SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
TUGAS INDIVIDU APLIKASI KOMPUTER
STATUS PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MENGKUDU
DISUSUN OLEH :
Nama : Lela Marsela
Npm : E1G016002
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Dosen : Zulman Efendi STP., M.Sc
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepadaAllah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan karya tulis berjudul “Status Perkembangan Teknologi Mengkudu” ini dengan
tepat waktu dan tanpa halangan yang berarti.
Pembuatan karya tulis ini tidak sekedar pembelajaran belaka, namun juga sebagai
penambah pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya. Agar penulis dan pembaca dapat
mengetahui manfaat tanaman disekitar kita.
Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat pula kepada semua pihak bagi penulis
maupun pembaca. Namun tak ada gading yang tak retak, begitu penulis karya tulis ini, tak lupa
penulis ucapkan permohonan maaf. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya kritik maupun saran
sebagai perbaikan dalam penyusunan selanjutnya.
Bengkulu, 30 Maret 2017
Penulis,
Lela Marsela
NPM : E1G016002
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................ i
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1
1.3 Maksud dan Tujuan............................................................................................... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
3.1 Perkembangan Menngkudu Di Indonesia Dan Pemanfaatannya........................3
3.2 Kandungan Kimia Mengkudu............................................................................4-6
3.3 Pengolahan Mengkudu.......................................................................................6-7
3.4 Penelitian Teknologi Budidaya mengkudu ........................................................... 8-13
3.5 Arah Kebijakan Yang Perlu di Tempuh ................................................................ 13-15
BAB IV PENUTUP.................................................................................................... 16
4.1 Kesimpulan............................................................................................................ 16
4.2 Saran...................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Di Indonesia tanaman mengkudu sudah dimanfaatkan sejak zaman dahulu kala. Menurut
silsilahnya bahwa mengkudu merupakan tanaman asli Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Mengkudu tumbuh hampir diseluruh kepulauan di Indonesia, umunya tumbuh liar di pantai laut,
dipinggir hutan, ladang, pinggir jalan, dan aliran air, serta pinggir kampung. Tanaman ini sengaja
di tanam sebagai batas kepemilikan tanah dan untuk kebutuhan obat keluarga. penggunaan
mengkudu di Indonesia tercatat dalam cerita pewayangan yang ditulis dalam pemerintahan raja-
raja dan para Sunan. Bukti sejarah pemanfaatan mengkudu pada masa itu dapat di lihat dari
terdapatnya tanaman mengkudu yang tumbuh di museum koleksi tanaman obat di keraton bekas
kerajaan dan di masjid-masjid para sunan. Di keraton-keraton Surakarta misalnya terdapat pohon
mengkudu yang umurnya diperkirakan sudah ratusan tahun (Sudiarto et al;., 2003). Dalam
pengobatan tradisional mengkudu digunakan untuk obat batuk, radang amandel, sariawan,
tekanan darah tinggi, beri-beri, melam-melan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang
usus, sembelit, limpa, leher, kencing manis, cacingan, cacar air, sakit pinggang, sakit perut,
masuk angin, dan kegemukan (Wijayakusuma et al., 1992).
1.2 RUMUSAN MASALAH
a. Apa itu mengkudu ?
b. Bagaimana bisa menjadi tanaman obat ?
c. Bagaimana prospek perkembangannya di Indonesia ?
d. Bagaimana cara pengolahan mengkudu sebagai tanaman obat?
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
a. Mahasiswa dapat memahami terhadap jenis mengkudu
b. Mahasiswa dapat mengoptimalkan terhadap pengetahuannya untuk menjadikan buah
mengkudu ini sebagai obat ataupun untuk pengembangan usaha di masa depan.
c. Selain sebagai bahan referensi mahasiswa, semoga makalah ini juga dapat di jadikan
sebagai bahan referensi untuk para pembaca.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Mengkudu atau pace (morinda citrifolia) merupakan salah satu tanaman obat yang dalam
beberapa tahun terakhir banyak peminatnya baik dari kalangan pengusaha agribisnis maupun dari
kalangan pengusaha industry obat tradisional, bahkan dari kalangan ilmuan diberbagai Negara.
Hal ini di sebabkan karena baik secara empiris maupun hasil penelitian medis membuktikan
bahwa dalam semua bagian tanaman mengkudu terkandung berbagai senyawa kimia yang
berguna bagi kesehatan manusia. Peran mengkudu dalam pengobatan tradisional mendorong
para peneliti dari belahan dunia melakukan berbagai penelitian mengenai khasiat mengkudu.
Popularitas tanaman tersebut terus menyebar ke Negara-negara maju seperti Amerika Serikat,
Inggris, Prancis, Australia, Jepang, dan Singapura. Industry pengolahan dan bahan baku
mengkudu terus tumbuh dari berbagai Negara. Perusahaan industri minuman di wilayah
kepulauan Pasifik Timur yang telah mengolah buah mengkudu untuk minuman sehat, terus
memperluas perkebunan mengkudu untuk memenuhi pasar di Amerika Serikat, Jepang, dan
Negara-negara di Benua Eropa (Waha, 2001).
Pesatnya perkembangan industri obat tradisional yang mengolah buah mengkudu belum
di imbangi dengan upaya pengembangan budidaya yang memadai. Baru beberapa tahun terakhir
di beberapa daerah petani dan pengusaha yang mengebunkan mengkudu dalam luas areal yang
terbatas dan dengan cara-cara budidaya yang masih sangat sederhana, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan buah mengkudu sebagai bahan baku industri obat sebagian besar masih di panen dari
tanaman liar. Dalam mendukung pengembangan tanaman mengkudu di Indonesia, Balai
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) telah melakukan berbagai penelitian tekhnologi
budidaya mulai dari ekologi, pemuliaan, hama dan penyakit hingga pasca panen yang akan di
urai pada bagian selanjutnya dari tulisan ini.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 PERKEMBANGAN MENGKUDU DI INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA
Menurut data statistik tahun 2003 areal tanaman mengkudu yang di budidayakan di 15
propinsi seluas 23 hektar dengan produksi sekitar 1.910 ton dan meningkat menjadi 73 hektar
pada tahun 2004 dengan produksi sebesar 3.509 ton. Sebaran daerah dan luas areal tanaman
mengkudu dapat di lihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Luas dan Produksi mengkudu Indonesia Tahun 2004
Daerah Sebaran
(Propinsi)
Luas Areal
(ha)
Produksi
(ton)
Sumatera Utara 10.420 49.663
Riau 10.688 19.419
Jambi 4.245 28.640
DKI Jakarta 0.765 5.630
Jawa Barat 138.900 557.574
Jawa Tengah 35.140 91.490
D.I Yogyakarta 32.869 200.375
Jawa Timur 321.568 1840.315
Banten 111.818 343.642
Bali 0.993 8.114
Kalimantan Barat 6.978 22.608
Kalimantan Timur 24.727 107.220
Sulawesi Utara 14.460 204.469
Sulawesi Selatan 12.200 29.414
Gorontalo o.420 0.154
JUMLAH 725.813 3509.087
Pemanfaatan mengkudu sebagai obat tradisional baik di dalam maupun di luar negeri
sebenarnya sudah sejak ribuan tahun lalu. Riset medis tentang khasiat mengkudu dimulai pada
tahun 1950 dengan ditemukannya zat anti bakteri terhadap Eherchia coli, M.pyrogenes dan P.
aeruginosa yang ditulis dalam jurnal ilmiah Pacific Science. Waha (2001) mengemukakan bahwa
senyawa xeronin dan prekursornya yang dinamakan prexoronin di temukan dalam jumlah besar
pada buah mengkudu oleh seorang ahli biokimia dari Amerika Serikat bernama Heinicke pada
tahun 1972. Xeronin merupakan zat penting dalam tubuh yang mengatur fungsi dan bentuk
protein spesifik sel-sel tubuh. Tahun 1980 melalui berbagai riset terbukti bahwa mengkudu dapat
menurunkan tekan darah tinggi.
3.2 KANDUNGAN KIMIA MENGKUDU
Di dalam buah mengkudu terkandung zat-zat yang berkaitan dengan kesehatan dan telah
dibuktikan hanya terdapat didalam mengkudu. Tanaman mengkudu mengandung berbagai
vitamin, mineral, enzim alkaloid, ko-faktor dan sterol tumbuhan yang berbentuk alamiah.
Komposisi kimia yang terkandung dalam tiap bagian mengkudu tertera pada tabel 3.
Senyawa penting dalam mengkudu yang berkaitan dengan kesehatan sebagai berikut:
Tabel. 2. Hasil Pengamatan Terhadap Pengguna Sari Buah mengkudu
Kondisi Pasien Jumlah Pasien Sembuh (%)
Stroke 983 58
Jantun g 1.058 80
Kanker 874 67
Diabetes 2.434 83
Tekanan Darah Tinggi 721 87
Ginjal 2.127 66
Masalah Sexsual 1.545 88
Stress 3.273 71
Pernapasan 2.727 78
Pencernaan 1.509 89
Atritis 673 80
Alergi 851 85
Obesitas 2.638 72
Lesu 7.931 91
Sumber : Solomon, 1998
Tabel. 3 Lanjutan
Bagian Tanaman Kandungan Kimia
Buah Asam askorbat, asam asetat, asperulosida, asam
butanoat, asam benzoate, benzyl alcohol, 1-
butanol, asam kaprilat, asam dekanoat, (E)-6-
dodekeno-gamma-laktona, (z-z-z)-8, 11,14-asam
ekosatrinoat, asam elaidat, etil dekanoat, etil
ektanoat, etil benzene, eugenol glukosa, asam
heptanoat, 2-heptanon, hexanal, hexanamida,
asam hexaneudioat, asam hexanoat, 1-hexanol, 3-
butan-1-o1, metil dexanoat, metil elaidat, metil
hexanoat, metil-3-metiltio-propanoat, metil
oksanoat,metil oleat, metil palmitat, Scopoletin,
asam undekanoat, (z,z)-2,5-undekadin-
1o1,vomifol,ascubin,alizarin,antraquinon,
proxeronin, L.asperuloside, damnachantal.
Akar Asperulosids, damnachantal, morindadiol,
morindin, morindon, nordamacantal,
rubiadin,rubiadin monometil, antraquinon,
glikosida, zat getah, resin, strerol.
Kulit Alizarin, klororubin, glikosida, (pentose, hexosa),
morindadiol, morindon, rubiadin monometil eter,
soranjidiol.
Kayu Antragalol-2, 3-dimetil eter
Hasil penelitian Aalbersberg (1993) menyatakan bahwa kandungan karoten pada daun
mengkudu lebih tinggi di banding dengan yang terkandung dalam sayuran Brassica cinensis dan
Colocasia esculenta.sedangkan pada bunganya terkandung senyawa glikosida, antrakinon, asam
kapron, dan asam kaprilat (Bushnel et al, 1950). Senyawa-senyawa yang lebih berperan dalam
pengobatan dan kesehatan yaitu yang terkandung dalam buahnya seperti asam askorbat yang
cukup tinggi dan merupakan sumber vitamin C yang luar biasa. Hasil analisa Solomon (1998)
mengemukakan bahwa di dalam 1.000 gr sari buah mengkudu terkandung 1.200 mg Vit C,
sehingga berkhasiat sebagai anti oksidan yang sangat baik. Antioksidan berkhasiat menetralisir
partikel-partikel berbahaya (radikal bebas) yang terbentuk dari hasil sampingan dalam proses
metabolisme. Radikal bebas dapat merusak system kekebalan tubuh dan materi genetik. Selain
itu, dari hasil penelitian buah mengkudu juga mengandung zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh
perti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral-mineral esensesial.
Menurut senyawa selenium adalah salah satu contoh mineral yang terdapat dalam
mengkudu dan juga merupakan anti oksidan yang hebat. Bangsa polinesia dan penduduk asli
kepulauan pasifik selatan sejak dahulu kala sampai sekarang menggunakan buah mengkudu
sebagai makanan, terutama untuk mempertahankan hidup sehat pada waktu krisis pangan.
Senyawa terpenoid yang terkandung dalam mengkudu merupakan senyawa yang sangat penting
bagi tubuh, zat-zat terpen berfungsi membantu sintesa organic dan pemulihan sel-sel dalam tubuh
(Waha, 2001). Bushnel et al.(1950) mengemukakan bahwa buah mengkudu mengandung zat-zat
seperti ascubin, L asperuruloside, alizarin dan beberapa zat antraquinon. Menrutnya zat-zat
tersebut terbukti sebagai zat anti bakteri infeksi seperti, proteus morganii, bassilus, subtilis,
staphylococus aureus, pseudomonas aeruginosa dan echerichia coli.selain itu juga dapat
mengontrol jenis-jenis bakteri yang mematikan (patogen) seperti Salmonella dan sigella (waha,
2001).
Mengkudu mengandung zat anti kanker yang dinamakan damnacantha (Himaratsu et al,
1993). Zat tersebut paling efektif melawan sel-sel abnormal disbanding zat-zat antikanker yang
terdapat dalam tumbuhan lainnya. Zat scopoletin dalam buah mengkudu di temukan pada tahun
1993 oleh para peneliti di Universitas Hawaii (Waha, 2001). Selanjutnya di kemukakan bahwa
zat scopoletin dapat memperlebar saluran pembuluh darah yang menyempit dan melancarkan
peredaran darah. Selain itu scopoletin juga dapat membunuh beberapa tipe bakteri dan bersifat
fungisida terhadap bakteri pythium sp dan bersifat anti peradangan dan alergi.
3.3 PENGOLAHAN MENGKUDU
3.3.1 Sari Buah Mengkudu
Buah mengkudu secukupnya atau sebanyak mungkin, setelah di cuci bersih di masukkan
kedalam air mendidih selama 2 menit, lalu tiriskan sampai dingin. Setelah dingin lalu di
fermentasi dengan cara di masukkan kedalam wadah anti karat dan di tutup rapat dalam 1/3-1/4
bagian bawah dari wadah di buat saringan penyangga dan keran pembuka di bagian luarnya.
Setelah 2 minggu cairan buah akan menetes ke dasar wadah dan dengan membuka keran cairan
tersebut di tampung di wadah bersih dan steril. Sari buah tersebut siap untuk diminum sebagai
obat atau minuman sehat atau dikirim ke pabrik pengemas.
3.3.2 Simplisia Kering
Setelah buah di petik dari kebun, dipilih yang sehat dan segar, tidak cacat, dicuci bersih
diair mengalir, lalu ditiriskan sampai kering. Selanjutnya di potong-potong dengan ukuran 0,5
cm, kemudian dikeringkan dimatahari terik waktunya dari jam 8:00 – 11:00 pagi. Waktu
dikeringkan sebaiknya di tutup denagan kain hitam untuk mengurangi kerusakan bahan akibat
teriknya matahari yang dapat menurunkan mutu simplisia. Oven vacuum gunakan suhu 400 C.
kadar air simplisia antara 10-13 %.
Buah kering dapat dimanfaatkan untutk kepentingan sendiri sebagai cadangan bahan obat,
atau di jual ke pabrik atau ke pengolah jamu tradisional. Bila mau di simpan, masukkan ke dalam
kantong plastic dan di tutup rapat tidak tembus udara dan di simpan ditempat yang sejuk dan
kering, sehingga dapat disimpan lebih lama sebelum dikirm ketempat pengolah.
3.3.3 Ekstrak Mengkudu
Ekstrak mengkudu merupakan perasan murni sari buah mengkudu, di dalamnya
terkandung senyawa-senyawa yang berkhasiat obat. Ekstrak kental dapat di jual kepabrik
pengolah atau dapat dimanfaatkan langsung sebagai obat atau dikeringkan lalu di masukkan
kedalam kapsul dan siap untuk dikonsumsi. Cara membuat ekstrak sederhana sebagai berikut :
-Buah mengkudu dihaluskan dengan blender kemudian di rendam dengan alcohol 90 %
perbandingan 1 : 3 dan dikocok dengan pengocok listrik (stirrer) selama 2 jam, lalu didiamkan
selama 24 jam.
Standar Mutu Ekstrak Kental Mengkudu
- Rendimen : 10 – 12 %
- Kandungan kimia (Flavonoid Total) : 0,09 – 0,12 %
- Kadar air : 3,7 – 6,15 %
3.4 PENELITIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA MENGKUDU
Pada awal perkembsng industri obat tradisional, untuk memenuhi kebutuhan akan buah
mengkudu masih dipanen dari tanaman liar. Namun setelah bebrapa tahun kemudian banyak
petani yang membudidayakan secara khusus, terutama di sekitar pulau jawa, kemudian terus
menyebar ke bebrapa daerah di Indonesia. Teknologi budidaya yang selama ini dilakukan petani
umumnya masih sangat sederhana tanpa perlakuan budidaya yang memadai yang memenuhi
standar Good Agriculture Practice (GAP) berasal dari hasil penelitian.
Disisi lain perkembangan pesat agroindustri berbasis mengkudu juga masih
mengkhawatirkan, karena dalam proses pengadaan bakunya belum berlandaskan standar quality,
safety dan efficacy (QSE). Aspek QSE ini sangat dipengaruhi oleh tehnik budidaya yang
diterapkan. Tekhnik budidaya harus mengikuti standar good agricultural practice (GAP),
sedangkan proses produk olahannya dengan menerapkan good manufacturing practis (GMP)
yang bertumpu pada QSE. Salah satu kendala dari tekhnologi budidaya mengkudu adalah
minimnya dukungan penelitian ilmiah terhadap perkembangan agroindustri mengkudu (Barani
2002).
- Ekstrak disaring dan ampasnya direndam kembali dengan alcohol 90 % 1 : 2, kemudian di
kocok selama 2 jam dan didiamkan selama 24 jam.
- Hasil saringan (filtrat) yang dihasilkan kemudian diluapkan dengan menggunakan mesin
penguap ekstrak kental dengan rendemen + 7,65 %.
Standar Mutu Ekstrak Kental Mengkudu
- Rendimen : 10 – 12 %
- Kandungan kimia (Flavonoid Total) : 0,09 – 0,12 %
- Kadar air : 3,7 – 6,15 %
Hasil penelitian teknologi budidaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut :
3.4.1 Ekologi Tanaman
Mengkudu merupakan tumbuhan tropis, dapat tumbuh diberbagai tipe lahan dan iklim
pada ketinggian tempat dataran rendah sampai 1.500 m dpl (Heyne, 1987). Kondisi lahan yang
sesuai untuk tanaman mengkudu adalah pada lahan terbuka cukup sinar matahari, ketinggian
tempat 0-500 m dpl, tekstur tanah liat, liat berpasir, tanah agak lembab, dekat dengan sumber air,
subur, gembur, banyak mengandung bahan organic dan drainasinya cukup baik. Curah hujan
1.500-3.500 mm/tahun, merata sepanjang tahun, dengan bulan kering < 3 bulan, pH tanah 5-7,
(Heyne, 1987), Nelson, 2001, Sudiarto et al., 2003). Untuk mendukung pengembangan
mengkudu telah dilakukan studi ekologi menyangkut persyaratan tumbuh tanaman mengkudu
adanya bulan kering yang dikehendaki berhubungan dengan pembungaan dan pembuahan. Hujan
yang tinggi akan berpengaruh terhadap pembungaan dan pembuahan. Bunga akan gugur dan
tidak terjadi pembuahan, sedangkan bulan kering yang terlalu panjang juga akan mengurangi
jumlah bunga dan buah yang tumbuh mengecil dan bentuknya tidak normal. Mengingat peranan
mengkudu dalam industri obat tradisional dan sebagai komoditas ekspor, kiranya perlu mendapat
perhatian dari semua pihak terkait dalam hal penelitian dan pengembangannya.
3.4.2 Bahan Tanaman
Backer dan Backhuizen (1965) mengemukan bahwa dipulau jawa terdapat 6 jenis
mengkudu diantaranya dua jenis yang mempunyai nilai ekonomi, yaitu M. citrifolia dan M.
brachteata. Jenis M. citrifolia biasa digunakan untuk obat, sedangkan untuk jenis M. brachteata
dahulu biasa digunakan sebagai pewarna kain dan batik. Sudiarto et al. (2003) mengemukakan
bahwa dibeberapa daerah di Jawa dan Sulawesi ditemukan di berbagai ragam mengkudu
berdasarkan morfologi dan mutu buahnya. Dari sebanyak 20 nomor mengkudu yang dianalisa
mutu buahnya, 10 nomor diantaranya mempunyai kualitas jus buah cukup baik. Hasil
pengamatan Djauhariya et al. (2006), dibeberapa daerah pulau jawa ditemukan 7 tipe buah
mengkudu. Pembeda utama ke 7 tipe tersebut adalah morfologis buah (bentuk, ukuran dan
jumlah biji per buah), rasa daging buah, serta rendemen jus daging buah.
Sudiarto et al. (2003) mengemukakan bahwa mutu buah mengkudu tergolong tiga tipe
yang memiliki kadar larut air rata-rata 9%, sehingga layak untuk di kembangkan budidayanya.
Lingkungan tumbuh untuk mengkudu sukun dan mengkudu pahit agak terbatas dari dataran
rendah sampai ketinggian 350 m dpl, tipe iklim C/B, curah hujan 2000-3000 mm/th, jenis tanah
lithosol dan regoshol, menghendaki suhu udara dan tanah agak lembab. Sedangkan mengkudu
berbiji banyak sebarannya cukup luas dari dataran rendah sampai 800 m dpl, tipe iklim A,B-D,
curah hujan 1.500-3.500 mm/th, jenis tanah Latosol, Andosol, Regosol, Grumosol dan Podsholik,
kelembaban udara dan tanah kering sampai basah.
3.4.3 Cara Perbanyakan
Cara perbanyakan mengkudu yang umum dilakukan oleh petani di Indonesia adalah
dengan menggunakan biji. Dalam rangka mempertahankan sifat genetis yang yang baik yang
dipunyai induknya cara ini tidak dapat dilakukan karena penyerbukan tanaman mengkudu terjadi
secara silang, sehingga akan terjadi seg-regasi genetik pada keturunan berikutnya. Untuk itu
perbanyakan mengkudu sebaiknya dilakukan secara vegetatif.
Dalam upaya menunjang pengembangan budidaya mengkudu, balittro terus melakukan
penelitian mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan peningkatan produksi dan mutu
mengkudu. Beberapa aspek budidaya yang telah dilakukan penelitiannya seperti pengadaan
bahan tanaman secara vegetative, pemupukan dan analisa mutu dari jenis-jenis mengkudu
unggulan.
Dari hasil penelitian, cara perbanyakan dengan stek, grafting, dan cangkok tingkat
keberhasilannya mencapai hingga lebih dari 80 %. Habitus tanaman hasil dari ketiga cara
perbanyakan tersebut cukup rindang dan cepat berbuah, sehingga mempermudah dalam cara
panen buahnya. Namun demikian masing-masing cara mempunyai kelebihan dan keterbatasan.
Tanaman mengkudu hasil perbanyakan dengan cara setek dan cangkok system perakarannya
yang dangkal karena tidak mempunyai akar tunjang, sehingga cukup rentan terhadap kekeringan
dimusim kemarau. Sedangkan dengan cara grafting, dalam tekhnik pelaksanaannya
membutuhkan personil yang mempunyai keterampilan yang tinggi, sehingga perlu dilatih
terlebih dahulu.
3.4.4 Pemupukan Dan Pemeliharaan
Pemupukan pada tanaman mengkudu tidak di anjurkan menggunakan pupuk buatan
(anorganik). Dengan demikian di anjurkan menggunakan pupuk organic berupa kotoran hewan,
kompos atau bokasi. Pupuk organik kotoran hewan dengan dosis 20 kg atau dengan bokasi 15
kg/tanaman/tahun yang diberikan pada awal dan akhir musim hujan masing-masing separuh dosis
dapat meningkatkan produksi dan mutu buah mengkudu. Pemberian mulsa disekitar
piringan/tanaman perlu dilakukan setian tahun menjelang musim kemarau. Perbaikan saluran dan
selokan dilakukan bila perlu terutama menjelang dan dimusim hujan. Pengendalian gulma
dilakukan apabila banyak tumbuh disekitar piringan atau tanaman dengan cara mencabutnya.
3.4.5 Pola Tanam
Mengkudu dapat dibudidayakan dengan system tanam polikultur atau tumpangsari
dengan tanaman semusim, dengan tujuan untuk meningkatkan efesiensi lahan dan pendapatan
petani. Tanaman sela atau tumpangsari ditanam diantara tanaman mengkudu dengan mengatur
jarak tanam dan populasi tanaman tersebut. Jenis tanaman sela atau tumpangsari yang dianjurkan
untu ditanam yaitu yang bersifat kompatibel, tidak kompetitif dengan tanaman pokok, cocok
dengan lahan dan iklim setempat dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Tanaman tahunan yang
ditumpangsarikan dengan tanaman mengkudu misalnya jeruk, pisang, kapolaga, tanaman
sayuran seperti katuk dan lainnya, atau juga sejenis tanaman palawija dan semusim lainnya
seperti jagung, kacang-kacangan, dan tanaman sayuran.
3.4.6 Panen Dan Pasca Panen
Hasil penelitian balittro menunjukkan bahwa tanaman mengkudu yang berasal dari bahan
tanaman setek dan cangkok akan dipanen buahnya lebih awal, yaitu pada umur 10 bulan setelah
tanam, sedangkan yang berasal dari bahan tanaman grafting akan dipanen pada umur 12 bulan
dan yang berasaL dari okulasi dan biji dipanen pada umur >12-14 bulan. Selanjutnya panen buah
dapat dilakukan setiap 2 minggu sekali. Buah yang dipanen yang sudah tua sampai mengkal,
dengan cirri-ciri : kulit buah berwarna putih mengkilap meratam, transparan dan daging buah
masih keras. Produksi buah tanaman mengkudu hasil dari ke-3 cara perbanyakan tersebut di atas
cukup baik. Pada tahun pertama bisa menghasilkan buah rata-rata diatas 30 kg/pohon.
Buah yang telah dipanen dimasukkan kedalam wadah peti dari kayu atau keranjang dari
bambu yang kuat/kokoh agar buah tidak rusak pada sewaktu diangkut ke tempat pengolahan
buah. Dalam proses pengangkutan, peti atau keranjang tetap terbuka agar sirkulasi udara tetap
baik, sehingga buah tidak cepat mengalami proses pematangan buah. Bila buah akan dijual ke
pabrik pengolahan, harus di sortir terlebih dahulu, karena dengan alas an efisiensi. Pabrik
pengolah hanya menerima buah mengkudu dengan ukuran tertentu, yaitu panjangnya di atas 6
cm, dan diameter di atas 4 cm. buah-buah yang berukuran dibawah tersebut diatas bisa diolah
sendiri, baik itu dibuat jus atau dikeringkan.
3.4.7 Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mengkudu
1.Penyakit Hitam Daun
Penyakit ini disebabkan oleh pathogen phytophthora botryose. Gejalanya yaitu daun
berwarna hitam, batang membusuk dan kemudian mati, buah berwarna coklat kemudian hitam
membusuk. Penyakit ini berkembang baik pada periode iklim basah. Dengan adanya jamur pada
daun, maka akan mengurangi adanya fotosyntesa. Penyakit busuk daun yang menyerang tanaman
mengkudu ini menggakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu, buahnya kecil dan kualitasnya
menurun. Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian
mencakup pemangkasan, gulma control, dan sanitasi lapangan. Pengendalian jamur jelaga
dilakukan dengan air sabun disemprotkan pada tempat yang terinfeksi.
2. Penyakit Simpul Akar
Penyakit simpul akar adalah penyakit akar yang disebabkan oleh nematode, spesies
meloidogyne. Gejalanya yang terlihat pada tanaman yaitu batangnya kekuatan berkurang,
tanaman kerdil, kemudian menguning. Pada akarnya, seperti membengkak, retak dan membusuk.
Penyakit ini dapat diminimalkan dengan menggunakan metode transplantasi bebas nematoda
dengan menambahkan tanah organik seperti kompos yang mengandung kotoran ayam. Sedang
irigasi dan penggunaan pupuk juga akan meminimalkan kerusakan dan mengurangi besarnya
busuk akar sekunder dengan saprophytic jamur dan bakteri.
3. Penyakit Batang Membusuk
Penyakit batang membusuk adalah penyakit pada batangnya yang membusuk,
menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Gejala awal adalah tanaman layu, termasuk lesu
daun, menguning, kemudian gugur daun.penyakit ini timbul dari berbagai penyebab yang
komplek termasuk akibat dari penanaman benih dari tanaman yang terinfeksi seperti nematode
akar simpul, banjir, cedera batang dan pembusukan oleh jamur tanah dan Sclerotiumrolfsii.
Pencegahan dilakukan dengan tanaman bebas pathogen, memilih tanah yang sesuai.
4. Hama Tanaman Mengkudu
Hama tanaman mengkudu adalah hama serangga yang menyerang jenis tanaman herbal
mengkudu yang menyebabkan kerusakan yang signifikan, antara lain yaitu : kutu daun (Aphis
gossypii), semut, kala (kala hijau), tungau (Eriophyid tungau),whiterflies, dan siput. Wabah hama
sering terjadi pada tanaman mengkudu monokultur. Jadi, tungpangsari dengan tanaman spesies
lain dapat meminimalkan serangan hama. Tungau dapat dikendalikan dengan pemangkasan daun
yang terkena dampak dan menggunakan pestisida yang direkomondasikan, seperti belerang.
Untuk mengendalikan siput dan semut, menaruh penghalang sementara di dasar tanaman
mengkudu, seperti asam tembaga (untuk siput), atau zat lengeket seperti getah pinus (bagi
semut).
5. Gulma
Gulma dapat menyebabkan tanaman mengkudu tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga
tidak dapat menghasilkan produk herbal yang baik. Gulma adalah tanaman liar yang tumbuh
disekitar tanaman mengkudu. Disamping menjadi pesaing untuk mendapatkan unsure hara tanah
bagi tanaman mengkudu, gulma juga menjadi sarang hama seperti kutu daun, kala, dan whitefly.
Hama tersebut dapat efektif dikendalikan dengan penyemprotan insektisida dan cairan sabun atau
deterjen. Gulma dapat dicegah yaitu dengan menghilangkan gulma induknya agar tidak
berkembang lebih banyak, oleh karena itu secara berkala melakukan pengamatan untuk
mengidentifikasi gulma induk, dan membersihkannya. Tanaman mengkudu muda yang baru
dipindahkan sangat rentan terhadappersaingan dari gulma seperti rumput guinea (Mimosa
pudica). Penyiangan tanaman mengkudu muda harus hati-hati, sebaiknya menggunakan tangan
untuk mencegah agar batangnya tidak cedera mekanis kalau menggunakan mesin pemotong atau
pemangkas, yang dilakukan sampai batang cukup besar. Penyiangan juga untuk memberantas
mematode akar-simpul danm hama serangga seperti kutu daun, serta hama penyakit lain yang
bersarang ditanaman liar atau gulma tersebut.
3.5 ARAH KEBIJAKAN YANG PERLU DITEMPUH
Meningkatnya animo masyarakat dalam memanfaatkan mengkudu sebagai bahan obat,
makanan atau minuman sehat dan kosmetik menyebabkan komoditas ini banyak diminati baik
oleh kalangan pengusaha maupun kalangan industri. Komoditas ini telah member gairah
kehidupan bisnis dari hulu sampai hilir yang dapat dikerjakan dan dinikmati masyarakat lapisan
bawah sampai atas. Perkembangan pesat industri pengolahan obat berbasis bahan baku
mengkudu di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1998 dan dalam tempo 3 tahun, sampai
tahun 2001 di sekitar jabotabek saja telah tumbuh tidak kurang dari 50 perusaan pengolah buah
mengkudu, baik dalam skala industry besar maupun skala industry rumah tangga (bangun, 2002).
Jus mengkudu telah diekspor kebeberapa Negara seperti Singapura, Malaysia dan Negara-negara
Arab. Beberapa merk dagang sudah terdaftar dan sudah terkenal.
Sampai saat ini pengusaha industry obat di Indonesia masih menggunakan ekstrak buah
mengkudu impor untuk kebutuhan bahan baku produksi obatnya (Kemala et al., 2003) yang
harganya tentu lebih mahal. Hal ini disebabkan karena kualitas ekstrak buah mengkudu dalam
negri belum dikenal baik ditingkat internasional, dengan demikian apabila menggunakan ekstrak
dalam negeri, mereka khawatir akan kehilangan pasaran. Di lain pihak produksi buah mengkudu
di Indonesia cukup banyak dan semakin meningkat dengan di lakukannya budidaya budidaya
mengkudu secara intensif oleh petani. Mengkudu merupakan tanaman asli Indonesia, sehingga
untuk pengembangan tanaman tersebut tidak akan banyak hambatan. Biaya produksi di dalam
negeri akan lebih murah disbanding diluar negeri, mengingat sumber daya manusia yang
berlimpah dan relatif murah sehingga harga jual produk dalam dalam negeri bisa bersaing di
pasaran internasional.
Dalam rangka pengembangan obat herbal berstandar pemerintah melalui badan POM
pada tahun 2003 telah memasukkan mengkudu kedalam 9 obat unggulan. Untuk mendukung obat
pendukungannya di perlukan arah dan kebijakan yang tepat dari pemerintah agar tidak
mengalami hambatan. Perkembangan pesat agro industri produk mengkudu perlu di dukung
dengan cara budidaya yang memadai sesuai Standar Good Agricultural Practice (GAP) dan
memenuhi persyaratan quality, safety, dan efficacy (QSE). Selain itu penelitian ke arah
peningkatan produktivitas dan efesiensi harus menjadi prioritas utama, sehingga produk olahan
mengkudu Indonesia mampu bersaing di pasaran Internasional. Dengan demikian dukungan
penelitian mutlat diperlukan untuk menunjang pengembangan tanaman obat di Indonesia,
khususnya tanaman mengkudu. Penelitian untuk mendapatkan varietas unggul yang memiliki
produksi dan bermutu tinggi, pengembangan budidaya ke arah lahan dan iklim yang sesuai, serta
aspek budidaya lainnya yang berkaitan dengan peningkatan produksi dan mutu akan mendorong
peningkatan produksi secara Nasional. Aspek lainnya yang juga perlu digali adalah perlakuan
pasca panen ditingkat petani untuk mendapatkan simplisia atau bahan setengah jadi yang
berkualitas. Hal ini perlu untuk mengantisipasi resiko gejolak harga dan pasaran, selain untuk
memperoleh nilai tambah bagi petani. Penanaman mengkudu akan lebih menguntungkan bila di
kembangkan dengan system pola tanam tumpang sari dengan tanaman lain. Selain bertujuan
untuk intensipasi gejolak harga dan kegagalan panen mengkudu akibat faktor iklim dan serangan
hama dan penyakit.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Mengkudu merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki nilai ekonomi dan dapat
dikembangkan di Indonesia. Dukungan penelitian mutlak diperlukan untuk memotivasi
pengembangan budidaya mengkudu di Indonesia kearah peningkatan produksi dan mutu yang
sesuai standar internasional, sehingga produk olahan mampu bersaiang di pasaran internasional.
Pengembangan budidaya dalam skala luas perlu dilakukan kearah yang sesuai bagi tanaman
mengkudu dan dengan bentuk pola tanam tumpangsari dengan tanaman lain, dengan tujuan untuk
peningkatan produktivitas untuk mengurangi resiko kerugian. Perlu diteliti proses pasca panen
yang menghasilkan produk setengah jadi, guna menambah penghasilan petani dan mengantisipasi
gejolak harga yang tidak menguntungkan. Penyebaran informasi teknologi hasil penelitian dan
bimbingan serta penyuluhan yang selama ini dirasa sangat kurang, perlu ditingkatkan.
4.2 Saran
Dalam pembuatan makalah tentang mengkudu ini diharapkan dapat berguna dan
bermanfaat bagi semua pembaca baik kalangan kalangan pelajar maupun mahasiswa. Semoga
makalah ini dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan budidaya mengkudu.
DAFTAR PUSTAKA
Aalbersberg, W.G.L, Sabina, H., dan A.S. Wirian, 1993. Journal of Herbs, spices and Medical
Plants 2(1) : 51 – 54
Badab Pusat Statistik, 2005. Statistik tanaman obat-obatan dan hias Jakarta : 1 – 13
Bangun A.P., 2002. Prospek pemasaran tanaman obat mengkudu dalam rangka mendukung
medis. Makalah disampaikan pada Temu Usaha Pengolahan dan Pemasaran Tanaman Obat
(Mengkudu). Lomongan. 8 hal.
Backer, C.A and R.C Bakhuizen van den brink, 1965. Flora of Java Vol. II. NVP Noordhoff.
Groningen-Netherland. 641 p.
Barani, A.M., 2002. Pengembangan agribisnis tanaman obat di Indonesia. Dirjen pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian. Deptan, Jakarta. 10 p.
Bushnell, A., Fukada, M., Makinodan, T., 1950. The Anibacterial Properties of some Plant Found
in Hawaii. Pacific Science Journal. 4 : 167 – 183.

More Related Content

What's hot

Pencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimia
Pencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimiaPencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimia
Pencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimiaSandi Ibrahim
 
Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )Qiqi Gobel
 
Bab 10 sistem reproduksi
Bab 10 sistem reproduksiBab 10 sistem reproduksi
Bab 10 sistem reproduksifpa_faiz
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianEfri Yadi
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanFirlita Nurul Kharisma
 
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)Dokter Tekno
 
Laporan peta geologi
Laporan peta geologiLaporan peta geologi
Laporan peta geologi4211410001
 
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrulMetabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrulSMPN 4 Kerinci
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanPurwandaru Widyasunu
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Nilai perbandingan dispersi (npd)
Nilai perbandingan dispersi (npd)Nilai perbandingan dispersi (npd)
Nilai perbandingan dispersi (npd)Andrew Hutabarat
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiGoogle
 
Struktur Integumen Insecta
Struktur Integumen InsectaStruktur Integumen Insecta
Struktur Integumen Insectaalias makayasa
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...UNESA
 

What's hot (20)

Pencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimia
Pencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimiaPencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimia
Pencemaran lingkungan sebagai gangguan daur biogeokimia
 
Sifat bahasa
Sifat bahasaSifat bahasa
Sifat bahasa
 
Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )Unsur C ( karbon )
Unsur C ( karbon )
 
Makalah spermatophyta
Makalah spermatophytaMakalah spermatophyta
Makalah spermatophyta
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
Bab 10 sistem reproduksi
Bab 10 sistem reproduksiBab 10 sistem reproduksi
Bab 10 sistem reproduksi
 
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanianMakalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
Makalah peranan mikroorganisme dalam bidang pertanian
 
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahanLaporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
Laporan pengaruh alelopati terhadap perkecambahan
 
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
Botani pertemuan ke 3 (akar, daun)
 
Laporan peta geologi
Laporan peta geologiLaporan peta geologi
Laporan peta geologi
 
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrulMetabolisme nitrogen.pptx amrul
Metabolisme nitrogen.pptx amrul
 
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanamanDasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
Dasar-Dasar Ilmu Tanah: kimia kesuburan tanah dan unsur hara tanaman
 
Ppt poltekes koleksi, herbarium
Ppt poltekes koleksi, herbariumPpt poltekes koleksi, herbarium
Ppt poltekes koleksi, herbarium
 
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 10 buah dan biji (morfologi tumbuhan)
 
Nilai perbandingan dispersi (npd)
Nilai perbandingan dispersi (npd)Nilai perbandingan dispersi (npd)
Nilai perbandingan dispersi (npd)
 
Agroindustri
AgroindustriAgroindustri
Agroindustri
 
Laporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasiLaporan praktikum analisis vegetasi
Laporan praktikum analisis vegetasi
 
Hibridisasi 2
Hibridisasi 2Hibridisasi 2
Hibridisasi 2
 
Struktur Integumen Insecta
Struktur Integumen InsectaStruktur Integumen Insecta
Struktur Integumen Insecta
 
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
Laporan Praktkum Kultur Jaringan Tumbuhan: Pembuatan Media MS (Murashige & Sk...
 

Similar to Makalah tentang mengkudu

Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Vina Widya Putri
 
Amrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdAmrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdSMPN 4 Kerinci
 
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012Hanifah Nisrina C
 
farmakologi sos kurniawaty
farmakologi sos kurniawatyfarmakologi sos kurniawaty
farmakologi sos kurniawatyN Kurniawaty
 
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)Togell Ginie
 
Kanker dan antioksidan
Kanker dan antioksidanKanker dan antioksidan
Kanker dan antioksidanHelmon Chan
 
Makalah kubis
Makalah kubisMakalah kubis
Makalah kubismoe2l
 
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia Afifah Khoirunnisa
 
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh.) DE...
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh.) DE...PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh.) DE...
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh.) DE...Repository Ipb
 
Jurnal edi mahap
Jurnal edi mahapJurnal edi mahap
Jurnal edi mahapedy7140
 
Pedoman kader dalam pengembangan tanaman obat keluarga 1991
Pedoman kader dalam pengembangan tanaman obat keluarga 1991Pedoman kader dalam pengembangan tanaman obat keluarga 1991
Pedoman kader dalam pengembangan tanaman obat keluarga 1991Lkp Janaaha
 
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)Irt Elims
 
Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8
Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8
Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8Handi AB Halim
 
Makalah KI (Kunjungan Industri)
Makalah KI (Kunjungan Industri)Makalah KI (Kunjungan Industri)
Makalah KI (Kunjungan Industri)085257007182
 
Tugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhanTugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhantochi run
 

Similar to Makalah tentang mengkudu (20)

Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
Laporan Field Lab Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Ob...
 
daun sirih.pdf
daun sirih.pdfdaun sirih.pdf
daun sirih.pdf
 
Amrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.PdAmrullah Mukhtar, S.Pd
Amrullah Mukhtar, S.Pd
 
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
Esai PPL (Praktek Pengenalan Lapangan) 2012
 
farmakologi sos kurniawaty
farmakologi sos kurniawatyfarmakologi sos kurniawaty
farmakologi sos kurniawaty
 
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
Pkmk um mgl-2014-mutiara fitrii-premen kawa (permen sehat, nikmat, kaya manfaat)
 
Kanker dan antioksidan
Kanker dan antioksidanKanker dan antioksidan
Kanker dan antioksidan
 
SuaibSAhidin (1).pdf
SuaibSAhidin (1).pdfSuaibSAhidin (1).pdf
SuaibSAhidin (1).pdf
 
Makalah kubis
Makalah kubisMakalah kubis
Makalah kubis
 
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
Contoh proposal penelitian untuk tugas bahasa indonesia
 
Buku10
Buku10Buku10
Buku10
 
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh.) DE...
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh.) DE...PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh.) DE...
PERBANDINGAN EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK (Curcuma xantlwrriza Roxh.) DE...
 
Jurnal edi mahap
Jurnal edi mahapJurnal edi mahap
Jurnal edi mahap
 
Pedoman kader dalam pengembangan tanaman obat keluarga 1991
Pedoman kader dalam pengembangan tanaman obat keluarga 1991Pedoman kader dalam pengembangan tanaman obat keluarga 1991
Pedoman kader dalam pengembangan tanaman obat keluarga 1991
 
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
Tugas kimia (tri ramadhona 20130212047)
 
Bahan Alam Kelautan
Bahan Alam KelautanBahan Alam Kelautan
Bahan Alam Kelautan
 
Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8
Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8
Tugas adm &amp; tata usaha proposal kelompok madin 8
 
Makalah KI (Kunjungan Industri)
Makalah KI (Kunjungan Industri)Makalah KI (Kunjungan Industri)
Makalah KI (Kunjungan Industri)
 
3. bab 12345
3. bab 123453. bab 12345
3. bab 12345
 
Tugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhanTugas kultur in vitro tumbuhan
Tugas kultur in vitro tumbuhan
 

Recently uploaded

APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptAPLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptrosintauli1
 
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxDIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxulfahyus
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxrosintauli1
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersafisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersaAgusSupriyanto987244
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxcholiftiara1
 
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkKota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkklinikrizkiasyifa
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIgermanaaprianineno
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungariniastuti020
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiariniastuti020
 
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.pptnabillasy1
 
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorobat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorariniastuti020
 

Recently uploaded (13)

APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.pptAPLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
APLIKASI SIstem Informasi Terpadu Kesehatan Kerja dan Olahraga 2023.ppt
 
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptxDIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
DIET SEHAT PADA DIABETES MELLITUS PPT DES 23.pptx
 
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptxKONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
KONSEP K3 PUSKESMAS SESUAI PMK 52 THN 2018.pptx
 
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Banjar Ori👗082322223014👗Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersafisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
fisiologi haid dan bagaimana. Kita bersa
 
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docxMAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
MAKALAH kebidanan pelayanan KOMPLEMENTER-1.docx
 
14# Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 1 bulan [087776558899]
14# Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 1 bulan [087776558899]14# Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 1 bulan [087776558899]
14# Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 1 bulan [087776558899]
 
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjkKota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
Kota Palembang Dalam Angka 2023.pdf]]kjk
 
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASIStandar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
Standar Prosedur pelayanan pelacakan kasus KEJADIAN IKUTAN PASCA iMUNISASI
 
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandungobat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
obat aborsi Bandung wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bandung
 
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasiobat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
obat aborsi Bekasi wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bekasi
 
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
158679843-Penyuluhan-Katarak-Koass-Mata.ppt
 
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogorobat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
obat aborsi Bogor wa 081391267345 jual obat aborsi cytotec asli di Bogor
 

Makalah tentang mengkudu

  • 1. TUGAS INDIVIDU APLIKASI KOMPUTER STATUS PERKEMBANGAN TEKNOLOGI MENGKUDU DISUSUN OLEH : Nama : Lela Marsela Npm : E1G016002 Prodi : Teknologi Industri Pertanian Dosen : Zulman Efendi STP., M.Sc PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BENGKULU 2017
  • 2. KATA PENGANTAR Puji syukur kepadaAllah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya tulis berjudul “Status Perkembangan Teknologi Mengkudu” ini dengan tepat waktu dan tanpa halangan yang berarti. Pembuatan karya tulis ini tidak sekedar pembelajaran belaka, namun juga sebagai penambah pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya. Agar penulis dan pembaca dapat mengetahui manfaat tanaman disekitar kita. Semoga karya tulis ini dapat memberikan manfaat pula kepada semua pihak bagi penulis maupun pembaca. Namun tak ada gading yang tak retak, begitu penulis karya tulis ini, tak lupa penulis ucapkan permohonan maaf. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya kritik maupun saran sebagai perbaikan dalam penyusunan selanjutnya. Bengkulu, 30 Maret 2017 Penulis, Lela Marsela NPM : E1G016002
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .................................................................................................. i DAFTAR ISI................................................................................................................ i BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1 1.3 Maksud dan Tujuan............................................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................... 2 BAB III PEMBAHASAN.......................................................................................... 3 3.1 Perkembangan Menngkudu Di Indonesia Dan Pemanfaatannya........................3 3.2 Kandungan Kimia Mengkudu............................................................................4-6 3.3 Pengolahan Mengkudu.......................................................................................6-7 3.4 Penelitian Teknologi Budidaya mengkudu ........................................................... 8-13 3.5 Arah Kebijakan Yang Perlu di Tempuh ................................................................ 13-15 BAB IV PENUTUP.................................................................................................... 16 4.1 Kesimpulan............................................................................................................ 16 4.2 Saran...................................................................................................................... 16 DAFTAR PUSTAKA
  • 4. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Di Indonesia tanaman mengkudu sudah dimanfaatkan sejak zaman dahulu kala. Menurut silsilahnya bahwa mengkudu merupakan tanaman asli Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Mengkudu tumbuh hampir diseluruh kepulauan di Indonesia, umunya tumbuh liar di pantai laut, dipinggir hutan, ladang, pinggir jalan, dan aliran air, serta pinggir kampung. Tanaman ini sengaja di tanam sebagai batas kepemilikan tanah dan untuk kebutuhan obat keluarga. penggunaan mengkudu di Indonesia tercatat dalam cerita pewayangan yang ditulis dalam pemerintahan raja- raja dan para Sunan. Bukti sejarah pemanfaatan mengkudu pada masa itu dapat di lihat dari terdapatnya tanaman mengkudu yang tumbuh di museum koleksi tanaman obat di keraton bekas kerajaan dan di masjid-masjid para sunan. Di keraton-keraton Surakarta misalnya terdapat pohon mengkudu yang umurnya diperkirakan sudah ratusan tahun (Sudiarto et al;., 2003). Dalam pengobatan tradisional mengkudu digunakan untuk obat batuk, radang amandel, sariawan, tekanan darah tinggi, beri-beri, melam-melan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang usus, sembelit, limpa, leher, kencing manis, cacingan, cacar air, sakit pinggang, sakit perut, masuk angin, dan kegemukan (Wijayakusuma et al., 1992). 1.2 RUMUSAN MASALAH a. Apa itu mengkudu ? b. Bagaimana bisa menjadi tanaman obat ? c. Bagaimana prospek perkembangannya di Indonesia ? d. Bagaimana cara pengolahan mengkudu sebagai tanaman obat? 1.3 MAKSUD DAN TUJUAN Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini adalah sebagai berikut : a. Mahasiswa dapat memahami terhadap jenis mengkudu b. Mahasiswa dapat mengoptimalkan terhadap pengetahuannya untuk menjadikan buah mengkudu ini sebagai obat ataupun untuk pengembangan usaha di masa depan. c. Selain sebagai bahan referensi mahasiswa, semoga makalah ini juga dapat di jadikan sebagai bahan referensi untuk para pembaca.
  • 5. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Mengkudu atau pace (morinda citrifolia) merupakan salah satu tanaman obat yang dalam beberapa tahun terakhir banyak peminatnya baik dari kalangan pengusaha agribisnis maupun dari kalangan pengusaha industry obat tradisional, bahkan dari kalangan ilmuan diberbagai Negara. Hal ini di sebabkan karena baik secara empiris maupun hasil penelitian medis membuktikan bahwa dalam semua bagian tanaman mengkudu terkandung berbagai senyawa kimia yang berguna bagi kesehatan manusia. Peran mengkudu dalam pengobatan tradisional mendorong para peneliti dari belahan dunia melakukan berbagai penelitian mengenai khasiat mengkudu. Popularitas tanaman tersebut terus menyebar ke Negara-negara maju seperti Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Australia, Jepang, dan Singapura. Industry pengolahan dan bahan baku mengkudu terus tumbuh dari berbagai Negara. Perusahaan industri minuman di wilayah kepulauan Pasifik Timur yang telah mengolah buah mengkudu untuk minuman sehat, terus memperluas perkebunan mengkudu untuk memenuhi pasar di Amerika Serikat, Jepang, dan Negara-negara di Benua Eropa (Waha, 2001). Pesatnya perkembangan industri obat tradisional yang mengolah buah mengkudu belum di imbangi dengan upaya pengembangan budidaya yang memadai. Baru beberapa tahun terakhir di beberapa daerah petani dan pengusaha yang mengebunkan mengkudu dalam luas areal yang terbatas dan dengan cara-cara budidaya yang masih sangat sederhana, sehingga untuk memenuhi kebutuhan buah mengkudu sebagai bahan baku industri obat sebagian besar masih di panen dari tanaman liar. Dalam mendukung pengembangan tanaman mengkudu di Indonesia, Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) telah melakukan berbagai penelitian tekhnologi budidaya mulai dari ekologi, pemuliaan, hama dan penyakit hingga pasca panen yang akan di urai pada bagian selanjutnya dari tulisan ini.
  • 6. BAB III PEMBAHASAN 3.1 PERKEMBANGAN MENGKUDU DI INDONESIA DAN PEMANFAATANNYA Menurut data statistik tahun 2003 areal tanaman mengkudu yang di budidayakan di 15 propinsi seluas 23 hektar dengan produksi sekitar 1.910 ton dan meningkat menjadi 73 hektar pada tahun 2004 dengan produksi sebesar 3.509 ton. Sebaran daerah dan luas areal tanaman mengkudu dapat di lihat pada Tabel 1. Tabel 1. Luas dan Produksi mengkudu Indonesia Tahun 2004 Daerah Sebaran (Propinsi) Luas Areal (ha) Produksi (ton) Sumatera Utara 10.420 49.663 Riau 10.688 19.419 Jambi 4.245 28.640 DKI Jakarta 0.765 5.630 Jawa Barat 138.900 557.574 Jawa Tengah 35.140 91.490 D.I Yogyakarta 32.869 200.375 Jawa Timur 321.568 1840.315 Banten 111.818 343.642 Bali 0.993 8.114 Kalimantan Barat 6.978 22.608 Kalimantan Timur 24.727 107.220 Sulawesi Utara 14.460 204.469 Sulawesi Selatan 12.200 29.414 Gorontalo o.420 0.154 JUMLAH 725.813 3509.087 Pemanfaatan mengkudu sebagai obat tradisional baik di dalam maupun di luar negeri sebenarnya sudah sejak ribuan tahun lalu. Riset medis tentang khasiat mengkudu dimulai pada
  • 7. tahun 1950 dengan ditemukannya zat anti bakteri terhadap Eherchia coli, M.pyrogenes dan P. aeruginosa yang ditulis dalam jurnal ilmiah Pacific Science. Waha (2001) mengemukakan bahwa senyawa xeronin dan prekursornya yang dinamakan prexoronin di temukan dalam jumlah besar pada buah mengkudu oleh seorang ahli biokimia dari Amerika Serikat bernama Heinicke pada tahun 1972. Xeronin merupakan zat penting dalam tubuh yang mengatur fungsi dan bentuk protein spesifik sel-sel tubuh. Tahun 1980 melalui berbagai riset terbukti bahwa mengkudu dapat menurunkan tekan darah tinggi. 3.2 KANDUNGAN KIMIA MENGKUDU Di dalam buah mengkudu terkandung zat-zat yang berkaitan dengan kesehatan dan telah dibuktikan hanya terdapat didalam mengkudu. Tanaman mengkudu mengandung berbagai vitamin, mineral, enzim alkaloid, ko-faktor dan sterol tumbuhan yang berbentuk alamiah. Komposisi kimia yang terkandung dalam tiap bagian mengkudu tertera pada tabel 3. Senyawa penting dalam mengkudu yang berkaitan dengan kesehatan sebagai berikut: Tabel. 2. Hasil Pengamatan Terhadap Pengguna Sari Buah mengkudu Kondisi Pasien Jumlah Pasien Sembuh (%) Stroke 983 58 Jantun g 1.058 80 Kanker 874 67 Diabetes 2.434 83 Tekanan Darah Tinggi 721 87 Ginjal 2.127 66 Masalah Sexsual 1.545 88 Stress 3.273 71 Pernapasan 2.727 78 Pencernaan 1.509 89 Atritis 673 80 Alergi 851 85 Obesitas 2.638 72 Lesu 7.931 91 Sumber : Solomon, 1998
  • 8. Tabel. 3 Lanjutan Bagian Tanaman Kandungan Kimia Buah Asam askorbat, asam asetat, asperulosida, asam butanoat, asam benzoate, benzyl alcohol, 1- butanol, asam kaprilat, asam dekanoat, (E)-6- dodekeno-gamma-laktona, (z-z-z)-8, 11,14-asam ekosatrinoat, asam elaidat, etil dekanoat, etil ektanoat, etil benzene, eugenol glukosa, asam heptanoat, 2-heptanon, hexanal, hexanamida, asam hexaneudioat, asam hexanoat, 1-hexanol, 3- butan-1-o1, metil dexanoat, metil elaidat, metil hexanoat, metil-3-metiltio-propanoat, metil oksanoat,metil oleat, metil palmitat, Scopoletin, asam undekanoat, (z,z)-2,5-undekadin- 1o1,vomifol,ascubin,alizarin,antraquinon, proxeronin, L.asperuloside, damnachantal. Akar Asperulosids, damnachantal, morindadiol, morindin, morindon, nordamacantal, rubiadin,rubiadin monometil, antraquinon, glikosida, zat getah, resin, strerol. Kulit Alizarin, klororubin, glikosida, (pentose, hexosa), morindadiol, morindon, rubiadin monometil eter, soranjidiol. Kayu Antragalol-2, 3-dimetil eter Hasil penelitian Aalbersberg (1993) menyatakan bahwa kandungan karoten pada daun mengkudu lebih tinggi di banding dengan yang terkandung dalam sayuran Brassica cinensis dan Colocasia esculenta.sedangkan pada bunganya terkandung senyawa glikosida, antrakinon, asam kapron, dan asam kaprilat (Bushnel et al, 1950). Senyawa-senyawa yang lebih berperan dalam pengobatan dan kesehatan yaitu yang terkandung dalam buahnya seperti asam askorbat yang cukup tinggi dan merupakan sumber vitamin C yang luar biasa. Hasil analisa Solomon (1998) mengemukakan bahwa di dalam 1.000 gr sari buah mengkudu terkandung 1.200 mg Vit C,
  • 9. sehingga berkhasiat sebagai anti oksidan yang sangat baik. Antioksidan berkhasiat menetralisir partikel-partikel berbahaya (radikal bebas) yang terbentuk dari hasil sampingan dalam proses metabolisme. Radikal bebas dapat merusak system kekebalan tubuh dan materi genetik. Selain itu, dari hasil penelitian buah mengkudu juga mengandung zat-zat nutrisi yang dibutuhkan tubuh perti karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral-mineral esensesial. Menurut senyawa selenium adalah salah satu contoh mineral yang terdapat dalam mengkudu dan juga merupakan anti oksidan yang hebat. Bangsa polinesia dan penduduk asli kepulauan pasifik selatan sejak dahulu kala sampai sekarang menggunakan buah mengkudu sebagai makanan, terutama untuk mempertahankan hidup sehat pada waktu krisis pangan. Senyawa terpenoid yang terkandung dalam mengkudu merupakan senyawa yang sangat penting bagi tubuh, zat-zat terpen berfungsi membantu sintesa organic dan pemulihan sel-sel dalam tubuh (Waha, 2001). Bushnel et al.(1950) mengemukakan bahwa buah mengkudu mengandung zat-zat seperti ascubin, L asperuruloside, alizarin dan beberapa zat antraquinon. Menrutnya zat-zat tersebut terbukti sebagai zat anti bakteri infeksi seperti, proteus morganii, bassilus, subtilis, staphylococus aureus, pseudomonas aeruginosa dan echerichia coli.selain itu juga dapat mengontrol jenis-jenis bakteri yang mematikan (patogen) seperti Salmonella dan sigella (waha, 2001). Mengkudu mengandung zat anti kanker yang dinamakan damnacantha (Himaratsu et al, 1993). Zat tersebut paling efektif melawan sel-sel abnormal disbanding zat-zat antikanker yang terdapat dalam tumbuhan lainnya. Zat scopoletin dalam buah mengkudu di temukan pada tahun 1993 oleh para peneliti di Universitas Hawaii (Waha, 2001). Selanjutnya di kemukakan bahwa zat scopoletin dapat memperlebar saluran pembuluh darah yang menyempit dan melancarkan peredaran darah. Selain itu scopoletin juga dapat membunuh beberapa tipe bakteri dan bersifat fungisida terhadap bakteri pythium sp dan bersifat anti peradangan dan alergi. 3.3 PENGOLAHAN MENGKUDU 3.3.1 Sari Buah Mengkudu Buah mengkudu secukupnya atau sebanyak mungkin, setelah di cuci bersih di masukkan kedalam air mendidih selama 2 menit, lalu tiriskan sampai dingin. Setelah dingin lalu di fermentasi dengan cara di masukkan kedalam wadah anti karat dan di tutup rapat dalam 1/3-1/4
  • 10. bagian bawah dari wadah di buat saringan penyangga dan keran pembuka di bagian luarnya. Setelah 2 minggu cairan buah akan menetes ke dasar wadah dan dengan membuka keran cairan tersebut di tampung di wadah bersih dan steril. Sari buah tersebut siap untuk diminum sebagai obat atau minuman sehat atau dikirim ke pabrik pengemas. 3.3.2 Simplisia Kering Setelah buah di petik dari kebun, dipilih yang sehat dan segar, tidak cacat, dicuci bersih diair mengalir, lalu ditiriskan sampai kering. Selanjutnya di potong-potong dengan ukuran 0,5 cm, kemudian dikeringkan dimatahari terik waktunya dari jam 8:00 – 11:00 pagi. Waktu dikeringkan sebaiknya di tutup denagan kain hitam untuk mengurangi kerusakan bahan akibat teriknya matahari yang dapat menurunkan mutu simplisia. Oven vacuum gunakan suhu 400 C. kadar air simplisia antara 10-13 %. Buah kering dapat dimanfaatkan untutk kepentingan sendiri sebagai cadangan bahan obat, atau di jual ke pabrik atau ke pengolah jamu tradisional. Bila mau di simpan, masukkan ke dalam kantong plastic dan di tutup rapat tidak tembus udara dan di simpan ditempat yang sejuk dan kering, sehingga dapat disimpan lebih lama sebelum dikirm ketempat pengolah. 3.3.3 Ekstrak Mengkudu Ekstrak mengkudu merupakan perasan murni sari buah mengkudu, di dalamnya terkandung senyawa-senyawa yang berkhasiat obat. Ekstrak kental dapat di jual kepabrik pengolah atau dapat dimanfaatkan langsung sebagai obat atau dikeringkan lalu di masukkan kedalam kapsul dan siap untuk dikonsumsi. Cara membuat ekstrak sederhana sebagai berikut : -Buah mengkudu dihaluskan dengan blender kemudian di rendam dengan alcohol 90 % perbandingan 1 : 3 dan dikocok dengan pengocok listrik (stirrer) selama 2 jam, lalu didiamkan selama 24 jam. Standar Mutu Ekstrak Kental Mengkudu - Rendimen : 10 – 12 % - Kandungan kimia (Flavonoid Total) : 0,09 – 0,12 % - Kadar air : 3,7 – 6,15 %
  • 11. 3.4 PENELITIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA MENGKUDU Pada awal perkembsng industri obat tradisional, untuk memenuhi kebutuhan akan buah mengkudu masih dipanen dari tanaman liar. Namun setelah bebrapa tahun kemudian banyak petani yang membudidayakan secara khusus, terutama di sekitar pulau jawa, kemudian terus menyebar ke bebrapa daerah di Indonesia. Teknologi budidaya yang selama ini dilakukan petani umumnya masih sangat sederhana tanpa perlakuan budidaya yang memadai yang memenuhi standar Good Agriculture Practice (GAP) berasal dari hasil penelitian. Disisi lain perkembangan pesat agroindustri berbasis mengkudu juga masih mengkhawatirkan, karena dalam proses pengadaan bakunya belum berlandaskan standar quality, safety dan efficacy (QSE). Aspek QSE ini sangat dipengaruhi oleh tehnik budidaya yang diterapkan. Tekhnik budidaya harus mengikuti standar good agricultural practice (GAP), sedangkan proses produk olahannya dengan menerapkan good manufacturing practis (GMP) yang bertumpu pada QSE. Salah satu kendala dari tekhnologi budidaya mengkudu adalah minimnya dukungan penelitian ilmiah terhadap perkembangan agroindustri mengkudu (Barani 2002). - Ekstrak disaring dan ampasnya direndam kembali dengan alcohol 90 % 1 : 2, kemudian di kocok selama 2 jam dan didiamkan selama 24 jam. - Hasil saringan (filtrat) yang dihasilkan kemudian diluapkan dengan menggunakan mesin penguap ekstrak kental dengan rendemen + 7,65 %. Standar Mutu Ekstrak Kental Mengkudu - Rendimen : 10 – 12 % - Kandungan kimia (Flavonoid Total) : 0,09 – 0,12 % - Kadar air : 3,7 – 6,15 %
  • 12. Hasil penelitian teknologi budidaya yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 3.4.1 Ekologi Tanaman Mengkudu merupakan tumbuhan tropis, dapat tumbuh diberbagai tipe lahan dan iklim pada ketinggian tempat dataran rendah sampai 1.500 m dpl (Heyne, 1987). Kondisi lahan yang sesuai untuk tanaman mengkudu adalah pada lahan terbuka cukup sinar matahari, ketinggian tempat 0-500 m dpl, tekstur tanah liat, liat berpasir, tanah agak lembab, dekat dengan sumber air, subur, gembur, banyak mengandung bahan organic dan drainasinya cukup baik. Curah hujan 1.500-3.500 mm/tahun, merata sepanjang tahun, dengan bulan kering < 3 bulan, pH tanah 5-7, (Heyne, 1987), Nelson, 2001, Sudiarto et al., 2003). Untuk mendukung pengembangan mengkudu telah dilakukan studi ekologi menyangkut persyaratan tumbuh tanaman mengkudu adanya bulan kering yang dikehendaki berhubungan dengan pembungaan dan pembuahan. Hujan yang tinggi akan berpengaruh terhadap pembungaan dan pembuahan. Bunga akan gugur dan tidak terjadi pembuahan, sedangkan bulan kering yang terlalu panjang juga akan mengurangi jumlah bunga dan buah yang tumbuh mengecil dan bentuknya tidak normal. Mengingat peranan mengkudu dalam industri obat tradisional dan sebagai komoditas ekspor, kiranya perlu mendapat perhatian dari semua pihak terkait dalam hal penelitian dan pengembangannya. 3.4.2 Bahan Tanaman Backer dan Backhuizen (1965) mengemukan bahwa dipulau jawa terdapat 6 jenis mengkudu diantaranya dua jenis yang mempunyai nilai ekonomi, yaitu M. citrifolia dan M. brachteata. Jenis M. citrifolia biasa digunakan untuk obat, sedangkan untuk jenis M. brachteata dahulu biasa digunakan sebagai pewarna kain dan batik. Sudiarto et al. (2003) mengemukakan bahwa dibeberapa daerah di Jawa dan Sulawesi ditemukan di berbagai ragam mengkudu berdasarkan morfologi dan mutu buahnya. Dari sebanyak 20 nomor mengkudu yang dianalisa mutu buahnya, 10 nomor diantaranya mempunyai kualitas jus buah cukup baik. Hasil pengamatan Djauhariya et al. (2006), dibeberapa daerah pulau jawa ditemukan 7 tipe buah mengkudu. Pembeda utama ke 7 tipe tersebut adalah morfologis buah (bentuk, ukuran dan jumlah biji per buah), rasa daging buah, serta rendemen jus daging buah. Sudiarto et al. (2003) mengemukakan bahwa mutu buah mengkudu tergolong tiga tipe yang memiliki kadar larut air rata-rata 9%, sehingga layak untuk di kembangkan budidayanya. Lingkungan tumbuh untuk mengkudu sukun dan mengkudu pahit agak terbatas dari dataran
  • 13. rendah sampai ketinggian 350 m dpl, tipe iklim C/B, curah hujan 2000-3000 mm/th, jenis tanah lithosol dan regoshol, menghendaki suhu udara dan tanah agak lembab. Sedangkan mengkudu berbiji banyak sebarannya cukup luas dari dataran rendah sampai 800 m dpl, tipe iklim A,B-D, curah hujan 1.500-3.500 mm/th, jenis tanah Latosol, Andosol, Regosol, Grumosol dan Podsholik, kelembaban udara dan tanah kering sampai basah. 3.4.3 Cara Perbanyakan Cara perbanyakan mengkudu yang umum dilakukan oleh petani di Indonesia adalah dengan menggunakan biji. Dalam rangka mempertahankan sifat genetis yang yang baik yang dipunyai induknya cara ini tidak dapat dilakukan karena penyerbukan tanaman mengkudu terjadi secara silang, sehingga akan terjadi seg-regasi genetik pada keturunan berikutnya. Untuk itu perbanyakan mengkudu sebaiknya dilakukan secara vegetatif. Dalam upaya menunjang pengembangan budidaya mengkudu, balittro terus melakukan penelitian mengenai aspek-aspek yang berkaitan dengan peningkatan produksi dan mutu mengkudu. Beberapa aspek budidaya yang telah dilakukan penelitiannya seperti pengadaan bahan tanaman secara vegetative, pemupukan dan analisa mutu dari jenis-jenis mengkudu unggulan. Dari hasil penelitian, cara perbanyakan dengan stek, grafting, dan cangkok tingkat keberhasilannya mencapai hingga lebih dari 80 %. Habitus tanaman hasil dari ketiga cara perbanyakan tersebut cukup rindang dan cepat berbuah, sehingga mempermudah dalam cara panen buahnya. Namun demikian masing-masing cara mempunyai kelebihan dan keterbatasan. Tanaman mengkudu hasil perbanyakan dengan cara setek dan cangkok system perakarannya yang dangkal karena tidak mempunyai akar tunjang, sehingga cukup rentan terhadap kekeringan dimusim kemarau. Sedangkan dengan cara grafting, dalam tekhnik pelaksanaannya membutuhkan personil yang mempunyai keterampilan yang tinggi, sehingga perlu dilatih terlebih dahulu. 3.4.4 Pemupukan Dan Pemeliharaan Pemupukan pada tanaman mengkudu tidak di anjurkan menggunakan pupuk buatan (anorganik). Dengan demikian di anjurkan menggunakan pupuk organic berupa kotoran hewan,
  • 14. kompos atau bokasi. Pupuk organik kotoran hewan dengan dosis 20 kg atau dengan bokasi 15 kg/tanaman/tahun yang diberikan pada awal dan akhir musim hujan masing-masing separuh dosis dapat meningkatkan produksi dan mutu buah mengkudu. Pemberian mulsa disekitar piringan/tanaman perlu dilakukan setian tahun menjelang musim kemarau. Perbaikan saluran dan selokan dilakukan bila perlu terutama menjelang dan dimusim hujan. Pengendalian gulma dilakukan apabila banyak tumbuh disekitar piringan atau tanaman dengan cara mencabutnya. 3.4.5 Pola Tanam Mengkudu dapat dibudidayakan dengan system tanam polikultur atau tumpangsari dengan tanaman semusim, dengan tujuan untuk meningkatkan efesiensi lahan dan pendapatan petani. Tanaman sela atau tumpangsari ditanam diantara tanaman mengkudu dengan mengatur jarak tanam dan populasi tanaman tersebut. Jenis tanaman sela atau tumpangsari yang dianjurkan untu ditanam yaitu yang bersifat kompatibel, tidak kompetitif dengan tanaman pokok, cocok dengan lahan dan iklim setempat dan mempunyai nilai jual yang tinggi. Tanaman tahunan yang ditumpangsarikan dengan tanaman mengkudu misalnya jeruk, pisang, kapolaga, tanaman sayuran seperti katuk dan lainnya, atau juga sejenis tanaman palawija dan semusim lainnya seperti jagung, kacang-kacangan, dan tanaman sayuran. 3.4.6 Panen Dan Pasca Panen Hasil penelitian balittro menunjukkan bahwa tanaman mengkudu yang berasal dari bahan tanaman setek dan cangkok akan dipanen buahnya lebih awal, yaitu pada umur 10 bulan setelah tanam, sedangkan yang berasal dari bahan tanaman grafting akan dipanen pada umur 12 bulan dan yang berasaL dari okulasi dan biji dipanen pada umur >12-14 bulan. Selanjutnya panen buah dapat dilakukan setiap 2 minggu sekali. Buah yang dipanen yang sudah tua sampai mengkal, dengan cirri-ciri : kulit buah berwarna putih mengkilap meratam, transparan dan daging buah masih keras. Produksi buah tanaman mengkudu hasil dari ke-3 cara perbanyakan tersebut di atas cukup baik. Pada tahun pertama bisa menghasilkan buah rata-rata diatas 30 kg/pohon. Buah yang telah dipanen dimasukkan kedalam wadah peti dari kayu atau keranjang dari bambu yang kuat/kokoh agar buah tidak rusak pada sewaktu diangkut ke tempat pengolahan buah. Dalam proses pengangkutan, peti atau keranjang tetap terbuka agar sirkulasi udara tetap baik, sehingga buah tidak cepat mengalami proses pematangan buah. Bila buah akan dijual ke pabrik pengolahan, harus di sortir terlebih dahulu, karena dengan alas an efisiensi. Pabrik
  • 15. pengolah hanya menerima buah mengkudu dengan ukuran tertentu, yaitu panjangnya di atas 6 cm, dan diameter di atas 4 cm. buah-buah yang berukuran dibawah tersebut diatas bisa diolah sendiri, baik itu dibuat jus atau dikeringkan. 3.4.7 Hama Dan Penyakit Pada Tanaman Mengkudu 1.Penyakit Hitam Daun Penyakit ini disebabkan oleh pathogen phytophthora botryose. Gejalanya yaitu daun berwarna hitam, batang membusuk dan kemudian mati, buah berwarna coklat kemudian hitam membusuk. Penyakit ini berkembang baik pada periode iklim basah. Dengan adanya jamur pada daun, maka akan mengurangi adanya fotosyntesa. Penyakit busuk daun yang menyerang tanaman mengkudu ini menggakibatkan pertumbuhan tanaman terganggu, buahnya kecil dan kualitasnya menurun. Langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian mencakup pemangkasan, gulma control, dan sanitasi lapangan. Pengendalian jamur jelaga dilakukan dengan air sabun disemprotkan pada tempat yang terinfeksi. 2. Penyakit Simpul Akar Penyakit simpul akar adalah penyakit akar yang disebabkan oleh nematode, spesies meloidogyne. Gejalanya yang terlihat pada tanaman yaitu batangnya kekuatan berkurang, tanaman kerdil, kemudian menguning. Pada akarnya, seperti membengkak, retak dan membusuk. Penyakit ini dapat diminimalkan dengan menggunakan metode transplantasi bebas nematoda dengan menambahkan tanah organik seperti kompos yang mengandung kotoran ayam. Sedang irigasi dan penggunaan pupuk juga akan meminimalkan kerusakan dan mengurangi besarnya busuk akar sekunder dengan saprophytic jamur dan bakteri. 3. Penyakit Batang Membusuk Penyakit batang membusuk adalah penyakit pada batangnya yang membusuk, menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat. Gejala awal adalah tanaman layu, termasuk lesu daun, menguning, kemudian gugur daun.penyakit ini timbul dari berbagai penyebab yang komplek termasuk akibat dari penanaman benih dari tanaman yang terinfeksi seperti nematode akar simpul, banjir, cedera batang dan pembusukan oleh jamur tanah dan Sclerotiumrolfsii. Pencegahan dilakukan dengan tanaman bebas pathogen, memilih tanah yang sesuai.
  • 16. 4. Hama Tanaman Mengkudu Hama tanaman mengkudu adalah hama serangga yang menyerang jenis tanaman herbal mengkudu yang menyebabkan kerusakan yang signifikan, antara lain yaitu : kutu daun (Aphis gossypii), semut, kala (kala hijau), tungau (Eriophyid tungau),whiterflies, dan siput. Wabah hama sering terjadi pada tanaman mengkudu monokultur. Jadi, tungpangsari dengan tanaman spesies lain dapat meminimalkan serangan hama. Tungau dapat dikendalikan dengan pemangkasan daun yang terkena dampak dan menggunakan pestisida yang direkomondasikan, seperti belerang. Untuk mengendalikan siput dan semut, menaruh penghalang sementara di dasar tanaman mengkudu, seperti asam tembaga (untuk siput), atau zat lengeket seperti getah pinus (bagi semut). 5. Gulma Gulma dapat menyebabkan tanaman mengkudu tidak dapat tumbuh dengan baik sehingga tidak dapat menghasilkan produk herbal yang baik. Gulma adalah tanaman liar yang tumbuh disekitar tanaman mengkudu. Disamping menjadi pesaing untuk mendapatkan unsure hara tanah bagi tanaman mengkudu, gulma juga menjadi sarang hama seperti kutu daun, kala, dan whitefly. Hama tersebut dapat efektif dikendalikan dengan penyemprotan insektisida dan cairan sabun atau deterjen. Gulma dapat dicegah yaitu dengan menghilangkan gulma induknya agar tidak berkembang lebih banyak, oleh karena itu secara berkala melakukan pengamatan untuk mengidentifikasi gulma induk, dan membersihkannya. Tanaman mengkudu muda yang baru dipindahkan sangat rentan terhadappersaingan dari gulma seperti rumput guinea (Mimosa pudica). Penyiangan tanaman mengkudu muda harus hati-hati, sebaiknya menggunakan tangan untuk mencegah agar batangnya tidak cedera mekanis kalau menggunakan mesin pemotong atau pemangkas, yang dilakukan sampai batang cukup besar. Penyiangan juga untuk memberantas mematode akar-simpul danm hama serangga seperti kutu daun, serta hama penyakit lain yang bersarang ditanaman liar atau gulma tersebut. 3.5 ARAH KEBIJAKAN YANG PERLU DITEMPUH Meningkatnya animo masyarakat dalam memanfaatkan mengkudu sebagai bahan obat, makanan atau minuman sehat dan kosmetik menyebabkan komoditas ini banyak diminati baik oleh kalangan pengusaha maupun kalangan industri. Komoditas ini telah member gairah kehidupan bisnis dari hulu sampai hilir yang dapat dikerjakan dan dinikmati masyarakat lapisan
  • 17. bawah sampai atas. Perkembangan pesat industri pengolahan obat berbasis bahan baku mengkudu di Indonesia mulai berkembang sejak tahun 1998 dan dalam tempo 3 tahun, sampai tahun 2001 di sekitar jabotabek saja telah tumbuh tidak kurang dari 50 perusaan pengolah buah mengkudu, baik dalam skala industry besar maupun skala industry rumah tangga (bangun, 2002). Jus mengkudu telah diekspor kebeberapa Negara seperti Singapura, Malaysia dan Negara-negara Arab. Beberapa merk dagang sudah terdaftar dan sudah terkenal. Sampai saat ini pengusaha industry obat di Indonesia masih menggunakan ekstrak buah mengkudu impor untuk kebutuhan bahan baku produksi obatnya (Kemala et al., 2003) yang harganya tentu lebih mahal. Hal ini disebabkan karena kualitas ekstrak buah mengkudu dalam negri belum dikenal baik ditingkat internasional, dengan demikian apabila menggunakan ekstrak dalam negeri, mereka khawatir akan kehilangan pasaran. Di lain pihak produksi buah mengkudu di Indonesia cukup banyak dan semakin meningkat dengan di lakukannya budidaya budidaya mengkudu secara intensif oleh petani. Mengkudu merupakan tanaman asli Indonesia, sehingga untuk pengembangan tanaman tersebut tidak akan banyak hambatan. Biaya produksi di dalam negeri akan lebih murah disbanding diluar negeri, mengingat sumber daya manusia yang berlimpah dan relatif murah sehingga harga jual produk dalam dalam negeri bisa bersaing di pasaran internasional. Dalam rangka pengembangan obat herbal berstandar pemerintah melalui badan POM pada tahun 2003 telah memasukkan mengkudu kedalam 9 obat unggulan. Untuk mendukung obat pendukungannya di perlukan arah dan kebijakan yang tepat dari pemerintah agar tidak mengalami hambatan. Perkembangan pesat agro industri produk mengkudu perlu di dukung dengan cara budidaya yang memadai sesuai Standar Good Agricultural Practice (GAP) dan memenuhi persyaratan quality, safety, dan efficacy (QSE). Selain itu penelitian ke arah peningkatan produktivitas dan efesiensi harus menjadi prioritas utama, sehingga produk olahan mengkudu Indonesia mampu bersaing di pasaran Internasional. Dengan demikian dukungan penelitian mutlat diperlukan untuk menunjang pengembangan tanaman obat di Indonesia, khususnya tanaman mengkudu. Penelitian untuk mendapatkan varietas unggul yang memiliki produksi dan bermutu tinggi, pengembangan budidaya ke arah lahan dan iklim yang sesuai, serta aspek budidaya lainnya yang berkaitan dengan peningkatan produksi dan mutu akan mendorong peningkatan produksi secara Nasional. Aspek lainnya yang juga perlu digali adalah perlakuan pasca panen ditingkat petani untuk mendapatkan simplisia atau bahan setengah jadi yang berkualitas. Hal ini perlu untuk mengantisipasi resiko gejolak harga dan pasaran, selain untuk
  • 18. memperoleh nilai tambah bagi petani. Penanaman mengkudu akan lebih menguntungkan bila di kembangkan dengan system pola tanam tumpang sari dengan tanaman lain. Selain bertujuan untuk intensipasi gejolak harga dan kegagalan panen mengkudu akibat faktor iklim dan serangan hama dan penyakit.
  • 19. BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan Mengkudu merupakan salah satu tanaman obat yang memiliki nilai ekonomi dan dapat dikembangkan di Indonesia. Dukungan penelitian mutlak diperlukan untuk memotivasi pengembangan budidaya mengkudu di Indonesia kearah peningkatan produksi dan mutu yang sesuai standar internasional, sehingga produk olahan mampu bersaiang di pasaran internasional. Pengembangan budidaya dalam skala luas perlu dilakukan kearah yang sesuai bagi tanaman mengkudu dan dengan bentuk pola tanam tumpangsari dengan tanaman lain, dengan tujuan untuk peningkatan produktivitas untuk mengurangi resiko kerugian. Perlu diteliti proses pasca panen yang menghasilkan produk setengah jadi, guna menambah penghasilan petani dan mengantisipasi gejolak harga yang tidak menguntungkan. Penyebaran informasi teknologi hasil penelitian dan bimbingan serta penyuluhan yang selama ini dirasa sangat kurang, perlu ditingkatkan. 4.2 Saran Dalam pembuatan makalah tentang mengkudu ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pembaca baik kalangan kalangan pelajar maupun mahasiswa. Semoga makalah ini dapat dijadikan referensi dalam mengembangkan budidaya mengkudu.
  • 20. DAFTAR PUSTAKA Aalbersberg, W.G.L, Sabina, H., dan A.S. Wirian, 1993. Journal of Herbs, spices and Medical Plants 2(1) : 51 – 54 Badab Pusat Statistik, 2005. Statistik tanaman obat-obatan dan hias Jakarta : 1 – 13 Bangun A.P., 2002. Prospek pemasaran tanaman obat mengkudu dalam rangka mendukung medis. Makalah disampaikan pada Temu Usaha Pengolahan dan Pemasaran Tanaman Obat (Mengkudu). Lomongan. 8 hal. Backer, C.A and R.C Bakhuizen van den brink, 1965. Flora of Java Vol. II. NVP Noordhoff. Groningen-Netherland. 641 p. Barani, A.M., 2002. Pengembangan agribisnis tanaman obat di Indonesia. Dirjen pengolahan dan pemasaran hasil pertanian. Deptan, Jakarta. 10 p. Bushnell, A., Fukada, M., Makinodan, T., 1950. The Anibacterial Properties of some Plant Found in Hawaii. Pacific Science Journal. 4 : 167 – 183.