Dokumen tersebut membahas tentang kitab Thaharah (bersuci) dalam Islam. Terdapat penjelasan mengenai definisi thaharah secara bahasa dan istilah, keutamaan thaharah, tingkatan-tingkatan thaharah, pengertian air (al-ma’), hadis tentang kehalalan air laut dan sanad lengkap hadis tersebut, serta takhrij hadis. Dokumen ini memberikan gambaran menyeluruh tentang kitab thaharah dalam perspektif fiq
4. Syaikh Ibnu Al Utsaimin dalam Asy-Syarh Al Mumti', l/56, berkata,
"Para ulama menggunakan istilah kitab, bab, dan pasal. Kitab adalah kumpulan bab-bab yang sejenis,
sedangkan bab adalah macam dari jenis tersebut.
Misalnya Anda mengatakan Kitab Ath-Thaharah (bersuci). Ini berarti mencakup segala jenis bersuci atau
yang berkaitan dengannya. Akan tetapi, masing-masing bab berlainan dengan yang lain.
Adapun pasal adalah kumpulan dari masalah-masalah yang berlainan antara satu dengan yang lainnya.
5. الطهارة
Thaharah menurut arti bahasa : bersih dan suci dari kotoran atau najis
hissi (yang dapat terlihat) seperti kencing atau lainnya, dan najis
ma'nawi (yang tidak kelihatan zatnya) seperti aib dan maksiat.
Adapun menurut istilah : syara', thahrah ialah bersih dari najis baik najis
haqiqi, yaitu khabats (kotoran) atau najis hukmi, yaitu hadats.
6. Keutamaan Thaharah
1. Kunci shalat adalah bersuci
طهور الصالة مفتاح
Kunci shalat adalah bersuci
2, Bersuci Sebagian dari Iman
شطر الطهور
اإلمان
Bersuci Sebagian dari Iman
7. Thaharah memiliki 4 tingkatan :
1. Membersihkan sisi lahiriah dari hadats dan najis'
2. Membersihkan anggota tubuh dari dosa dan
kesalahan'
3. Membersihkan hati dari perilaku yang tercela'
4. Membersihkan yang tersembunyi dari sesuatu
selain Allah.
Ini adalah puncak tertinggi bagi orang yang memiliki mata batin yang kuat, maka ia dapat sampai
kepada maksud tersebut. Adapun orang yang buta mata hatinya, maka ia tidak dapat memahami
peringkat-peringkat tersebut kecuali hanya peringkat yang pertama saja.
8. اهَيِالم
اهَيِالمadalah bentuk jamak katsrah, artinya jamak dalam bilangan sepuluh atau
lebih (Syarh Muhadzab), اهَيِالم berasal dari kata ماء dan ه ْوَم yang maknanya
adalah benda cair yang jernih atau bening yang dilihat berwarna mengikuti warna
wadahnya, yaitu air
(Ibanatul Ahkam)
9. Hadis No. 1
َلاَق ُهْنَع ُ ه
اَّلل َي ِ
ضَر َة َْري َرُه يِبَأ ْنَع
:
َلاَق
َلَع ُ ه
اَّلل ىهلَص ِ ه
اَّلل ُلوُس َر
ِهْي
َمهلَس َو
يِف
ِ
رْحَبْال
َوُه
ُورُههالط
ُهُؤاَم
ل ِحْال
ُهُتَتْيَم
يِبَأ ُْنبا َو ُةَعَب ْرَ ْ
اْل ُهَجَرْخَأ
َةَبْيَش
َمْي َزُخ ُْنبا ُهَحهحَص َو ُهَل ُظْفهالل َو
َو ٌكِلاَم ُها َو َر َو يِذِم ْرِالت َو َة
يِعِفاهشال
ُدَمْحَأ َو
Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda tentang (air)
laut. "Laut itu airnya suci dan mensucikan, bangkainya pun halal." Dikeluarkan oleh Imam Empat dan Ibnu
Syaibah. Lafadh hadis menurut riwayat Ibnu Syaibah dan dianggap shohih oleh oleh Ibnu Khuzaimah dan
Tirmidzi. Malik, Syafi'i dan Ahmad juga meriwayatkannya.
12. Biografi singkat perawi :
Biografi Perawi
Orang-orang berbeda pendapat mengenai Namanya dan nama ayahnya, ada sekitar 18 pendapat, tetapi yang
paling populer adalah Abdu Syams bin Amir (Shifatussafwah) dan Abdurrahman bin shakhr AL-Yamani Ad-
Dausi (ini dalam subulussalam adalah pendapat Muhammad bin Ishaq dan Al-Hakim Abu Ahmad.( Ia
meninggal dunia di Madinah pada tahun 59 H, dalam usia 78 tahun dan dimakamkan di Baqi, menurut salah
satu pendapat.
Derajat Hadits : Shahih
At-Tirmidzi berkata: Ini adatah hadits hasan shahih, yang aku tanyakan kepada Imam Bukhari, Imam Bukhari
berkata: "Hadits ini shahih." Az-Zarqani di dalam Syarah Al Muwaththa' berkata. "Hadits ini merupakan salah
satu prinsip dasar agama Islam yang diterima oleh umat Islam." Sekelompok ulama telah menshahihkan hadits
ini, di antara mereka' Al Bukhari, Hakim, Ibnu Hiban, Al Khaththabi, Ibnu Huzaimah, Ad-Daruqutni, Ibnu
Hazm, Ibnu Taimiyah, Ibnu Daqiq Al 'ld, Ibnu Katsir dan lbnu Hajar serta ulama lainnya yang lebih dari 36
ulama
13. Analisis Lafaz :
1. Al-Bahr البحر : Lautan lawan kata dari Al barr (البر) yaitu dataran yang luas yang terdiri dari air asin.
Al-Bahr jamaknya أبحر
بحار
بحور . Dinamakan Bahr karena dalam dan luasnya.
2. Ath-Thahuur الطهور adalah nama untuk air yang suci substansinya dan dapat mensucikan yang lainnya. .dalam lafazh
Atthahur tidak menunjukkan makna qashr ( keterbatasan). Oleh sebab itu ia tidak menafikan kesucian yang lain, karena keberadaannya
sebagai jawaban dari sebuah pertanyaan. Maka ,Al tersebut berfungsi menjelaskan rnakna yang sebenamya.
3, Al Hillu الحلadalah lawan dari kata حرم. Maksudnya, adalah halal sebagaimana yang disebutkan di dalam riwayat Ad-
Daruquthni.
4. Maitatuhu ميتتهyaitu hewan yang tidak tersentuh oleh syariat sembelihan. Kalimat maitatuhu adalah fa'il dari isim mashdar al hillu,
yang dimaksud adalah bangkai semua hewan yang mati, yang tidak bisa hidup kecuali di laut, dan bukan semua yang mati di laut
َمهلَس َو ِهْيَلَع ُ ه
اَّلل ىهلَص ِ ه
اَّلل ُلوُسَر َلاَق
يِف
ل ِحْال ُهُؤاَم ُورُههالط َوُه ِ
رْحَبْال
ْيَم
ُهُتَت
14. Tafsir Hadits
Hadits tersebut adalah jawaban dari sebuah pertanyaan, sebagaimana dalam Al-Muwaththa' bahwa Abu
Hurairah berkata, "Seorang laki-laki datang -dalam Masnad Ahmad, dari Bani Mudlaj, dan menurut Ath-
thabrani, namany Abdullah- kepada Rasulullah shallallahu Alaihi wa Sallam lalu bertanya, "Wahai
Rasulullah, sesungguhnya kami biasa berlayar di laut dan kami membawa air hanya sedikit, iika kami
menggunakannya untuk berwudhu maka kami akan kehausan, bolehkah kami berwudhu dengannya? -Dalam
lafazh Abu Dawud -dengan air laut-?" Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam meniawab, "Ia (air
laut) itu suci." Beliau Shallallahu Ataihi wa Sallam menerangkan bahwa air laut itu suci dan dapat
mensucikan, tidak keluar dari kesucian itu dengan kondisi bagaimanapun, melainkan apa yang akan
diterangkan yaitu iika salah satu dari sifatnya telah berubah. Rasulullah Sballallabu Alaihi wa Sallam tidak
meniawabnya dengan "Ya". Meskipun hai itu sudah dipahami maksudnya, tetapi beliau menjawabnya
dengan ucapan tetsebut agar hukum tersebut berkumpul dengan 'Illat (sebab)nya, yaitu kesucian yang
terbatas dalam babnya.
Sepertinya, ketika melihat air laut berbeda dengan air biasa dengan ,rasanya yang asin dan bauny yang
busuk / anyir, ia bimbang kalau-kalau air tersebut tidak dimaksudkan oleh firman Allah Ta'ala “Dan Kami
turunkan dari langit air yang amat bersih." (QS. Al-Furqan:48)
15. Ar-Rafi'i berkata, "Ketika Rasulullah Shallaltahu Alaibi wa Sallam mengetahui bahwa hal itu
samar bagi si penanya mengenai air laut, beliau khawatir kalau ia juga ragu mengenai
bangkainya, sementara ia sering berlayar di laut; maka beliau melanjutkan jawabannya dari
pertanyaan itu dengan menerangkan hukum bangkainya."
Ibnu AI-Arabi berkata, "Yang demikian itu adalah hal yang dipandang baik dalam memberikan
fatwa, yaitu dengan memberikan jawaban lebih banyak dari yang ditanyakan, dalam rangka
menyempurnakan faedah dan menerangkan ilmu lainnya yang tidak ditanyakan." Dan hal itu
lebih dipertegas lagi manakala ielas adanya kebutuhan mendesak terhadap hukum. sebagaimana
disebutkan di sini, bahwa seseorang yang tidak mengetahui kesucian air laut, tentu lebih tidak
mengetahui kehalalan bangkainya, meski hal itu lebih utama.
16. Dari Abu Hurairah Radliyallaahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Sallam bersabda tentang
(air) laut. "Laut itu airnya suci dan mensucikan, bangkainya pun halal." Dikeluarkan oleh Imam Empat dan
Ibnu Syaibah. Lafadh hadis menurut riwayat Ibnu Syaibah dan dianggap shohih oleh oleh Ibnu Khuzaimah
dan Tirmidzi. Malik, Syafi'i dan Ahmad juga meriwayatkannya.
Hadits Riwayat al-Arba’ah, yaitu Abu Dawud, al-Nasa‟i, al-Tirmizi, dan Ibn
Majah.
Ibn Abu Syaibah, nama aslinya adalah Abu Bakar Abdullah ibn Abu Syaibah, penulis kitab al-
Musnad. Beliau adalah guru Imam al-Bukhari, Imam Abu Dawud dan Imam Ibn Majah. Al-Dzahabi
mengatakan bahawa beliau adalah al-Hafiz yang tiada duanya dan orang yang dapat dijadikan sebagai
rujukan di samping sangat alim.
Ibn Khuzaimah, nama aslinya ialah al-Hafiz al-Kabir Imam al-A‟immah Syeikh al-Islam Abu Bakar
Muhammad ibn Ishaq ibn Khuzaimah. Keimanan dan kedudukan al-Hafiz pada zamannya di Khurrasan
17. Imam al-Syafi‟i, nama julukannya iaitu Abu Abdullah, sedangkan nama aslinya adalah
Muhammad ibn Idris ibn al-Abbas ibn Utsman al-Qurasyi al-Mutthalibi al-Hijazi al-Makki
dan nasabnya berjumpa dengan nasab Rasulullah (s.a.w) jalur Abd Manaf. Beliau dilahirkan
pada tahun 150 Hijriah di Ghazzah dan menurut satu pendapat di Asqalan, hidup sebagai
anak yatim di bawah asuhan ibunya dalam kehidupan yang serba sederhana dan keadaan
yang susah. Sejak kecil, beliau belajar kepada ramai ulama. Beliau meninggalkan kota
Mekah menuju Madinah untuk belajar kepada Imam Malik. Beliau kemudian berangkat ke
Iraq hingga namanya terkenal di seluruh negeri Islam. Setelah itu, beliau berangkat menuju
Mesir pada tahun 199 Hijriah dan meninggal dunia di Mesir pada tahun 204 Hijriah, dalam
usia 54 tahun dan dikebumikan di Mesir
18. Fiqh Hadis
1. Orang yang tidak mengetahui suatu permasalahan dikehendaki menanyakannya kepada orang yang berilmu.
ا ْْۤوُلَٔـْسَف
َن ْوُمَلْعَت َ
َل ْمُتْنُك ِْنا ِ
رْكِالذ َلْهَا
maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.
(Q.S Al-Anbiya 21:7)
2. Kesucian air laut bersifat mutlak tanpa ada perincian
3. Apabila khawatir akan mengalami kehausan, dibolehkan tidak menggunakan air minum untuk bersuci kerana adanya
pengakuan daripada Rasulullah (s.a.w) terhadap si penanya untuk menjimat air minum dan tidak menggunakannya
untuk bersuci
4. Air apabila rasa, wama dan bau air berubah karena sesuafu yang suci, maka air tetap berada dalam kesuciannya,
selagi air masih tetap pada posisi aslinya sekalipun sangat asin, panas dan sangat dingin
5. Bangkai hewan laut hukumnya halal. Yang dimaksud dengan bangkai adalah hewan yang mati yang tidak hidup
kecuali di laut.
6. Ungkapan Ath-thahuru ma'uhu dengan alif lam (ma'rifat) tidak menafikan kesucian jenis air lainnya, karena
keberadaannya hanya sebagai jawaban sebuah pertanyaan tentang air laut. setelah ditakhshish oleh manthuq yang benar
7. Dibolehkan menjawab lebih banyak daripada pertanyaan yang diajukan bagi menyempurnakan faedah dan untuk
memberikan pengetahuan berkaitan perkara yang tidak ditanyakan