SlideShare a Scribd company logo
1 of 17
REAKSI INTI NUKLIR
Ahmad Zarkasih Nur, Meuretta Alawiyah Pulungan, Sarah Kirana, Widya Rahmatika Rizaldi
Reaksi Inti Nuklir
01
Pokok
Pembahasan
02 Mekanime Reaksi Inti Nuklir
03 Tahap-Tahap Reaksi Inti Nuklir
04 Jenis-Jenis Reaksi Nuklir
PENGERTIAN
Reaksi inti sangat berbeda dengan reaksi kimia. Reaksi inti merupakan
suatu proses yang terjadi jika dua zarah (partikel) nuklir yang terikat
sebagai inti yang menduduki salah satu keadaan kuantumnya
bertumbukan sehingga terjadi pertukaran tenaga (energi) dan
momentum (kadang-kadang juga terjadi pertukaran muatan listrik,
momentum sudut, jumah nukleon dan paritas). Reaksi inti adalah
transformasi inti yaitu sebagai akibat ditembaki oleh suatu projektil, yang
dapat berupa inti-inti ringan, nukleon bebas, atau foton dengan energi
yang sesuai.
Partikel yang diam (dikerangka lab) dinamakan sasaran X,
sedangkan partikel yang bergerak ɑ disebut proyektilnya
dengan tenaga kinetik Kɑ. Hasil reaksi adalah terbentuk inti
residu Y yang bergerak dengan tenaga gerak recoil Ky dan
satu atau lebih partikel yang dihasilkan (b1, b2,...) dengan
tenaga kinetik Kb
Proses Reaksi Inti
Mekanisme Reaksi Inti Nuklir
Sebagian besar data inti yang terkumpul searang berasal dari analisis berbagai percobaan
reaksi inti. Pada dasarnya, reaksi inti terjadi karena tumbukan (penembakan) inti sasaran
(target) dengan suatu proyektil (peluru). Dalam percobaan ini berbagai inti ditembaki
dengan berbagai macam proyektil (radiasi) partikel maupun inti dan kemudian hasilnya
diamati. Sebagai proyektil, juga telah digunakan berbagai isotop dengan nomor atom
sebesar Z = 18. Biasanya, reaksi inti ini memberi hasil suatu inti sisa akhir (yang biasanya
tak teramati) ditambah partikel lain yang teramati secara eksperimental (kadang-kadang
kedua hasil akhir diamati bersama).
Reaksi-rekasi inti dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut :
a + X → Y + b + Q atau X (a,b)
Apabila b = a, dan B = A, maka pada reaksi tersebut adalah hamburan
Dalam setiap persamaan reaksi inti, muatan total (Z total) dan jumlah nukleon total (A total) harus
sama pada kedua ruas persamaan. Pada reaksi inti berlaku :
• Hukum kekekalan momentum linier dan momentum sudut,
• Hukum kekekalan energi total
• Hukum kekekalan jumlah muatan (nomor atom),
• Hukum kekekalan jumlah nukleon (nomor massa).
Dengan demikian, momentum, energi, nomor atom, dan nomor massa inti-inti sebelum reaksi
harus sama dengan momentum, energi, nomor atom, dan nomor massa inti- inti setelah reaksi.
Pada tahun 1919, Ernest Rutherford merupakan orang yang pertama kali melihat reaksi inti. Beliau
membombardir inti atom hidrogen ( 7
14
𝑁) dengan sinar ∝ yang menghasilkan isotop hidrogen
( 8
17
𝑂).
7
14
𝑁 + 2
4
𝐻𝑒 → 8
17
𝑂 + 1
1
𝑝
Atau dapat ditulis secara singkat
7
14
𝑁(𝐻𝑒, 𝑝) 8
17
𝑂
Dengan 2
4
𝐻𝑒 adalah partikel ∝ dan proton adalah 1
1
𝑝. Reaksi tersebut disebut juga transmutasi
terinduksi, sedangkan untuk peluruhan ∝ disebut dengan transmutasi spontan. Pada reaksi ini
berlaku pula hukum kekekalan nomor massa dan hukum kekekalan nomor atom. Adapula suatu
reaksi inti dengan penangkapan neutron disertai emisi foton gamma yang disebut dengan
tangkapan radiatif neutron
Reaksi-reaksi inti diklasifikasikan menurut proyektil, partikel
teramati dan inti sisa. Jika proyektil dan partikel teramati
adalah sama, maka dapat diperoleh reaksi hamburan
(scattering reaction). Jika inti sisa tetap berada dalam keadaan
energi rendahnya atau keadaan dasar, maka hamburannya
adalah elastis. Tetapi jika inti sisanya berpindag ke suatu
keadaan tereksitasi, maka hamburannya tak elastis
(inelastis). Proses pada saat proyektil yang ditembakkan
memperoleh tambahan nukleon dari atau memberi nukleon
ke inti sasaran berturut-turut disebut sebagai reaksi
pengambilan (pick up) dan pelucutan (stripping).
Reaksi pengambilan dan pelucutan ini seringkali terjadi
pada tingkat energi yang cukup tinggi, sehingga dapat
dianggap bahwa reaksinya langsung (direct). Dalam reaksi
pelucutan langsung ini dianggap bahwa nukleon mengambil
bagian dalam memasuki atau meninggalkan suatu orbit
model-kulit tertentu dari inti sasaran tanpa mengganggu
Tahap-Tahap Reaksi Inti Nuklir
Tahap Zarah Bebas
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pada setiap
reaksi inti selalu terjadi hamburan dan serapan. Pada
tahap ini sebagian zarah proyektil dihamburkan
secara elastis dan sebagian diserap inti atom target
untuk memasuki tahap inti majemuk seperti pada
gambar dibawah ini :
Tahap Inti Majemuk
Pada tahap ini sebagian zarah yang diserap
dari tahap pertama dihamburkan kembali
dalam hamburan elastis majemuk,
sebagian lainnya membentuk inti majemuk
atau menuju ke tahap akhir melalui reaksi
langsung.
Tahap Akhir
Inti majemuk akan mengalami peluruhan dan
memancarkan zarah untuk membentuk inti
baru yang stabil. Jika inti majemuk tidak
terbentuk maka pada tahap ini akan terjadi
reaksi langsung antara lain reaksi fisi dan
reaksi fusi.
Energi Reaksi Inti
Energi reaksi inti yang timbul diperoleh dari penyusutan massa inti, yaitu perbedaan
jumlah massa inti atom sebelum reaksi dengan jumlah massa inti atom sesudah reaksi.
Dalam perhitungan energi reaksi inti, semua massa inti dinyatakan dalam satuan sma
(satuan massa atom). Menurut Einstein, energi total yang dimiliki suatu massa m
adalah:
E = m .c2
dengan c adalah kelajuan cahaya (3 × 108 m/s). Untuk 1 sma, energi yang dimiliki
adalah 931,5 MeV. Dengan demikian, besar energi yang dihasilkan yaitu :
Q = {(mx + ma) – (my + mb)} 931,5 MeV/u
Jika Q > 0 (bernilai positif), maka reaksinya disebut reaksi eksoterm, yaitu reaksi di
mana terjadi pelepasan energi
, jika Q < 0 (bernilai negatif), maka reaksinya disebut reaksi endoterm, yaitu reaksi
yang memerlukan energi
Energi Kinetik Rendah
Pada reaksi inti nuklir terdapat Kambang . Untuk reaksi tenaga Kambang dapat dihitung dari nilai |Q|, mx, ma
dengan rumus :
Kambang = |Q| (mx + mb)/mx
Tenaga kinetik sistem (x, a) dikerangka PM (non rull) :
K’
𝑐 =
1
2
(𝑚𝑎𝑉′
𝑐
2
+ 𝑚𝑥𝑉′
𝑥
2
Untuk reaksi endoterm tenaga kinetik sistem (T, b) dikerangka PM bernilai nol sehingga dapat
ditulis :
K’
𝑐 =
1
2
𝑚𝑎𝑉
𝑎
2
(
𝑚𝑥
𝑚𝑎 + 𝑚𝑥
)
↓
𝐾′𝐶 = 𝐾𝐿(
𝑚𝑥
𝑚𝑎 + 𝑚𝑥
)
Keterangan :
KL = energi kinetik dikerangka lab (K’
c = |-Q|)
K’
c = energi kinetik dikerangka pusat
mx = massa inti sasaran
ma = massa proyektil
Jenis-Jenis Reaksi Nuklir Ditinjau Dari Energinya
Reaksi Eksoterm
Pada reaksi inti, reaksi pembelahan inti dan reaksi penggabungan inti menghasilkan energi yang sangat
besar. Sususnan sebuah inti dapat diubah dengan cara menembakkan partikel-partikel berenergi tinggi
(misalnya neutron) ke sebuah inti sasaran. Tumbukan anatara partikel-partikel berenergi tinggi dengan
inti sasaran dapat mengubah inti sasaran menjadi inti baru (berbeda dengan inti sasaran). Reaksi
seperti ini dinamakan reaksi inti, sedang perubahan yang terjadi disebut perubahan inti ( nucleus
transmutation).
Jika Y dan b disebut sebagai produk (hasil reaksi) maka energi sesudah reaksi sama dengan energi
produk ditambah energi reaksi Q.
Sesuai dengan hukum kekekalan energi :
• Energi sebelum reaksi = Energi sesudah reaksi
• Energi reaktan = Energi produk + Energi reaksi
• Energi reaksi = Reaksi reaktan – Energi produk
Maka,
Q = {(mx + ma) – (my + mb)} 931,5 MeV/u
Dengan ma , mγ, mb adalah massa-massa yang harus dinyatakan dalam sma. Ketika Q > 0 maka terdapat
energi yang dibebaskan (reaksi eksoterm).
Reaksi Fisi
Reaksi fisi (pembelahan inti) adalah reaksi nuklir yang melibatkan pembelahan
sebuah inti berat (seperti uranium) menjadi dua bagian (hasil fisi), yang kemudian
memancarkan dua atau tiga neutron, sambil melepaskan sejumlah energi yang setara
dengan selisih antara massa diam neutron dan hasil fisi dengan jumlah massa diam
inti awal. Fisi dapat terjadi spontan atau sebagai akibat irradiasi neutron.
Dalam reaksi fisi yang terjadi akan dihasilkan energi kira-kira sebesar 234 Mev. Dalam
reaksi fisi ini timbul -baru yang berenergi tinggi. Neutron-neutron yang timbul akan
menumbuk inti atom berat yang lain sehingga akan menimbulkan reaksi fisi yang lain.
Hal ini akan berlangsung terus sehingga semakin lama semakin banyak reaksi inti yang
dihasilkan dan dalam sekejab dapat timbul energi yang sangat besar. Peristiwa
semacam ini disebut reaksi fisi berantai. Berikut contoh reaksi fisi uranium
Reaksi Fusi
Reaksi fusi (penggabungan inti) adalah reaksi nuklir yang melibatkan
penggabungan inti-inti atom dengan nomor atom kecil untuk membentuk inti
yang lebih berat dengan melepaskan sejumlah besar energi. Dalam reaksi fisi,
sebuah neutron dipergunakan untuk membelah sebuah inti yang besar, tetapi
dalam reaksi fusi nuklir, dua inti yang bereaksi harus saling bertumbukan. Karena
kedua inti bermuatan positif, maka timbul gaya tolak yang kuat antarinti, yang
hanya dapat dilawan bila inti yang bereaksi memiliki energi kinetik yang sangat
besar.
Ada 2 syarat untuk mengendalikan fusi :
• Suhu harus sangat tinggi (dalam orde 108 oC). Pada suhu tertentu disebut suhu
pembakaran (ignition temperature), proses fusi akan berlangsung sendiri.
• Pada suhu sangat tinggi, semua atom terionisasi habis membentuk suatu
plasma (sejenis gas yang disusun oleh partikel-partikel bermuatan seperti H+
dan elektron).
REAKSI FUSI URANIUM REAKSI FISI URANIUM
KESIMPULAN
Reaksi inti merupakan suatu proses yang terjadi jika dua zarah (partikel) nuklir yang
terikat sebagai inti yang menduduki salah satu keadaan kuantumnya bertumbukan
sehingga terjadi pertukaran tenaga (energi) dan momentum (kadang-kadang juga
terjadi pertukaran muatan listrik, momentum sudut, jumah nukleon dan paritas).
Reaksi inti adalah transformasi inti yaitu sebagai akibat ditembaki oleh suatu projektil,
yang dapat berupa inti-inti ringan, nukleon bebas, atau foton dengan energi yang
sesuai. . Pada reaksi inti berlaku Hukum kekekalan momentum linier dan momentum
sudut, Hukum kekekalan energi total, Hukum kekekalan jumlah muatan (nomor
atom), dan Hukum kekekalan jumlah nukleon (nomor massa).
Terdapat 3 tahapan untuk reaksi inti yaitu tahap zarah bebas, tahap inti majemuk dan
tahap akhir. Jenis-jenis reaksi nuklir ditinjau dari energinya yaitu reaksi eksoterm,
reaksi fisi, dan reaksi fusi. Pada suatu reaktor nuklir, reaksi fisi dapat dimanfaatkan
sebagai pusat pembangkit tenaga listrik, karena reaksinya bisa dikendalikan.
Sebaliknya, reaksi fisi yang tidak terkendali akan menghasilkan ledakan energi, seperti
pada bom atom.
THANK YOU
Widya Rahmatika Rizaldi 06111381722055

More Related Content

Similar to Fisika Inti.pptx

Pp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasPp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasSri Wulan Hidayati
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiasanradamanik
 
Gas Ideal - Kelompok 9
Gas Ideal -  Kelompok 9Gas Ideal -  Kelompok 9
Gas Ideal - Kelompok 9Alfian Isnan
 
2. Dasar konversi energi.pptx
2.  Dasar konversi energi.pptx2.  Dasar konversi energi.pptx
2. Dasar konversi energi.pptxagusgunawan641573
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasDisty Ridha H
 
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktifKimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktiffarid miftah
 
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptxFISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptxZaidan13
 
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfmicrosoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfRanycoTondang
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiafarid miftah
 
MKE Pertemuan 3 edit ok.pptx
MKE  Pertemuan 3 edit ok.pptxMKE  Pertemuan 3 edit ok.pptx
MKE Pertemuan 3 edit ok.pptxMarfizal Marfizal
 
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdfPertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdfPutraPratama208800
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasJulie Onsu
 
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12 Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12 Louis W
 
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdfBAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdfAsaniHasan
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiafarid miftah
 

Similar to Fisika Inti.pptx (20)

Pp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitasPp inti atom dan radioaktivitas
Pp inti atom dan radioaktivitas
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
 
Gas Ideal - Kelompok 9
Gas Ideal -  Kelompok 9Gas Ideal -  Kelompok 9
Gas Ideal - Kelompok 9
 
2. Dasar konversi energi.pptx
2.  Dasar konversi energi.pptx2.  Dasar konversi energi.pptx
2. Dasar konversi energi.pptx
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
 
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktifKimia inti dan radioaktif-radioaktif
Kimia inti dan radioaktif-radioaktif
 
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptxFISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
FISIKA_INTI_KELAS_12_SMA.pptx
 
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdfmicrosoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
microsoft-powerpoint-radioaktif-compatibility-mode.pdf
 
Transformasi nuklir
Transformasi nuklirTransformasi nuklir
Transformasi nuklir
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
 
MKE Pertemuan 3 edit ok.pptx
MKE  Pertemuan 3 edit ok.pptxMKE  Pertemuan 3 edit ok.pptx
MKE Pertemuan 3 edit ok.pptx
 
ラジオエクチフ | Radioactive | Radioaktif
ラジオエクチフ | Radioactive | Radioaktifラジオエクチフ | Radioactive | Radioaktif
ラジオエクチフ | Radioactive | Radioaktif
 
Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Radioaktif
 
Peluruhan Radioaktif
Peluruhan RadioaktifPeluruhan Radioaktif
Peluruhan Radioaktif
 
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdfPertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
Pertemuan 6 Reaksi Fisi dan Fusi Inti.pdf
 
Inti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitasInti atom dan radioaktivitas
Inti atom dan radioaktivitas
 
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12 Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
Presentasi Inti Atom dan Radioaktivitas SMA kelas 12
 
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdfBAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
BAB 10_Inti Atonm dan Radioaktivitas.pdf
 
Fisika Inti 12 IPA 1
Fisika Inti 12 IPA 1Fisika Inti 12 IPA 1
Fisika Inti 12 IPA 1
 
Kimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimiaKimia inti dan radiokimia
Kimia inti dan radiokimia
 

Recently uploaded

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 

Recently uploaded (20)

2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 

Fisika Inti.pptx

  • 1. REAKSI INTI NUKLIR Ahmad Zarkasih Nur, Meuretta Alawiyah Pulungan, Sarah Kirana, Widya Rahmatika Rizaldi
  • 2. Reaksi Inti Nuklir 01 Pokok Pembahasan 02 Mekanime Reaksi Inti Nuklir 03 Tahap-Tahap Reaksi Inti Nuklir 04 Jenis-Jenis Reaksi Nuklir
  • 3. PENGERTIAN Reaksi inti sangat berbeda dengan reaksi kimia. Reaksi inti merupakan suatu proses yang terjadi jika dua zarah (partikel) nuklir yang terikat sebagai inti yang menduduki salah satu keadaan kuantumnya bertumbukan sehingga terjadi pertukaran tenaga (energi) dan momentum (kadang-kadang juga terjadi pertukaran muatan listrik, momentum sudut, jumah nukleon dan paritas). Reaksi inti adalah transformasi inti yaitu sebagai akibat ditembaki oleh suatu projektil, yang dapat berupa inti-inti ringan, nukleon bebas, atau foton dengan energi yang sesuai.
  • 4. Partikel yang diam (dikerangka lab) dinamakan sasaran X, sedangkan partikel yang bergerak ɑ disebut proyektilnya dengan tenaga kinetik Kɑ. Hasil reaksi adalah terbentuk inti residu Y yang bergerak dengan tenaga gerak recoil Ky dan satu atau lebih partikel yang dihasilkan (b1, b2,...) dengan tenaga kinetik Kb Proses Reaksi Inti
  • 5. Mekanisme Reaksi Inti Nuklir Sebagian besar data inti yang terkumpul searang berasal dari analisis berbagai percobaan reaksi inti. Pada dasarnya, reaksi inti terjadi karena tumbukan (penembakan) inti sasaran (target) dengan suatu proyektil (peluru). Dalam percobaan ini berbagai inti ditembaki dengan berbagai macam proyektil (radiasi) partikel maupun inti dan kemudian hasilnya diamati. Sebagai proyektil, juga telah digunakan berbagai isotop dengan nomor atom sebesar Z = 18. Biasanya, reaksi inti ini memberi hasil suatu inti sisa akhir (yang biasanya tak teramati) ditambah partikel lain yang teramati secara eksperimental (kadang-kadang kedua hasil akhir diamati bersama). Reaksi-rekasi inti dinyatakan dalam bentuk persamaan sebagai berikut : a + X → Y + b + Q atau X (a,b) Apabila b = a, dan B = A, maka pada reaksi tersebut adalah hamburan
  • 6. Dalam setiap persamaan reaksi inti, muatan total (Z total) dan jumlah nukleon total (A total) harus sama pada kedua ruas persamaan. Pada reaksi inti berlaku : • Hukum kekekalan momentum linier dan momentum sudut, • Hukum kekekalan energi total • Hukum kekekalan jumlah muatan (nomor atom), • Hukum kekekalan jumlah nukleon (nomor massa). Dengan demikian, momentum, energi, nomor atom, dan nomor massa inti-inti sebelum reaksi harus sama dengan momentum, energi, nomor atom, dan nomor massa inti- inti setelah reaksi. Pada tahun 1919, Ernest Rutherford merupakan orang yang pertama kali melihat reaksi inti. Beliau membombardir inti atom hidrogen ( 7 14 𝑁) dengan sinar ∝ yang menghasilkan isotop hidrogen ( 8 17 𝑂). 7 14 𝑁 + 2 4 𝐻𝑒 → 8 17 𝑂 + 1 1 𝑝 Atau dapat ditulis secara singkat 7 14 𝑁(𝐻𝑒, 𝑝) 8 17 𝑂 Dengan 2 4 𝐻𝑒 adalah partikel ∝ dan proton adalah 1 1 𝑝. Reaksi tersebut disebut juga transmutasi terinduksi, sedangkan untuk peluruhan ∝ disebut dengan transmutasi spontan. Pada reaksi ini berlaku pula hukum kekekalan nomor massa dan hukum kekekalan nomor atom. Adapula suatu reaksi inti dengan penangkapan neutron disertai emisi foton gamma yang disebut dengan tangkapan radiatif neutron
  • 7. Reaksi-reaksi inti diklasifikasikan menurut proyektil, partikel teramati dan inti sisa. Jika proyektil dan partikel teramati adalah sama, maka dapat diperoleh reaksi hamburan (scattering reaction). Jika inti sisa tetap berada dalam keadaan energi rendahnya atau keadaan dasar, maka hamburannya adalah elastis. Tetapi jika inti sisanya berpindag ke suatu keadaan tereksitasi, maka hamburannya tak elastis (inelastis). Proses pada saat proyektil yang ditembakkan memperoleh tambahan nukleon dari atau memberi nukleon ke inti sasaran berturut-turut disebut sebagai reaksi pengambilan (pick up) dan pelucutan (stripping). Reaksi pengambilan dan pelucutan ini seringkali terjadi pada tingkat energi yang cukup tinggi, sehingga dapat dianggap bahwa reaksinya langsung (direct). Dalam reaksi pelucutan langsung ini dianggap bahwa nukleon mengambil bagian dalam memasuki atau meninggalkan suatu orbit model-kulit tertentu dari inti sasaran tanpa mengganggu
  • 8. Tahap-Tahap Reaksi Inti Nuklir Tahap Zarah Bebas Hasil eksperimen menunjukkan bahwa pada setiap reaksi inti selalu terjadi hamburan dan serapan. Pada tahap ini sebagian zarah proyektil dihamburkan secara elastis dan sebagian diserap inti atom target untuk memasuki tahap inti majemuk seperti pada gambar dibawah ini :
  • 9. Tahap Inti Majemuk Pada tahap ini sebagian zarah yang diserap dari tahap pertama dihamburkan kembali dalam hamburan elastis majemuk, sebagian lainnya membentuk inti majemuk atau menuju ke tahap akhir melalui reaksi langsung. Tahap Akhir Inti majemuk akan mengalami peluruhan dan memancarkan zarah untuk membentuk inti baru yang stabil. Jika inti majemuk tidak terbentuk maka pada tahap ini akan terjadi reaksi langsung antara lain reaksi fisi dan reaksi fusi.
  • 10. Energi Reaksi Inti Energi reaksi inti yang timbul diperoleh dari penyusutan massa inti, yaitu perbedaan jumlah massa inti atom sebelum reaksi dengan jumlah massa inti atom sesudah reaksi. Dalam perhitungan energi reaksi inti, semua massa inti dinyatakan dalam satuan sma (satuan massa atom). Menurut Einstein, energi total yang dimiliki suatu massa m adalah: E = m .c2 dengan c adalah kelajuan cahaya (3 × 108 m/s). Untuk 1 sma, energi yang dimiliki adalah 931,5 MeV. Dengan demikian, besar energi yang dihasilkan yaitu : Q = {(mx + ma) – (my + mb)} 931,5 MeV/u Jika Q > 0 (bernilai positif), maka reaksinya disebut reaksi eksoterm, yaitu reaksi di mana terjadi pelepasan energi , jika Q < 0 (bernilai negatif), maka reaksinya disebut reaksi endoterm, yaitu reaksi yang memerlukan energi
  • 11. Energi Kinetik Rendah Pada reaksi inti nuklir terdapat Kambang . Untuk reaksi tenaga Kambang dapat dihitung dari nilai |Q|, mx, ma dengan rumus : Kambang = |Q| (mx + mb)/mx Tenaga kinetik sistem (x, a) dikerangka PM (non rull) : K’ 𝑐 = 1 2 (𝑚𝑎𝑉′ 𝑐 2 + 𝑚𝑥𝑉′ 𝑥 2 Untuk reaksi endoterm tenaga kinetik sistem (T, b) dikerangka PM bernilai nol sehingga dapat ditulis : K’ 𝑐 = 1 2 𝑚𝑎𝑉 𝑎 2 ( 𝑚𝑥 𝑚𝑎 + 𝑚𝑥 ) ↓ 𝐾′𝐶 = 𝐾𝐿( 𝑚𝑥 𝑚𝑎 + 𝑚𝑥 ) Keterangan : KL = energi kinetik dikerangka lab (K’ c = |-Q|) K’ c = energi kinetik dikerangka pusat mx = massa inti sasaran ma = massa proyektil
  • 12. Jenis-Jenis Reaksi Nuklir Ditinjau Dari Energinya Reaksi Eksoterm Pada reaksi inti, reaksi pembelahan inti dan reaksi penggabungan inti menghasilkan energi yang sangat besar. Sususnan sebuah inti dapat diubah dengan cara menembakkan partikel-partikel berenergi tinggi (misalnya neutron) ke sebuah inti sasaran. Tumbukan anatara partikel-partikel berenergi tinggi dengan inti sasaran dapat mengubah inti sasaran menjadi inti baru (berbeda dengan inti sasaran). Reaksi seperti ini dinamakan reaksi inti, sedang perubahan yang terjadi disebut perubahan inti ( nucleus transmutation). Jika Y dan b disebut sebagai produk (hasil reaksi) maka energi sesudah reaksi sama dengan energi produk ditambah energi reaksi Q. Sesuai dengan hukum kekekalan energi : • Energi sebelum reaksi = Energi sesudah reaksi • Energi reaktan = Energi produk + Energi reaksi • Energi reaksi = Reaksi reaktan – Energi produk Maka, Q = {(mx + ma) – (my + mb)} 931,5 MeV/u Dengan ma , mγ, mb adalah massa-massa yang harus dinyatakan dalam sma. Ketika Q > 0 maka terdapat energi yang dibebaskan (reaksi eksoterm).
  • 13. Reaksi Fisi Reaksi fisi (pembelahan inti) adalah reaksi nuklir yang melibatkan pembelahan sebuah inti berat (seperti uranium) menjadi dua bagian (hasil fisi), yang kemudian memancarkan dua atau tiga neutron, sambil melepaskan sejumlah energi yang setara dengan selisih antara massa diam neutron dan hasil fisi dengan jumlah massa diam inti awal. Fisi dapat terjadi spontan atau sebagai akibat irradiasi neutron. Dalam reaksi fisi yang terjadi akan dihasilkan energi kira-kira sebesar 234 Mev. Dalam reaksi fisi ini timbul -baru yang berenergi tinggi. Neutron-neutron yang timbul akan menumbuk inti atom berat yang lain sehingga akan menimbulkan reaksi fisi yang lain. Hal ini akan berlangsung terus sehingga semakin lama semakin banyak reaksi inti yang dihasilkan dan dalam sekejab dapat timbul energi yang sangat besar. Peristiwa semacam ini disebut reaksi fisi berantai. Berikut contoh reaksi fisi uranium
  • 14. Reaksi Fusi Reaksi fusi (penggabungan inti) adalah reaksi nuklir yang melibatkan penggabungan inti-inti atom dengan nomor atom kecil untuk membentuk inti yang lebih berat dengan melepaskan sejumlah besar energi. Dalam reaksi fisi, sebuah neutron dipergunakan untuk membelah sebuah inti yang besar, tetapi dalam reaksi fusi nuklir, dua inti yang bereaksi harus saling bertumbukan. Karena kedua inti bermuatan positif, maka timbul gaya tolak yang kuat antarinti, yang hanya dapat dilawan bila inti yang bereaksi memiliki energi kinetik yang sangat besar. Ada 2 syarat untuk mengendalikan fusi : • Suhu harus sangat tinggi (dalam orde 108 oC). Pada suhu tertentu disebut suhu pembakaran (ignition temperature), proses fusi akan berlangsung sendiri. • Pada suhu sangat tinggi, semua atom terionisasi habis membentuk suatu plasma (sejenis gas yang disusun oleh partikel-partikel bermuatan seperti H+ dan elektron).
  • 15. REAKSI FUSI URANIUM REAKSI FISI URANIUM
  • 16. KESIMPULAN Reaksi inti merupakan suatu proses yang terjadi jika dua zarah (partikel) nuklir yang terikat sebagai inti yang menduduki salah satu keadaan kuantumnya bertumbukan sehingga terjadi pertukaran tenaga (energi) dan momentum (kadang-kadang juga terjadi pertukaran muatan listrik, momentum sudut, jumah nukleon dan paritas). Reaksi inti adalah transformasi inti yaitu sebagai akibat ditembaki oleh suatu projektil, yang dapat berupa inti-inti ringan, nukleon bebas, atau foton dengan energi yang sesuai. . Pada reaksi inti berlaku Hukum kekekalan momentum linier dan momentum sudut, Hukum kekekalan energi total, Hukum kekekalan jumlah muatan (nomor atom), dan Hukum kekekalan jumlah nukleon (nomor massa). Terdapat 3 tahapan untuk reaksi inti yaitu tahap zarah bebas, tahap inti majemuk dan tahap akhir. Jenis-jenis reaksi nuklir ditinjau dari energinya yaitu reaksi eksoterm, reaksi fisi, dan reaksi fusi. Pada suatu reaktor nuklir, reaksi fisi dapat dimanfaatkan sebagai pusat pembangkit tenaga listrik, karena reaksinya bisa dikendalikan. Sebaliknya, reaksi fisi yang tidak terkendali akan menghasilkan ledakan energi, seperti pada bom atom.
  • 17. THANK YOU Widya Rahmatika Rizaldi 06111381722055