SlideShare a Scribd company logo
1 of 30
SHOHIPATUL MAWADDAH, SST.,
M.Keb
PRODI SARJANA (S1) KEBIDANAN
FIK UNW MATARAM
•
•
•
•
•
ABORSI
DILIHAT
DARI
ASPEK
MEDIKAL,
ETIK DAN
HUKUM
Alasannya: Karena
korban aborsi jauh lebih
banyak dari korban
perang dimanapun !!!
Korban perang di
Kamboja 1 juta orang.
Korban bom atom di
Jepang 175.000 orang
JUMLAH ABORSI
20 juta sisanya
dila- kukan
secara illegal
26 juta
diantaranya
legal
Di Amerika Serikat dan di beberapa negara Eropa Timur
yang datanya tersedia, sekitar 1/2 sampai 3/5 dari
semua kehamilan tidak diinginkan, dan sebagian besar
dari ini diselesaikan melalui aborsi.
•
•
•
•
•
•
Alasan Aborsi
•
•
•
Definisi Aborsi
DEFINISI ABORSI
•
DEFINISI ABORSI
•
AKIBAT ABORSI
•
•
•
•
PERSPEKTIF
ABORSI
• MEDICAL
PERSPEKTIF
•
•
•
•
MEDICAL KNOWLEDGE
PUBLIC HEALTH
&
INTERNATIONAL
PERSPECTIVES
•
• Pelayanan aborsi tersedia secara luas di
negara-negara maju dengan tingkatan
pemba?tasan yang berbeda-beda.
• Dalam tahun-tahun belakangan ada
kecenderu?ngan liberalisasi & legalisasi
aborsi.
• Aborsi illegal banyak dilakukan di
negara-negara yang melarang aborsi
sehingga angka kematian ibu menjadi
sangat tinggi.
• Konsekuensinya, public health menuntut
perlu?nya bioetika memberikan respon
sehingga ada persamaan hak akses bagi
semua orang.
•
•
•
2. ETHICAL
PERSPECTIVES
Ciri Pearson
•
•
•
•
•
LEGAL &
REGULATION
• Model of prohibition: Mis: di negara-negara
Islam dan Afrika.
• Model of permission: Dibolehkan tetapi setelah
disetujui oleh suatu komite tertentu, board
atau pengadilan.
• Model of prescription: Pemerintah mendorong
aborsi yang dikehendaki pemerintah (misalnya
Cina).
• Model of privacy: Dibolehkan semua aborsi
sepanjang oleh tenaga medis di sarana yang
memadai
ASPEK ETIKA
•
• Ada dua masalah utama, yaitu:
Hak Janin vs Hak Ibu.
Konsep mengenai awal kehidupan.
• Pro Choice beranggapan bahwa: Wanita
berhak mengatur tubuhnya, termasuk
kehamilannya. Fetus dianggap belum
sebagai person yang memiliki hak penuh
sebagai manusia.
• Pro Life beranggapan bahwa: Embrio
dianggap manusia sejak awal konsepsi serta
punya hak dilahirkan hidup. Aborsi
dianggap pembunuhan, kecuali ada indikasi
medis
UU KESEHATAN
UU KESEHATAN N0 36
Tahun 2009
• KUHP tidak membolehkan aborsi dengan
alasan apapun juga dan oleh siapapun
juga bahkan oleh dokter sekalipun.
• Bagi seorang dokter, jika ia melakukan
aborsi, ia malah dikenai pemberatan
pidana.
• Ketentuan ini dapat dilihat dalam Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)
Pasal 283, 299, 346, 347, 348, 349, 535, dan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Pasal 2 dan 1363.
Sanksi Pindana KUHP
Sanksi Pindana KUHP
• KUHP, Psl 346: Dipidana 4 th.
• KUHP Psl 347:
1) Tanpa consent dipidana 12 th.
2) Bila wanita meninggal dipidana 15 th.
• KUHP Psl 348:
1) Dengan consent dipidana 5 th 6 bl.
2) Bila wanita meninggal dipidana 7 th.
• KUHP Psl 349: Bila dilakukan tenaga
medis, hukuman ditambah sepertiganya.
• KUHP Psl 299:
1) Mengobati, menganjurkan diobati untuk
pengguguran kandungan dipidana 4 th atau denda
……….. rupiah.
2) Jika untuk tujuan memperoleh keuntu-ngan
atau profesi medis dapat ditambah sepertiganya.
3) Bisa dicabut ijin prakteknya.
• Namun berdasarkan ketentuan Undang-Undang No.
39 tentang Kesehatan, aborsi dapat dilakukan oleh
tenaga kesehatan yang berwenang bila terdapat
indikasi medis dalam keadaan darurat dan untuk
menyelamatkan jiwa ibu.
• Ketentuan undang-undang ini, secara umum
mengizinkan aborsi bila ia
• 1) memiliki surat rekomendasi dari dokter yang
menyatakan bahwa kehamilannya membahayakan
kehidupannya,
• 2) surat dari suami atau anggota keluarga yang
mengizinkan pengguguran kandungan,
• 3) tes laboratorium yang menyatakan bahwa
perempuan tersebut positif dan pernyataan yang
menjamin bahwa setelah melakukan aborsi
perempuan tersebut akan menggunakan
kontrasepsi
• Umur janin tahap 40 hari pertama, tanpa adanya
sebab syar’i tidak patut. apabila maslahat syariat
dapat membahayakan kesehatan ibu atau dengan
sebab yang ditetapkan oleh tim dokter ahli bahwa
janinnya cacat lantaran kesalahan tidak disengaja
oleh ibunya --> tidak masalah --> mengandung
darurat
• Fase kedua ataupun ketiga, yakni 40 hari kedua dan
ketiga (pada usia kehamilan 120 hari)--> tidak
diperbolehkan. Dalam perkaranya tak semudah
yang tadi, dikarenakan perkiran manusia terkadang
terdapat kesalahan; termasuk apa yang diperkirakan
oleh dokter. Yang alhasil, mengalami kecacatan pada
janin yang diprediksi tidak terbukti maka dasar
hukumnya adalah haram untuk menggugurkan janin,
terkecuali terdapat resiko yang besar terkait
keselamatan jiwa si ibu
Hukum menurut
Islam
• Sedangkan sesudah ditiupkannya roh (pada
usia lebih dari 120 hari), maka hukumnya
sangat diharamkan, sebab saat itu janin
sudah terbentuk menjadi manusia. Tidaklah
halal bagi kita untuk membunuhnya. Akan
tetapi, jika didapatkan keadaan yang
mengancam nyawa si ibu, dengan diagnosis
dokter spesialis, maka jika mungkin
dilakukan berbagai cara dan upaya untuk
mengeluarkan janin dalam keadaan hidup
dengan cara operasi Caesar.
Hukum menurut
Islam
"Sesungguhnya setiap orang dari kalian semua
dikumpulkan penciptaannya dalam rahim
ibunya selama 40 hari (berupa nutfah),
kemudian menjadi alaqah (segumpal darah),
selama itu pula. Selanjutnya menjadi mudhghah
(segumpal daging), selama itu pula. Sesudah itu,
diutuslah malaikat kepadanya dengan empat
kalimat (ketetapan atau takdir ilahi): amalnya,
ajalnya, rezekinya, serta celaka atau
bahagianya. Kemudian, ditiupkanlah roh
kepadanya".
(HR. Al?Bukhari No. 3208 dan Muslim No. 6665).
Hukum menurut
Islam
• Hukum Islam sendiri tidak dibenarkan untuk
menggampangkan persoalan aborsi ini
karena harus diserahkan kepada ahlinya dan
bukan sembarangan untuk bertindak.
• Para ulama menjelaskan bahwa penetapan
aborsi diputuskan oleh lebih dari satu dokter
spesialis. Karena perlu adanya pendapat dari
berbagai dokter yang lain untuk
memutuskannya, atau dengan kata lain
dalam ilmu kedokteran disebut juga dengan
second opinion
Hukum menurut
Islam
•
•
•
•
•
•
•
Jika ada hak bayi untuk
dilahirkan normal maka
mestinya ada kewajiban
bagi wanita hamil untuk
menjaga kesehatannya
agar bayinya lahir
normal.
Sunat
perempuan /
FGM
DALAM PERSPEKTIF SEJARAH, MEDIS
DAN HUKUM ISLAMi
Berkenalan dengan Santi

More Related Content

Similar to Aborsi Etika.pptx

Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Septian Muna Barakati
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
Septian Muna Barakati
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Warnet Raha
 
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxAborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
salmairmasuryani1203
 

Similar to Aborsi Etika.pptx (20)

Bab 5 Islam dan Sains Perubatan
Bab 5 Islam dan Sains PerubatanBab 5 Islam dan Sains Perubatan
Bab 5 Islam dan Sains Perubatan
 
Bioetika dan abortus
Bioetika dan abortusBioetika dan abortus
Bioetika dan abortus
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin (2)
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 
PPT Aborsi.pptx
PPT Aborsi.pptxPPT Aborsi.pptx
PPT Aborsi.pptx
 
Penerapan nilai nilai pancasila pada profesi dokter terkait Aborsi, Euthanasi...
Penerapan nilai nilai pancasila pada profesi dokter terkait Aborsi, Euthanasi...Penerapan nilai nilai pancasila pada profesi dokter terkait Aborsi, Euthanasi...
Penerapan nilai nilai pancasila pada profesi dokter terkait Aborsi, Euthanasi...
 
Makalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulationMakalah aborsi dan menstrual regulation
Makalah aborsi dan menstrual regulation
 
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptxAborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
Aborsi Inseminasi Transplantasi Bayi Tabung.pptx
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryaniMakalah aborsi dalam pandangan islam maryani
Makalah aborsi dalam pandangan islam maryani
 
3. PERMASALAHAN ETIKA DLM PRAKTEK PELY.DI RS.pptx
3. PERMASALAHAN ETIKA DLM PRAKTEK PELY.DI RS.pptx3. PERMASALAHAN ETIKA DLM PRAKTEK PELY.DI RS.pptx
3. PERMASALAHAN ETIKA DLM PRAKTEK PELY.DI RS.pptx
 
REGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
REGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptxREGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
REGULASI PELAYANAN KEBIDANAN.pptx
 
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartinMakalah aborsi dalam islam wa ode minartin
Makalah aborsi dalam islam wa ode minartin
 

Aborsi Etika.pptx

  • 1. SHOHIPATUL MAWADDAH, SST., M.Keb PRODI SARJANA (S1) KEBIDANAN FIK UNW MATARAM
  • 3. ABORSI DILIHAT DARI ASPEK MEDIKAL, ETIK DAN HUKUM Alasannya: Karena korban aborsi jauh lebih banyak dari korban perang dimanapun !!! Korban perang di Kamboja 1 juta orang. Korban bom atom di Jepang 175.000 orang
  • 4. JUMLAH ABORSI 20 juta sisanya dila- kukan secara illegal 26 juta diantaranya legal Di Amerika Serikat dan di beberapa negara Eropa Timur yang datanya tersedia, sekitar 1/2 sampai 3/5 dari semua kehamilan tidak diinginkan, dan sebagian besar dari ini diselesaikan melalui aborsi.
  • 12. PUBLIC HEALTH & INTERNATIONAL PERSPECTIVES • • Pelayanan aborsi tersedia secara luas di negara-negara maju dengan tingkatan pemba?tasan yang berbeda-beda. • Dalam tahun-tahun belakangan ada kecenderu?ngan liberalisasi & legalisasi aborsi. • Aborsi illegal banyak dilakukan di negara-negara yang melarang aborsi sehingga angka kematian ibu menjadi sangat tinggi. • Konsekuensinya, public health menuntut perlu?nya bioetika memberikan respon sehingga ada persamaan hak akses bagi semua orang.
  • 15. LEGAL & REGULATION • Model of prohibition: Mis: di negara-negara Islam dan Afrika. • Model of permission: Dibolehkan tetapi setelah disetujui oleh suatu komite tertentu, board atau pengadilan. • Model of prescription: Pemerintah mendorong aborsi yang dikehendaki pemerintah (misalnya Cina). • Model of privacy: Dibolehkan semua aborsi sepanjang oleh tenaga medis di sarana yang memadai
  • 16. ASPEK ETIKA • • Ada dua masalah utama, yaitu: Hak Janin vs Hak Ibu. Konsep mengenai awal kehidupan. • Pro Choice beranggapan bahwa: Wanita berhak mengatur tubuhnya, termasuk kehamilannya. Fetus dianggap belum sebagai person yang memiliki hak penuh sebagai manusia. • Pro Life beranggapan bahwa: Embrio dianggap manusia sejak awal konsepsi serta punya hak dilahirkan hidup. Aborsi dianggap pembunuhan, kecuali ada indikasi medis
  • 18. UU KESEHATAN N0 36 Tahun 2009
  • 19. • KUHP tidak membolehkan aborsi dengan alasan apapun juga dan oleh siapapun juga bahkan oleh dokter sekalipun. • Bagi seorang dokter, jika ia melakukan aborsi, ia malah dikenai pemberatan pidana. • Ketentuan ini dapat dilihat dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 283, 299, 346, 347, 348, 349, 535, dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 2 dan 1363. Sanksi Pindana KUHP
  • 20. Sanksi Pindana KUHP • KUHP, Psl 346: Dipidana 4 th. • KUHP Psl 347: 1) Tanpa consent dipidana 12 th. 2) Bila wanita meninggal dipidana 15 th. • KUHP Psl 348: 1) Dengan consent dipidana 5 th 6 bl. 2) Bila wanita meninggal dipidana 7 th. • KUHP Psl 349: Bila dilakukan tenaga medis, hukuman ditambah sepertiganya. • KUHP Psl 299: 1) Mengobati, menganjurkan diobati untuk pengguguran kandungan dipidana 4 th atau denda ……….. rupiah. 2) Jika untuk tujuan memperoleh keuntu-ngan atau profesi medis dapat ditambah sepertiganya. 3) Bisa dicabut ijin prakteknya.
  • 21. • Namun berdasarkan ketentuan Undang-Undang No. 39 tentang Kesehatan, aborsi dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berwenang bila terdapat indikasi medis dalam keadaan darurat dan untuk menyelamatkan jiwa ibu. • Ketentuan undang-undang ini, secara umum mengizinkan aborsi bila ia • 1) memiliki surat rekomendasi dari dokter yang menyatakan bahwa kehamilannya membahayakan kehidupannya, • 2) surat dari suami atau anggota keluarga yang mengizinkan pengguguran kandungan, • 3) tes laboratorium yang menyatakan bahwa perempuan tersebut positif dan pernyataan yang menjamin bahwa setelah melakukan aborsi perempuan tersebut akan menggunakan kontrasepsi
  • 22. • Umur janin tahap 40 hari pertama, tanpa adanya sebab syar’i tidak patut. apabila maslahat syariat dapat membahayakan kesehatan ibu atau dengan sebab yang ditetapkan oleh tim dokter ahli bahwa janinnya cacat lantaran kesalahan tidak disengaja oleh ibunya --> tidak masalah --> mengandung darurat • Fase kedua ataupun ketiga, yakni 40 hari kedua dan ketiga (pada usia kehamilan 120 hari)--> tidak diperbolehkan. Dalam perkaranya tak semudah yang tadi, dikarenakan perkiran manusia terkadang terdapat kesalahan; termasuk apa yang diperkirakan oleh dokter. Yang alhasil, mengalami kecacatan pada janin yang diprediksi tidak terbukti maka dasar hukumnya adalah haram untuk menggugurkan janin, terkecuali terdapat resiko yang besar terkait keselamatan jiwa si ibu Hukum menurut Islam
  • 23. • Sedangkan sesudah ditiupkannya roh (pada usia lebih dari 120 hari), maka hukumnya sangat diharamkan, sebab saat itu janin sudah terbentuk menjadi manusia. Tidaklah halal bagi kita untuk membunuhnya. Akan tetapi, jika didapatkan keadaan yang mengancam nyawa si ibu, dengan diagnosis dokter spesialis, maka jika mungkin dilakukan berbagai cara dan upaya untuk mengeluarkan janin dalam keadaan hidup dengan cara operasi Caesar. Hukum menurut Islam
  • 24. "Sesungguhnya setiap orang dari kalian semua dikumpulkan penciptaannya dalam rahim ibunya selama 40 hari (berupa nutfah), kemudian menjadi alaqah (segumpal darah), selama itu pula. Selanjutnya menjadi mudhghah (segumpal daging), selama itu pula. Sesudah itu, diutuslah malaikat kepadanya dengan empat kalimat (ketetapan atau takdir ilahi): amalnya, ajalnya, rezekinya, serta celaka atau bahagianya. Kemudian, ditiupkanlah roh kepadanya". (HR. Al?Bukhari No. 3208 dan Muslim No. 6665). Hukum menurut Islam
  • 25. • Hukum Islam sendiri tidak dibenarkan untuk menggampangkan persoalan aborsi ini karena harus diserahkan kepada ahlinya dan bukan sembarangan untuk bertindak. • Para ulama menjelaskan bahwa penetapan aborsi diputuskan oleh lebih dari satu dokter spesialis. Karena perlu adanya pendapat dari berbagai dokter yang lain untuk memutuskannya, atau dengan kata lain dalam ilmu kedokteran disebut juga dengan second opinion Hukum menurut Islam
  • 28. Jika ada hak bayi untuk dilahirkan normal maka mestinya ada kewajiban bagi wanita hamil untuk menjaga kesehatannya agar bayinya lahir normal.
  • 29. Sunat perempuan / FGM DALAM PERSPEKTIF SEJARAH, MEDIS DAN HUKUM ISLAMi