1. Roh manusia kembali kepada Allah sebagai penciptanya, sedangkan tubuh kembali menjadi debu.
2. Alam maut terbagi menjadi dua tempat, yaitu tempat untuk orang benar di firdaus dan tempat untuk orang durhaka di hades/sheol.
3. Malaikat hadir untuk menjemput jiwa manusia ketika waktu kematian tiba.
1. 1
KEMANAKAH SETELAH MANUSIA MENINGGAL
Oleh : Pdt. Dr. Melianus Liunesi, M.Mis, M.Div
Setelah manusia meninggal debu kembali menjadi tanah seperti semula dan roh kembali kepada
Allah yang mengaruniakannya (Pengkhotbah. 12:7).
1. Roh manusia kembali kepada pencipta-Nya
Alkitab menyebut Allah itu “Bapa segala Roh” (Ibrani 12:9) Allah adalah Roh dari segala
mahluk ( Bilangan 16:22). Di dalam penciptaan dan pemilikan segala roh, “ di dalam
tangan-Nya terletak nyawa segala yang hidup dan nafas setiap manusia” ( Ayub 12:10).
Pada waktu manusia meninggal, “manusia itu pergi ke rumahnya yang kekal”
(Pengkhotbah 12:5), tubuh yang berasal dari debu kembali menjadi tanah, seperti semula
sedangkan roh kembali kepada Allah yang mengaruniakanya ( Pengkhotbah 12:7),
sebagai pencipta dan penguasa atas segala roh, Allah memanggil manusia untuk kembali.
“Allah mengembalikan manusia kepada debu dan berkata kembalilah hai anak manusia”
( Mazmur 90:3 ; Mazmur 146:4). Sekali Allah memanggil manusia harus berangkat dan
tidak perlu berdalih-dalih, sekali pergi tidak akan kembali lagi ( Ayub 10:21) roh manusia
secara mutlak berada di dalam tangan dan kuasa Allah dan tidak mungkin menunda-
nunda waktu atau masih menolak panggilan Allah.
Kalau Allah memabggil manusia, pada saat itu juga ia harus taat untuk menghadap tahta
kemuliaan Allah, dan tak mungkin kembali lagi.
Tat kala Yesus memanggil, ia meninggalkan satu contoh tentang bagi mana seharusnya
manusia menghadapi kematian. Contoh ini kemudian di ikuti oleh Martir Stefanus yang
adalah menurut gereja ia adalah Martir pertama ( Kisah pararasul 7:58).
Dengan bersandar kepada firman Allah maka Alkitab dalam Mazmur 31: 6 Yesus
menyerahkan roh-Nya kepada Bapa-Nya, Bapa segla roh.- kekuasaan Bapa melebihi
kekuasaan lainya, siapapun tidak dapat merebut kita dari tangan-Nya ( Yohanes 10:29).
Pada waktu kita “mengembuskan nafas” (Kejadian 35:18) dan harus melepaskan
roh ( Matius 27:57). Maka tangan-Nya siap untuk menyabut, menuntun dan menopang
roh kita. Demikianpun di dalam lembah bayang-bayang maut (Mazmur 23:4), tongkat
Kristus menghibur.
Tidak ada yang seperti Allah, Allah Yerusalem. Ia berkendaraan melintasi langit
sebagai penolongmu dan dalam kejayaan-Nya melintasi awan-awan.
Allah yang abadi adalah tempat perlindunganmu dan di bawahmu ada lengan-
lengan yang kekal (Ulangan 33:26- 27).
2. 2
2. Debu kembali kepada debu dan tanah.
Kematian adalah perpisahan roh dan tubuh, perpisahan itu tidak lepas dari penderitaan
( Ibrani 2:9; 5:7), pemisahan roh dari tubuh di akibatkan oleh dosa ( Roma 6:23) dan
harus di tanggung oleh manusia.
Rasul Paulus ikut menghadapi jam kematian dengan mengeluh dan merasa berat,
karena harus meninggalkan tubuhnya ( II Korintus 5:2, 4). Gagasan tubuh sebgai pondok
dan kemah manusia dalam perjanjian lama.
Raja Hiskia berdoa, “ dalam pertengahan umurku aku harus pergi, ke pintu
gerbang dunia orang mati aku di panggil untuk selebihnya dari hidupku. Pondok
kedamaian ku di bongkar dan di buka seperti kemah gembala” (Yesaya 38:10,12).
Pembongkaran tempat kediaman dan pembukaan kemah pada saat kematian
sebagai analisa penguraian dan pemisahan ( istilah Yunani analysis dalam II Timotius
4:6).
Memang mendatangkan penderitaan, yang di rasakan bertambah berat oleh
paulus, karen tempat yang baru dan sorgawi, yaitu tubuh rohani tersedia pada waktu
kematian.
Kebangkitan tubuh itu sangat di nantikan dan mengakibatkan bawah keadan roh
manusia seolah-olah “telanjang” ( II Korintus 5:3). Namun hati paulus senantiasa tabah
dan terhibur, karena sudah menirma roh sebagi jaminan dan angsuran pertama dari segala
sesuatu yang di sediakan baginya, karena sadar bahwa selama kami mendiami tubuh ini,
kami masih jauh dari Tuhan, sedangkan kalau kita meninggalkan tubuh ini, kami akan
“menetap pada Tuhan” ( II Korintus 5:1-10).
Maka jelaslah bawa tempat kediaman “dari bumi” (II Korintus 5:1) akan kembali
pada bumi. “engkau debu dan akan kembali menjadi debu” ( Kejadian 3:15; Mazmur
90:3; Yesaya 14:11; Pengkhotbah 12:7).
Roh manusia harus berpisah dari tubuhnya, harus meninggalkan tubuhnya, jiwa
( dalam bahasa batak Tondi) dan tubuh tidak lagi bersama-sama. “Tubuh alamia” di
tanam, di taburkan, dan di nantikan “ tubuh rohania di bangkitkan” pada hari Kristus
( I Korintus 15:44).
Sementara menunggu, maka manusia di anggapn “ ( I Korintus 15:20 dalam
bahasa yunani), dalam pengrtian itu lah orang beriman dapat melihat tempat kuburan
sebgai tempat “ ladang taburan Tuhan”, yang di tanami oleh tubuh manusia selaku benih
pengharapan.
namun tetap harus di ingat bahwa roh orang mati tidak ada lagi di kuburan itu.
karena sudah di jemput ketempat dan dunis ysng lain.
“Jemputan para malaikat terhadap orang yang meninggal”
Malaikat adalah “ roh-roh yang melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan
3. 3
( Ibrani 1:4). Para malaikat pernah melayani musa ( Kisah para rasul 7:57), Yosua
(Yosua 5:13-15), teman-teman Daniel ( Daniel 3:24-25), dan Daniel sendiri dalam
( Daniel 6:23), khususnya Yesus sebagai penghulu dan panglimanya (Yosua 5:13-15
dengan Markus 1:3 ; Lukas 2:13-14 ; Yohanes 1:51; Lukas 22:43; Matius 28:2,dll),
demikian petrus (Kisah 5:9,12;7) ; Paulus (Kis 27:23); Kornelius (Kisah 10:22), termasuk
anak-anak kita (Matius 18:10), mereka sering menolong dan “memagari” kita tanpa kita
sadari ( Ayub 1:10).
Malaikat Tuhan berkemah (berpasukan) di sekeliling orang yang takut akan Dia
(Mazmur 34:8). “Tuhan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk membentengi
engkau di segala jalanmu” (Mazmur 92:11).
Malaikat berperan juga pada akhir jaman untuk “mengumpulkan” dan untuk
“memisahkan,” orang jahat dan orang benar (Matius 13:41,49;24:31,50). Iblis pun
memiliki malaikat (Matius 25:41) dan di samping itu I Korintus 6:3 ; 11:10, II Korintus
11;14; Roma 8:38-39; Wahyu 12:7).
Demikian malaikat itu juga bertugas untuk orang yang hendak meninggal. Ketika
Lasarus yang miskin itu ke pangkuan Abraham (Luk 16:22), menurut teks asli Luk 12:20,
Allah berkata kepada si kaya itu “ pada malam ini juga mereka akan menuntun
nyawamu”.
Jadi ada jemputan malaikat pada waktu seseorang meninggal. Dan sekali di
jemput tidak mungkin roh orang mati itu berkeliaran kemana-mana.
“kemanakah roh orang mati”
Sebgai mana awan lenyap dan melayang hilang, demikian juga orang yang turun ke dunia
orang mati tidak akan muncul kembali. Ia tidak lagi kembali kerumahnya, dan tidak di
kenal lagi oleh tempat tinggalnya (Ayub 7:9-10); alam maut sering di tempatkan di
bawah bumi, di bagian bumi yang paling bawah (Ayub 7:9; Mazmur 63:10; Yesaya
14:15), Yakub hendak berkabung sampai ia mendapatkan anak kesayanganya di dunia
orang mati (Kejadian 37:35).
Gerombolan korah, datan dan abriam “di telan” oleh bumi dan “turun hidup-hidup
ke dunia orang mati” (Bilangan 16:30) Yesus Kristus “turun ke bagian bumi yang paling
bawah” (Efesus 4:9; IPetrus.3:18-20) dan harus tinggal “diam di rahim bumi tiga hari dan
tiga malam” sebagai tanda bagi orang tidak percaya (Matius 12:40; Matius 11:23, Lukas
10:15).
Alam maut di jaga ketat oleh kunci dan pintu (Matius 16:11; Yesaya 38:10;
Wahyu 1:18), seumpama benteng dan penjara( I Petrus 3:19), ungkapan-ungkapan ini
hanya inginkan menegaskan bahwa alangkah jauhnya dan terpisahnya dunia orang hidup
dengan dunia orang mati, sehingga tidak mungkin untuk kembali lagi (Ayub 7:9-10),
tidak akan melihat seorangpun penduduk di dunia ini (Yesaya 38:11) orang mati tidak
mungkin di panggil kembali atau kembali dengan sendirinya.
4. 4
Alam maut, Sheol/hades, firdaus
Dunia orang mati di sebut sheol dalam bahasa Ibrani, hades itu dalam bahasa Yunani.
Menurut perjanjian lama, sheol adalah tempat di mana arwah seseorang pergi dan di
kumpulkan kepada leluhurnya (Kejadian 25:8-17; 35:29; 49:33), untuk dapat perhentian
bersama-sama dengan nenek moyangnya (1 Raja-raja 2:10; 11:43;14:20 dll)
Tempat itu sunyi dan gelap gulita (Ayub 10:21-22) orang mati bungkam (Mazmur
6:6 ;30:10,115:17; Yesaya 38:18), berhentilah pemberitaan firman dan pemasyuran ke
ajaiban Tuhan (Mazmur 88:11-13), putuslah hubungan dengan Allah (Yesaya 38:11-12).
Disitu berkumpul orang jahat dan orang benar ( Bilangan 16:33; Mazmur
9:18;49:15; Yesaya 38:10; 57:1-2), menantikan pertolongan dan hidup baru dari Allah
dalam kebangkitan ( I Samue l2:6; Mazmur 16:10; 49:16; Ayub 19:25-27; Daniel
12;2,13).
Karena alam maut terbuka bagi Allah (Mazmur 139:8; Ayub 26:6). Dengan
demikian dunia orang mati terbagi menjadi dua yaitu tempat yang di huni oleh bapak-
bapak leluhur dan roh orang-orang kudus dan benar. Tempat itu di sebut “ pangkuan
abraham” (Lukas 16:22) atau tempat “ makan semeja” dengan bapak leluhur
(Matius 8:11-12) atau juga “firdaus” sedangkan sheol dan hades menjadi tempat yang di
huni oleh orang-orang durhaka.
Dalam (Lukas 16:19-31; Matius 8:11-12), Yesus Kristus membenarkan
pemisahan di alam maut, di dunia orang mati.
Karena dengan kematian-Nya, Ia sudah membuka kembali firdaus bagi manusia
berdosa, yang mengaku Dia Mesias dan Raja (Lukas 23:39-43).