1. Analisis Ekonomi dalam Penyusunan Tata Ruang
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2007 tentang
Pedoman Teknis Analisis Aspek Fisik dan Lingkungan, Ekonomi, serta Sosial Budaya dalam
Penyusunan Tata Ruang dijelaskan bahwa untuk mencapai tujuan penataan ruang salah
satunya dilakukan dengan mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya pada wilayah
dan/atau Kawasan dalam rangka pembangunan ekonomi nasional dan daerah. Dengan
demikian, perlu dikenali potensi dari sector-sektor yang dapat dikembangkan untuk
mendukung pengembangan wilayah.
Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jangka Panjang dalam kemampuan suatu wilayah
untuk menyediakan semakin banyak jenis barang dan jasa kepada penduduknya, kemampuan
tersebut tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi dan penyesuaian kelembagaan dan
ideologis yang diperlukan. Dalam upaya menemukenali potensi dari sector-sektor tersebut,
diperlukan analisis yang dapat mengidentifikasi sector basis yang menjadi sector potensial di
suatu wilayah, selain itu juga perlu diketahui bagaimana kaitannya dengan lingkup wilayah
yang lebih luas.
Analisis Ekonomi dalam penyusunan tata ruang yang akan dibahas dalam laporan ini,
meliputi:
Identifikasi Potensi sumber daya
Analisis kondisi ekonomi wilayah
2. Analisis Kondisi Ekonomi Wilayah
PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh
unit usaha dalam suatu daerah tetentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir
yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB yang digunakan ialah PDRB atas dasar
harga konstan yang mana menunjukan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yangberlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar.
Laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan menurut lapangan usaha (%) di Kabupaten
Bogor 2017-2021
No. Sektor 2017 2018 2019 2020 2021
1. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 2.82
2.33 1.76 0.58 2.43
2. Pertambangan dan
Penggalian -0.060
2.56 -1.27 1.62 7.95
3. Industri Pengolahan 5.33 6.18 5.66 -2.47 2.50
4. Pengadaan Listrik dan Gas 1.79 0.99 2.36 -4.12 9.49
5. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 7.72
5.65 5.30 9.65 8.55
6. Konstruksi 10.70 10.55 7.72 -5.75 6.76
7. Perdagangan Besar dan
Eceran; Reperasi Mobil dan
Sepeda Motor 4.52
3.98 6.83 -4.42 2.98
8. Transportasi dan
Pergudangan 7.65
8.11 8.24 -1.30 2.05
9. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 8.49
7.06 5.11 -9.31 5.95
10. Informasi dan Komunikasi 11.82 9.09 9.22 32.33 10.69
11. Jasa Keuangan 4.89 7.02 6.99 1.25 4.79
12. Real Estate 9.32 9.63 9.40 4.44 10.68
13. Jasa Perusahaan 8.76 6.53 9.02 -10.90 8.47
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan
Sosial Wajib 4.63
1.56 2.15 -1.89 0.71
15. Jasa Pendidikan 8.64 5.79 5.59 7.13 1.26
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 9.08
7.72 6.56 -6.83 7.35
17. Jasa Lainnya 9.57 8.36 8.04 -3.09 2.41
18. PDRB 5.92 6.19 5.85 -1.76 3.55
3. PDRB Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) Kabupaten
Bogor 2017-2021
No. Sektor 2017 2018 2019 2020 2021
1. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 6871,11 7031,22 7154,92 7196,08 7370,78
2. Pertambangan dan
Penggalian 3455,65 3544,12 3499,08 3555,87 3838,47
3. Industri Pengolahan 76161,88 80870,97 85444,73 83331,09 85414,2
4. Pengadaan Listrik dan Gas 239,51 241,88 247,6 237,39 259,92
5. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 161,9 171,05 180,11 197,5 214,38
6. Konstruksi 13104,72 14487,25 15605,65 14707,94 15702,24
7. Perdagangan Besar dan
Eceran; Reperasi Mobil dan
Sepeda Motor 17332,72 18022,21 19253,97 18403,12 18951,81
8. Transportasi dan
Pergudangan 4457,49 4818,89 5215,8 5148,14 5253,8
9. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 3586,56 3839,85 4035,98 3660,18 3877,78
10. Informasi dan Komunikasi 3582,16 3907,67 4267,77 5647,38 6251,33
11. Jasa Keuangan 739,62 791,54 846,85 857,43 898,52
12. Real Estate 1207,41 1323,71 1448,11 1512,44 1673,94
13. Jasa Perusahaan 292,34 311,44 339,54 302,54 328,16
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan
Sosial Wajib 2211,11 2245,69 2293,88 2250,49 2266,58
15. Jasa Pendidikan 2763,58 2923,51 3086,9 3306,95 3348,67
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 786,29 846,99 902,56 840,93 902,71
17. Jasa Lainnya 2607,38 2825,36 3052,57 2958,16 3029,36
18. PDRB 139561,45 148203,35 156876,01 154113,6 159582,65
4. PDRB Atas Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha (Miliar Rupiah) Provinsi Jawa Barat
2017-2021
No. Sektor 2017 2018 2019 2020 2021
1. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 99669,37 101777,2 104656,78 106991,94 108406,55
2. Pertambangan dan
Penggalian 26589,93 25496,23 24791,42 23771,26 23966,2
3. Industri Pengolahan 578858,48 616441,68 641352,05 614291,24 638689,32
4. Pengadaan Listrik dan Gas 5438,11 5438,95 5373,58 4964,31 5543,06
5. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 1080,96 1134,53 1168,93 1295,18 1419,97
6. Konstruksi 111001,03 119305,16 126631,2 119068,58 126767,9
7. Perdagangan Besar dan
Eceran; Reperasi Mobil dan
Sepeda Motor 207909,71 216613,83 232876,12 214374,85 221203,99
8. Transportasi dan
Pergudangan 64258,64 67701,98 71064,36 68097,41 67981,5
9. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 35285,42 38160,14 40928,32 38634,85 38620,93
10. Informasi dan Komunikasi 53527,16 58420,75 63861,23 85980,07 91882,97
11. Jasa Keuangan 34179,94 35727,39 36520,83 36932,39 39014,44
12. Real Estate 16109,92 17663,39 19348,73 19716,06 22033,68
13. Jasa Perusahaan 5784,33 6284,13 6861,26 5599,12 60777,47
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan
Sosial Wajib 26933,35 27360,56 28754,68 26716,83 26178,25
15. Jasa Pendidikan 37909,72 40075,48 42156,3 44978,19 44988
16. Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 10537,79 11369,96 12448,02 11777,49 12666,86
17. Jasa Lainnya 28790,56 30717,76 32912,01 32045,37 32305,31
18.
PDRB
1343864,4
3
1419689,1
2
1491705,8
1
1455235,1
4
1507746,3
9
5. Analisis Location Quotient (LQ)
Analisis Location Quotient (LQ) merupakan metode untuk menganalisis dan
menentukan keberagaman dari basis ekonomi masyarakat daerah. Digunakan untuk
mengestimasi sector-sektor yang menjadi basis dan melihat seberapa besar sector tersebut
mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, mengimpor atau mengekspor produk serta
keragaman dari basis ekonomi suatu daerah.
Rumus = (Eir/Er)/(Ein/En)
Keterangan:
Eir = Jumlah PDRB suatu sector Kabupaten
Er = Jumlah PDRB total Kabupaten
Ein = Jumlah PDRB suatu sector Provinsi
En = Jumlah PDRB total Provinsi
Nilai LQ untuk Ekonomi Basis Berdasarkan Nilai PDRB Atas Harga Konstan Menurut
Lapangan Usaha (Milyar Rupiah) Kabupaten Bogor terhadap Provinsi Jawa Barat 2017-2021
No. Sektor 2017 2018 2019 2020 2021 Rata-rata Keterangan
1. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 0,664 0,662 0,650 0,635 0,642 0,651 Non Basis
2. Pertambangan dan Penggalian 1,251 1,332 1,342 1,412 1,513 1,370 Basis
3. Industri Pengolahan 1,267 1,257 1,267 1,281 1,264 1,267 Basis
4. Pengadaan Listrik dan Gas 0,424 0,426 0,438 0,452 0,443 0,437 Non Basis
5. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 1,442 1,444 1,465 1,440 1,426 1,444 Basis
6. Konstruksi 1,137 1,163 1,172 1,166 1,170 1,162 Basis
7. Perdagangan Besar dan Eceran;
Mobil dan Sepeda Motor 0,803 0,797 0,786 0,811 0,809 0,801 Non Basis
8. Transportasi dan Pergudangan 0,668 0,682 0,698 0,714 0,730 0,698 Non Basis
9. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 0,979 0,964 0,938 0,895 0,949 0,945 Non Basis
10. Informasi dan Komunikasi 0,644 0,641 0,635 0,620 0,643 0,637 Non Basis
11. Jasa Keuangan 0,208 0,212 0,220 0,219 0,218 0,216 Non Basis
12. Real Estate 0,722 0,718 0,712 0,724 0,718 0,719 Non Basis
13. Jasa Perusahaan 0,487 0,475 0,471 0,510 0,051 0,399 Non Basis
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib 0,791 0,786 0,759 0,795 0,818 0,790 Non Basis
15. Jasa Pendidikan 0,702 0,699 0,696 0,694 0,703 0,699 Non Basis
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 0,718 0,714 0,689 0,674 0,673 0,694 Non Basis
17. Jasa Lainnya 0,872 0,881 0,882 0,872 0,886 0,879 Non Basis
6. Berdasarkan hasil perhitungan LQ pada setiap sector lapangan usaha, diketahui:
1. Sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang mempunyai nilai
LQ yang paling tinggi 1,44. Hal itu menunjukan bahwa pada sector ini telah dapat
melampaui pemenuhan kebutuhan local hingga wilayah sekitarnya.
2. Sektor Pertambangan dan Penggalian (LQ = 1,37); Sektor industry pengolahan (LQ =
1,26); dan sector industry konstruksi (LQ = 1,16). Sektot-sektor tersebut mempunyai
nilai LQ >1 yang artinya sudah mampu melampaui kebutuhan masyarakat bahkan
untuk wilayah sekitarnya.
3. Sektor Pertanian, kehutanan, dan perikanan (LQ = 0,65); Sektor pengadaan listrik dan
gas (LQ = 0,43); Sektor Perdagangan Besar dam Eceram mobil dan sepeda motor (LQ
= 0,80); Sektor transportasi dan pergudangan (LQ = 0,69); Sektor penyediaan
akomodasi dan makan minum (LQ = 0,94); Sektor informasi dan komunikasi (LQ =
0,63); Sektor Jasa keuangan (LQ = 0,21); Sektor real estate (LQ = 0,71); Sektor jasa
perusahaan (LQ = 0,39); Sektor administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan
sosial wajib (LQ = 0,79); Jasa Pendidikan (LQ = 0,69); Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial (LQ = 0,69); Sektor jasa lainnya (LQ = 0,87). Merupakan sector non basis yang
hanya melayani kebutuhan masyarakat di Kabupaten Bogor.
7. Analisis Shift Share (SS)
Analisis Shift Share (SS) yaitu analisis untuk menemukenali potensi dan permasalahan
perekonomian yang dimiliki oleh wilayah/Kawasan. Memberikan data dan informasi tentang
kinerja perekonomian kedalam 3 bidang:
- Pertumbuhan ekonomi, untuk melihat perubahan perekonomian daerah dibandingkan
dengan perekonomian nasional.
- Pergeseran proposional, untuk mengetahui apakah perekonomian daerah
terkonsentrasi pada sector-sektor yang tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan
perekonomian nasional
- Pergeseran differensial, untuk membantu dalam menentukan seberapa jauh daya saing
sectoral suatu daerah dibandingkan dengan perekonomian nasional.
Keterangan:
Nij : Perubahan PDRB sector/subsector I di wilayah amatan yang disebabkan oleh pengaruh
pertumbuhan ekonomi wilayah acuan
Mij ; Perubahan PDRB sector/subsector di wilayah amatan yang disebabkan oleh pengaruh
pertumbuhan sector I di wilayah acuan
Cij : Perubahan PDRB sector/subsector I di wilayah amatan yang disebabkan oleh
keunggulan kompetitif sector I di wilayah acuan
Dij : Perubahan PDRB sector/subsector I di wilayah amatan
Snij : Menunjukan keunggulan kompeitif nya apakah sector-sektor tersebut memiliki
pertumbuhan progresif atau tidak
Hasil Perhitungan SS Berdasarkan Nilai PDRB Atas Harga Konstan Menurut Lapangan
Usaha (Milyar Rupiah) Kabupaten Bogor terhadap Provinsi Jawa Barat
No. Sektor
Nij Mij Cij Dij Snij Keterangan
1.
Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 838 -338,3 -102,66 397 -440,9 TidakProgresif
2.
Pertambangan dan Penggalian 421 -38,6 723,80 1107 685,2 Progresif
3.
Industri Pengolahan 9288 -35,5 1380,22 10633 1344,7 Progresif
4.
Pengadaan Listrik dan Gas 29 -8,8 15,79 36 7,0 Progresif
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 20 32,7 1,71 54 34,4 Progresif
6.
Konstruksi 1598 999,4 736,09 3334 1735,5 Progresif
7. Perdagangan Besar dan Eceran;
Mobil dan Sepeda Motor 2114 -494,6 510,79 2130 16,2 Progresif
8.
Transportasi dan Pergudangan 544 252,7 538,06 1334 790,8 Progresif
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum 437 -146,2 -47,82 243 -194,0 TidakProgresif
10.
Informasi dan Komunikasi 437 2232,3 102,31 2771 2334,6 Progresif
8. 11.
Jasa Keuangan 90 68,7 54,29 213 123,0 Progresif
12.
Real Estate 147 319,3 22,55 489 341,8 Progresif
13.
Jasa Perusahaan 36 0,2 -2743,53 -2708 -2743,4 TidakProgresif
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib 270 -214,2 117,46 173 -96,7 TidakProgresif
15.
Jasa Pendidikan 337 248,1 69,09 654 317,2 Progresif
16.
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 96 20,5 -42,44 74 -21,9 TidakProgresif
17.
Jasa Lainnya 318 104,0 103,67 526 207,7 Progresif
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, secara umum dapat di lihat bahwa pertumbuhan
perekonomian di Kabupaten Bogor mengalami pergeseran struktur secara positif yang artinya
terus meningkat seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jawa Barat.
Namun, masih banyak juga sector-sektor yang memiliki laju pertumbuhan lambat daripada
seluruh sector ekonomi PDRB di Provinsi Jawa Barat seperti pada sector pertanian,
kehutanan, dan perikanan; sector pertambangan dan penggalian; sector industry pengolahan;
sector pengadaan listrik dan gas; sector perdagangan besar dan eceran; mobil dan sepeda
motor; sector penyediaan akomodasi makan dan minum; sector Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib.
Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan; sector Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum; sector Jasa Perusahaan; sector Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial memiliki laju
daya saing yang rendah yang disebabkan oleh keunggulan kompetitif sector-sector tersebut di
Kabupaten Bogor.
Kesimpulan Analisis LQ & SS
No Sektor LQ Keterangan Snij Keterangan Kriteria
1. Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan 0,651 Non Basis -440,9
Tidak
Progresif Tertinggal
2. Pertambangan dan Penggalian 1,370 Basis 685,2 Progresif Unggulan
3.
Industri Pengolahan 1,267 Basis 1344,7 Progresif Unggulan
4.
Pengadaan Listrik dan Gas 0,437 Non Basis 7,0 Progresif Potensial
5. Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 1,444 Basis 34,4 Progresif Unggulan
6. Konstruksi 1,162 Basis 1735,5 Progresif Unggulan
7.
Perdagangan Besar dan Eceran;
Mobil dan Sepeda Motor 0,801 Non Basis 16,2 Progresif Potensial
8.
Transportasi dan Pergudangan 0,698 Non Basis 790,8 Progresif Potensial
9. Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum 0,945 Non Basis -194,0
Tidak
Progresif Tertinggal
10.
Informasi dan Komunikasi 0,637 Non Basis 2334,6 Progresif Potensial
9. 11. Jasa Keuangan 0,216 Non Basis 123,0 Progresif Potensial
12. Real Estate 0,719 Non Basis 341,8 Progresif Potensial
13.
Jasa Perusahaan 0,399 Non Basis -2743,4
Tidak
Progresif Tertinggal
14. Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial
Wajib 0,790 Non Basis -96,7
Tidak
Progresif Tertinggal
15.
Jasa Pendidikan 0,699 Non Basis 317,2 Progresif Potensial
16.
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Sosial 0,694 Non Basis -21,9
Tidak
Progresif Tertinggal
17. Jasa Lainnya 0,879 Non Basis 207,7 Progresif Potensial
Kriteria Snij >0 Snij <0
LQ >1 Unggulan Andalan
LQ <1 Potensial Tertinggal
Dari analisis LQ dan Shift Share yang diperoleh dari PDRB atas harga konstan (miliar
rupiah) dengan perbandingan antara Provinsi Jawa Barat dan Kabupaten Bogor di dapatkan
hasil sebagai berikut:
1. Sektor Unggulan yang berhasil memberikan kontribusi terhadap perekonomian local
Kabupaten Bogor dan memperoleh keuntungan komparatif terhadap sector lainnya,
diantaranya; Pertambangan dan Penggalian, Industry pengolahan, Pengadaan air,
pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang, dan Industri konstruksi.
2. Sektor Potensial mempunyai keunggulan kompetitif sehingga bisa lebih berkembang
diantaranya; Pengadaan listrik dan gas, Perdagangan besar dan eceran (Reparasi
mobil dan sepeda motor), Transportasi pergudangan, Informasi dan komunikasi, Jasa
keuangan dan asuransi, Real Estate, Jasa Pendidikan, dan jasa lainnya.
3. Sektor Tertinggal lebih membutuhkan perhatian khusus agar dapat memberikan
kontribusi yang lebih terhadap PDRB Kabupaten Bogor, diantaranya; Pertanian,
perikanan dan kehutanan, Penyediaan akomodasi dan makanan minuman, Jasa
perusahaan, Administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib, dan
jasa Kesehatan dan kegiatan sosial. Perlu perhatian khusus
10. Identifikasi Potensi Sumber Daya
Luas Panen Tanaman Sayuran (Ha) dan Produksi (Ton) Menurut Kecamatan dan
Jenis Tanaman di Kabupaten Bogor, 2020
Jenis Sayuran Rumpin Jasinga Parung Panjang Tenjo Cigudeg
Kacang
Panjang
Luas Panen
(Ha)
37 31 61 51 0,0023
Produksi (Ton) 1,673 45,2 427 357 2
Cabe
Rawit
Luas Panen
(Ha)
2 31 24 27 0,0015
Produksi (Ton) 1 45,2 96 135 0,8
Terong
Luas Panen
(Ha)
24 32 26 22 0,0013
Produksi (Ton) 85,2 36,4 31 0,9
Ketimun
Luas Panen
(Ha)
11 34 40 61 0,0024
Produksi (Ton) 2,828 93,7 40 610 1,5
Kangkung
Luas Panen
(Ha)
67 0 25 12 0
Produksi (Ton) 2,172 0 2,25 108 0
Bayam
Luas Panen
(Ha)
54 0 21 12 0
Produksi (Ton) 672 0 84 48 0
Cabe
Besar
Luas Panen
(Ha)
1 14 19 17 0,0016
Produksi (Ton) 7,5 8,2 95 85 1,2
Luas Panen Tanaman Biofarmaka (Ha ) dan Produksi (Ton) Menurut Kecamatan dan Jenis
Tanaman di Kabupaten Bogor, 2020
Jenis Sayuran Rumpin Jasinga Parung Panjang Tenjo Cigudeg
Lengkuas
Luas Panen
(Ha)
1,075 0,2 22 10 0
Produksi (Ton) 42,1 6,36 49,2 22 0
Jahe
Luas Panen
(Ha)
0,38 0,5 0 1 0
Produksi (Ton) 2,5 8,35 0 3,2 0
Kunyit
Luas Panen
(Ha)
0 0,3 1,9 1 0
Produksi (Ton) 3,5 6 2,3 3,5 0
Kencur
Luas Panen
(Ha)
0,535 0 0 1 0
Produksi (Ton) 4,5 2,8 0 0,5 0
Kapulaga
Luas Panen
(Ha)
0 0 0 0 0,7
Produksi (Ton) 0 0 0 0 1,2
11. Luas Panen Palawija (Ha) dan Produksi (Ton) Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman di
Kabupaten Bogor, 2020
Jenis Sayuran Rumpin Jasinga Parung Panjang Tenjo Cigudeg
Jagung
Luas Panen
(Ha)
21 17 30 110 0
Produksi (Ton) 115 80,62 162 0 0
Kacang
Tanah
Luas Panen
(Ha)
14 22 19 48 8
Produksi (Ton) 16 74,88 24 0 11
Ubi Kayu
Luas Panen
(Ha)
40 27 23 109 17
Produksi (Ton) 910 648 525 443 386
Ubi Jalar
Luas Panen
(Ha)
16 12 18 25 23
Produksi (Ton) 260 520 288 203 372
Talas
Luas Panen
(Ha)
6 0 0 0 0
Produksi (Ton) 91 0 0 0 0
Luas Panen Padi (Ha) dan Produksi (Ton) Menurut Kecamatan di Kabupaten Bogor, 2020
Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
Rumpin 2,652 16,513
Cigudeg 2,833 17,975
Jasinga 3,308 20,291
Tenjo 3,670 20,664
Parung Panjang 2,579 15,257
Luas areal tanaman perkebunan menurut kecamatan dan jenis tanaman (ha) 2020
Kecamatan Kelapa Karet Kopi Kakao The
Cigudeg 154,49 - 63,36 - -
Tenjo 26,00 - - 1,00 -
Rumpin 370,90 - 66,83 - -
Parung Panjang 218,80 - 26,67 - -
Jasinga 45,61 618,78 49,28 - -
12. Populasi hewan ternak (Ekor) dan Produksi Daging Konsumsi (Kg) Menurut Kecamatan dan
Jenis Tanaman di Kabupaten Bogor, 2020
Jenis Hewan Rumpin Jasinga Parung Panjang Tenjo Cigudeg
Sapi
Populasi
(Ekor)
409 30 68 31 78
Produksi (Kg) 8,145 10,704 68,414 6,748 6,746
Kerbau
Populasi
(Ekor)
736 2,065 1,533 2,108 1,972
Produksi (Kg) 6,860 8,938 148,627 3,118 8,938
Domba
Populasi
(Ekor)
7,446 5,831 4,854 3,428 8,739
Produksi (Kg) 9,055 10,684 9,196 4,889 7,4889
Kambing
Populasi
(Ekor)
3,342 692 1,280 1773 1970
Produksi (Kg) 1,877 1,765 2,853 2,616 3,120
Babi
Populasi
(Ekor)
0 0 95 296 0
Produksi (Kg) 0 0 0 0 0
Kelinci
Populasi
(Ekor)
0 38 84 0 0
Produksi (Kg) 0 0 0 0 0
Populasi Unggas (Ekor) dan Produksi Daging (Kg) dan Produksi Telur (Kg) Menurut
Kecamatan di Kabupaten Bogor, 2020
Jenis Hewan
Rumpin Jasinga
Parung
Panjang Tenjo Cigudeg
Ayam
Ras
Petelur
Populasi
(Ekor)
1.944.456 160.051 286.165 366.879 458.598
Produksi
Daging (Kg)
1.810.794 149.050 266.493 341.660 427.073
Produksi
Telur (Kg)
30.367.561 2.499.598 4.469.185 5.729.737 7.162.159
Ayam
Buras
Populasi
(Ekor)
45.276 62.131 37.147 36.067 42.501
13. Produksi
Daging (Kg)
46.492 63.800 38.145 37.035 43.642
Produksi
Telur (Kg)
97.108 133.258 79.673 77.356 91.156
Ayam
Ras
Pedaging
Populasi
(Ekor)
1.118.678 373.006 1.984.927 669.458 1.002.919
Produksi
Daging (Kg)
7.285.237 2.429.151 12.925.916 4.359.754 6.531.373
Produksi
Telur (Kg)
0 0 0 0 0
Itik
Populasi
(Ekor)
980 1.460 2.466 1.082 2.466
Produksi
Daging (Kg)
765 1.140 1.910 846 820
Produksi
Telur (Kg)
6.161 9.179 15.377 6.802 6.601
Itik
Manila
Populasi
(Ekor)
3.704 4.260 4.760 6.472 3.704
Produksi
Daging (Kg)
2.244 2.559 2.859 3.889 2.225
Produksi
Telur (Kg)
20.399 23.462 26.215 35.644 20.399
Luas Area (Ha) dan Produksi (Ton) ikan konsumsi menurut kecamatan di kabupaten Bogor
2021
Kecamatan Luas Lahan (Ha) Produksi (Ton)
Rumpin 27 595
Cigudeg 11 3.449
Jasinga 4 422
Tenjo 7 193
Parung Panjang 8 88
14. Produksi Ikan konsumsi menurut jenis ikan di Kabupaten Bogor 2021
Jenis Ikan Kecamatan
Rumpin Cigudeg Jasinga Tenjo Parung
Panjang
Mas 122.04 46.00 15.73 37.80 67.96
Nila 384.18 62.67 397.55 151.71 14.52
Mujair 0.37 0.66 0.31 0.05 0.36
Gurame 77.54 34.03 7.72 0 0
Tawes 10.72 0 0 0 0
Patin 0 0 0 0 0
Lele 0 3.305.91 1.04 0 5.43
Tambakan 0.37 0 0 0 0.08
Bawal 0 0 0 3.64 0
Nilem 0.01 0.03 0 0.02 0.01
15. Luas Daerah 5 Kecamatan di Bogor Barat
Kecamatan Luas Total Area
(km2/sq.km)
Rumpin 136,84
Cigudeg 177,61
Jasinga 144,54
Tenjo 83,22
Parung Panjang 71,34
Berdasarkan RTRW Kabupaten Bogor Tahun 2016-2036
- Kawasan peruntukan hutan sebesar 13% dari luas Daerah
- Kawasan peruntukan lahan basah sebesar 13% dari luas Daerah
- Kawsan peruntukan lahan kering sebesar 7% dari luas Daerah
- Kawasan peruntukan perkebunan 14% dari luas Daerah
- Kawasan peruntukan permukiman perdesaan sebesar 5% dan perkotaan sebesar 30%
dari luas Daerah
Rencana Penggunaan Lahan berdasarkan Arahan RTRW 2016-2036
Penggunaan Kecamatan
Cigudeg Jasinga Parung
Panjang
Rumpin Tenjo
Hutan 23.09 18.79 9.27 17.79 10.81
Perkebunan 19.15 20.23 9.98 19.15 11.65
Lahan
Kering
12.43 10.11 4.99 9.57 5.82
Permukiman 62.16 50.59 25.00 47.90 29.12
Lahan Basah 23.09 18.79 9.27 17.79 10.81
16. Jumlah Industri Besar/Menengah berdasarkan kecamatan di Kabupaten Bogor 2020
Kecamatan Jumlah
Cigudeg 13
Jasinga 10
Parung Panjang 11
Rumpin 5
Tenjo 4
Kategori Industri berdasarkan kecamatan di Kabupaten Bogor 2020
Kategori Kecamatan
Tenjo Parung Panjang Jasinga Rumpin Cigudeg
Industri Kayu 1 2 0 0 0
Industri Batu bara,
Pengolahan Minyak,
Tambang terbuka
1 0 0 0 4
Industri Pengolahan 2 4 8 1 1
Kimia, Farmasi, Barang
industry dari plastic
0 3 0 0 0
Industri bahan galian bukan
logam
0 4 0 2 1
Industry barang dari logam
mesin dan peralatan
0 2 0 1 0
Industri makanan 0 3 2 3 4
Peternakan, Perkebunan 0 0 0 2 2
Industri Konstruksi 0 1 0 1 0
Jumlah sarana ekonomi
Kecamatan Pasar Kios Warung Toko Lainnya
Tenjo 2 47 478 105 65
Parung Panjang 5 735 2355 332 211
Jasinga 1 19 556 30 28
Cigudeg 2 361 128 92 0
Rumpin 1 354 277 82 43
17. Berdasarkan analisis kondisi ekonomi wilayah dan melihat identifikasi potensi sumber daya
yang dimiliki oleh masing-masing kecamatan, maka didapatkan Rencana Pengembangan
Daerah meliputi:
1. Kecamatan Jasinga diarahkan untuk pengembangan pertanian dan holtikultura. Selain
itu memiliki sentra komoditi unggulan yaitu tanaman karet yang di dukung dengan
luas areal perkebunan seluas 618,78 Ha.
2. Kecamatan Cigudeg direncanakan untuk ditetapkan sebagai Pusat Kawasan
Pengembangan Tambang yang memiliki fungsi sebagai pusat penyedia jasa dan
pelayanan, serta pengolahan hasil tambang yang prospektif yaitu pertambangan non
logam terutama adalah barang tambang yang sangat diperlukan untuk sektor
bangunan dan kontruksi seperti batu kapur dan bahan galian golongan C dan yang
lainnya. Selain itu didukung pula oleh wilayah yang berpotensi untuk dikembangkan
dan dilakukan eksplorasi berdasarkan arahan sektor, pertambangan di Kabupaten
Bogor, dikembangkan di wilayah-wilayah sebagai berikut :
- Penambangan non logam di Parungpanjang, Rumpin, Cigudeg, dan Tenjo.
- Penambangan mineral logam dan bukan logam di Kecamatan Jasinga, Parung
panjang, dan Cigudeg.
3. Kecamatan Tenjo diarahkan untuk pengembangan pertanian lahan basah yaitu padi
sawah. Pada tahun 2020 mampu memproduksi 20,664 Ton padi dengan luas panen
3,670 Ha. Masih bisa untuk diperluas karena jika mengacu dengan Rencana
Penggunaan Lahan berdasarkan Arahan RTRW Kecamatan Tenjo memiliki kapasitas
hingga 10,81 Ha.
4. Kecamatan Rumpin diarahkan sebagai calon ibu kota baru Kabupaten Bogor Barat
yang terletak di Desa Cibodas. Selain itu Kecamatan Rumpin memiliki sumber daya
alam yang sangat potensial untuk dikembangkan yaitu potensi wisata desa
diantaranya curug dendeng desa leuwibatu, curug suakan palias , curug cipayung
desa rabak dan masih banyak lagi.
5. Kecamatan Parung Panjang diarahkan untuk dikembangkan sebagai daerah Industri.
Diantaranya industri kimia dan barang kimia, industry tekstil dan produk tekstil, juga
industri plastic. Selain itu kecamatan Parung Panjang juga memiliki fasilitas sarana
ekonomi yang paling memadai dan terbilang cukup lengkap diantara kecamatan lain.