PKN kelas 11.p(mauizoh)
presentasi PKN kelas 11.p(mauizoh)presentasi PKN kelas 11.p(mauizoh)
presentasi PKN kelas 11.p(mauizoh)
 
Ham
HamHam
Ham
 
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKANKEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
KEDANGKALAN PEMAHAMAN HAM DALAM LINGKAR PENDIDIKAN
 
Materippknsmaxiibab1
Materippknsmaxiibab1Materippknsmaxiibab1
Materippknsmaxiibab1
 
Harmonisasi HAM dengan Pancasila.pptx
Harmonisasi HAM dengan Pancasila.pptxHarmonisasi HAM dengan Pancasila.pptx
Harmonisasi HAM dengan Pancasila.pptx
 
Makalah pcl
Makalah pclMakalah pcl
Makalah pcl
 
HAK AZASI MANUSIA - HAM
HAK AZASI MANUSIA - HAMHAK AZASI MANUSIA - HAM
HAK AZASI MANUSIA - HAM
 
PKN (instrumen ham)
PKN (instrumen ham)PKN (instrumen ham)
PKN (instrumen ham)
 
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA
MAKALAH HAK ASASI MANUSIAMAKALAH HAK ASASI MANUSIA
MAKALAH HAK ASASI MANUSIA
 
Disusun oleh
Disusun olehDisusun oleh
Disusun oleh
 
PPT Kewarganegaraan penegakan HAM kelas X
PPT Kewarganegaraan penegakan HAM kelas XPPT Kewarganegaraan penegakan HAM kelas X
PPT Kewarganegaraan penegakan HAM kelas X
 
Makalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusiaMakalah hak asasi manusia
Makalah hak asasi manusia
 
Rule of law
Rule of lawRule of law
Rule of law
 
Makalah pkn
Makalah pknMakalah pkn
Makalah pkn
 

Recently uploaded

MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxTekiMulyani
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASNursKitchen
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakAjiFauzi8
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".Kanaidi ken
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 

Recently uploaded (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptxAksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
Aksi Nyata profil pelajar pancasila.pptx
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMASBAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
BAB 1 BEBATAN DAN BALUTAN DALAM PERTOLONGAN CEMAS
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI MUSIK KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
RENCANA + Link2 MATERI Training _"SISTEM MANAJEMEN MUTU (ISO 9001_2015)".
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI TARI KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 

1. Harmonisasi HAM.pptx

  • 1. Harmonisasi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Perspektif Pancasila Tati Haryanti, S.Pd. haryanti1818@gmail.com
  • 2. Kompetensi Dasar : 1. Menghargai hak asasi manusia berdasarkan perspektif Pancasila sebagai anugerah Tuhan Yang Maha Esa. 2. Bersikap peduli terhadap asasi manusia berdasarkan perspektif Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 3. Menganalisis pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 4. Menyaji hasil analisis pelanggaran hak asasi manusia dalam perspektif Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
  • 3. PETA MATERI DAN PEMBELAJARAN PROYEKBELAJAR KEWARGANEGARAAN SUB BAB Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia SUB BAB SUB BAB Kegiatan Pembelajaran Menggunakan Model Discovery Learning, Metode Diskusi Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Pancasila Menggunakan Model Discovery Learning, Metode Diskusi Menggunakan Model Discovery Learning, Metode Diskusi Konsep Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Kegiatan Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran SUB BAB Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia Kegiatan Pembelajaran Presentasi Kelompok Hasil Penelitian Kasus Pelanggaran HAM
  • 4. Materi Pokok : 1. Konsep hak dan kewajiban asasi manusia. a. Makna hak asasi manusia. b. Makna kewajiban asasi manusia. 2. Substansi hak dan kewajiban asasi manusia dalam Pancasila. a. Hak dan kewajiban asasi manusia dalam nilai dasar Pancasila. b. Hak dan kewajiban asasi manusia dalam nilai instrumental Pancasila. c. Hak dan kewajiban asasi manusia dalam nilai praksis Pancasila. 3. Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia. a. Penyebab pelanggaran Hak Asasi Manusia. b. Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia. 4. Upaya penegakan Hak Asasi Manusia (HAM). a. Upaya pemerintah dalam menegakan Hak Asasi Manusia. b. Upaya penanganan kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia.
  • 5. A. Konsep Hak dan Kewajiban Asasi Manusia 1. Menurut Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 1999, hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, Pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
  • 6. Jan Materson, anggota Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa- Bangsa mengartikan HAM sebagai hak-hak yang melekat dalam diri manusia, dan tanpa hak itu manusia tidak dapat hidup sebagai manusia. Dari pengertian tersebut, maka pada hakikatnya dalam HAM terkandung dua makna : 1. HAM merupakan hak alamiah yang melekat dalam diri setiap manusia sejak ia dilahirkan ke dunia. 2. HAM merupakan instrumen atau alat untuk menjaga harkat dan martabat manusia sesuai dengan kodrat kemanusiannya yang luhur.
  • 7. Ciri-Ciri HAM a. Hakiki, artinya hak asasi manusia adalah adalah hak asasi semua umat manusia yang sudah ada sejak lahir. b. Universal, artinya hak asasi manusia berlaku untuk semua orang tanpa memandang status, suku bangsa, gender atau perbedaan lainnya. c. Tidak dapat dicabut, artinya hak asasi manusia tidak dapat dicabut atau diserahkan kepada pihak lain. d. Tidak dapat dibagi, artinya semua orang berhak mendapatkan semua hak, apakah hak sipil dan politik, atau hak ekonomi, sosial dan budaya.
  • 8. Jenis-JenisHAM a. Universal Declaration of Human Right : 1) Hak pribadi (personal right) 2) Hak ekonomi (property right) 3) Hak politik (political right) 4) Hak sosial budaya (sosiocultural right) 5) Hak persamaan hukum dan pemerintahan (right of legal equality) 6) Hak mendapatkan perlakuan yang adil (procedural right) b. UUD 1945 dan Tap MPR No. XVII/MPR/1998 : 1) Hak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan kehidupannya 2) Hak untuk berkeluarga dan melanjutkan keturunan 3) Hak mengembangkan diri 4) Hsk keadilan, yaitu jaminan kepastian hukum 5) Hak kemerdekaan 6) Hak atas kebebsan informasi 7) Hak keamanan 8) Hak kesejahteraan 9) Hak perlindungan dan pemajuan
  • 9. MaknaKewajibanAsasi Manusia Ketentuan pasal 1 ayat (2) Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia menyatakan : Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksananya dan tegaknya hak asasi manusia
  • 10. Hubungan Hak dan Kewajiban Asasi Manusia 1. Hak dan kewajiban asasi merupakan dua hal yang saling berkaitan. Keduanya memiliki hubungan kausalitas atau hubungan sebab-akibat. 2. Hak dan kewajiban asasi juga tidak dapat dipisahkan, karena bagaimana pun dari kewajiban itulah muncul hak-hak dan sebaliknya.
  • 11. B. Substansi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalamPancasila 1. Hak dan kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Dasar Pancasila Nilai dasar berkaitan dengan hakikat kelima sila Pancasila yaitu: nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, nilai Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, nilaiPersatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai dasar tersebut bersifat universal, sehingga di dalamnya terkandung cita-cita, tujuan, serta nilai-nilai yang baik dan benar. Nilai dasar ini bersifat tetap dan melekat pada kelangsungan hidup negara. Hubungan antara hak dan kewajiban asasi manusia dengan
  • 12. Pancasila dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut. a. Ketuhanan Yang Maha Esa menjamin hak kemerdekaan untuk memeluk agama, melaksanakan ibadah dan kewajiban untuk menghormati perbedaan agama. b. Kemanusiaan yang adil dan beradab menempatkan hak setiap warga negara pada kedudukan yang sama dalam hukum serta memiliki kewajiban dan hak-hak yang sama untuk mendapat jaminan dan perlindungan hukum. c. Persatuan Indonesia mengamanatkan adanya unsur pemersatu di antara warga negara dengan semangat gotong royong, saling membantu, saling menghormati, rela berkorban, dan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan. Hal ini sesuai dengan prinsip hak asasi manusia bahwa hendaknya sesama manusia bergaul satu sama lainnya dalam semangat persaudaraan.
  • 13. Pancasila dapat dijabarkan secara singkat sebagai berikut. d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dicerminkan dalam kehidupan pemerintahan, bernegara, dan bermasyarakat yang demokratis. Menghargai hak setiap warga negara untuk bermusyawarah mufakat yang dilakukan tanpa adanya tekanan, paksaan, atau pun intervensi yang membelenggu hak-hak partisipasi masyarakat. e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengakui hak milik perorangan dan dilindungi pemanfaatannya oleh negara serta memberi kesempatan sebesar-besarnya pada masyarakat.
  • 14. 2. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Instrumental Sila-Sila Pancasila Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai nilai dasar Pancasila. Nilai instrumental sifatnya lebih khusus dibandingkan dengan nilai dasar. Dengan kata lain, nilai instrumental merupakan pedoman pelaksanaan kelima sila Pancasila. Perwujudan nilai instrumental pada umumnya berbentuk ketentuan-ketentuan konstitusional mulai dari Undang-Undang Dasar sampai dengan peraturan daerah.
  • 15. Peraturan perundang-undangan yang menjamin hak asasi manusia : 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terutama Pasal 28 A – 28 J 2. Ketetapan MPR Nomor XVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia. Di dalam Tap MPR tersebut terdapat Piagam HAM Indonesia. 3. Ketentuan dalam undang-undang organik berikut. a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1998 tentang Konvensi Menentang Penyiksaan dan Perlakuan atau Penghukuman yang Kejam, Tidak Manusiawi, atau Merendahkan Martabat Manusia b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia c. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia
  • 16. Peraturan perundang-undangan yang menjamin hak asasi manusia : d. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional tentang Hak-Hak Sipil dan Politik e. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2005 tentang Kovenan Internasional Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya 4. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 1999 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia 5. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah berikut. a. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2002 tentang Tata cara Perlindungan terhadap Korban dan Saksi dalam Pelanggaran Hak Asasi Manusia yang Berat b. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kompensasi, Restitusi, Rehabilitasi terhadap Korban Pelanggaran Hak Asasi Manusia Berat
  • 17. Peraturan perundang-undangan yang menjamin hak asasi manusia : 6. Ketentuan dalam Keputusan Presiden (Keppres). a. Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia b. Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 1998 tentang Pengesahan Konvensi Nomor 87 tentang Kebebasan Berserikat dan Perlindungan untuk Berorganisasi c. Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan HAM pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Pengadilan Negeri Surabaya, Pengadilan Negeri Medan dan Pengadilan Negeri Makasar d. Keputusan Presiden Nomor 96 Tahun 2001 tentang Perubahan Keppres Nomor 53 Tahun 2001 tentang Pembentukan Pengadilan Hak Asasi Manusia Ad Hoc pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat e. Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 2004 tentang Rencana Aksi Nasional Hak Asasi Manusia Indonesia Tahun 2004-2009
  • 18. 3. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai dengan perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang terbuka.
  • 19. 3. Hak Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila Hak asasi manusia dalam nilai praksis Pancasila dapat terwujud apabila nilai-nilai dasar dan instrumental Pancasila itu sendiri dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh warga negara. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila setiap warga negara menunjukkan sikap positif dalam kehidupan sehari-hari.
  • 20. Ketuhanan Yang Maha Esa 1. Hormat-menghormati dan bekerja sama antarumat beragama sehingga terbina kerukunan hidup 2. Saling menghormati kebebasan beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya 3. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
  • 21. Kemanusian yang Adil dan Beradab 1. Mengakui persamaan derajat, hak dan kewajiban antara sesama manusia 2. Saling mencintai sesama manusia 3. Tenggang rasa kepada orang lain 4. Tidak semena-mena kepada orang lain 5. Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusian 6. Berani membela kebenaran dan keadilan 7. Hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain
  • 22. Persatuan Indonesia 1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan 2. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara 3. Cinta tanah air dan bangsa 4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia 5. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika
  • 23. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalamPermusyawaratan/Perwakilan 1. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat 2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain 3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama 4. Menerima dan melaksanakan setiap keputusan musyawarah 5. Mempertanggungjawabkan setiap keputusan musyawarah secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa
  • 24. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia 1. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban 2. Menghormati hak-hak orang lain 3. Suka memberi pertolongan kepada orang lain 4. Menjauhi sikap pemerasan kepada orang lain 5. Menjauhi sifat boros dan gaya hidup mewah 6. Rela bekerja keras 7. Menghargai hasil karya orang lain
  • 25. B. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia Secara yuridis, Pasal 1 Angka 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39Tahun 1999 tentang HakAsasi Manusia menyatakan bahwa pelanggaran hak asasi manusia adalah : setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat negara, baik disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak mendapatkan atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
  • 26. 1. Faktor internal : a. Sikap egois b.Rendahnya kesadaran HAM c. Sikap tidak toleran 2. Faktor Eksternal a. Penyalahgunaan kekuasaan b.Ketidaktegasan aparat penegak hukum c. Penyalahgunaan teknologi d.Kesenjangan sosial dan ekonomi yang tinggi
  • 27. Jenis-jenis Pelanggaran HAM : 1. Pelanggaran HAM Biasa ; pemukulan, pencemaran nama baik, menghalangi orang untuk mengekspresikan dirinya. 2. Pelanggaran HAM berat; kejahatan genosida dan kejahatan kemanusiaan.
  • 28. Kejahatan Genosida (Genocide Crime) : Setiap perbuatan yang dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau memusnahkan seluruh atau sebagian bangsa, ras, kelompok etnis, atau kelompok agama, dengan cara : 1. membunuh anggota kelompok, 2. mengakibatkan penderitaan fisik dan mental yang berat terhadap anggota-anggota kelompok, 3. menciptakan kondisi kehidupan kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruhnya maupun sebagian, 4. memaksakan tindakan-tindakan yang bertujuan untuk mencegah kelahiran didalam kelompok, atau 5. memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu ke kelompok lain
  • 29. Kejahatan Terhadap Kemanusiaan (Crime Against Humanity) Serangan secara luas atau sistematis yang ditujukan secara langsung terhadap penduduk sipil yang dapat berupa : 1. pembunuhan, 2. pemusnahan, 3. perbudakan, 4. Pengusiran atau pemindahan penduduk secara paksa, 5. perampasan kemerdekaan atau perampasan kebebasan secar fisiklain secara sewenang-wenang yang melanggar asas-asas ketentuan pokokHukum Internasional, 6. penyiksaan, 7. perkosaan, perbudakan seksual, pelacuran secara paksa, pemaksaan kehamilan, pemandulan atau sterilisasi secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan lainnya yang setara, 8. penganiayaan terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari oleh persamaan paham politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin, atau alasan lain yang telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang mennurut hukum internasional, 9. penghilangan orang secara paksa, atau 10. kejahatan apartheid
  • 30. 2. Penyimpangan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia a.Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia b.Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia Internasional
  • 31. KasusPelanggaranHakAsasiManusiaInternasional a.Kejahatan genosida (The crime of genocide) b.Kejahatan melawan kemanusian (Crime againts humanity) c. Invasi atau agresi suatu negara ke negara lain (The crime of aggression) d.Kejahatan perang (War crimes)
  • 32. C. Upaya Penyelesaian Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia 1. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia 2. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia Internasional
  • 33. Penegakan, Perlindungan dan Pemajuan HAM Upaya Penegakan, Perlindungan dan Pemajuan HAM ada 2 pendekatan : 1. Pencegahan 2. Penindakan
  • 34. Pencegahan Upaya pencegahan anatara laian : 1. Penciptaan perundang-undangan tentang HAM 2. Penciptaan lembaga pemantau atau pengawas pelaksanaan HAM 3. Penciptaan perundangan-undangan dan lembaga peradilan HAM 4. Pelaksanaan pendidikan HAM kepada masyarakat
  • 35. Penindakan ► Pelayanan, konsultasi, pendampingan, dan advokasi bagi masyarakat yang menghadapi kasus HAM. ► Penerimaan pengaduan dari korban pelanggaran HAM. ► Investigasi yaitu pencarian data informasi dan fakta yang berkaitan dengan peristiwa dalam masyarakat yang patutu diduga merupakan pelanggaran HAM. ► Penyelesaian perkara melalui perdamaian, negosiasi, mediasi, konsiliasi, dan penilaian ahli. Komnas HAM bertugas dan berwenang melakukan proses ini. ► Penyelesaian perkara pelanggaran HAM berat melalui proses peradilan di pengadilan HAM.
  • 36. Penanganan Kasus Pelanggaran HAM : Secara prinsip pelanggaran HAM diserahkan kepada Pengadilan HAM, yang merupakan pengadilan khusus yang berada dalam lingkungan Pengadilan Umum Pengadilan HAM adalah khusus terhadap pelanggaran HAM berat yang meliputi hal-hal sbb. : 1. Kejahatan Genosda (Genocide Crime) 2. Kejahatan terhadap kemanusiaan (Crime Against Humanity) Kembali
  • 37. Upaya Penegakan HAM Oleh Pemerintah : 1. Menanamkan kesadaran akan HAM kepada masyaraat luas melalui pembentukan Lembaga KOMNAS HAM 2. Penambahan perangkat Regulasi tentang HAM di Indonesia 3. Pembentukan Pengadilan HAM Kembali
  • 38. Lembaga yang terkait HAM di Indonesia 1. Komnas HAM / Keppres No. 50 Tahun 1993. 2. Komnas perempuan / Keppres No. 181 Tahun 1998. 3. Komnas Perlindungan Anak Indonesia UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. 4. Pengadilan HAM/ UU No.26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. 5. Lembaga Bantuan Hukum. 6. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)
  • 39. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia Sebelum berlakunya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM, kasus pelanggaran HAM diperiksa dan diselesaikan di pengadilan HAM ad hoc yang dibentuk berdasarkan keputusan presiden dan berada di lingkungan peradilan umum. Setelah berlakunya undang-undang tersebut, kasus pelanggaran HAM di Indonesia ditangani dan diselesaikan melalui proses peradilan di Pengadilan HAM.
  • 40. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia Berdasarkan Pasal 10 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 tahun 2000, penyelesaian kasus pelanggaran HAM berat dilakukan berdasarkan ketentuan Hukum Acara Pidana. Proses penyidikan dan penangkapan dilakukan oleh Jaksa Agung dengan disertai surat perintah dan alasan penangkapan, kecuali tertangkap tangan. Penahanan untuk pemeriksaan dalam sidang di Pengadilan HAM dapat dilakukan paling lama 90 hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 hari oleh pengadilan negeri sesuai dengan daerah hukumnya. Penahanan di Pengadilan Tinggi dilakukan paling lama 60 hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 hari. Penahanan di Mahkamah Agung paling lama 60 hari dan dapat diperpanjang paling lama 30 hari.
  • 41. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia Adapun penyelidikan terhadap pelanggaran hak asasi manusia yang berat dilakukan oleh Komnas HAM. Dalam melakukan penyelidikan, Komnas HAM dapat membentuk Tim ad hoc yang terdiri dari Komnas HAM dan unsur masyarakat. Hasil penyelidikan Komnas HAM yang berupa laporan pelanggaran hak asasi manusia, diserahkan berkasnya kepada Jaksa Agung yang bertugas sebagai penyidik. Jaksa Agung wajib menindaklanjuti laporan dari Komnas HAM tersebut. Jaksa Agung sebagai penyidik dapat membentuk penyidik ad hoc yang terdiri dari unsur pemerintah dan masyarakat.
  • 42. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia Proses penuntutan perkara pelanggaran HAM yang berat dilakukan oleh Jaksa Agung. Dalam pelaksanaan tugasnya, Jaksa Agung dapat mengangkat penuntut umum ad hoc yang terdiri dari unsur pemerintah atau masyarakat. Setiap saat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dapat meminta keterangan secara tertulis kepada Jaksa Agung mengenai perkembangan penyidikan dan penuntutan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Jaksa penuntut umum ad hoc sebelum melaksanakan tugasnya harus mengucapkan sumpah atau janji. Selanjutnya, perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat diperiksa dan diputuskan oleh Pengadilan HAM yang dilakukan oleh Majelis Hakim Pengadilan HAM paling lama 180 hari setelah berkas perkara dilimpahkan dari penyidik kepada Pengadilan HAM. Majelis Hakim Pengadilan HAM yang berjumlah lima orang terdiri atas dua orang hakim pada Pengadilan HAM yang bersangkutan dan tiga orang hakim ad hoc yang diketuai oleh hakim dari Pengadilan HAM yang bersangkutan.
  • 43. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia 1. Proses penuntutan perkara pelanggaran HAM yang berat dilakukan oleh Jaksa Agung. Dalam pelaksanaan tugasnya, Jaksa Agung dapat mengangkat penuntut umum ad hoc yang terdiri dari unsur pemerintah atau masyarakat. 2. Setiap saat Komisi Nasional Hak Asasi Manusia dapat meminta keterangan secara tertulis kepada Jaksa Agung mengenai perkembangan penyidikan dan penuntutan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Jaksa penuntut umum ad hoc sebelum melaksanakan tugasnya harus mengucapkan sumpah atau janji. 3. Selanjutnya, perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat diperiksa dan diputuskan oleh Pengadilan HAM yang dilakukan oleh Majelis Hakim Pengadilan HAM paling lama 180 hari setelah berkas perkara dilimpahkan dari penyidik kepada Pengadilan HAM. Majelis Hakim Pengadilan HAM yang berjumlah lima orang terdiri atas dua orang hakim pada Pengadilan HAM yang bersangkutan dan tiga orang hakim ad hoc yang diketuai oleh hakim dari Pengadilan HAM yang bersangkutan. PPKN 27
  • 44. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia 4. Dalam hal perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dimohonkan banding ke Pengadilan Tinggi, perkara tersebut diperiksa dan diputus dalam waktu paling lama 90 hari terhitung sejak perkara dilimpahkan ke Pengadilan Tinggi. Pemeriksaan perkara pelanggaran HAM di Pengadilan Tinggi dilakukan oleh majelis hakim yang terdiri atas dua orang hakim Pengadilan Tinggi yang bersangkutan dan tiga orang hakim ad hoc. 5. Kemudian, dalam hal perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dimohonkan kasasi ke Mahkamah Agung, perkara tersebut diperiksa dan diputus dalam waktu paling ama 90 hari terhitung sejak perkara dilimpahkan ke Mahkamah Agung. Pemeriksaan perkara pelanggaran HAM berat di Mahkamah Agung dilakukan oleh majelis hakim terdiri atas dua orang Hakim Agung dan tiga orang hakim ad hoc. Hakim ad hoc di Mahkamah Agung diangkat oleh Presiden selaku Kepala Negara atas usulan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
  • 45. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia 4. Dalam hal perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dimohonkan banding ke Pengadilan Tinggi, perkara tersebut diperiksa dan diputus dalam waktu paling lama 90 hari terhitung sejak perkara dilimpahkan ke Pengadilan Tinggi. Pemeriksaan perkara pelanggaran HAM di Pengadilan Tinggi dilakukan oleh majelis hakim yang terdiri atas dua orang hakim Pengadilan Tinggi yang bersangkutan dan tiga orang hakim ad hoc. 5. Kemudian, dalam hal perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat dimohonkan kasasi ke Mahkamah Agung, perkara tersebut diperiksa dan diputus dalam waktu paling ama 90 hari terhitung sejak perkara dilimpahkan ke Mahkamah Agung. Pemeriksaan perkara pelanggaran HAM berat di Mahkamah Agung dilakukan oleh majelis hakim terdiri atas dua orang Hakim Agung dan tiga orang hakim ad hoc. Hakim ad hoc di Mahkamah Agung diangkat oleh Presiden selaku Kepala Negara atas usulan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
  • 46. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia Internasional Secara garis besar, apabila terjadi pelanggaran HAM yang berat dan berskala internasional, proses peradilannya sebagai berikut : 1. Jika suatu negara sedang melakukan penyelidikan, penyidikan atau penuntutan atas kejahatan yang terjadi, maka pengadilan pidana internasional berada dalam posisi inadmissible (ditolak) untuk menangani perkara kejahatan tersebut. Akan tetapi, posisi inadmissible dapat berubah menjadi admissible (diterima untuk menangani perkaran pelanggaran HAM), apabila negara yang bersangkutan enggan (unwillingness) atau tidak mampu (unable) untuk melaksanakan tugas investigasi dan penuntutan. 2. Perkara yang telah diinvestigasi oleh suatu negara, kemudian negara yang bersangkutan telah memutuskan untuk tidak melakukan penuntutan lebih lanjut terhadap pelaku kejahatan tersebut, maka pengadilan pidana internasional berada dalam posisi inadmissible. Namun, dalam hal ini, posisi inadmissible dapat berubah menjadi admissible bila putusan yang berdasarkan keengganan (unwillingness) dan ketidakmampuan (unability) dari negara untuk melakukan penuntutan.
  • 47. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia Internasional Secara garis besar, apabila terjadi pelanggaran HAM yang berat dan berskala internasional, proses peradilannya sebagai berikut : 3. Jika pelaku kejahatan telah diadili dan memperoleh kekuatan hukum yang tetap, maka terhadap pelaku kejahatan tersebut sudah melekat asas nebus in idem. Artinya, seseorang tidak dapat dituntut untuk kedua kalinya dalam perkara yang sama setelah terlebih dahulu diputuskan perkaranya oleh putusan pengadilan peradilan yang berkekuatan tetap.
  • 48. Peradilan dan Sanksi Atas Pelanggaran Hak Asasi Manusia Internasional Putusan pengadilan yang menyatakan bahwa pelaku kejahatan itu bersalah, berakibat akan jatuhnya sanksi. Sanksi internasional dijatuhkan kepada negara yang dinilai melakukan pelanggaran atau tidak peduli terhadap pelanggaran hak asasi manusia di negaranya. Sanksi yang diterapkan bermacam-macam, di antaranya: 1) diberlakukannya travel warning (peringatan bahaya berkunjung ke negara tertentu) terhadap warga negaranya, 2) pengalihan investasi atau penanaman modal asing, 3) pemutusan hubungan diplomatik, 4) pengurangan bantuan ekonomi, 5) pengurangan tingkat kerja sama, 6) pemboikotan produk ekspor, 7) embargo ekonomi.
  • 49. 3. Hak dan Kewajiban Asasi Manusia dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila Nilai praksis merupakan realisasi nilai-nilai instrumental suatu pengalaman dalam kehidupan sehari-hari. Nilai praksis Pancasila senantiasa berkembang dan selalu dapat dilakukan perubahan dan perbaikan sesuai perkembangan zaman dan aspirasi masyarakat. Hal tersebut dikarenakan Pancasila merupakan ideologi yang terbuka. Hak asasi manusia dalam nilai praksis Pancasila dapat terwujud apabila nilai-nilai dasar dan instrumental Pancasila itu sendiri dapat dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari oleh seluruh warga negara. Hal tersebut dapat diwujudkan apabila setiap warga negara menunjukkan sikap positif dalam kehidupan seharihari. Cari contoh sikap positif dalam kehidupan sehari-hari sesuai nilai- nilai Pancasila
  • 50. C. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia 1. Penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia 2. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia
  • 51. Penyebab Pelanggaran Hak Asasi Manusia 1. Faktor internal a. Sikap egois b. Rendahnya kesadaran HAM c. Sikap tidak toleran 2. Faktor eksternal a. Penyalahgunaan kekuasaan b. Ketidaktegasan aparat penegak hukum c. Penyalahgunaan teknologi d. Kesenjangan ekonomi dan sosial yang tinggi
  • 52. Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia di Indonesia 1. Kerusuhan Tanjung Priok tanggal 12 September 1984. Dalam kasus ini 24 orang tewas, 36 orang luka berat, dan 19 orang luka ringan. Keputusan majelis hakim terhadap kasus ini menetapkan 14 terdakwa seluruhnya dinyatakan bebas. 2. Penyerbuan kantor Partai Demokrasi Indonesia tanggal 27 Juli 1996. Dalam kasus ini lima orang tewas, 149 orang luka-luka, dan 23 orang hilang. Keputusan majelis hakim terhadap kasus ini menetapkan empat terdakwa dinyatakan bebas dan satu orang terdakwa divonis 2 (dua) bulan 10 hari. 3. Penembakan mahasiswa Universitas Trisakti pada tanggal 12 Mei 1998. Dalam kasus ini 4 (empat) orang mahasiswa tewas. Mahkamah Militer yang menyidangkan kasus ini memvonis dua terdakwa dengan hukuman (empat) bulan penjara, empat terdakwa divonis 2 - 5 bulan penjara dan sembilan orang terdakwa divonis penjara 3 - 6 tahun. 4. Tragedi Semanggi I pada tanggal 13 November 1998. Dalam kasus ini enam orang mahasiswa tewas. Kemudian terjadi lagi tragedi Semanggi II pada tanggal 24 September 1999 yang mengakibatkan seorang mahasiswa tewas. 5. Penculikan aktivis pada 1997/1998. Dalam kasus ini 23 orang dinyatakan hilang (9 orang di antaranya telah dibebaskan, dan 13 orang belum ditemukan sampai saat ini.).
  • 53. D. Upaya Penegakan Hak Asasi Manusia (HAM) 1. Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM 2. Upaya Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia
  • 54. Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM 1. Pembentukan Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) Komnas HAM dibentuk pada 7 Juni 1993 melalui Keppres Nomor 50 Tahun 1993. Keberadaan Komnas HAM selanjutnya diatur dalam Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asas Manusia pada pasal 75 sampai dengan pasal 99. Komnas HAM merupakan lembaga negara mandiri setingkat lembaga negara lainnya yang berfungsi sebagai lembaga pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan, dan mediasi HAM. Komnas HAM beranggotakan 35 orang yang dipilih oleh DPR berdasarkan usulan Komnas HAM dan ditetapkan oleh presiden. Masa jabatan anggota Komnas HAM selama lima tahun dan dapat diangkat lagi hanya untuk satu kali masa jabatan. Komnas HAM mempunyai wewenang sebagai berikut. a. Melakukan perdamaian pada kedua belah pihak yang bermasalah. b. Menyelesaikan masalah secara konsultasi maupun negosiasi. c. Menyampaikan rekomendasi atas suatu kasus pelanggaran hak asasi manusia kepada pemerintah dan DPR untuk ditindaklanjuti. d. Memberi saran kepada pihak yang bermasalah untuk menyelesaikan sengketa di pengadilan.
  • 55. Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM 2. Pembentukan Instrumen HAM. 1) Pada amandemen kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditetapkan satu bab tambahan dalam batang tubuh yaitu bab XA yang berisi mengenai hak asasi manusia, melengkapi pasal-pasal yang lebih dahulu mengatur mengenai masalah HAM. 2) Dalam Sidang Istimewa MPR 1998 dikeluarkan Ketetapan MPR mengenai hak asasi manusia yaitu TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998. 3) Ditetapkannya Piagam HAM Indonesia pada tahun 1998. 4) Diundangkannya Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, yang diikuti dengan dikeluarkannya Perpu Nomor 1 Tahun 1999 tentang pengadilan HAM yang kemudian ditetapkan menjadi sebuah undang- undang, yaitu Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM. 5) Ditetapkannya peraturan perundang-undangan tentang perlindungan anak yaitu: a) Undang-Undang RI Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak, b) Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dan c) Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak
  • 56. Upaya Pemerintah dalam Menegakkan HAM 3. Pembentukan Pengadilan HAM Pengadilan HAM dibentuk berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 26 Tahun 2000. Pengadilan HAM adalah pengadilan khusus terhadap pelanggaran HAM berat yang diharapkan dapat melindungi hak asasi manusia, baik perseorangan maupun masyarakat. Pengadilan HAM menjadi dasar bagi penegakan, kepastian hukum, keadilan dan perasaan aman, baik perseorangan maupun masyarakat. Pengadilan HAM bertugas dan berwenang memeriksa dan memutuskan perkara pelanggaran hak asasi manusia yang berat. Di samping itu, berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran HAM yang dilakukan oleh warga negara Indonesia dan terjadi di luar batas teritorial wilayah Indonesia.
  • 57. Upaya Penanganan Kasus Pelanggaran Hak Asasi Manusia 1. Upaya Pencegahan Pelanggaran Hak Asasi Manusia 2. Membangun Harmonisasi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia
  • 58. 1. Upaya Pencegahan Pelanggaran Hak Asasi Manusia 1) Menegakkan supremasi hukum dan demokrasi. 2) Meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mencegah terjadinya berbagai bentuk pelanggaran HAM oleh pemerintah. 3) Meningkatkan pengawasan dari masyarakat dan lembaga-lembaga politik terhadap setiap upaya penegakan HAM yang dilakukan oleh pemerintah. 4) Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip HAM kepada masyarakat melalui lembaga pendidikan formal (sekolah/perguruan tinggi) maupun non- formal (kegiatan-kegiatan keagamaan dan kursus-kursus). Meningkatkan profesionalisme lembaga keamanan dan pertahanan negara. 5) Meningkatkan kerja sama yang harmonis antarkelompok atau golongan dalam masyarakat agar mampu saling memahami dan menghormati keyakinan dan pendapat masing-masing
  • 59. 2. Membangun Harmonisasi Hak dan Kewajiban Asasi Manusia Hak dan kewajiban asasi manusia merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Seseorang tidak dapat menikmati hak yang dimilikinya, sebelum memenuhi apa yang yang menjadi kewajibannya. Salah satu cara untuk mengharmonisasikan hak dan kewajiban asasi manusia dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan menghindarkan diri kita dari sikap egois atau terlalu mementingkan diri sendiri.