SlideShare a Scribd company logo
1 of 36
REFERAT:
TUBERKULOSIS
Pembimbing:
dr. Fauzi Mahfuzh
Disusun Oleh:
Rizka Safira Ayu Astadewi 2120221196
PENDAHULUAN
• Tuberkulosis  Penyebab kematian menular utama di
dunia (2015)
• WHO  TB menyebabkan 1,8 jt kematian,
• 10,4 jt kasus baru tiap tahun  1 jt kasus dan 210.000
kematian pada anak
• Ketika pasien TB paru batuk, bersin, meludah 
mendorong kuman TB ke udara  hanya perlu menghirup
beberapa kuman untuk terinfeksi
Wilmott RW (Robert W), Deterding RR, Li A, Ratjen FA (Felix A), Sly P, Zar HJ, et al. Kendig’s disorders of the respiratory tract in children. 1202 p.
Keberhasilan Pengobatan TB Di Pengaruhi Oleh:
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [cited 2022 Dec 31]. Available from: https://www.idai.or.id/professional-
resources/pedoman-konsensus/pedoman-nasional-pelayanan-kedokteran-tata-laksana-tuberkulosis
•Faktor pasien
•Pasien tidak patuh
minum OAT
Pasien pindah
fasilitas pelayanan
kesehatan (tanpa
informasi hasil
pengobatan ke
fasyankes awal)
•kasus TB resistan
obat
•Faktor Pengawas
Menelan Obat
PMO tidak ada
PMO ada tapi kurang
memantau
•Faktor Obat
•suplai obat
terganggu  pasien
menunda/ tidak
meneruskan
pengobatan
•kualitas obat
menurun 
penyimpanan tidak
sesuai standar.
DEFINISI:
• Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan
oleh infeksi bakteri berbentuk batang, Mycobacterium
tuberculosis (M.TB)
• Penyakit TB sebagian besar mengenai parenkim paru (TB paru)
• Namun bakteri ini juga memiliki kemampuan untuk menginfeksi
organ lain (TB ekstra paru)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [cited 2022 Dec 31]. Available from: https://www.idai.or.id/professional-
resources/pedoman-konsensus/pedoman-nasional-pelayanan-kedokteran-tata-laksana-tuberkulosis
EPIDEMIOLOGI
• Di America  Kematian TB 2020 >
tinggi dibandingkan tahun 2015 di
Amerika (+10%).
• Menurun dibandingkan tahun 2015 di
wilayah WHO lainnya:
• 13% di Pasifik Barat
• 6,2% di Mediterania Timur
• 0,19% di Asia Tenggara.
Gambar 1 Estimasi Insiden TB 2020, Untuk Negara Dengan Sedikitnya
100.000 Kasus Insidensi (4)
World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2021. 2021. Available From: Http://Apps.Who.Int/Bookorders.
Estimasi Rata-Rata
Insidensi TB, 2020
Progres global jumlah pasien telah menjalani
pengobatan (2018-2020), dibandingkan
dengan jumlah seluruh target (2018-2020)
2010
9,4%
2011
8,5%
2012
8,2%
2013
7,9%
2014
7,16%
2015
9% Proporsi kasus
TB anak di
antara semua
kasus TB di
Indonesia
World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2021. 2021. Available From: Http://Apps.Who.Int/Bookorders.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak. 2016. 1–98 p.
FAKTOR RESIKO
Semua kelompok usia beresiko
Pasien HIV 16 x mungkin
terkena TB
Pasien dengan kekurangan
gizi beresiko 3 kali > tinggi.
Terbukti ada kontak dengan pasien TB
Ada penyakit komorbid: HIV
(kekebalan tubuh terganggu), DM
Tinggal di wilayah berisiko TB: Lapas/Rutan, tempat
penampungan pengungsi, daerah kumuh, dll. (3)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [cited 2022 Dec 31]. Available from: https://www.idai.or.id/professional-
resources/pedoman-konsensus/pedoman-nasional-pelayanan-kedokteran-tata-laksana-tuberkulosis
TB Paru
• Melibatkan parenkim paru/
trakeobronkial.
• TB milier diklasifikasikan
sebagai TB paru karena
terdapat lesi di paru
TB Ekstra Paru
• Melibatkan organ di luar
parenkim paru seperti
pleura, KGB, abdomen,
saluran genitorurinaria,
kulit, sendi dan tulang,
selaput otak.
Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
Klasifikasi berdasarkan uji kepekaan obat (OAT)
1. Mono resistan (TB MR): salah satu jenis OAT lini 1 saja
2. Poli resistan (TB PR): > 1 jenis OAT lini 1 selain isoniazid (H) dan rifampisin (R) secara bersamaan
3. Multi drug resistant (TB MDR): isoniazid (H) dan rifampisin (R) secara bersamaan
4. Extensive drug resistant (TB XDR): TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap salah satu OAT
golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini 2 jenis suntikan (Kanamisin,
kapreomisin, amikasin)
5. Resistan rifampisin (TB RR): rifampisin dengan atau tanpa resistensi terhadap OAT lain yang
terdeteksi menggunakan metode genotip (tes cepat) atau metode fenotip (konvensional) (5)
Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
Tanda Dan Gejala Klinis
(3,6)
Batuk ≥ 2 minggu
Demam ≥ 2 minggu
BB turun dalam 2 bulan
sebelumnya
Lesu atau malaise ≥ 2 minggu
Gejala-gejala tersebut menetap
walau sudah diberikan terapi yang
adekuat
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [Cited 2022 Dec 31]. Available From: Https://Www.Idai.Or.Id/Professional-
Resources/Pedoman-Konsensus/Pedoman-Nasional-Pelayanan-Kedokteran-Tata-Laksana-Tuberkulosis
Editor T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Bronkus
Obstruksi parsial Obstruksi total
Atelektasis
Apeks paru (focus simon)
Menyebar melalui
saluran limfe
(limfangitis)
kelenjar limfe
(limfadenitis)
Sputum culture and smear
microscopy +ve for M. TB
meninggalkan rongga di
jaringan paru (kavitas).
Nekrosis
perkijauan
Bagian tengah lesi akan
keluar (cair) melalui
bronkus
Dapat reaktivasi
TB apeks paru saat dewasa
Fokus primer
Kompleks primer
Fokus primer di:
• lobus bawah/ tengah:
kelenjar limfe parahilus
• Apeks: kelenjar paratrakeal
TB Primer
Tuberkulin (+)
Kementrian Kesehatan
Ri. Buku Tb Anak
2016. 2016. 1–98 P.
Calgary Guide.
Mycobacterium
Tuberculosis:
Pathogenesis And
Clinical Findings.
Nafsu makan kurang.
BB sulit naik/ menetap/ turun
Demam subfebris berkepanjangan
Pembesaran kelenjar superfisial
Keluhan respiratorik berupa batuk
kronik > 3 minggu/ nyeri dada.
Gejala gastrointestinal
Masalah gizi lain harus disingkirkan dengan
tata laksana adekuat selama minimal 1 bulan
Etiologi demam kronik lain perlu disingkirkan
dahulu, (ISK, tifus, atau malaria)
seperti diare persisten yang tidak sembuh
dengan pengobatan baku/
perut membesar karena cairan atau teraba
massa dalam perut.(6)
Daerah leher, aksila, inguinal, atau tempat lain.
Diagnosis (Anamnesis)
T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Terdiagnosis secara klinis, tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara
bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai pasien TB aktif oleh dokter.
Terdiagnosis Secara Klinis
• Pasien TB paru
• BTA (-)
• hasil foto toraks
mendukung TB
• Pasien TB paru
• BTA (-)
• Tidak ada
perbaikan klinis
setelah diberi
antibiotik non
OAT
• mempunyai
faktor risiko TB
• Pasien TB ekstra
paru
• Terdiagnosis
secara klinis
maupun
laboratoris
• histopatologis
tanpa konfirmasi
bakteriologis.
• TB anak yang
terdiagnosis
dengan sistim
skoring IDAI
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [Cited 2022 Dec 31]. Available From: Https://Www.Idai.Or.Id/Professional-
Resources/Pedoman-Konsensus/Pedoman-Nasional-Pelayanan-Kedokteran-Tata-Laksana-Tuberkulosis
Sistem Skoring IDAI
Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
Pasien TB yang terbukti positif
bakteriologi pada hasil pemeriksaan
(contoh uji bakteriologi sputum,
cairan tubuh dan jaringan) melalui
pemeriksaan mikroskopis langsung,
TCM TB, atau biakan.
Terdiagnosis Secara Bakteriologis
1.Pasien TB paru
BTA (+)
Pasien TB paru hasil biakan
M.TB (+)
Pasien TB paru
hasil tes cepat
M.TB (+)
Pasien TB ekstra paru
terkonfirmasi secara
bakteriologis, baik dengan
BTA, biakan maupun tes
cepat dari contoh uji
jaringan yang terkena.
TB anak yang terdiagnosis
dengan pemeriksaan
bakteriologis. (3)
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [Cited 2022 Dec 31]. Available From: Https://Www.Idai.Or.Id/Professional-
Resources/Pedoman-Konsensus/Pedoman-Nasional-Pelayanan-Kedokteran-Tata-Laksana-Tuberkulosis
Benjolan di punggung
(Gibbus)
Sulit membungkuk, pincang,
pembengkakkan sendi
Mengenai SSP
Gejala iritabel, leher kaku,
muntah, kesadaran menurun
Kulit
Skrofuloderma
Limfadenopati
multipel
Sulit membungkuk, pincang,
pembengkakkan sendi
Keluhan Spesifik TB Organ
Ekstrapulmonal
T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Pemeriksaan Fisik
Antropometri
Suhu tubuh
Subfebris maupun tinggi pada
pasien dan evaluasi kondisi
keseluruhan (gangguan, warna
kulit/turgor)
Paru-Paru
Auskultasi  kresek (crackles),
suara napas yang berbeda atau
melemah, obstruksi
Jantung
suara jantung, frekuensi, ritme:
palpasi denyut nadi, tanda-tanda
insufisiensi jantung (edema)
Abdomen
Pembesaran organ,
suara usus (meningkat,
menurun)
Gizi kurang  grafik BB dan
TB pada posisi di daerah
bawah
T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Kreckmann M. Pediatrics: A Case-Based Review. Saarbrucken: Georg Thieme Verlag Kg; 2019. 232–240 P.
Tegang (tense): tekanan
otak/ meningitis.
Cekung: dalam dehidrasi
Palpasi fontanel
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Gambar darah, CRP, laju
sedimentasi, elektrolit, gula
darah, analisis gas darah,
status urin
Laboratorium
Infiltrat, bukti aspirasi benda asing, ukuran jantung. Dapat
ditemukan soft infilrates di lapangan kiri bawah dengan
koneksi ke hilus paru.
Rontgen
T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Kreckmann M. Pediatrics: A Case-Based Review. Saarbrucken: Georg Thieme Verlag Kg; 2019. 232–240 P.
KGB
Pembengkakan kelenjar getah
bening lokal atau umum
TB Vertebra
• Gibbus, kifosis, paraparesis, atau paraplegia.
TB Koksae/ Genu
• Jalan pincang, nyeri pada pangkal paha atau lutut.
Pembesaran KGB multipel
• tidak nyeri tekan, dan konfluens (saling menyatu).
Meningitis TB
• kaku kuduk dan tanda rangsang meningeal lain.
Skrofuloderma
• Ulkus kulit dengan skinbridge biasanya terjadi di
daerah leher, aksila atau inguinal.
•Konjungtivitis fliktenularis
• yaitu bintik putih di limbus kornea yang sangat nyeri
TB
Mengenai
Organ
Tertentu
T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Uji Tuberkulin
• Penyuntikan 0,1 ml tuberkulin PPD (intra kutan)  volar lengan  arah suntikan
memanjang lengan (longitudinal).
• Reaksi diukur setelah 48-72 jam penyuntikaan.
• Indurasi transversal diukur dan dilaporkan dalam mm berapapun ukurannya,
• 0 mm (tidak ada indurasi sama sekali),
• Indurasi > 10 mm (+),
• Indurasi < 5 mm (-),
• indurasi 5-9 mm (meragukan dan perlu diulang), dengan jarak waktu minimal 2 minggu.
• Uji tuberkulin (+)  adanya infeksi TB dan kemungkinan TB aktif (sakit TB) pada anak.
• Gambaran foto toraks pada TB tidak khas kecuali gambaran TB milier.
• Secara umum, gambaran radiologis yang menunjang TB:
• Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/ tanpa infiltrat (visualisasinya
selain foto toraks AP, harus disertai foto toraks lateral),
Foto Toraks
• Konsolidasi
segmental/lobar
• Efusi pleura,
• Milier,
• Atelektasis,
• Kavitas,
• Kalsifikasi
dengan
infiltrate,
• Tuberkuloma
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [Cited 2022 Dec 31]. Available From: Https://Www.Idai.Or.Id/Professional-
Resources/Pedoman-Konsensus/Pedoman-Nasional-Pelayanan-Kedokteran-Tata-Laksana-Tuberkulosis
1)Pemeriksaan mikroskopis BTA sputum atau spesimen
lain (cairan tubuh atau jaringan biopsi)
2)TCM TB
Dapat mengidentifikasi kuman Mycobacterium
tuberculosis dalam waktu yang cepat (2 jam),
• Line Probe Assay (misalnya Hain GenoType)
• NAAT-Nucleic Acid Amplification Test) (misalnya
Xpert MTB/RIF).
Dapat digunakan untuk deteksi kuman Mycobacterium
TB secara molecular & menentukan ada tidaknya
resistensi terhadap Rifampicin.
Pemeriksaan Bakteriologi
Nilai Diagnostik
Uji Biakan
Pemeriksaan TCM
Mikroskopik Sputum
Hasil TCM (-) tidak
menyingkirkan diagnosis TB.
(5)
Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis
Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
• Pemeriksaan biakan (dari sputum, bilas lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura
ataupun biopsi jaringan)
• Ekspektorasi spontan  Induksi sputum
• Biakan dapat dilakukan dengan:
• Metode konvensional uji kepekaan obat Pemeriksaan biakan M.TB:
• medium padat (Lowenstein Jensen/LJ atau Ogawa)
• media cair MGIT (Mycobacterium growth indicator tube).
• Biakan M.TB pada media cair memerlukan waktu yang singkat minimal 2 minggu,
lebih cepat dibandingkan biakan pada medium padat yang memerlukan waktu 28-42
hari.
Pemeriksaan Biakan
Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis
Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
Alur
Diagnosis
TB
Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis
Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
Alur
Diagnosis
Dan
Pengobatan
TB-RO
Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis
Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
Tata Laksana
• Tahap awal/ intensif  untuk secara efektif menurunkan jumlah kuman yang ada
dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah
resistan sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan. 3-5 OAT  2 Bulan
• Tahap lanjutan  bertujuan membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada dalam
tubuh, khususnya kuman persisten sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya
kekambuhan. 2 OAT  6-12 Bulan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [Cited 2022 Dec 31]. Available From: Https://Www.Idai.Or.Id/Professional-
Resources/Pedoman-Konsensus/Pedoman-Nasional-Pelayanan-Kedokteran-Tata-Laksana-Tuberkulosis
Nama Obat Dosis Harian
(mg/kgBB/hari)
Dosis Maksimal
(mg/ hari)
Efek Samping
Isoniazid (H) 10 (7-15) 300 Hepatitis, neuritis perifer, hipersensitivitis
Rifampisin (R) 15 (10-20) 600 Gastrointestinal, reaksi kulit, hepatitis,
trombositopenia, peningkatan enzim hati,
cairan tubuh berwarna orange kemerahan
Pirazinamid (Z) 35 (30-40) - Toksisitas hepar, artralgia, gastrointestinal
Etambutol (E) 20 (15-25) - Neuritis optic, ketajaman mata berkurang,
buta warna merah hijau, hipersensitivitas,
gastrointestinal
Dosis OAT Pada Anak
Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
Panduan OAT Dan Lama Pengobatan
TB Pada Anak
Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
Dosis OAT KDT Pada TB Anak
Nama Obat Fase Intensif Fase Lanjutan
Rifampisin 75 mg 75 mg
INH 50 mg 50 mg
Pirazinamid 150 mg -
Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
Anak tinggal serumah atau kontak erat dengan
penderita TB (BTA (+))
Evaluasi gejala
Tidak
Profilaksis
• Isoniazid
(INH): 5 – 10
mg/kgBB/hari
selama 6 bulan
• Dosis
maksimal 300
mg/hari
• 1 kali sehari di
jam yang sama
Anak < 5 tahun, HIV (+)
Anak > 5 tahun, HIV (-)
Profilaksis
Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
Ada
PP INH
Follow up
Tidak perlu PP INH
Timbul gejala atau tanda
TB
Tidak
Observasi Lengkapi pemberian INH selama 6 bulan
ya
Lihat alurr
diagnosis TB
Pada Anak
Alur Investigasi
Kontak Ibu
Aktif Pada Bayi
Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
Terapi Suportif
a) Asupan gizi yang adekuat.
b) Jika ada penyakit lain  tata laksana
c) Fisioterapi dilakukan pada kasus pasca bedah.
d) Dan untuk lain-lain seperti rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya dll,
TB tulang  konsultasi ke Sub bagian Bedah Ortopedi
meningitis TB  Neurologi Anak dan perlu dikonsultasikan ke Bagian Mata,
TB milier  konsul ke Bagian Mata untuk evaluasi adanya TB koroid. (6)
T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Non Medikamentosa (Edukasi)
a) Pengobatan TB berlangsung lama, minimal 6 bulan, tidak boleh terputus, dan harus
kontrol teratur tiap bulan.
b) Obat rifampisin dapat menyebabkan cairan tubuh (air seni, air mata, keringat, ludah)
berwarna merah.
c) Secara umum obat sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong yaitu 1 jam
sebelum makan/ minum susu, atau 2 jam setelah makan. Khusus untuk rifampisin harus
diminum dalam keadaan perut kosong.
d) Bila timbul keluhan kuning pada mata, mual, dan muntah, segera periksa ke dokter
walau belum waktunya.(6)
T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Respons klinis Evaluasi radiologis Efek samping OAT
Akhir pengobatan, kecuali jika ada
perburukan klinis. Jika gambaran
radiologis memburuk, evaluasi
kepatuhan minum obat, dan
kemungkinan kuman TB resisten obat.
Keluhan awal membaik.
Respons yang nyata  2
bulan awal
T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Evaluasi Hasil Pengobatan
Prognosis
• Dengan pengobatan yang konsisten dan cepat, TB dapat
disembuhkan.
• Meningitis tuberkulosis hanya dapat sembuh dengan
diagnosis dini dan inisiasi terapi optimal; tidak diobati,
biasanya menyebabkan kematian.
Terima kasih

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Check list pemeriksaan neurologi 1
Check list pemeriksaan neurologi 1Check list pemeriksaan neurologi 1
Check list pemeriksaan neurologi 1
 
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAKPETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
PETUNJUK TEKNIS MANAJEMEN TB ANAK
 
Pemeriksaan leopold i
Pemeriksaan leopold iPemeriksaan leopold i
Pemeriksaan leopold i
 
Vertigo
VertigoVertigo
Vertigo
 
Imunisasi meningitis meningokokus
Imunisasi meningitis meningokokusImunisasi meningitis meningokokus
Imunisasi meningitis meningokokus
 
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan KesadaranRuang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
Ruang 8- Kasus 1 Modul Penurunan Kesadaran
 
Tuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anakTuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anak
 
Lapsus mely
Lapsus melyLapsus mely
Lapsus mely
 
KB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup DasarKB 1 Bantuan Hidup Dasar
KB 1 Bantuan Hidup Dasar
 
Radiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasisRadiology pada urolithiasis
Radiology pada urolithiasis
 
Lapkas Tetanus-W1.pptx
Lapkas Tetanus-W1.pptxLapkas Tetanus-W1.pptx
Lapkas Tetanus-W1.pptx
 
Ulkus kornea
Ulkus korneaUlkus kornea
Ulkus kornea
 
defek septal ventrikular
defek septal ventrikular defek septal ventrikular
defek septal ventrikular
 
KEGAWATDARURATAN THT-KL- edit 2016.pptx
KEGAWATDARURATAN THT-KL- edit 2016.pptxKEGAWATDARURATAN THT-KL- edit 2016.pptx
KEGAWATDARURATAN THT-KL- edit 2016.pptx
 
P-drug Skabies
P-drug SkabiesP-drug Skabies
P-drug Skabies
 
Luka Bakar
Luka BakarLuka Bakar
Luka Bakar
 
Pemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopoldPemeriksaan leopold
Pemeriksaan leopold
 
Gonorea
GonoreaGonorea
Gonorea
 
Tetanus
TetanusTetanus
Tetanus
 
TB Paru.Ppt
TB Paru.PptTB Paru.Ppt
TB Paru.Ppt
 

Similar to Referat TB Anak 2023.pptx

PPT ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptx
PPT  ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptxPPT  ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptx
PPT ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptxRiskaAmelia32
 
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docxMakalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docxApenSigele1
 
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Operator Warnet Vast Raha
 
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docxApa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docxErnaYanti21
 
PPT World TB Day.pptx
PPT World TB Day.pptxPPT World TB Day.pptx
PPT World TB Day.pptxagungkris4
 
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...CNS www.citizen-news.org
 
Makalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerjaMakalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerjaMuhammad Arham
 
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptxAnamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptxtohahakim
 
rAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdf
rAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdfrAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdf
rAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdfIbethMarpaung
 
TK disbiosis terbaru terbaik terbanyak ha
TK disbiosis terbaru terbaik terbanyak haTK disbiosis terbaru terbaik terbanyak ha
TK disbiosis terbaru terbaik terbanyak hagenshinjualbeli
 
TB Paru ppt essay pulmo.pptx
TB Paru ppt essay pulmo.pptxTB Paru ppt essay pulmo.pptx
TB Paru ppt essay pulmo.pptxAnnisaAuliaAnanda
 
PETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIA
PETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIAPETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIA
PETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIADeif Tunggal
 

Similar to Referat TB Anak 2023.pptx (20)

Perencanaan program tbc akper pemkab muna
Perencanaan program tbc akper pemkab munaPerencanaan program tbc akper pemkab muna
Perencanaan program tbc akper pemkab muna
 
PPT ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptx
PPT  ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptxPPT  ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptx
PPT ISSUE KEBIJAKAN MENGATASI TBC ( RADHA&MAYANG).pptx
 
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docxMakalah 1 TBC Eli Kasi.docx
Makalah 1 TBC Eli Kasi.docx
 
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
Hubungan pola perawatan pada anak uberkulosis paru primer dengan lama penyemb...
 
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docxApa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
Apa itu TOSS TBC dan Kenali Gejala TBC.docx
 
PPT World TB Day.pptx
PPT World TB Day.pptxPPT World TB Day.pptx
PPT World TB Day.pptx
 
Sitem pernafasan
Sitem pernafasanSitem pernafasan
Sitem pernafasan
 
ASKEP TB.docx
ASKEP TB.docxASKEP TB.docx
ASKEP TB.docx
 
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...
United multisectoral actions to fight drug-resistant TB in Indonesia: Dr Erli...
 
Makalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerjaMakalah tbc untuk para pekerja
Makalah tbc untuk para pekerja
 
Satuan acara penyuluha penanganan tbc
Satuan acara penyuluha penanganan tbcSatuan acara penyuluha penanganan tbc
Satuan acara penyuluha penanganan tbc
 
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptxAnamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
Anamnesis dan Tindakan pada Kasus.pptx
 
TB Paru.pptx
TB Paru.pptxTB Paru.pptx
TB Paru.pptx
 
promkes rsud tbc anak.pdf
promkes rsud tbc anak.pdfpromkes rsud tbc anak.pdf
promkes rsud tbc anak.pdf
 
rAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdf
rAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdfrAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdf
rAnOxvInJCH0xlx1WWYa1594968223.pdf
 
TK disbiosis terbaru terbaik terbanyak ha
TK disbiosis terbaru terbaik terbanyak haTK disbiosis terbaru terbaik terbanyak ha
TK disbiosis terbaru terbaik terbanyak ha
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 
TB Paru ppt essay pulmo.pptx
TB Paru ppt essay pulmo.pptxTB Paru ppt essay pulmo.pptx
TB Paru ppt essay pulmo.pptx
 
PETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIA
PETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIAPETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIA
PETUNJUK TEKNIS PENGOBATAN PENCEGAHAN DENGAN ISONIAZID UNTUK ODHA DI INDONESIA
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 

Recently uploaded

Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxEmmyKardianasari
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxRizkya19
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...TitinSolikhah2
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024SDNTANAHTINGGI09
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiMemenAzmi1
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.pptsulistyaningsih20
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docxNiWayanEkaLansuna1
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankYunitaReykasari
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxantonkustanto
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptAnggitBetaniaNugraha
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxEmmyKardianasari
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxsd1patukangan
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021AdeImot
 

Recently uploaded (13)

Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptxBiokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
Biokimia Gizi 12: Metabolisme Vitamin 2024.pptx
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
3. Sejarah masuknya islam ke Nusantara dan KERAJAAN ISLAM DEMAK.ppt
 
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
2. soal ujian sekolah dasar bahasa indonesia.docx
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptxFORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
FORMULASI SEDIAAN PADAT DAN BAHAN ALAM.pptx
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptxBiokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
Biokimia Gizi 13: Metabolisme Mineral 2024.pptx
 
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptxPengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
Pengembangan Modul Ajar (Asesmen-Berdiferensiasi dan Kolaboratif).pptx
 
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
materi perkuliahan PERTANIAN BERKELANJUTAN S1 2021
 

Referat TB Anak 2023.pptx

  • 1. REFERAT: TUBERKULOSIS Pembimbing: dr. Fauzi Mahfuzh Disusun Oleh: Rizka Safira Ayu Astadewi 2120221196
  • 2. PENDAHULUAN • Tuberkulosis  Penyebab kematian menular utama di dunia (2015) • WHO  TB menyebabkan 1,8 jt kematian, • 10,4 jt kasus baru tiap tahun  1 jt kasus dan 210.000 kematian pada anak • Ketika pasien TB paru batuk, bersin, meludah  mendorong kuman TB ke udara  hanya perlu menghirup beberapa kuman untuk terinfeksi Wilmott RW (Robert W), Deterding RR, Li A, Ratjen FA (Felix A), Sly P, Zar HJ, et al. Kendig’s disorders of the respiratory tract in children. 1202 p.
  • 3. Keberhasilan Pengobatan TB Di Pengaruhi Oleh: Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [cited 2022 Dec 31]. Available from: https://www.idai.or.id/professional- resources/pedoman-konsensus/pedoman-nasional-pelayanan-kedokteran-tata-laksana-tuberkulosis •Faktor pasien •Pasien tidak patuh minum OAT Pasien pindah fasilitas pelayanan kesehatan (tanpa informasi hasil pengobatan ke fasyankes awal) •kasus TB resistan obat •Faktor Pengawas Menelan Obat PMO tidak ada PMO ada tapi kurang memantau •Faktor Obat •suplai obat terganggu  pasien menunda/ tidak meneruskan pengobatan •kualitas obat menurun  penyimpanan tidak sesuai standar.
  • 4. DEFINISI: • Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh infeksi bakteri berbentuk batang, Mycobacterium tuberculosis (M.TB) • Penyakit TB sebagian besar mengenai parenkim paru (TB paru) • Namun bakteri ini juga memiliki kemampuan untuk menginfeksi organ lain (TB ekstra paru) Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [cited 2022 Dec 31]. Available from: https://www.idai.or.id/professional- resources/pedoman-konsensus/pedoman-nasional-pelayanan-kedokteran-tata-laksana-tuberkulosis
  • 5. EPIDEMIOLOGI • Di America  Kematian TB 2020 > tinggi dibandingkan tahun 2015 di Amerika (+10%). • Menurun dibandingkan tahun 2015 di wilayah WHO lainnya: • 13% di Pasifik Barat • 6,2% di Mediterania Timur • 0,19% di Asia Tenggara. Gambar 1 Estimasi Insiden TB 2020, Untuk Negara Dengan Sedikitnya 100.000 Kasus Insidensi (4) World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2021. 2021. Available From: Http://Apps.Who.Int/Bookorders.
  • 6. Estimasi Rata-Rata Insidensi TB, 2020 Progres global jumlah pasien telah menjalani pengobatan (2018-2020), dibandingkan dengan jumlah seluruh target (2018-2020) 2010 9,4% 2011 8,5% 2012 8,2% 2013 7,9% 2014 7,16% 2015 9% Proporsi kasus TB anak di antara semua kasus TB di Indonesia World Health Organization. Global Tuberculosis Report 2021. 2021. Available From: Http://Apps.Who.Int/Bookorders. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak. 2016. 1–98 p.
  • 7. FAKTOR RESIKO Semua kelompok usia beresiko Pasien HIV 16 x mungkin terkena TB Pasien dengan kekurangan gizi beresiko 3 kali > tinggi. Terbukti ada kontak dengan pasien TB Ada penyakit komorbid: HIV (kekebalan tubuh terganggu), DM Tinggal di wilayah berisiko TB: Lapas/Rutan, tempat penampungan pengungsi, daerah kumuh, dll. (3) Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [cited 2022 Dec 31]. Available from: https://www.idai.or.id/professional- resources/pedoman-konsensus/pedoman-nasional-pelayanan-kedokteran-tata-laksana-tuberkulosis
  • 8. TB Paru • Melibatkan parenkim paru/ trakeobronkial. • TB milier diklasifikasikan sebagai TB paru karena terdapat lesi di paru TB Ekstra Paru • Melibatkan organ di luar parenkim paru seperti pleura, KGB, abdomen, saluran genitorurinaria, kulit, sendi dan tulang, selaput otak. Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
  • 9. Klasifikasi berdasarkan uji kepekaan obat (OAT) 1. Mono resistan (TB MR): salah satu jenis OAT lini 1 saja 2. Poli resistan (TB PR): > 1 jenis OAT lini 1 selain isoniazid (H) dan rifampisin (R) secara bersamaan 3. Multi drug resistant (TB MDR): isoniazid (H) dan rifampisin (R) secara bersamaan 4. Extensive drug resistant (TB XDR): TB MDR yang sekaligus juga resistan terhadap salah satu OAT golongan fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini 2 jenis suntikan (Kanamisin, kapreomisin, amikasin) 5. Resistan rifampisin (TB RR): rifampisin dengan atau tanpa resistensi terhadap OAT lain yang terdeteksi menggunakan metode genotip (tes cepat) atau metode fenotip (konvensional) (5) Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
  • 10. Tanda Dan Gejala Klinis (3,6) Batuk ≥ 2 minggu Demam ≥ 2 minggu BB turun dalam 2 bulan sebelumnya Lesu atau malaise ≥ 2 minggu Gejala-gejala tersebut menetap walau sudah diberikan terapi yang adekuat Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [Cited 2022 Dec 31]. Available From: Https://Www.Idai.Or.Id/Professional- Resources/Pedoman-Konsensus/Pedoman-Nasional-Pelayanan-Kedokteran-Tata-Laksana-Tuberkulosis Editor T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
  • 11. Bronkus Obstruksi parsial Obstruksi total Atelektasis Apeks paru (focus simon) Menyebar melalui saluran limfe (limfangitis) kelenjar limfe (limfadenitis) Sputum culture and smear microscopy +ve for M. TB meninggalkan rongga di jaringan paru (kavitas). Nekrosis perkijauan Bagian tengah lesi akan keluar (cair) melalui bronkus Dapat reaktivasi TB apeks paru saat dewasa Fokus primer Kompleks primer Fokus primer di: • lobus bawah/ tengah: kelenjar limfe parahilus • Apeks: kelenjar paratrakeal TB Primer Tuberkulin (+) Kementrian Kesehatan Ri. Buku Tb Anak 2016. 2016. 1–98 P. Calgary Guide. Mycobacterium Tuberculosis: Pathogenesis And Clinical Findings.
  • 12. Nafsu makan kurang. BB sulit naik/ menetap/ turun Demam subfebris berkepanjangan Pembesaran kelenjar superfisial Keluhan respiratorik berupa batuk kronik > 3 minggu/ nyeri dada. Gejala gastrointestinal Masalah gizi lain harus disingkirkan dengan tata laksana adekuat selama minimal 1 bulan Etiologi demam kronik lain perlu disingkirkan dahulu, (ISK, tifus, atau malaria) seperti diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan baku/ perut membesar karena cairan atau teraba massa dalam perut.(6) Daerah leher, aksila, inguinal, atau tempat lain. Diagnosis (Anamnesis) T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
  • 13. Terdiagnosis secara klinis, tidak memenuhi kriteria terdiagnosis secara bakteriologis tetapi didiagnosis sebagai pasien TB aktif oleh dokter. Terdiagnosis Secara Klinis • Pasien TB paru • BTA (-) • hasil foto toraks mendukung TB • Pasien TB paru • BTA (-) • Tidak ada perbaikan klinis setelah diberi antibiotik non OAT • mempunyai faktor risiko TB • Pasien TB ekstra paru • Terdiagnosis secara klinis maupun laboratoris • histopatologis tanpa konfirmasi bakteriologis. • TB anak yang terdiagnosis dengan sistim skoring IDAI Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [Cited 2022 Dec 31]. Available From: Https://Www.Idai.Or.Id/Professional- Resources/Pedoman-Konsensus/Pedoman-Nasional-Pelayanan-Kedokteran-Tata-Laksana-Tuberkulosis
  • 14. Sistem Skoring IDAI Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
  • 15. Pasien TB yang terbukti positif bakteriologi pada hasil pemeriksaan (contoh uji bakteriologi sputum, cairan tubuh dan jaringan) melalui pemeriksaan mikroskopis langsung, TCM TB, atau biakan. Terdiagnosis Secara Bakteriologis 1.Pasien TB paru BTA (+) Pasien TB paru hasil biakan M.TB (+) Pasien TB paru hasil tes cepat M.TB (+) Pasien TB ekstra paru terkonfirmasi secara bakteriologis, baik dengan BTA, biakan maupun tes cepat dari contoh uji jaringan yang terkena. TB anak yang terdiagnosis dengan pemeriksaan bakteriologis. (3) Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [Cited 2022 Dec 31]. Available From: Https://Www.Idai.Or.Id/Professional- Resources/Pedoman-Konsensus/Pedoman-Nasional-Pelayanan-Kedokteran-Tata-Laksana-Tuberkulosis
  • 16. Benjolan di punggung (Gibbus) Sulit membungkuk, pincang, pembengkakkan sendi Mengenai SSP Gejala iritabel, leher kaku, muntah, kesadaran menurun Kulit Skrofuloderma Limfadenopati multipel Sulit membungkuk, pincang, pembengkakkan sendi Keluhan Spesifik TB Organ Ekstrapulmonal T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
  • 17. Pemeriksaan Fisik Antropometri Suhu tubuh Subfebris maupun tinggi pada pasien dan evaluasi kondisi keseluruhan (gangguan, warna kulit/turgor) Paru-Paru Auskultasi  kresek (crackles), suara napas yang berbeda atau melemah, obstruksi Jantung suara jantung, frekuensi, ritme: palpasi denyut nadi, tanda-tanda insufisiensi jantung (edema) Abdomen Pembesaran organ, suara usus (meningkat, menurun) Gizi kurang  grafik BB dan TB pada posisi di daerah bawah T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kreckmann M. Pediatrics: A Case-Based Review. Saarbrucken: Georg Thieme Verlag Kg; 2019. 232–240 P. Tegang (tense): tekanan otak/ meningitis. Cekung: dalam dehidrasi Palpasi fontanel
  • 18. Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Gambar darah, CRP, laju sedimentasi, elektrolit, gula darah, analisis gas darah, status urin Laboratorium Infiltrat, bukti aspirasi benda asing, ukuran jantung. Dapat ditemukan soft infilrates di lapangan kiri bawah dengan koneksi ke hilus paru. Rontgen T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Kreckmann M. Pediatrics: A Case-Based Review. Saarbrucken: Georg Thieme Verlag Kg; 2019. 232–240 P. KGB Pembengkakan kelenjar getah bening lokal atau umum
  • 19. TB Vertebra • Gibbus, kifosis, paraparesis, atau paraplegia. TB Koksae/ Genu • Jalan pincang, nyeri pada pangkal paha atau lutut. Pembesaran KGB multipel • tidak nyeri tekan, dan konfluens (saling menyatu). Meningitis TB • kaku kuduk dan tanda rangsang meningeal lain. Skrofuloderma • Ulkus kulit dengan skinbridge biasanya terjadi di daerah leher, aksila atau inguinal. •Konjungtivitis fliktenularis • yaitu bintik putih di limbus kornea yang sangat nyeri TB Mengenai Organ Tertentu T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
  • 20. Uji Tuberkulin • Penyuntikan 0,1 ml tuberkulin PPD (intra kutan)  volar lengan  arah suntikan memanjang lengan (longitudinal). • Reaksi diukur setelah 48-72 jam penyuntikaan. • Indurasi transversal diukur dan dilaporkan dalam mm berapapun ukurannya, • 0 mm (tidak ada indurasi sama sekali), • Indurasi > 10 mm (+), • Indurasi < 5 mm (-), • indurasi 5-9 mm (meragukan dan perlu diulang), dengan jarak waktu minimal 2 minggu. • Uji tuberkulin (+)  adanya infeksi TB dan kemungkinan TB aktif (sakit TB) pada anak.
  • 21. • Gambaran foto toraks pada TB tidak khas kecuali gambaran TB milier. • Secara umum, gambaran radiologis yang menunjang TB: • Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/ tanpa infiltrat (visualisasinya selain foto toraks AP, harus disertai foto toraks lateral), Foto Toraks • Konsolidasi segmental/lobar • Efusi pleura, • Milier, • Atelektasis, • Kavitas, • Kalsifikasi dengan infiltrate, • Tuberkuloma Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [Cited 2022 Dec 31]. Available From: Https://Www.Idai.Or.Id/Professional- Resources/Pedoman-Konsensus/Pedoman-Nasional-Pelayanan-Kedokteran-Tata-Laksana-Tuberkulosis
  • 22. 1)Pemeriksaan mikroskopis BTA sputum atau spesimen lain (cairan tubuh atau jaringan biopsi) 2)TCM TB Dapat mengidentifikasi kuman Mycobacterium tuberculosis dalam waktu yang cepat (2 jam), • Line Probe Assay (misalnya Hain GenoType) • NAAT-Nucleic Acid Amplification Test) (misalnya Xpert MTB/RIF). Dapat digunakan untuk deteksi kuman Mycobacterium TB secara molecular & menentukan ada tidaknya resistensi terhadap Rifampicin. Pemeriksaan Bakteriologi Nilai Diagnostik Uji Biakan Pemeriksaan TCM Mikroskopik Sputum Hasil TCM (-) tidak menyingkirkan diagnosis TB. (5) Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
  • 23. • Pemeriksaan biakan (dari sputum, bilas lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura ataupun biopsi jaringan) • Ekspektorasi spontan  Induksi sputum • Biakan dapat dilakukan dengan: • Metode konvensional uji kepekaan obat Pemeriksaan biakan M.TB: • medium padat (Lowenstein Jensen/LJ atau Ogawa) • media cair MGIT (Mycobacterium growth indicator tube). • Biakan M.TB pada media cair memerlukan waktu yang singkat minimal 2 minggu, lebih cepat dibandingkan biakan pada medium padat yang memerlukan waktu 28-42 hari. Pemeriksaan Biakan Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
  • 24. Alur Diagnosis TB Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
  • 25. Alur Diagnosis Dan Pengobatan TB-RO Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
  • 26. Tata Laksana • Tahap awal/ intensif  untuk secara efektif menurunkan jumlah kuman yang ada dalam tubuh pasien dan meminimalisir pengaruh dari sebagian kecil kuman yang mungkin sudah resistan sejak sebelum pasien mendapatkan pengobatan. 3-5 OAT  2 Bulan • Tahap lanjutan  bertujuan membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada dalam tubuh, khususnya kuman persisten sehingga pasien dapat sembuh dan mencegah terjadinya kekambuhan. 2 OAT  6-12 Bulan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis. [Cited 2022 Dec 31]. Available From: Https://Www.Idai.Or.Id/Professional- Resources/Pedoman-Konsensus/Pedoman-Nasional-Pelayanan-Kedokteran-Tata-Laksana-Tuberkulosis
  • 27. Nama Obat Dosis Harian (mg/kgBB/hari) Dosis Maksimal (mg/ hari) Efek Samping Isoniazid (H) 10 (7-15) 300 Hepatitis, neuritis perifer, hipersensitivitis Rifampisin (R) 15 (10-20) 600 Gastrointestinal, reaksi kulit, hepatitis, trombositopenia, peningkatan enzim hati, cairan tubuh berwarna orange kemerahan Pirazinamid (Z) 35 (30-40) - Toksisitas hepar, artralgia, gastrointestinal Etambutol (E) 20 (15-25) - Neuritis optic, ketajaman mata berkurang, buta warna merah hijau, hipersensitivitas, gastrointestinal Dosis OAT Pada Anak Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
  • 28. Panduan OAT Dan Lama Pengobatan TB Pada Anak Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
  • 29. Dosis OAT KDT Pada TB Anak Nama Obat Fase Intensif Fase Lanjutan Rifampisin 75 mg 75 mg INH 50 mg 50 mg Pirazinamid 150 mg - Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
  • 30. Anak tinggal serumah atau kontak erat dengan penderita TB (BTA (+)) Evaluasi gejala Tidak Profilaksis • Isoniazid (INH): 5 – 10 mg/kgBB/hari selama 6 bulan • Dosis maksimal 300 mg/hari • 1 kali sehari di jam yang sama Anak < 5 tahun, HIV (+) Anak > 5 tahun, HIV (-) Profilaksis Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P. Ada PP INH Follow up Tidak perlu PP INH Timbul gejala atau tanda TB Tidak Observasi Lengkapi pemberian INH selama 6 bulan ya Lihat alurr diagnosis TB Pada Anak
  • 31. Alur Investigasi Kontak Ibu Aktif Pada Bayi Kementrian Kesehatan Ri. Buku Petunjuk Teknis Manajemen Dan Tatalaksana TB Anak 2016. 2016. 1–98 P.
  • 32. Terapi Suportif a) Asupan gizi yang adekuat. b) Jika ada penyakit lain  tata laksana c) Fisioterapi dilakukan pada kasus pasca bedah. d) Dan untuk lain-lain seperti rujukan subspesialis, rujukan spesialisasi lainnya dll, TB tulang  konsultasi ke Sub bagian Bedah Ortopedi meningitis TB  Neurologi Anak dan perlu dikonsultasikan ke Bagian Mata, TB milier  konsul ke Bagian Mata untuk evaluasi adanya TB koroid. (6) T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
  • 33. Non Medikamentosa (Edukasi) a) Pengobatan TB berlangsung lama, minimal 6 bulan, tidak boleh terputus, dan harus kontrol teratur tiap bulan. b) Obat rifampisin dapat menyebabkan cairan tubuh (air seni, air mata, keringat, ludah) berwarna merah. c) Secara umum obat sebaiknya diminum dalam keadaan perut kosong yaitu 1 jam sebelum makan/ minum susu, atau 2 jam setelah makan. Khusus untuk rifampisin harus diminum dalam keadaan perut kosong. d) Bila timbul keluhan kuning pada mata, mual, dan muntah, segera periksa ke dokter walau belum waktunya.(6) T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia.
  • 34. Respons klinis Evaluasi radiologis Efek samping OAT Akhir pengobatan, kecuali jika ada perburukan klinis. Jika gambaran radiologis memburuk, evaluasi kepatuhan minum obat, dan kemungkinan kuman TB resisten obat. Keluhan awal membaik. Respons yang nyata  2 bulan awal T, Pudjiadi Badriul Ah, Setyo H, Nikmah H, Idris S, Gandaputra Ep, Et Al. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Evaluasi Hasil Pengobatan
  • 35. Prognosis • Dengan pengobatan yang konsisten dan cepat, TB dapat disembuhkan. • Meningitis tuberkulosis hanya dapat sembuh dengan diagnosis dini dan inisiasi terapi optimal; tidak diobati, biasanya menyebabkan kematian.

Editor's Notes

  1. Batuk: batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat disingkirkan. Batuk tidak membaik dengan pemberian antibiotika Demam: dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain- lain). Demam umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesilik TB pada anak apabila tidak disertai dengan gejala-gejala sistemik/umum lain. BB turun: BB turun atau tidak naik dalam 2 bulan sebelumnya. atau terjadi gagal tumbuh (ailure to thrive) meskipun telah diberikan upaya perbaikan gizi yang baik dalam waktu 1-2 bulan. Lesu: Lesu atau malaise ≥ 2 minggu. Gejala-gejala tersebut menetap walau sudah diberikan terapi yang adekuat. (3,6)
  2. Pungsi lumbal: Untuk mengetahui ada tidaknya meningitis TB.