SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Download to read offline
Menjaga Kelestarian..... 71
(Rahcmad Munazir)
MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN MARITIM
PESISIR YANG BERKELANJUTAN DI KABUPATEN PIDIE
DENGAN PENDEKATAN ADAT LAOT
Rahcmad Munazir 1)
, Zulfan Yusuf 2)
, Mujiburrahman3)
, Muhammad Nur4)
1,2,3,4)
Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Serambi Mekkah
email : munazir.rm@gmail.com, zulfanyusuf49@yahoo.com, mujiburrahmanmuji@gmail.com,
mnur_kemala@yahoo.com
Abstract: This research is a study that focus on local wisdom aspect as the force behind the sustainable
development, whether development in economic, social, culture, education and other aspects. The scope
of this research problem is coastal development based on the local coastal wisdom itself. Where wisdom
is positioned as a potential for environmentally friendly and sustainable development. So this study
looks at how the strategy of Panglima Laot as an institution of adat laot or local wisdom which is a
maritime cultural heritage that developed in Aceh coast in maintaining sustainable coastal
environment. This research was conducted in Pidie District of Aceh Province, where Pidie District is
one of the coastal regency in Aceh. By borders, the North side of the regency is bounded by the Malacca
Strait, South by West Aceh and Aceh Jaya Regencies, the East with Pidie Jaya Regency and the West is
bounded by the Regency of Aceh Besar. This research uses qualitative research methods. In addition,
the study also uses a multi-disciplinary approach. The approach used in this research is the approach
of sociology, anthropology and history. The existence of three disciplinary approaches, can provide a
comprehensive description of Panglima Laot, so that the researchers can build concepts in answering
research problems. The results of this study indicates that, Panglima Laot as chief of adat (custom) has
its own role in regulating fishermen as coastal custom communities. The existence of Panglima Laot is
strategic enough in limiting the behavior of fishing communities, especially behavior that can damage
the coastal environment. To curb such behavior, the Panglima Laot undertook by customary approach
as a strategy in preventing the destruction to the coastal environment caused by the behavior of
fishermen. The customary approach strategy used by panglima laot as adat leader in encouraging
sustainable coastal maritime conservation in Pidie District.
Keywords : strategy, panglima laot, maritime environment, sustainable
Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian yang melihat aspek kearifan lokal sebagai modal dalam
pembangunan yang berkelanjutan, baik pembangunan dari aspek ekonomi, sosial, budaya, pendidikan
dan aspek lainnya. Fokus persoalan penelitian ini adalah pembangunan pesisir yang berlandaskan pada
kearifan lokal pesisir itu sendiri. Di mana kearifan diposisikan sebagai potensi pembangunan yang
ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sehingga penelitian ini melihat bagaimana strategi panglima laot
sebagai lembaga adat laot atau kearifan lokal yang merupakan warisan budaya maritim yang
berkembang di pesisir Aceh dalam mewujudkan pesisir yang lestari dan berkelanjutan. Penelitain ini
dilakukan di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh, di mana Kabupaten Pidie merupakan salah satu kabupten
pesisir yang ada di Aceh. Secara batas wilayah, Sebelah Utara kabupaten ini berbatas dengan Selat
Malaka, Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Jaya, sebelah Timur dengan
Kabupaten Pidie Jaya dan sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini
mengunakan metode penelitian kualitatif. Di samping itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan
multi disiplin ilmu. Pedekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi,
antropologi dan sejarah. Adanya pendekatan tiga disiplin ilmu tersebut, dapat memberikan gambaran
yang menyeluruh terhadap panglima laot, sehingga dapat terbangun konsep oleh peneliti dalam
menjawab masalah penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, panglima laot sebagai
ketua adat memiliki peran tersendiri dalam mengatur nelayan sebagai masyarakat adat pesisir.
Keberadaan panglima laot cukup strategis dalam membatasi perilaku masyarakat nelayan, khususnya
perilaku yang merusak lingkungan pesisir. Untuk membatasi perilaku tersebut, panglima laot
Jurnal Humaniora, 1(2), 71-78
Oktober 2017
http://jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora
Jurnal Humaniora, 1(2), 71-78
Oktober 2017
http://jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora
72
melakukan dengan pendekatan adat sebagai strategi dalam mencegah kerusakan lingkungan pesisir
yang disebabkan oleh perilaku nelayan. Strategi pendekatan adat tersebut yang digunakan panglima laot
sebagai pemimpin adat dalam mendorong kelestarian lingkungan maritim pesisir yang berkelanjutan di
Kabupaten Pidie.
Kata kunci : strategi, panglima laot, lingkungan maritime, lestari.
Secara geografis, sebagian besar
kabupaten/kota yang berada di Aceh terletak di
pinggir laut, atau berbatas langsung dengan laut.
Keadaan geografis tersebut mendorong sebagian
masyarakat Aceh bertempat tinggal atau bermukim
di pesisir pantai dan bermata pencaharian sebagai
nelayan. Kondisi ini tentunya akan membuat
masyarakat saling berinteraksi, baik dengan
sesamanya maupun dengan alam, sehingga
melahirkan budaya dan kearifan lokal
(Mujiburrahaman, 2015:1). Kearifan lokal (local
wisdom) sendiri dalam kamus terdiri dari dua kata:
kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus
Inggris Indonesia, local berarti setempat,
sedangkan wisdom (kearifan) sama dengan
kebijaksanaan. Secara umum maka local wisdom
(kearifan setempat) dapat dipahami sebagai
gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat
bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang
tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya.
Dalam antropologi, kearifan lokal dikenal sebagai
local genus. Menurutu Gobyah, kearifan lokal
(local genius) adalah kebenaran yang telah
mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Dalam
masyarakat pesisir Aceh dikenal adanya pemimpin
adat masyarakat nelayan yang disebut dengan
lembaga adat panglima laot. Ini merupakan
lembaga adat yang menjalankan kearifan lokal
masyarakat pesisir yang dimiliki oleh masyarakat
Aceh. Soerjono Soekanto (1987: 154) menyatakan
bahwa masyarakat adalah orang yang hidup
bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan
demikian tidak ada masyarakat yang tidak
memiliki kebudayaan dan sebaliknya tidak ada
kebudayaan tanpa masyarakat sebagai bingkai dari
potret budaya tersebut. Panglima laot sebagai
warisan budaya maritim, tentu sudah mengakar
dalam kehidupan masyarakat Aceh yang mengatur
tatalaksana kehidupan nelayan dalam berinteraksi
sebagai nelayan yang menggantungkan hidupnya
pada laut.
Panglima laot sudah ada sejak zaman
Kerajaan Samudra Pasai pada abad ke 14,
kemudian dipertegas oleh Sultan Iskandar Muda
(1607-1636). Pada saat itu posisi panglima laot
adalah perpanjangan tangan sultan dalam rangka
mengerjakan dua tugas utama, yaitu memungut
cukai dari kapal-kapal dagang yang berlabuh di
pelabuhan dan memobilisasi rakyat untuk
kepentingan perang (Adli dkk 2006: 7). Menurut
A.M. Djuliati Suroyo (2013: 303) Aceh pada masa
Sultan Iskandar Muda pernah mengeluarkan
hukum adat laut, yang khusus mengatur
penangkapan ikan di laut, kaitannya dengan para
nelayan, upah kerja, perahu, peralatan dan lain-
lain. Pejabat yang mengurus semua itu adalah
panglima laot. Dalil yang disebutkan di atas
merupakan bukti panglima laot sudah berjalan
cukup lama dalam kehidupan nelayan Aceh.
Kerifan lokal lembaga adat panglima laot ini
Menjaga Kelestarian..... 73
(Rahcmad Munazir)
merupakan warisan budaya maritim Indonesia
dimana ini adalah salah satu kekayan khasanah
budaya bangsa Indonesia sebagai negara maritim.
Lembaga adat laot sangat menjunjung tinggi
kelestarian alam laut dan pesisir, ini adalah wujud
kearifan yang merupakan ruh dari lembaga adat
panglima laot. Dalam masyarakat yang masih
menjunjung kearifan lokalnya, penghormatan
terhadap alam adalah sesuatu yang amat penting.
Dalam masyarakat tersebut ditemui sejumlah
prinsip dan pola perilaku yang seharusnya.
Menurut Sony Keraf istilah prinsip etika dalam
lingkungan yang harus diperhatikan yakni sikap
hormat pada alam (respect for nature), tanggung
jawab (moral responsibility for nature), solidaritas
kosmis (cosmic solidarity), kasih sayang dan
kepedulian pada alam (care for nature). Manusia
mempunyai tanggung jawab dan kewajiban moral
terhadap alam, dengan perilaku yang berpihak
pada lingkungan, hidup sederhana dan selaras
dengan alam, dan keadilan (Kamruzzaman
Bustamam-Ahmad dkk, 2010: IX)
Kabupaten Pidie merupakan salah kabupaten
pesisir yang ada di Aceh, tentu juga memiliki
lebaga adat panglima laot yang mengatur
kehidupan pesisir. Jumlah panglima laot lhok yang
dimiliki Kabupaten Pidie berjumlah sembilan
orang, ditambah satu orang panglima laot
kabupaten dimana keseluruhan Kabupaten Pidie
memiliki sepuluh orang panglima laot.
Keberadaan panglima laot di Kabupaten Pidie
sebagai pemuka adat di wilayah laut Kabupaten
Pidie menarik untuk di teliti, salah satu aspek yang
menarik dilihat bagaimana strategi panglima laot
dalam mewujudkan lingkungan yang lestari
sebagai mana wujud ruh dari sebuah kearifan. Di
samping itu, keberadaan panglima laut di Pidie
juga ada mengalami pasang surut, salah satunya
adalah adanya pergeseran nilai dari lembaga adat
itu sendiri sebagai lembaga adat. Seperti yang
terjadi di lhok Kecamatan Kembang Tanjong
Kabupaten Pidie, kala bantuan datang silih berganti
setelah tsunami justru ini menciptakan konflik baru
yang berimbas pada pelaksanaan adat oleh
panglima laot (Mujiburrahman, 2015: 152).
Mengacu pada penjelasan diatas, penelitian
ini dilakukan di Kabupaten Pidie untuk melihat
bagaimana strategi panglima laot Kabupaten Pidie
dalam mewujudkan lingkungan maritim yang
lestari
METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif,
dimana penelitian yang menitik beratkan pada
pengamatan dan wawancara, sehingga peneliti
berusaha untuk mengangkat secara ideografis
berbagai fenomena dan realitas sosial (Gumilar,
2005: 64). Dalam hal ini peneliti akan turun
langsung kelapangan untuk mewawancarai
narasumber yang relevan terhadap penelitian dan
disertai observasi yang seksama. Sedangkan data
sekunder adalah data-data yang didapat dari
sumber bacaan dan berbagai macam sumber
lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku
harian, notulen rapat, sampai dokumen-dokumen
resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data
sekunder juga dapat berupa majalah, koran, buletin
publikasi dari berbagai organisasi, lampiran-
lampiran dari badan-badan resmi seperti
kementrian-kementrian, hasil-hasil studi,tesis, hasil
survey, studi histories, dan sebagainya (Nazar,
2003:45). Setelah data terkumpul, kemudian
Jurnal Humaniora, 1(2), 71-78
Oktober 2017
http://jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora
74
dilanjutkan dengan analisa data dan pembahasan
data untuk mendapatkan hasil dari penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setiap masalah yang berkembang dalam
masyarakat tentunya akan dicarikan solusi oleh
pihak pemangku kepentingan, dalam hal ini oleh
pimpinan masyarakat itu sendiri. Setiap komunitas
masyarakat memiliki pemimpin sendiri, baik yang
diformalkan maupun tidak diformalkan. Di dalam
masyarakat nelayan ada panglima laot yang
menjadi pemimpin adat, salah satu fungsi
pimpinan adalah mengatur segala bentuk tatanan
dalam segala sendi kehidupan. Termasuk masalah
pemeliharaan lingkungan, pemimpin memiliki
kekuasaan dalam mengatur, termasuk mengatur
bagaimana orang harus bersikap yang seharunya
dalam menjaga lingkungan. Panglima laot, salah
satu pimpinan adat yang memiliki kewenangan
adat terhadap nelayan, sehingga dalam menjaga
lingkungan pesisir ada pendekatan adat yang
dilakukan panglima laot dalam menjaga
lingkungan sebagai warisan untuk anak cucu.
a. Kearifan Pesisir
Salah satu kearifan lokal yang ada di Aceh,
adalah panglima laot. Ini merupakan kearifan
pesisir yang sudah berkembang sejak zaman
kerajaan (Mujiburrahman, 2015:5). Panglima laot
merupakan pemimpin adat di dalam masyaralat
nelayan Aceh. Berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun
2000 tentang penyelenggaraan kehidupan adat,
pasal 1 ayat (14) menyebutkan yang dimaksud
dengan panglima laot adalah orang yang
memimpin adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan
yang berlaku di bidang penangkapan ikan dan
penyelesain sengketa. Mengacu pada Undang-
Undang No 11 Tahun 2006, panglima laot sebagai
lembaga adat yang memimpin dan mengatur
hukum adat di bidang laut serta masyarakat
nelayan Aceh. Menurut Mujiburrahaman,
panglima laot merupakan pemimpin adat terhadap
persekutuan masyarakat nelayan serta yang
menjalankan adat laot, hukom adat laot dan hukom
meupayang serta yang mengawasinya
(Mujiburrahman, 2015:21).
Panglima laot sebagai kearifan lokal pesisir
aceh sangat strategis dalam mengatur semua
perilaku masyarakat nelayan, selaku orang
menggantungkan hidupnya terhadap laut.
Keberadaan laut tentu tidak bisa dipisahkan
dengan nelayan, dimana panglima laot juga
sesuatu yang inheren terhadap laut dan nelayan di
Aceh. Kearifan pesisir ini merupakan keayaan
budaya maritim yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia sebagai Negara maritim. Panglima laot
memiliki wilayah kekuasaan adat yang meliputi.
Sepanjang bineh pasie (tepi pantai). Dari arah darat
dimulai dari titik terakhir ombak laut pecah atau
tempat tumbuhnya tanaman tapak guda (sejenis
tanaman menjalar, yang daunnya mirip tapak kaki
kuda) hingga ke laut lepas dalam jangkauan
masyarakat adat setempat (Syarif, 2003:36-37).
Setiap panglima laot memiliki wilayah kerja di
setiap kuala, di mana kuala tersebut menjadi
tempat berlabuh parahu nelayan. Panglima laot ini
lazim dikenal dengan nama panglima laot lhok,
sedangkan panglima laot kabupaten berkerja
sesuai dengan wilayah kabupaten, hingga
panglima laot provinsi yang meliputi wilayah kerja
provinsi pula (Muji, 2015:7). Panglima laot
sebagai ketua adat, atau pemimpin adat untuk
Menjaga Kelestarian..... 75
(Rahcmad Munazir)
masyarakat nelayan, tentu panglima laot memiliki
peran yang besar dalam keberlangsungan proses
interaksi sosial di dalam masyarakat nelayan.
secara umum ada empat peranan panglima laot
dalam masyarakat nelayan. Peran tersebut adalah
peran pada tatanan adat laot, hukom adat laot,
hukom meupayang dan menyelesaikan sengketa.
Mengacu pada monografi perikanan Daerah
Istimewa Aceh (Anonim, 1973: 102) paling tidak
ada empat tugas utama panglima laot. Adapun
tugas-tugasnya sebagai berikut:
1. Mengawasi dan memelihara hukum adat laut.
2. Mengatur tatacara penangkapan ikan.
3. Menyelesaikan berbagai pertikaian yang
terjadi dalam hubungannya dengan
penangkapan ikan di laut.
4. Menyelenggarakan upacara adat laut,
menangani kecelakaan di laut, gotong royong
dan masalah sosial lainnya.
Dalam buku pegangan adat tgk imum
menasah menyebutkan bahwa, Panglima laot
adalah orang yang memimpin adat istiadat atau
kebiasaan yang berlaku di bidang penangkapan
ikan di laut. Selain itu lembaga ini juga bertugas
mengatur tempat/areal penangkapan ikan,
penambatan perahu dan menyelesaikan sengketa
bagi hasil. Kekuasaan panglima laot hanya berlaku
di wilayah laut meliputi semua aspek kehidupan di
laut. Tugas panglimat laot tidak hanya sekedar
melakukan pengaturan tetapi juga memberikan
sanksi (M. Saleh, 2007: 16).
b. Strategi Panglima Laot Dalam
Mewujudkan Lingkangan Maritime Yang
Lestari
Strategi berasal dari kata Strategos dalam
bahasa Yunani merupakan gabungan dari Stratos
atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi
mempunyai dasar atau skema untuk mencapai
sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi
merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut
Marrus (2002: 31) strategi didefinisikan sebagai
suatu proses penentuan rencana para pemimpin
puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang
organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau
upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat
dicapai.
Dalam mewujudkan lingkungan yang lestari,
panglima laot memiliki strategi khusus yang
diterapakan. Startegi ini merupakan upaya yang
dilakukan oleh panglima laot lhok yang ada di
kawasan pidie dalam mewujudkan kelestarian
alam di wilayah maritim pidie. Hukum adat
merupakan hukum yang menjunjung tinggi
terhadap alam. Secara rinci, hukum adat yang ada
di pesisir aceh yang merupakan nialai kearfian
masyarakat nelayan dapat dibagi menjadi beberapa
bagian. Adat istiadat kenelayanan atau adat laot
yang dimiliki oleh masyarakat Aceh secara umum
dapat dibagi menjadi tiga, yang pertama adat laot,
kedua hukum adat, ketiga hukom meupayang
(Mujiburrahman, 2015:74). Dalam menjalankan
adat tersebut dibutuhkan hukum adat yang
kemudian dapat menjatuhkan hukum adat terhadap
yang melangar adat. Menurut Adli Abdullah
pelaksanaan adat laot dapat disederhanakan paling
tidak menjadi tiga hal, yaitu: pertama pengaturan
alat tangkap dan wilayah, kedua masalah
pelaksanaan sosial, ketiga masalah aturan dan
pelarangan yang disertai sanksi (Adli, 2006:62).
Ketiga komponen adat tersebutlah yang menjadi
Jurnal Humaniora, 1(2), 71-78
Oktober 2017
http://jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora
76
niali-nilai utama dalam mewujudkan lingkungan
lestari oleh panglima laot sebgai strategi dalam
pencapaian solusi.
Menurut Mujiburrahman, panglima laot
memiliki peran yang besar dalam masyarakat
nelayan, sekurang kurangnya ada empat peran
yang dimainkan oleh panglima laot. Keempat
peran tersebut, diantaranya adalah
(Mujiburrahman: 2015: 114-151):
1. Peranan Panglima laot dalam
Menjalankan Adat Laot
2. Peranan Panglima laot dalam
Menjalankan Hukom Adat Laot.
3. Peranan Panglima laot dalam
Menjalanakan Hukom Meupayang
4. Peranan Panglima laot dalam
Menyelesaikan Sengketa Adat
Keempat aspek peranan tersebut merupakan
peran strategis turun-temurun yang dimainkan oleh
panglima laot dalam mewujudkan kelestarian
lingkungan. Hukum adat diperlukan untuk
membatasi perilaku, dalam hal ini perilaku nelayan
yang secara langsung berhubungan dengan laut.
Sebagaimana diketahui, bahwa kerusakan alam
laut sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia
yang tidak memberi rasa hormat kedapa alam. Di
sisi lain, hukum adat juga ikut mengisi kekosongan
hukum positif. Ini dapat dilihat bahwa, hukum adat
tetap berlaku dalam kehidupan masyarakat.
Soerjono mengemukan ada empat alasan kenapa
fenomena hukum adat terus bergulir.
1. Hukum adat pasti ada, hukum tertulis tidak
akan mungkin mengatur seluruh kepentingan
masyarakat dan warganya secara proposional.
2. Pada masyarakat yang sedang mengalami
perubahan sosial yang relatif cepat tetapi
terarah, peranan hukum adat lebih menonjol
dari pada hukum tertulis.
3. Di dalam kebudayaan majemuk seperti
Negara kita Indonesia, eksistensi
kebudayaan-kebudayaan khusus (Sub
Culture) tidak mungkin diabaikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.
4. Pola-pola dalam hukum adat dapat
dipergunakan untuk melembagakan hukum
tertulis (Adli, 2006: 24).
Penegakan hukum adat laot, adat laot dan
hukum mepayang merupakan langkah strategis
adat, dan ini menjadi hal yang sangat berpengaruh
dalam kehidupan masyarakat nelayan dalam
mewujudkan lingkungan yang lestari. Ketiga
instrumentasi adat tersebut merupakan alat yang
sangat efektif untuk menjaga keseimbangan alam
yang lestari.
1. Adat laot
Adat laot merupakan sesuatu yang sudah
belangsung secara turun temurun dan terus
menerus sebagai komponen adat yang tidak bisa
dipisahkan dari kehidupan masyarakat nelayan.
Keberadaan adat laot ini merupakan strategi yang
sangat potensial untuk dapat digunakan dalam
membatasi perilaku para nelayan dalam bertindak
yang berisiko dalam pengrusakan lingkungan
pesisir maritim. Ada empat unsur adat laot yang
dijalankan oleh panglima laot yaitu, adat khanduri
laot, adat sosial, adat pemeliharaan lingkungan dan
adat barang hanyut (Muji, 2015:114). Unsur-unsur
tersebut cukup berperan dalam mewujudkan
kondisi pesisir maritime yang lestari. Menurut
Menjaga Kelestarian..... 77
(Rahcmad Munazir)
panglima laot Kabupaten Pidie, adat laot salah satu
jalan yang adil untuk semua pihak dalam
mengintervensi para nelayan selaku orang yang
menyatu dengan laut dalam bertindak supaya
menjaga kelstarian alam, dan keseimbangannya.
2. Hukom adat laot
Hukom adat laot merupakan pantang laot
pada hari-hari yang telah ditentukan. Ada beberapa
hari yang telah dipantangkan untuk melaut dalam
hukom adat laut Aceh. Pertama pantang melaut
bagi nelayan selama satu hari, yaitu pada hari
Jumat, terhitung sejak tenggelamnya matahari pada
hari Kamis sampai tenggelam matahari pada hari
Jumat. Kedua, pantang melaut selama tiga hari
setelah tiga hari khanduri laot, dihitung sejak
keluar matahari khaduri laot hingga tenggelam
matahari pada hari ketiga. Ketiga, pantang melaut
pada Hari Raya Idul Fitri. Pantangan ini berlaku
selama tiga hari dihitung sejak tenggelam matahari
pada hari megang hingga terbenam matahari pada
hari kedua Idul Fitri. Keempat, pantang melaut
pada Hari Raya Idul Adha selama tiga hari
dihitung sejak tenggelam matahari pada hari
megang hingga tenggelam matahari pada hari
ketiga Idul Adha. Kelima, pantang melaut pada
hari kemerdekaan 17 Agustus 1945, terhitung sejak
tenggelam matahari pada tanggal 16 Agustus
sampai dengan tenggelamnya matahari tanggal 17
Agustus. Sejak Aceh dilanda musibah gempa dan
tsunami pada 26 Desember 2004 yang memakan
banyak korban, panglima laot juga melarang
melaut pada tanggal 26 Desember, terhitung sejak
tenggelamnya mata hari pada 25 Desember sampai
tenggelam matahari 26 Desember. Hal itu
dilakukan sebagai penghormatan kepada korban
tsunami dan termasuk para nelayan yang banyak
menjadi korban. Kesemua pantang laot pada hari-
hari yang telah dirincikan di atas merupakan
hukom adat laot yang dijalankan oleh panglima
laot (Muji, 2015:136-137).
3. Hukom meupayang
Hukum meupayang adalah hukum yang
mengatur tatacara atau aturan dalam menangkap
ikan di laut lepas. Karena tak jarang pula dalam
menangkap ikan di laut juga terjadi sengketa.
Hukum meupayang ikut mengatur jarak oprasi
berdasarkan jenis kapal, sampai pembagian hasil.
KESIMPULAN DAN SARAN
Panglima laot dalam mewujudkan
lingkungan yang lestari menggunakan strategi
pendekatan adat, yaitu dengan memaksimalkan
dalam penegakan hukum adat. Adapun aspek
pelaksanaan adat tersbut terletak pada adat laot,
hukom adat laot dan hukom meupayang. Nilai-
nilai kearifan yang berkembang dan sudah
mengakar di pesisir tersebut merupakan strategi
yang dimiliki panglima laot dalam mewujudkan
lingkungan pesisir yang lestari.
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M. Adli, et al., (2006) Selama
kearifan adalah kekayaan: Eksitensi
Panglima Laot di Aceh”. Banda Aceh:
Lembaga Hukom Adat Laot Aceh dan
Yayasan KEHATI. Hal 7.
Bustamam-Ahmad, Kamaruzzaman, et, al.,
(2010). Kearifan Lokal di Laut Aceh.
Banda Aceh: Center Study of Sea
Customery law and Fisheries Policy
Jurnal Humaniora, 1(2), 71-78
Oktober 2017
http://jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora
78
Syiah Kuala University and Syiah Kuala
University Press. Hal IX
Dinas Perikanan Aceh. (1973). Monografi
perikanan Daerah Istimewa Aceh.
Banda Aceh: Dinas Perikanan Aceh.
Gumilar, Rusliwa Somantri. (2005).
Memahami Metode Kualitatif. Jurnal
Makara, Sosial Humaniora, 9(2), 64.
Mujiburrahaman. (2015). Perkembangan
Panglima Laôt Dan Peranannya Dalam
Kehidupan Masyarakat Nelayan Di
Kecamatan Kembang Tanjong
Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh (1990-
2007). Tesis Pada Jurusan Ilmu Sejarah
Pasca Sarjana Universitas Diponegoro,
Semarang.
Suhaidy, M. Saleh. (2007). Buku Pegangan
Teungku Imeum Meunasah. Banda Aceh:
Dinas Syari'at Islam Provinsi NAD. Hal
16.
Soekanto, Soeryono. (1987). Memperkenalkan
Sosiologi dalam sosiologi suatu
pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Hal.
154
Suroyo, A.M. Djuliati, et al., (2013) Sejarah
Maritim Indonesia 1: Menelusuri Jiwa
Bahari Bangsa Indonesia Hingga Abad
ke 17. Semarang: Jeda. Hal 303.
Syarif, Sanusi M. (2003). Riwang U Laot:
Leun Pukat dan Panglima Laot dalam
Kehidupan Nelayan di Aceh. Banda
Aceh: Yayasan Rumpun Bambu dan
CSSP. Hal 38-37.

More Related Content

Similar to 43-82-1-SM.pdf

05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahariEko Efendi
 
Kontruksi Peran Panglima Laot Lhok Menuju Tatakelola Kawasan Konservasi Perai...
Kontruksi Peran Panglima Laot Lhok Menuju Tatakelola Kawasan Konservasi Perai...Kontruksi Peran Panglima Laot Lhok Menuju Tatakelola Kawasan Konservasi Perai...
Kontruksi Peran Panglima Laot Lhok Menuju Tatakelola Kawasan Konservasi Perai...Zulhamsyah Imran
 
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Mujiyanto -
 
Peran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai RekreasiPeran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai RekreasiFikri Azhari
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
 
Jurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautJurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautAcha Cuah
 
PENDIDIKAN KONSERVASI.pptx
PENDIDIKAN KONSERVASI.pptxPENDIDIKAN KONSERVASI.pptx
PENDIDIKAN KONSERVASI.pptxafriliaws
 
TRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docx
TRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docxTRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docx
TRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docxShefiraNingrum
 
editor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdf
editor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdfeditor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdf
editor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdfsmkyapis4
 
Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-
Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-
Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-Dwiayu Citra Putriani
 
Kebijakan Kelautan.pptx
Kebijakan Kelautan.pptxKebijakan Kelautan.pptx
Kebijakan Kelautan.pptxMuhRifaldhi1
 
Wawasan nusantara ppt.
Wawasan nusantara ppt.Wawasan nusantara ppt.
Wawasan nusantara ppt.MrZedd
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. okasyawalarkan
 
Kajian pengembangan-perikanan-tangkap-di-wilayah-pesisir-kecamatan-tombariri-...
Kajian pengembangan-perikanan-tangkap-di-wilayah-pesisir-kecamatan-tombariri-...Kajian pengembangan-perikanan-tangkap-di-wilayah-pesisir-kecamatan-tombariri-...
Kajian pengembangan-perikanan-tangkap-di-wilayah-pesisir-kecamatan-tombariri-...Operator Warnet Vast Raha
 
Visi Maritim Nusantara
Visi Maritim NusantaraVisi Maritim Nusantara
Visi Maritim NusantaraArya Bima
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Abida Muttaqiena
 

Similar to 43-82-1-SM.pdf (20)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari05 pengembangan pariwisata bahari
05 pengembangan pariwisata bahari
 
Kontruksi Peran Panglima Laot Lhok Menuju Tatakelola Kawasan Konservasi Perai...
Kontruksi Peran Panglima Laot Lhok Menuju Tatakelola Kawasan Konservasi Perai...Kontruksi Peran Panglima Laot Lhok Menuju Tatakelola Kawasan Konservasi Perai...
Kontruksi Peran Panglima Laot Lhok Menuju Tatakelola Kawasan Konservasi Perai...
 
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
Marine and Coastal Protected Areas (MCPAs) : (a chance to save indonesian mar...
 
Peran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai RekreasiPeran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai Rekreasi
 
Kelompok 4 teori pembangunan
Kelompok 4 teori pembangunanKelompok 4 teori pembangunan
Kelompok 4 teori pembangunan
 
Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1Pikp module11- manaj perikanan1
Pikp module11- manaj perikanan1
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
 
Jurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautJurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan Laut
 
Poros Maritim vs Kebudayaan Maritim
Poros Maritim vs Kebudayaan MaritimPoros Maritim vs Kebudayaan Maritim
Poros Maritim vs Kebudayaan Maritim
 
PENDIDIKAN KONSERVASI.pptx
PENDIDIKAN KONSERVASI.pptxPENDIDIKAN KONSERVASI.pptx
PENDIDIKAN KONSERVASI.pptx
 
TRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docx
TRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docxTRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docx
TRADISI SEDEKAH LAUT KABUPATEN PATI.docx
 
editor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdf
editor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdfeditor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdf
editor_dppm,+2661-7531-1-CE.pdf
 
Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-
Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-
Pendidikan Kewarganegaraan -Wawasan Nusantara-
 
Kebijakan Kelautan.pptx
Kebijakan Kelautan.pptxKebijakan Kelautan.pptx
Kebijakan Kelautan.pptx
 
Wawasan nusantara ppt.
Wawasan nusantara ppt.Wawasan nusantara ppt.
Wawasan nusantara ppt.
 
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
(10 22) pojok riset, asosiasi ikan target. ok
 
Kajian pengembangan-perikanan-tangkap-di-wilayah-pesisir-kecamatan-tombariri-...
Kajian pengembangan-perikanan-tangkap-di-wilayah-pesisir-kecamatan-tombariri-...Kajian pengembangan-perikanan-tangkap-di-wilayah-pesisir-kecamatan-tombariri-...
Kajian pengembangan-perikanan-tangkap-di-wilayah-pesisir-kecamatan-tombariri-...
 
Visi Maritim Nusantara
Visi Maritim NusantaraVisi Maritim Nusantara
Visi Maritim Nusantara
 
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
Strategi Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Secara...
 

Recently uploaded

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaAndreRangga1
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxIvvatulAini
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKgamelamalaal
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfKartiniIndasari
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAppgauliananda03
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 

Recently uploaded (20)

Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 

43-82-1-SM.pdf

  • 1. Menjaga Kelestarian..... 71 (Rahcmad Munazir) MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN MARITIM PESISIR YANG BERKELANJUTAN DI KABUPATEN PIDIE DENGAN PENDEKATAN ADAT LAOT Rahcmad Munazir 1) , Zulfan Yusuf 2) , Mujiburrahman3) , Muhammad Nur4) 1,2,3,4) Program Studi Pendidikan Sejarah, FKIP Universitas Serambi Mekkah email : munazir.rm@gmail.com, zulfanyusuf49@yahoo.com, mujiburrahmanmuji@gmail.com, mnur_kemala@yahoo.com Abstract: This research is a study that focus on local wisdom aspect as the force behind the sustainable development, whether development in economic, social, culture, education and other aspects. The scope of this research problem is coastal development based on the local coastal wisdom itself. Where wisdom is positioned as a potential for environmentally friendly and sustainable development. So this study looks at how the strategy of Panglima Laot as an institution of adat laot or local wisdom which is a maritime cultural heritage that developed in Aceh coast in maintaining sustainable coastal environment. This research was conducted in Pidie District of Aceh Province, where Pidie District is one of the coastal regency in Aceh. By borders, the North side of the regency is bounded by the Malacca Strait, South by West Aceh and Aceh Jaya Regencies, the East with Pidie Jaya Regency and the West is bounded by the Regency of Aceh Besar. This research uses qualitative research methods. In addition, the study also uses a multi-disciplinary approach. The approach used in this research is the approach of sociology, anthropology and history. The existence of three disciplinary approaches, can provide a comprehensive description of Panglima Laot, so that the researchers can build concepts in answering research problems. The results of this study indicates that, Panglima Laot as chief of adat (custom) has its own role in regulating fishermen as coastal custom communities. The existence of Panglima Laot is strategic enough in limiting the behavior of fishing communities, especially behavior that can damage the coastal environment. To curb such behavior, the Panglima Laot undertook by customary approach as a strategy in preventing the destruction to the coastal environment caused by the behavior of fishermen. The customary approach strategy used by panglima laot as adat leader in encouraging sustainable coastal maritime conservation in Pidie District. Keywords : strategy, panglima laot, maritime environment, sustainable Abstrak: Penelitian ini merupakan penelitian yang melihat aspek kearifan lokal sebagai modal dalam pembangunan yang berkelanjutan, baik pembangunan dari aspek ekonomi, sosial, budaya, pendidikan dan aspek lainnya. Fokus persoalan penelitian ini adalah pembangunan pesisir yang berlandaskan pada kearifan lokal pesisir itu sendiri. Di mana kearifan diposisikan sebagai potensi pembangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Sehingga penelitian ini melihat bagaimana strategi panglima laot sebagai lembaga adat laot atau kearifan lokal yang merupakan warisan budaya maritim yang berkembang di pesisir Aceh dalam mewujudkan pesisir yang lestari dan berkelanjutan. Penelitain ini dilakukan di Kabupaten Pidie Provinsi Aceh, di mana Kabupaten Pidie merupakan salah satu kabupten pesisir yang ada di Aceh. Secara batas wilayah, Sebelah Utara kabupaten ini berbatas dengan Selat Malaka, Sebelah Selatan dengan Kabupaten Aceh Barat dan Aceh Jaya, sebelah Timur dengan Kabupaten Pidie Jaya dan sebelah Barat berbatas dengan Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kualitatif. Di samping itu, penelitian ini juga menggunakan pendekatan multi disiplin ilmu. Pedekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan sosiologi, antropologi dan sejarah. Adanya pendekatan tiga disiplin ilmu tersebut, dapat memberikan gambaran yang menyeluruh terhadap panglima laot, sehingga dapat terbangun konsep oleh peneliti dalam menjawab masalah penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa, panglima laot sebagai ketua adat memiliki peran tersendiri dalam mengatur nelayan sebagai masyarakat adat pesisir. Keberadaan panglima laot cukup strategis dalam membatasi perilaku masyarakat nelayan, khususnya perilaku yang merusak lingkungan pesisir. Untuk membatasi perilaku tersebut, panglima laot Jurnal Humaniora, 1(2), 71-78 Oktober 2017 http://jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora
  • 2. Jurnal Humaniora, 1(2), 71-78 Oktober 2017 http://jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora 72 melakukan dengan pendekatan adat sebagai strategi dalam mencegah kerusakan lingkungan pesisir yang disebabkan oleh perilaku nelayan. Strategi pendekatan adat tersebut yang digunakan panglima laot sebagai pemimpin adat dalam mendorong kelestarian lingkungan maritim pesisir yang berkelanjutan di Kabupaten Pidie. Kata kunci : strategi, panglima laot, lingkungan maritime, lestari. Secara geografis, sebagian besar kabupaten/kota yang berada di Aceh terletak di pinggir laut, atau berbatas langsung dengan laut. Keadaan geografis tersebut mendorong sebagian masyarakat Aceh bertempat tinggal atau bermukim di pesisir pantai dan bermata pencaharian sebagai nelayan. Kondisi ini tentunya akan membuat masyarakat saling berinteraksi, baik dengan sesamanya maupun dengan alam, sehingga melahirkan budaya dan kearifan lokal (Mujiburrahaman, 2015:1). Kearifan lokal (local wisdom) sendiri dalam kamus terdiri dari dua kata: kearifan (wisdom) dan lokal (local). Dalam Kamus Inggris Indonesia, local berarti setempat, sedangkan wisdom (kearifan) sama dengan kebijaksanaan. Secara umum maka local wisdom (kearifan setempat) dapat dipahami sebagai gagasan-gagasan setempat (local) yang bersifat bijaksana, penuh kearifan, bernilai baik, yang tertanam dan diikuti oleh anggota masyarakatnya. Dalam antropologi, kearifan lokal dikenal sebagai local genus. Menurutu Gobyah, kearifan lokal (local genius) adalah kebenaran yang telah mentradisi atau ajeg dalam suatu daerah. Dalam masyarakat pesisir Aceh dikenal adanya pemimpin adat masyarakat nelayan yang disebut dengan lembaga adat panglima laot. Ini merupakan lembaga adat yang menjalankan kearifan lokal masyarakat pesisir yang dimiliki oleh masyarakat Aceh. Soerjono Soekanto (1987: 154) menyatakan bahwa masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai bingkai dari potret budaya tersebut. Panglima laot sebagai warisan budaya maritim, tentu sudah mengakar dalam kehidupan masyarakat Aceh yang mengatur tatalaksana kehidupan nelayan dalam berinteraksi sebagai nelayan yang menggantungkan hidupnya pada laut. Panglima laot sudah ada sejak zaman Kerajaan Samudra Pasai pada abad ke 14, kemudian dipertegas oleh Sultan Iskandar Muda (1607-1636). Pada saat itu posisi panglima laot adalah perpanjangan tangan sultan dalam rangka mengerjakan dua tugas utama, yaitu memungut cukai dari kapal-kapal dagang yang berlabuh di pelabuhan dan memobilisasi rakyat untuk kepentingan perang (Adli dkk 2006: 7). Menurut A.M. Djuliati Suroyo (2013: 303) Aceh pada masa Sultan Iskandar Muda pernah mengeluarkan hukum adat laut, yang khusus mengatur penangkapan ikan di laut, kaitannya dengan para nelayan, upah kerja, perahu, peralatan dan lain- lain. Pejabat yang mengurus semua itu adalah panglima laot. Dalil yang disebutkan di atas merupakan bukti panglima laot sudah berjalan cukup lama dalam kehidupan nelayan Aceh. Kerifan lokal lembaga adat panglima laot ini
  • 3. Menjaga Kelestarian..... 73 (Rahcmad Munazir) merupakan warisan budaya maritim Indonesia dimana ini adalah salah satu kekayan khasanah budaya bangsa Indonesia sebagai negara maritim. Lembaga adat laot sangat menjunjung tinggi kelestarian alam laut dan pesisir, ini adalah wujud kearifan yang merupakan ruh dari lembaga adat panglima laot. Dalam masyarakat yang masih menjunjung kearifan lokalnya, penghormatan terhadap alam adalah sesuatu yang amat penting. Dalam masyarakat tersebut ditemui sejumlah prinsip dan pola perilaku yang seharusnya. Menurut Sony Keraf istilah prinsip etika dalam lingkungan yang harus diperhatikan yakni sikap hormat pada alam (respect for nature), tanggung jawab (moral responsibility for nature), solidaritas kosmis (cosmic solidarity), kasih sayang dan kepedulian pada alam (care for nature). Manusia mempunyai tanggung jawab dan kewajiban moral terhadap alam, dengan perilaku yang berpihak pada lingkungan, hidup sederhana dan selaras dengan alam, dan keadilan (Kamruzzaman Bustamam-Ahmad dkk, 2010: IX) Kabupaten Pidie merupakan salah kabupaten pesisir yang ada di Aceh, tentu juga memiliki lebaga adat panglima laot yang mengatur kehidupan pesisir. Jumlah panglima laot lhok yang dimiliki Kabupaten Pidie berjumlah sembilan orang, ditambah satu orang panglima laot kabupaten dimana keseluruhan Kabupaten Pidie memiliki sepuluh orang panglima laot. Keberadaan panglima laot di Kabupaten Pidie sebagai pemuka adat di wilayah laut Kabupaten Pidie menarik untuk di teliti, salah satu aspek yang menarik dilihat bagaimana strategi panglima laot dalam mewujudkan lingkungan yang lestari sebagai mana wujud ruh dari sebuah kearifan. Di samping itu, keberadaan panglima laut di Pidie juga ada mengalami pasang surut, salah satunya adalah adanya pergeseran nilai dari lembaga adat itu sendiri sebagai lembaga adat. Seperti yang terjadi di lhok Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie, kala bantuan datang silih berganti setelah tsunami justru ini menciptakan konflik baru yang berimbas pada pelaksanaan adat oleh panglima laot (Mujiburrahman, 2015: 152). Mengacu pada penjelasan diatas, penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pidie untuk melihat bagaimana strategi panglima laot Kabupaten Pidie dalam mewujudkan lingkungan maritim yang lestari METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian kualitatif, dimana penelitian yang menitik beratkan pada pengamatan dan wawancara, sehingga peneliti berusaha untuk mengangkat secara ideografis berbagai fenomena dan realitas sosial (Gumilar, 2005: 64). Dalam hal ini peneliti akan turun langsung kelapangan untuk mewawancarai narasumber yang relevan terhadap penelitian dan disertai observasi yang seksama. Sedangkan data sekunder adalah data-data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notulen rapat, sampai dokumen-dokumen resmi dari berbagai instansi pemerintah. Data sekunder juga dapat berupa majalah, koran, buletin publikasi dari berbagai organisasi, lampiran- lampiran dari badan-badan resmi seperti kementrian-kementrian, hasil-hasil studi,tesis, hasil survey, studi histories, dan sebagainya (Nazar, 2003:45). Setelah data terkumpul, kemudian
  • 4. Jurnal Humaniora, 1(2), 71-78 Oktober 2017 http://jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora 74 dilanjutkan dengan analisa data dan pembahasan data untuk mendapatkan hasil dari penelitian. HASIL DAN PEMBAHASAN Setiap masalah yang berkembang dalam masyarakat tentunya akan dicarikan solusi oleh pihak pemangku kepentingan, dalam hal ini oleh pimpinan masyarakat itu sendiri. Setiap komunitas masyarakat memiliki pemimpin sendiri, baik yang diformalkan maupun tidak diformalkan. Di dalam masyarakat nelayan ada panglima laot yang menjadi pemimpin adat, salah satu fungsi pimpinan adalah mengatur segala bentuk tatanan dalam segala sendi kehidupan. Termasuk masalah pemeliharaan lingkungan, pemimpin memiliki kekuasaan dalam mengatur, termasuk mengatur bagaimana orang harus bersikap yang seharunya dalam menjaga lingkungan. Panglima laot, salah satu pimpinan adat yang memiliki kewenangan adat terhadap nelayan, sehingga dalam menjaga lingkungan pesisir ada pendekatan adat yang dilakukan panglima laot dalam menjaga lingkungan sebagai warisan untuk anak cucu. a. Kearifan Pesisir Salah satu kearifan lokal yang ada di Aceh, adalah panglima laot. Ini merupakan kearifan pesisir yang sudah berkembang sejak zaman kerajaan (Mujiburrahman, 2015:5). Panglima laot merupakan pemimpin adat di dalam masyaralat nelayan Aceh. Berdasarkan Perda Nomor 7 Tahun 2000 tentang penyelenggaraan kehidupan adat, pasal 1 ayat (14) menyebutkan yang dimaksud dengan panglima laot adalah orang yang memimpin adat istiadat dan kebiasaan-kebiasaan yang berlaku di bidang penangkapan ikan dan penyelesain sengketa. Mengacu pada Undang- Undang No 11 Tahun 2006, panglima laot sebagai lembaga adat yang memimpin dan mengatur hukum adat di bidang laut serta masyarakat nelayan Aceh. Menurut Mujiburrahaman, panglima laot merupakan pemimpin adat terhadap persekutuan masyarakat nelayan serta yang menjalankan adat laot, hukom adat laot dan hukom meupayang serta yang mengawasinya (Mujiburrahman, 2015:21). Panglima laot sebagai kearifan lokal pesisir aceh sangat strategis dalam mengatur semua perilaku masyarakat nelayan, selaku orang menggantungkan hidupnya terhadap laut. Keberadaan laut tentu tidak bisa dipisahkan dengan nelayan, dimana panglima laot juga sesuatu yang inheren terhadap laut dan nelayan di Aceh. Kearifan pesisir ini merupakan keayaan budaya maritim yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sebagai Negara maritim. Panglima laot memiliki wilayah kekuasaan adat yang meliputi. Sepanjang bineh pasie (tepi pantai). Dari arah darat dimulai dari titik terakhir ombak laut pecah atau tempat tumbuhnya tanaman tapak guda (sejenis tanaman menjalar, yang daunnya mirip tapak kaki kuda) hingga ke laut lepas dalam jangkauan masyarakat adat setempat (Syarif, 2003:36-37). Setiap panglima laot memiliki wilayah kerja di setiap kuala, di mana kuala tersebut menjadi tempat berlabuh parahu nelayan. Panglima laot ini lazim dikenal dengan nama panglima laot lhok, sedangkan panglima laot kabupaten berkerja sesuai dengan wilayah kabupaten, hingga panglima laot provinsi yang meliputi wilayah kerja provinsi pula (Muji, 2015:7). Panglima laot sebagai ketua adat, atau pemimpin adat untuk
  • 5. Menjaga Kelestarian..... 75 (Rahcmad Munazir) masyarakat nelayan, tentu panglima laot memiliki peran yang besar dalam keberlangsungan proses interaksi sosial di dalam masyarakat nelayan. secara umum ada empat peranan panglima laot dalam masyarakat nelayan. Peran tersebut adalah peran pada tatanan adat laot, hukom adat laot, hukom meupayang dan menyelesaikan sengketa. Mengacu pada monografi perikanan Daerah Istimewa Aceh (Anonim, 1973: 102) paling tidak ada empat tugas utama panglima laot. Adapun tugas-tugasnya sebagai berikut: 1. Mengawasi dan memelihara hukum adat laut. 2. Mengatur tatacara penangkapan ikan. 3. Menyelesaikan berbagai pertikaian yang terjadi dalam hubungannya dengan penangkapan ikan di laut. 4. Menyelenggarakan upacara adat laut, menangani kecelakaan di laut, gotong royong dan masalah sosial lainnya. Dalam buku pegangan adat tgk imum menasah menyebutkan bahwa, Panglima laot adalah orang yang memimpin adat istiadat atau kebiasaan yang berlaku di bidang penangkapan ikan di laut. Selain itu lembaga ini juga bertugas mengatur tempat/areal penangkapan ikan, penambatan perahu dan menyelesaikan sengketa bagi hasil. Kekuasaan panglima laot hanya berlaku di wilayah laut meliputi semua aspek kehidupan di laut. Tugas panglimat laot tidak hanya sekedar melakukan pengaturan tetapi juga memberikan sanksi (M. Saleh, 2007: 16). b. Strategi Panglima Laot Dalam Mewujudkan Lingkangan Maritime Yang Lestari Strategi berasal dari kata Strategos dalam bahasa Yunani merupakan gabungan dari Stratos atau tentara dan ego atau pemimpin. Suatu strategi mempunyai dasar atau skema untuk mencapai sasaran yang dituju. Jadi pada dasarnya strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Menurut Marrus (2002: 31) strategi didefinisikan sebagai suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai. Dalam mewujudkan lingkungan yang lestari, panglima laot memiliki strategi khusus yang diterapakan. Startegi ini merupakan upaya yang dilakukan oleh panglima laot lhok yang ada di kawasan pidie dalam mewujudkan kelestarian alam di wilayah maritim pidie. Hukum adat merupakan hukum yang menjunjung tinggi terhadap alam. Secara rinci, hukum adat yang ada di pesisir aceh yang merupakan nialai kearfian masyarakat nelayan dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Adat istiadat kenelayanan atau adat laot yang dimiliki oleh masyarakat Aceh secara umum dapat dibagi menjadi tiga, yang pertama adat laot, kedua hukum adat, ketiga hukom meupayang (Mujiburrahman, 2015:74). Dalam menjalankan adat tersebut dibutuhkan hukum adat yang kemudian dapat menjatuhkan hukum adat terhadap yang melangar adat. Menurut Adli Abdullah pelaksanaan adat laot dapat disederhanakan paling tidak menjadi tiga hal, yaitu: pertama pengaturan alat tangkap dan wilayah, kedua masalah pelaksanaan sosial, ketiga masalah aturan dan pelarangan yang disertai sanksi (Adli, 2006:62). Ketiga komponen adat tersebutlah yang menjadi
  • 6. Jurnal Humaniora, 1(2), 71-78 Oktober 2017 http://jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora 76 niali-nilai utama dalam mewujudkan lingkungan lestari oleh panglima laot sebgai strategi dalam pencapaian solusi. Menurut Mujiburrahman, panglima laot memiliki peran yang besar dalam masyarakat nelayan, sekurang kurangnya ada empat peran yang dimainkan oleh panglima laot. Keempat peran tersebut, diantaranya adalah (Mujiburrahman: 2015: 114-151): 1. Peranan Panglima laot dalam Menjalankan Adat Laot 2. Peranan Panglima laot dalam Menjalankan Hukom Adat Laot. 3. Peranan Panglima laot dalam Menjalanakan Hukom Meupayang 4. Peranan Panglima laot dalam Menyelesaikan Sengketa Adat Keempat aspek peranan tersebut merupakan peran strategis turun-temurun yang dimainkan oleh panglima laot dalam mewujudkan kelestarian lingkungan. Hukum adat diperlukan untuk membatasi perilaku, dalam hal ini perilaku nelayan yang secara langsung berhubungan dengan laut. Sebagaimana diketahui, bahwa kerusakan alam laut sangat dipengaruhi oleh perilaku manusia yang tidak memberi rasa hormat kedapa alam. Di sisi lain, hukum adat juga ikut mengisi kekosongan hukum positif. Ini dapat dilihat bahwa, hukum adat tetap berlaku dalam kehidupan masyarakat. Soerjono mengemukan ada empat alasan kenapa fenomena hukum adat terus bergulir. 1. Hukum adat pasti ada, hukum tertulis tidak akan mungkin mengatur seluruh kepentingan masyarakat dan warganya secara proposional. 2. Pada masyarakat yang sedang mengalami perubahan sosial yang relatif cepat tetapi terarah, peranan hukum adat lebih menonjol dari pada hukum tertulis. 3. Di dalam kebudayaan majemuk seperti Negara kita Indonesia, eksistensi kebudayaan-kebudayaan khusus (Sub Culture) tidak mungkin diabaikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. 4. Pola-pola dalam hukum adat dapat dipergunakan untuk melembagakan hukum tertulis (Adli, 2006: 24). Penegakan hukum adat laot, adat laot dan hukum mepayang merupakan langkah strategis adat, dan ini menjadi hal yang sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat nelayan dalam mewujudkan lingkungan yang lestari. Ketiga instrumentasi adat tersebut merupakan alat yang sangat efektif untuk menjaga keseimbangan alam yang lestari. 1. Adat laot Adat laot merupakan sesuatu yang sudah belangsung secara turun temurun dan terus menerus sebagai komponen adat yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan masyarakat nelayan. Keberadaan adat laot ini merupakan strategi yang sangat potensial untuk dapat digunakan dalam membatasi perilaku para nelayan dalam bertindak yang berisiko dalam pengrusakan lingkungan pesisir maritim. Ada empat unsur adat laot yang dijalankan oleh panglima laot yaitu, adat khanduri laot, adat sosial, adat pemeliharaan lingkungan dan adat barang hanyut (Muji, 2015:114). Unsur-unsur tersebut cukup berperan dalam mewujudkan kondisi pesisir maritime yang lestari. Menurut
  • 7. Menjaga Kelestarian..... 77 (Rahcmad Munazir) panglima laot Kabupaten Pidie, adat laot salah satu jalan yang adil untuk semua pihak dalam mengintervensi para nelayan selaku orang yang menyatu dengan laut dalam bertindak supaya menjaga kelstarian alam, dan keseimbangannya. 2. Hukom adat laot Hukom adat laot merupakan pantang laot pada hari-hari yang telah ditentukan. Ada beberapa hari yang telah dipantangkan untuk melaut dalam hukom adat laut Aceh. Pertama pantang melaut bagi nelayan selama satu hari, yaitu pada hari Jumat, terhitung sejak tenggelamnya matahari pada hari Kamis sampai tenggelam matahari pada hari Jumat. Kedua, pantang melaut selama tiga hari setelah tiga hari khanduri laot, dihitung sejak keluar matahari khaduri laot hingga tenggelam matahari pada hari ketiga. Ketiga, pantang melaut pada Hari Raya Idul Fitri. Pantangan ini berlaku selama tiga hari dihitung sejak tenggelam matahari pada hari megang hingga terbenam matahari pada hari kedua Idul Fitri. Keempat, pantang melaut pada Hari Raya Idul Adha selama tiga hari dihitung sejak tenggelam matahari pada hari megang hingga tenggelam matahari pada hari ketiga Idul Adha. Kelima, pantang melaut pada hari kemerdekaan 17 Agustus 1945, terhitung sejak tenggelam matahari pada tanggal 16 Agustus sampai dengan tenggelamnya matahari tanggal 17 Agustus. Sejak Aceh dilanda musibah gempa dan tsunami pada 26 Desember 2004 yang memakan banyak korban, panglima laot juga melarang melaut pada tanggal 26 Desember, terhitung sejak tenggelamnya mata hari pada 25 Desember sampai tenggelam matahari 26 Desember. Hal itu dilakukan sebagai penghormatan kepada korban tsunami dan termasuk para nelayan yang banyak menjadi korban. Kesemua pantang laot pada hari- hari yang telah dirincikan di atas merupakan hukom adat laot yang dijalankan oleh panglima laot (Muji, 2015:136-137). 3. Hukom meupayang Hukum meupayang adalah hukum yang mengatur tatacara atau aturan dalam menangkap ikan di laut lepas. Karena tak jarang pula dalam menangkap ikan di laut juga terjadi sengketa. Hukum meupayang ikut mengatur jarak oprasi berdasarkan jenis kapal, sampai pembagian hasil. KESIMPULAN DAN SARAN Panglima laot dalam mewujudkan lingkungan yang lestari menggunakan strategi pendekatan adat, yaitu dengan memaksimalkan dalam penegakan hukum adat. Adapun aspek pelaksanaan adat tersbut terletak pada adat laot, hukom adat laot dan hukom meupayang. Nilai- nilai kearifan yang berkembang dan sudah mengakar di pesisir tersebut merupakan strategi yang dimiliki panglima laot dalam mewujudkan lingkungan pesisir yang lestari. DAFTAR PUSTAKA Abdullah, M. Adli, et al., (2006) Selama kearifan adalah kekayaan: Eksitensi Panglima Laot di Aceh”. Banda Aceh: Lembaga Hukom Adat Laot Aceh dan Yayasan KEHATI. Hal 7. Bustamam-Ahmad, Kamaruzzaman, et, al., (2010). Kearifan Lokal di Laut Aceh. Banda Aceh: Center Study of Sea Customery law and Fisheries Policy
  • 8. Jurnal Humaniora, 1(2), 71-78 Oktober 2017 http://jurnal.abulyatama.ac.id/humaniora 78 Syiah Kuala University and Syiah Kuala University Press. Hal IX Dinas Perikanan Aceh. (1973). Monografi perikanan Daerah Istimewa Aceh. Banda Aceh: Dinas Perikanan Aceh. Gumilar, Rusliwa Somantri. (2005). Memahami Metode Kualitatif. Jurnal Makara, Sosial Humaniora, 9(2), 64. Mujiburrahaman. (2015). Perkembangan Panglima Laôt Dan Peranannya Dalam Kehidupan Masyarakat Nelayan Di Kecamatan Kembang Tanjong Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh (1990- 2007). Tesis Pada Jurusan Ilmu Sejarah Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang. Suhaidy, M. Saleh. (2007). Buku Pegangan Teungku Imeum Meunasah. Banda Aceh: Dinas Syari'at Islam Provinsi NAD. Hal 16. Soekanto, Soeryono. (1987). Memperkenalkan Sosiologi dalam sosiologi suatu pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. Hal. 154 Suroyo, A.M. Djuliati, et al., (2013) Sejarah Maritim Indonesia 1: Menelusuri Jiwa Bahari Bangsa Indonesia Hingga Abad ke 17. Semarang: Jeda. Hal 303. Syarif, Sanusi M. (2003). Riwang U Laot: Leun Pukat dan Panglima Laot dalam Kehidupan Nelayan di Aceh. Banda Aceh: Yayasan Rumpun Bambu dan CSSP. Hal 38-37.