Dokumen tersebut membahas paradigma pendidikan kewarganegaraan di Rusia dan Indonesia. Di Rusia, tujuannya adalah membentuk warga negara yang taat hukum dan patriotik, sedangkan di Indonesia tujuannya adalah membentuk karakter bangsa berdasarkan Pancasila. Kedua negara menghadapi tantangan seperti globalisasi dan perlunya pengembangan lebih lanjut bidang studi pendidikan kewarganegaraan.
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Hijau Pop Retro Simpel Ilustrasi Belajar Pelajaran Presentasi.pptx
1. Dibuat Oleh : ALI MUCKROMIN
NIM Q200210045
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROGRAM PASCA SARJANA
S2 PENDIDIKAN DASAR
2. PARADIGMA PKn DI RUSIA
• Sistem pelatihan dan pendidikan
berkelanjutan yang berorientasi
sosial dan publik;
• Sistem pendidikan dan pelatihan
individu;
• Persiapan warga negara yang taat
hukum, patriot statis.
3. TUJUAN
• untuk pembentukan kompetensi
kewarganegaraan, budaya demokrasi,
memenuhi kebutuhan sosialisasi
untuk kepentingan individu,
masyarakat sipil dan negara hukum.
Tujuan yang ditetapkan sebelum
pendidikan kewarganegaraan ini
adalah pembentukan kepribadian
warga negara, yang mampu di masa
depan untuk hidup dalam masyarakat
sipil dan negara yang sah.
5. Dalam literatur modern, ada perbedaan ide tentang kewarganegaraan dalam
masyarakat Rusia dengan mempertimbangkan kekhususan sosial budayanya.
Beberapa penulis, mempertimbangkan kewarganegaraan sebagai kualitas
pribadi, percaya bahwa hal itu didasarkan pada gagasan kewajiban sipil dan
kepedulian tentang kepentingan publik, dan dimanifestasikan dalam
pemahaman seseorang tentang hak dan tanggung jawabnya dalam
hubungannya dengan masyarakat, serta dalam dirinya. kemauan untuk secara
sukarela mengikuti aturan hukum dan moralnya. Lainnya mengasosiasikan
kewarganegaraan dengan partisipasi aktif dalam kehidupan publik; perasaan
seseorang yang terlibat dalam nasib Tanah Air dan ketersediaan pedoman
moral yang signifikan secara sosial yang menentukan kesiapannya untuk
menerima tanggung jawab moral untuk masa lalu, sekarang dan masa depan
Rusia. Untuk ketiga, kewarganegaraan, yang diwujudkan dalam aktivitas sosial
seseorang, dinyatakan dalam kesediaan dan kemampuannya untuk
berpartisipasi secara aktif dalam urusan masyarakat dan negara, dengan
sengaja menggunakan hak dan kebebasannya dan melakukan tugasnya.
6. TANTANGAN PKn DI RUSIA
• munculnya kembali Rusia yang merdeka;
• globalisasi
10. • Berpikir kritis, rasional, dan
kreatif dalam menghadapi
persoalan-persoalan
kewarganegaraan;
• Berpartisipasi secara aktif dan
bertanggung jawab, serta
bertindak secara cerdas dalam
kegiatan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, serta
dalam pemberantasan korupsi;
11. • Berkembang secara positif dan
demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter bangsa
Indonesia agar dapat hidup
berdampingan dengan bangsa lain;
dan
• Berinteraksi dengan bangsa lain di
kancah internasional, baik secara
langsung maupun tidak langsung,
dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
12. TANTANGAN PKn DI INDONESIA
• Pendidikan Kewarganegaraan sebagai bidang kajian
akademik masih memerlukan pengembangan epistemologis
dan civitas akademika agar posisinya semakin kokoh dan
mantap;
• Pendidikan Kewarganegaraan membutuhkan dukungan dari
civitas akademika untuk memantapkan body of knowledge-
nya, sehingga eksistensinya sebagai disiplin ilmu pendidikan
akan semakin andal dan terpercaya; dan
• Kajian konseptual-filosofis untuk memperkuat dan
mengembangkan struktur dan tubuh Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai suatu disiplin pendidikan berarti
pengembangan pada tataran landasan keilmuan (Sapriya,
2007, hlm. 621).
15. PKn di Indonesia
• Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan
berbasis nilai yang bersumber dari kristalisasi sistem
nilai budaya bangsa (Pancasila). Pendidikan
Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran di
sekolah dan mata kuliah di perguruan tinggi dapat
mengorientasikan peserta didik pada pemerolehan
karakter, pada akhirnya karakter bangsa sebagai
negara yang bersatu, religius, dan humanis.
• Dengan fungsi PKn sebagai fasilitator pembangunan
dan penanaman karakter bangsa, diharapkan warga
negara Indonesia di masa depan dapat
mencerminkan warga negara yang mampu
mengamalkan nilai-nilai budaya bangsa, yaitu
Pancasila.