1. TRADISI SEDEKAH LAUT MASYARAKAT
PESISIR JUWANA KABUPATEN PATI
Oleh : Mayang Pranita1, Nisa Ardana2, Shefira Ayu Ningrum3, Suci Yustrianti Marpaung4
ABSTRACT
This research is about Juwana sea alms tradition in Pati Regency. This study aims to
determine the history, purpose and function of this sea alms tradition. The type of research
used is qualitative research with a descriptive approach. Based on the research method, the
following results were obtained: a. The history of the sea alms tradition that has changed
over time. b. Preserving the sea alms culture which has become a hereditary tradition. c. The
sea alms tradition has the meaning of life contained in it.
Keywords :sea alms, Pati Regency Tradition
ABSTRAK
Penelitian ini mengenai Tradisi sedekah laut Juwana di Kabupaten Pati. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui sejarah, tujuan dan fungsi pada tradisi sedekah laut ini. Adapun
jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualilatif dengan pendekatan deskriptif.
Bedasarkan metode penelitian tersebut diperoleh hasil sebagai berikut : a. Sejarah tradisi
sedekah laut yang berubah seiring berkembangnya zaman. b. Melestarikan budaya sedekah
laut yang sudah menjadi tradisi turun temurun. c. tradisi sedekah laut memiliki makna
kehidupan yang terkandung didalamnya.
Kata kunci : sedekah laut. Tradisi Kabupaten Pati
LATAR BELAKANG
Sumberdaya alam di negara
Indonesia 80 % berasal dari laut, sebagai
mana negara tropis yang kaya akan
sumberdaya hayati laut, yang dinyatakan
dengan tingkat keanekaragaman hayati
yang tinggi. Sumberdaya lautan lebih
dari 8.000 jenis spesies didunia dan
2000 jenisnya ada di Indonesia. Nelayan
merupakan tataran realitas masyarakat
yang telah terbentuk golongan
berdasarkan struktur sosial yang ada di
wilayah pesisir.
Wilayah pesisir merupakan
wilayah terluar dari daratan. Pada
wilayah ini biasanya masyarakat pesisir
memiliki sudut pandang yang berbeda
dengan masyarakat yang hidup di kota.
Orang pesisir memiliki budaya yang
unik. Budaya adalah suatu konsep dalam
tatanan masyarakat yang dapat merubah
pola didalam masyarakat. Budaya ini
diturunkan ke generasi ke generasi
dengan tujuan untuk memperkenalkan
tradisi atau kebiasaan yang dilakukan
oleh masyarakat masa lalunya melalui
kebudayaan yang diturunkan.
Kebudayaan di Indonesia beragam
macam bentuk.
Pada umumnya budaya di
Indonesia didominasi oleh budaya
masyarakat pesisir. Budaya masyarakat
pesisir bisa mendominasi karena tempat
dan wilayah di Indonesia lebih besar
pada wilayah pesisir pantai. Budaya
bahari merupakan suatu budaya tradisi
masyarakat pesisir sebagai wujud rasa
syukur atas kelimpahan rahmat yang
diberikan oleh Sang Pencipta. Sedekah
laut biasa dilaksanakan pada satu
minggu setelah perayaan lebaran.
Perayaan ini akan melibatkan beberapa
golongan pada masyarakat antara lain;
sarekat Desa terkait, masyarakat umum,
pemerintah dan pemilik kapal yang
berlabunh di Kecamatan Juwana.
Mayoritas Masyarakat Juwana bermata
pencaharian sebagai Nelayan. Nelayan
di Juwana sebagian besar akan
2. melakukan upacara sedekah laut sebagai
bentuk perayaan tahunan.
Keeksistensian suatu budaya didalam
masyarakat dilihat bagiamana budaya itu
bisa bertahan dan berkembang pada
zaman yang modern ini.
Pada era globalisasi bagi suatu
tradisi sangat berdampak negative
karena bisa saja menjadi tradisi yang
berkembang ataupun dapat menjadi
tradisi yang hilang. Latar belakang
diatas menggambarkan bahwa
bagaimana masyarakat Juwana
mengeksistensikan budaya sedekah laut
ini menjadi budaya yang dapat bertahan.
Dari peristiwa diatas disini akan
memaparkan bagaimana
mengeksistensikan tradisi dan
memaparkan sejarah tradisi sedekah laut
serta bagaimana peranannya masyarakat
dalam melaksanakan dan mengupayakan
pelestarian dari upacara adat pesisir ini.
Tujuan dari penelitian ini adalah
menganalisis sejarah tradisi Sedekah
Laut pada masyarakat pesisir Juwana
Kabupaten Pati, eksistensi budaya
sedekah laut, peranan masyarakat dalam
melaksanakan dan upaya pelestarian
nilai-nilai budaya lokal Tradisi Sedekah
Laut. Pada penelitian ini, menggunakan
analisis data deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif kualitatif
merupakan hasil pengumpulan data yang
dideskripsikan dengan kata-kata tertulis,
dalam arti bukan angka sehingga dapat
memberikan kejelasan terhadap fokus
pemasalahan.
Hasil yang didapat dari
penelitian ini adalah Sejarah sedekah
laut di Juwana diawali dengan cerita
Rakyat asal usul daerah Juwana.
Berkisah tentang Syekh Datung Lodang
dan para murid-muridnya. Pelestarian
budaya dalam sedekah laut ini meliputi
pelestarian menghidupkan kembali
cerita rakyat agar generasi muda
mengerti makna atas perayaan ini.
Sebagai rasa syukur dan khawatir atas
kelimpahan ikan dan keselamatan saat
melaut. Pelarungan “sesaji” yang
digantikan dengan tumpeng ke laut
sebagai penghormatan pada laut. Bagi
nelayan laut adalah nadi kehidupan
ekonomi mereka. Kelestarian laut sangat
berkait dengan melimpahnya hasil.
Dengan menjalin harmoni dengan
lingkungan, khususnya laut, maka
kehidupan ekonomi mereka akan
terjamin di masa-masa mendatang.
Inilah makna-makna di balik perayaan
tradisi terkait. Keberadaan tradisi
sedekah laut di Juwana mungkin akan
terus ada dan tidak mungkin akan hilang
apabila seseorang di sana masih
mempunyai sugesti atau paradigma
mengenai perayaan tersebut. Sedekah
laut di Juwana ini mungkin sangat sulit
untuk dihilangkan, akan tetapi semakin
adanya perkembangan zaman dan
teknologi mungkin akan sedikit berubah
namun tidak hilang makna dari adanya
perayaan tersebut.
Keeksistensinya acara ini
berhubungan dengan peranan
masyarakat pada tradisi sedekah laut ini.
Peran yang dibuat oleh masyarakat
adalah membuat acara ini menjadi acara
yang memikat banyak orang, mulai dari
kirab budaya hingga adanya perlombaan
Masyarakat memiliki peran penting
dalam membuat budaya itu terus hidup
atau malah hilang. Karena masyarakat
memiliki pikiran, dan pikiran dapat
berubah tergantung zaman yang dilalui
oleh masyarakat tersebut. Salah satu
tugas yang harus diemban oleh para
pengelola warisan budaya adalah
membantu masyarakat atau menjadi
fasilitator dalam proses pemaknaan atau
pemanfaatan sumberdaya sesuai dengan
keahlian dan pengetahuan, sehingga
masyarakat dapat menentukan pilihan
mereka sendiri dengan tepat.
Upaya dalam melestarikan
Sedekah laut yang ada di Juwana yang
memiliki nilai historis akan
memaksimalkan dalam melestarikan
budaya daerah. Upaya pelestarian secara
langsung dan tidak langsung akan tetap
diupayakan. Pempublikasikan dalam
bentuk foto atau videohanya sebagian
kecil usaha yang ditunjukkan lewat
teknologi seperti Instagram atau social
media lainnya.
Kesimpulan dari penelitian ini
eksistensi suatu tradisi dalam era
modern ini haruslah diupayakan agar
terus bertahan. Bertahannya suatu tradisi
didasari oleh tindakan dan upaya
masyarakat dan pemerintah. Maka dari
3. itu publikasi dalam bentuk tulisan akan
sangat dibutuhkan agar generasi
mendatang. Sedekah laut sebagai uri-uri
budaya maka pemerintah agar lebih
tanggap dalam pembuatan UU untuk
dijadikan Desa Wisata dan tanggap
terhadap budaya agar budaya kita tidak
di klaim oleh negara lain. Saran untuk
akademisi adalah sebagai sarana
informasi perihal budaya atau sesuatu
dalam bentuk sejarah yang dapat di teliti
lebih dalam hingga menghasilkan tulisan
yang bermanfaat bagi pemerintah dan
juga masyarakat. Saran untuk
masyarakat agar terus memiliki upaya
dan semangat dalam melestarikan
budaya di Juwana.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
metode penelitian kualitatif.
Karakter permasalahan dalam
penelitian ini bersifat lintas sektoral,
yakni berhubungan dengan fakta
budaya (ritus, pranata, kepercayaan
dan fungsi) atau antropologis, maka
perspektif pendekatan yang
digunakan adalah fenomenalogis
yang bermanfaat etnografis.
Teknik yang dilakukan untuk
mencapai derajat kepercayaan dalam
penelitian ini menggunakan
triangulasi yang berarti verifikasi
penemuan melalui informasi dari
berbagai sumber, metode dan teori.
Analisis data menggunakan
analisis kualitatif. Data yang
berwujud kata-kata dan bukan
rangkaian angka yang telah
dikumpulkan dan diproses kemudian
disusun ke dalam teks yang
diperluas dan dianalisis yang terdiri
atas tiga alur kegiatan yaitu reduksi
data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan / verifikasi.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Tradisi Sedekah Laut
Tradisi sedekah laut
merupakan tradisi yang umum bagi
masyarakat kalangan pesisir pantai,
khusus nya yang ada di Jawa mereka
melakukan tradisi ini setiap setahun
sekali, pada dasar nya melakukan
tradisi ini untuk rasa syukur atas apa
yang didapatkan para nelayan dari
hasil melaut mereka, tradisi sedekah
laut yang mereka lakukan memang
masih kejawen meskipun dizaman
modern seperti ini budaya kejawen
mereka masih kental dan mungkin
anak turun temurun ke anak cucu
mereka. Tradisi sedekah laut
memang memiliki banyak sekali
simbol simbol yang memiliki arti
tertentu bukan hanya cuma satu
symbol yang ada dalam tradisi
sedekah laut melainkan dari
beberapa sesajen yang mereka
siapkan memiliki maksud tersendiri
kenapa mereka menggunakan itu dan
kenapa mereka melakukan hal itu,
dalam hal iini tradisi sedekah laut
memang menyimpan banyak misteri
karena dari sebagian besar orang
jawa masih percaya akan hal hal
mistis seperti itu. Menurut Sigit
(2011:262-270) dalam tradisi
sedekah laut pasti disiapkan sesaji
berupa kepala kerbau atau sapi,
jajanan pasar, buah atau sayuran,
tumpeng jengan merah putih
tembakau, berbagai permainan
(wayang dan gamelan) sepasang
baju pria dan perhiasan wanita
kelapa gading dan masih banyak
yang lain, semua itu nanti nya di
baca kan doa terlebih dahulu
sebelum dibawa ketengah laut dan
dilarung, semua sesaji itu
mengandung symbol symbol
tersendiri dan mengandung makna
bagi para nelayan Tetapi dari semua
orang jawa lakukan yang terkait
tentang kejawen, tidak semenamena
mereka lakukan itu, ritual yang
mereka lakukan memiliki arti,
seperti yang dikatakan supadjar,
mistik kejawen bukan hanya sebatas
teori melain kan perlu praktik karena
itu mistik kejawen mengandung
pesan pesan yang memiliki arti:
1. Mistisme adalah persoalan
praktik
4. 2. Secara keseluruhan mistisme
adalah persoalan spiritual
3. Jalan dan metode mistisme
adalah cinta
4. Mistisme sejati tidak
memetingakan diri sendiri
Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahawa mistik kejawen
memberlakukan kesadaran total,
yaitu rasa cinta kepada tuhan.
Mereka percaya jika mereka hal itu
akan langsung merasakan apa yang
tuhan berikan karena para penganut
kejawen benar benar melakukan hal
ini dengan penuh perasaan agar
tuhan juga bahwa umat nya benar
benar menghormati dan mensyukuri
apa yang dikasih oleh tuhan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sedekah laut mengalami perkembangan
dan perubahan fungsi diantaranya:
1. Fungsi hiburan : sedekah laut
dalam perkembangannya
menjadi semacam ajang
pesta rakyat bagi masyarakat
Juwana khususnya dan
masyarakat Pekalongan pada
umumnya. Kegiatan yang
rutin diselenggarakan setiap
tahun ini diagendakan oleh
dinas pariwisata sebagai
salah satu objek tujuan
wisata budaya.
Kesimpulannya terjadi
perubahan fungsi ritual ke
fungsi sekuler.
2. Fungsi Komunikasi : Fungsi
komunikasi menurut The
Liang Gie (1996: 51)
terdapat dalam fungsi seni
bahwa seni mempunyai
fungsi komunikatif (tata
hubungan). Demikian halnya
tradisi sedekah laut ternyata
mempunyai fungsi
komunikatif antar komponen
dalam sistem masyarakat.
Acara silaturahmi dan
sambung rasa antara
masyarakat dengan
pemerintah daerah
Pekalongan menjadi media
komunikasi yang bermanfaat
bagi masyarakat nelayan.
Berbagai persoalan yang
dialami kaum nelayan
disampaikan kepada pihak
pemerintah dengan harapan
memperoleh solusi atau jalan
keluar.
3. Fungsi Pelestarian Budaya:
Pelestarian budaya dapat
dilakukan dengan upaya
tetap menjaga serta
mengembangkan unsur-unsur
kebudayaan. Proses
pelestarian melalui proses
transmisi atau penyampaian
pola-pola budaya dari satu
generasi kepada generasi
yang lain dapat terjadi
dengan sengaja dan dapat
pula berlangsung tanpa
disadari. Penyelenggaraan
sedekah laut sebagai tradisi
warisan nenek moyang
masyarakat Juwana yang
dilakukan rutin setiap tahun
ternyata mempunyai fungsi
untuk melestarikan budaya
daerah setempat. Meskipun
bentuknya telah mengalami
perubahan dan
perkembangan tetapi nilai-
nilai dan semangat spiritual
sedekah laut tetap dijaga dan
dilestarikan oleh masyarakat
pendukungnya. Berkaitan
dengan fungsi tradisi ritual
keberadaannya dapat
dipahami secara integral
dengan konteks keberadaan
masyarakat pendukungnya.
Tradisi ritual berfungsi
menopang kehidupan dan
memenuhi kebutuhan dalam
mempertahankan kolektifitas
sosial masyarakat Juwana.
Demikian pula secara timbal
balik kelestarian tradisi
masyarakat tetap terjaga
dengan baik. Sebagaimana
pendapat Merriam tentang
fungsi musik yaitu memberi
sumbangan pada pelestarian
5. serta stabilitas kebudayaan.
4. Fungsi Pendidikan :
Keberlangsungan tradisi
sedekah laut ternyata
mempunyai fungsi
pendidikan bagi masyarakat
secara luas. Pembelajaran
melalui pengalaman
langsung itulah terjadi proses
pendidikan bagi masyarakat.
Misalnya pergelaran wayang
yang sarat dengan nilai-nilai
filosofi tinggi. Beberapa
kegiatan yang mendukung
acara sedekah laut termasuk
yang terdiri dari larungan
sesaji, pengajian, hiburan,
pergelaran wayang dan
lomba dayung ternyata
mempunyai nilai-nilai luhur
karakter bangsa yaitu dapat
menciptakan kebersamaan,
gotong royong, guyub rukun
dan saling menghargai
sesama orang. Selain itu
pendidikan merupakan
proses transmisi budaya dari
generasi satu ke generasi
berikutnya sebagai pewaris
budaya bangsa. Dijelaskan
juga oleh Tilaar (2004: 191)
bahwa kreativitas, inovasi,
enkulturasi, akulturasi di
dalam transmisi kebudayaan
menunjukkan bahwa manusia
adalah makhluk yang aktif.
Kemampuan kreativitas dan
aktivitas manusia adalah
proses pendidikan Peranan
tradisi sedekah laut bagi
masyarakat yaitu pendidikan
spiritual, pendidikan etos
kerja, pendidikan penanaman
nilai-nilai luhur bangsa, dan
pendidikan pelestarian
lingkungan alam. Tradisi
sedekah laut dapat menjadi
sebuah proses pendidikan
bagi masyarakat yaitu nilai-
nilai yang menunjang
pembentukan karakter
bangsa seperti gotong
royong, kerjasama, toleransi,
solidaritas dalam tradisi
sedekah laut dapat menjadi
proses enkulturasi, sosialisasi
dan akhirnya terinternalisasi
dalam masyarakat, sehingga
nilai-nilai budaya luhur
bangsa tetap terpelihara
dengan baik.
5. Fungsi Ekonomi:
keberlangsungan tradisi
sedekah laut ternyata
mempunyai fungsi ekonomi
bagi mayarakat luas. Secara
umum penyelenggaraan
tradisi sedekah laut hampir
sama dengan
penyelenggaraan kegiatan-
kegiatan lain yang
melibatkan banyak orang,
mendatangkan kerumunan
massa dan menggabungkan
berbagai unsur produksi
sentra masyarakat. Secara
ekonomi tradisi sedekah laut
juga bermanfaat bagi
Perusahaan- perusahaan
untuk mempromosikan
produk lama maupun produk
barunya. Mereka membuka
stand-stand promosi dan
penjualan di area tempat
pelaksanaan sedekah laut
bahkan ada beberapa
perusahaan yang menjadi
sponsor.
Tradisi sedekah laut
dilaksanakan setiap tahun pada awal
tahun dalam perhitungan Jawa yaitu
bulan Sura pada tanggal 1. Tempat
pelaksanaan sedekah laut di kongsi
lama atau tempat pelelangan ikan di
kampung nelayan yaitu di pesisir
Juwana, kabupaten Pati Jawa
Tengah.
Benda-benda yang digunakan
untuk tradisi sedekah laut berupa
sesaji aneka rupa yang sudah
ditentukan jenis dan bentuknya
secara turun temurun. Pelaku
kegiatan sedekah laut yaitu semua
pemilik perahu atau kapal. Di tengah
laut sesaji dibuang ke air dengan
harapan dapat diterima sebagai bukti
rasa syukur nelayan terhadap
penguasa alam atas rejeki yang telah
dilimpahkan kepada masyarakat
6. Juwana Seiring perkembangan
jaman dan perubahan kehidupan
sosial masyarakat tradisi sedekah
laut mengalami perkembangan
bentuk dan fungsi.
Perubahan bentuk tradisi
sedekah laut dalam bentuk
penyelenggaraannya yaitu penentuan
Waktu dan Tempat Tradisi Sedekah
Laut. Tradisi sedekah laut pada saat
sekarang dilaksanakan masih pada
bulan Sura atau awal tahun baru
Islam tetapi tanggal pelaksanaannya
sudah mengalami perubahan, tidak
selalu 1 Sura yang penting masih di
bulan Sura. Adapun tempat
pelaksanaan larungan sesaji tradisi
sedekah laut juga mengalami
perubahan yaitu di daratan tepatnya
di tepi pantai dengan pemikiran
setelah didoakan akan diperebutkan
serta dimakan oleh orang – orang
yang menyaksikan sedekah laut.
Secara realistis dapat
diterima akal bahwa memanfaatkan
benda-benda yang digunakan
sebagai ubarampe sesaji lebih
mengarah kepada perbuatan arti
sodaqoh yang sebenarnya. Alasan
kedua pelarungan sesaji ke laut yang
berlebihan dapat menyebabkan
pencemaran laut dan mengotori
lautan. Semua sesaji yang semula
dibuang ke laut sekarang berubah
hanya satu sesaji pokok (sajen
gedhe) saja. Sajen gedhe adalah
sesaji yang dibuat bersama-sama
warga masyarakat dan menjadi
simbol dari sedekah sebagai
persembahan masyarakat Juwana
Masya-rakat mengambil hikmah dari
kegiatan ritual sedekah laut sebagai
salah satu bentuk manifestasi rasa
syukur kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
Permohonan yang tulus
diwujudkan dengan rasa keikhlasan
penderma ketika membelanjakan
syarat ubarampe atau pernik-pernik
aneka sajen tanpa merasa keberatan
atau terbebani. Setelah didoakan
sesaji wajib dibagi-bagikan atau
dimakan bersamasama. Peristiwa ini
mewujudkan rasa ikhlas untuk
bersedekah. Slametan yang diadakan
malam hari sebelum tradisi sedekah
laut, dilakukan setelah sholat
magrib, pelaksanaan slametan di
tepi pantai Juwana.
Penyelenggaraan pengajian
merupakan perkembangan dari
perubahan kehidupan religi
masyarakat Juwana yang sebagian
besar beragama Islam. Perubahan
pengetahuan tentang agama bagi
mayarakat mendorong kesadaran
bahwa dalam kegiatan tradisi
sedekah laut penyelenggaraan
pengajian sangat diper-lukan.
Perubahan dalam acara pendukung
tradisi sedekah laut inilah yang
merupakan bagian dari perubahan
sosial budaya masyarakat Juwana.
Kegiatan lain dalam tradisi sedekah
laut yaitu lomba dayung. Lomba
dayung dilaksanakan dengan tujuan
untuk memper-erat solidaritas dan
kerjasama antar nelayan khususnya
yang masih muda.
Proses kegiatan sedekah laut
merupakan ritual yang di dalamnya
terdapat tingkah laku religius aktif,
ucapan doa-doa tertentu dan
melakukan korban diyakini
mempunyai kekuatan yang dapat
menghasilkan energi baru bagi
aktivitas masyarakat nelayan.
Sedekah laut masih diyakini
masyarakat Juwana. Sebagai media
“ibadat” yang berhubungan dengan
keselamatan hidup, kemakmuran dan
kesejahteraan. Semakin banyak
benda-benda yang disedekahkan
menunjukkan keberkahan yang akan
diterima pemberi sedekah di masa
yang akan datang.
Semakin banyak orang yang
berebut sesaji sedekah diyakini
membawa berkah bagi pemberi
sedekah. Sikap dan pola pikir inilah
yang sebenarnya menjadikan
masyarakat mempunyai mental
solidaritas tinggi, meningkatkan
kepedulian terhadap sesama
sehingga mereka tidak merasa rugi
memberikan sedekah kepada orang
lain. Pada masa lalu tradisi sedekah
laut lebih berfungsi sebagai sarana
atau media mengkomunikasikan diri
dengan alam dan penghuni alam
7. gaib atau roh-roh nenek moyang .
Sedekah laut berfungsi untuk
menjaga kehidupan para nelayan
demi demi keselamatan hidup serta
kemakmuran.
KESIMPULAN DAN SARAN
Tradisi sedekah laut telah
mengalami perubahan bentuk
dengan perkembangan pelaksanaan
sedekah laut berupa perubahan
bentuk kegiatan atau acara inti
berupa pelarungan sesaji dan
pergelaran wayang golek
berkembang dengan penambahan
beberapa bentuk kegiatan
pendukung tradisi sedekah laut.
Perubahan ini terjadi karena
dipengaruhi oleh faktor-faktor
perkembangan sosial dan
perkembangan budaya masyarakat
Wonokerto yang membentuk
kreativitas budaya dalam tradisi
sedekah laut. Masyarakat desa
Wonokerto berusaha
mempertahankan, memperbaiki dan
membaharui baik motivasi individu-
individu maupun pola-pola budaya
dengan menciptakan dan
mempertahankan tradisi sedekah laut
kemudian menyelaraskan dengan
perkembangan jaman. Pola pikir
masyarakat yang semakin
berkembang ternyata mendorong
terjadinya perkembangan dalam
bentuk tradisi sedekah laut.
Perubahan bentuk tradisi sedekah
laut ternyata mempunyai pengaruh
terhadap fungsi budaya bagi
masyarakat desa Wonokerto.
Perkembangan fungsi
sedekah laut yaitu dari fungsi ritual
berkembang menjadi fungsi sekuler.
Perubahan bentuk dan fungsi tradisi
sedekah laut mempunyai peranan
atau implikasi bagi pendidikan
masyarakat desa Wonokerto.
Peranan tradisi sedekah laut ternyata
membantu dalam pendidikan
nilainilai luhur sebagai warisan
nenek moyang diantaranya toleransi,
kerjasama dan kegotongroyongan,
serta demokrasi. Pendidikan spiritual
keagamaan juga terbina da lam
beberapa kegiatan ritual sedekah
laut. Sedekah laut juga mempunyai
peranan dalam pendidikan etos kerja
terbukti dengan peningkatan
semangat kerja para nelayan dalam
upaya meningkatkan hasil jimpitan
untuk mendukung keberhasilan
penyelenggaraan sedekah laut.
Pendidikan pelestarian budaya bagi
masyarakat semakin tertanam
dengan upaya-upaya yang dilakukan
masyarakat dalam mempertahankan
dan mengembangkan tradisi sedekah
laut. Peranan sedekah laut bagi
pendidikan masyarakat lainnya yaitu
pendidikan pelestarian lingkungan
alam. Perubahan tradisi sedekah laut
dipengaruhi oleh perubahan sosial
budaya masyarakat yaitu perubahan
sistem ilmu pengetahuan dan
pendidikan, sistem perekonomian,
dan sistem teknologi.
Disarankan agar bentuk asli
dari tradisi sedekah laut masih tetap
dipertahankan meskipun telah
mengalami perkembangan dan
perubahan pendukungnya serta
berfungsi untuk kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat. Proses
pewarisan tradisi sedekah laut
kepada generasi penerus diharapkan
tidak hanya bentuknya semata tetapi
juga makna-makna simbol serta
makna-makna tersirat di dalamnya.
Bagi pemerintah daerah Pekalongan
dapat memberI kontribusi bagi
perkembangan tradisi sedekah laut.
Bagi dinas pariwisata diharapkan
dapat menjadikan tradisi sedekah
laut sebagai agenda
8. DAFTAR PUSTAKA
Ariyanti, Rhisma Tri (2018) Eksistensi
Tradisi Sedekah Laut Masyarakat Pesisir
Juwana, Kabupaten Pati Jawa Tengah.
Sarjana thesis, Universitas Brawijaya.
Sofia Nurul Fitriani (2019) Sistem
Kepercayaan Masyarakat Pesisir Pada
Tradisi Sedekah Laut. Universitas Negeri
Semarang.
Ramadani, R.G. 2018. “Islam Dalam
Tradisi Sedekah Laut Di Desa
Karangbenda Kecamatan Adipala
Kabupaten Cilacap”. Skripsi, Universitas
Institut Agama Islam Negeri Purwokerti
Maelan, Endra. 2013. Fungsi Ritual
Sedekah Laut Bagi Masyarakat Nelayan
Pantai Gesing Gunung Kidul. Yogyakarta:
Skripsi UIN Kalijaga.