SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
HAK-HAK JAMINAN MENURUT HUKUM PERDATA
Istilah hukum jaminan merupakan terjemahan dari istilah security of law,
zakerheidsstelling, atau zakerheidsrechten. Lembaga jaminan diperlukan
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Terjadinya peningkatan
kebutuhan masyarakat dalam arus niaga harus diimbangi dengan
pengaturan yang jelas dan lengkap mengenai lembaga penjamin.
Pembinaan hukum terhadap bidang hukum jaminan adalah sebagai
konsekuensi logis dan merupakan tanggung jawab dari pembinaan hukum
untuk mengimbangi lajunya kegiatan-kegiatan dalam bidang perdagangan,
perindustrian, perseroan, pengangkutan dan kegiatan-kegiatan dalam
proyek pembangunan.
Memerlukan adanya perangkat hukum yang kuat, termasuk salah satunya adalah
hukum jaminan. Keberadaan hukum jaminan sangat penting pada era
pembangunan dan pemulihan ekonomi yang saat ini sedang giat-giatnya
dilaksanakan di indonesia. Di amerika serikat keberadaan hukum jaminan atau
transaksi jaminan juga merupakan bagian yang penting dalam perekonomian
amerika. Hukum jaminan senantiasa berkaitan dengan hukum ekonomi, karena
perkembangan di bidang ekonomi, terutama pada sektor industri, perdagangan,
perseroan, pengangkutan dan lain-lain, membutuhkan adanya dana.
Menurut Pasal 1131 KUH Perdata,
Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang
baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan.
Penyaluran dana dalam bentuk fasilitas kredit oleh kreditur membutuhkan
jaminan kepastian hukum dan perlindungan bagi kembalinya dana tersebut
kepada kreditur. Oleh karena itulah keberadaan jaminan atau agunan
sangatlah penting dalam penyaluran kredit bank, meski bukan merupakan
sesuatu yang mutlak. Para prinsipnya pengucuran kredit oleh bank
memang tidak selalu harus disertai syarat adanya agunan, sebab jaminan
sudah dianggap ada dengan melihat peluang dan prospek usaha yang
cerah dari calon debitor. Malah beberapa bank berani menyalurkan kredit
tanpa disertai agunan, hanya didasarkan pada prospek usaha debitor atau
adanya jaminan yang berupa sumber dana bagi pembayaran kembali
kredit tersebut.
Dengan adanya jaminan , maka manakala debitur ingkar janji, kreditur mendapat
penggantian dari penjualan atas barang jaminan. Di samping itu, khusus bagi Lembaga
perbankan, sudah menjadi suatu kelaziman bahwa dalam menyalurkan kredit, bank harus
meminta agunan sebagai jaminan bagi pengembalian kredit tersebut. Di dalam undang-
undang perbankan yang lama telah ditegas kan bahwa bank "dilarang" memberikan kredit
jika tidak disertai jaminan. Hal itu berarti, keberadaan jaminan merupakan "syarat utama"
bagi bank dalam memberikan kredit kepada debitur atau nasabah . Sedang undang undang
perbankan nomor 7 tahun 1992 memberikan kelonggaran kepada bank dalam soal jaminan
bagi penyaluran kredit. Secara sumir dapat dikatakan bahwa asal bank yakin atas
kemampuan debitur kendati tidak disertai jaminan yang cukup, maka kredit dapat
disalurkan. Akibatnya, karena penyaluran kredit tidak dilakukan sesuai ketentuan, termasuk
yang berkaitan dengan jaminan, maka terjadilah kemacetan kredit secara besar-besaran di
lembaga perbankan indonesia. Ketentuan tersebut lebih menekankan kepada bank
mengenai perlunya ada jaminan bagi kredit yang disalurkan kepada nasabah .
Di dalam Undang Undang Perbankan yang lama (vide Pasal 24 Undang Undang Nomor 14
Tahun 1967) telah ditegas kan bahwa bank "dilarang" memberikan kredit jika tidak disertai
jaminan. Hal itu berarti, keberadaan jaminan merupakan "syarat utama" bagi bank dalam
memberikan kredit kepada debitur atau nasabah (kursif dari Penulis). Sedang Undang Undang
Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 memberikan kelonggaran kepada bank dalam soal jaminan
bagi penyaluran kredit. Menurut Pasal 8 Undang Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992,
dalam memberikan kredit, bank (umum) wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan
kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan.
Berdasarkan pasal 8 Undang Undang Perbankan 1992, bank baru diperbolehkan
menyalurkan kredit jika yakin debitur mempunyai kemampuan dan kesanggupan
dalam mengembalikan kredit. Secara sumir dapat dikatakan bahwa asal bank yakin
atas kemampuan debitur kendati tidak disertai jaminan (agunan) yang cukup, maka
kredit dapat disalurkan. Inilah salah satu
Selanjutnya menurut Undang Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 lebih ditegaskan
lagi bahwa dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank
umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan
kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau
mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan. Bank umum
wajib memiliki dan menerapkan pedoman prekreditan dan pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (Pasal 8). Ketentuan
tersebut lebih menekankan kepada bank mengenai perlunya ada jaminan bagi kredit yang
disalurkan kepada nasabah (debitur).
Fidusia dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan istilah “Penyerahan Hak Milik Secara Kepercayaan”. Dalam terminologi Belanda
istilah lengkapnya berupa Fiduciare Eigendom Overdracht, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah Fiduciary Transfer of
Ownership. Pada fidusia, berbeda dengan gadai, yang diserahkan sebagai jaminan kepada kreditur adalah hak milik sedangkan
barangnya tetap dikuasai oleh debitur, sehingga yang terjadi adalah penyerahan secara constitutum possessorium (barang yang
diserahkan tetap berada dalam penguasaan pihak yang menyerahkan, yang diserahkan hanya hak miliknya ( dalam
arti terbatas) saja).
lubang (holes) yang terdapat dalam Undang Undang Perbankan 1992, sehingga
memungkinkan terjadinya "kolusi" antara pejabat bank dengan debitur dalam
penyaluran kredit. Akibatnya, karena penyaluran kredit tidak dilakukan sesuai
ketentuan, termasuk yang berkaitan dengan jaminan, maka terjadilah kemacetan
kredit secara besar-besaran di lembaga perbankan Indonesia.
Dengan adanya barang jaminan tersebut, maka manakala debitur wanprestasi
atau ingkar janji, kreditur dapat mengambil pemenuhan hutang dari penjualan
barang jaminan melalui suatu pelelangan umum. Tujuan pemberian hak jaminan
khusus yang bersifat kebendaan itu adalah untuk memberikan hak verhaal kepada
debitur manakala dia wanprestasi. Ciri yang khas dari sifat kebendaan pada hak
jaminan adalah dapat dipertahankan dari siapapun dan senantiasa mengikuti
bendanya . Artinya, hak jaminan yang bersifat kebendaan senantiasa mengikuti
bendanya di tangan siapapun benda tersebut berada.
Sedangkan hak jaminan yang bersifat perorangan menimbulkan hubungan langsung
antara perorangan yang satu terhadap yang lain. Jaminan yang bersifat perorangan
memberikan hak verhaal kepada kreditur terhadap perorangan lain selaku penjamin
manakala debitur tidak dapat memenuhi prestasinya. Sampai saat ini hukum jaminan
di indonesia masih bersifat dualisme, yakni di satu sisi diatur dengan produk hukum
barat, yaitu jaminan atas benda bergerak berupa gadai yang diatur dalam kitab
undang undang hukum perdata. Sementara hak jaminan lainnya atas benda bergerak
yang dilakukan tanpa menguasai bendanya telah diatur dalam undang undang fidusia
nomor 42 tahun 1999.
Fidusia merupakan nasionalisasi dari lembaga jaminan dalam hukum barat yang lahir dari praktik di
masyara- kat menjadi hak jaminan indonesia. Seperti kita ketahui pada mulanya lembaga jaminan fidusia
diatur dalam yurisprudensi baik di maupun di indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
terhadap hak jaminan atas benda bergerak yangdilakukan tanpa menguasai bendanya. Di belanda sendiri
lembaga jaminan fidusia sudah dihapus, karena dinilai menyalahi asas hukum benda yang bersifat tertutup.
Lembaga jaminan fidusia telah ditampung oleh nieuw burgerlijk wetboek nederland dalam bingkai
jaminan gadai tanpa menguasai bendanya.
Ironisnya di indonesia lembaga jaminan fidusia malah dikukuhkan dalam undang-undang nomor 42
tahun 1999 yang semua unsur dan asasnya diambil dari yurisprudensi tentang fidusia yang lahir di
belanda dan indonesia. Padahal, kelahiran lembaga jaminan fidusia sejak awal telah ditentang oleh para
ahli hukum karena dinilai melanggar sifat tertutup dari hukum benda. Jenis-jenis lembaga jaminan yang
dikenal di indonesia dapat digolongkan menurut cara terjadinya, sifatnya, obyeknya, kewenangan
menguasainya dan lain-lain. Lembaga jaminan yang dikenal dalam praktik perbankan adalah jaminan
pokok dan jaminan tambahan. Model pembagian demikian hanya dikenal dalam Undang Undang
Perbankan (Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998), sedang
dalam literatur hukum jaminan sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli hukum tidak dikenal
model jaminan demikian. Yang dimaksud jaminan pokok adalah jaminan yang berupa ses uatu atau
benda yang berkaitan langsung dengan kredit. Jaminan atau agunan ini dapat berupa barang, proyek atau
hak tagih yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan. Sedang yang dimaksud jaminan tambahan
adalah jaminan yang tidak terkait langsung dengan kredit yang diminta oleh nasabah (debitor). Jaminan
tambahan ini dapat berupa jaminan kebendaan atau perorangan.
cara terjadinya, sifatnya, obyeknya, kewenangan menguasainya dan lain-lain. Lembaga jaminan yang
dikenal dalam praktik perbankan adalah jaminan pokok dan jaminan tambahan.
Model pembagian demikian hanya dikenal dalam undang undang perbankan , sedang dalam literatur
hukum jaminan sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli hukum tidak dikenal model jaminan
demikian. Yang dimaksud jaminan pokok adalah jaminan yang berupa sesuatu atau benda yang berkaitan
langsung dengan kredit. Jaminan atau agunan ini dapat berupa barang, proyek atau hak tagih yang
dibiayai dengan kredit yang bersangkutan. Sedang yang dimaksud jaminan tambahan adalah jaminan
yang tidak terkait langsung dengan kredit yang diminta oleh nasabah.
Jaminan tambahan ini dapat berupa jaminan kebendaan atau perorangan. Istilah jaminan
pokok dan jaminan tambahan itu sendiri sebenarnya tidak disebutkan secara tegas dalam
undang-undang perbankan, tetapi ditafsirkan dari ketentuan pasal 8 undang-undang
perbankan dan surat edaran bank indonesia nomor 23/B/UKU, tanggal 28 februari 1991.
Apabila jaminan pokok kurang memenuhi persyaratan pemberian kredit maka pihak bank
akan meminta harta milik debitur untuk dijadikan jaminan tamba- han. Dalam praktik
perbankan, selain jaminan pokok biasanya debitur selalu diminta untuk memberikan jaminan
tambahan.
Baik jaminan pokok atau jaminan tambahan tersebut dapat diikat dengan lembaga-Lembaga
jaminan kebendaan dalam bentuk hak tanggungan, hipotik, creditverband atau gadai. Sedang
jaminan perorangan biasanya dimasukkan sebagai jaminan tambahan, baik berupa
penanggungan atau berupa company guarantee. Jenis-jenis lembaga jaminan yang dikenal
dalam praktik perbankan tersebut mempunyai kesamaan atau kemiripan dengan pembagian
lembaga jaminan yang sudah ada sebagaimana dikemukakan oleh para ahli hukum. Jaminan
yang lahir karena ditentukan oleh undang-undang dan jaminan yang lahir karena
diperjanjikan, yang seringkali disebut juga dengan jaminan umum dan jaminan khusus,
jaminan yang bersifat kebendaan dan jaminan perorangan.

More Related Content

Similar to HAK-HAK JAMINAN MENURUT HUKUM PERDATARef2.ppt

EMLI Training-Hukum Jaminan
EMLI Training-Hukum JaminanEMLI Training-Hukum Jaminan
EMLI Training-Hukum JaminanEMLI Indonesia
 
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu bua...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu bua...Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu bua...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu bua...adeayularassati
 
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT FEDE...
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT FEDE...PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT FEDE...
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT FEDE...gussixparizon
 
HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas Mercu...
HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas Mercu...HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas Mercu...
HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas Mercu...Naufal Alwan
 
12. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perbankan dan asuransi, universitas me...
12. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perbankan dan asuransi, universitas me...12. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perbankan dan asuransi, universitas me...
12. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perbankan dan asuransi, universitas me...claramonalisa09
 
Slide Kelompok 5 Hukum Bisnis upload.ppt
Slide Kelompok 5 Hukum Bisnis upload.pptSlide Kelompok 5 Hukum Bisnis upload.ppt
Slide Kelompok 5 Hukum Bisnis upload.pptssuserf8ed4e
 
2086719.pdf.pdf
2086719.pdf.pdf2086719.pdf.pdf
2086719.pdf.pdfAlifImam3
 
sisi hukum dalam pengkreditan - 3.pdf
sisi hukum dalam pengkreditan - 3.pdfsisi hukum dalam pengkreditan - 3.pdf
sisi hukum dalam pengkreditan - 3.pdfAnggaMuhammadFarhan
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...megiirianti083
 
Hbl 12, risna dwi cahyani, hapzi ali, hukum perbankan dan asuransi, universit...
Hbl 12, risna dwi cahyani, hapzi ali, hukum perbankan dan asuransi, universit...Hbl 12, risna dwi cahyani, hapzi ali, hukum perbankan dan asuransi, universit...
Hbl 12, risna dwi cahyani, hapzi ali, hukum perbankan dan asuransi, universit...risnadica
 
5,Giri Yogo,Hapzi Ali,Aspek hukum lembaga pembiayaan,Universitas Mercu Buana,...
5,Giri Yogo,Hapzi Ali,Aspek hukum lembaga pembiayaan,Universitas Mercu Buana,...5,Giri Yogo,Hapzi Ali,Aspek hukum lembaga pembiayaan,Universitas Mercu Buana,...
5,Giri Yogo,Hapzi Ali,Aspek hukum lembaga pembiayaan,Universitas Mercu Buana,...Giriyogodwis
 
Hbl minggu 4, hefti juliza, hapzi ali, lembaga pembiayaan, universitas mercu ...
Hbl minggu 4, hefti juliza, hapzi ali, lembaga pembiayaan, universitas mercu ...Hbl minggu 4, hefti juliza, hapzi ali, lembaga pembiayaan, universitas mercu ...
Hbl minggu 4, hefti juliza, hapzi ali, lembaga pembiayaan, universitas mercu ...Hefti Juliza
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...febrysaragih
 
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...Giriyogodwis
 
Makallah gadai
Makallah gadaiMakallah gadai
Makallah gadaiNur Alim
 
Hak Kebendaan yang memberikan jaminan (gadai, Hipotek, Hak Tanggungan, Fidusi...
Hak Kebendaan yang memberikan jaminan (gadai, Hipotek, Hak Tanggungan, Fidusi...Hak Kebendaan yang memberikan jaminan (gadai, Hipotek, Hak Tanggungan, Fidusi...
Hak Kebendaan yang memberikan jaminan (gadai, Hipotek, Hak Tanggungan, Fidusi...RioAyu
 

Similar to HAK-HAK JAMINAN MENURUT HUKUM PERDATARef2.ppt (20)

EMLI Training-Hukum Jaminan
EMLI Training-Hukum JaminanEMLI Training-Hukum Jaminan
EMLI Training-Hukum Jaminan
 
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu bua...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu bua...Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu bua...
Hbl, ade ayu larassati, hapzi ali, aspek hukum lembaga, universitas mercu bua...
 
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT FEDE...
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT FEDE...PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT FEDE...
PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN PADA PERUSAHAAN PEMBIAYAAN PT FEDE...
 
Hukum jaminan
Hukum jaminanHukum jaminan
Hukum jaminan
 
HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas Mercu...
HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas Mercu...HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas Mercu...
HBL, Naufal Alwan, Hapzi Ali, Hukum Perbankan dan Asuransi, Universitas Mercu...
 
Hukum Jaminan
Hukum JaminanHukum Jaminan
Hukum Jaminan
 
Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...
Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...
Urgensi Hukum Jaminan Syariah dalam Transaksi Akad Murabahah pada perbankan s...
 
12. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perbankan dan asuransi, universitas me...
12. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perbankan dan asuransi, universitas me...12. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perbankan dan asuransi, universitas me...
12. hbl,clara monalisa,hapzi ali,hukum perbankan dan asuransi, universitas me...
 
Slide Kelompok 5 Hukum Bisnis upload.ppt
Slide Kelompok 5 Hukum Bisnis upload.pptSlide Kelompok 5 Hukum Bisnis upload.ppt
Slide Kelompok 5 Hukum Bisnis upload.ppt
 
2086719.pdf.pdf
2086719.pdf.pdf2086719.pdf.pdf
2086719.pdf.pdf
 
sisi hukum dalam pengkreditan - 3.pdf
sisi hukum dalam pengkreditan - 3.pdfsisi hukum dalam pengkreditan - 3.pdf
sisi hukum dalam pengkreditan - 3.pdf
 
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...
Hbl, megi irianti pariakan, hapzi ali,jenis lembaga pembiayaan dan manfaatnya...
 
Hbl 12, risna dwi cahyani, hapzi ali, hukum perbankan dan asuransi, universit...
Hbl 12, risna dwi cahyani, hapzi ali, hukum perbankan dan asuransi, universit...Hbl 12, risna dwi cahyani, hapzi ali, hukum perbankan dan asuransi, universit...
Hbl 12, risna dwi cahyani, hapzi ali, hukum perbankan dan asuransi, universit...
 
5,Giri Yogo,Hapzi Ali,Aspek hukum lembaga pembiayaan,Universitas Mercu Buana,...
5,Giri Yogo,Hapzi Ali,Aspek hukum lembaga pembiayaan,Universitas Mercu Buana,...5,Giri Yogo,Hapzi Ali,Aspek hukum lembaga pembiayaan,Universitas Mercu Buana,...
5,Giri Yogo,Hapzi Ali,Aspek hukum lembaga pembiayaan,Universitas Mercu Buana,...
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Hbl minggu 4, hefti juliza, hapzi ali, lembaga pembiayaan, universitas mercu ...
Hbl minggu 4, hefti juliza, hapzi ali, lembaga pembiayaan, universitas mercu ...Hbl minggu 4, hefti juliza, hapzi ali, lembaga pembiayaan, universitas mercu ...
Hbl minggu 4, hefti juliza, hapzi ali, lembaga pembiayaan, universitas mercu ...
 
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...
HBL,FEBRY DIAN UTAMI SARAGIH,HAPZI ALI,HUKUM PERBANKAN DAN ASURANSI,UNIVERSIT...
 
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
HBL,12,Giri Yogo,Hapzi Ali,Hukum perbankan dan asuransi,Universitas Mercu Bua...
 
Makallah gadai
Makallah gadaiMakallah gadai
Makallah gadai
 
Hak Kebendaan yang memberikan jaminan (gadai, Hipotek, Hak Tanggungan, Fidusi...
Hak Kebendaan yang memberikan jaminan (gadai, Hipotek, Hak Tanggungan, Fidusi...Hak Kebendaan yang memberikan jaminan (gadai, Hipotek, Hak Tanggungan, Fidusi...
Hak Kebendaan yang memberikan jaminan (gadai, Hipotek, Hak Tanggungan, Fidusi...
 

Recently uploaded

materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desassuser274be0
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxadesofyanelabqory
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxEkoPriadi3
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxFeniannisa
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxbinsar17
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptJhonatanMuram
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdfAgungIstri3
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxFucekBoy5
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptxYudisHaqqiPrasetya
 

Recently uploaded (10)

materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desamateri penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
materi penkum kec. mowewe mengenai jaga desa
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptxMAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
MAQASHID SYARI'AH DALAM DISPENSASI NIKAH.pptx
 
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptxPengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
Pengertian & Prinsip-Prinsip Anti Korupsi.pptx
 
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptxKel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
Kel.5 PPT Hukum Administrasi Negara.pptx
 
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptxKelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
Kelompok 2 Sistem Pemerintahan Pra dan Pasca Amandemen UUD.pptx
 
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan pptpembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
pembahasan mengenai otonomi daerah yang diuraikan dengan ppt
 
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdffile power point Hukum acara PERDATA.pdf
file power point Hukum acara PERDATA.pdf
 
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptxSistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
Sistem norma hukum Bab IV dan Bab V.pptx
 
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
5E _ Kel 4 _ Merger, Akuisisi, dan Konsolidasi.pptx
 

HAK-HAK JAMINAN MENURUT HUKUM PERDATARef2.ppt

  • 1. HAK-HAK JAMINAN MENURUT HUKUM PERDATA Istilah hukum jaminan merupakan terjemahan dari istilah security of law, zakerheidsstelling, atau zakerheidsrechten. Lembaga jaminan diperlukan dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. Terjadinya peningkatan kebutuhan masyarakat dalam arus niaga harus diimbangi dengan pengaturan yang jelas dan lengkap mengenai lembaga penjamin. Pembinaan hukum terhadap bidang hukum jaminan adalah sebagai konsekuensi logis dan merupakan tanggung jawab dari pembinaan hukum untuk mengimbangi lajunya kegiatan-kegiatan dalam bidang perdagangan, perindustrian, perseroan, pengangkutan dan kegiatan-kegiatan dalam proyek pembangunan.
  • 2. Memerlukan adanya perangkat hukum yang kuat, termasuk salah satunya adalah hukum jaminan. Keberadaan hukum jaminan sangat penting pada era pembangunan dan pemulihan ekonomi yang saat ini sedang giat-giatnya dilaksanakan di indonesia. Di amerika serikat keberadaan hukum jaminan atau transaksi jaminan juga merupakan bagian yang penting dalam perekonomian amerika. Hukum jaminan senantiasa berkaitan dengan hukum ekonomi, karena perkembangan di bidang ekonomi, terutama pada sektor industri, perdagangan, perseroan, pengangkutan dan lain-lain, membutuhkan adanya dana. Menurut Pasal 1131 KUH Perdata, Segala kebendaan si berutang, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak, baik yang sudah ada maupun yang baru akan ada di kemudian hari, menjadi tanggungan untuk segala perikatan perseorangan.
  • 3. Penyaluran dana dalam bentuk fasilitas kredit oleh kreditur membutuhkan jaminan kepastian hukum dan perlindungan bagi kembalinya dana tersebut kepada kreditur. Oleh karena itulah keberadaan jaminan atau agunan sangatlah penting dalam penyaluran kredit bank, meski bukan merupakan sesuatu yang mutlak. Para prinsipnya pengucuran kredit oleh bank memang tidak selalu harus disertai syarat adanya agunan, sebab jaminan sudah dianggap ada dengan melihat peluang dan prospek usaha yang cerah dari calon debitor. Malah beberapa bank berani menyalurkan kredit tanpa disertai agunan, hanya didasarkan pada prospek usaha debitor atau adanya jaminan yang berupa sumber dana bagi pembayaran kembali kredit tersebut.
  • 4. Dengan adanya jaminan , maka manakala debitur ingkar janji, kreditur mendapat penggantian dari penjualan atas barang jaminan. Di samping itu, khusus bagi Lembaga perbankan, sudah menjadi suatu kelaziman bahwa dalam menyalurkan kredit, bank harus meminta agunan sebagai jaminan bagi pengembalian kredit tersebut. Di dalam undang- undang perbankan yang lama telah ditegas kan bahwa bank "dilarang" memberikan kredit jika tidak disertai jaminan. Hal itu berarti, keberadaan jaminan merupakan "syarat utama" bagi bank dalam memberikan kredit kepada debitur atau nasabah . Sedang undang undang perbankan nomor 7 tahun 1992 memberikan kelonggaran kepada bank dalam soal jaminan bagi penyaluran kredit. Secara sumir dapat dikatakan bahwa asal bank yakin atas kemampuan debitur kendati tidak disertai jaminan yang cukup, maka kredit dapat disalurkan. Akibatnya, karena penyaluran kredit tidak dilakukan sesuai ketentuan, termasuk yang berkaitan dengan jaminan, maka terjadilah kemacetan kredit secara besar-besaran di lembaga perbankan indonesia. Ketentuan tersebut lebih menekankan kepada bank mengenai perlunya ada jaminan bagi kredit yang disalurkan kepada nasabah .
  • 5. Di dalam Undang Undang Perbankan yang lama (vide Pasal 24 Undang Undang Nomor 14 Tahun 1967) telah ditegas kan bahwa bank "dilarang" memberikan kredit jika tidak disertai jaminan. Hal itu berarti, keberadaan jaminan merupakan "syarat utama" bagi bank dalam memberikan kredit kepada debitur atau nasabah (kursif dari Penulis). Sedang Undang Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992 memberikan kelonggaran kepada bank dalam soal jaminan bagi penyaluran kredit. Menurut Pasal 8 Undang Undang Perbankan Nomor 7 Tahun 1992, dalam memberikan kredit, bank (umum) wajib mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Berdasarkan pasal 8 Undang Undang Perbankan 1992, bank baru diperbolehkan menyalurkan kredit jika yakin debitur mempunyai kemampuan dan kesanggupan dalam mengembalikan kredit. Secara sumir dapat dikatakan bahwa asal bank yakin atas kemampuan debitur kendati tidak disertai jaminan (agunan) yang cukup, maka kredit dapat disalurkan. Inilah salah satu
  • 6. Selanjutnya menurut Undang Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 lebih ditegaskan lagi bahwa dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, bank umum wajib mempunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan nasabah debitur untuk melunasi utangnya atau mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang diperjanjikan. Bank umum wajib memiliki dan menerapkan pedoman prekreditan dan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia (Pasal 8). Ketentuan tersebut lebih menekankan kepada bank mengenai perlunya ada jaminan bagi kredit yang disalurkan kepada nasabah (debitur). Fidusia dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan istilah “Penyerahan Hak Milik Secara Kepercayaan”. Dalam terminologi Belanda istilah lengkapnya berupa Fiduciare Eigendom Overdracht, sedangkan dalam bahasa Inggris disebut dengan istilah Fiduciary Transfer of Ownership. Pada fidusia, berbeda dengan gadai, yang diserahkan sebagai jaminan kepada kreditur adalah hak milik sedangkan barangnya tetap dikuasai oleh debitur, sehingga yang terjadi adalah penyerahan secara constitutum possessorium (barang yang diserahkan tetap berada dalam penguasaan pihak yang menyerahkan, yang diserahkan hanya hak miliknya ( dalam arti terbatas) saja).
  • 7. lubang (holes) yang terdapat dalam Undang Undang Perbankan 1992, sehingga memungkinkan terjadinya "kolusi" antara pejabat bank dengan debitur dalam penyaluran kredit. Akibatnya, karena penyaluran kredit tidak dilakukan sesuai ketentuan, termasuk yang berkaitan dengan jaminan, maka terjadilah kemacetan kredit secara besar-besaran di lembaga perbankan Indonesia. Dengan adanya barang jaminan tersebut, maka manakala debitur wanprestasi atau ingkar janji, kreditur dapat mengambil pemenuhan hutang dari penjualan barang jaminan melalui suatu pelelangan umum. Tujuan pemberian hak jaminan khusus yang bersifat kebendaan itu adalah untuk memberikan hak verhaal kepada debitur manakala dia wanprestasi. Ciri yang khas dari sifat kebendaan pada hak jaminan adalah dapat dipertahankan dari siapapun dan senantiasa mengikuti bendanya . Artinya, hak jaminan yang bersifat kebendaan senantiasa mengikuti bendanya di tangan siapapun benda tersebut berada.
  • 8. Sedangkan hak jaminan yang bersifat perorangan menimbulkan hubungan langsung antara perorangan yang satu terhadap yang lain. Jaminan yang bersifat perorangan memberikan hak verhaal kepada kreditur terhadap perorangan lain selaku penjamin manakala debitur tidak dapat memenuhi prestasinya. Sampai saat ini hukum jaminan di indonesia masih bersifat dualisme, yakni di satu sisi diatur dengan produk hukum barat, yaitu jaminan atas benda bergerak berupa gadai yang diatur dalam kitab undang undang hukum perdata. Sementara hak jaminan lainnya atas benda bergerak yang dilakukan tanpa menguasai bendanya telah diatur dalam undang undang fidusia nomor 42 tahun 1999. Fidusia merupakan nasionalisasi dari lembaga jaminan dalam hukum barat yang lahir dari praktik di masyara- kat menjadi hak jaminan indonesia. Seperti kita ketahui pada mulanya lembaga jaminan fidusia diatur dalam yurisprudensi baik di maupun di indonesia untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap hak jaminan atas benda bergerak yangdilakukan tanpa menguasai bendanya. Di belanda sendiri lembaga jaminan fidusia sudah dihapus, karena dinilai menyalahi asas hukum benda yang bersifat tertutup. Lembaga jaminan fidusia telah ditampung oleh nieuw burgerlijk wetboek nederland dalam bingkai jaminan gadai tanpa menguasai bendanya.
  • 9. Ironisnya di indonesia lembaga jaminan fidusia malah dikukuhkan dalam undang-undang nomor 42 tahun 1999 yang semua unsur dan asasnya diambil dari yurisprudensi tentang fidusia yang lahir di belanda dan indonesia. Padahal, kelahiran lembaga jaminan fidusia sejak awal telah ditentang oleh para ahli hukum karena dinilai melanggar sifat tertutup dari hukum benda. Jenis-jenis lembaga jaminan yang dikenal di indonesia dapat digolongkan menurut cara terjadinya, sifatnya, obyeknya, kewenangan menguasainya dan lain-lain. Lembaga jaminan yang dikenal dalam praktik perbankan adalah jaminan pokok dan jaminan tambahan. Model pembagian demikian hanya dikenal dalam Undang Undang Perbankan (Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 jo Undang Undang Nomor 10 Tahun 1998), sedang dalam literatur hukum jaminan sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli hukum tidak dikenal model jaminan demikian. Yang dimaksud jaminan pokok adalah jaminan yang berupa ses uatu atau benda yang berkaitan langsung dengan kredit. Jaminan atau agunan ini dapat berupa barang, proyek atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan. Sedang yang dimaksud jaminan tambahan adalah jaminan yang tidak terkait langsung dengan kredit yang diminta oleh nasabah (debitor). Jaminan tambahan ini dapat berupa jaminan kebendaan atau perorangan.
  • 10. cara terjadinya, sifatnya, obyeknya, kewenangan menguasainya dan lain-lain. Lembaga jaminan yang dikenal dalam praktik perbankan adalah jaminan pokok dan jaminan tambahan. Model pembagian demikian hanya dikenal dalam undang undang perbankan , sedang dalam literatur hukum jaminan sebagaimana yang dikemukakan oleh para ahli hukum tidak dikenal model jaminan demikian. Yang dimaksud jaminan pokok adalah jaminan yang berupa sesuatu atau benda yang berkaitan langsung dengan kredit. Jaminan atau agunan ini dapat berupa barang, proyek atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan. Sedang yang dimaksud jaminan tambahan adalah jaminan yang tidak terkait langsung dengan kredit yang diminta oleh nasabah. Jaminan tambahan ini dapat berupa jaminan kebendaan atau perorangan. Istilah jaminan pokok dan jaminan tambahan itu sendiri sebenarnya tidak disebutkan secara tegas dalam undang-undang perbankan, tetapi ditafsirkan dari ketentuan pasal 8 undang-undang perbankan dan surat edaran bank indonesia nomor 23/B/UKU, tanggal 28 februari 1991.
  • 11. Apabila jaminan pokok kurang memenuhi persyaratan pemberian kredit maka pihak bank akan meminta harta milik debitur untuk dijadikan jaminan tamba- han. Dalam praktik perbankan, selain jaminan pokok biasanya debitur selalu diminta untuk memberikan jaminan tambahan. Baik jaminan pokok atau jaminan tambahan tersebut dapat diikat dengan lembaga-Lembaga jaminan kebendaan dalam bentuk hak tanggungan, hipotik, creditverband atau gadai. Sedang jaminan perorangan biasanya dimasukkan sebagai jaminan tambahan, baik berupa penanggungan atau berupa company guarantee. Jenis-jenis lembaga jaminan yang dikenal dalam praktik perbankan tersebut mempunyai kesamaan atau kemiripan dengan pembagian lembaga jaminan yang sudah ada sebagaimana dikemukakan oleh para ahli hukum. Jaminan yang lahir karena ditentukan oleh undang-undang dan jaminan yang lahir karena diperjanjikan, yang seringkali disebut juga dengan jaminan umum dan jaminan khusus, jaminan yang bersifat kebendaan dan jaminan perorangan.