Dokumen tersebut membahas tentang Air Bah dalam Alkitab dan mitologi lainnya, serta perjanjian Allah dengan Nuh setelah Air Bah. Dokumen tersebut menjelaskan bahwa Allah menghancurkan dunia lama karena kejahatan manusia, tetapi memberikan kesempatan kedua melalui Nuh dan perjanjian untuk melestarikan kehidupan di bumi.
2. Air Bah meninggalkan bekas yang tak terhapuskan dalam
sejarah manusia. Banyak budaya yang berbeda menyimpan
catatan peristiwa ini: orang-orang Hindu, Maya, penduduk
lama Irlandia, penduduk asli Amerika Utara...
Dalam Kejadian 6 sampai 9, Musa menjelaskan mengapa Allah
harus menghancurkan dunia yang telah Dia ciptakan, dan
bagaimana Dia melakukannya.
Air Bah bukan hanya kehancuran, tetapi juga kesempatan
kedua, dan tindakan anugerah penebusan.
(1) Cina (2) Sumeria (3) India
1 2
3
3. “Berfirmanlah Allah kepada Nuh: "Aku telah memutuskan untuk
mengakhiri hidup segala makhluk, sebab bumi telah penuh dengan
kekerasan oleh mereka, jadi Aku akan memusnahkan mereka
bersama-sama dengan bumi.’” (Kejadian 6:13)
Mengapa Allah menghancurkan dunia yang telah Dia ciptakan?
Manusia akan menghancurkan diri mereka sendiri. Allah
percaya bahwa tindakan ekstrim dan awal yang baru
diperlukan (Kej 6:5-7). Dia memilih Nuh untuk
memperingatkan semua orang dan menawarkan sarana
keselamatan: bahtera (2Pet 2:5; Kej 6:8, 13-14).
Allah memberikan instruksi secara rinci tentang bagaimana membangun bahtera
(termasuk ukuran yang tepat), seperti yang Dia lakukan dengan tabut perjanjian nantinya.
“Lalu Nuh melakukan semuanya itu; tepat seperti
yang diperintahkan Allah kepadanya, demikianlah
dilakukannya.” (Kej 6:22). Tuhan menawarkan
kasih karunia-Nya kepada kita juga, dan Dia
mengharapkan respon iman dan penurutan.
4. “Pada waktu umur Nuh enam ratus tahun, pada bulan yang kedua, pada hari yang
ketujuh belas bulan itu, pada hari itulah terbelah segala mata air samudera raya
yang dahsyat dan terbukalah tingkap-tingkap di langit.” (Kejadian 7:11)
Bagaimana Penciptaan dan Air Bah serupa?
Perairan terbagi (1:6)
Allah menciptakan
binatang menurut
jenisnya (1:21, 25)
Allah membawa
binatang kepada
Adam (2:19)
Pencipta
an
Airnya menyatu
(7:11)
Allah memelihara
binatang menurut
jenisnya (7:14)
Allah membinasakan
binatang karena
manusia (6:7)
Air Bah
Allah harus menghancurkan segala sesuatu yang telah Dia ciptakan agar umat
manusia dapat memiliki awal yang baru. Allah juga akan menghancurkan dunia
ini untuk membuat Ciptaan baru, bebas dari dosa (Yes 65:17; Why 21:1).
5. “Maka Allah mengingat Nuh dan segala binatang liar dan segala ternak,
yang bersama-sama dengan dia dalam bahtera itu.” (Kejadian 8:1a)
Apakah Allah telah melupakan Nuh?
Allah tidak benar-benar kehilangan ingatan-Nya.
“Allah mengingat” berarti bahwa waktu yang tepat
untuk sesuatu telah tiba (Kej 19:29; 30:22; Kel 2:24;
1Sam 1:19).
Setelah Air Bah berakhir, Nuh membuka jendela
bahtera (Kej 8:6). Dia mengirim beberapa burung
untuk mempelajari keadaan bumi saat itu (Kej
8:7-12). Dia mempercayai Allah, dan dia juga
mengambil tindakan untuk meneguhkan imannya.
Nuh masih menunggu perintah Allah sebelum
keluar dari bahtera, bahkan ketika bumi sudah
mengering (Kej 8:15-18).
6. “Tetapi dengan engkau Aku akan mengadakan perjanjian-Ku, dan
engkau akan masuk ke dalam bahtera itu: engkau bersama-sama
dengan anak-anakmu dan isterimu dan isteri anak-anakmu.”
(Kejadian 6:18)
Apa perjanjian Allah dengan Nuh?
“Bangunlah bahtera, dan Aku akan menyelamatkanmu dari
Air Bah.” Ini adalah perjanjian yang sama yang dibuat Allah
dengan kita: “Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan
engkau akan selamat.” (Kisah 16:31)
Allah menggenapi perjanjian-Nya, dan Nuh merespon dengan
tindakan syukur, suatu korban bakaran (Kej 8:20).
Kemudian Allah memberi tahu Nuh tentang beberapa
perubahan dalam gaya hidup mereka yang diperlukan dalam
situasi baru ini. Sejak saat itu mereka dapat memakan hewan,
tetapi tidak boleh memakan darah mereka (Kej 9:3-4).
Meskipun Musa tidak menyebutkannya dalam ayat itu, hewan
yang boleh dimakan adalah yang tidak haram (Kej 7:2; 8:20).
7. SUATU PERJANJIAN PELESTARIAN HIDUP
Apa yang diharapkan untuk dilakukan manusia dalam
perjanjian baru ini?
Tidak. Ini adalah perjanjian sepihak. Allah yang melakukan. Ini
adalah karunia pemberian bagi umat manusia yang akan kita
ingat setiap kali kita melihat pelangi.
Perjanjian ini dan tandanya adalah pengingat akhir dari
Penciptaan yang asli. Allah beristirahat dan memberi kita hari
Sabat sebagai tanda (Kel 31:13; Ez 20:20).
Allah memberi manusia kesempatan kedua, “ciptaan baru.”
Dia juga berkomitmen untuk melestarikan kehidupan di
Bumi: “Selama bumi masih ada, takkan berhenti-henti
musim menabur dan menuai, dingin dan panas, kemarau
dan hujan, siang dan malam.” (Kejadian 8:22)
8. “Saat kita menatap pemandangan yang indah
[pelangi], kita boleh bersukacita di dalam
Allah, yakin bahwa Dia sendiri sedang melihat
tanda perjanjian-Nya ini, dan bahwa ketika
Dia melihatnya, Dia mengingat anak-anak di
bumi, kepada siapa itu diberikan.
Penderitaan, bahaya, dan pencobaan mereka
tidak tersembunyi dari-Nya. Kita boleh
bersukacita dalam pengharapan, karena busur
perjanjian Allah ada di atas kita. Dia tidak
akan pernah melupakan anak-anak yang
dipelihara-Nya.” E. G. W. (Our High Calling, November 4)